PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 28 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Yi Young melihat sosok pria masuk ke dalam gudang, lalu bertanya Siapa kau?” Tuan Yoon langsung menyapa Yi Young mengaku sudah Lama tidak bertemu dan memujinya semakin cantik saja. Yi Young mencoba melihat wajah si pria tapi matanya silau dengan sinar senter.
“Kurasa hidup pasti baik untukmu.” Ucap Tuan Yoon. Yi Young bertanya apakah Tuan Yoon mengenalnya.
“Bagaimana kamu mengenalku?” tanya Yi Young, Tuan Yoon pikir Yi Young itu tak harus bertanya dan membuatnya agak tersinggung.
“Setahun lalu, kita sudah menghindari masalah.” Kata Tuan Yoon. Yi Young tak mengerti maksud "Sudah menghindari masalah
“Astaga, dengan wajah polosmu itu, kau bersikap seolah-olah tidak tahu apa pun. Setahun lalu, kita bertemu di sini. Apa Kau tidak ingat?” ucap Tuan Yoon.
Yi Young mencoba mengingat dan pria itu seperti yang dilihat saat masuk ketika sedang diikat dengan Ian. Ia mundur bertanya apakah pria itu datang ke sini hari itu dan melihatnya. Tuan Yoon pikir kalau ingatan Yi Young itu sudah pulih.
“Benar. Kita bertemu di sini.” Kata Tuan Yoon, Yi Young makin ketakutan meminta Tuan Yoon agar Jangan mendekatinya dan membuat tasnya pun terjatuh. 


Jang Yoon panik mengemudikan sambil menelp Yi Young tapi Yi Young terlihat ketakutan hanya melihat Jang Yoon yang menelp tanpa mengangkatnya.
“Aku tidak akan mendekatimu. Jawab saja pertanyaanku. Di mana kau menyimpan itu? Benda yang diambil pacarmu.” Ucap Tuan yoon. Yi Young ta mengerti apa yang disimpanya.
“Apa yang diambil pacarku?” tanya Yi Young binggung, Tuan Yoon merasa sudah menduga kalau Yi Young tidak akan menjawabnya.
“Melihat bagaimana para petinggi itu berusaha keras mencarinya, kurasa itu pasti sangat penting. Aku akan menyembunyikannya dengan baik jika berada di posisimu sampai nilainya meningkat. Tapi kau tetap harus memberitahuku.” Ucap Tuan Yoon.
“Itu tidak ada di rumahmu.” Kata Tuan Yoon, Yi Young kaget kalau Tuan Yoon berarti sudah menerobos masuk rumahnya.
“Aku berniat mengambilnya dan pergi dengan tenang. Tapi aku tidak bisa menemukannya.Jadi Di mana? Katakan sekarang sebelum kesabaranku habis.” Ucap Tuan Yoon menahan emosi.
“Benda yang kamu cari... Apa yang kau cari? Seperti apa rupanya?” tanya Yi Young benar-benar kebingungan.
“Apa Kau sedang menguji kesabaranku?” kata Tuan Yoon berjalan mendekat, Yi Young langsung mengambil pisau yang disimpan dalam tasnya.
“Jangan mendekatiku!” tegas Yi Young berani mengancam dengan pisau lipatnya.
“Kalau dipikir-pikir, sebenarnya kau punya pengalaman. Kau menikam pacarmu hari itu, kan?” sindir Tuan Yoon. Yi Young terlihat kaget.
“Apa kau melihat aku menikam Kim Ian?” tanya Yi Young memastikan, Tuan Yoon mengaku melihat dengan matanya sendiri.
“Sebenarnya, itu pisau yang sama. Apa Kau datang ke sini hari itu dengan pisau ini? Apa Kau yang mengarahkan pisau ini kepadaku? Apa Kau pemilik pisau ini?” ucap Yi Young ingin memastikan.
“Apa maksudmu? Aku tidak menggunakan mainan seperti itu. Aku bukan anak kecil.” Ungkap Tuan Yoon.
“Kumohon... Tolong katakan apa yang terjadi di sini setahun lalu. Tolong katakan apa yang terjadi hari itu. Aku tidak tahu apa yang kau cari, tapi kau bisa menemukannya jika memberitahuku, bukan?” ucap Yi Young
“Apa Kau tidak ingat yang terjadi hari itu?” tanya Tuan Yoon. Yi Young menjawab kalau tidak ingat apa pun.
“Jadi, tolong beri tahu aku!” teriak Yi Young, Tuan Yoon bisa mengerti dan menurutnya kalau ini Pantas saja aneh.
“Jadi, ini sebabnya para petinggi membiarkanmu hidup dan kau hidup seperti tidak terjadi apa pun. Kini aku mengerti. Dan Ini mengubah keadaan. Jika kau tidak berbohong.” Ucap Tuan Yoon berjalan mendekat.  
Yi Young meminta agar Tuan Yoon tak mendekat, saat itu terdengar suara Jang Yoon memanggilnya. Tuan Yoon langsung menarik Yi Young dengan membekam mulut dan mengancam dengan pisau dilehernya. Ia mengancam Yi Young untuk tetap diam.
“Jangan bergerak... Leher cantikmu akan cedera.” Ucap Tuan Yoon mengancam. Jang Yoon akhirnya masuk gudang memanggil Yi Young.

“Kita akan bertemu lagi, Yi Young.” ucap Tuan Yoon lalu bergegas pergi, Yi Young langsung jatuh lemas, Jang Yoon pun bisa melihatnya dan langsung menghampirinya.
“Ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku  Tidak ada terjadi apa pun dan baik-baik saja.
Saat itu Tuan Yoon sempat keluar menatap ke dalam gudang, Jang Yoon ingin mengejar tapi melihat keadaan Yi Young memilih untuk membantunya bangun dan mengajak keluar gedung. 

Jang Yoon pun pergi ke toko obat "Toko Pak Baek",  lalu menelp Ki Sang dengan penuh amara karena sikapnya masih tenang padahal seseorang hampir mati. Ia memberitahu kalau  Bajingan itu mengikutinya dan bahkan menikam leher Yi Young.
“Kenapa kau bilang tidak tahu keberadaannya?” keluh Jang Yoon marah.
“Kami tidak yakin dia orangnya atau bukan.” Ucap Ki sang. Jang Yoon yakin kalau itu dia dan sudah melihatnya sendiri dan yakin itu dia dari belakang.
“Tidak mudah menemukan orang yang sudah menghilang. Aku akan ke rumah lamanya. Mari kita pikirkan satu per satu.” Ucap Ki Sang
“Lupakan saja. Aku tidak bisa memercayaimu lagi. Katakan semua yang kau ketahui sekarang. Aku akan mencarinya.” Ucap Jang Yoon lalu menutup telpnya.
Jang Yoon kembali masuk mobil menatap Yi Young seperti tertidur dengan plester dilehernya. Ia seperti merasa tak enak hati karena membuat Yi Young celaka. 

Nona Yoon memberitahu Nyonya Seo Zaman sekarang, itu tren untuk orkestra untuk memilih orang yang tidak mengambil jurusan musik dan merencanakan penampilan gabungan atau kolaborasi dan Penonton menginginkan sesuatu yang menarik.
“Dia anggota yang dipilih Maestro Nam sendiri. Dia tidak mengambil jurusan musik, tapi dia sangat luar biasa. Aku yakin Anda akan menyukainya.” Ucap Nona Yoon sebelum Nyonya Seo masuk ke dalam ruangan pertunjukan. 

“Apa itu dia?” tanya Nyonya Seo melihat Jang Yoon bermain di atas panggung. Tuan Koo membenarkan dan Nyonya Seo mencoba menikmati permainan Jang Yoon.
“Dia lumayan. Penampilannya menakjubkan. Bagaimana menurutmu?” kata Nyonya Seo. Nona Yoon tersenyum melihatnya.
“Kau benar. Aku sudah terpikat kepadanya sejak awal. Begitu dia memperoleh ketenaran, itu akan meredam semua keributan yang disebabkan oleh pemecatan Gong Sun Mi. Kita akan menyelam sambil minum air.” Ucap Tuan Koo
“Pembohong dan penjilat itu.” Gumam Nona Yoon mendengar ucapan Tuan Koo.
“Berikan dia izin ke ruang latihan pribadi kita agar dia bisa berlatih dengan tenang. Tugaskan juga seorang asisten untuknya. Pastikan dia bisa memakai aula simfoni kapan pun dia ingin.” Ucap Nyonya Seo.
“Lakukan dengan benar.” Kata Tuan Koo pada Nona Yoon, Nona Yoon menganguk mengerti. Nyonya Seo pun keluar dengan Tuan Koo. Nona Yoon menahan emosinya. 



Joo Wan masuk ruangan bertanya apakah Yi Young mau makan sesuatu. Yi Young terlihat sibuk dengan komputernya. Joo Wan bertanya apa yang sedang dilakukan Yi Young sekarang. Yi Young memberitahu akan mengirim video untuk neneknya.
“Apa Kepada Bok Boon?” tanya Joo Wan memastikan. Yi Young membenarkan kalau Ini video yang kurekam saat latihan waktu itu.
“Dia bilang matanya terlalu sakit untuk menontonnya melalui ponsel. Kini dia bisa menontonnya melalui TV.”kata Yi Young.
“Kenapa repot-repot mengirim video latihan untuknya? Dia bisa datang ke penampilan kita.” Kata Joo Wan.
“Ayolah. Sesi latihan ini seindah penampilan. Dia membesarkanmu menjadi pria baik dengan bangun pagi-pagi dan membuat mi. Aku yakin dia akan sangat bangga padamu.” Kata Yi Young lalu selesai mengirimkan pesan.
“Jadi Kita mau makan di mana?” tanya Yi Young sudah siap pergi, Joo Wan langsung menariknya dan memeluknya. Yi Young terlihat kaget.
Joo Wan langsung mengucapkan Terima kasih. Saat itu tiba-tiba terlihat seseorang berlari di depan ruangan. Joo Wan  bertanya siapa itu, Yi Young pikir kalau tau siapa orangnya lalu berlari keluar ruangan mengejar orang misterius.
“Kau Yu Da, bukan? Kamu memotretku dan Maestro Nam, bukan? Kenapa kau melakukan ini diam-diam? Melakukan ini diam-diam, sama saja pengecut, kan?” ucap Yi Young berdiri depan ruang pertunjukan. Yoo Da tak keluar dari persembunyian.
“Jangan bersembunyi dan tanyakan padaku langsung. Aku akan jujur kepadamu.” Kata Yi Young dan saat itu Nona Yoon menelpnya 


Yi Young melihat Jang Yoon dilobby dan mencoba untuk tak mengabaikanya Jang Yoon akhirnya mengikuti Yi Young menanyakan keadaaan lehernya dan  berpikir kalau harus ke rumah sakit. Yi Young mengaku baik-baik saja dan akan sembuh.
“Aku sudah menghubungi kantor keamanan. Ganti gembokmu hari ini. Ini terlalu menegangkan bagiku.” Ucap Jang Yoon.
“Kau tidak perlu memedulikanku lagi. Aku akan mengurusnya sendiri.” Ucap Yi Young sinis.
“Kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini?” ucap Jang Yoon heran. Yi Young tak mengerti maksudnya.
“Kenapa kau melarangku memedulikanmu dan kau akan mengurusnya sendiri? Apa Kau yakin baik-baik saja?” tanya Jang Yoon, Yi Young tak mengerti ucapan Jang Yoon.
“Apa kau robot? Kau tidak punya emosi? Kenapa kau berpura-pura? Beberapa jam lalu, kau diikuti oleh pria misterius. Kau hampir kehilangan nyawamu di gudang itu. Apa Kau tidak mengerti? Aneh jika kau baik-baik saja sekarang.” Ucap Jang Yoon dengan nada tinggi. 


Beberapa orang melihat keduanya, seperti tahu kalau terjadi masalah. Jang Yoon pun mengajak Yi Young untuk bicara di luar saja. Yi Young akhirnya duduk dibangku taman, Jang Yoon ingin Yi Young menceritakan semuanya secara rinci tentang kejadian di gudang.
“Apa yang dia katakan? Bagaimana lehermu bisa terluka?” tanya Jang Yoon penasaran.
“Kurasa dia mengikutiku dari rumahku. Begitu aku memasuki gudang, dia mengikutiku.” Akui Yi Young
“Apa Kau melihat wajahnya?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku  Tidak jelas dan mencoba mengingatnya.
Saat itu Tuan Yoon menyapa Yi Young yang sudah lama tak bertemu, Yi Young menceritakan  pria itu tahu namanya dan bilang sudah perhan bertemu di gudang itu setahun lalu. Jang Yoon tak pecaya kalau pria itu sungguh mengatakan itu.
“Lalu, dia bertanya di mana aku menyimpan benda yang diambil pacarku. Aku sangat takut. Aku sangat takut sampai...” akui Yi Young mengingat saat mengeluarkan pisau dan mengancamnya.
“Saat aku sadar, pisauku mengarah kepadanya. Setelah itu, dia tersenyum padaku dan berkata...” ucap Y Young


Flash Back
Yi Young bertanya apakah Tuan Yoon melihat kalau ia menikam Kim Ian. Tuan Yoon mengaku melihatny Dengan matanya sendiri.
“Sejujurnya, aku ke sana berpikir betapa leganya jika bukan aku yang membunuh Kim Ian. Aku sangat berharap seperti itu. Tapi ternyata menjadi seperti ini. Kita tidak boleh bertemu lagi, kan?” ucap Yi Young menahan tangisnya. Jang Yoon hanya bisa terdiam.
“Kurasa sebaiknya kita saling menjaga jarak, kan? Jika kita tetap dekat, itu hanya akan mengembalikan kenangan buruk. Jangan bersikap baik kepadaku lagi. Aku tidak pantas diperlakukan seperti itu darimu” kata Yi Young lalu berdiri dari tempat duduknya.
“Aku akan membantumu sampai orkestra menampilkan konser hari jadi yang ke-20. Nona Yoon memintaku melakukannya. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membantumu sampai konsernya selesai.” Jelas Yi Young. Jang Yoon hanya diam saja.
“Aku tahu ini terdengar jahat, tapi tolong bersabarlah denganku sampai aku tahu alasanku menikam adikmu. Aku akan menebus perbuatanku setelah tahu apa yang terjadi. Aku ingin minta maaf, tapi aku tidak bisa karena aku merasa sangat bersalah.” Kata Yi Young lalu berjalan meninggalkanya. Jang Yoon pun hanya diam saja. 


Eun Joo berjalan keluar dari tempat les,Shin Young melihat Eun Joo langsung mengumpat. Eun Joo pun menahan tangan Shin Young meminta agar mengulangi perkataannya depan ibunya. Shin Young pikir ucapanya benar kalau Eun Joo itu berengsek.
“Tunggu sebentar. Kau bahkan bukan pelatihku lagi. Kudengar kau menolak mengajariku karena aku kurang berbakat. Aku juga tidak mau belajar darimu. Kau menjijikkan.” Ucap Shin Young sinis.
“Kenapa kau di sini? Apa Kau mendaftar di universitas ini?” sindir Eun Joo, Shin Young pikir itu bukan urusan Eun Joo.
“Bu, permainan putri Anda seperti anak SD. Apa Anda pikir universitas itu main-main?” sindir Eun Joo, saat Tuan Kang datang menarik Eun Joo.
“Hei, kenapa kamu kasar sekali? Mereka datang sebagai tamuku. Kau harus sopan.” Ucap Tuan Kang memarahi Eun Joo.
“Dia yang lebih dahulu bersikap kasar. Apa Profesor Kang berjanji menjadikanmu murid di sini? Berapa banyak kau membayarnya? Katakan. Aku tahu gaji rata-rata Atau kau memberinya hal lain?” ejek Eun Joo.
“Hei, Nona Ha. Kau pasti bercanda... Apa Kau gila, ya? Apa Kau mau dituntut?” ucap Tuan Kang marah
“Kau sungguh mengurus bawahanmu dengan lebih baik. Apa Kau pikir berkuasa terhadapku? Siapa yang bilang? Apa Kau tidak mau mencari uang?”kata Ibu Shin Young menyuruh Eun Joo menyingkir.
“Jika putri Anda masuk sekolah ini, aku akan melaporkannya ke Dinas Pendidikan. Aku pandai melakukan hal seperti itu karena aku suka bermain kotor.” Ucap Eun Joo
“Beraninya kau mengancamku? Minggir.” Kata Ibu Shin Young, Eun Jo tak bisa tinggal diam dan akhirnya Tuan Kang yang turun tangan.
“Hentikan... Kenapa kau berbicara tanpa berpikir? Seharusnya kau lebih tahu. Kukira kau cukup pintar untuk bekerja untukku, tapi kurasa kau tidak bisa diatur. Jadi Pergi dari sini... Enyahlah.”ucap Tuan Kang, Eun Joo hanya diam saja.
“Aku bilang, pergilah... Jangan bermimpi memiliki karier di bidang ini!” kata Tuan Kang mengusir Eun Jo. Eun Joo keluar menatap gedung tempatnya berkerja.
“Lihat saja nanti... Kau bisa mencoba semaumu, tapi aku tidak akan berhenti bermusik. Kau tidak punya kuasa atas diriku. Satu-satunya yang berkuasa atasku adalah musik. Tapi bagaimana aku akan bertahan?” gumam Eun Joo terlihat kebingungan. 





Tuan Kang masuk ruangan melihat Joo Wan sudah menunggu lalu meredakan emosi dengan meminum sofa. Joo Wan bertanya Apa terjadi sesuatu. Tuan Kang mengeluh kalau Anak-anak zaman sekarang benar-benar tidak berguna.
“Jika kau baik kepada mereka, itu kesempatan untuk bersikap kasar. Pantas saja orang-orang cenderung tidak menghargai kebaikan. Itulah yang baru saja terjadi. Omong-omong, aku terkejut dapat kunjungan dari orang paling sibuk. Kenapa kamu kemari?” ucap Tuan Kang.
“Yoon Young Gil menemuiku. Dia mengancamku untuk membalas dendam. Apa Kau menyuruhnya melakukan itu?” tanya Joo Wan.
“Dasar berengsek. Aku tidak percaya dia melakukannya. Dia pasti kehabisan uang melihat dia berkeliaran mengancam orang.” Kata Tuan Kang
“Pastikan dia tidak pernah muncul di hadapanku lagi. Ini Sangat tidak menyenangkan.” Perintah Joo Wan. Tuan Kang mengaku tidak menyuruhnya melakukan itu.
“Apa kau tahu Kim Ian punya kakak?” tanya Joo Wan, Tuan Kang terlihat binggung.
“Tampaknya mereka berpisah saat masih kecil. Dan dia bergabung dengan orkestra.” Cerita Joo Wan.
“Orkestra? Kenapa dia bergabung dengan orkestra? Bagaimana kau bisa tahu? Siapa dia?” tanya Tuan Kang penasaran. 


Jang Yoon bertemu lagi dengan Ki Sang dicafe. Ki Sang menawarkan kopi lebih dulu. Ki sang menolaknya, dan ingin tahu  Apa ada barang-barang Ian di rumah ayahnya. Ki Sang pikir tak ada karena Jang Yoon. sudah mengambil semuanya.
“Siapa tahu masih ada, jadi, tolong selidiki. Jika kau menemukan sesuatu, berikan kepadaku.” ucap Jang Yoon
“Apa yang terjadi?” tanya Ki Sang, Jang Yoon memberitahu kalau Tuan Yoon mencari sesuatu.
“Sesuatu yang diambil Ian darinya.” Kata Jang Yoon, Ki Sang bingung ingin tahu alasan  Ian mengambil sesuatu
“Dia hanya bermain piano seumur hidupnya. Apa dia mengatakan hal lain?” ucap Ki Sang. Jang Yoon pikir tak ada.
“Dia ada di gudang itu pada hari kematian Ian. Dia tidak hanya melakukan tabrak lari Bahkan Dia juga tidak sendirian. Aku yakin ada yang membantunya. Keadaannya makin rumit.” Ungkap Jang Yoon.
“Bagaimana keadaan Yi Young?” tanya Ki Sang. Jang Yoon menjawab  Tidak baik.
“Dia ingin aku bertahan menghadapinya sampai dia tahu kenapa dia menikam Ian. Dia ingin meminta maaf setelah itu. Sebesar apa kita bisa mempercayainya?” kata Jang Yoon terlihat ragu.
“Aku mendapatkan ini dari tempat yang dahulu dihuni Yoon Young Gil. Dia meninggalkan barang-barangnya dengan perusahaan pindahan ini. Dia akan membawa semua itu setelah dibebaskan dari penjara. Kau Datangi saja mereka.” Ucap Ki Sang memberikan kartu nama.
“Kau punya foto Yoon Young Gil, kan? Kirimkan kepadaku sekarang juga.” Ucap Jang Yoon. 


Jang Yoon menunggu didepan perusahan jasa pindah rumah, lalu melihat pria yang keluar ruangan dan memberitahu kalau ia yang menelepon. Si pria pun menyapa Jang Yoon dengan sopan, Jang Yoon mengaku sedang mencari seseorang.
“Apa kau mengenal pria ini?” tanya Jang Yoon menunjukan foto Tuan Yoon, Si pria seperti mengenalinya.
“Ya, aku ingat... Kurasa sekitar sebulan lalu. Dia memintaku memindahkan barang-barangnya yang sudah lama kami simpan, jadi, kupindahkan.” Ucap si pria.
“Apa Kau punya alamatnya?” tanya Jang Yoon, Si pria mengaku  Perusahaan tidak punya catatannya.
“Perusahaan tidak akan memberitahumu meskipun mereka tahu. Tapi pria itu terus menolak memberitahuku alamatnya. Kurasa dia tidak ingin kami mencatatnya. Dia menelepon dan memberitahuku alamatnya tepat sebelum aku akan berangkat.” Ucap Si pria mencoba mengingatnya.
“Itu motel di dekat Myeongnyun-dong.” Kata Si pria. Jang Yoon meminta agar pria itu menelp setelah ingat di mana tempatnya dan akan memberimu imbalan.


Yi Young berbaring sendirian di atas panggung mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
“Siapa  yang membunuh adikmu?” tanya Yi Young, Jang Yoon menjawab Seseorang yang dia cintai.
“Mungkin kau yang menikam Ian. Gadis yang dicintai adikku adalah dirimu.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young bertemu dengan si pria dengan mengancam mengunakan pisau agar jangan mendekati. Si pria berkomentar kalau Yi Young  punya pengalaman karena menikam pacarnya hari itu. Yi Young terbangun dan langsung duduk sambil memegang dadanya.
“Kenapa aku menikam Kim Ian? Kenapa aku menikam pacarku sendiri? Mari temui pria itu lagi.” Gumam Yi Young terbangun. 

“Aku harus mendengar apa yang terjadi hari itu. Aku yakin dia tahu alasanku menikam Kim Ian pada hari itu. Tapi bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi?” ucap Yi Young lalu berjalan dilorong.
Saat itu Yi Young melihat pria yang masuk ke dalam ruangan tapi tiba-tiba melihat seperti ingatan datang. Ia pun bertanya-tanya Apa itu tadi karena seperti melihat sosok Jang Yoon masuk ruangan dosen, lalu mengingat yang dikatakan oleh Eun Joo.
Flash Back
“Yi Young, saat kita kuliah, bukankah kita mengikuti kelas pemasaran bersama? Apa kau ingat asisten dosen untuk kelas itu? Apa Kamu ingat seseorang bernama Jang Do Hoon?” tanya Eun Joo. Yi Young terlihat binggung.
“Apa Kau tidak ingat apa pun? Kita melihatnya beberapa kali saat kuliah.” Ucap Eun Joo.
“Siapa yang kau bicarakan?” tanya Yi Young binggug, Eun Joo mengaluh kalau  ingin hidup tanpa berpikir seperti Yi Young setidaknya satu hari saja.

Yi Young masuk ke ruangan dosen, si pria bertanya kenapa Eun Joo masuk ruangan.  Yi Young ingin tahu apakah ada profesor atau asisten pengajar bernama Jang Do Hoon di sini. Si pria mencoba mengingat nama Jang Do Hoon dan mengaku Tidak ada. Yi Young pun mengerti.
Yi Young berjalan pulang dan melihat Jang Yoon sudah menunggu didepan pintu. Jang Yoomengaku berniat menelepon Yi Young tapi berpikir kalau  Yi Young tidak akan menjawabnya lalu memberitahu kalau Orang-orang dari firma keamanan akan datang besok.
“Kenapa kau repot-repot? Kubilang aku akan mengurusnya.” Ucap Yi Young acuh. 

“Jelas kau tidak mengurusnya. Bagaimana kau akan tidur malam ini? Apa Apa Kau yakin dia tidak akan menyelinap lagi?” ucap Jang Yoon.
“Jika dia melakukannya, apa boleh buat? Sudah kubilang aku akan mengurusnya.” Kata Yi Young seperti pasrah.
“Apa Kau tidak tahu betapa berbahayanya dia? Kau tidak bisa menghadapinya. Dia tidak melukaimu hari ini, tapi mungkin tidak lain kali.” Ucap Jang Yoon khawatir.
“Aku tidak peduli.” Kata Yi Young menaiki tangga, Jang Yoon mengaku kalau dirinya yang peduli.
“Aku tidak suka melihatmu terluka. Jika kamu terluka kali ini, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri.” Ucap Jang Yoon
“Kau tidak perlu merasa bertanggung jawab. Ini masalahku.” Kata Yi Young, Jang Yoon pikir itu juga masalahnya.
“Selain itu, ini bukan soal bertanggung jawab.” Ucap Jang Yoon, Yi Young pun bertanya apa selain itu.
Saat itu ponsel Yi Young berdering, Soo Young keluar dari ruangan menanyakan keberadaan Yi Young  memberitahu kalau ayahnya pingsan jadi meminta datang ke rumah sakit sekarang. Yi Young terlihat sangat shock. Jang Yoon bertanya siapa yang menelp.
“Pamanku baru saja pingsan.” Ucap Yi Young lalu bergegas pergi, Jang Yoon pun mengikutinya. Di lantai atas, Tuan Yoon keluar dari persembunyianya sambil meminum susu pisang seperti memang sengaja menunggu Yi Young pulang ke rumah. 


Tuan Hong sudah ada dikamar rawat mengeluh  mereka semua berkumpul padahal Ini bukan apa-apa dan hanya Usus buntunya baru saja diangkat. Istrinya mengejek kalau mereka datang untuk melihat seorang pria tua mengangkat usus buntunya sendiri.
“Melihat cara bicaranya, kurasa dia sudah sadar sekarang.” Ejek istri Tuan Hong
“Tentu saja aku sudah sadar. Jika tidak, kau akan bosan.” Balas Tuan Hong
“Ayolah. Kenapa bercanda setelah dioperasi? Banyak yang harus kita kerjakan. Waktu yang tepat. Sepertinya aku ditakdirkan untuk bekerja.” Ucap Nyonya Hong seolah tak peduli.
“Ibu histeris dan menangis karena takut Ayah mati. Operasinya berjalan lancar. Dia cepat pulih. Bertahanlah beberapa hari.” Kata Soo Young
“Baiklah. Ayah tidak akan mati karena mengangkat usus buntu ayah. Kau harus kembali bekerja... Kau juga, Yi Young.. Tapi Kenapa kau lebih mirip pasien daripada paman? Ada apa dengan lehermu?” ucap Tuan Hong khawatir.
“Dia terluka saat berlari... Dia terlalu muda untuk menjadi buta... Kalian berdua harus pergi. Biarkan dia tidur.” Kata Nyonya Hong.
“Tidurlah... Aku bekerja sifht malam. Aku akan mampir sebelum selesai.” Kata Soo Young, Yi Young pun pamit pergi pada pamanya dan akan kembali besok. Soo Young dengan tatapan dingin mengajak Yi Young bicara. 


Di lorong rumah sakit, Soo Young ingin tahu alasan  Jang Yoon mengantar Yi Young ke rumah sakit dan apakah bersamanya saat ia menelepon, padahal sudah mengatakan jangan terlibat dengannya. Yi Young mengaku itu tidak direncanakan.
“Kami kebetulan bertemu di depan rumahku.” Akui Yi Young, Soo Young langsung menyuruh Yi Young agar pindah dari rumah itu sekarang.
“Tinggallah di rumah kami sampai disewakan.. Mengerti?” kata Soo Young, Yi Young pikir tak perlu.
“Aku tidak akan menemuinya lagi. Kami tidak akan bertemu sekarang.” Akui Yi Young
“Bagaimana lehermu bisa terluka? Jangan coba-coba membohongiku. Katakan yang sebenarnya.” Ucap Soo Young
“Aku pergi ke gudang yang kudatangi bersama Jang Yoon tempo hari. Itu gudang lama. Aku teralihkan dan terluka.” Cerita Yi Young
“Apa kau sudah gila? Kenapa kamu kembali ke sana?” ucap Soo Young marah, Yi Young mengaku punya alasan untuk kembali.
“Dia bilang aku membunuh Kim Ian. Aku harus mencari tahu kenapa itu terjadi.” Jelas Yi Young
“Kau tidak membunuh siapa pun!” tegas Soo Young, Tapi Yi Young membalas kalau itu mungkin saja.
“Bagaimana jika aku benar-benar membunuhnya? Haruskah aku berpura-pura tidak melakukannya dan tidak tahu apa-apa? Berpura-purlah tidak tahu soal ini, Kak Soo Young. Jangan ikut campur urusan ini. “ tegas Yi Young lalu melangkah pergi. 


Nona Yoon menunggu seseorang dicafe, seorang wanita masuk dengan sinis mengaku sedang bekerja jadi tidak punya banyak waktu. Nona Yoon pikir sudah bilang alasannya ingin bertemu, jadi akan langsung saja lalu memberikan uang. Si wanita pikir ini lucu.
“Benar. Aku tidak menduga akan menyerahkan sesuatu seperti ini. Tapi aku tidak bisa memikirkan cara lain.” Ucap Nona Yoon.
“Aku tidak akan menemui jaksa itu untuk mendapatkan sedikit uang.” Komentar si wanita.
“Aku ragu itu untuk cinta. Benarkan?” sindir Nona Yoon, Si wanita meragukan tentang cinta menurutnya pria itu terus merayunya jadi pergi dengannya beberapa kali.
“Dia pria yang membosankan, jadi, aku tidak akan menemuinya lagi. Jadi, kau bisa pergi saja.” Kata si wanita sinis.
“Kalau begitu, aku ingin kau menandatangani dokumen ini.” Kata Nona Yoon mengeluarkan selembar kertas dan pulpen.
“Aku tidak mau! Untuk apa aku tanda tangan di sini? Jangan menjalani hidupmu seperti ini. Katakan ini kepada wanita berkuasa yang memerintahkanmu melakukan ini. Karena aku tidak kuat menemuinya, aku tidak akan menemuinya lagi.” Ucap si wanita melempar uang dan berjatuhan dilantai.
“Pungut sebelum kau pergi.” ucap Nona Yoon menahan emosi.  Si wanita tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau tuli? Pungut uangnya dan letakkan di meja sebelum kau pergi.” tegas Nona Yoon. Si wanita pikir Nona Yoon sudah gila berani menyuruhnya.
“Ya, aku hampir gila setelah melihatmu. Apa Kau tidak menghargai uang? Aku harus berusaha keras untuk mendapatkan uang berharga ini. Itu tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini darimu. Jadi Cepat pungut.” Ucap Nona Yoon. Si wanita hanya diam saja.
“Berapa kali kau tidur dengan jaksa itu? Kudengar dia memberimu tas. Tas yang mana? Aku akan memberi tahu rekan kerjamu. Apa ibumu tah bahwa kau tidur dengan pria yang sudah menikah? Jangan berpura-pura kamu berkelas atau polos. Uangku jauh lebih bersih darimu. Ambil sekarang. Cepat.” Ucap Nona Yoon, Si wanita pun tak bisa mengelak. 


Michael Lee sedang berlatih timpani, Nona Yoon masuk ruangan,. Michael pikir kalau Nona Yoon pergi lebih awal karena pekerjaan. Nona Yoon mengaku dalam perjalanan pulang dan melihat Michael sampai larut. Michael membernarkan.
“Aku punya dua jam sebelum kursusku. Apa Kau mau makan?” tanya Michael merapihkan stick timpani. Nona Yoon tak menjawabnya malah menangis.
“Mi Rae. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Michael akhirnya memeluknya.
Nona Yoon pun menangis dipelukan Michael, Jenny sedang lewat melihat Nona Yoon berpelukan dengan michael seperti tak percaya. 


Yi Young masuk kamar ingin tahu apa Benda yang Kim Ian ambil, dan berpikir kalau mengajukan lebih banyak pertanyaan padanya. Ia mencari sesuatu diatas meja dan melihat gelas berisi origami dan tertulis note "Semoga berhasil untuk audisiny. Semangat, Hong Yi Young!"
“Tidak mungkin Soo Young menyimpan barangku.” Ucap Yi Young lalu menemukan sebuah USB didalam gelas.
“Kenapa ini ada di sini?” tanya Yi Young binggung penasaran lalu membuka laptop. 

Yi Young melihat folder dalam USB  "Agustus 2018, Yi Young" dan berpikir itu miliknya lalu mengkliknya tapi merasa tidak mengerti kenapa Soo Young menyembunyikan ini darinya. Akhirnya Ia melihat video dirinya saat masih ada dirumah sakit.
“Apa tidurmu nyenyak semalam? Mulai hari ini, aku akan merekam percakapan kita dengan kamera. Ini rekaman untuk sesi biasa. Jadilah dirimu sendiri.” Ucap Soo Young
“Pisau? Pisau apa maksudmu?” tanya Soo Young, Yi Young menjawab  Itu sering muncul di film.
“Yang bisa dilipat menjadi dua. Tapi... Ada darah di tanganku... Kak Soo Young, tanganku berlumuran darah... Tanganku...” ungkap Yi Young.
Yi Young menonton video dirinya sendiri seperti tak percaya kalau bukti dirinya sebagai pembunuh makin kuat.
Bersambung ke "Episode 16"

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar