PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 28 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 16

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jang Yoon mencari sesuatu dalam baju milik adiknya, tapi tak menemukan apapun, saat mencari dalam celana menemukan sebuah kantung dan itu berisi cincin. Ia mengingat saat melihat jasad Ian di dalam ruang mayat.
“Maafkan kakak. Maaf, Ian... Maafkan kakak.” Ucap Jang Yoon menangis dan melihat cincin yang dipakai Ian.
Ia pun melihat nama di ponsel adiknya, hanya ada panggilan  "Konduktor Song, Ibu, Yi Young-ku, kakakku"

Flash Back
Ian menelp Yi Young dengan nama "Yi Young-ku" layaknya seorang pacar mengajak naik kereta gantung besok pagi, Jang Yoon duduk didepanya hanya bisa mengeleng kepala melihat tingkah adiknya.
“Jika kamu tidak menjawabku dalam tiga detik, aku anggap kau setuju. Satu, dua, tiga. Aku akan meneleponmu di depan rumahmu besok.” Ucap Ian dengan senyuman bahagia lalu menutup telpnya.
“Apa dia tidak marah?” tanya Jang Yoon, Ian mengaku Yi Young marah.
“Dia menakutkan saat marah... Tidak, dia tidak terlalu menakutkan. Sebenarnya, dia bahkan tidak bisa marah pada orang.” Ucap Ian. Jang Yoon heran dengan komentar adiknya 
“Apa dia cantik?” tanya Jang Yoon, Ian mengaku baginya Yi Young itu cantik dan terlihat senyuman yang sumringah.
Jang Yoon terdiam melihat nama Yi Young di ponsel adiknya seperti masih ragu kalau membunuh adiknya. 

Yi Young membeli minum, kasir memberitahu kalau Saldonya tidak cukup. Yi Young meminta maaf dan akan memberikan kartu lainya. Saat itu Jang Yoon datang  akan membayarnya dan memesan es americano. Yi Young tak bisa menolak dan hanya diam saja.
“Bagaimana lehermu?” tanya Jang Yoon sambil masuk gedung, Yi Young menjawab Sudah lebih baik.
“Bagaimana kabar pamanmu?” tanya Jang Yoon, Yi Young menjawab  Itu radang usus buntu Dan  langsung dioperasi kemarin.
“Rasanya sudah berabad-abad kita tidak bertemu, kan? Padahal kita bertemu kemarin.” Ucap Jang Yoon mengejek
Yi Young menerima sebuah pesan dan langsung bergegas pamit pergi dengan wajah panik. Jang Yoon meihat Yi Young langsung mengecek ponselnya, ternyata ada foto Yi Young berpelukan dengan Joo Wan lalu bertuliskan caption "Jadi, aku pengecut karena mengintip diam-diam"
“Tapi kau bukan pengecut karena berbohong di belakang kami? Itu pendapatmu. Jangan sembunyi dan jelaskan ini secara terbuka. Kamu anjing pudelnya Maestro Nam, bukan?” 


Yi Young diruang latihan terlihat gugup, Joo Wan masuk ruangan seolah tak terjadi sesuatu menyapa semua anggota. Eun Joo menatap sinis,  Joo Wan mengajak mereka mulai latihan tapi semua anggota seperti tak semangat.
“Kenapa suasananya seperti ini? Apa Kalian tidak ingin berlatih?” tanya Joo Wan.
“Maafkan aku, tapi kami hargai jika kau bisa menjelaskannya sebelum kita mulai. Ada banyak rumor di forum daring itu, Kenapa?.” Kata Knut
“Ah...  Begitu rupanya. Karena fotonya? Apa yang salah dengan itu? Kurasa tidak ada orang di orkestra kita yang berkencan. Aku tidak mengerti kenapa harus menjelaskan kehidupan pribadiku. Kurasa akan kujelaskan karena kalian menginginkannya.” Ucap Joo Wan. Jang Yoon mendengarkan dari balik pintu.
“Tentang foto yang kalian lihat dari forum daring itu... Nona Hong mengirim video untuk nenekku yang membesarkanku dan aku berterima kasih padanya. Kurasa kalian salah besar. Nona Hong tidak tertarik padaku. Tapi Malah sebaliknya. Aku yang tertarik padanya.” Ucap Joo Wan.
Yi Young kaget mendengarnya begitu juga Jang Yoon dibalik pintu memilih untuk pergi, semua anak pun seperti tak percaya mendengarnya.  Joo Wan pun mengajak mereka mulai latihan pada bait pertama "Hungarian Dance No. 5". Eun Joo terlihat marah langsung memilih pergi dari ruang latihan. Joo Wan seperti tak peduli. 


Yi Young mengejar Eun Joo keluar ruangan , Eun Joo mengeluh Yi  Young memanggilnya dan berpikir senang sudah membalas dendam. Yi Young pikir Jika membicarakan Jae Hyung dan bukan soal itu. Eun Joo dengan sopan meminta maaf kalau tidak pedul Maestro Nam tertarik pada Yi Young atau tidak.
“Ini bukan kali pertama dia bertingkah sesukanya. Aku sudah muak dengan hatinya yang plinplan. Aku tidak goyah karena sesuatu seperti ini.” Ucap Eun Joo
“Kau mungkin berpikir aku hina, tapi aku akan mengatakannya. Tidak ada apa pun di antara Maestro Nam dan aku. Dia tidak bermaksud begitu” kata Yi Young menjelaskan
“Lalu kenapa? Jika kau bilang itu tidak benar, akankah itu mengubah sesuatu? Kau harus Pahami ini... Maestro Nam bukan orang yang kau kenal. Dia orang yang rela melakukan apa pun demi keinginannya.” Tegas Eun Joo
“Dia bahkan mungkin mampu membunuh seseorang.Dia tidak cocok untukmu.” Ucap Eun Joo, Yi Young hanya bisa diam saja. 


Yi Young akan kembali masuk ruangan tapi Jang Yoon sudah menunggu seolah-olah tak tahu bertanya Apa yang terjadi. Yi Young terlihat binggung. Jang Yoon ingin ahu Pembicaraan antara Yi Young dan Ha Eun Joo. Yi Young pikir ini Bukan urusan Jang Yoon.
“Apa Mendengar hal itu dari orang lain tidak mengganggumu? Aku tidak percaya dia mengatakan itu di depan seluruh orkestra. Lain kali, jangan berdiri saja. Apa Kau tidak peduli jika orang terus menyebutmu anjing pudel?” sindir Jang Yoon.
“Apa aku tampak baik-baik saja di matamu?” balas Yi Young, Jang Yoon mengaku bukan seperti itu. Yi Young ingin tahu ini apa.
“Apa Kau mengatakan itu untuk membuatku kesal?” kata Yi Young, Jang Yoon terlihat binggung menjelaskan.
“Ini juga sulit bagiku, bahkan Tidak bisa bertemu denganmu itu berat. Melihat Maestro Nam mempermalukanku itu berat. Dikritik oleh pembenci anonim juga berat. Aku menahannya karena tidak punya pilihan.” Ungkap Yi Young
“Setiap kali kamu melakukan ini, aku merasa tidak mengenalmu. Kamu tidak bisa membantuku. Lalu Kau ingin aku bagaimana? Apa yang kau inginkan dariku? Kau mungkin ingin aku melakukan pekerjaanku dan menghilang. Jangan khawatir. Aku akan melakukan itu.” Ucap Yi Young lalu berjalan pergi. Jang Yoon pun hanya bisa diam saja. 


Yi Young pergi menemui Joo Wan karena ingin pergi lebih awal. Joo Wan pikir karena kejadian tadi, Yi Young mengaku bukan tapi karena Pamannya dirawat di rumah sakit jadi ingin membantu di tokonya. Joo Wan mengerti dan berpikir kalau akan ikut. 

Yi Young berjalan seperti tak percaya kalau Joo Wan ingin datang ke tokonya. Joo Wan membenarkan terlihat sangat senang, Nyonya Hong sedang merapihkan pesanan melihat Yi Young datang langsung mengucap syukur.
“Bibi baru mau memanggil layanan pesan antar, tapi bibi saja yang pergi. Kau Tolong jaga tokonya.” Ucap bibi Hong
“Halo. Toko dan bungamu tampak indah.” Ungkap Joo Wan. Bibi Hong pikir Joo Wan datang untuk membeli bunga
“Apa Anda mau pergi?” tanya Joo Wan, Bibi Hong membenarkan kalau baru mau mengantarkan bunga ini jadi menyuruh santai saja.
“Aku bisa pergi setelah itu... Apa Aku boleh ikut?” kata Joo Wan, Bibi Hong  binggung. 

Bibi Hong melihat tanaman cabe yang menurutnya tampak bagus. Joo Wan selesai mengantar bunga memberitahu Semua pelanggan menyukai bunga dari bibi Hong dan ingin tahu apakah ada yang bisa dibantu lagi.  Bibi Hong mengaku Ini rumah terakhir.
“Hari ini hari keberuntungan pelanggan kami. Mereka bisa menerima bunga darimu. Aku tidak bisa berterima kasih sebelumnya karena sudah mengurus Yi Young. Aku merasa tidak enak kau membantuku.” Ucap Bibi Hong
“Kalau begitu, tolong belikan aku es loli.” Kata Joo Wan. Bibi Hong binggung tapi akhirnya setuju akan membelikanya.

“Dia masih muda, tapi punya posisi permanen. Astaga, dia tampan dan sopan. Dia tidak kurang apa pun. Omong-omong, aku mendengar posisi seperti itu mendapatkan gaji yang tinggi. Aku ingin tahu berapa gajinya. Yi Young? Dia sedang ke rumah sakit. Kenapa?” ucap Bibi Hong berbicara di telpnya.
Saat itu melihat sosok pria datang ke tokonya, akhirnya menyapa Tuan Yoon yang sedang melihat bunga. Tuan Yoon dengan santai mengaku mendengar membuka lowongan. Bibi Hong mengaku Ini posisi sementara.
“Aku butuh seseorang yang bisa melakukan pekerjaan kasar selama sekitar satu bulan.” Ucap Bibi Hong tanpa curiga.
“Satu bulan sudah cukup bagiku. Aku punya SIM dan bisa bekerja kapan saja. Aku juga pandai bersih-bersih.” Kata Tuan Yoon. Bibi Hong pun mengajak Tuan Yoon mulai berkerja. 


Soo Young melihat luka sobek dibagian leher Yi Young berpikir sepertinya ini bukan luka kecil jadi Seharusnya langsung ke rumah sakit. Tapi Yi Young merasa Ini akan segera sembuh dan Lukanya tidak dalam. Soo Young mengeluh kalau  Yi Young tidak peduli soal itu
“Apa Kau menemui ayahku?” tanya Soo Young, Yi Young membenarkan kalau menurutnya Tuan Hong kesulitan berpuasa.
“Berpuasa adalah yang tersulit. Jadi, apa yang ingin kau katakan?” ucap Soo Young.
Yi Young memperlihatkan USB ditanganya, Soo Young kaget karena sempat menonton kembali lalu sengaja menghapus file di komputernya lalu menyimpan dalam USBnya.
“Apa ini? Kau menggeledah mejaku? Apa Kau membukanya? Kau tidak bisa dipercaya, ya? Kenapa kau membukanya tanpa seizinku?” ucap Soo Young marah
“Karena Kakak tidak memberitahuku apa pun. Kakak terus membohongiku.” Kata Yi Young
“Dasar bodoh, itu hanya konsultasi. Mereka yang panik mengatakan berbagai macam hal. Beberapa bahkan mengaku diculik alien.” Ucap Soo Young
“Itu sebabnya aku menanyai Kakak. Katakan yang Kakak lihat dan dengar. Tolong ceritakan semuanya. Ini terlalu menyiksa bagiku.” Ungkap Yi Young penasaran. 


“Malam itu... Selama penampilan di Asia Philharmonic, aku bahkan tidak tahu kau menghilang. Aku terlalu sibuk bekerja lembur. Aku baru tahu keesokan paginya saat polisi meneleponku.” Cerita Soo Young
“Tas dan ponselmu ditemukan di mobil yang terlibat dalam kecelakaan tabrak lari. Tapi tidak ada orang di sana, jadi, mereka mencari. Lalu kau ditemukan di jalan raya.” Ungkap Soo Young
**
Flash Back
Yi Young tak sadarkan diri dengan luka diwajahnya, Soo Young menatap dengan wajah kebingungan. Dokter memberitahu Yi Young  tidak mengalami cedera parah dan Suhu tubuhnya rendah saat ditemukan. jadi, itu bisa saja berbahaya.
“Semalam hujan deras.. Untungnya, dia sudah stabil.” Kata Dokter. Soo Young pun mengucapkan terimakasih.
“Kau akhirnya sadar tiga hari kemudian. Selama beberapa hari pertama, kau tidak bisa bicara. Kau tampak tidak fokus. Aku tidak sanggup melihatmu.” Ungkap Soo Young mengingat Yi Young hanya diam saja dalam ruang rawat.
“Aku terus bertanya-tanya apa yang terjadi malam itu. Berkas video tadi adalah konsultasi selama sebulan setelah kau mulai bicara lagi. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan setelah menonton video itu, tapi ini yang kuyakini.” Tegas Soo Young
“Kau tidak benar-benar membunuh siapa pun. Kau hanya berpikir begitu.” Ucap Soo Young menyakinkan.
“Sudah kubilang aku menikam seseorang.” Kata Yi Young tak percaya, Soo Young menegaskan Yi Young itu seorang pasien.
“Pasien yang mengalami syok mengatakan berbagai macam hal. Percayalah. Ini yang kulakukan seumur hidupku. Setelah beberapa konsultasi, aku tahu. Mustahil kau bisa membunuh seseorang Dan seseorang yang kau sukai. Apa kamu sama sekali tidak mengenal dirimu?” ungkap Soo Young
“Walaupun aku seorang dokter, aku juga takut...  "Bisakah aku sungguh bersikap objektif kepada sepupuku sendiri? Atau ini yang ingin kupercaya?" Tapi aku salah. Kau tidak membunuh Kim Ian. Itu hanya rasa bersalah. Percayalah kepadaku dan dirimu. Mengerti?” ucap Soo Young, Yi Young pun menganguk mengerti lalu mereka berpelukan 

Jang Yoon berjalan pulang teringat kembali dengan semua perkataan Yi Young “Tapi sepertinya aku menyukaimu.” Lalu setelah karaoke mengaku “Aku masih menyukaimu seperti biasanya.”
“Setiap kali kau melakukan ini, aku merasa tidak mengenalmu. Apa yang kamu inginkan dariku?”
Ia mengirikan pesan dan Yi Young “Mari bertemu. Ada yang ingin kukatakan. Telepon aku saat kamu pulang.” Setelah itu telp dari  "Perusahaan Pindahan, Si pria mengaku Akhirnya ingat motel tempatku mengantarkannya.
“Di mana? Aku segera ke sana.” Ucap Jang Yoon, Si pria pun  akan mengirimkan foto area itu.
Eun Joo berjalan dilorong hotel, lalu menekan bel. Seorang pria membuka pintu dan menyuruhnya masuk, Eun Joo masuk terlihat Ki Sang yang menutup pintu. Eun Joo bertemu dengan seseorang dalam ruangan yaitu Tuan Jang, ayah dari Jang Yoon. 


Jang Yoon melihat dari kejauhan Tuan Yoon keluar dari motel lalu mengikutinya. Sementara Eun Joo bertemu dengan Tuan Jang, Tuan Jung mengaku suka minum minuman keras dan tidak suka bertele-tele Jadi, meminta Eun Joo mengerti kalau sikapnya terdengar agak lugas.
“Aku tidak berbeda, jadi, tidak apa-apa.” Ucap Eun Joo, Tuan Jang mengaku menyelidiki Eun Joo setelah menelepon.
“Aku menyadari kau wanita dengan bakat luar biasa. Jadi, aku yakin kau ingin menemuiku untuk alasan yang baik. Mari kita dengar.” Ucap Tuan Jang
“Kudengar kau akan menjadi anggota dewan direksi Shinyoung Philharmonic. Aku butuh seseorang untuk mendukungku. Aku tidak mau berhenti.” Ucap Eun Joo
“Kudengar kamu sangat dekat dengan Profesor Kang.” Kata Tuan Jang, Eun Joo memberitahu kalau Tuan Kang  memecatnya kemarin.
“Reputasimu tidak bagus. Apa Kau pikir aku lelucon?” ucap Tuan Jang. Eun Joo pikir Tuan Jang sudah dengar kalau membeli instrumen dengan mendekati pria kaya
“Setengahnya benar. Tapi aku tidak mendekatinya. Dia mendekatiku. Dia dengan sukarela membelikanku instrumen itu. Akan lebih baik jika aku tidak menerimanya, tapi aku tidak bisa pergi tanpa biola yang ditunjukkannya kepadaku. Aku yang salah. Jadi, aku harus menghadapi semua rumor buruk itu.” Cerita Eun Joo
“Kau ingin aku melakukan apa?” tanya Tuan Jang, Eun Joo mengaku ingin tampil di panggung.
“Aku ingin menjadi sangat kuat hingga tidak ada yang bisa menggangguku. Tidak seorang pun. Aku berbakat. Aku mahir dalam pekerjaanku. Aku berlatih seperti orang gila dan sangat rajin.” Kata Eun Joo
“Apa imbalannya?” tanya Tuan Jang, Eun Joo dengan tatapan yakin kaau anak dari Tuan Jang yaitu Jang Yoon.
“Tidak... Jang Do Hoon... Aku akan berusaha semampuku agar dia meninggalkan orkestra kita.” Ucap Eun Joo yakin. 




Jang Yoon terus mengikuti Tuan Yoon sampai disebuah tanah lapang yang kosong tapi kehilangan, saat membalikan badan Tuan Yoon sudah ada didepanya. Tuan Yoon tersenyum melihat Jang Yoon karena tak menduga kalau adik Ian yang mengikutinya.
“Lama tidak bertemu... Kenapa kau datang jauh-jauh ke sini? Kalau dipikir-pikir, kamu menolak berdamai dan memenjarakanku. Apa Kau tahu betapa menderitanya aku selama setahun terakhir?” sindir Tuan Yoon.
“Hentikan omong kosong itu dan jawab saja pertanyaanku. Apa yang kamu cari?” ucap Jang Yoon.
“Astaga, kamu sangat tidak sabar. Kau mengajukan pertanyaan yang salah, Pak Jang Do Hoon. Seharusnya kau bertanya apa aku yang membunuh adikmu. Kau setuju, bukan?” ucap Tuan Yoon.
“Kau memang membunuhnya. Kau membuatnya tampak seperti tabrak lari...” kata Jang Yoon, Tuan Yoon menegaskan kalau itu salah.
“Itu bukan aku. Untuk apa aku berbohong kepadamu padahal aku sudah dipenjara?” ucap Tuan Yoon.
“Lalu siapa yang membunuhnya? Siapa yang membunuhnya dan kenapa? Siapa yang membantumu?” ucap Jang Yoon marah mencengkram baju Tuan Yoon.
“Orang-orang memang sangat bodoh. Jawabannya selalu dekat. Kenapa kau bertanya padaku alih-alih orang yang berada di dekatmu?” kata Tuan Yoon
"Di dekatku"? Siapa?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon menjawab Seseorang yang dikenal Jang Yoon.
“Lalu apa yang kau cari?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon ingin tahu apa yang dipikirkan Jang Yoon apa yang sangat ingin dicari para petinggi
“Mereka bahkan membunuh orang. Pasti sesuatu yang tidak ingin dilihat orang lain. Kurasa kau tidak terlalu pintar.” Ejek Tuan Yoon.
“Katakan semua yang kau ketahui!” teriak Jang Yoon marah, Tuan Yoon ingin tahu untuk apa.
“Itu tidak akan seru... Aku mempertaruhkan hidupku untuk ini.” Kata Tuan Yoon sengaja mempermainkan Jang Yoon.
“Kau mendapat uang untuk melakukan ini? Aku juga bisa membayarmu.” Ucap Jang Yoon.
“Bagaimana jika kau membayarku tiga juta dolar? Kudengar itu jumlah uang yang cukup untuk membuat seseorang bahagia. Apa kau Bisa? Jika kamu bisa, akan kuberi tahu semua yang kuketahui.” Ucap Tuan Yoon, Jang Yoon hanya bisa terdiam.
“Kalau dipikir-pikir, ada gadis itu, Hong Yi Young. Dia mungkin memiliki apa yang kucari. Tapi sepertinya dia tidak bisa mengingat apa pun. Sayang sekali, kan?” ejek Tuan Yoon.
Jang Yoon meminta Tuan Yoon agar jangan mengangguk Yi Young dan Jangan macam-macam dengannya. Tuan Yoon malah mengejek Jang Yoon itu melindunginya. Tuan Yoon langsung memberitahu kalau Yi Young  yang menikam adiknya hari itu dan melihatnya sendiri.
“Ah... Benar. Kau mengencaninya, kan? Aku melihat kalian saling mengunjungi rumah. Aku bahkan melihatnya keluar dari rumahmu kemarin pagi. Kurasa kalian juga tidur bersama.” Ucap Tuan Yoon. Jang Yoon tak bisa menahan amarah langsung mendorongnya.
“Ada apa? Apa Kau akan membunuhku? Silakan bunuh aku... Bunuh aku. Bunuh saja aku!” ucap Tuan Yoon, Jang Yoon langsung memberikan pukulan bertubi-tubi.


Yi Young terbangun dari tidurnya seperti baru saja bermimpi buruk, Jang Yoon menelp meminta agar bertemu sebentar. Yi Young binggung mendengar suara Jang Yoon bertanya Apa terjadi sesuatu. Jang Yoon mengaku tidak terjadi apa-apa.
“Aku... Aku hanya... Aku merindukanmu. Aku baru turun dari taksi. Sampai jumpa di depan toserba.” Kata Jang Yoon, Yi Young hanya bisa terdiam.
Saat itu tiba-tiba dari belakang, seseorang menghantam kepala Jang Yoon dan langsung tak sadarkan diri. Yi Young sudah ada di minimarket ingin tahu apa yang akan dikatakan Jang Yoon padanya lalu menatap pesan dari Jang Yoon yang terakhir kali.  "Ayo bertemu. Ada yang ingin aku  katakan. Telepon aku saat pulang"
“Aku masih goyah saat dia bilang merindukanku. Aku bodoh sekali.” gumam Yi Young dan saat itu Jang Yoon sudah tergeletak dijalan dengan darah yang mengalir dijalan.
Bersambung ke episode 17

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar