PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 14 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 8

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young masih terlihat gugup membuatnya tak nyaman untuk makan, Joo Wan heran Yi Young tidak bisa makan dan berpikir kalau tidak suka makanannya. Yi Young mengaku Bukan begitu dan menurutnya kalau sangat lezat. Jang Yoon datang mengisi minuman digelas yang kosong.
“Sudah lama aku tidak makan hidangan lezat begini.” Ucap Yi Young merasa tak enak pada Jang Yoon.
“Kita harus sering makan malam berdua.” Ucap Joo Wan. Yi Young terlihat gugup dan Jang Yoon pun pergi.
“Dia pasti mengomelimu tadi.” Komentar Joo Wan. Yi Young langsung tersedak mendengarnya.
“Selama latihan. Aku mendengar semuanya saat Nona Yoon memarahimu. Jangan biarkan hal itu mengganggumu. Dia kesal kepadaku, tapi Dia sengaja melakukan itu. Dia tidak marah kepadamu.” Ucap Joo Wan menenangkanya. Yi Young menganguk mengerti.
“Omong-omong, benarkah kalian saling menidurkan?” kata Joo Wan. Yi Young makin kaget mendengarnya. Jang Yoon terlihat menatap kearah keduanya.
“Tidak, bukan begitu... Pekerjaan paruh waktu sederhana seperti menelepon pagi hari. Dia membantuku tidur malam dengan meneleponku. Aku menderita insomnia, jadi, entah bagaimana, akhirnya dia membantuku.” Akui Yi Young
“Kau bilang "Insomnia"? Tadi kau bilang tidurmu nyenyak. Kau sudah lama menderita insomnia, kan? Apa Kau masih insomnia?” ucap Joo Wan. Yi Young mengaku memang seperti itu.
“Aku harus belajar cara membantumu tidur mulai sekarang.” Ucap Joo Wan. Yi Young kembali terkejut mendengarnya.
“Kenapa kau sangat terkejut? Pastikan kamu menghabiskan semuanya.” Ucap Joo Wan. Yi Young pun menganguk mengerti lalu melihat Jang Yoon sedang duduk di meja bar. 



Eun Joo menerim pesan dari forum yang dikirimkan Yoo Da, terlihat foto Yi Young dan Joo Wan makan malam berdua direstoran. "'Berita Panas Hari Ini, Pasangan Resmi Makan Bersama, Pasangan resmi Shinyoung Philharmonic menikmati hidangan lengkap.”
Eun Joo dengan wajah kesal mencoba menelp Joo Wan tapi ponselnya tak aktif, akhirnya ia melihat foto Joo Wan dan melihat wajah Jang Yoon sedang menatap cemburu pada keduanya. 

Jang Yoon baru saja akan menutup pintu restoran, Eun Joo pun menyapa Jang Yoon ternyata berkerja di restoran. Jang Yoon mengeluh karena kedatangan banyak tamu hari ini dan pasti Eun Joo juga melihatnya. Eun Joo bertanya kenapa tangan Jang Yoon terluka.
“Ini Karena tidak sengaja.” Ucap Jang Yoon sambil membereskan kursi diluar.
“Ini Menarik. Kau tidak bertanya kenapa aku menunggu di luar sini. Apa Kau tidak penasaran?”ucap Eun Joo
“Apa aku harus penasaran?” komentar Jang Yoon. Eun Joo pikir tak perlu juga dan akan berjalan pulang.
“Kita pernah bertemu, kan? Sebelum kita bertemu sebagai rekan kerja.” Ucap Eun Joo memancing
“Entahlah. Aku tidak mengingatmu.” Ucap Jang Yoon. Eun Joo merasa pernah melihatnya.
“Entah kenapa kau terlihat familier.” Kata Eun Joo, Jang Yoon pikir itu bukan urusanya.
“Aku yakin pernah melihatmu di suatu tempat. Tapi Di mana aku pernah melihatmu?” ucap Eun Joo ingin mengoda dengan mengelus pipi Jang Yoon.
“Aku tidak menginginkan perhatianmu. Aku benci saat orang tertarik kepadaku.” ucap Jang Yoon menahan tangan Eun Joo lalu berjalan pergi. Eun Joo pun masih bertanya-tanya Di mana pernah melihat Jang Yoon


Yi Young berjalan ke minimarket kesal sendiri melihat forum berita tentang dirinya. Ia lalu melonggo ke arah minimarket, tak ada Jang Yoon seperti biasa, akhirnya ia duduk sendiri sambil minum bir.  Tiba-tiba Jang Yoon melonggokan wajahnya.
“Apa Kau menungguku? Seharusnya kau meneleponku jika sangat merindukanku.” Goda Jang Yoon. Yi Young kaget melihatnya.
“Aku tidak merindukanmu. Tapi Kapan kau tiba di sini? Aku tidak melihatmu masuk.” Ucap Yi Young. Jang Yoon mengaku baru saja.
“Kau memang menungguku.” Ejek Jang Yoon. Yi Young menyangkalnya. Jang Yoon pikir Yi Young belum boleh minum karena kakinya masih sakit.
“Ini bukan alkohol. Dan Ini bukan cedera parah. Lagi pula, sudah tidak sakit lagi.” Ucap Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti.
“Syukurlah... Aku khawatir.” Ucap Jang Yoon, Yi Young binggung memastikan apakah ini tentang dirinya.
“Tentu saja... Aku tertarik padamu.” Akui Jang Yoon, Yi Young makin gugup bertanya apakah Jang Yoon sudah lihat forum internet itu. Jang Yoon mengaku sudah.
“Aku tidak memperdulikan orang lain, tapi aku mengatakan ini karena tidak ingin kau salah paham. Acara Makan yang kusantap dengan konduktor tadi. Itu sungguh hanya pesta penyambutan. Selama latihan tadi, Nona Yoon memarahiku, Karena itu dia mentraktirku makan.” Cerita Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti
“Mengenai foto yang Yu Da unggah di forum tempo hari, aku hanya membantunya memilih hadiah.” Cerita Yi Young
“Astaga, siapa itu Yoo Da?” keluh Jang Yoon sambil makan ramyun.
“Entah bagaimana dia memotret foto seperti itu atau kenapa dia menyebarkan rumor jahat seperti itu. Tidak seperti yang diyakini orang-orang, Mastro Nam dan aku bukan pasangan. Aku tidak mau kamu salah paham.” Jelas Yi Young.
“Aku bertanya untuk berjaga-jaga. Apa kau pikir aku menyukaimu?” ucap Jang Yoon. Yi Young melonggo kaget mendengarnya.
“Tertarik pada seseorang dan menyukai seseorang agak berbeda.” Tegas Jang Yoon
“Apa yang kau... Kenapa kau tertarik padaku jika tidak menyukaiku?” ucap Yi Young seperti sedang dipermainkan.
“Setelah aku terus tertarik kepadamu, mungkin aku bisa menyukaimu.” Jelas Jang Yoon.
Yi Young marah berpikir Jang Yoon sedang bicara omong kosong dan mempermainkannya, lalu memberikan uang untuk bayaran yang kurang. Ia menegaskan tidak ingin mendengar Jang Yoon bernyanyi lagi Jadi, jangan meneleponnya lagi.



Yi Young berbaring ditempat tidurnya, dengan menutup semua wajahnya mengunakan selimut. Ia terlihat masih kesal mengingat yang dikatakan Jang Yoon “Apa kau pikir aku menyukaimu? Tertarik pada seseorang dan menyukai seseorang agak berbeda.”
“Kenapa dia membuatku bingung?” keluh Yi Young lalu melihat Jang Yoon yang menelpnya dan langsun merejectnya. Tapi bel rumahnya terus berbunyi.
“Ini Sulit dipercaya. Kenapa dia sangat tidak sopan?” keluh Yi Young kesal sambil menutup telinganya. 

Akhirnya Yi Young membuka pintu rumahnya, Jang Yoon berkomentar Yi Young yang belum tidur. Yi Young pikir sekarang sudah larut malam dan apa yang ingin dilakukan Jang Yoon sekarang padahal sudah melarangnya menelepon.
“Karena itu aku datang. Jadi Boleh aku masuk dan menyanyi?”ucap Jang Yoon mengoda. Yi Young terlihat kaget.
“Apa Kau tidak ingat? Kamu membutuhkan persetujuanku untuk mengakhiri kontrak. Aku ingin terus melakukan pekerjaan ini.” Ucap Jang Yoon. Yi Young tak percaya dengan yang dilakukan Jang Yoon.
“Keluarlah jika kau tidak tidur. Aku ingin berbincang denganmu.”kata Jang Yoon. Yi Young binggun apa yang ingin dibicarakan denganya.
“Tentang apa?” tanya Yi Young kesal. Jang Yoon menjawab Apa saja Selama itu tentang Yi Young. 

Akhirnya Yi Young berganti pakaian mengikuti Jang Yoon ke sebuah tempat, Jang Yoon pun dengan bangga memperlihatkan tempatnya. Yi Young mengeluh kalau Jang Yoon bilang akan membawa ke tempat yang menakjubkan.
“Aku sudah berharap banyak. Tapi Tempat apa ini?” keluh Yi Young. Jang Yoon pikir tak ada salahnya tempat tinggal mereka.
“Selama itu indah, tidak masalah.” Kata Jang Yoon. Yi Young menatap pemandangan malam hari dari atas.
“Yah... Memang indah... Harus kuakui itu... Lalu Kau bilang ingin tahu tentangku. Aku yatim piatu jadi Aku sebatang kara. Kami dalam perjalanan pulang dari arboretum.” Cerita Yi Young
Flash Back
Terlihat sebuah mobil terguling dijalan, petugas ambulance mengeluarkan ayah dan ibu Yi Young yang tak sadarkan diri. Petugas lain melihat Yi Young masih kecil duduk dibangku belakang lalu memberitahu kalau anak kecil. Yi Young setengah sadar memanggil ibunya. 

“Ayahku bekerja lembur selama beberapa hari dan tertidur saat mengemudi. Ini yang dikatakan pamanku kepadaku. Sejujurnya, aku sama sekali tidak ingat hal itu. Tapi menurut sepupuku, aku mengalami shock berat. Aku trauma.” Cerita Yi Young
“Selama sekitar satu tahun, aku menderita afasia. Aku tidak bisa bicara atau tidur dengan tenang di malam hari. Sampai seperti sekarang. Llau Seperti apa kau saat masih kecil?  Aku sudah cerita soal diriku, jadi, kau harus melakukan hal yang sama.” Kata Yi Young.
Jang Yoon bingung menanyakan tentang dirinya, lalu mengaku dirinya itu  pintar, menjadi ketua kelas selama sembilan tahun dan pandai bermain piano, bahkan kapten tim sepak bola sekolah. Ia dengan bangga kalau dirinya sangat tampan saat masih sekolah.
“Kau mungkin menyadarinya, tapi keluargaku sangat kaya.” Ungkap Jang Yoon.
“Kau sangat arogan. Kau pasti tidak punya teman, kan?” kata Yi Young. Jang Yoon membenarkan.
Yi Young tak percaya mendengarnya dan hampir terjatuh saat menuruni tangga, Jang Yoon memegang tangan Yi Young menyuruh agar berhati-hati. Keduanya tiba-tiba saling menatap dan terlihat gugup, Yi Young menatap bibir Jang Yoon.
“Bolehkah aku menciummu?” ucap Yi Young. Jang Yoon hanya terdiam dan terlihat gugup.
“Tunggu. Maksudku...Ini Sangat membingungkan, kan? Hatiku sering terluka belakangan ini. Aku tiba-tiba berpikir mungkin kau dan aku mengalami penderitaan yang sama.” Ungkap Yi Young gugup. Jang Yoon hanya diam saja.
“Maaf aku tidak bisa membuat alasan yang lebih baik. Saat aku membicarakan masa laluku, aku cenderung merasa lemah.” Ucap Yi Young. Jang Yoon tiba-tiba mendekat dan mengecup bibir Yi Young. Yi Young kaget lalu keduanya saling menatap. Akhirnya Yi Young mencium Jang Yoon lebih dalam lagi.


Pagi hari, Yi Young terlihat bahagia dipagi hari mengirimkan pesan pada Jang Yoon “Apa tidurmu nyenyak? Aku sedang berangkat bekerja. Semoga harimu menyenangkan.” Lalu menjerit mengaku sangat malu.  Ia masuk ke dalam toko roti dan melihat senior wanita.
Yi Young mencoba menyapanya tapi seniornya tak mengubrinya, akhirnya Yi Young pun memilih untuk berdiri dibelakang seolah tak kenal. Mereka pun keluar dari toko roti, tiba-tiba seorang pria merampas tas senior wanita. Yi Young berteriak kalau ada pecopet dan langsung mengejarnya.
Senior wanita hanya bisa melonggo melihat Yi Young sangat cepat berlari. Setelah melewati jalan, si pria tertabrak dan terjatuh. Yi Young langsung mencari kesempatan menahan kakinya. Senior wanita datang, Yi Young langsung menyuruh untuk memukulny.
Sang senior akhirnya memukul dengan box kue dan menduduki wajah si pecopet, roti milik senior pun rusak. 

Keduanya keluar dari kantor polisi, Senior wanita menanyakan keadaan Yi Young. Yi Young mengaku baik-baik saja lalu melihat celana seniornya dan berkomentar kalau itu terlihat seperti buang air di celana. Seniornya mengaku sudah tahu dan melihatnya.
“Tapi Kau tampak berantakan.” Komentar Senior pada Yi Young. Yi Young juga seperti itu.
“Mulai sekarang, aku akan bicara santai denganmu.” Ucap Senior. Yi Young pikir Seniornya  sudah bicara santai.
“Jangan membantahku. Kau punya waktu luang, bukan? Ikuti aku.” Seniornya. Yi Young terlihat bingung. 

Yi Young masuk ke dalam ruangan make up melihat seniornya berbicara dengan pemain timpani. Jenny melihat wajah Yi Young kaget berpikir kalau mereka bertengkar. Yi Young mengaku Tadi ada kejadian dan akan menjelaskan nanti.
“Apa dia memukulmu?”tanya Jenny. Yi Young mengaku bukan seperti itu.
“Kau tidak bisa melewati satu hari yang tenang, kan?”keluh Jenny, dan akhirnya Seniornya kembali duduk di meja rias. 

Pria pemain timpani tiba-tiba berjalan mendekati Yi Young  bertanya apakah punya waktu luang tiap hari Rabu dari pukul 18.00 sampai 19.00. Yi Young binggung lalu menganguk kalau punya waktu luang.
“Itu alamat ruang latihanku. Aku hanya akan memberimu setengah harga.” Ucap si pemain timpani memberikan kartu nama lalu keluar dari ruangan. 

Yi Young binggung lalu mendekati senior wanita dan yakin kalau itu karena seniornya membuatnya pria timpani mau memberikan kursus dan ingin tahu apa yang dikatakannya. Senior wanita mengau Tidak ada yang istimewa. Tapi hanya membicarakan hidupnya.
“Hidupnya?” ucap Yi Young binggung, Seniornya menceritakan pria itu memiliki istri di Amerika.
“Dia juniorku di universitas dan pemain obo. Jadi Aku hanya menanyakan kabarnya.” Kata senior wanita. Yi Young makin binggung apa maksudnya.
“Hei... Apa Kalian tidak latihan? Jangan bermalas-malasan.” Ucap Senior lalu keluar dari ruangan. Yi Young masih terlihat binggung. 

Yi Young mengirimkan pesan pada Jang Yoon "Akhirnya aku pulang kerja. Pastikan kau makan malam.” walaupun pesan sebelumnya tak dibalas. Joo Won melongggokan kepalanya bertanya Apa kegiatannya malam ini. Yi Young kaget mengaku Kegiatannya tidak banyak.
“Bagus. Kemasi barang-barangmu dan keluarlah.” Ucap Joo Wan dengan penuh semangat. Yi Young dibuat binggung. 

Di ruang latihan
Seorang anak remaja berlatih biola, Eun Joo dibelakangnya meminta agar menghentikanya lalu berkomentar kalau menghafal lagunya. Remaja itu membenarkan dengan tatapan sinis. Eun Joo tak suka mendengarnya lalu menyuruh agar mengeluarkan permen karetnya.
“Cepat Keluarkan.” Kata Eun Joo mengulurkan tanganya, Akhirnya siremaja mengeluarkan permen karet dengan sengaja meludah.
“Shin Young... Permainanmu sangat buruk.” Komentar Eun Joo. Shin Young terlihat marah.
“Tapi kau mungkin sudah tahu akan lulus tes karena uang keluargamu sangat berpengaruh. Walaupun begitu kau tetap harus tahu faktanya. Alunan Musikmu jelek sekali Dan kau hanya sampah. Karena kau, kandidat miskin yang kompeten akan gagal dalam tes.” Komentar Eun Joo.
“Lalu kenapa? Kau dibayar oleh ibuku, jadi, bagaimana denganmu? Kau sama buruknya denganku. Aku sudah selesai hari ini.” Kata Shin Young lalu membereskan barangnya. 


Di luar ruangan seorang pria memanggil Eun Joo agar keluar, Shin Young keluar dengan sengaja menyenggol bahu Eun Joo, si pria berusaha menyapanya tapi tak digubris dan hanya bisa mengumpat si socah lancang.
“Kau benar-benar keras kepala. Kenapa kau repot-repot berdebat dengan orang seperti dia? Yang harus kau lakukan hanyalah memastikan mereka tidak gagal dalam tes. Bukankah kau sudah tahu itu?”keluh si pria.
“Aku akan pergi.” kata Eun Joo seperti tak ingin berdebat lagi. Si pria mengingatkan Eun Joo sebelum pergi.
“Jika kau gagal menjadi solois,maka kau hanya akan menjadi pengajar. Bukankah begitu? Kau harus mengurusnya dengan lebih baik. Dirut meminta kita memberinya perhatian khusus. Jadi Kau harus bekerja lebih baik.” Pesan si pria. 

Eun Joo duduk termenung dalam taksi, lalu mengumpat marah. Sopir taksi binggung berpikir Eun Joo mengumpat padanya. Eun Joo akhirnya mengubah tujuanya untuk pergi ke Shinyoung College of Music.
Sementara Yi Young dan Joo Wan pergi ke sebuah pesta dengan membawa sebuket bunga. Prof Song menyambut keduanya mengaku senang sekali melihat semua orang.  Joo Wan berkomentar kalau Prof Song terlihat sangat bahagia.
“Orang-orang memuji konser Anda di Jerman.” Puji Joo Wan. Prof Song bergurau kalau itu karena menyuap semua wartawan.
“Begitulah caraku bertahan selama ini.” Kata Prof Song tertawa, Joo Wan tersenyum lalu mengucapkan Terima kasih atas sarannya.
“Lama tidak bertemu, Profesor Song.” Sapa Yi Young memberikan buket bunga. Prof Song mengingat Yi Young.
“Kenapa sulit sekali bertemu denganmu? Kudengar kau menjadi anggota Shinyoung Philharmonic.” Kata Prof Song
“Tidak, aku dipecat.” Kata Yi Young. Prof Song kaget. Joo Wan hanya bisa menutup bibirnya lalu memberitahu kalau hanya dalam satu hari.
“Astaga, aku akan mengikuti audisi lagi.” Ucap Yi Young, Prof Song pun tertawa menyuruh mereka duduk dan akan segera mengeluarkan dagingnya.


Eun Joo berjalan di kampus melihat salah satu mahasisa berlatih sendirian dan menikmati didepan jendela dengan wajah sedikit bahagia dan terhanyut walaupun si mahasiswa terlihat melakukan kesalahan. Ia pun meninggalkan note.
“Beethoven "Symphony number 7", bagian keempat. Gunakan seluruh busur untuk menggesek ke atas. Lemaskan tanganmu saat membelai busur. Gunakan elastisitas pergelangan tanganmu.”
Saat itu Eun Joo melihat ke arah ruangan gedung yang yang masih menyala dan teringat sesuatu.
Flash Back
Eun Joo berada di ruang kelas dan Dosennya memberitahu waktunya sampai pukul 12.00 untuk menyelesaikan tes dan Setelah selesai, letakkan lembar jawaban di meja lalu tinggalkan ruangan dengan tenang.  Lalu saat Joo Wan memperkenalkan  Jang Yoon.
“Terakhir, Jang Yoon, pianis kehormatan yang membuatku terpesona.” Ucap Joo Wan lalu mencoba mengingat dimana pernah melihat Jang Yoon.
“Aku tidak menginginkan perhatianmu. Aku benci saat orang tertarik kepadaku.” ucap Jang Yoon dan Eun Joo teringat saat masih kuliah Jang Yoon sebagai dosen dikampusnya. 


Joo Wan dan Yi Young bermain dengan Prof Song dan anak muridnya. Yi Young mengelu kalau menang tiga permainan berturut-turut dan menurutnya Ini sangat membosankan, Profesor Song mengejek kalau nanti Yi Young bertambah tua.
“Kau Mau tidak mau, tanganmu akan mulai gemetar. Jadi Bagaimana kalau kita bermain lagi? Tapi kali ini, mari bermain Go.” Ucap Prof Song. Semua setuju main yang lain.
“Aku bisa melakukan segalanya.” Kata Yi Young, Prof Song pun memanggil Na Young.
“Bisakah kau ke ruang kerjaku dan mengambil papan Go?” kata Prof Song. Yi Young mengajukan diri agar mengambilnya saja. Prof Song pun tak sabar siapa yang menang.

Jang Yoon baru saja pulang membaca pesan dari  Yi Young yang belum dibalas "Apa tidurmu nyenyak? Aku sedang berangkat bekerja. Akhirnya aku pulang kerja" dan melihat Eun Joo suadh ada didepan rumahnya. Eun Joo seperti sengaja menunggu Jang Yoon.
“Aku bertanya kepada semua kenalanku untuk mencari alamatmu. Ternyata Separuh yang kau tulis di resumemu itu palsu.” Ejek Eun Joo. Jang Yoon memuji Eun Joo memang luar biasa.
“Bagaimana kau bisa bergabung dengan orkestra? Bahkan Kau tinggal sangat dekat dengan Yi Young. Tapi aku tidak menduga kau akan tinggal tepat di bawahnya.” Ucap Eun Joo. Jang Yoon akan masuk akhirnya keluar lagi.
“Jadi Apa maumu?” ucap Jang Yoon. Eun Joo mengaku Akhirnya ingat dimana pernah melihat Jang Yoon.
“Namamu bukan Jang Yoon, bukan? Aku datang karena tidak bisa berhenti penasaran. Jadi Siapa nama aslimu?” ucap Eun Joo. Jang Yoon hanya menatapnya lalu memegang tangan Eun Joo


Yi Young pergi ke ruangan Prof Song dan melihat lorong dibelakng meja kerja berpikir di dalam sana. Ia mencari papan permainan dan tiba-tiba matanya kaget melihat sesuatu yang ada didepanya.  Didepan rumah, Eun Joo menahan rasa sakit ditanganya. Jang Yoon akhirnya melepaskan tanganya. Eun Joo mengeluh Jang Yoon itu sudah gila.
“Jadi Sudah berapa lama? Apa Kau tidak mau memberitahuku? Haruskah kujawab untukmu?” ucap Jang Yoon. Eun Joo mulai mengumpat marah.
“Resital pianomu mengusikku kali pertama aku mendengarnya. Nadanya sangat mirip dengan seseorang yang dahulu kukenal. Apa kau sengaja mendekati Maestro Nam? Apa kau memikat hatinya agar bisa bergabung di orkestra?” ucap Eun Joo. Jang Yoon pikir tak ada yang salah.
 “Jadi Katakan kepadaku. Apa tujuanmu sebenarnya? Kenapa kau meniru seseorang yang sudah meninggal?” kata Eun Joo. Jang Yoon ingin tahu apa yang dinginkan Eun Joo sekarang. 
Yi Young terdiam melihat poster didepanya  "Orkestra Philharmonic Asia dan Kim Ian Piano Chopin Chopin" lalu teringat yang dengan foto di rumah Jang Yoon yang pecah dan bertanya nama adiknya. Jang Yoon menyebut namanya KIM IAN.
“Sedang apa? Apa Kau belum menemukannya?” ucap Joo Wan memanggil Yi Young. Yi Young menatap Joo Wan. Akhirnya Joo Wan pun masuk ruangan lalu terdiam melihat poster didepanya. 


Jang Yon mengulang ucapan Eun Joo "Seseorang yang sudah meninggal" dan ingin tahu Siapa itu. Eun Joo ketakutan berjalan mundur. Jang Yoon berjalan mendekati Eun Joo menginjak kertas partitur yang terjatuh.
“Maestro Nam, apa kau mengenalnya?” tanya Yi Young pada Joo Wan. Joo Wan hanya diam saja menatap poster didepanya.

Jang Yoon terus mendesak Eun Joo ingin tahu siapa dan Kenapa sangat tertarik kepadanya. Eun Joo terlihat ketakutan, Jang Yoon ingin tahu apa yang membuat Eun Joo cemas dan takut. Eun Joo hanya bisa terdiam dan benar-benar panik.
“Bolehkah aku menyelidikinya?” ucap Jang Yoon seperti mengancam.
“Aku bisa memberi tahu semua orang bahwa kau memakai nama palsu.” Kata Eun Joo
“Silakan saja jika bisa, Tapi Bisakah kau melakukannya?” ejek Jang Yoon menantang.
Yi Young pun memanggil Joo Wan yang hanya diam saja, lalu memberitahu kalau Pria ini adalah Kim Ian dan bertanya apakah tidak mengenalnya. Joo Wan hanya diam saja menatap poster  "Orkestra Philharmonic Asia   dan Kim Ian Piano Chopin Chopin"


Flash Back
Di tengah hujan deras, Ian terluka dibagian kepala terlihat tanganya yang memakain cincin. Seorang pria dengan jaket, topi dan masker datang menatap Ian yang tak sadarkan diri. Ian hanya dibiarkan begitu saja, Si pria akhirnya membuka masker dan terlhat wajah Joo Wan.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar