PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mi So
mengambil sebuah permen dari laci mejanya, saat itu Young Joon keluar dari
ruangan, Mi So langsung bertanya apakah membutuh sesuatu. Keduanya saling
menatap, Young Joon terlihat binggung akhirnya langsung mengambil permen dari
tangan Mi So.
“Aku akan
makan ini... Gula darahku anjlok kebawah.” Kata Young Joon.
“Itu... potongan
terakhir.” Keluh Mi So. Young Joon pikir tak masalah. Mi So pun bisa mengerti.
“Aku akan
mengatasinya... Aku, Lee Youngjoon, bisa mengatasi segalanya.” Kata Young Joon
sebelum masuk ruangan. Mi So hanya bisa dibuat binggung.
Ji Ah
memberikan hadiah pada Tuan Ko sebagai hadiah
berburu pita. Tuan Ko pikir kalau Ji Ah harus berterima kasih padanya.
Ji Ah heran kenapa harus berterimaksih. Tuan Ko pikir Ji Ah sudah tahu alasan
merkea bisa menang karena menemukan 3 dari 5 pita. Ji Ah menganguk
mengertahuinya
“Dari 3
itu... Aku menemukan 2 pita. Dan kau cuma temukan satu. Kau juga sadar kan?”
kata Tuan Ko bangga. Ji Ah mengaku sudah tahu.
“Aku
menemukan 2 pita, dan kau cuma menemukan 1 pita. Menurutku apa kita berdua
pantas mendapat tablet PC yang sama?” kata Tuan Ko. Ji Ah terlihat binggung.
“Aku
mencari harga tablet PC secara online. Dan harga terendah yang kutemukan adalah
$799. Itu artinya total harga dari 2 tablet PC ini seharga $1598 dan baru bisa
dikatakan adil kalau kita membagi jumlahnya menjadi 2 banding 1, Tapi aku tak
akan protes karena aku seorang pria. Jadi kau harus berterima kasih padaku.”
Kata Tuan Ko
Ji Ah
hanya bisa melonggo dengan sikap Tuan Ko yang sangat perhitungan, Tuan Ko mengingat Ji Ah yan meninggalkandi
pohon dan kabur selama perlombaan jadi membiarkan dan bahkan membuatnya mendapatkan
tablet ini.
“Jadi
sebaiknya kau harus simpan rahasiamu sampai liang lahat. Mengerti?” tegas Tuan
Ko memperingati.
“Kenapa
kau bicara tentang liang lahat? Aku belum hidup.” Ucap Ji Ah kesal
“Terserah...
Aku harus kembali bekerja...” ucap Tuan Ko. Ji Ah pun dengan senang hati
mengucapkan Selamat tinggal.
“Ngomong-ngomong,
kapan kau pindah?” tanya Tuan Ko kembali mendekat. Ji Ah menjawab kalau
Beberapa hari lagi dan heran kenapa Tuan Ko menanyakannya. Tuan Ko pun senang mendengarnya
“Saat kau
pesan makanan, kau tak akan bisa menghabiskannya karena porsinya terlalu banyak
untuk satu orang.” Sindir Tuan Ko
“Aku
harap kau tak menyarankan kita untuk makan bersama.” Balas Ji Ah. Tuan Ko
mengaku bukan seperti itu.
“Kapanpun
kau pesan makanan. Kau harus memberiku setengahnya dulu sebelum kau mulai
makan. Sehingga tak akan ada makanan yang mubazir, dan itu akan menguntungkan
kita berdua. Sampai jumpa.” Jelas Tuan Ko lalu berjalan pergi. Ji Ah
benar-benar tak percaya dengan ucapan Tuan Ko.
“Bagaimana
dengan Pedenya dia berkata seperti itu? Aku sebaiknya tak pindah kesana.” Keluh
Ji Ah.
Se Ra
kembali ke ruangan dengan rambut dikepang dua, Semua orang binggung Tuan Jung
heran melihat rambut Se Ra. Se Ra merasa
kalau tatanan rambut sebelumnya tak cocok merubahnya sedikit agar bisa memamerkan
keimutannya.
“Apa kau
barusan bilang 'imut' Bukan 'menyedihkan'?” ejek Tuan Jung. Se Ra ingin marah
tapi menjaga imagenya didepan Sek Yang.
“Jangan
seperti itu... Kalau kau terus mengolok-olokku seperti itu... Aku bisa marah.”
Ucap Se Ra memperlihatkan gaya imutnya.
“Maksudku,
model rambutmu tampak tak asing. Ya, Ibuku! Seperti itu model rambutnya saat
berfoto di hari kelulusan.” Kata Tuan Jung
“Oh,
benar Kalau tidak salah film Kwon Sang Woo berlatar tahun 70-an. "Once Upon
a Time in High School". Model rambut Han Ga In persis seperti itu.” Ucap
Tuan Park
Se Ra tak
percaya kalau modelnya dianggap sudah tak zaman, Semua pun tak bisa menahan
tawa seperti juga Tuan Yang. Tuan Jung pun tak percaya kalau sekretaris Yang
selalu diam Dan sekarang bisa tertawa,
Tuan Park pikir kalau Perkataannya pasti yang memancingnya tertawa. Se Re terlihat kesal lalu begegas keluar dari
ruangan.
“Aku akan
maafkan kalian karena menggemaskan.” Kata Se Ra. Diam-diam Sek Yang menatap Se
Ra dengan wajah sedih.
“Ada apa
denganku? Kenapa aku selalu memikirkannya? Dia cuma memungut bantalan braku,
bukan hal besar.jadi Lupakan, mulai sekarang, aku tak akan peduli dengan apapun
yang dilakukannya. Lagipula dia sama sekali bukan tipeku.” Tegas Se Ra masuk ke
dalam toilet melepaskan ikatan rambutnya.
Sung Yeon
membaca kembali buku yang ditulis Mi So saat masuk kecil “Hari ini ayahku
membelikan karamel. Datanglah kemari. Kau belum melupakanku, kan?” Lalu datang
menemui ibunya. Nyonya Lee berkomentar kalau anaknya memang penulis.
“Apa kau
akan menghabiskan waktu seharian di ruang kerja? Buku apa yang membuatmu sibuk
belakangan ini?” tanya Nyonya Lee penasaran.
“Aku
membaca catatan harian, bukan buku. Ditulis oleh wanita yang kujumpai selagi
aku diculik.” Kata Sung Yeon. Nyonya Lee kaget mendengarnya.
“Aku
bukan satu-satunya yang diculik, ada dia bersamaku. Dan kami berdua entah
bagaimana bisa keluar dari tempat mencekam itu bersama-sama.” Cerita Sung Yeon
.
Nyonya Oh
terlihat binggung dengan yang dikatakan anaknya, Sung Yeon memberitahu kalau bukan hanya ia saja
yang disekap tapi anak seorang anak perempuan yang diculik wanita itu. Nyonya
Oh merasa tak yakin karena Sung Yeon ke kantor polisi sendirian saat fajar.
“Rupanya,
aku mengantarnya pulang dulu sebelum ke kantor polisi. Ternyata, aku tak
sendirian di tempat mencekam dan gelap itu. Aku sangat bersyukur.” Cerita Sung
Yeon tersenyum bahagia.
“Aku
sulit untuk percaya. Untuk suatu alasan, aku punya firasat buruk. Aku tak tahu
siapa yang memberitahumu, tapi jangan percaya semua cerita itu.” Kata Nyonya
Lee
“Apa Ibu
tak ingin tahu siapa wanita itu? Wanita itu adalah seseorang yang ibu kenal.
Dia adalah Mi So... Kim Mi So...” kata Sung Yeon. Nyonya Lee terlihat tak
percaya.
Mi So
duduk mengingat yang dikatakan Young Joon “ Aku akan mengatasinya. Aku, Lee
Young Joon, bisa mengatasi semuanya.” Lalu bertanya-tanya apa maksud ucapan
bosnya itu dan penasaran Apa yang terjadi pada Young Joon di masa lalu, lalu
menerima telp dari Nyonya Lee.
“Oh, Bos
sedang rapat saat ini.” Kata Mi So, Nyonya Lee bertanya apakah Sekretaris
Kim.punya waktu untuk menemuinya hari ini, Mi So terlihat binggung.
“Aku yang
akan memberitahu Young Joon.” ucap Nyonya Lee. Mi So menganguk mengerti.
Mi So
datang ke rumah Nyonya Lee dirumahnya, Nyonya Lee tahu kalau pasti sibuk, jadi
meminta maaf karena sudah menyita waktunya. Mi So merasa tak masalah.
“Sung
Yeon sudah memberitahuku semuanya. Katanya kau disana bersamanya saat kalian
kecil. Apa itu benar?” ucap Nyonya Lee memastikan
“Ya,
Nyonya. Benar... Aku saat itu masih sangat kecil, jadi aku tak begitu yakin. Tapi
setelah aku membaca artikel yang ditulisnya
sadar bahwa itu dia.” Jelas Mi So
“ Lebih
rinci lagi..Aku ingin tahu lebih jelasnya. Bisakah kau beritahu aku apa yang
terjadi?” pinta Nyonya Lee
“Saat itu
disebuah ruangan sempit, Dan sangat dingin. Sesampainya aku disana, Aku melihat
bocah pria, sepertinya sudah lebih dulu diculik. Dia duduk di sudut ruangan.
Aku tak ingat persis apa yang terjadi. Tapi dia marah padaku dan menyebutku bodoh
sesaat setelah melihatku.” Cerita Mi So
Flash Back
Mi So
masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap dan banyak sarang laba-laba, lalu
duduk disamping seorang anak pria. Anak itu mengeluh Mi So itu bodoh, Mi So
mengaku tak bodoh karena usianya baru 5 tahun Tapi sudah bisa baca buku dengan
baik dari kakaknya Mal Hee.
“Kurasa
dia kasihan padaku karena aku juga ikut diculik. Dan... Dia berusaha
menenangkanku disaat aku ketakutan.” Kata Mi So. Nyonya Lee berkaca-kaca
mendengarnya. Mi So tak enak hati melihatnya.
“Tak apa.
Aku baik-baik saja... Lanjutkan... Seperti apa rasanya disana? Apa Hyun
baik-baik saja?” ucap Nyonya Oh penasaran
“Seingatku,
dia tampak baik-baik saja. Dia mengantarku pulang setelah kami berhasil keluar
dari rumah itu. Dia bahkan berjanji akan menemuiku lagi. Dalam ingatanku, Dia
sangatlah berani dan penuh perhatian. Dia melakukan segalanya untuk
melindungiku.” Cerita Mi So
Saat itu
dalam ingatan Mi So, si anak pria mengantar pulang lalu saling berjanji akan
bertemu lagi. Nyonya Lee ingin tahu apakah anaknya kedinginan disana karena
rentan kedinginan. Mi So mengingat kalau anak itu memakai kemeja warna biru
langit dan jaket.
“Tidak,
bukan jaket tapi Cardigan. Itu baju Desainer fesyen, Jang Jung Do merancang
cardigan itu untuknya. Aku mungkin pilih kasih pada putraku, tapi cardigan itu
cocok sekali dipakainya... Hari itu... Aku melihatnya keluar rumah memakai cardigan
itu dan melihatnya sangat cakep..” Ucap Nyonya Lee
“Jika
saja aku memakaikannya jaket tebal, dia mungkin saja tak akan kedinginan
Pikiran itu membuatku menyalahkan diri sendiri selama 4 hari.” Ungkap Nyonya
Lee merasa menyesal. Mi So seperti sedikit terkejut.
“Sejak
kejadian itu, Setiap hari terasa seperti siksaan bagi keluargaku. Setiap kali dua
putraku berada dalam satu ruangan. Sung Yeon selalu menyerang Young Joon. Dan
Young Joon tak tahu harus berbuat apa. Ini Sangat sulit untuk disaksikan.”
Cerita Nyonya Lee sedih
“Nyonya...
Sebelumnya maafkan aku karena bertanya ini, Tapi kudengar Bos kehilangan
ingatan masa kecilnya. Boleh kutanya alasannya?” tanya Mi So
“Seperti
kubilang tadi, setiap hari terasa seperti siksaan, kemudian suatu hari Young
Joon pingsan ditengah sarapan. Saat dia mulai sadar, dia tak mengingat apa-apa.”
Cerita Nyonya Lee
Flash Back
Young
Joon dengan jaketnya mengaku tak mengingat apa-apa, seperti orang yang
linglung.
“Dan...
Sejak saat itu, Keluargaku bisa kembali normal lagi meski diluar masih kacau.
Tapi, Mi So....” kata Nyonya Oh lalu terhenti dengan kedatangan Sung Yeon
“Kudengar
Mi So disini.. Ternyata Kau benar-benar kemari, seharusnya menghubungiku.” Ucap
Sung Yeon bahagia. Mi So terlihat gugup seperti menemuikan sesuatu yang aneh.
“Kau
harus makan malam disini.” Kata Sung Yeon, Mi So menolak karena sedang banyak pekerjaan.
“Kalau
begitu, aku akan menemuimu diluar, tunggu sebentar, ya? Aku akan ganti pakaian.”
Kata Sung Yeon seperti baru saja berenang.
“Pokoknya,
Yang paling ingin kuberitahu padamu. bahwa aku sangat berterima kasih kau sudah
bersamanya hari itu... Itu saja...” kata Nyonya Lee. Mi So pun hanya bisa
mengangguk saja dengan tatapan kosong.
Sung
Yeon seperti tak menyangka kalau besok
akan diadakan Konser buku. Ia mengaku kalau awalnya menyesal telah setuju dan
resah Tapi merasa kalau sekarang sudah memilih keputusan yang benar.
“Kurasa
akan menyenangkan, dan kita bisa bertemu lagi seperti ini dan juga berkat itu.
Ngomong-ngomong, hari ini mataharinya cukup terik. Aku harap musim panas cepat
berakhir. Aku suka musim dingin.” Kata Sung Yeon
“Kau
bilang Musim dingin? Tapi kau rentan terkena flu.” Ucap Mi So binggung
“Tidak
aku tak rentan terkena flu.” Kata Sung Yeon. Mi So terlihat kaget mendengarnya.
Di dalam
bus, Mi So bergumam “Ibunya bilang dia
mudah terserang flu.Tapi Sung Yeon mengaku tak mudah terserang flu.” Lalu
teringat kembali saat digunung bersama dengan Young Joon.
Flash Back
“Bagaimana
kalau sampai terserang flu?” ucap Young Joon, Mi So merasa tak masalah karena
tubuhnya kuat.
“Aku khawatir
pada diriku sendiri. Bagaimana kalau aku sampai sakit flu?” kata Young Joon.
Sun Yeon mengingat kalau Young Joon itu mudah sakit flu.
“Apa
mungkin dia... Ahh.. Apa yang kupikirkan? Itu tak mungkin.” Kata Mi So
merasakan hal yang tak masuk akal
Young
Joon membaca buku harian yang dituliskan Mi So pada buku “Untuk Oppa masa
kecilku” lalu mengingat kembal kenangan bersama dengan Mi So saat masih kecil
mengantarnya pulang.
Flash Back
Mi So
memberitahu kalau sudah sampai rumahnya, Young Joon pikir kalau rumah mereka
Benar-benar dekat sekali. Mi So dengan sangat yakin kalau ingin menikah dengan
Young Joon, Young Joon terlihat binggung karena tiba-tiba Mi So ingin menikah
denganya.
“Kau
harus Janji” ucap Mi So. Young Joon mengaku tak bisa. Mi So terlihat kesal
ingin tahu alasanya.
“Kau
seharusnya menikah dengan orang yang kau cintai saat dewasa.” Kata Young Joon.
“Kalau
begitu, kau bisa mencintaiku saat kau dewasa kelak.” Ucap Mi So
“Baiklah
kalau begitu, ayo kita menikah.” Kata Young Joon, Mi So meminta Young Joon berjanji
“Aku akan
datang menemuimu lagi.” Kata Young Joon sambil melingkarkan jarinya.
Young
Joon yang melamun tersadar dengan suara kakaknya. Sung Yeon memperingatkan
Young Joon untuk jangan sentuhnya karena itu catatan harian yang sangat
berharga untuknya. Young Joon menaruhnya
dan seolah tak peduli dengan berjalan pergi.
“Terima
kasih... Berkat kau, aku bersatu kembali dengan Mi So.. Karena kau
meninggalkanku hari itu dan karena kau merekrut Mi So sebagai sekretarismu...
Kau membuat segalanya terwujud... Aku sungguh berterima kasih.” Ucap Sung Yeon
bangga
“Baiklah,
jangan berhenti berterima kasih padaku. Berkatku, kau akan terus berjumpa
dengan Mi So... Karena Mi So akan selalu berada disisiku.” Kata Young Joon
sinis lalu berjalan pergi.
“Kita
lihat dan tunggu saja dia akan bersama siapa.” Ucap Sung Yeon yakin bisa
bersama dengan Mi So.
Nyonya
Lee melihat Young Joon datang ke rumah,
Young Joon mengaku kalau mendengar ibunya yang memanggil Sekretaris Kim
jadi mengira Mi So masih ada dirumah. Nyonya
Lee hanya diam, Young Joon meminta agar ibunya tak memanggil Mi So lagi. Nyonya
Lee terlihat kaget.
“Sekretaris
Kim sangat sibuk.” Kata Young Joon mencari alasan
“Aku akan
menjumpaimu besok saat upacara pembukaan.” Ucap Nyonya Lee.
Tuan Park
mengajak Young Joon bersulang tapi temanya itu hanya diam saja. Ia mengeluh
Young Joon yang sangat serius bahkan sama sekali tak mencicipi minumannya dan
bertanya Apa karena Sekretaris Kim. Young Joon mengaku bukan seperti itu. Tuan
Park yakin kalau Sesuatu terjadi diantara mereka berdua. Young Joon hanya diam.
“Dengar
baik-baik, Kurasa berhubungan dengan seseorang sama dengan telanjang.” Kata
Tuan Park. Young Joon mengejek Tuan Park itu mesum.
“Bukan
seperti itu... Maksudku, kalian harus saling terbuka. Kita perumpakan, kau
membuka pakaianmu Dan Sekretaris Kim juga membuka pakaiannya. Tapi kau masih
memakai celana dalam. Bukankah dia akan merasa malu?” jelas Tuan Park. Young
Joon tetap diam.
“Meski
memalukan, aku akan melepas semua pakaianku, tapi kau... Tapi kenapa dia tak
melepas semua pakaiannya? Wanita itu pasti akan merasa terkhianati.” Ucap Tuan
Park. Young Joon ingin tahu apa yang harus dilakukan.
“Kau
harus lepaskan celana dalam yang ibaratnya otakmu itu.” Jelas Tuan Park. Young
Joon terlihat binggung.
“Kau
menyembunyikan sesuatu dari Sekretaris Kim, kan?” kata Tuan Park. Young Joon
tak mengerti maksud ucapan Tuan Park.
“Kau pasti
tahu, sejak istriku membongkar kebohonganku pada saat permulaan hubungan kami. Sejak
itu aku tak menyembunyikan apa-apa lagi darinya. Kenapa? Meski kau
menyembunyikannya, kebohongan itu malah akan semakin besar seiring waktu. Pada
akhirnya, itu akan mengancam hubunganmu. Aku sudah mengalaminya sendiri. “
jelas Tuan Park
Young
Joon ingin tahu Apa kebohongan temanya. Tuan Park mengaku mengatakan pada
istrinya itu adalah wanita pertamanya Tapi, saat malam pernikahan,istrinya akhirnya tahu bahwa itu adalah kebohonga dan semua
hanya contohnya saja. Ia menegaskan kalau dengan semua yang akan diucapkan.
“Jika kau
menyembunyikan sesuatu darinya. Kau sebaiknya ceritakan semuanya sebelum kalian
mulai berhubungan. Meski kau merasa celana dalammu itu sudah menyatu dengan
jiwamu karena terlalu lamanya kau pakai.” Jelas Tuan Park
“Tidak
sesederhana itu... Ada kebenaran...yang terlalu perih untuk diketahui.” Kata Young
Joon. Tuan Park hanya bisa menghela nafas panjang.
Mi So
bermimpi buruk, masuk ke dalam sebuah rumah dengan penuh sarang laba-laba
mengaku sangat takut. Anak laki-laki mengenggam tanganya, menyakinkan kalau itu
hanya laba-laba. Mi So tetap ketakutan dan akhinya bangun dari tidur.
“Mimpi
apa ini? Kupikir aku akan mengingat semuanya setelah bertemu dengan pria itu.
Tapi Semakin lama semakin membingungkan.” Gumam Mi So lalu melihat pesan yang
masuk.
Young Joon
mengirimkan pesan “Apa kau sudah tidur?” Mi So membalas kalau baru saja bangun.
Young Joon kembali menulikan pesannya “Aku tahu. Aku lihat lampumu mendadak
dinyalakan.” Mi So kaget dan akhirnya melihat keluar jendela, Young Joon sudah
ada didepan rumah melambaikan tangan.
Mi So
keluar dari rumah langsung mendekati Young Joon dengan wajah bahagia. Young
Joon memberikan sebuah kotak dan meminta Mi So membukanya. Mi So kaget ternyata
isinya banyak permen karamel. Young Joon mengaku kalau itu permintaan maaf
karena sudah memakan karamelnya.
“Dan...
Aku juga merindukanmu.” Akui Young Joon, Mi So hanya bisa tersenyum.
Young
Joon menyuruh Mi So agar masuk saja dan Mimpi indah. Mi So heran menatap Young
Joon karena merasa ingin menangis tapi belum bisa menemukan alasannya. Young
Joon mengemudikan mobilnya dengan tatapan sedih.
Young
Joon dkk sudah memegang gunting dengan banyak wartawan, Ketua Galeri memberitahu
galeri Seni Yumyung akan berkontribusi meredam dahaga masyarakat akan budaya
dan meningkatkan kualitas hidup. Mereka pun mengunting pita sebagai peresmian
galeri. Mereka pun memastikan acara
konser buku 'Sekali Seumur Hidup'
“Apa
semuanya berjalan lancar selama gladi resik?” tanya Mi So
“Audio,
video, dan pencahayaan semuanya telah terpasang dengan sempurna.” Kata Ketua
Acara.
“Saat
wartawan tiba, pastikan kau mengecek daftar tamunya.” Pesan Mi So
“Aku akan
mengeceknya dengan teliti.” Kata Ketua . Young Joon meminta agar Jangan kehilangan pengawasan sampai selesai
acara dan mengerjakan dengan baik. Ketua mengangguk mengerti.
Young Joon
memuji Mi So karena yang merencanakan
dan. mengkoordinir semuanya untuk konser buku ini, Mi So tersenyum mengucapkan Terima
kasih. Saat itu Sung Yeon melihat keduanya terlihat cemburu, Tuan Park memberitahu Sung Yeon untuk masuk
ke ruang tunggu.
Saat itu
Mi So datang ke ruang tunggu bertanya apakah mencarinya. Sung Yeon bertanya balik
apakah Mi So punya waktu, dan bersedia meninjau naskah pidatonya, karena harus
bicara didepan orang banyak makanya membuatnya gugup.
“Bisakah
kau bantu aku?” ucap Sung Yeon. Mi So pun tak bisa menolaknya membaca tulisan
Sung Yeo
“Ini sudah
bagus. Mereka akan segera mengetahui nilai, ide serta kelembutanmu. Kurasa mereka
akan menikmatinya.” Komentar Mi So. Sung Yeon seperti tak percaya mendengarnya.
“Aku lega
bisa mendengar itu darimu.” Kata Sung Yeon, Mi So pun akan pamit pergi tapi
Sung Yeon tiba-tiba menarik tanganya agar tak pergi. Mi So pun kaget tiba-tiba
tanganya disentuh.
Saat itu Young Joon datang melihat keduanya, Mi So
terlihat panik dan langsung menarik tanganya. Young Joon hanya menatap sinis ke
arah kakaknya. Mi So bertanya apakah Young Joon sudah selesai bicara denga
ketua galeri. Young Joon tetap diam terlihat sangat marah.
“Kenapa
kau tampak kesal? Mi So datang untuk
meninjau naskah pidatoku.” Kata Sung Yeon dengan nada mengejek
“Jika kau
tak bisa meninjaunya sendiri, maka kau seharusnya jangan berpidato.” Balas Young
Joon lalu mengajak Mi So pergi.
Mi So
mengikuti Young Joon berusaha menjelaskan yang tadi dilihat, saat itu Sek Yang
datang memberitahu kalau Ketua Lee sedang mencarinya. Young Joon pun berjalan pergi. Mi So pun
hanya bisa menghela nafas. Akhirnya acara Konser buku dimulai.
“Buku 'Sekali
Seumur Hidup' benar-benar novel populer. Novelnya laku keras sesaat setelah
diluncurkan. Bukankah itu hebat ?” ucap MC, semua yang menonton menyetujuinya. Sementara
Mi So dan Nyonya Lee duduk dibangku penonton.
“Aku tak
menyangka Sungyeon memutuskan untuk menunjukkan diri di depan publik. Aku
senang sekali... Kau yang mewujudkannya.” Ucap Nyonya Lee
“itu Tidak
benar.” Kata Mi So lalu melihat Young Joon masuk ke ruangan dan bergegas pamit
pergi untuk menemui bosnya.
“Buku
barumu berjudul 'Sekali Seumur Hidup' Kalau begitu apa kau... sudah menemukan
cintamu?” tanya MC. Mi So terdiam lalu melihat ke arah Young Joon
“Aku baru
menemukannya belakangan ini. Aku bersatu dengan wanita yang bersamaku saat aku
kecil dan terjebak di kegelapan. Aku tak akan bisa melewatinya jika sendirian. Tapi
dia disana denganku, aku tak akan melepasnya. Aku akan kerahkan semuanya untuk
melindunginya.”kata Sung Yeon menatap ke arah Mi So.
Semua
orang langsung bergemuruh Mi So melihat kearah Young Joon yang menatapnya lalu
keluar dari ruangan.
Mi So
berlari keluar dari ruangan mencari Young Joon sampai akhirnya melihat di lobby
dan langsung menghadangnya. Young Joon dengan santai bertanya ada apa. Mi So
dengan gugup mengatakan kalau ada yang ingin dikatakan.
“Apa yang
ingin kau katakan?” tanya Young Joon seperti sudah tak peduli.
“Itu
salah paham.” Kata Mi So lalu keduanya berjalan keluar gedung. Young Joon tak
mengerti maksudnya.
“Apa yang
kau dengar barusan dan yang kau lihat belum lama tadi, semuanya salah paham.” Jelas
Mi So
“Kau tak
perlu menjelaskannya. Sudah kubilang, aku akan memikul semunya.” Ucap Young
Joon
“Tidak,
aku akan jelaskan... Aku ingin memperjelas semuanya.” Ucap Mi So
Young
Joon heran kenapa Mi So tiba-tibai ingin memberitahunya. Mi So mengaku
tak ingin ada kesalahpahaman diantara mereka, menurutnya semakin Young
Joon salah paham maka semakin membuat
jarak merkea semakin jauh dan takut akan
hal itu. Young Joon ingin tahu kenapa seperti itu.
“Karena
aku menyukaimu... Kau berulang kali mengutarakan perasaanmu padaku... Maaf,
karena aku lama memberi jawabannya... Aku... menyukaimu, juga.” Kata Mi So.
Young
Joon menatap Mi So seperti tak percaya lalu memeluknya dengan erat. Keduanya
saling menatap kembali, Young Joon ingin menciumnya tapi seperti ingatanya
kembali datang tentang kenangan buruknya. Mi So akhirnya lebih dulu mencium
Young Joon lebih dulu. Young Joon sempat terkejut, setelah kembali menatap Mi
So dan akhirnya mencium Mi So tanpa ada rasa ketakutan.
Bersambung ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Prevewnya mn min,,,epsd 9,,,,
BalasHapusPenasaraaann abiss min...jgn lama2 ya priview ya
BalasHapusAkhirnya....setelah gagal beberapa kali untuk ciuman....
BalasHapusAkhirnya....setelah gagal beberapa kali untuk ciuman....
BalasHapusdrama favorit aku ini mah.
BalasHapusmbk lanjt ya jngn lama2
BalasHapusSeru banget dramanya^^
BalasHapusjadi ga sabaran