PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 25 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Si wanita yang mengandung anak dari Tuan Yoon akan pulang, tapi tiba-tiba perutnya merasa sakit dan akhirnya jatuh dan mengeluarkan darah. Tuan Yoon berteriak panik memanggil Ji Sun karena sudah mengandung anaknya.
“Kuperhatikan kau keluar... Kau tak boleh keluar...” ucap Nyonya Choi melihat Tuan Yoon datang.
“Tolong bantu aku. Aku mendengar manajer umum hotel ini adalah manusia dan dia membantu urusan manusia.” kata Tuan Yoon panik.
“Apa yang sedang terjadi?” tanya Nyonya Choi. Tuan Yoon menceritakan kalau Pacarnya sakit sekarang, tapi tak ada yang membantunya.
“Jika tak ada yang membantunya, maka anakku akan berada dalam bahaya.” Ucap Tuan Yoon,
“Kau harus kembali ke kamarmu. Aku akan membawa manajer umum ke sana dan bantu dia.” Kata Nyonya Choi tersenyum licik. Tuan Yoon pun mengucapkan Terima kasih dengan senyum penuh harapan. 

Nyonya Choi melihat Man Wool sudah berdiri di depanya dengan wajah dingin. Ia menegaskan  tak akan memanggil Chan Sung karena  akan menonton akhir silsilah keluarga mereka. Man Wool menyuruh Nyonya Choi agar melakukan semuanya.
“Aku tak bermaksud menghentikanmu. Karena Akhirnya akan berakhir. Bagaimana perasaanmu menyaksikan silsilah keluarga mereka mati? Aku tahu di mana dia. Kau hanya perlu pergi ke sana dan melihatnya. Kau tak perlu melakukan apa pun.” Ucap Man Wool
“ Seseorang bilang, yang melihatnya tak akan selesaikan kebencianku. Aku ingin kau membuktikan bahwa mereka salah.” Kata Man Wool. Nyonya Choi hanya bisa terdiam. 

Nyonya Choi melihat Ji Sun sudah tergeletak dilantai dengan darah yang mengalir, seperti hatinya masih penuh dendam. Saat itu juga Ji Sun memegang perutnya sambil berkata “Bayiku...Bayiku...” Nyonya Choi terdiam teringat saat memeluk anaknya.
Flash Back
Nyonya Choi memeluk bayinya dengan wajah sedih, lalu berlari dengan wajah panik dan banyak orang yang menatapnya karena seperti orang gila tapi tak ada yang menolongnya.
“Tolong beri tahu manager Koo,  bahwa wanita ini dalam bahaya.” Ucap Nyonya Choi pada Man Wool. Akhirnya Ji Sun dibawah ke dalam ambulance. 

Chan Sung pergi menemui Nyonya Choi memberitahu wanita itu dipindahkan ke rumah sakit dengan cepat melalui ambulan. Lalu Ibu dan bayinya, keduanya baik-baik saja. Nyonya Choi bisa bernafas lega dan jatuh lemas mendengar kabar dari Chan Sung.
“Aku menikah dengan putra tertua keluarga Yoon. Aku tak bisa melahirkan anak sampai aku tua. Anak yang kulahirkan adalah perempuan.” Cerita Nyonya Choi. 

Flash Back
Nyonya Choi mengendong bayinya, menatap suaminya sedang duduk dengan istri mudanya dan juga orang tua suaminya yang menatap dingin.
“Suamiku harus menggunakan perut orang lain untuk membawa nama keluarga. Aku harus meninggalkan putriku yang baru lahir di belakang untuk pergi berdoa di kuil, berharap perut wanita itu mengandung anak laki-laki. Tapi...”
Keluarga Tuan Yoon bertemu dengan peramal, Si peramal memberitahu   Jika anak di perutnya adalah laki-laki, maka mereka harus menyingkirkan bayi perempuan yang lahir sebelumnya.
“Peramal bilang, dia akan menghalangi jalan semua pria di keluarga ini. Jika ada seorang anak perempuan dengan kekayaan seperti itu di keluarga, keluarga itu tak akan pernah melahirkan anak laki-laki.”
Ibu mertua Nyonya Choi sangat tega menaruh bayi Nyonya Choi dalam sebuah gudang dan menguncinya, tak peduli walaupun si bayi menangis.
“Bayiku tak mendapatkan air selama berhari-hari. Mereka tak mengganti popoknya, dan dia diabaikan. Pada saat aku berlari sesudah mendengar berita itu, bayi itu hampir meninggal.”
Nyonya Choi membawa bayinya yang sekarat mengedor pintu tabib meminta tolong sampai tanganya berdarah.  Ibu mertuanya mengatakan kalauTak ada tabib yang akan membukakan pintu karena Bayi itu tak boleh hidup.
“Bayiku meninggal, tapi aku tak punya tenaga. Aku sudah kehilangan kesadaran.”
Nyonya Choi terlihat mulai kehilangan akal, berjalan seperti orang gila dipasar. Semua orang berkementar dengan wajah sedih “ Keluarga mereka akan mengering. Dulunya dia selalu terlihat pantas. Apa yang terjadi dengannya? Keluarga Yoon terlalu keras padanya. Bagaimana mereka bisa mengubah seseorang seperti itu?”
Akhirnya Nyonya Choi sampai rumah dan tiba-tiba anaknya malah dibawah oleh anak buah suaminya. Ia berteriak histeris agar tak menyentuh anaknya, sang suami hanya menatapnya dan langsung  Nyonya Choi dibunuh.  
“Keluarga Yoon akan mati. Bahkan jika aku mati, maka aku akan menyaksikan itu terjadi. Aku akan memastikan...” ucap Nyonya Choi untuk terakhir kalinya.



“Itulah kenapa aku sangat bertekad. Tapi sebelumnya, aku tak bisa menyaksikan bayi itu meninggal sampai akhir.” Kata Nyonya Choi sedih. Chan Sung hanya bisa diam saja.
Hyun Joon dan Tuan Kim melihat dari kejauhan ikut menangis melihat Nyonya Choi.
Sementara Man Wool di ruangan teringat dengan yang dikatakan Chan Sung “Jika bayi itu tak ada, apa itu akan selesaikan segalanya? Apa kau benar-benar berpikir begitu?” 

Mi Ra sudah ada dalam bioskop terus melonggo kebelakang, Detektif Park mengirimkan pesan “Sepertinya akan sedikit terlambat. Nontonlah duluan.” Dengan wajah kesal Mi Ra mematikan ponselnya
“Perkataanmu benar. Aku salah, jadi, aku akan memberitahumu sesuatu. Temanmu... Lee Mi Ra mungkin dalam bahaya.” Ucap Man Wool saat bertemu dengan Chan Sung. 

Chan Sung mencoba menelp Mi Ra tapi Ponselnya dimatikan jadi pasti bioskop dekat rumah mereka.  Man Wool meminta agar Chan Sung Jangan dramatis berlebihan.
“Hantu pendendam itu tak akan cukup kuat untuk membunuh seseorang. Paling-paling, dia akan terbakar atau luka.” Ucap Man Wool
“Apa kau merahasiakan ini dariku sehingga kau bisa melihat Mi Ra terluka? Lalu, kenapa kau memberitahuku sekarang? Apa kau berubah pikiran sesudah melihat Nyonya Choi?” sindir Chan Sung
“Ya. Hatiku bergetar.” Akui Man Wool, saat itu Mi Ra keluar melihat keduanya.
“Apa ini? Apa kalian berdua di sini untuk menonton film?” ucap Mi Ra. Chan Sung balik bertanya pada Mi Ra. Man Wool pikir Ini Sangat beruntung...
“Aku keluar lebih awal. Aku merasa terlalu buruk di sana sendirian, jadi aku pergi.” ucap Mi Ra
“Sepertinya dia tak datang ke sini. Syukurlah.” Kata Chan Sung, Mi Ra mengeluh bersyukur dari mana.  
“Aku marah karena pacarku tak datang, lalu orang cabul di belakang menyapaku.” Ucap Mi Ra. Man Wool pun bisa tahu kalau Ji Won itu  memang datang.
“Bagaimana dengan Yeong Su? Apa kau yakin dia tak datang?” tanya Chan Sung.
** 


Detektif Park masuk bioskop mencari-cari Mi Ra tapi saat itu Ji Won mala menampakan dirinya. Detektif Park pun jatuh berguling di tangga karena ketakutan. Man Wool dan Chan Sung akhirnya masuk gedung bioskop mencoba mencari Ji Won.
“Halo, Koo Chan Sung... Apa kau mencariku? Ini Menarik... Teruslah mencariku.” Ucap Ji Won terlihat dilayar bioskop.
Man Wool marah akan menangkapnya tapi Ji Won sudah kabur dan saat pintu lampu bioskop menyala. Man Wool kaget melihat Detektif Park tergeletak di lantai, saat ingin menolongnya ternyata Mi Ra lebih dulu berlari dan terlhat panik membantu untuk bangun. 

Mi Ra mengompres kaki Detektif Park dengan es batu, Yeong Soo mengaku baik-baik saja karena  berolahraga secara teratur, ini bukan masalah. Mi Ra mengucap syukur karena tak ada yang patah. Yeong Soo pikir itu berkat Mi Ra bisa selamat jadi akan pergi sekarang.
“Tidak.. Kau bisa istirahat sedikit lebih lama... Bersantai.” Ucap Mi Ra mendorong Detetif Park. Sanchez memberitahu kalau Ini kamar Chan Sung.
“Kamar ini adalah yang terbersih di rumah kita.” Ucap Mi Ra ingin memberitahu Detektif Park
“Mi Ra, ini bukan rumah "kita". Artinya kamarmu sangat kotor.” Sindir sanchez.
“Yeong Su, bagaimana gigimu? Bagaimana dengan lidahmu? Apa kau tak menggigitnya?” ucap Mi Ra mengalihkan perhatian. Detektif Park mengaku  baik-baik saja.
“Sanchez, ambil air es lagi.” Ucap Mi Ra mendorong Sanchez pergi. Mi Ra pun mencoba memeriksa wajah bahkan punggungnya. Yeong Soo mengaku bagian punggung yang paling sakit. 


“Bagaimana Yeon Woo dan Song Hwa bersama?” tanya Man Wool saat bertemu dengan Chan Sung
“Dia bukan Yeon Woo. Dia Park Yeong Su. Dan dia bukan Song Hwa. Dia adalah Lee Mi Ra. Keduanya berkencan. Aku bertemu Yeong Su melalui Mi Ra.” Jelas Chan Sung
“Mungkin akan membuat segalanya menjadi rumit bagimu, jadi aku tak mengatakannya.Karena mereka adalah orang-orang yang kau benci dan kau cintai.” Ungkap Chan Sung
 Man Wool berdiri didepan pohon, teringat kembali saat menyaksikan Yeon Woo harus terkena hukuman gantung. Song Hwa pun menatap dingin ke arahnya. Man Wool pun mengingat yang dikatakan Ma Go padanya.
“Bagimu, itu adalah dendam yang melekat, tapi baginya, ini adalah masa lalu yang bahkan tak bisa mereka ingat. Biarkan saja berlalu.”
Chan Sung datang bertanya apakah Man Wool masih merasa bingung. Man Wool merasa Orang yang paling dicintai dan paling dibenci berkencan, menurutnya Meskipun membunuh orang yang mereka mau, dendam itu tak akan hilang.
“Apa kau tak dapat membunuhnya?” tanya Chan Sung, Man Wool memberitahu kalau Dia mati hari itu.


Flash Back
Man Wool sengaja memakai pakaian penganti wanita dan mulai menyerang Cheon Myung, Cheon Myung pun melawaanya seperti tak percaya kalau Man Wool masih hidup. Man Wool dengan penuh amarah menegaskan masih hidup untuk menepati janji membunuh Cheon Myung.
“Aku bangga padamu, Man Weol.” Ucap Cheon Myung dengan pedang dilehernya dan melihat ada nama Man Weol
“Kau menghafal surat-surat itu dengan baik. Apa Yeon Woo mengukirnya untukmu? Dia pintar. Sepertinya bilah pedang ini juga membawa dendam Yeon Woo.” Ucap Cheon Myung
“Ada banyak yang menaruh dendam padamu. Kau perlu melihat semuanya, dan meninggal dalam kesakitan serta penderitaan.” Kata Man Wool
“Apa itu termasuk kita? Aku senang melihatmu lagi. Kau akan menyambutku sebagai pengantin yang cantik, dan aku akan mengatakan bahwa aku merindukanmu sambil membelai wajahmu.” Ucap Cheon Myung
“Tutup mulutmu.” Kata Man Wool penuh amarah, Cheon Myung menarik Man Wool dan akhirnya pedang menusuk ke bagian perutnya.
“Ini adalah... akhir bagi kita.” Kata Cheon Myung memeluk Man Wool sambil membelai rambutnya.
“Aku tak akan membiarkan orangmu bertahan. Aku akan membakar kastil ini. Momen terakhir kita... seperti ini, Kau harus mati sesudah melihat semuanya.” Ucap Man Wool menarik pedangnya.
“Man Wool... Aku akan membuatmu tetap di hatiku dan menjadi bulan yang tak pernah tenggelam untuk menyaksikanmu dari jauh.” Ungkap Cheon Myung. 



Man Wool akhirnya pergi dengan kuda dan membakas kastil dan tak pernah menoleh kebelakang. Dalam perjalanan, Man Wool terus membunuh dan menaruh dalam peti yang ditarik dengan kudanya.
“Hari itu, dia mati, dan aku kehilangan akal serta membunuh banyak orang. Lalu, aku meletakkan barang orang-orangku di peti mati dan melakukan perjalanan untuk menemukan Sanggarloka Bulan.”
“Aku membunuh siapa pun yang menghalangiku. Saat akhirnya tiba di Sanggarloka Bulan, apa yang kuhadapi adalah diriku berlumuran darah.”
Man Wool pun memiliki kain dengan bekas darah dari orang yang dibunuhnya. 

“Aku sudah terlalu banyak berbuat dosa dan mendendam begitu banyak. Itu adalah titik terendahku. Aku sudah... menunggu pria itu begitu lama, berencana untuk berhenti hidup sesudah membawanya turun bersamaku ke dasar.” Ungkap Man Wool
“Tapi aku di sini sekarang. Aku... tak bisa membuat kenangan menyakitkanmu terlupakan, tapi aku ingin mengeluarkanmu dari itu.” Kata Chan Sung lalu memeluk erat Man Wool. 

Seorang anak menungu disebuah halte bus dengan buku gambar ditanganya, sebuah bus berhenti, anak itu bertanya Apa bus ini menuju ke Myeong-dong. Sang sopir membenarkan lalu bertanya  Apa datang sendirian dan Di mana ibunya.
“Aku akan bertemu ibuku. Apa kau tahu Hotel Del Luna di Myeong-dong? Di situlah ibuku sekarang.” Ucap si anak memperlihatkan gambar hotel del luna. 

Nyonya Choi anak naik mobil, Tuan Kim berlari memanggilnya bertanya apa akan pergi sekarang, lalu mengeluh karena tak mengucapkan salam perpisahan, padahal mereka sudah bekerja bersama selama 200 tahun. Ia mengungkapkan kalau sangat kecewa.
“Aku tak akan pergi. Aku hanya membersihkan mobil karena diminta.” Kata Nyonya Choi. Tuan Kim kaget.
“Kenapa dia selalu memintamu untuk membersihkan mobil?” kata Tuan Kim. Nyonya Choi yang gugup merasa tugasnya Sudah selesai.
“Apa kau tak akan pergi?” tanya Tuan Kim memastikan. Nyonya Choi merasa bahkan tak tahu apa anak itu laki-laki atau perempuan. Jadi harus melihatnya dulu.
“Maaf, sepertinya aku langsung mengambil kesimpulan.” Kata Tuan Kim, Nyonya Choi pun akhirnya meminta agar Tuan Kim membuatkan segelas Tears.
“Apa kau menangis?” ejek Nyonya Choi, Tuan Kim mengelak, tapi Nyonya Choi bisa tahu kalau itu adalah air mata.
“Jadilah orang baik saat ada kesempatan untuk melakukannya.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Kim setuju. 


Yoo Na dimeja receptionist memberitahu kalau menyembunyikan hadiah di dalam kotak kunci jadi meminta agar Hyun Joong menemukan hanya dengan sekali tebak. Hyun Joong mengeluh kalau tak mungkin bisa sekali tebak.
“Aku akan memberimu petunjuk Nomor kamarnya sama dengan hari pertama kita bertemu.” Ucap Yoo Na.
“Hari pertama kita bertemu? Bagaimana bisa kuingat?” ucap Hyun Joong. Yoo Na mengeluh Hyun Joong tak mengingatnya
“Apa kau tak ingat tanggal ciuman pertama kita juga?” keluh Yoo Na kesal. Hyun Joong panik meminta agar Jangan mengatakannya terlalu keras.
“Hanya hantu yang akan mendengarkan kita. Cepat ingat-ingat. Kapan pertama kali kita bertemu?” kata Yoo Na.
“Saat itu bunga bermekaran, jadi mungkin Juni? Mungkin Mei?” ucap Hyun Joong menebak-nebak. Yoo Na ingin tahu Hari apa di bulan Mei. 

Saat mereka sedang mengobrol tanpa sadar ada seorang anak masuk lalu naik ke dalam lift.  Nyonya Choi meliha anak kecil seperti sneang karena jarang melihat seorang anak kecil berjalan sendirian.
“Apa kau sendirian?” tanya Nyonya Choi. Si anak membenarkan kalau  datang untuk bertemu ibunya.
“Apa kau mengikuti ibumu? Apa kau tak kedinginan?” kata Nyonya Choi lalu melonggo kaget saat memegang bagian dada.
“Dia masih hidup.” Ucap Nyonya Choi bingung karena anak itu ternyata masih hidup.
Tuan Kim duduk di lobby dengan anak itu  yang menceritakan kalau  melihat tempat ini dalam mimpinya. Si anak bercerita kalau  Ibu bilang bahwa dia baik-baik saja. Tuan Kim tahu kalau Ini adalah efek dari panggilan mimpi.

“Ada anak yang masih hidup datang, mencari ibunya yang sudah meninggal. Manager, tolong pastikan dia pulang dengan selamat.” Ucap Nyonya Choi
“Apa ibunya masih di sini?” tanya Chan Sung. Nyonya Choi memberitahu kalau Dia baru saja pergi kemarin.
“Tolong bicara dengan anak itu dan keluarkan dia dari sini.” Pinta Nyonya Choi.
Mereka pun pergi di lobby, tapi si anak tak ada hanya buku gambarnya.  Tuan Kim datang bertanya Di mana anak itu. Nyonya Choi pikir Tuan Kim yang mengawasinya. Tuan Kim mengaku sedanbg membawa es krim untuknya.
“Kita harus menemukannya. Ayo kita berpencar.” Kata Chan Sung, mereka pun berpencar diseluruh hotel.

“Halo, apa kau melihat seorang anak kecil di sekitar?” tanya Chan Sung pada hantu penulis buku.
“Anak kecil? Aku melihat dia menuju ke platform.” Kata Si hantu, Chan Sung kaget medengarnya.
Chan Sung melihat mobil yang pergi dan tak bisa menghentikanya, saat itu terlihat terowongan menuju Sungai Sanzu, Alam Dunia, Alam Baka. Dan akhirnya Chan Sung memutuskan untuk masuk menyelamatkan si anak. 

Man Wool kaget mengetahui Ada anak yang masih hidup datang. Nyonya Choi memberitahu kalau anak itu  menghilang, jadi kami sedang mencarinya. Man Wool tak percaya kalau  meja depan tak menangkapnya, Sementara Chan Sung kebingungan dalam terowongan.
“Apa terowongan ini sangat panjang? Apa aku terjebak?” ucap Chan Sung terlihat kelelahan. 

Saat itu dalam hotel, Tuan Kim datang dengan si anak kalau sudah menemukannya kalau ada di depan platform. Dan mereka pasti bisa berada dalam masalah serius. Man Wool menyuruh mereka agar membawa Hyun Joong dan beri tahu Chan Sung untuk mengantar ke rumahnya.
“Ini bukan tempat untukmu. Kau bisa berakhir di tempat yang sangat menakutkan.” Ucap Nyonya Choi
“Tapi aku melihat seorang paman berjalan di sana.” Kata si anak. Man Wool kaget tak percaya mendengarnya.
“Siapa yang kau lihat?” tanya Man Wool memastikan Si anak menjawab  Paman berjas berjalan masuk.
”Aku menyaksikan untuk melihat apa dia keluar, tapi dia tak keluar.” Kata si anak.” Kata Si anak. Nyonya Choi pikir Chan Sung ada disana.
“Jika manusia tersesat di sana, dia terjebak.” Kata Tuan Kim dan Man Wool langsung bergegas pergi. 

Chan Sung terlihat sudah sangat kelelahan, dalam gua yang tak ada ujungnya. Matanya mulai terlihat tak sadarkan diri sampai akhirnya melihat kunang-kunang yang ada didepanya. Man Wool pergi ke terowongan memanggil Chan Sung dan takut untu masuk.
Saat itu juga Chan Sung berjalan keluar dari terowongan dan terlihat baik-baik saja. Man Wool langsung memeluknya sambil menangis berpikir kalau tak akan kembali lagi. Chan Sung terlihat baik-baik saja memeluk Man Wol lalu mengelus rambutnya.
Man Wool terdiam karena teringat saat terakhir kali Cheon Myung mengelus rambutnya sebelum mati. Ia pun melepaskan pelukan Chan Sung sambil menatapnya bertanya  “Siapa kau?”
Bersambung ke episode 14

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar