PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 06 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 4

PS : All images credit and content copyright : KBS
So Bong ditarik keluar oleh pengawal, lalu duduk melamun di dekat In Tae dan Robocop. In Tae heran melihat So Bong malah melamun dan berpikir kalau ditampar lagi. Robocop terlihat marah karena berani melakukan sesuatu pada So Bong.
“Kalian pergilah... Noona nanti telepon lagi.” Ucap So Bong. In Tae pikir So Bong tak bertemu Shin lagi dan ingin tahu apa yang dilakukan saat masuk ke dalam gedung.
“Noona. Begini...Entah kau tadi ketemu dia atau tidak, kau jangan sampai lupa janjimu membelikan kami daging sapi.” Kata Robocop menagih janji
“Masa bodoh sama daging sapi. Aku sudah suruh kalian pergi! Apa Kalian mau tangan kalian kupanggang di panggangan daging?” tegas So Bong mengancam. Robocop tetap ingin menagih janji. In Tae langsung menarik Robocop agar pergi saja.
“Hei.. Apa Kau memelukku kalau aku menangis? Apa dia sekarang pura-pura  sok suci? Ah, kau pasti mau memperbaiki citramu, kan?” teriak So Bong marah.
Saat itu terdengar suara Reporter Jo memanggil So Bong,  So Bong langsung memberikan tendanganya. Reporter Jo berteriak panik. 


Di dalam gedung, Salah satu reporter mengaku senang melihat sikap Shin yang berbaikan dengan korban tadi dan berpikir kalau semua pasti direncanakan, Tuan Ji menjawab kalau bukan seperti itu kalau Direktur Nam selama ini sudah merenungkan perbuatannya.
“Dia agak aneh... Dia 'kan bukan tipe orang yang  mudah memeluk orang.” Komentar Ho Yeon melihat sikap Shin.
“Dia pasti sudah dewasa saat dia kabur ke luar negeri.” Ungkap Tuan Seo. Tuan Nam tak percaya mendengarnya.
“Orang takkan bisa semudah itu berubah.” Ungkap Tuan Nam 

Shin menemui kakeknya, Tuan Nam mengeluh Shin yang  selalu seenaknya entah datang atau pergi dan cepat pulang, sambil menyindir kalau seharusnya datang ketika pemakamanya saja. Robot Shin melihat Tuan Shin teringat dengan pesan Tuan Ji “Shin biasanya menghindari Ketua. Dia jarang berbicara dengannya.” Lalu memalingkan wajahnya.
“Kau bahkan tadi buat keributan.. Jangan pura-pura baik.  Kau tak cocok begitu.” Kata Ho Yeon sinis. Shin mengingat pesan Tuan Ji agar menghina Ho Yeon.
“Bibi juga 'kan pura-pura baik  di depan Kakek.” Balas Shin. Tuan Seo merasa tak boleh melakukan hal itu.
“Aku senang Anda sudah kembali, Direktur Nam.” Kata Tuan Seo menjabat tangan Shin dengan senyuman di wajahnya. Shin mengedipkan matanya.




Flash Back
Nyonya Oh memberitahu kalau itu tanda kalau orang itu berbohong dan Sensor di tangan Robot Shin akan membaca  denyut nadi, napas, dan perubahan suhu tubuh untuk mengetahui apakah  orang itu berbohong.
“Pendeteksi kebohongan sudah ditambahkan. Jika mereka mengedipkan mata, berarti itu bohong. Yah... Manusia bisa berbohong dengan memasang wajah datar. Jangan mudah tertipu oleh orang seperti Seo Jong Gil.” Ucap  Nyonya Oh. 

Shin langsung berkomentar kalau itu Bohong karena menurutnya Tuan Seo tidak ingin Nam Shin kembali. Tuan Seo terlihat kaget mendenagrnya. Shin mengaku tahu karena punya pendeteksi kebohongan. Tuan Seo binggung apa maksud Pendeteksi kebohongan.
“Kau kreatif juga dengan mengejek orang.” Ungkap Tuan Seo menganggap hanya mengodanya saja.
“Shin... Jaga bicaramu...” bisik Tuan Ji memperingatkan Shin agar tak berlebihan.
“Aku pasti ada salah sampai Direktur Nam marah dan buat lelucon seperti ini. Leluconmu agak berlebihan, Direktur Nam.” Komentar Tuan Seo. 

Nyonya Oh menaiki taksi melihat kalau Seoul rupanya telah banyak berubah. Sopir taksi berkomentar kalau Nyonya Oh itu pasti sudah lama tak datang ke Seoul dan seharusnya datang lebih cepat.
“Aku sudah sampai... Bagaimana keadaan Shin?” tanya Nyonya Oh menelp David yang ada di Ceko.
“Fokus saja awasi anak robotmu itu. Pastikan dia bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.” Kata David menatap Shin yang masih tak sadarkan diri lalu menutup telp.
“Maaf. Ini pasti lingkungan baru juga bagimu... Cepatlah sadar sebelum semuanya makin sulit bagimu, ibumu, dan dia.” Ucap David pada Shin yang terbaring. 

Tuan Seo meluapkan semua amarah dengan melempar botol wine dan menendang Sek Park sampai terjatuh, lalu menyuruhnya kembali berdiri. Sek Park langsung berdiri dan kembali meminta maaf.  Tuan Seo sangat marah meminta agar tahu alasan bisa terjadi yang ada diatas panggung.
“Jika orang itu mengkhianati kita, temukan dia dan bunuh dia.” Kata Tuan Seo mencengkram bajunya.
“Tapi dia telah melayani Anda  selama bertahun-tahun. Dia tak mungkin mengkhianati kita.” Ucap Sek Park
“Kau bilang Tak mungkin? Tapi kenapa orang yang sudah ditabrak truk masih hidup? Itu harusnya mustahil, tapi nyatanya dia pulang ke Korea dan mempermalukanku di depan umum.” Teriak Tuan Seo. Sek Park kembali meminta maaf.
“Aku akan mencaritahu. Tapi Anda bilang ada sesuatu yang tak boleh diketahui Direktur Nam. Apa mungkin karena dia sudah tahu hal itu, makanya dia kembali kesini?” kata Sek Park  
“Untungnya tempat yang didatangi dia kemarin tidak ada hubungannya dengan itu!” ungkap Tuan Seo  
“Bukankah hal yang tidak boleh diketahui Direktur Nam itu tentang ayahnya?” kata Sek Park melihat tatapan Tuan Seo akhirnya hanya bisa meminta maaf
“Kau tak usah banyak tanya...,kau cepatlah  hubungi orang itu.” Perintah Tuan Seo. 

Shin duduk di dalam ruangan dengan senyuman lebar. Tuan Ji dengan nafas sinis menyuruh Shin agar tak tersenyum, dengan memperingatan kalau Memeluk Kang So Bong dan menyinggung soal pendeteksi kebohongan juga berisiko.
“Tapi memeluk seseorang yang menangis...” kata Shin dan langsung disela oleh Tuan Ji.
“Aku tahu itu aturannya... Tapi apa alasanmu kemari?” kata Tuan Ji. Shin menjawab kalau karena permintaan Ibu.
“Dia memintamu menjadi Shin yang sebenarnya. Bukannya kau bilang Ibu lebih  penting daripada aturan apapun? Demi ibumu, kau tak boleh ketahuan kalau kau itu robot. Apalagi ketahuan oleh mereka.” Kata Tuan Ji merasa kalau ucapanya itu memang benar. Shin hanya terdiam.
“Tapi usahamu sudah bagus hari ini. Terima kasih telah melakukannya seperti yang sudah kuajarkan.” Ucap Tuan Ji sambil tersenyum.
Shin bisa melihat Tuan Ji yang bisa tersenyum. Tuan Ji mengaku kalau mungkin karena stresnya mulai berkurang. Shin pun mengaku sekarang bisa tenang. Tuan Ji pikir Doktor Oh seharusnya sudah sampai sekarang jadi akan panggilkan supir dan bisa menemui ibunya. 
Ketika akan keluar dari ruangan, Ye Na masuk ruangan dan langsung merangkul lengan Shin bertanya mau pergi kemana dan ingin ikut kemanapun Shin pergi. Shin melihat sikap Ye Na langsung menarik tanganya tak ingin disentuh.

Reporter Jo tak percaya kalau Shin memeluk So Bong diatas panggung. So Bong yang sangat marah memberikan peringatan dengan kepalan tangan agar tak mengikutinya. Reporter Jo memohon agar So Bong mau berbicara denganya.
“Mau kutunjukkan teknik bela diriku? Arm bar atau hoke hold.  Kau mau yang mana?”kata So Bong siap memberikan pukulan. Reporter Jo langsung menolak.
“Aku cuma mau bilang, kau pakai kartu pass-ku saja buat datang ke resepsi biar kau bisa bicara dengan Direktur Nam. Dan aku bisa meminta dia menghapus  namamu dari daftar hitam. Kau boleh tak memaafkan aku. Kau boleh tak memberiku kesempatan! Tapi aku harus melihatmu kembali bekerja agar aku bisa tenang. Aku bahkan akan memberikan semua uang  yang kudapatkan dari pekerjaan itu.” Kata Reporter Jo. So Bong seperti mulai percaya mendengarnya.
“Tapi bagaimana kalau Direktur Nam mengabaikanmu juga?” ucap So Bong. Reporter Jo menyuruh agar ikut saja lebih dulu. 

Acara Party diadakan dalam sebuah club, So Bong bisa masuk dengan kartu press bersama Reporter Jo. Sementara Ye Na mendekati Shin kembali merangkulnya. Tuan Ji langsung membalikan badan, saat itu Shin langsung menarik tanganya tak ingin disentuh. Ye Na mengeluh karena Shin yang terlalu konsisten.
“Kau itu sangat menyayangiku.” Ucap Ye Na. Shin menegaskan kalau hanya menganggap Ye Na sebagai adik.
“Jangan khawatir. Aku akan menjadi istri sekaligus adikmu. Berhenti diambil gambar sama perempuan lain. Mari kita menikah sekarang.” Ucap Ye Na. Shin langsung menolak dengan tegas.

Ye Na heran kenapa Shin malah menolaknya, Shin menatap sesuatu dalam datanya kalau [Kembang api, penyebab kebakaran di klub Brazil] Ye Na kesal melihat Shin malah melihat wanita lain. Shin mengatakan kalau berbahaya jadi Tak boleh ada kembang api.  Ye Na menahan Shin agar tak turun karena akan menghampiri wanita yang membawa kembang api. 

So Bong datang langsung mengambil kembang api dari tangan wanita, dengan menegaskan kalau mereka terluka jika main kembang api. Si wanita tak peduli karena dalam club pasti memainkan kembang api bahkan mengejek So Bong yang sudah mulai keriput. 

Ye Na datang melihat karton yang terjatuh melihat tulisan [Nam Shin harus minta maaf!] dan langsung merobeknya. So Bong berteriak marah,  Ye Na pikir So Bong gila karena berani datang sambil mengejeknya “Penipu Kang So Bong.”
“Kau bilang "Penipu"? Aku mau ketemu orang.  Jadi, minggirlah...” ucap So Bong marah.
“Orang itu pasti Direktur Nam, 'kan? Aku manajer tim PR di PK Group dan juga tunangannya  Direktur Nam Shin.” Akui Ye Na bangga.
“Oh... berarti kau patung batu, ya? Yang diam saja, meskipun pacarnya selingkuh?” ejek So Bong
“Aku tidak akan membiarkanmu menemuinya, jadi Keluar kau sekarang juga.” Balas Ye Na
So Bong tak peduli karena Ye Na itu cuma tunangannya karena Pertunangan bisa batal  kapanpun itu. Ye Na makin marah merasa kalau So Bong datang untuk berkelahi. Keduanya saling adu mulut, sampai akhirnya Reporter Jo melihat Shin yang datang. 

Reporter Jo menyapa Shin lebih dulu, Shin tak mengenalnya karena baru pertama kali bertemu. Reporter Jo memperkenalkan diri, menegaskan kalau pasti mengetahuinya. So Bong melihat sikap Shin merasa sudah menduga pasti mengabaikan dan tidak mengenalnya. Ye Na makin mengumpat kalau keduanya penipu.
“Maaf... Apa kau.. Reporter Jo...Bisa bicara dengan kami sebentar?” ucap Tuan Ji. Reporter Jo binggung lalu mengikuti Tuan Ji.
Ketiganya akhirnya duduk di cafe lain. Tuan Jo mengaku  tahu semua perbuatan Direktur Nam,  tapi ini bertemu dengan Reporter Jo. Reporter Jo binggung karena harusnya ini jadi rahasi untuk Shin dan mengatakan takkan pernah kembali ke Korea tapi sekarang malah kembali ke Seoul.

“Yang tadi itu, tindakanmu tepat sekali. Tindakan kau yang pura-pura tak kenal aku. Jika mereka tahu kita Merencanakan insiden kamera tersembunyi itu...,pasti semua orang  pada berisik. Tapi... Aku kasihan sama So Bong.. Dia malah jadi daging kurban. Kenapa kau melarangnya bekerja?” cerita Reporter Jo
“Kalau itu, aku saja yang urus.” Ucap Tuan Ji lalu menyuruh Reporter Jo agar minum lebih banyak. 

Di dalam club para wanita mulai menyalakan kembang api. Sementara So Bong menenangkan amarah dengan mencuci wajah di toilet. Ye Na masuk melihat So Bong dengan sengaja memercikan tanganya kearah So Bong, So Bong makin kesal akhirnya membalasnya. Keduanya saling menatap dan ingin berkelahi, tapi lampu tiba-tiba padam dan terdengar suara teriakan kalau ada kebakaran.
Ye Na panik langsung keluar dari toilet. So Bong mengambil tumpukan tissue dan langsung merendam dengan air.  Di dalam dapur, para Chef pun bergegas keluar dan lupa mematikan kompor saat itu ledakan api pun terlihat dari dapur.
So Bong berusaha membuka pintu tapi tak bisa terbuka lalu menyuruh ke arah lain untuk keluar dari gedung.  Ye Na teringat ponsel yang tertinggal di toilet dan ingin mengambilnya. So Bong melarang dan menyuruh keluar dengan menutup hidungnya mengunakan tissue, lalu tersadar kalau kalungnya terjatuh. 


Reporter Jo sudah mulai mabuk,  Shin terlihat gelisah tanpa banyak bicara. Tuan Ji akhirnya mengajak Reporter Jo agar segera pergi.  Repoter Jo menegaskan kalau percaya pada keduanya karena sudah janji dengan So Bong, tiba-tiba seseorang masuk ke cafe.
“Ada kebakaran di seberang jalan... Orang-orang sudah keluar.” Teriak seorang pria. Semua orang pun akhirnya keluar dari cafe
Semua orang berhasil keluar dari club,  Ye Na melihat Shin yang datang langsung mengeluh kalau bakal mati dan tak baik-baik saja.  Shin melihat kalau Ye Na sekarang sudah aman sekarang lalu berjalan masuk ke dalam club yang sudah terbakar.
Tuan Ji melarang masuk karena bahaya tapi Shin malah mendorongnya. Nyonya Oh memberitahu kalau  Robot Shin dalam Mode Bencan jadi tidak bisa mengingat siapa pun.
“Dia memfokuskan energinya untuk  menyelamatkan nyawa..., jadi semua fungsi lainnya dimatikan.” Jelas Nyonya Oh
Shin masuk ke dalam semua tempat dengan melihat orang – orang yang terjebak dengan kondisi yang memungkinkan. Lalu melihat dua wanita yang tergeletak, salah seorang wanita meminta agar diselamatkan. Shin melepaskan sepatu menyuruh mereka agar pergi selamatkan nyawanya sendiri.
So Bong terjebak dalam ruangan dan akhirnya dua tiang jatuh menimpa tubuhnya, dan mencoba mengambil ponsel saat ayahnya menelp. Tiba-tiba tiang dari atas akan jatuh menimpa So Bong, tapi Shin menahan dengan tubuhnya lalu mengembalikan setelah itu menyingkirkan tiang dan mengendong So Bong.
“Jangan salah paham... Itu pasti suara detak jantungmu.” Ucap So Bong menutupi rasa malunya karena jantungnya berdegup dengan kencang.
“Tapi aku tak punya jantung.” Kata Shin dengan santai terlihat dibagian belakang tubuhnya sudah terluka dan terlihat mesin yang ada dalam tubuhnya.
Bersambung ke episode 5

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar