PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young sedang mengemudikan mobil, Jenny menelp mengeluh kalau gagal audisi bukan berarti  telah menghancurkan hidupnya, dan menghindari teleponnya seharian. Ia berpikir kalau Yi Young sedang menangis dan bersembunyi.
“Aku tidak bersembunyi.  Aku sudah di studio latihan sejak pagi ini.” Ucap Yi Young.
“Kenapa kau berlatih? Kukira kau kesal. Saat sedang marah, istirahat adalah obat terbaik. Mampirlah setelah kau selesai dengan layanan sopir. Biaya klub akan dua kali lipat jika kau tidak datang malam ini.” Kata Jenny.
“Apa? Tidak mungkin... Sejak kapan?” ucap Yi Young kaget. Jenny menjawab sejak hari ini. Yi Young mengeluh sudah dikerjai temanya lalu berjanji akan datang.

Saat itu penumpang Yi Young membuka dasi dan juga jasnya, Yi Young pikir kalau merasa kepanasan dan akan membuka jendelanya. Tapi sang pria yang mabuk mengoceh seperti sedang bicara dengan bosnya dan berjanji akan melakukannya karena hidupnya sulit.
“Itu semua salahku. Aku punya tiga anak. Pak, tolong ampuni aku sekali ini saja.” Ucap si pria. Yi Young binggung dan panik melihat si pria yang akan membuka celananya. 



Disebuah bar, seorang wanita mainan musik klasik, seperti ada orkestra kecil diatas panggung. Jenny menonton memesan satu bir. Yi Young datang bertanya dimanaAlumnus Universitas Musik Shinyoung bertemu. Jenny melihat Yi Young langsung memanggilnya.
“Hei.. Semuanya, sekretaris dari kelas 23 dari Klub Orkestra Shinyoung datang.” Teriak Jenny. Yi Young pun memeluk Jenny dan menyapa teman yang sudah lama tak bertemu.

Mereka pun mulai bermain siapa yang harus minum sampai akhirnya semua mabuk.  Dua pria menceritakan Menjadi yang terbaik di kelas kita tidak ada artinya, karena Orkestra simfoni hampir tidak bisa berjalan dengan sumbangan regional.
“Gajiku sedikit di atas upah minimum. Aku juga harus bersaing dengan juniorku sekarang. Ini sangat menegangkan bagiku.” Kata Teman pria Yi Young.
“Hei, tetap saja, kau musisi. Sudah tiga tahun sejak aku dipecat dari orkestra dan mulai menyiapkan murid untuk ujian masuk. Aku tidak merasa bahagia. Sudah kubilang, aku ada di akhirat.” Komentar pria lainya.
“Kenapa semua orang sangat murung malam ini? Kalian masih punya pekerjaan yang berhubungan dengan jurusan kalian. Aku sudah bermain selo selama 20 tahun, tapi masih menjual sepatu lewat daring.” Kata teman wanita Yi Young.
Hei, kau! Aku iri kepadamu, kau, dan kau. Aku iri dengan kalian semua.” Ucap Yi Young. Mereka heran dengan tingkah Yi Young, Jenny berpikir temanya itu sudah mabuk.
“Biar kuberi tahu sedikit tentang diriku. Aku gagal dalam total 17 audisi. Tidak pernah belajar di luar negeri dan tidak punya kualifikasi, jadi, aku bahkan tidak bisa bermimpi menyiapkan murid untuk ujian. Dan aku sudah lama menjadi sopir penganti.”cerita Yi Young.
“Kemarin, aku menghadiri sebuah audisi. Aku menjatuhkan pemukulku dan terjatuh. Coba kalian tebak? Darah mulai mengalir keluar dari hidungku. Tapi itu tidak apa-apa. Karena aku punya impian dan pacar manis yang mencintaiku apa adanya.” Ucap Yi Young masih bersyukur.
“Baiklah. Kau pemenangnya. Kau yang terbaik.” Ucap Jenny meminta mereka semua tepuk tangan.
“Teman-teman, hidup bukan apa-apa. Mari minum semalaman!” ucap Yi Kyung dan semua pun kembali minum lalu pamit ke toilet.
Saat itu pesan masuk dari "Choi Seo Ju" semua mendapatkan pesan yang sama,  dengan judul "Ketahuan memiliki afair, Pacarnya Yi Young ?” Jenny merasa tak percaya dan melhat foto pacar Hong Yi Young. Yi Young kembali, semua menyuruh agar menyembunyikan ponselnya.
“Kenapa semua orang tampak murung setelah aku tidak ada? Kita harus minum... Teman-teman, aku baik-baik saja... Aku bahagia. Aku masih punya impian dan cinta sejatiku.” Ucap Yi Young dan ingin melihat ponselnya.
Jenny dkk menahan agar Yi Young tak melihat ponselnya, tapi Yi Young tak peduli menarik ponselnya agar melihatnya. Jenny menenangkan Yi Young kalau semua ini tak benar dan tahu Seo Ju pembohong. Jenny menarik ponselnya ingin melihatnya.
“Ini gila... Aku baru saja melihat Ha Eun Ju berselingkuh. Mereka naik lift di Hotel Myungshin. Pria itu adalah pacar Hong Yi Young, Moon Jae Hyung!”
Yi Young langsung jatuh lemas, Jenny panik melihat temanya sambil mengumpat kalau akan membunuh mereka. Yi Young tak bisa menahan ingin muntah lalu bergegas masuk toilet, Jenny menemani Yi Young sambil menepuk pungungnya.


Yi Young berjalan pulang masih mabuk sambil menyanyi "Nina bobo, Sayangku, tidurlah" lalu melihat restoran daging panggang. Ia menatap pria dan wanita saling menyuapi terlihat sangat mesra. Yi Young pun menatapnya dengan iri.
Flash Back
Yi Young dan Jae Hyung makan bersama dan Yi Young menyuapi pacarnya dan bertanya apakah rasanya enak. Jae Hyun menganguk, menurutnya Rasanya lebih enak karena Yi Young yang membelinya dan heran karena tak ikut makan juga.
“Haruskah aku memesan satu porsi lagi?” ucap Jae Hyung, Yi Young menolaknya.
“Sudah kubilang aku sedang diet.” Ucap Yi Young seperti menahan diri agar tak makan. Jae Hyung pikir Yi Young tidak perlu berdiet.
“Tidak, kau hanya tidak bisa melihat lemaknya sekarang. Jadi Makanlah. Habiskan semuanya.” Ucap Yi Young seperti membiarkan Jae Hyung makan  agar menyenangkan pacarnya. 

Yi Young melihat dari jendela berpikir Itu tampak sangat lezat dan dagingnya juga enak.
“Aku memang menyuruh dia menghabiskannya, tapi bagaimana mungkin dia melakukan itu? Bukan hanya kau yang punya mulut. Aku juga punya satu! "Jika aku tidak bisa makan daging Aku tidak bisa menikah,Orang yang jahat" teriak Yi Young didepan jendela restoran.
Semua pengunjung melihat Yi Young hanya bisa tertawa bahkan merekamnya,
 Yi Young langsung mengumpat "Dasar orang jahat" Jang Yoon tiba-tiba datang mengajaknya pulang dan mengaku punya daging di rumah. Yi Young binggung siapa pria yang berani menariknya.

Jang Yoon menarik jauh Yi Young dari restoran ke jalan yang sepi. Yi Young mengeluh ada orang asing yang mengganggunya. Tapi akhirnya sadar kalau Jang Yoon lagi yang menariknya pergi. Jang Yoon mengeluh karena Yi Young berisik sekali saat mabuk jadi menyuruhnya Pulang.
“Kenapa? Hei.. Dengar... Kenapa kau peduli? Kenapa? Kenapa kau peduli jika aku menangis, menyebabkan keributan, dan saat aku memasukkan telur ke dalam mi...” ucap Yi Kyung lalu teringa dengan ucapan Jang Yoon
"Kau harus menambahkan telur, Saat mi sudah matang. Untuk membuatnya lezat... Ini nomorku. Aku mencari pekerjaan paruh waktu.Aku bisa melakukan tugasmu..” Kata Jang Yoon
“Uang itu. Kau mau ke mana? Kau penipu yang memakai uang itu untuk menipuku.” Kata Yi Young
“Aku akan pulang. Kenapa?” kata Jang Yoon, Yi Young tak percaya ingin tahu dimana rumahnya karena ini jalan ke rumahnya.
“Kau harus memperbaiki kebiasaan minummu. Bukan hanya kau yang tinggal di sini.” Ucap Jang Yoon akan pergi.
“Kau mau ke mana? Jangan pergi! Ini jalan ke rumahku, jadi, jangan pergi!” kata Yi Young menghadangnya. Jang Yoon hanya bisa tertawa mengejek
“Apa kamu baru saja menyeringai kepadaku? Baiklah. Menyeringailah kepadaku. Menyeringailah sesukamu!” kata Yi Young memegang wajah Jang Yoon.
“Aku pantas diejek... Aku pantas mendapatkannya. Hidupku sangat menyedihkan.” Ucap Yi Young akhirnya duduk sambil menangis.
“Tidak seorang pun pantas untuk diejek.” Kata Jang Yoon, Yi Young menahan kaki Jang Yoon. Jang Yoon mengeluh apa yang dilakukanya.
“Apa? Aku tidak bisa mendengarmu... Apa kamu mau tidur denganku? Tidurlah denganku... Tidurlah denganku, oke? Ayo tidur bersama.” Ucap Yi Young merengek. Jang Yoon hanya bisa menghela nafas.



Yi Young terbangun dengan mendengar ponsel berbunyi, Eun Joo menelp menyuruh Yi Young keluar dan berpikit kalau akan datang kerumahnya saja, atau Yi Young yang datang ke tempatnya. Yi Young tersadar di tidurnya dan melihat layar ponselnya "Ha Eun Joo"
Akhirnya Yi Young pun sampai ke sebuah cafe, dengan wajah gugup menenangkan diri kalau ia adalah pacarnya jadi boleh marah. Jae Hyung sudah menunggu dan terlihat Eun Joo sudah duduk menunggunya. Yi Young pun duduk didepan Eun Joo.
“Ini untukmu. Kudengar itu minuman favoritmu. Jae Hyung memberitahuku.” Ucap Eun Joo memberikan minum, Jae Hyung hanya berdiri dengan wajah tertunduk.
“Kudengar Seo Joo mengekspos semuanya kemarin. Mereka pasti sering menjelek-jelekkanku.” Ucap Eun Joo sombong
“Apa itu yang kau khawatirkan? Apa Kau khawatir mereka menjelek-jelekkanmu?” ucap Yi Young sinis.
“Tentu saja tidak. Aku terbiasa dijelek-jelekan dari belakang. Jae Hyung memberitahuku bahwa dia tidak ingin putus denganmu. Lalu Bagaimana denganmu? Aku juga tidak ingin terus menemuinya. Jadi, mari lupakan kejadian kemarin. Tentu, akan lebih baik jika kau tidak pernah tahu.” Kata Eun Joo
“Apa kamu bercanda? Dia pasti cinta satu malam bagimu, tapi bagiku... Bagiku, dia salah satu dari segelintir orang berharga...” kata Yi Young
“Jika dia sepenting itu bagimu, kau seharusnya memastikan dia tidak selingkuh. Kau setuju, kan? Aku memanggilmu untuk membantu kalian berbaikan. Aku menyiapkan ini untuk kalian, jadi, sisanya terserah kepadamu.” Ucap Eun Joo akan keluar membayar minuman.
“Aku akan membayar minumanku.” Ucap Yi Young, Eun Joo pun mempersilahkan lalu berjalan pergi. 


Jae Hyung memanggil Yi Young dengan wajah bersalah, Yi Young marah meminta agar jangan memanggil namanya. Jae Hyung pun memanggil “Nuna” Jae Hyung kesal karena tidak mau mendengarnya jadi jangan panggil namanya. Jae Hyung hanya bisa  tertunduk
“Jaket yang kau kenakan itu 800 dolar... 800 dolar, Brengsek Aku membelinya dengan cicilan selama 10 bulan... Apa kau tahu itu? Kau sudah tahu betapa kerasnya aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan.Tapi kau bahkan tidak pernah menghubungiku.” Ucap Yi Young marah
“Kau tidak bisa dihubungi karena sibuk berselingkuh? Bagaimana kamu bisa memakai apa yang kubelikan untukmu dan tidur dengan temanku? Bagaimana bisa? Teganya kamu melakukan itu?” ucap Yi Young meluapkan amarahnya.
“Aku... Aku juga melakukan bagianku.” Ucap Jae Hyung, Yi Young tak percaya mendengar pembelaan Jae Hyung.
“Meskipun aku lelah, kau membangunkanku di tengah malam dan bilang tidak bisa tidur. Dan jaket ini... Kau yang ingin membelikannya untukku. Kau meminta maaf dan bilang itu untuk membangunkanku setiap malam. Apa kamu sungguh menyukaiku? Apa kau hanya butuh seseorang untuk membantumu tertidur?” ucap Jae Hyung.
“Cepat Lepaskan... Aku tidak percaya kau mengatakan itu. Kau pikir kamu siapa? Kau membuatku menghabiskan semua uang yang kuhasilkan, dan kau bahkan tidur dengan temanku... Lalu apa? Kau bertanya apa aku benar-benar menyukaimu?” teriak Yi Young sambil menangis.
“Maafkan aku... Aku sungguh minta maaf.” Kata Jae Hyung ingin mendekat
“Jangan mendekat! Bayar saja minumanku.” Ucap Yi Young memberikan struk minuman. Jae Hyung mengejar Yi Young mengajak untuk bicara. 


Yi Young yang sedih menenangkan diri diatas jembatan sambil bergumam. “Seorang genius pernah mengatakan ini. "Cinta itu buang-buang waktu." Aku tidak tahu apakah cinta sungguh membuang-buang waktu atau tidak. Tapi aku tahu apa yang kumiliki benar-benar membuang-buang waktu.” Gumam  Yi Young
Yi Young akhirnya pergi ke minimarket, dan kasir memberitahu jumlahnya satu dolar. Yi Young akan membayarnya dan melihat uang dengan nomor telp Jang Yoon.
“Ini nomorku... Tolong jangan salah paham. Aku tidak merayumu. Aku mencari pekerjaan paruh waktu.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young akhirnya memberikan uang lain dan memasukan uang pemberian dari Jang Yoon. 

Di sebuah restoran, Jang Yoon seperti pelayan meminta Satu salad cobb dan aglio e olio. Saat itu ponselnya berdering tapi saat diangkat tak ada suara, Yi Young terlihat gugup lalu mengaku menyebabkan keributan kemarin di depan restoran barbeku.
“Begini... Maaf soal kemarin. Anggap saja itu pengalaman yang sangat buruk, dan tolong hapus saja dari ingatanmu. Sampai jumpa.” Ucap Yi Young lalu menutup telp, Jang Yoon akhirnya menelpnya kembali.
“Apa Kau menelepon untuk bilang itu?” ucap Jang Yoon. Yi Young pikir Semacam itu.
“Aku ingin meminta bantuanmu,  tapi kupikir sebaiknya jangan. Maafkan aku.” Ucap Yi Young akan menutup. Jang Yoon menahanya.
“Jika kau menelepon karena membutuhkan pekerja paruh waktu, katakan saja kepadaku. Aku akan melakukan apa pun demi uang.” Ucap Jang Yoon
“Kau bilang kau bahkan menelepon saat malam, bukan?” ucap Yi Young, Jang Yoon membenarkan kalau melakukan apa pun demi uang.
“Kalau begitu, bisakah kau bernyanyi untukku? Sebenarnya lebih baik jika kau tidak pandai menyanyi. Itu akan membantuku tertidur.” Ucap Yi Kyung
“Jadi, maksudmu, kau ingin aku bernyanyi untukmu meskipun aku tidak bisa menyanyi?” ucap Jang Yoon heran
“Aku tahu ini terdengar aneh. Tapi obat tidur pun tidak berfungsi.. Yah Tidak harus kau... kau bisa Beri tahu aku jika ada orang yang bersedia melakukannya untukku.” Kata Yi Young
“Aku ahli dalam hal itu. Pukul berapa aku harus meneleponmu?” ucap Jang Yoon. Yi Young terlihat binggung.
“Apa Malam ini? Sekitar tengah malam? Baiklah, aku akan meneleponmu pukul 23.50. Jika kau berhasil tertidur setelah mendengarku bernyanyi, maka kau bisa mempekerjakanku secara resmi mulai besok. Jika kau gagal tidur, kamu bisa melupakannya. Bagaimana menurutmu?” ucap Jang Yoon.
“Kedengarannya bagus.” Kata Yi Young, Jang Yoon setuju akan meneleponnya pukul 23.50 lalu akhirnya menutup telp.
“Astaga, apa yang baru saja kulakukan?” ucap Yi Young berjalan pulang merasa heran dengan yang dilakukan. Sementara Jang Yoon sedang menjadi pelayan restoran. 



Yi Young berlatih timpani sampai semua keringatnya keluar, lalu pergi membeli minum sambil mengatur nafasnya.
“Lagu favoritku adalah simfoni Shostakovich nomor 10. Dan ada rahasia tersembunyi di lagu itu. Kau ingin tahu apa itu? Timpani memainkan D, E mol, C, dan B.”
“Jika kau mengubah empat nada itu ke dalam bahasa Jerman, itu berubah menjadi inisial Shostakovich. Aku juga punya rahasiaku sendiri. Aku tidak ingat apa pun dari musim panas lalu saat usiaku 26 tahun.”
Saat itu Yi Young duduk diatas ranjang rumah sakit, “Aku naik taksi dan mengalami kecelakaan mobil. Dan karena kecelakaan itu, aku kehilangan ingatanku selama tiga bulan.”

“Tiga bulan, Terkadang aku memiliki imajinasi liar.”  Terkadang aku bertanya-tanya apakah ada rahasia besar dalam ingatanku yang hilang.” .. Tidak, aku terlalu memikirkannya...” ucap Yi Kyung yang sambil mandi busa.
“ Benar. Seburuk apa pun ingatanku, itu tidak mungkin lebih buruk daripada realitasku sekarang.” Kata Yi Young lalu membendamkan diri didalam bathtub. 

Tiba-tiba terdengar suara ponsel terlihat jam 23.50 dan Yi Young pun mengangkatnya. Jang Yoon langsung bertanya apakah sudah memilih lagu yang ingin didengar. Yi Young kaget lalu meminta agar menarik napas dengan wajah tersenyum duduk di sofa.
“Jadi, kau akan menyanyikan lagu yang kuminta?” ucap Yi Young tak percaya.
“Jika tidak ada permintaan khusus, aku akan menyanyikan apa pun yang aku mau.” Kata Jang Yoon. Yi Young mengerti.
“Kalau begitu, nyanyikan "One Man" dari Kim Jong Kook.”kata Yi Young, Jang Yoon pikir Itu lagu yang bagus.
“Baiklah. Aku akan mulai bernyanyi sekarang.”kata Jang Yoon, Yi Young sudah siap mendengarnya.
Jang Yoon menyanyi dengan nada fals tapi liriknya sangat dalam. "Itu pasti sudah lama, Cukup lama, Agar kata-kata ini menjadi tidak berwarna, Aku bisa melihatnya di matamu, Sama seperti temanmu. Siapa yang tahu semua tentangmu..Seperti bayanganmu..Aku pasti bersamamu" 
“Tidak mungkin. Bagaimana bisa dia bernyanyi seburuk ini?” gumam Yi Young menahan tawanya mendengar Jang Yoon terus menyanyi.
“ Tapi ini aneh sekali... Setelah mendengarkan nyanyiannya... Hatiku yang mendidih mulai tenang. Aku pasti kelelahan selama beberapa hari terakhir. Aku hampir gila.” Ucap Yi Young akhirnya sudah tertidur diatas sofa.
Jang Yoon baru saja selesai bicara, sampai akhirnya memanggil Yi Young untuk memastikan apakah sudah tidur. Yi Young tak menjawabnya, saat itu Jang Yoon bisa sedikit tersenyum dan tiba-tibanya matanya berubah dan terlihat pisau lipat ditanganya. 



Yi Young pergi ke sebuah tempat dan terlihat seperti sebuah kejadian terulang kembali didepanya.
Flash Back
"Satu tahun yang lalu"
Ada polisi dan ambulance di sebuah ilalang, korban dibawa ke dalam ambulance karena Ada korban yang tewas, terlihat ada cincin di jarinya.
“Seorang pria yang diduga berusia akhir 20-an telah dibawa ke tim penyelamat dari TKP. Kami akan kembali setelah memeriksa TKP sedikit lagi.”
Jang Yoon mencari-cari di semak-semak dan menemukan pisau lipat bekas darah yang dibuang. Ia pun memegang pisau yang sama tapi sudah bersih dan mengingat pertemuan yang dianggap tak sengaja tapi sepertinya Jang Yoon sengaja bertemu Yi Young.
Bersambung ke episode 3

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar