PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Orang yang memekarkan bungamu, bagaimana jika kau kehilangan dia? Sombong dan bodoh, kau Man Wool. Apa kau Tak takut melihat bunga layu?” ucap Ma Go Hitam. Man Wool mengaku tidak
“Bungamu akan mulai layu saat kau mulai takut.” Ucap Ma Go, Man Wool terlihat gugup. 

Chan Sung masuk ke dalam bar dan akhirnya Ji Won menyapanya. Chan Sun kaget ternyata Ji Won yang datang
"Kenapa kau melakukan ini padaku? Aku sangat takut." Dan saat aku mulai menggigil ketakutan lalu bunga-bunga perlahan mulai berguguran... Apa Saat itukah kau akan menyeretku ke Alam Baka?” ejek Man Wool
“Benar... Aku sudah tahu betapa usilnya kalian. Tak perlu begitu. Bawa dia kehadapanku sekarang juga. Kita bisa mengakhiri ini secara rapih, dan akhirnya aku akan menghilang persis seperti yang kuharapkan selama tahun-tahun tak berujung yang harus kutanggung.” Tegas Man Wool dingin.
“Koo Chan Sung adalah yang akhirnya akan membawanya padamu.” Kata Ma Go
“Kenapa kau terus melibatkan Chan Sung?” keluh Man Wool. Ma Go menegaskan bukan ia yang melibatkan Chan Sung.
“Orang yang menginginkan kau pergi dengan damai. Kau sudah hidup selama 1.000 tahun, dan semua yang kau harapkan adalah tak ada lagi. Dan konsekuensi yang harus ditanggung Koo Chan Sung sangatlah tak adil. Tak adil ataupun objektif.” Kata  Ma Go
“Aku mencoba menghentikannya. Dia memilih untuk tetap di sampingku.” Balas Man Wool
“Kau seperti penyihir jahat.”umpat Ma Go. Man Wool membenarkan dirinya seorang penyihir jahat yang membuatnya menetap bahkan saat tahu akhir yang akan terjadi.
“Kau sangat jahat. Karena kau, dia bahkan harus bertemu dengan orang yang paling menyakitinya. Apa lagi yang harus dilaluinya karena kau? Kau goyah seperti daun.” Ucap Ma Go sinis lalu berjalan pergi. Tangan Man Wool bergetar setelah Ma Go pergi. 


Ji Won menyapa Chan Sung lalu berpikir kalau tak mengingatnya. Chan Sung hanya diam saja. Ji Won mengenalkan dirinya dan dulu belajar di Boston bersama. Chan Sung bisa mengenal Ji Won, Ji Won pun ingin tahu tujuan datang.
“Apa Sanchez memberitahumu tentangku Atau apa itu Mi Ra?” ucap Ji Won. Chan Sung mengaku bukan tapi orang lain.
“Dia bilang, dia berpapasan denganmu. Tapi aku terkejut bertemu kau di sini.” Jelas Chan Sung. Sanchez tak percaya mendengarnya.
“Aku yakin kau tak datang ke sini karena merindukanku. Jadi, ada perlu apa?” ucap Sanchez curiga
“Aku dengar, kau kembali ke Korea untuk bersekolah hukum. Apa kau berhenti? Kau bilang ayahmu adalah hakim. Apa dia menyerah padamu?” tanya Chan Sung mengejek.
“Dia tak menyerah padaku, tapi dia meninggal. Jadi, aku hanya melakukan apa yang kusukai.” Ucap Sanchez
“Apa yang kau sukai di sini?” tanya Chan Sung berjalan melihat botol-botol, Sanchez terlihat tegang.
“Pasti anggur. Apa kau punya banyak anggur yang enak? Aku ingin coba segelas.” Kata Chan Sung santai. Sanchez pun memperbolehkanya.
“Apa orang itu? Apa dia membunuhmu? tanya Chan Sung pada arwah Nyonya Lee. Nyonya Lee menganguk tepat disamping Chan Sung 



Chan Sung duduk dengan santai, Ji Won akan menuangkan anggur dan mengambil obat-obat yang disimpanya lengkap dengan suntikan. Saat akan membawakan anggur, Chan Sung sudah tak ada di tempat duduk. Chan Sung ternyata sudah ada di ruangan tersembunyi.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ji Won. Chan Sung langsung balik bertanya bagaimana dengan Ji Won
 “Apa yang kau lakukan di sini? Apa hobinya membunuh orang” ucap Chan Sung dingin. Ji Won sudah memegang suntikan di tanganya dan siap menyerang Chan Sung. Pekelahian pun terjadi pada keduanya.  

Man Wool mencoba menelp Chan Sung tak ponselnya tak aktif, lalu bertanya Kenapa  tak mengangkat teleponnya dan berpikir harus kembali ke tempat Chan Sung. Nyonya Choi mengingatkan kalau Man Wool sudah berulang kali ke sana dan akan datang nanti.
“Kata dia kami akan bertemu, tapi dia tak muncul atau mengangkat teleponnya. Ini aneh. Aku harus tahu, dan mencari kemana perginya dia..” Ucap Man Wool
“Aku yakin ada alasannya. Kenapa kau sangat gelisah?” tanya Nyonya Choi
Man Wool terdiam lalu teringat dengan yang dikatakan Ma Go “Orang yang memekarkan bungamu, bagaimana jika kau kehilangan dia?” Ia mengaku  mendengar sesuatu yang tak menyenangkan jadi akan pergi mencarinya. Nyonya Choi tak bisa menahanya. 


Yoo Na pulang sekolah terlihat kebingungan mencoba menelp Chan Sung tak diangkat, lalu melihat didepan bar sudah banyak garis polisi dan juga banyak orang yang berkumpul. Hyun Joong mengangkat telp Yoo Na hanya mendengar suara tangisan Yoo Na.
“Ada apa, Yoo Na?” tanya Hyun Joong panik. Yoo Na pikir kalau Chan Sung terluka.
“Bagaimana jika dia meninggal?” kata Yoo Na terus menangis dan merasa ketakutan. Hyun Joong melonggo kaget. 

Tuan Kim kaget mengetahui Si Pilihan ke-3 sudah meninggal. Hyun Joong pikir Sepertinya Chan Sung meninggal saat pergi untuk menangkap si pembunuh. Man Wool datang ke lobby, Tuan Kim memberitahu Man Wool kalau mereka ada masalah besar.
“Katanya Manager Koo sudah meninggal.” Ucap Tuan Kim. Man Wool kaget.
“Yoo Na mengikuti mobil dan bilang dia ingin menemukan pembunuh para tamu, tapi manager bilang itu terlalu berbahaya baginya dan dia pergi sendiri.” Cerita Hyun Joong
“Jangan bicara omong kosong. Kenapa Ko Chan Sung mati?” ucap Man Wool tak bisa terima.
“Yoo Na melihat bahwa dia dibawa dengan ambulans.” Cerita Hyun Joong, Man Wool ingin Hyun Joong menceritkan situasinya.
Chan Sung masuh ke dalam hotel dan tak ada yang menjaganya, Man Wool mememinta Hyun Joong agar menceritakan yang terjadi. Hyun Joong hanya bisa menangis. Man Wool berteriak agar Hyun Joong Jangan menangis dulu. Chan Sung akhirnya keluar dari lift.
Semua terlihat sangat sedih, Man Wool berjalan perlahan mendekati Chan Sung lalu memegang bagian dada karena ingin memastikan. Saat air matanya sudah keluar dan membalikan badan lalu mengumpat marah pada Hyun Joong dan siap menghajarnya.
“Kau belum meninggal, syukurlah.”ucap Hyun Joong langsung memeluk Chan Sung. Tuan Kim dan Nyonya Choi menahan Man Wool agar marah membabi buta.
Chan Sung binggung lalu meliat Man Wool akhirnya pergi. Tuan Kim senang melihat Chan Sung yang masih hidup. Nyonya Choi memukul Chan Sung karena mengira datang sebagai tamu. Chan Sung bingung karena dianggap sebagai tamu.


“Kau pergi ke sana untuk menemui si pembunuh sendirian kami tak bisa menghubungimu, lalu kami mendengar seseorang terluka parah. Aku kira adalah kau.” Ucap Hyun Joong
“Mengetahui bisa sangat berbahaya, aku tak sendirian. Aku sudah memanggil petugas polisi yang kukenal.” Kata Chan Sung
Flash Back
Chan Sung akan menerima suntikan oleh Ji Won, Detektif Park datang dengan pistol memperingatkan Ji Won agar jangan bergerak.
Tuan Kim yang mendengarnya memuji Chan Sung sudah kerja dengan bagus dan ingin tahu siapa yang terluka. Chan Sung menjawab yaitu Pelakunya.

Flash Back
“Seol Ji Won, kau ditahan secara paksa karena pembunuhan. Ayo Letakkan.” Kata Detektif Park, tapi Ji Won malah sengaja menyobek lehernya dengan pecahan botol untuk bunuh diri. 
“Dia tak dalam kondisi kritis sekarang, jadi, dia akan hidup untuk membayar atas yang dia perbuat.” Ucap Chan Sung. Mereka pun mengucap syukur.
“Aku sangat terkejut karena kupikir kau datang sebagai tamu.”ungkap Hyun Joong
“Aku tahu dia bukan tamu begitu kumelihatnya.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Choi melihat Tuan Kim yang menangis bahkan menyeka air matanya.
“Itu air ingusku. Lalu kau, aku melihat kakimu bergetar.” Ejek Tuan Kim
“Maaf karena membuat semuanya khawatir. Dan terima kasih atas kekhawatiran kalian.” Ucap Chan Sung
“Hati kami yang mati berdetak berkatmu. Itu mendebarkan. Ketua Jang akan mulai merasa kesal, jadi ayo kita bersorak.” Ucap Tuan Kim lalu mengajak berteriak “Semangat!” 



Chan Sung masuk ruangan memanggil Man Wool  tapi tak ada diruangan, lalu bertanya-tanya kemana Man Wool padahal sudah  membawa wine karena tahu yang dulu tak cukup. Man Wool akhirnya datang dengan banyak belanjaan.
“Jang Man Wool, dari mana saja kau? Apa Kau pergi belanja?” tanya Chan Sung. Man Wool menyuruh Chan Sung untuk duduk.
“Apa kau pergi ke apotek? Ya, di sini tak ada apa pun yang dapat mengobati manusia.” ucap Man Wool mengeluarkan semua obat dari tasnya.
“Apa kau beli dari seluruh apotek?” kata Chan Sung binggung, Man Wool menyuruh Chan Sung duduk saja.
“Biarkan aku melihatmu... Semuanya terluka... Apa yang harus kuoleskan? Ayo pakai yang paling mahal.” Kata Man Wool yakin.
Chan Sung merasa lukanya terasa perih, Man Wool pikir rasanya sakit jadi berpikir salep ini tak bagus dan mencari yang lain. Chan Sung melihat kotak obat yang dioles, lalu memberitahu Ini salep untuk sembelit. Man Wool kaget.
“Maaf. Kuoleskan salep anus ke wajahmu.” Ucap Man Wool panik. Chan Sung tak peduli
“Jika ini menyembuhkan anus, aku yakin akan menyembuhkan wajahku juga.” Ucap Chan Sung
“Anus dan wajah tak sama.. Cepat Kembalikan. Aku akan oleskan salep lain.” Ucap Man Wool
“Apa kau takut aku meninggal dan datang ke hotel sebagai tamu? Bagaimana bisa kau yang paling bingung dan terkejut?” ejek Chan Sung.
“Karena aku takut. Bagaikan dunia berubah menjadi gelap gulita, aku takut. Tak peduli betapa putus asanya aku menginginkan uang, aku tak pernah melakukan kesalahan ini. Kau membuatku terlihat seperti orang bodoh. Semua karyawanku juga melihat. Astaga, memalukan.” Ungkap Man Wool malu. 



“Kau Tunggu disini... Aku akan pergi mencari tamu apoteker selagi masih hidup.” Ucap Man Wool kesal sendiri karena tak tahu tentang obat.
“Sepertinya kau sendiri cukup terkejut. Bukankah kau harus minum obat?” ucap Chan Sung menahan Man Wool
“Kenapa? Apa kau minum pil santai atau semacamnya?”kata Man Wool. Chan Sung langsung memeluk Man Wool karena tahu pasti  sangat ketakutan.
“Apa kau seorang apoteker?” keluh Man Wool. Chan Sung memeluk Man Wool kalau seharusnya menjaganya dan terus memeluknya.
Man Wool teringat yang dikatakan Ma Go “Bungamu akan mulai layu saat kau menjadi takut.” Chan Sung lalu memberitahu Man Wool  kalau punya kabar baik juga.
“Yeon Woo-mu... Benar. Detektif Park Yeong Su  menangkap pelakunya. Dia mungkin akan dipromosikan.” Ucap Chan Sung dengan wajah bahagia. 


Di TKP, bagian forensik mulai mengambil gambar. Detektir memberitahu menemukan semua obat-obatan dan alat suntik yang digunakan untuk membunuh para korban. Detektif Park pikir Ji Won secara ilegal menyelundupkan narkoba sambil mengimpor anggur.
“Ini pasti situs webnya, Helllo, tempat orang mengumpat. Apa kau menemukan Seol Ji Won dari situs web?” tanya Detektif.
“Sebenarnya, aku menerima petunjuk.”akui Detektif Park.
Flash Back
Detektif Park sedang mengintai, lalu menerima terima telp dan terlihat kaget. Ia menerima telp dari Lee Do Yeon yaitu wanita yang sudah mati. Nyonya Lee memberitahu kalau Suaminya bukan pelakunya, tapi  Pembunuhnya ada di sini.

“Berhentilah bercanda menelpku” kata Detektif Park tak percaya. Nyonya Lee memberitahu kalau Ada darah.
“Dia mengumpulkan sampel darah dari korbannya. Datanglah kemari. Berbahaya di sini.” Ucap Nyonya Lee. 

“Petunjuk bahwa ada jejak darah korban diambil tak pernah diungkapkan kepada publik. Aku datang ke sini karena itu menggangguku. Aku benar-benar menemukan darah di sini.” Ucap Detektif Park
“ Dia benar-benar seperti setan. Dia mengumpulkan darah dan memasukan ke botol anggurnya.” Komentar Detektif Lain.
“Tapi siapa yang menurutmu yang meneleponku? Tak mungkin hantu bisa meneleponku. Ini Sangat aneh.” Ucap Detektif Park binggung. 

Man Wool memperingatakan Chan Sung Ktak boleh membiarkan hantu mengambil alih tubuhnya seperti itu dan meminta agar berjanji  jadi Jangan pernah melakukan hal seperti itu tanpanya. Chan Sung merasa Hantu itu hanya membantu untuk meneleponnya dan mengumpulkan bukti.
“Bawa mereka bersamamu, lalu Pulang dan istirahatlah.” Ucap Man Wool memberikan tas isi obat.
“Aku memiliki tas yang lebih besar untuk obatku sekarang.” Goda Chan Sung lalu melihat sesuatu dan bertanya apa itu.
“Alat pijat... Letakkan di lehermu sebelum tidur. Itu bagus. Ada penutup mata dan sebotol sampanye... Oh yah.. . Kaviar. Ini sangat mahal, asal tahu saja... Dan kau harus Minum ini.” Ucap Man Wool terlihat benar-benar khawatir.
“Kau memberiku hal yang sangat berharga bagimu.” Komentar Chan Sung
“Ambil salah satu mobilku karena aku punya banyak... Tidak... Kau harus terus mengemudikannya.” Ucap Man Wool.
“Benarkah? Mobil merah... Bisakah aku mengambil yang merah?” kata Chan Sung, Man Wool terlihat binggung.
“Kenapa? Apa kau suka merah? Kau tak suka merah.” Ucap Man Wool. Chan Sung mengaku menyukainya. Man Wool pun mempersilahkan.
“Silakan kendarai mobil merah. Hanya ada satu mobil merah. Kau bisa mengambilnya.” Ucap Man Wool sinis. Chan Sung pun mengucapkan  Terima kasih.
Man Wool memberikan kunci mobilnya, Chan Sung tahu kalau Bukan yang ini kuncinya dan menunjuk kuncin yang lain.  Man Wool pun memberikan kunci mobil mewah. Chan Sung pikir Sangat menyenangkan memiliki pengalaman mendekati kematian.
“Aku akan mengendarai yang ini.” Ucap Chan Sung memilih mobil lainya. Man Wool kesal karena Chan Sung itu bercanda
“Aku sedang mengujimu... Mobil merah atau aku. Aku menang.” Ucap Chan Sung. Man Wool pikir Chan Sung akan kalah jika itu adalah mobil coklat baru.
“Aku tahu favoritmu adalah yang merah. Karena aku mengalahkan mobil merah, artinya aku mengalahkan mereka semua.” Ucap Chan Sung, Man Wool mengumpat Chan Sung itu ular licik dari Harvard.
“Sepertinya aku perlu pergi ke polisi beberapa kali. Untuk menjelaskan apa yang terjadi tanpa melibatkan hantu, aku benar-benar harus menjadi ular licik dari Harvard kali ini.” Jelas Chan Sung
“Omong-omong, Yeon Woo pasti bingung. Dia menerima dua petunjuk dari hantu. Dia hanya memiliki tubuh besar tapi Dia mudah takut terhadap hantu.” Kata Man Wool.
“Apa Yeon Woo begitu? Kau pasti tumbuh dengan dia dari kecil.” Komentar Chan Sung
“Ibu Yeon Woo membesarkanku. Ketika aku masih sangat kecil, aku sekarat di alam liar. Seorang pedagang yang lewat menyelamatkanku Dan ibu Yeon Woo adalah orang yang menerimaku. Tapi dia meninggal tak lama sesudah itu.”cerita Man Wool
“Yeon Woo dan aku bagaikan kakak-adik. Begitulah kami hidup. Dia tangkas, dia juga membuatkan pakaian untukku. Sepertinya dia menjalani kehidupan yang baik sebagai polisi sekarang. Kurasa ini kali pertama kuceritakan masa laluku.” Ungkap Man Wool
“Mungkin, bunga yang mekar...” kata Chan Sung yang langsung disela Man Wool
“Waktunya pasti akan tiba.” Kata Man Wool, Keduanya hanya bisa terdiam. Akhirnya Chan Sung pun memilih untuk pamit pergi. Man Wool binggung karena Chan Sung lupa membawa tas yang sudah siapkan. 
Man Wool pikir kalau Waktunya pasti akan tiba seperti berusaha untuk meneriman. Chan Sung duduk dengan wajah frustasi dan kebingungan, teringat saat Man Wool mengatakan “Teruslah menjagaku dan cobalah untuk mengantarku seperti yang diinginkan Ma Go.”
“Kau pasti bekerja dengan baik. Sepertinya bunga akan bermekaran. Kau pasti menjaganya dengan baik, sehingga kau bisa melihatnya pergi.” ucap Ma Go
“Siapa tamu terakhiryang akan kau antar?” tanya Nyonya Hwang.
“Aku akan menjadi tamu terakhirmu. Ketika kau melihatku pergi, jangan merasa kesepian.” Ucap Man Wool 


Ji Won sudah ada di rumah sakit, polisi bertanya kapan Ji Won akan bangun. Perawat memberitahu mungkin dalam beberapa jam. Detektif Park akhirnya datang bertanya pada petugas penjaga apakah Ji Won sudah sadar.
“Dia akan sadar beberapa jam lagi.” Kata Petugas, Detektif Park membuka tirai kaget tak ada Ji Won lalu bertanya kemana pelaku.
“Dia ada di sini beberapa saat yang lalu.” Ucap Petugas binggug, Detektif Park berteriak agar segera mencarinya bukan hanya diam saja. 


Ji Won dengan sengenap kekuatanya menaiki tangga, seperti ingin kabur lalu teringat pembicaran dengan Chan Sung.
Flash Back
Chan Sung menyindir Ji Won yang memiliki hobi membunuh orang. Ji Won pura-pura tak mengerti. Chan Sung tahu kalau Ji Won itu sudah  membunuh orang. Ji Won ingin tahu itu kata siapa.
“Orang yang kau bunuh ada di sini bersama kita.” Ucap Chan Sung, Ji Won melihat sekeliling tak bisa melihat sosok Nyonya Lee yang selalu ada didekatnya, lalu mengumpat Chan Sung itu gila.
“Apa Kau pikir semuanya sudah berakhir begitu orang mati? Jiwa kita tetap ada. Korban ketujuhmu ada di sini bersama kita saat ini. Dan ini... adalah darahnya. Haruskah aku menemukan enam lainnya agar kau percaya padaku?” ucap Chan Sung mengancam dengan mengeluarkan botol wine berisi darah.
“Siapa kau?” kata Ji Won menahan amarahnya. Chan Sung memberitahu kalau tak menemukan mereka tapi Korban Ji Won  melakukannya.
“Jangan berbohong padaku. Itu Tak mungkin.” Ucap Ji Won,  Chan Sung pikir Ji Won mungkin tak tahu ini, tapi Nyonya Lee ada di sebelah Ji Won selama ini.
“Dia juga beri tahu aku apa yang kau sembunyikan dibelakangmu.”ucap Chan Sung. Ji Won merasa tanganya bergerak sendiri dengan suntikan ditanganya. 


Ji Won tak percaya kalau hantu itu ada lalu kembali berjalan menaiki tangga. Salah seorang pasien sedang menelp seseorang meminta datang. Ji Won yang marah langsung menghajarnya.
Chan Sung menerima telp dari Detektif Park, Detektif Park mengaku membutuhkan di rumah sakit sekarang. Chan Sung pun bergegas pergi ke rumah sakit.
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, Seol Ji Won hanya akan berbicara denganmu. Apa tak masalah?” ucap Detektif Park. Chan Sung mengaku tak masalah. 

Diatas gedung
Ji Won melihat Chan Sung datang lalu mengejek kalau berkat Chan Sung akhirnya sampai dirumah sakit. Chan Sung menegaskan itu semua karena Ji Won dan Yang menempatkandi sini adalah korban yang dibunuh oleh Ji Won.
“Kau bilang hantu ada. Apa Saat ini pun, hantu membantumu?” ucap Ji Won.  Chan Sung membenarkan kalau saat itu hantu sedang memandanginya saat ini pun.
“Apa ini orangnya? Haruskah aku mendorongnya saja?” ucap Man Wool sinis. Chan Sung langsung melarangnya.
“Dia harus hidup dan membayar kesalahannya.” Ucap Chan Sung berbicara dengan Man Wool
“Benar.. Aku tak ingin mengalami cobaan karena si sampah ini.” Kata Man Wool sinis.
Ji Won binggung bertanya apa yang sedang dilakukan Chan Sung itu, Chan Sung mengaku sedang berbicara dengan pelindungnya mengenai temanya itu. Ji Won menyalahkan Chan Sung kalau Hidupnya mulai berantakan gara-gara Chan Sung. Chan Sung menegakan alau saat itu pun gara-gara Ji Won sendiri. 

Flash Back
Ji Won membuka kotak dan melihat pistol serta gambar yang diberikan pada Sanchez, dengan senyuman tersenyum melihat pistol itu sangat imut, lalu bertanya apakah Chan Sung  punya bukti bahwa ia mengirimnya dan menurutnya tak ada yang mempercayai Chan Sung.
“Apa Kau pikir sesuatu terjadi hanya karena kau pintar, kan? Kau tak bisa apa-apa.” Ejek Ji Won.
“Tak ada yang harus percaya padaku kecuali satu orang. Orang yang sangat mengenal putra bungsunya yang mengirim putranya ke luar negeri. Aku membicarakan ayahmu, seorang hakim.” ucap Chan Sung
“Bagaimana kalau kita taruhan? Antara seorang putra yang tak bisa diandalkan sama sekali dan seorang siswa berkualitas A dari universitas AS yang bergengsi, siapa yang akan dipercaya ayahmu? Sebelum aku beri tahu ayahmu tentang semuanya, pergilah dengan tenang.” Kata Chan Sung bisa membuat Ji Won terdiam. 


Ji Won merasa menyesal karena seharusnya menarik pelatuknya saat itu. Man Wool bertanya apakah Chan Sung mengenal Ji Won secara pribadi Chan Sung mengaku Takdir buruk yang mempertemukan mereka. Dan mengira sudah terputus, tapi ternyata bertemu lagi.
Man Wool terdiam karena teringat dengan yang dikatakan Ma Go “Karena kau, dia bahkan harus bertemu dengan orang yang paling menyakitinya. Apa lagi menurutmu yang harus dia lalui?”
“Apa yang kau lakukan...tak akan berakhir dengan kematian. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan jiwamu adalah untuk tetap hidup dan membayar dosa-dosamu.” Ucap Chan Sung
“Bagaimana dosa-dosaku? Aku hanya melakukan apa yang orang lain perintahkan. Apa kau tahu betapa antusiasnya orang saat membenci dan mengumpat orang lain? Pemain sepak bola mencetak gol karena itulah yang diinginkan orang” ucap Ji Won
“Dan aku membunuh orang-orang karena itulah yang diinginkan orang, jadi bagaimana itu tanggung jawabku?” tegas Ji Won memperlihatkan ponselnya.
“Itu mungkin tempat orang-orang untuk mengekspresikan emosi kotor mereka. Tapi tak ada yang benar-benar ingin menempatkan pikiran kotor mereka ke dalam tindakan. Turun ke sini, Ji Won!.” Tegas Chan Sung.
“Aku juga memposting ungkapan kebencianku untukmu. Aku harap ini menerima banyak dukungan.” Kata Ji Won akhirnya melompat dari atas gedung.
Chan Sung tak bisa meraihnya, Detektif Park yang ada dibawah pun kaget melihat Ji Won akhirnya bunuh diri. Man Wool menatap sinis dari atas gedung dengan yang dilakukan Ji Won. 
Ji Won akhirnya menjadi arwah penasaran. Man Wool pikir sekarang Ji Won bisa melihatnya.  Ji Won pikir Chan Sung benar kalau kematian benar-benar bukan akhir. Man Wool memberitahu kalau Ji Won itu sekarang menjadi hantu.
“Chan Sung mungkin tak ingin ini terjadi tapi aku tak sabar menunggumu jatuh dari gedung dan mati. Aku tak diizinkan untuk menyakiti manusia, tapi berurusan dengan hantu pendendam sepertimu, itu masalah lain.” Ucap Man Wool
“"Hantu pendendam"?” kata Ji Won mengeje. Man Wool pikir Ji Won layak dilempar ke truk sampah.
“Aku akan menghancurkan dan mengubahmu menjadi abu. Aku harap kau berubah menjadi sampah dan menuju Alam Bakamu.” Ucap Man Wool memberikan kekuatanya tapi tak bisa masuk ke arah Ji Won.
“Apa itu? Apa yang melindungimu?” tanya Man Wool binggung, Ji Won dengan bangga kalau Kebenciannya itu sedang bekerja.
“Kebencian dan umpatanku membuat orang menjadi liar.  Aku akan mendedikasikan hidupku untuk mengumpat Koo Chan Sung, orang yang menghancurkan hidupku.” Kata Ji Won. 



Sebelum meninggal, Ji Won menuliskan pada forum “Aku harap dia mati. Aku mengumpatnya juga.”  Man Wool merasa Pikiran dan emosi buruk orang-orang ini pasti memberi Ji Won kekuatan yang mengerikan. Ji Won malah mengejek Man Wool itu bukan siapa-siapa karena melindungi Chan Sung.
“Diam, dasar sampah... Kau bau.. Aku akan menyingkirkan kekuatan mengerikan yang melindungimu, lalu merobekmu menjadi beberapa bagian. Tunggu saja.” Ucap Man Wool marah
“Aku akan menjadi lebih kotor dan kuat.” Kata Ji Won lalu melangkah pergi. 

Detektif Park memberitahu Chan Sung sudah minta situs web Helllo untuk menghapus postingan yang Seol Ji Won unggah Tapi tak bisa berbuat apa-apa yang sudah menyebar di web jadi meminta maaf. Chan Sung pikir tak perlu meminta maaf.
“Apa aku bisa pamit sekarang?” ucap Chan Sung, Detekif Park mempersilahkan lalu berjalan pergi.
“Tunggu.. Ketika kau berada di bar anggur, apa kau kebetulan bersama wanita lain?” tanya Detektif Park memastikan. Chan Sung hanya bisa diam.
“Sebenarnya, aku mendapat telepon dari bar anggur. Dan wanita yang menelepon mengatakan, dia adalah mendiang Lee Do Yeon. Aku tahu itu tak masuk akal, tapi aku hanya ingin tahu...” kata Detektif Park binggung.
“ Itu bisa saja dia. Aku percaya bahwa hantu ada. Aku juga percaya pada reinkarnasi.” Ucap Chan Sung. Detektif Park pun bisa mengerti kalauada reinkarnasi.
“Kau menggambar dengan sangat baik. Kau pasti sangat tangkas.” Ucap Chan Sung. Detektif Park mengucapkan Terima kasih dan Chan Sung pun pamit pergi. 


Chan Sung pergi menemui Man Wool memberitahu Seol Ji Won sudah meninggal. Man Wool mengaku sudah tahu, karean bertemu arwahnya dan sudah menjadi hantu pendendam, bahkan membenci Chan Sung. Chan Sung mengaku sudah mengetahuinya.
“Aku membaca posting yang dia unggah. Aku cukup terkejut dengan berapa banyak dukungan yang dia dapatkan.” Ucap Chan Sung santai. Man Wool terlihat sangat kesal.
“Seharusnya aku mengubahnya menjadi abu begitu dia meninggal. Seharusnya aku membawa pistol, bukannya kipas lipat.” Keluh Man Wool kesal
“Apa dia cukup kuat untuk melarikan diri darimu?” tanya Chan Sung. Man Wool mengaku ingin menganggapnya bukan masalah besar, tapi ternyata ini masalah besar.
“Koo Chan Sung... Jangan pulang sampai kita menangkapnya. Tetap di disampingku.” Ucap Man Wool dengan wajah marah. Chan Sung pun hanya bisa diam saja.
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar