PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sung Yeon
masuk ke gedung tanpa sadar berpapasan dengan Mi So, lalu melihat papan nama
diatas meja adiknya "Wakil Ketua
Lee Young Joon" lalu berkomentar kalau Young Joon terlihat seperti orang
yang berbeda di kantor dengan mengejek kalau berpikir akan menjadi adik bayi selamanya.
“Tadi
telepon ada apa kemari? Kupikir Aku sudah menyapa dan menyambutmu.” Kata Young
Joon dingin
“Aku
hanya ingin berkunjung. Aku mengadakan rapat dengan penerbitku karena buku
baruku dan kurasa Aku harus mampir. Dan Mereka memberiku beberapa salinan buku
baruku. Apa kau Mau satu?” ucap Sung Yeon memberikan sebuah bku.
“Ah
Benar... Kau bahkan tidak akan membacanya. Ini kisah cinta yang tidak Kau
minati... Hei Young Joon, Kau juga harus berkencan. Kau perlu belajar apa itu
cinta untuk benar-benar memahami dunia.” Saran Sung Yeon
“Ada
banyak hal lain yang perlu kupelajari.” Balas Young Joon. Sung Yeon berkomentar
adiknya itusangat dingin.
“Aku
ingin Kau pergi... Kau Bisa dilihatkan, sekarang Aku agak sibuk.” Kata Young
Joon Sinis. Mi So pun memilih untuk pergi dan akan ketemu lagi lain kali.
Mi So
bergegas masuk tanpa sengaja bertabrakan dengan Sung Yeon didepan pintu.
Keduanya mengingat tentang Tali sepatu, Young Joon mengaku Senang bertemu kembali.
Mi So merasakan hal yang sama dan bergegas pamit pergi. Sung Yeon menahanya
untuk tak pergi.
“Aku
menyesal tidak menanyakan nomor ponselmu. Nyatanya kita bertemu lagi seperti
ini membuatku berpikir kita mungkin ditakdirkan sesuatu.” Ucap Sung Yeon
“Maaf, tetapi
Aku sedang sibuk sekarang.” Kata Mi So akan bergegas pergi tapi Sung Yeon tetap
menahanya.
“Aku juga
sibuk... Aku cemas berpikir mungkin bisa
kehilangan kesempatan lain untuk mendapatkan nomormu.” Kata Young Joon mengoda.
Akhirnya Mi So menuliskan nomor telp lalu bergegas pergi.
“Wah..
Apa ini?.. Sepertinya Nomor ini dibuat-buat.” Komentar Young Joon melihat nomor
Mi So mudah diingat.
“Pria itu
sangat ulet. Aku akan memberinya nomor ponselku jika dia adalah Morpheus.” Kata
Mi So saat menunggu lift.
Mi So
membawa semua makan yang minta dibungkus. Young Joon mengakutidak
menginginkannya. Mi So hanya bisa melonggo karena sebelumnya meminta agar
membeli sesuai dengan perintahnya. Young Joon mengaku kalau suasana hatinya
berubah. Mi So pun tak bisa berkata-kata lalu keluar dari ruangan.
Di luar
ruangan Mi So melihat Young Joon hanya melamun seperti merasa khawatir.
Ji Ah
berjalan dengan Ye Na seperti tak percaya
harus duduk dalam rapat itu. Se Ra menekankan kalau sekarang Ini situasi
darurat jadi meminta agar Jangan membodohi diri sendiri di rapat itu dan harus
dalam posisi terbaik. Ji Ah menganguk mengerti kalau akan berhati-hati.
“Jantungku
berdegup kencang karena Aku khawatir akan melakukan kesalahan.” Kata Ji Ah
“Astaga,
jantungku juga berdetak kencang.” Ungkap Se Ra melihat Sosok Tuan Ko
“Astaga,
Assisten Manajer Ko terlihat sangat lelah. Apa akhir-akhir ini dia stres
tentang pekerjaan?” ucap Se Ra.
“Oh ya.
Bukannya Kau bilang dia gila kerja?” ucap Ji Ah mendengar cerita dari temanya.
Seorang
wanita datang mendekati Tuan Ko untuk minum kopi karena akan membuat membuat
bersemangat. Tuan Ko pikir dengan berkerja adalah cara terbaik untuk membuatnya
bersemangat, menurutnya Tidak ada yang merangsang otaknya lebih bersemangat
kecuali ada tugas baru.
“Kawan-kawan,
ayo pergi minum-minum malam ini. Itu akan membantu kita menghilangkan stres.
Apa Kau mau ikut, Asisten Ko?” ucap Atasanya.
“Aku membebaskan
stresku dengan bekerja, bukan dengan minum-minum. Tidak ada yang lebih
membebaniku daripada tidak menyelesaikan semuanya dalam daftar tugas harianku.”
Ucap Tuan Ko.
Se Ra
yang mendengarnya semakin terkesima dengan Tuan Ko, lalu mendengar kalau Tuan Ko membeli 10 setelan
jas yang sama persis dan tidak memakai apapun lagi karena lebih suka
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu daripada harus memutuskan apa yang akan
dikenakan. Ji Ah tak percaya mendengarnya.
“Kuharap
dia terobsesi denganku daripada bekerja.” Kata Se Ra lalu bergegas pergi karena
menerima telp. Ji Ah menatap Tuan Ko merasa heran karena ada nasi yang nempel.
Sung Yeon
pulang ke rumah langsung memeluk ibunya yang baru datang. Nyonya Lee terlihat
senang bertemu dengan anaknya. Sun Yeon pikir ibunya akan pulang minggu depan
tapi malah datang lebih awal. Nyonya Lee pikir Putrany kembali ke rumah setelah
3 tahun di luar negeri jadi harus buru-buru kembali.
“Anakku,
Kau jadi lebih tampan.” Ucap Nyonya Lee. Sung Yeon pun membalas ibunyasemakin
cantik.
“Tentu
saja... Dia menghabiskan banyak uang.” Komentar Tuan Lee. Nyonya Lee hanya
melirik sinis.
“Hanya
mereka yang terlahir dengan tampang bagus yang dapat manfaat dari prosedur
semacam itu. Wajah sepertimu tidak bisa ditolong bahkan jika kita menghabiskan
semua uangmu.” Komentar Nyonya Lee sinis.
“Oh ya. Apa
Kau ada waktu menemui Young Joon belum?” tanya Tuan Lee mengalihkan pembicaran.
“Ya, dia
masih membenciku.” Kata Sung Yeon. Nyonya Lee membalas kalau anaknya tidak
membenci kakaknya tapi Young Joon bukan orang yang ramah.
“Kurasa
dia tidak ingin berteman denganku. Young Joon jauh lebih baik daripada Aku
dalam banyak hal.” Komentar Sung Yeon. Nyonya Lee dan suaminya hanya bisa
saling berpandangan.
Mi So
menerima telp dari seseorang. Mereka menelepon balik karena pesan ditinggalkan,
yaitu dari agensi Morpheus. Mi So pun terlihat bersemangat mendengarnya. Agensi
Morpheus meminta maaf, karena tidak
tertarik dengan kegiatan umum apapun.
“Ahh...Bisa
Anda tetap meneruskan proposal kami kepadanya?” kata Mi So. Agency tetap tak
bisa lalu menutup telpnya.
Mi So
melihat Young Joon keluar dari ruangan dan melihat jas yang belum dipakai lalu
membantunya. Young Joon terlihat gugup tapi membiarkan Mi So membantunya. Mi So
tersenyum melihat Young Joon sudah terlihat rapi.
“Sekretaris
Kim, bagaimana dengan makanan Italia untuk makan siang?” kata Young Joon.
“Maaf, tapi
hari ini Aku agak sibuk dengan acara pembukaan untuk perpustakaan.” Kata Mi So
“Aku
tidak pernah memintamu untuk makan denganku. Aku cuma ingin memberitahumu untuk
makan makanan Italia jika Kau merasa begitu dan bayar dengan kartu kredit
perusahaan.” Kata Young Joon. Mi So mengucapkan Terima kasih.
Mi So
menemui seorang reporter, seorang wanita dengan sinis berpura-pura kalau pernah
mewawancarai Morpheus secara langsung. Mi So mengatakan kalau itu melalui
e-mail. Si wanita mengaku kalau mengiriminya email pertanyaan wawancara dan
Morpheus mengirim jawaban.
“Lalu Apa
Aku bisa mendapatkan alamat e-mailnya?” kata Mi So
“Sama sekali
tidak boleh. Aku berjanji padanya kalau Aku tidak akan pernah memberikan alamat
e-mailnya. Aku harus menepati janjiku padanya karena Aku punya sopan santun. Anda
mengerti, kan?” ucap si wanita dengan nada sinis
“Ya,
tentu saja... Tapi... Apa kau ingat tidak bagaimana Kau hampir dituntut karena
menggali kehidupan pribadi atasanku? Aku membantumu menyelesaikannya sehingga
tidak dibawa ke peradilan. Anda belum lupa, kan?” ucap Mi So akhirnya
bergantian melipat tangan didada. Si wanita mulai melepaskan lipatan tangan
didada.
“Mereka
yang punya sopan santun selalu membalas kebaikan yang mereka terima. Anda
mengerti, kan?” ucap Mi So dan si wanita bergegas mencari alamat email, Mi So
dengan senang hati menerimanya.
Mi So
akhirnya menatap email Morpheus merasa kalau sekarang hanya menggunakan
keterampilannya lal menuliskan email “Aku
Sekretaris Wakil Ketua Grup Yumyung, Kim Mi So” wajahnya terlihat sangat
bahagia. Sementara Young Joon terlihat bahagia melihat gelas winenya.
“Apa Kau
menyukai wiski yang kupilih?” tanya Tuan Park bangga. Young Joon mengaku kalau
suka pantulan wajahnya di gelas. Tuan Park terlihat kesal mendengarnya.
“Kudengar
Kau sudah memutuskan untuk mempercepat pembukaan pusat seni. Bagaimana Kau
sangat termotivasi? Kejadiannya saat Aku sedang dalam perjalanan dinas, dan
kudengar juga ada pemadaman listrik tanya Pasti membuatmu menderita”kata Tuan
Park
Young
Joon mengingat kenangan dengan Mi So saat meneranginya dengan senter bahkan
bergandengan tangan, menurutnya sangat menyenangkan. Tuan Park binggung, Young
Joon terlihat gugup mencoba mengalihkan pembicaraan kalau tidak akan ada lagi
pemadaman listrik di pusat seni. Tuan Park pun memastikan kalau tidak akan
terjadi lagi. Young Joon pun hanya bisa tersenyum mengingat kenanganya.
Se Ra
memarahi Ji Ah yang tak melakukan dengan benar karena semua terpotong saat
memfotokopi dokumen, tapi saat itu nada ucapanya berubah saa melihat Tuan Ko
masuk ke dalam ruangan. Ji Ah hanya bisa tertunduk takut.
“Jangan
ragu untuk memberitahuku jika ada yang membuatmu stres, Ji Ah.” Kata Se Ra.
Saat itu Tuan Ko mendekat memberikan sebuah USB.
“Ini
presentasi untuk proposal acara pembukaan.” Kata Tuan Ko. Se Ra langsung
menerimanya
“Aku akan
memastikan Sekretaris Kim menerimanya.” Kata Se Ra. Tuan Ko pun pamit pergi.
Saat itu Ji Ah masih melihat ada sisa nasi yang nempel.
Se Ra
langsung terpana melihat Ko Kwi Nam terlihat lebih tampan di pagi hari. Semua
membahas kalau Gwi Nam punya 10 setelan baju yang sama persis dan memakai yang
berbeda setiap hari. Bahkan Gwi Nam lebih
suka menyelesaikan pekerjaan daripada khawatir soal apa yang harus dikenakan.
“Kurasa
itu tidak benar... Kurasa dia mengenakan setelan yang dikenakannya kemarin...Butiran
beras yang sama...” kata Ji Ah
“Hei!
Beraninya Kau menjelek-jelekkan dia... Haruskah Aku menguliahimu?” ucap Se Ra
kesal. Ji Ah pun hanya bisa meminta maaf.
Mi So
memberikan berkas proposal departemen perencanaan untuk acara pembukaan, kalau Tidak
ada yang baru atau berganti. Young Joon ingin tahu apakah ada informasi terbaru soal ide konser buku yang dikatakan
sebelumnya. Mi So meminta maaf karena masih memeriksanya.
“Wakil
Ketua, izinkan Aku memperbaiki dasi Anda.” Kata Mi So melihat dasi Young Joon
yang tak rapih. Saat Mi So mendekat, Young Joon kembali merasakan sesuatu.
Keduanya saling menatap dengan jarak yang dekat.
“Tidak
apa-apa. Hari ini, Biar Aku saja yang perbaiki.” Kata Young Joon gugup. Mi So
akhirnya meminta izin keluar dari ruangan.
“Kenapa
tiba-tiba jantungku Seperti ini? Aku harus segera menemui dokterku. Pasti ada
yang salah dengan jantungku.” Ucap Young Joon memegang dadanya yang terus
berdebar.
Nyonya
Lee meminta maaf pada Mi So karena meminta bertemu di hari yang sibuk. Mi So
pikir tak masalah dan ingin tahu alasan ingin bertemu denganya. Nyonya Lee
memberikan sebuah tas untuk Mi So. Mi So merasa kalau Nyonya Lee tak perlu
melakukanya.
“Aku membelinya
saat berbelanja sendiri. Tapi Ngomong-ngomong, Young Joon sangat sibuk hari
ini?” tanya Nyonya Lee.
“Dia
cukup sibuk karena pusat seni akan dibuka lebih awal dari yang dijadwalkan.”
Kata Mi So
“Maka,
mungkin dia tidak dalam suasana hati yang baik. Jika Aku memintanya untuk makan
malam denganku malam ini, dia mungkin kesal padaku, kan?” ucap Nyonya Lee
“Tidak,
harusnya tidak masalah Dan dia tidak ada jadwal malam ini.” Kata Mi So. Nyonya
Lee terlihat penuh semangat mendengarnya dan langsung berdiri.
“Apa Anda
ingin pulang ke rumah, Nyonya? Haruskah Aku menyiapkan mobil?” kata Mi So.
Nyonya
Lee menjawab tidak, menurutnya bisa pergi
menemui Young Joon sekarang. Mi So terlihat gugup karena ternyata Nyonya Lee
ingin bertemu dengan anaknya.
Nyonya
Lee bertemu dengan anaknya merencanakan seluruh keluarga berkumpul untuk makan
malam. Young Joon langsung menolaknya, Nyonya Lee ingin tahu alasanya karena
tahu dari Mi So kalau anaknya tidak ada
rencana untuk malam ini.
“Apa Ibu
bertemu dengan Sekretaris Kim lagi?” ucap Young Joon dengan nada kesal
“Aku memintanya
untuk bertemu denganku karena punya hadiah untuknya. Aku cemburu pada Sekretaris
Kim. Dia dapat hadiah. Ibu juga ingin hadiah. Jadi Young Joon, bisa Kau memberi
Ibu hadiah yang kuinginkan? Aku akan mencintai seluruh keluarga kita, termasuk
dirimu, Makan malam...” kata Nyonya Lee yang langsung disela oleh anaknya.
“Tidak,
Aku tidak bisa.” Tegas Young Joon tetap tak ingin makan malam dengan kakaknya.
“Apa Kau
tahu, Ibu sadar kalau aku tidak terlihat seusia Ibu, tapi Aku semakin tua
sekarang. Kau dan Sung Yeon satu-satunya putra yang miliki, namun keluarga kita
jarang menghabiskan waktu bersama saat dia tinggal di luar negeri. Aku penasaran
berapa kali lagi kita akan berkumpul di satu tempat sebelum Aku meninggal. Ayo
makan malam bersama, oke?” ucap Nyonya Lee berusaha membujuk. Young Joon hanya
bisa meminta maaf pada ibunya karena tak bisa mengabulkanya.
Nyonya
Lee keluar ruangan dengan wajah sedih, Mi So bertanya Apa pembicaraannya tidak
berjalan dengan baik. Nyonya Lee membenarkan karena menurutnya Ini bukan
kesempatan yang Young Joon suka dan juga tidak akan berubah pikiran jika mencoba membujuknya. Mi So pun merasa tidak
punya pilihan.
“Omoo,
Aku baru sadar kalau sepatuku ada debu yang menempel.” Ucap Nyonya Lee
tiba-tiba
“Apa Anda
ingin sesuatu untuk menyeka debunya?” kata Mi So membungkuk mencari tissu dan
tiba-tiba Nyonya Lee hilang dihadapanya “Kemana Nyonya Lee pergi tanpa tasnya?”ucap
Mi So binggung lalu menerima telp dari ibu Young Joon yang meninggalkan tas
Anda.
“Aku
tahu. Tolong beri tahu Young Joon untuk membawanya pulang malam ini.” Ucap
Nyonya Lee. Mi So pun menuruti perintah Nyonya Lee.
Mi So
membawakan tas pada Young Joon diruangan. Young Joon langsung menyuruh agar
Tuan Yang mengantarnya. Mi So mengatakan tidak bisa melakukan itu, karena Nyonya
Choi bilang untuk memastikan kalau Young
Joon yang harus membawanya.
“Lalu
Siapa atasanmu? Apa yang perintah ibuku lebih penting bagimu?” kata Young Joon
sinis
“Tidak.
Tentu tidak, Anda lebih penting bagiku... Itu sebabnya Aku memberitahumu ini...
Anda terganggu karena ibumu... Aku tidak tahu kenapa Anda sangat keras kepala. Tetapi
jangan lakukan sesuatu yang akan Anda sesali.” Kata Mi So lalu bergegas keluar
dari ruangan.
Keluarga
Lee akhirnya makan bersama, Nyonya Choi menatap Sung Yeon dengan senyuman
sumringah. Sung Yeon melihat ibunya memberikan sepotong lauk. Nyonya Choi pikir
tak perlu melakukan itu untuknya. Sung Yeon mengoda ibunya kalau tak ingin
mendengar "Aku merasa kenyang saat melihatmu makan."
“Tidak.
Ibumu sedang diet hari ini... Dia makan sedikit sekali di malam hari. Komentar
Tuan Lee. Nyonya Choi melirik sinis.
“Kau
tidak bisa mempertahankan bentuk tubuh ini tanpa kerja keras... Young Joon.
Seharusnya, Aku juga mengundang Mi So. Benarkan?” kata Nyonya Choi. Sung Yeon
bertanya siapa itu Mi So.
“Dia
adalah sekretaris Young Joon. Dia satu-satunya orang... yang Young Joon percaya
dan andalkan. Aku sangat bersyukur dan senang kalau Sekretaris Kim berada di
sisinya.” Ucap Nyonya Choi
“Bahkan bukan
namanya saja yang cantik.” Komentar Sung Yeon
“ Wajahnya
juga cantik. Sebelum pulang, ayo kita undang Sekretaris Kim kesini dan makan.”
Kata Nyonya Choi
Young
Joon seperti tak ingin membahas Mi So memilih untuk memberitahu tentang membuka
pusat seni lebih awal dari jadwal. Tuan Lee langsung bersemangat kalau Young
Joon yang memutuskan karena Grup UK.
Young Joon mengatakan kalau semua sudah diurus dengan baik.
“Kau
mendapat semangat kompetitif dariku. Tapi jika Kau tiba-tiba mengubah
jadwalnya, tidakkah kekhawatiranmu banyak sekali?” kata Tuan Lee.
“ Ibu
khawatir Kau akan kelelahan.” Kata Nyonya Choi. Tuan Lee meminta agar anaknya
agar bisa menjaga diri baik-baik.
“Kesehatanmu
adalah segalanya bagi perusahaan kami.” Ucap Tuan Lee. Young Joon pikir tak
perlu mengkhawatirkan itu.
Sung Yeon
seperti terisih dengan kedua orang tuanya karena memperhatikan adiknya. Nyonya
Choi bahkan memberikan lauk untuk Young Joon agar bisa makan dengan lahap
dengan daging.
Sung Yeon
memberikan segelas kopi untuk adiknya. Young Joon pikir nanti saja karena
sedang berkerja. Sung Yeon mulai membahas tentang Mi So karena benar-benar ingin tahu tentangnya.Ia
ingin tahu Bagaimana Mi So bisa mengatur dirinya sendiri selama 9 tahun bekerja
dengan adiknya.
“Dia
gadis seperti apa? Karena Kau terus menjauhkannya dariku, sepertinya Kau sengaja
menyembunyikannya dariku. Kenapa? Apa Kau takut saat Aku bertemu dengannya,
karena Aku akan mengencaninya?” ucap Sung Yeon mengoda. Young Joon dengan sinis
menyuruh kakaknya keluar.
“Aku
benar-benar tidak bisa mengerti dirimu. Aku merangkulmu dan mencoba yang
terbaik di sini. Bukankah seharusnya Kau bersyukur?” ucap Sung Yeon tak bisa
menahan rasa amarah
“Kenapa
Aku harus bersyukur padamu?” komentar Young Joon sinis
“Kau
masih saja egois. Apa kau Tahu kenapa? Sudah kubilang Aku memaafkanmu. Aku
bersedia untuk melupakan masa lalu... dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Untuk
seseorang yang bersedia memaafkanku, Apa Kau pikir tidak memalukan?” kata Sung
Yeon sinis
“Itu
sesuatu yang bahkan Aku tidak ingat, yang terjadi lebih dari 20 tahun yang
lalu.” Balas Young Joon
Sung Yeon
heran dengan adiknya yang sangat membencinya. Young Joon menegaskan tidak
membenci kakaknya tapi hanya jijik. Sung Yeon menahan amarahnya, menahan
adiknya yang ingin pergi meminta agar Jangan merasa tidak peka.
“Jika bukan
karena apa yang Kau lakukan, maka Aku akan berada di posisimu sekarang.” Kata
Sung Yeon
“Apa kau
sungguh berpikir seperti itu? Hyung lemah dan tidak kompeten. Untuk melindungi
diri sendiri, maka Kau menyiksa orang lain. Bahkan jika itu tidak terjadi, maka
Kau tidak akan pernah sampai sejauh ini.” Ucap Young Joon.
Sung Yeon
akhirnya memberikan pukulan dengan keras. Young Joon melihat bibirnya sudah
berdarah dan ingin membalasnya. Tiba-tiba terdengar suara ayahnya meminta agar
mereka berhenti. Young Joon menahan kepalan tanganya, Nyonya Choi menangis
melihat anaknya agar berhenti.
Sung Yeon
akhirnya kembali ke kamar seperti menahan amarah lalu menerima telp dari
agensinya kalau sudah mengirim proposal promosi publikasi ke email karena sangat mendesak, jadi harus segera
memeriksanya. Sung Yeon mengerti dan akan segera memeriksanya.
Ia
membuka email “Proposal promosi” dengan subjet (Kim Mi So, Sekretaris Wakil
Ketua Grup Yumyung) Wajah Sung Yeon kaget dan merasa memiliki sebuah rencana.
Young
Joon mengemudikan mobilnya, lalu turun dan melihat Mi So berjalan dengan
senyuman sambil menatap telp. Wajah Young Joon tak bisa disembunyikan karena
merasa bahagia. Mi So berjalan begitu
saja tanpa melihat Young Joon ada didepan rumah. Young Joon merasa diabaikan
langsung menarik tangan Mi So. Mi So kaget langsung menjatuhkan semua barang
belanjaanya.
“Apa yang
Kau pikirkan sampai sebegitunya... Apa Kau bahkan tidak lihat ada orang tepat
di hadapanmu?” ucap Young Joon kesal
“Ada apa
kemari, Wakil Ketua Lee?” tanya Mi So lalu melihat kalau hanya sisa satu telur yang
tidak pecah.
“Kenapa
Kau tiba-tiba datang... Ada apa dengan wajah Anda?” kata Mi So tersadar melihat
wajah Young Joon.
Young Joon
mengaku Bukan apa-apa. Mi So tahu kalau Young Jon dari rumah orang tuanya jadi
berpikir terjadi sesuatu di jalan. Young Joon mengaku baru saja dari rumah dan
meminta agar jangan bertanya lagi. Mi So sangat khawatir menarik Young Joon
agar masuk rumah untuk dibersihkan karena nanti akan ada bekas luka.
Young
Joon terlihat binggung, membiarkan Mi So menariknya. Mi So masuk ke dalam rumah
panik karena ternyata semua berantakan, lalu mendorong Young Joon keluar agar
menunggu 1 menit saja. Young Joon pun menunggu di depan rumah.
Mi Soo
bergegas membersikan baju yang berserakan, buku-buku, bahkan pakaian dalam
disembunyikan dibalik boneka sapi lalu membuka pintu membiarkan Young Joon masuk.
Young Joon melihat sekeliling ruangan. Mi So merendah kalau rumahnya itu kotor.
“Tidak....
Tapi Sangat jorok.” Komentar Young Joon seperti tak ingin memuji Mi So lalu
merasa kalau lukanya tak masalah.
“Aku yang
tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak kesempatan dimana Anda akan difoto. Jika
ada yang tidak beres, orang akan menyalahkanku. Anda tahu 'kan? Jadi Ikuti Aku.”
Ucap Mi So sudah membawa kotak obat ditanganya.
Young
Joon akhirnya duduk didepan Mi So untuk diobati. Mi So kebingungan karena jarak
mereka yang jauh dan meminta supaya lebih dekat lagi. Young Joon akhirnya mendekat
dan keduanya kembali merasakan gugup karena berdekatan, Mi So pun bergegas
mengambil plester untuk meredakan rasa gugupnya.
“Jangan
pakai plester di wajahku. Menurutmu, pakai plester tidak sesuai dengan wajahku,
kan?” ucap Young Joon. Mi So pun mengikuti perintah bosnya.
“Ngomong-ngomong,
bagaimana Anda bisa terluka? Ini Tidak tampak seperti luka yang barusan
terjadi. Apa Anda bertengkar dengan seseorang?” tanya Mi So penasaran.
“Bukankah
Aku memberitahumu jangan bertanya lebih lagi?” ucap Young Joon. Mi So meminta
maaf karena tak sadar untuk bertanya.
“Lalu Apa
Anda... mau makan ramyun?” tanya Mi So. Young Joon kaget karena seperti artinya
Mi So mengajaknya agar menginap dirumahnya. “Saat Anda merasa sedih, semangkuk
mie pedas langsung menaikkan suasana hati Anda. Aku akan menaruh telur yang
tidak pecah di dalam mie Anda.” Kata Mi So penuh semangat.
Akhirnya
Mi So memasak air dalam panci. Young Joon melihat buku yang ada diatas meja,
tertulis note “Aku benci Direktur Pelaksana Senior Lee.” Lalu slogan Mi So “Pertaruhkan
Hidupmu untuk menghafalkan ini.” Ia melihat buku berjudul "Setiap Kenangan
adalah Dirimu" seperti tak percaya kalau buku itu ada dirumah Mi So juga.
“Apa yang
Anda tahu? Anda bahkan tidak tahu cinta.” Ejek Mi So
“Lalu,
Sekretaris Kim Apa kau tahu cinta? Kau tak berkencan sepanjang hidupmu.” Balas Young
Joon.
“Aku banyak
membaca tentang itu di buku dan Itu hebat.” Komentar Mi So lalu bergegas ke
dapur karena melihat air sudah mendidih.
Young
Joon lalu melihat boneka sapinya tertelungkup dan ingin membalikanya. Mi So
panik karena dibaliknya ada pakaian dalam, saat kaan menarik Young Joon
tubuhnya malah jatuh diatas tubuh bosnya. Keduanya kembali berada diposisi yang
sama untuk kedua kalinya. Mi So ingin berdiri tapi Young Joon sudah lebih dulu
menarik dan memeluknya.
“Hanya
sebentar... Aku mohon Sebentar saja biarkan Aku tetap seperti ini... Mulai
sekarang, Aku akan jatuh cinta... padamu.” Ucap Young Joon yang membuat Mi So
kaget mendengarnya.
Bersambung ke episode 5
Semangat mbak!!! Drama ini bagus.. Bakal hits
BalasHapusPart 1 nya kok gak bisa kebuka mbak? Btw MAKASIh mbak ❤
BalasHapusPart 1 nya g bisa ke buka mbak..ga sabar nuunggu eps selanjutnya
BalasHapusok banget nih.semangat ya
BalasHapusDitunggu lanjutannya mbak...semangat
BalasHapusjadi penasarannnn.. Pengen nonton filmnya hahaha
BalasHapusToppppp banget, ditunggu episode 5nya kak...
BalasHapusDilanjut nyaaa
BalasHapusDitunggu seri berikut nya trimakasih
BalasHapusLanjuttt kakkk.... mksih ya...😚
BalasHapusLanjuttt kakkk.... mksih ya...😚
BalasHapusIya, part 1 gak bisa kebuka.
BalasHapusKenapa y?
Ga sabar ...mau baca dan terus baca...penasaran😍
BalasHapus