PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Sebuah robot dengan mata merah menyala, seorang wanita memasang bentuk wajah pada robot, lalu berubah menjadi sosok anak kecil dan menyapa “Halo. Aku seorang robot AI, Nam Shin I. Wanita tersebut dengan berkaca-kaca menyapa Shin mengaku sangat rindu pada anaknya. Robot AI pun langsung memberikan pelukan.
[Episode 1- Terwujudnya pembuatan manusia.]

[Satu tahun sebelumnya]
[Seoul, 1997]
Dalam sebuah ruangan, semua orang memberikan tepuk tangan saat Nyonya Oh masuk ke ruangan dengan presentasi robotnya.
“Anak laki-laki ini saat ini adalah pilihan terbaik, tapi itu tidak cukup baik untukku. Dalam waktu dekat robot yang bisa disalahartikan sebagai manusia akan muncul yang bisa menjadi pengganti orang-orang  tercinta yang berada jauh dari kita.” Ucap Nyonya Oh, Tiba-tiba seorang anak kecil menyela
“Tidak! Itu bukan aku! Aku bukan robot, tapi orang!” ucap Shin melihat wajahnya menjadi seorang robot.
“Ya, kau memang orang.” Ucap Nyonya Oh lalu memperkenalkanpada semua orang kalau Shin Il adalah anaknya yang berumur tujuh tahun.
“Aku terkadang berharap dia ini robot kecil yang penurut.” Akui Nyonya Shin lalu mengoda anaknya kalau memintanya agar  tetap tenang.
“Aku memang orang yang susah diatur. Teruskan saja penjelasannya.” Balas Shin Il lalu Nyonya Oh pun meminta anaknya bisa menjaga sikap.
“Kalau tidak, Ibu nanti akan membuat robot mirip kau, dan lebih menyayangi dia.” Kata Nyonya Oh mengejek
“Tak masalah. Aku juga lebih suka sama Ayah.” Balas Shin Il. Nyonya Oh hanya bisa tersenyum mendengarnya.



Keduanya keluar dari gedung, berjalan sambil bergandengan. Shin Il bertanya apakah ibunya marah karena mengataan lebih suka Ayah. Nyonya Oh mengelengkan kepala, sambil mengoda anaknya kalau suaminya itu lebih menyukai dirinya dibanding anaknya.
“Kata siapa? Apa Ibu masuk ke dalam hati  Ayah dan memeriksanya?” ejek Shin Il
“Kalau kau penasaran, tanya saja sendiri sama Ayah.Ayah juga akan segera datang. Ayo kita ke bandara dan pulang.” Kata Nyonya Oh
“Aku mau menelepon Ayah dan bertanya sama dia.” Ucap Shin Il berlari mengambil ponsel dari tangan ibunya. 

Shin Il menelp dan keduanya mendengar kalau suara deringan telp Ayah Shin yang dekat dengan mereka. Seseorang berdiri menatap sinis pada keduanya, tiba-tiba beberapa orang langsung menarik Shin Il dan memasukan ke dalam mobil. Nyonya Oh berteriak bertanya siapa yang berani mengambl anaknya.
“Maaf jika kami mengagetkan Anda. Ketua ingin bertemu Shin.” Ucap pria bernama Seo Jong Gil. Nyonya Oh ingin tahu alasannya.
“Kami sudah hidup tenang di luar negeri selama ini karena dia menolak menerima kami sebagai menantu atau cucu, jadi kenapa?” ucap Nyonya Oh. Tuan Seo hanya bisa meminta maaf.
“Aku baru saja mengajar kelas. Jika kau mengizinkan aku bertemu suamiku, kami tidak akan kembali lagi...” kata Nyonya Oh lalu  tersadar kalau ponsel suaminya ada ditangan Tuan Seo.
Tuan Seo hanya memberikan sebuah surat, Nyonya Oh ingin tahu apa maksudnya. Tuan Seo memberitahu kalau isi suratnya adalah  konfirmasi kematian Jung Woo dan Peti matinya sudah dibawa dari rumah semalam. Nyonya Oh kaget, dengan memastikan kalau maksudnya Jung Woo  meninggal.
“Dia bunuh diri.” Ucap Tuan Seo. Nyonya Oh tak percaya ingin tahu alasan suaminya bunuh diri
“Padahal Shin kami ingin mengunjungi  ayahnya selama beberapa hari, jadi kenapa?” kata Nyonya Oh berteriak ingin mengambil Shin dari mobil tapi mobil sudah lebih dulu beranjak pergi.
“Ketua berpesan dia akan mengurus cucunya. Jika Anda memeriksa rekening bank Anda,  Anda pasti akan tenang.” Kata Tuan Seo lalu pergi meninggalkan Nyonya Oh yang terjatuh. 


Nyonya Oh akhirnya menangis menemui tempat abu Nam Jung Woo, sambil berkata kalau merasa kesepian dan ia juga bisa merasakan kalau anaknya yang dibawa juga pasti kesepian.
“Jangan khawatir... Aku pasti akan menjemput Shin” ucap Nyonya Oh berjanji pada suaminya. 

Nyonya Oh mengemudikan mobilnya dan langsung menerobos masuk ke dalam gerbang dan akhirnya berhenti didepan rumah. Tuan Seo dan para penjaga sudah siap menghalangi sebelum masuk. Nyonya Oh membawa tumpukan uang dalam tas besar.  
“Cuma ini sisa uangnya, setelah beli mobil. Jika kau memberiku lebih banyak uang, aku pasti akan beli mobil yang lebih mahal. Kau tahu 'kan uang itu akan kugunakan buat apa?” ucap Nyonya Oh dengan nada tinggi.
“Aku jadi tercengang. Kukira kau masih berduka atas berpulangnya Jung Woo.” Ejek Tuan Seo. Nyonya Oh tak peduli langsung berteriak memanggil Shin agar bisa keluar dari rumah untuk menjemputnya.

Tuan Seo membiarkan Nyonya Oh berteriak mencari Shin sampai akhirnya Shin keluar dengan pakaian seperti anak chaebol. Nyonya Oh langsung memastikan kalau anaknya baik-baik saja karena sangat khawatir dan sangat rindu pada anak satu-satunya.
“Aku takkan ikut Ibu... Disini lebih enak... Aku mau tinggal di sini sama Kakek.” Ucap Shin dengan nada ketus.
“Apa maksudmu? Apa ada orang yang  menghasutmu? Apa mereka mengancammu?” kata Nyonya Oh kaget mendengar tanggapan anaknya. Shin mengaku bukan seperti itu.
“Terus apa? Ayo kita pulang.” Kata Nyonya Oh ingin mengajak anaknya pergi.
“Aku tidak ingin mati seperti Ayah! Ayah meninggal karena Ibu.” Teriak Shin. Nyonya Oh kaget bertanya siapa yang mengatakan itu pada anaknya.
“Aku tak mau  memberitahu Ibu. Aku sudah tahu semuanya. Gara-gara Ibu, Ayah jadi  kesulitan... Aku tidak ikut, jadi jangan kembali kesini. Kalau tidak, aku juga akan mati.” Ucap Shin lalu berjalan pergi. Nyonya Oh berteriak memanggilnya dan para pengawal menahan agar tak mengejar Shin. 


Shin menemui Tuan Nam Gun Ho yang terlihat dingin sambil berkata kalau sudah menepati janjinya dengan memastikan kalau kakeknya itu tak melakukan apapun pada ibunya. Tuan Nam pun mengangguk. Sementara Nyonya Shin terus berteriak akan mengambil anaknya dari rumah keluarga suaminya.
“Shin juga akan terluka.” Ucap Tuan Seo sebelum Nyonya Shin akan pergi. Nyonya Shin seperti tak percaya.
“Cara Ketua pasti selalu berhasil. Jung Woo meninggal karena dia  menentang Ketua. Bukankah anakmu tetap hidup lebih penting daripada anakmu terus disampingmu? Bagaimana jika Shin terluka karena keserakahanmu? Apa Kau bisa mengatasinya?” ucap Tuan Seo. Nyonya Oh pun hanya bisa terdiam. 

Di dalam sebuah penerbangan, Pramugari ingin membantu menyalakan lampu melihat Nyonya Oh yang memegang sesuatu. Nyonya Oh ternyata sengaja mematikan lampu karena terus menangis menatap foto anaknya yang diambil paksa oleh keluarga suaminya.
Sementara Shin menangis ketakutan karena ada bunyi petir, di depan pintu pelayan ingin masuk ke dalam. Shin berteriak melarang agar tak masuk dan terus menangis sambil menutup telinganya. 

[Republik Ceko, 1998]
Nyonya Oh akhirnya memasang wajah anak kecil pada sebuah robot, dan wajahnya mirip dengan Shin anak yang diambil oleh keluarga suaminya. Shin menyapa Nyonya Oh dengan bahasanya “Halo. Aku seorang robot AI Nam Shin Il dan memanggilnya Ibu.
“Bisakah kau memanggilku "Ibu" sekali lagi?” ucap Nyonya Oh tak percaya. Robot Shin pun kembali memanggilnya.
“Ibu rindu padamu... Sangat rindu.” Ungkap Nyonya Oh dengan berkaca-kaca
“Aturan Nomor Satu... Peluk mereka jika mereka menangis.” Kata Shin lalu memeluk Nyonya Oh dengan erat. 

Robot Shin keluar dari rumah, lalu melihat ada tangga didepanya dan hanya terdiam. Nyonya Oh didalam rumah memanggil Shin sampai akhirnya melihat kalau Shin sudah terjatuh ditangga. Akhirnya Ia membawa Shin kembali ke dalam rumah dan memasang alat pada bagian belakang leher.

[Seoul, 2004]
Shin sudah mulai beranjak dewasa, hanya duduk diatap sendirian sambil mendengarkan musik.
[Republik Ceko, 2004]
Nyonya Oh hanya bisa melihat wajah Shin mulai dewasa dari foto-foto, wajahnya terlihat sangat rindu pada anaknya. 

[Republik Ceko, 2006]
Nyonya Oh membuat kembali Shin dalam wajah remaja,  dan kembali menyapa “seorang robot AI, Nam Shin II dan melihat kalau ibunya sekarang lebih pendek dibanding dirinya. Nyonya Oh mengaku tidak makin pendek tapi Shin yang makin tinggi.
“Lengan dan kakiku lebih panjang, dan tangan serta kakiku lebih besar.” Ucap Shin melihatnya. Nyonya Oh membenarkan.
“Kau juga jauh lebih kuat dari Ibu dan Ibu ada hadiah buatmu.” Kata Nyonya Oh bangga lalu mengajaknya ke depan rumah.
“Di anak tangga itu, Ibu pernah jatuh disitu. Apa Kau mau coba?” kata Nyonya Oh. Shin akhirnya melangkah kakinya menuruni tangga sambil ke bawah.
“Anak Ibu hebat sekali.” Puji Nyonya Oh tersenyum lebar. Shin menatap Nyonya Oh dengan wajah seperti heran. Nyonya Oh bertanya apakah Shin   merasa tak nyaman
“Tersenyum lebar itu bagaimana caranya? Aku juga ingin tersenyum seperti Ibu.” Ucap Shin sebagai seorang robot.
“Ibu juga ingin kau bisa tersenyum... Ibu pasti akan membuatmu tersenyum, Shin.” Kata Nyonya Oh. 



[Republik Ceko, 2015]
Nyonya Oh kembali membuat robot dan sosok Shin menjadi lebih dewasa dengan mata biru keluar dari tabung. Shin terlihat seperti sosok manusia walaupun tatapan robot. Shin berdiri memakai kemeja dan celananya, lalu melihat ibunya berdiri tak jauh darinya dan menatapnya.
“Ibu Cuma teringat seseorang.” Ucap Nyonya Oh dengan mata berkaca-kaca.
“Aturan nomor satu. Jika seseorang menangis, peluklah mereka.” Kata Shin lalu memeluk Nyonya Oh pada ibunya. 

[Seoul, 2018]
Shin sudah beranjak dewasa duduk dibelakang sopir mobilnya dan kacamata hitam layaknya seorang Chaebol, ditanganya terlihat ponsel dengan berita ["Di mana insinyur robotika jenius yang menghilang 20 tahun silam?"] dengan foto ibunya.
Sementara di mobil lain, beberapa pengawal berkumpul dengan Ketua pengawal memberitahu Paparazzi menyerbu  mereka adalah aib bagi tim keamanan PK Group jadi meminta agar membuat pertahanan yang tak  tertembus hari ini.
“Jika kalian gagal, kalian akan dipecat. Mengerti?” ucap Ketua. Semua mengangguk mengerti termasuk Kang So Bong
“Ini uang untuk kameranya. Pecahkan kamera mereka dan lemparkan ini.” Kata Ketua. So Bong melotot melihat uang dalam amplop yang tebal.
Akhirnya Shin turun dari mobil dan semua pengawal langsung melindunginye dengan memastikan kalau tak ada wartawan yang mengambil gambar. So Bong tiba-tiba melihat seseorang mengambil dari kejauhan dan langsung berteriak akan mengejar dan menangkapnya. Si wartawan panik langsung masuk ke dalam mobil.
“Kau pikir mau kemana?” ucap So Bong melihat mobil Si wartawan yang mogok lalu masuk ke dalam mobil untuk menangkapnya. Tapi setelah itu keduanya malah terlihat akrab dengan senyuman. Reporter Jo meminta bayaran.
“Setengah-setengah.. Oke..” ucap So Bong memberikan uang dan meminta kamera dari tangan temanya.
“Yang lain pasti terkejut kalau mereka tahu kau mengambil foto paparazzi Nam Shin. Tapi, siapa sangka, seorang pengawal akan mengambil dan menjual foto VIP?” ucap Reporter Jo memberikan sebuah jam tangan sebagai kamera.
“Ini pertama kalinya aku menggunakan kamera tersembunyi. Semoga saja aku tak ketahuan.” Kata So Bong gugup.
“Kenapa, kau gugup? Kau biasanya pegang itu tiap kali kau gugup.   kudengar dia sekarang  lebih suka sama aktris daripada idol. Akan Kubayar kau dua kali lipat kalau ada wajah baru yang dekat sama dia.” Kata Reporter Jo. So Bong pun dengan senang hati mendapatkan bayaran mahal lalu beranjak pergi.

So Bong melapor pada atasanya kalau sudah memecahkan kameranya dan memberikan uang. Ketua memujinya,  dengan mengeluh kalau reportera itu memotret dan menjual foto yang bukan miliknya, dan mengejek kalau Reporter memang manusia yang paling parah.
"Manusia harus hidup jujur untuk menjadi orang yang jujur." Itulah pelajaran hidup yang selalu Anda tekankan pada kami. Respect, respect.” Ucap So Bong dengan nada tinggi. Ketua terlihat malu hanya memujinya lalu menyuruh pergi. 

So Bong akhirnya berdiri dengan para pengawal lainya yang memberikan acungan jempol sebagai pujianya. Saat itu Shin sedang duduk di ruang tunggu lalu terlihat sosok wanita mendekati Shin mengunakan jaket.  Ia teringat ucapan Reporter Jo “Katanya dia sekarang  lebih suka sama aktris daripada idol. Kubayar kau dua kali lipat kalau ada wajah baru yang dekat sama dia.”
“Berita daebak! Bukankah itu Go Sae Hee dari Girl Crush?” ucap pegawal lain melihat Shin duduk dengan seorang wanita.
“Hei... Lindungilah kehidupan pribadi VIP seperti hidupmu sendiri. Jika kau tidak ingin dipecat, awasi terus.” Tegas So Bong. Juniornya pun segera membalikan badan untuk berjaga-jaga.
So Bong mengambil gambar dari jam tanganya, terlihat gambar Shin seperti sedang berpelukan bahkan berciuman. Setelah itu bergegas meminta izin untuk ke kamar kecil dengan senyuman bahagia karena misinya selesai dan akan mendapatkan bayaran. 

Saat akan masuk toilet, tiba-tiba jam tanganya diambil oleh Shin yang berdiri didepan So Bong.  Shin menyindir kalau sangat menarik melihat Kamera tersembunyi di jam tangan, Shin panik meminta agar  jangan salah paham dengan beralasan kaalu baru saja mengambil i dari paparazzi.
“Kau siapa? Apa benar kau itu pengawal? Kau selama ini menjualku, kan? Foto-foto yang di Internet itu dari kau, kan?” ucap Shin marah
“Anda salah paham. Aku merasa bersalah, Direktur Nam.” Kata So Bong panik
“Apa Kau merasa bersalah? Ternyata Kau tidak kenal takut juga ? Kau tadi pasti memotretku. Aku itu tadi mencium dia  untuk memancingmu.” Akui Shin
“Aku takkan pernah melakukan hal  seperti itu. Paparazzi itu yang..” kata So Bong membela diri tapi Shin sudah lebih dulu memukulnya.
“Apa kau meremehkanku? Jangan pura-pura polos kau!” teriak Shin akhirnya semua orang melihat dan mengambil foto dengan ponsel
“Kenapa kalian pada memotret? Kalian juga memotret buat dapat uang, kan? Silakan potret saja.” Teriak Shin meluapkan semua amarahnya.
Beberapa pengawal akhirnya datang mencoba agar orang-orang tak mengambil foto Shin. So Bong dengan wajah kacau ingin mengambil SD Card dari jam tangan, tapi Ji Young Hoon lebh dulu datang mengambilnya, berpikir kalau akan bicarakan nanti.
“Di mana Direktur Nam?” tanya Tuan Ji. So Bong binggung karena tak melihat Shin ada di dekatnya.
“Sepertinya dia sudah naik pesawat... Penerbangan langsung ke L.A.” kata Kepala Pengawal melapor. 
Tuan Ji bergegas masuk ke dalam pesawat tapi tak melihat Shin duduk di bangku pesawat. Saat itu ponselnya berdering. Shin mengejeknya, Tuan Ji ingin tahu keberadaan Shin sekarang. Shin mengaku kalau ada pesawat dan Tuan Ji sedang bersamanya.
“Tak usah bercanda. Dimana kau?” ucap Tuan Ji menahan amarah
“Aku kasih kau petunjuk.... Aku lihat ada awan putih.. Bahkan , cuma awan putih yang kulihat.” Ucap Shin dengan nada mengejek duduk dibangku pesawat.
“Berarti kau di pesawat lain, kan.. Shin, selesaikan presentasi mobil otonom dulu sebelum kau pergi.” Kata Tuan Ji
“Aku lebih suka pesawat daripada mobil... Karena aku bisa pergi jauh.” Kata Shin
“Kau mau kemana sebenarnya? Bagaimana kalau Ketua tahu...” ucap Tuan Ji disela oleh Tuan Shin.
“Bukankah semuanya ada di media sosial? Aku sudah terkenal sebagai sampah masyarakat yang memukuli wanita sekarang. Jika aku presentasi sekarang yang ada bisnis utama grup kita dicacimaki juga. Jadi, aku akan menghilang demi perusahaan. Kakek dan Direktur Eksekutif  pasti juga senang kalau aku pergi. Hyung juga, tak usah mengikutiku. Kalau begitu, selamat tinggal.” Ucap Shin dan langsung menutup telpnya dari atas pesawat. 



Ketua memarahi So Bong karena sudah memerintahkan untuk  melindungi Shin tapi malah memotret. Ia bahkan menerima cibiran karena Seluruh tim keamanan terhina akibat ulang So Bong. So Bong hanya bisa diam tanpa bisa melawan.
“Jadi apa tidak ada masalah asal uangmu banyak?” teriak Ketua. Tuan Ji datang menghentikan omelan Ketua pengawal.
“Harap diproses surat pengunduran dirinya Kang So Bong. Dan serahkan dokumen resmi agar dia tidak bisa bekerja sebagai pengawal.” Ucap Tuan Ji. So Bong kaget mendengarnya.
“Aku takut kau nanti menyakiti orang lain. Kuharap kita tidak akan pernah  melihatmu lagi.” Ucap Tuan Ji lalu berjalan pergi. So Bong hanya bisa terdiam. 

So Bong akhirnya menemui Reporter Jo memberikan sebuah plastik. Reporter Jo binggung apa maksudnya.  So Bong memberitahu kalu itu Kamera tersembunyi yang sudah hancur lebur, bahkan  dipecat jadi  tidak bisa  membayarnya.
“Jadi apa rencanamu? Apalagi kau dipecat karena aku.” Ucap Reporter Jo merasa bersalah. So Bong pikir temanya itu bersikap berlebihan.
“Aku juga ingin melakukannya. Akulah orang yang terlena karena uang. Kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri?” kata So Bong
“Ini karena aku merasa bersalah.” Kata Reporter Jo. So Bong tak ingin membahasnya lagi.
“kalau perlu, Aku akan kerja jadi penjaga  anjing keluarga kaya” kata So Bong santai lalu berjalan pergi dengan melambaikan tangan dan menahan sedih.  Repoter Jo tak enak hati memanggil So Bong.
Saat itu Reporter Jo menerima telp dari Shin melaporkan kalau So Bong  belum tahu dan mengomel karena memukul So Bong. Ia kesal karena Shin itu sebenarnya sudah tahu apa yang akan terjadi karena merencanakannya dan tak enak hati dengan So Bong yang merahasiakanya. Shin seperti tak peduli dan langsung menutup telpnya.
Shin sudah duduk diatas pesawat dengan santai lalu meminta minum pada pramugari. Saat itu seorang pria diam-diam duduk dibelakang menatap Shin dari kejauhan. Dia adalah Choi Sang Guk.
Bersambung ke Episode 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar