PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 25 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hyun Joong terlihat bahagia menatap ponselnya karena tau Yoo Na mmengantuk. Nyonya Choi keluar dari lift melihat Hyun Joong senyum sendiri bertanya apakah sedang mengirim pesan pada anak mageng. Hyun Joong membenarkan.
“Yoo Na harus selesaikan PR-nya, dan aku membangunkannya karena katanya dia mengantuk.” Cerita Hyun Joong dengan wajah bahagia.
“Hyun Joong... Apa Yoo Na tahu kau berencana pergi dengan adikmu sesudah dia meninggal?” tanya Nyonya Choi.
“Itu, dia belum tahu... Aku hanya bilang, sedang menunggunya.” Kata Hyun Joong. Nyonya Choi bisa mengerti. 

Saat itu seorang tamu datang dengan wajah lusuh, Nyonya Choi terlihat tegang menatap hantu pria yang baru masuk. Hyun Joong langsung bertanya apa ia ingat sudah berapa lama meninggal. Si pria mengaku  tak ingat pasti.
“Tapi, mungkin sekitar 2 hari.” Ucap Si pria. Hyun Joong ingin mengantar tapi Nyonya Choi menyela.
“ Tuan.. Biarkan aku mengantarmu.... Ayo Lewat sini.” Ucap Nyonya Choi dengan wajah tegang. Hyun Joong hanya bisa melonggo binggung melihat sikap Nyonya Choi. 

Di dalam lift, Nyonya Choi bertanya Apa ia adalah  Yoon Seung Beom, cucu tertua dari keluarga Myeongju Yoo yang dulunya tinggal di Kota Beomcheon dan berusia 42 tahun. Tuan Yoon membenarkan.
“Kau masih lajang, kan?” ucap Nyonya Choi, Tuan Yoon membenarkan kalau dirinya tak bisa menikah.
“Ohh... Begitu rupanya... Keluargamu pasti hancur karena cucu penerus keluarga meninggal tanpa memiliki anak.” Ucap Nyonya Choi terlihat bahagia mengetahui tentang nasib keluarga Tuan Yoon. 

Nyonya Choi berjalan di lorong dengan style pakaian yang berbeda. Tuan Kim yang melihatnya sampai kaget berpikir kalau Man Wool yang berjalan, lalu bertanya untuk apa berdandan didalam hotel. Nyonya Choi memberitahu Tuan Kim kalau  sepertinya akan segera pergi dari sini.
“Aku sedang dalam perjalanan untuk melenyapkan kebencian 200 tahunku.” Ucap Nyonya Choi. Tuan Kim mencoba mengartikan.
“Dia sudah mati... Putra terakhir keluarga itu mati lalu datang ke sini sebagai tamu. Silsilah keluarga... sialan itu akhirnya berakhir. Aku sedang dalam perjalanan ke pemakamannya agar bisa menyaksikan keluarga Myeongju Yoon meneteskan air mata darah.” Ucap Nyonya Choi terlihat bahagia akhirnya dendamnya terbalas kan.
“Choi Seo Hee... Kau tak boleh menyebabkan insiden seperti 42 tahun yang lalu.” Kata Tuan Kim memperingati.
“Aku pergi ke sana karena sangat marah, tapi kini, aku pergi ke sana karena gembira.” Tegas Nyonya Choi. 

Man Wool terlihat sedikit dingin membahas Sanchez masih di restoran. Dan ia hanya harus menghadapnya dan meminta maaf. Chan Sung menganguk. Man Wool mengeluh alau seharusnya  minum alkohol lebih dulu. Chan Sung meberikan air soda saja.
“Minum, anggaplah ini sampanye.” Kata Chan Sung,  Man Wool mengeluhkalau rasanya hambar dan ingin minum soju.
“Campurkan dengan soju. Ayo kita coba apakah enak” kata Man Wool. Chan Sung tak peduli menyuruh Man Wool tetap minum air soda aja.
“Tak ada sampanye dan kaviar bagiku bagai pizza tanpa saus dan acar.” Ucap Man Wool kesal
“Menyinggung pizza membuatku khawatirkan Sanchez.” Ungkap Chan Sung sedih 

“Baiklah, ayo belanja.Ayo pergi sebelum department store tutup.” Kata Man Wool
“Kenapa percakapan ini berakhir dengan berbelanja?” keluh Chan Sung. Man Wool pikir kalau ia hendak meminta maaf.
“Alih-alih pergi ke sana dengan tangan kosong dan bilang, "Maaf, Sanchez", aku akan membeli sesuatu yang cantik dan bilang, "Maaf, Sanchez" akan sangat berbeda.” Kata Man Wool sambil memperagakan
“Bilang saja kau ingin berbelanja. Yang perlu kau katakan kepada Sanchez adalah Veronica meninggalkan dunia ini dan kau melihatnya di jembatan menuju Alam Baka.” Ucap Chan Sung
"Jembatan menuju Alam Baka"? Bagaimana bisa kulihat dia di jembatan yang belum pernah kulihat?” ucap Man Wool
“Apa Kau belum pernah ke jembatan Sungai Sanzu?”balas Chan Sung tak percaya.
“Aku tak akan berada di sini jika berada di sana. Jika kau injakan kaki, maka tak mungkin untuk bisa kembali...  Yah, pacarnya sedang melintasi jembatan itu sekarang.”kata Man Wool


Chan Sung ingin tahu apakah Veronica masih di jembatan dan Apa jembatan itu sangat panjang. Man Wool memberitahu  Jalannya waktu berbeda dengan kecepatan di dunia, jadi  Momen singkat penyebrangan mereka, membutuhkan sekitar 49 hari di dunia ini.
“Sementara menyeberangi jembatan, perlahan mereka melupakan ingatan dunia ini. Bukannya mereka dipaksa untuk tinggal di Alam Baka. Mereka tak kembali karena semua ingatan mereka lenyap.” Jelas Man Wool
“ Aku cukup yakin pacar Sanchez sedang menyeberangi jembatan sekarang dan kenangan tentang dia terhapus perlahan.” Jelas Man Wool
“ Ini adalah kisah pahit untuk mereka yang ditinggalkan.” Ungkap Chan Sung, Man Wool tiba-tiba mengaku bisa menjanjikan satu hal.
“Umurku sudah 1.300 tahun. Dan misalkan akhirnya kusebrangi jembatan itu, maka ingatanku banyak akan lenyap. Tapi, akan kuingat kau sampai akhir. Meski aku tak bisa berjanji akan ingat sampai ke Alam Baka. Tapi, sampai langkah akhir jembatan itu, maka aku akan mengingatmu.” Ucap Man Wool berjanji.
“Benar... Aku yakin kau bisa mengingat pengalamanmu selama 1.300 tahun. Aku percaya... Tapi, apa yang akan kau ingat dariku?” tanya Chan Sung.
“Kau khawatir pada banyak hal, barangkali aku mungkin bereinkarnasi sebagai anjing atau babi. Kau menjual semua mobilku, menghentikanku membeli kapal pesiar, dan mengambil kartuku. Kau membuat saran yang konyol mengganti air soda menjadi sampanye.” Ejek Man Wool
“Ya ampun, aku hanya bisa mengingat kejadian aneh ini.” Sindir Mnn Wool Chan Sung pikir sudah melakukan banyak hal untuknya.
“Dan aku tak akan bisa melupakan,terutama kesombonganmu. Aku mungkin ingat kata, "Harvard", Daripada namamu, "Koo Chan Seong" pada saat terakhirku.” Ucap Man Wool lalu tersadar melihat barang diatas meja, miliknya. 
“Ya, aku hendak memesannya lagi karena kau menyukai wewangiannya. Tapi penjualnya tak ada. Aku menemukannya, jadi kubawa.” Ucap Chan Sung
“Kukira kau mencurinya.” Ejek Man Wool . Chan Sung pikir  Mungkin bisa juga begitu.
“Coba lihatlah, barangkali ada barang lain milikmu.” Kata Chan Sung menyuruh Man Wool mencarinya. Man Wool tak percaya kalau kalau Chan Sung memang mencuri darinya.
Sementara Chan Sung sibuk menulis sesuatu ditanganya, dan menyuruh Man Wool agar mencari dengan teliti kalau melihat barang-barangnya. Man Wool masih mencarinya, Chan Sung memperlihatkan tanganya dengan tanda bulan di coret dan itu milik Man Wool.
“Aku akan mencap kenangan ini di kepalamu. Aku suka saat kau mengenangku dari Harvard, manajer jahat, dan semacamnya, tapi... jangan lupakan pria yang tersenyum kepadamu sekarang.” Ucap Chan Sung. Man Wool memasukan ke dalam sela jari tangan Chan Sung menyetujuinya.
“Ingatlah momen ini.. Sepertinya Sanchez akan pulang larut. Kita harus pergi padanya.” Ucap Chan Sung berjalan pergi mengandeng  tangan Man Wool, tapi saat itu Hyun Joong menelpnya. 

Hyun Joong dengan wajah binggung menceritakan sejak seorang tamu pria datang ke hotel, Nyonya Choi terlihat aneh. Ternyata Pria itu adalah anak terakhir musuhnya dari Nyonya Choi. Chan Sung bertanya apakah Nyonya Choi pergi ke pemakaman pria itu. Hyun Joong membenarkan.
“Tuan Kim juga sangat khawatir... Ketua Kejadian42 tahun lalu, tak akan terjadi, 'kan?” kata Hyun Joong panik
“Apa yang terjadi 42 tahun lalu?” tanya Chan Sung penasaran. Man Wool menceritakan Nyonya Choi  meninggalkan hotel, hampir menjadi arwah jahat, dan dilenyapkan.
“Apa Nyonya Choi yang berkepala dingin itu?” ucap Chan Sung tak percaya mendengarnya.
“Berandal dari keluarga sialan itu, mengotori kuburan putrinya, yang merupakan dendam terbesar yang dia pegang.” Kata Man Wool 

Flash Back
Para leluhur Tuan Yoon melihat kuburan anak dari Nyonya Yoon, Si peramal tahu kalau ini tempat  Makam seorang gadis yang meninggal pada tanggal 25 bulan ini akan membahayakan keluarganya jadi harus menggali dan menyingkirkannya.
“Itu dilakukan untuk menantumu demi melahirkan bayi yang sehat yang berada dalam posisi terbalik sekarang.” Ucap peramal.
“ Kau tak seharusnya dipusingkan dengan makam seorang gadis.” Komentar salah satu seorang pria.
“Garis keturunan keluargaku hampir kering... Gali kuburannya.” Ucap Tuan Yoon.
Akhirnya kuburan mulai digali saat itu, Nyonya Choi melihatnya meminta agar jangan melakukan hal itu. Tapi mereka terus mengali, akhirnya angin pun mulai hembus dengan kencang, orang –orang yang mengali jatuh tersungkur.
“Jangan berani-berani menyentuh makam putriku. Kusumpahkan semua keluargamu mati. Akan kupastikan silsilah keluargamu berakhir di sini.... Mati!” ucap Nyonya Choi penuh dendam dan tapi tiba-tiba dari belakang ada yang menghentikanya. Malaikat maut bisa menghentikan Nyonya Choi. 


“Jika dia bertemu Ma Go sebelum Malaikat Maut menangkapnya,maka Nyonya Choi akan dilenyapkan. Hari itu, Malaikat Maut dan ketua bekerja sama, jadi Nyonya Choi tak dibawa ke Alam Baka dan bisa terus bekerja di hotel.” Cerita Hyun Joon
“Kalau tak salah, kita memberi bunga selama 10 bulan gratis.” Ucap Hyun Joong, Man Wool memperbaiki kalau itu 12 bulan.
“Pada saat itu, bunga-bunga di taman tak bermekaran. Manajer umum sebelum  Manager Hwajng memakan semua uang Ketua.  Saat itu, keadaan kami sangat miskin. Apa Kau tahu apa yang ketua lakukan? Setiap kali aku memikirkan Ketua menggali kudzu dengan cangkul...” cerita Hyun Joong yang langsung mendengar teriakan dari Man Wool
“Jangan memikirkannya.” Ucap Man Wool. Hyun Joong pun langsung menutup mulutnya.
“Putra yang lahir 42 tahun lalu meninggal tanpa mewariskan seorang anak. Jika Nyonya Choi bertemu keluarga itu di pemakaman, tak akan ada yang terjadi, 'kan?” ucap Chan Sung memastikan.
“Harapan 200 tahunnya akan terpenuhi. Aku tak tahu yang akan terjadi. Artinya dia akan segera pergi.” kata Man Wool 



Nyonya Choi melihat foto Tuan Yoon di rumah duka, wajahnya terlihat cukup bahagia walaupun banyak orang yang melayat terlihat sedih. Tuan Kim menunggu diluar melihat Nyonya Choi keluar bertanya apakah sudah selesai.
“Keluarga ini akhirnya sudah usai. Sekarang aku bisa pergi tanpa penyesalan.” Ucap Nyonya Choi terlihat bisa pergi dengan tenang.
Tiba-tiba seorang wanita datang, ayah dan ibu Tuan Yoon menyapanya. Si wanita yang sedang hamil mengaku kalau Tuan Yoon adalah ayah dari bayinya dan pikir setidaknya harus datang untuk mengucapkan salam perpisahan pada ayah dari bayinya.
“Bukannya katamu dia bujangan?” kata Tuan Kim binggung. Nyonya Choi terlihat menahan amarahnya.
“Rupanya... dia mewariskan keturunan. Jika anak di perut wanita itu adalah laki-laki, nama keluarga Myeongju Yoon akan terus hidup.” Ucap Nyonya Choi marah .


Nyonya Choi akhirnya datang kembali ke hotel, Man Wool dkk sudah menunggu. Nyonya Choi dengan wajah sedih meminta maaf karena sudah pergi tanpa pemberitahuan lalu berjalan pergi. Man Wool ingin tahu Apa yang terjadi
“Keturunan keluarga itu masih hidup.” Ucap Tuan Kim. Chan Sung dkk menatap Nyonya Choi dengan wajah sedih. Akhirnya Nyonya Choi duduk sendiri mengingat kenangan buruknya di masa lalu. 

Flash Back
Nyonya Choi mengedor pintu rumah sambil berteriak “ Apa ada orang di dalam? Seorang bayi sedang sekarat. Pintu... Tolong bukakan pintunya!” tapi tak ada yang membuka pintu bahkan tanganya sampai berdarah.
“Tak ada tabib yang akan membukakan pintu untukmu. Bayi itu tak boleh hidup.”kata seorang wanita.
“Tolong selamatkan anakku.” Teriak Nyonya Choi menatap bayi dalam dekapanya.
 Tuan Yoon duduk sendirian dalam bar, Tuan Choi mengaku sudah memeriksa kalau tamu Tuan Yoon seorang kekasih yang putus hubungan karena orang tuanya saat sedang hamil. Jadi Itu sebabnya Tuan Yoon tak bisa langsung menuju Alam Baka.
“Nyonya Choi pasti kecewa. “ kata Man Wool
“Aku merasa kasihan pada pria itu,tapi tak bisa dibandingkan dengan Nyonya Choi yang tinggal di sini selama 200 tahun karena kesedihan kehilangan anaknya. Aku tahu bunga layu. Tapi Tak bisakah itu dihentikan?” ucap Tuan Kim. Man Wool memilih untuk minum saja.
“Kelihatannya Nyonya Choi lebih cemas daripada siapa pun.” Kata Tuan Kim. Man Wool tetap diam saja. 

Chan Sung memberikan secangkir kopi mengaku sangat khawatir. Nyonya Kim merasa Chan Sung berpikir kalau dirinya akan membahayakan seseorang, Chan Sung mengaku khawatir Nyonya Kim mungkin akan terluka. Nyonya Choi pikir Itu bukan sesuatu yang harus Chan Sung khawatirkan.
“Apa pakaian aneh ini?” ucap Nyonya Choi akhirnya menatap Chan Sung berdiri dibelakangnya.
“Harimau.” Ucap Chan Sung santai. Nyonya Choi menahan tawanya ingin tahu Chan Sung Dapat dari mana itu.
“Aku mendapatkan sebagai hadiah, jadi, aku mencobanya hari ini. Bagaimana?” ucap Chan Sung. Nyonya Choi menjawab kalau itu lucu.
“Cepat lepaskan.” Kata Nyony Choi sudah tak bisa menahan tawa. Chan Sung merasa kalau pakainya ini merk ternama.
“Siapa yang peduli kalau itu merk ternama? Kau seperti orang Serengeti.” Ucap Nyonya Choi
“Apa terlihat aneh? Sepertinya tak bisa kupakai.” Ucap Chan Sung seperti seolah tak masalah memakainya.
“Tentu saja. Bahkan tamu kita yang sudah meninggal akan menertawakanmu.” Kata Nyonya Choi
“Haruskah kupakai saat kuantar tamu? Mereka bisa tertawa di jalan keluar.” Ucap Chan Sung bangga.
“Manager, kau menurunkan kelas hotel kami.” Ucap Nyonya Choi. Chan Sung ingin tahu Apa tamu di kamar 403 sudah pergi karean harus mengantar mereka.
“Katanya, mereka ingin bertemu denganmu sebelum pergi. Ayo kita menuju ke platform.” Ucap Chan Sung
“Kau tak akan benar-benar memakainya, kan?” kata Nyonya Choi bergegas pergi. Chan Sung mengajaka Nyonya Choi untuk pergi bersama.  Nyonya Choi sambil menahan tawa meminta Chan Sung untuk menjauh darinya. 


Man Wool melihat Chan Sung memakai jas harimau darinya pun tak bisa menahan tawa bahagia. Tuan Kim berpikir kalau Chan Sung  memutuskan untuk terlihat lucu demi mengalihkan Nyonya Choi dan membantu perasaan yang sedih.
“Dia bilang tak akan pernah memakainya, tapi dia memakainya seperti ini.” Ucap Man Wool
“Ketua Jang .. Aku mencari tahu kenapa perjodohanku untuk Manager Koo tak berhasil, dan ternyata ada seseorang yang memiliki hatinya. Seseorang yang memenangkan hati orang seperti itu pasti bahagia.” Kata Nyonya Choi
“Ya. Aku bahagia.” Akui Man Wool. Tuan Kim binggung kenapa Man Wool yang bahagia.
“Sekarang kau sudah tahu, jangan bersikap seperti bangau. Kupanggil kau "bangau" karena kau benci disebut otak burung. Jangan bertingkah seperti bangau.” Ejek Man Wool
“ Pertanyaan ini mungkin mirip bangau, tapi apa kau juga...” ucap Tuan Kim yang langsung disela oleh Man Wool
“Kau akan bertanya apa bisa mengentikan bunga berguguran, 'kan? Itu Tak mungkin.. Apakah karena aku terlalu menyukainya? Sepertinya aku tak bisa menghentikannya. Aku juga merasa kasihan padamu, Tuan Kim.” ucap Man Wool
“Apa Bunga berguguran karena cinta? Haruskah kuberi kau segelas Tears?” tanya Tuan Kim
“Tidak... Aku tak suka itu... Rasanya sangat tak enak.” Ucap Man Wool berjalan pergi. Tuan Kim mengeluh Sikap kasa Man Wool sangatlah konsisten dan ingin tahu cara mengubahnya.


Man Wool masuk ruangan sudah siap dengan camera ingin mengambil foto Chan Sung dengan jas harimau. Tapi Chan Sung sudah melepaskannya dan mengantungnya.  Man Wool menggeluh kalau baru saja akan memotret untuk kenang-kenangan.
“Berkatmu, aku bisa memakainya dengan baik. Namun, aku tak ingin dipotret.” Tegas Chan Sung
“Kenapa? Itu sangat cocok untukmu. Aku akan membelikanmu jas bermotif zebra lain kali.” Kata Man Wool
“Sesuka hatimu. Kau bisa mengubahku menjadi harimau atau zebra.” Kata Chan Sung tak peduli.
“Kau sangat keren.. Harimau di depan Baeksiljang lebih keren dari harimau Baekdu. Koo Chan Sung, kau hotlier yang luar biasa.” Puji Man Wool sambil merapikan jas Chan Sung.
“Aku lupa... bahwa Nyonya Choi juga seorang tamu yang perlu dihibur untuk kepergiaannya.” Kata Chan Sung
“Dia tamu jangka panjang dengan kebencian yang mengakar. “ ucap Man Wool
“Apa Kebenciannya yang membuatnya menunggu untuk melihat akhir keluarga Yoon mungkin berubah menjadi kutukan?” tanya Chan Sung
“Seperti yang dia inginkan, keluarga itu menghadapi masalah. Aku bilang semuanya ada konsekuensinya, 'kan? Untuk membuatnya merasa sangat sedih, mereka menerima kutukan.” Kata Man Wool. Chan Sung pikir  ini sudah 200 tahun.
“Waktu tak berarti apa-apa bagi orang meninggal. Dengan kebencian seperti itu, seseorang bisa menghabiskan 200 tahun, 500 tahun dan bahkan 1.000 tahun.” Kata Man Wool.  Saat itu di pohon ada kunang-kunang terbang mengelilingi bunga yang berguguran.
“Mereka menunggu lama, tak tahu kapan hati mereka akan terbuka lagi.” Jelas Man Wool
“Aku kira ini juga bisa dianggap sebagai kutukan.” Ucap Man Wool. Chan Sung ingin tau apakah Man Wool masih menunggunya datang.
“Koo Chan Sung... Jika dia datang, Apa kau akan melakukan seperti yang kau lakukan pada Nyonya Choi? Apa kau mau menjadi harimau?” tanya Man Wool
“Percayakanlah padaku. Semuanya, karena aku milikmu.” Ucap Chan Sung mengangkat telapak tanganya lalu memberikan high five.
“Benar... Kau pakai itu... Dan kita akan pergi makan galbitang yang disukai harimau.” Ucap Man Wool dengan wajah bahagia.
“Katamu harimau menyukai bubur kacang merah.” Kata Chan Sung, Man Wool ingin tahu Siapa yang bilang. Chan Sung menjawab kalau itu Man Wool.
“Tak ada harimau yang menyukai bubur kacang merah. Apa mereka vegetarian? Kau harus memakannya jika kau menjadi sapi. Ayo makan galbitang.” Ucap Man Wool  dan menyuru Chan Sung memakai jas harimau. Chan Sung langsung menolaknya.
“Jika kau tak pakai ini,maka aku akan melepas semua pakaianmu.” Ucap Man Wool mengancam.
“Lakukan sesukamu.. Tapi apa kau bisa mengatasinya?” goda Chan Sung, Man Wool terdiam dan terlihat gugup.
“Sepertinya tidak... Ayo makan galbitang besok. Aku harus pulang dan menjumpai Sanchez.” Ucap Chan Sung lalu menatap Man Wool terlihat memikirkan sesuatu.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Chan Sung melihat tatapan Man Wool yang berbeda. Man Wool malu mengaku bukan urusan Chan Sung lalu berjalan pergi. 

Tuan Kim berdiri didepan pohon, melihat kalau Mereka adalah bunga yang layu karena perasaan cinta. Hyun Joong pikir Bunga masih banyak dan Butuh lebih dari seribu tahun bagi mereka untuk bermekaran dan tak berpikir mereka akan berguguran dengan mudah.
“Coba Lihat, ini kunang-kunang.” Ucap Hyun Joon. Tuan Kim mengaku   bisa melihatnya dari waktu ke waktu sesudah pohon berubah.
“Coba Lihat? Bahkan kunang-kunang berdatangan, sesudah bunga mekar.” Bisakah hal seperti itu masuk ke sini?” tanya Hyun Joong
“Aku tak tahu... Karena di dalam hotel, mungkin itu tak hidup.” UcapTuan Kim 
“Apa itu yang dibicarakan Koo Chan Sung? Dia pernah bertanya padaku. Jika ada roh seperti kunang-kunang. Tapi Kenapa hanya ada satu? Dia Pasti kesepian.” Ucap Hyun Joong melihat kunang-kunang. 


Flash Back
Man Wool duduk sendirian di pohon terlihat marah, seekor kunang-kunang terus bertebarangan di dekat pohon. Saat Man Wool melihat hotel yang belum banyak pengunjung, tapi kunang-kunang selalu ada disekelilingnya. Kunang-kunang pun ada didekat Man Wool.
“Dia, tak mampu menunjukan diri bertahun-tahun lamanya. Dia selalu bersamanya seperti debu. Kini akhirnya, dia menunjukan diri.”
“Karena bunga sudah bermekaran, aku ingin tahu apa ceritanya akan didengar. Ketika sesuatu terjerat di hati seseorang, sangat sulit untuk melepaskankannya. Aku akan menenunnya dengan benar kali ini. Ucap Ma Go berbaju pink.

Man Wool mencari obat pencernaan karena telalu banyak  makan galbitang. Chan Sung pikir alau Man Wool hanya membuat alasan hanya untuk datang ke sini dan melihat wanita yang ada depan kasir dan bayi yang ada didalam perutnya.
“Apa itu anak keluarga yang dibenci oleh Nyonya Choi?” tanya Chan Sung
“Benar... Dia pikir silsilah keluarga akan berakhir. Tapi, terus berlanjut. Dan dia adalah bayi yang mengecewakan Nyonya Choi. Kalau saja anak itu tak ada, keluhan Nyonya Choi akan teratasi. ” ucap Man Wool
“Apa kau benar-benar berpikir begitu? Jika sang anak tak ada, pa semuanya akan selesai?” kata Chan Sung
“Haruskah kusingkirkan bayi itu sekarang? Bayi itu tampaknya tak dalam kondisi baik.”ucap Man Wool
Si ibu tiba-tiba merasakan perutanya sakit, Chan Sung mendekatinya menanyakan keadaanya. Si ibu mengaku Perutnya sedikit sakit. Chan Sung meminta ibu itu hati-hati lalu membantu untuk memasangkan barang yang digantung dibagian bawah.
“Dia adalah musuh Nyonya Choi, Kenapa dia membantunya?” keluh Man Wool kesal. 


Keduanya ke parkiran mobil, Man Wool terlihat kesal melihat sebuah mobil mewah terparkir ingin membeli ini, menurutnya Hanya karena mobil mahal bukan berarti bisa parkir sembarangan lalu menendangnya. Chan Sung panik melihat pemiliknya lalu meminta maaf.
“Bukankah dia juga Ma Go?” ucap Chan Sung melihat seorang wanita datang. Man Wool langsung menyapa dan terlihat sangat dekat.
“ni Sudah lama sekali... Kau sering datang ke hotelku saat Moon Sook ada di sana. Kenapa kau tak datang lagi? Kami tak mendapatkan banyak uang karena kau tak datang. Datanglah lebih sering.” Goda Man Wool
“Aku sangat sibuk... Aku akan pembukaan sekarang.” Ucap Ma Go putih.
“Aku tak tahu di mana tempat itu, tapi akan ada kesuksesan berkat bantuanmu.” Ungkap Man Wool
“Beberapa anak muda sudah memulai bisnis kompute di kantor kecil di sini.” Ungkap Ma Go menunjuk dengan matanya, gedung tinggi didepanya. Man Wool bingung apa maksud Bisnis komputer.
“Ya, bisnis komputer. Kudukung mereka karena sepertinya patut diapresiasi.” Kata Ma Go, Man Wool pikir Mereka sangat beruntung.
Saat itu Ma Go melihat seorang pria hanya diam saja dan bertanya siapa dia, apakah manajer baru. Chan Sung masih terlihat bingung saat Ma Go mengulurkan tanganya lebih dulu. Man Wool menyuruh Chan Sung agar  Pegang tangannya dengan cepat karena akan membawakan banyak uang.

“Namaku, Koo Chan Sung.” Ucap Chan Sung memegang erat tanganya. Ma Go kaget karena Chan Sung sudah memegangnya begitu erat.
“Kau terlihat sangat baik... Sepertinya kita akan sering bertemu. Jaga tamumu dengan baik. Terutama tamu pertama.” Ucap Ma Go, Chan Sung binggung siapa "Tamu pertama"
“Tamu pertama sangatlah penting.Itu sebabnya aku akan menjadi tamu utama yang mendukung mereka.” Ucap Ma Go lalu pamit pada Man Wool
“Semoga harimu menyenangkan. Aku membuka banyak sampanye berkatmu.” Ucap Man Wool.
“Omong-omong, kau sangat cantik akhir-akhir ini...Kau akan kaya.” Ucap Ma Go lalu berjalan pergi. 

Man Wool memberitahu Chan Sung kalau Ma Go yang tadi  adalah dewa kekayaan, lalu menjabat tangan Chan Sung dan bilang hal baik. Chan Sung pikir karena itu Man Wool memanggilnya "Eonni" bukannya "Ma Go Halmeoni"
“Tentu saja. Aku sangat bersemangat setiap kali bertemu Oppa-oppa dan wanita dengan banyak uang.” Ucap Man Wool
“Maka, kau harus memanggilku "Oppa". Kata Chan Sung, Man Wool mengejek karena Chan Sung akan kaya jadi  akan memperlakukanmu kakak perempuannya dan memanggil Chan Sung Eonni. 

Malaikat Maut bertemu dengan Tuan Kim ingin tahu tentang tamu pertama. Tuan Kim pikir  Ada tamu pertama yang bahkan Ketua Jang dan stafnya tak tahu bahkan Mereka yang tak menunjukkan keberadaannya dan artinya  tak memiliki makna keberadaan.
“Membiarkan mereka ada dengan cara yang mereka inginkan adalah jawabanku untuk "keberadaan". Ucap Malaikat.
“Katakan saja kau tak tahu. Apa kau tahu di mana hantu pendendam itu?” tanya Tuan Kim
“Tak mudah menemukan hantu pendendam... Kau juga tak tahu itu.” Ucap Malaikat
“Tujuh tamu yang dibunuh olehnya mendengar bahwa kami akan membawanya segera. Mereka menunggunya, menolak naik bus.” Ucap Tuan Kim. Malaikat melihat korban dari pembunuhan Ji Won.
“Jika ditunda, beri tahu mereka bahwa mereka akan bisa naik limusin jika semuanya tertunda.” Kata Malaikat. Tuan Kim pikir Sepertinya akan memakan waktu.
“Hantu pendendam selalu menyembunyikan diri dalam kegelapan.” Ucap Malaikat. 


Yoo Na sedang memilih sebuah boneka dengan wajah bahagia, tapi saat itu seperti ada mata yang melihat dari kejauhan dibalik boneka dalam kegelapan.
“Jika ada sesuatu yang gelap bahkan meski itu bukan tempat untuk arwah, di situlah mereka berada.”
“Jangan terlambat untuk filmnya. Jika kau terlambat lagi, jangan datang. Ayo kita sudahi.” Ucap Mi Ra mengancam pacarnya. Dibalik dinding terlihat ada yang mengintipnya.
“Jika kau merasa sedang diawasi seseorang dari ruang gelap, itulah dia.”
Sanchez menatap foto veronica dalam ponselnya, saat itu hantu Ji Won bersembunyi didapur dan menyalakan kompor dengan panci berisi air. Sanchez mengeluarkan cincin ditanganya, tapi tiba-tiba merasakan ada yang berkata dibelakangnya “Halo, Sanchez.”
Sanchez kaget dan panik melihat kebelakang tapi tak ada siapapun dan cincinya pun terjatuh. Ia mencoba mencari dan ternyata cincinnya ada dibawah kompor. Ji Won sudah siap menuangkan air panas diatas atas kompor.
Tapi tiba-tiba ponsel Sanchez berbunyi dan Veronica menelp. Sanchez ingin mengangkatnya, saat itu juga air panas dalam panci terjatuh. Sanchez kaget dan tanganya sedikit terkena panas. Ji Won terlihat marah dan saat itu Malaikat datang saat Ji Won sudah menghilang.
“Aku nyaris menangkapnya.” Ucap Malaikat kesal. 


Malaikat bertemu dengan Man Wool menceritakan kalau Ji Won  tak mendekati Chan Sung karena Man Wool selalu  bersamanya dan Sepertinya Ji Woon membidik teman Chan Sung. Ia yakin akan segera menangkapnya, tapi Chan Sung harus memperingatkan mereka untuk berjaga-jaga.
“Tuan Kim , apa Yoo Na masih dekat dengan Hyung Joong?” tanya Man Wool
“Bahkan sekarangpun dia bersamanya.” Komentar Tuan Kim sudah mengetahuinya.  

Di meja receptionist, Yoo Na sedang belajar bahasa inggris. Hyun Joong menyuruh Yoo Na untuk menulis "My dearest", Yoo Na pun menulis dengan benar lalu memuji dirinya itu pandai, Hyun Joong pun memujinya.

Sanchez mengompres tanganya dengan handuk, dikagetkan dengan Man Woool tiba-tiba sudah ada dibelakangnya. Man Wool mengaku sudah dengar Sanchez terluka jadi membawakan obat. Sanchez mengucapkan  Terima kasih.
“Bagaimana kau tahu aku terluka? Aku bahkan tak beri tahu Chan Sung.” Ucap Sanchez binggung.
“Aku punya informan.” Kata Man Wool. Sanchez ingin tahu siapa orangnya. Man Wool menjawab Malaikat Maut.
“Rupanya Kau juga memiliki koneksi dengan Malaikat Mau,  Aku tak tahu kau berteman dengan makhluk yang luar biasa.” Ucap Sanchez
“Kau Nyalakan ini di rumah.Jagalah agar tetap menyala, dan jangan pergi ke tempat gelap untuk sementara waktu.” Ucap Man Wool memberikan tas besar.
“Aku kira tak terluka hanya karena nasib buruk. Aku bahkan pernah ke hotelmu, jadi, kurasa aku harus percaya padamu. Aku akan menuruti perkataanmu. Terima kasih.” Ucap Sanchez.
“Maafkan aku. Aku seharusnya bersikap baik padamu, bukannya bersikap sarkastik.” Kata Man Wool
“Aku tak sungguh berpikir kau bisa memberikan pizza itu kepada Veronica. Aku hanya ingin percaya bahwa itu bisa.” Kata Sanchez.
“Sanchez, kau sahabat Chan Sung, kan? Jika nanti... Jika nanti... Chan Sung juga mengalami hal serupa seperti yang kau alami, aku harap kau dapat menghiburnya. Aku akan pergi sekarang. Ada banyak tamu di hotel. Kau harus menyalakan dupa di setiap kamar.” Tegas Man Wool
“Di setiap kamar? Sepertinya aku harus memberitahu Mi Ra untuk menyalakan juga di kamarnya.” Kata Sanchez
“Aku lupa dia tinggal di sini... Sanchez, apa Mi Ra juga kenal dengan Seol Ji Won?” tanya Man Wool sinis
“Ya, mereka bertemu di Amerika. Kenapa?” ucap Sanchez, Man Wool ingin tahu keberadanya sekarang.
“Mi Ra punya pacar. Dia pergi ke bioskop untuk menonton film dengan pacarnya.” Ucap Sanchez. Man Wool tersenyum mendengar Bioskop
“Dia hanya berteman dengan Chan Sung. Pacar Mi Ra sangat tampan. Apa Kau ingin melihat fotonya? Tunggu disini sebentar.” Kata Sanchez keluar dari kamar.
“Bioskop benar-benar gelap. Kenapa aku harus peduli?” ucap Man Wool bahagia. Sanchez kembali ke kamar binggung melihat Man Wool sudah pergi padahal sudah membawa foto Mi Ra dengan Detektif Park yaitu renkaransi Yeon Woo.
“Sepertinya dia tak berjalan seperti orang normal. Mi Ra akan berada dalam masalah besar jika dia tak punya pacar.” Ucap Sanchez melihat foto Mi Ra dan detektif Park.


Mi Ra menelp Young Soo mengeluh kapan akan datang, karena  Film ini akan segera dimulai. Young Soo memberikan alasan, Mi Ra kesal Young Soo yang terus beralasan. Saat itu seseorang seperti sedang mengintai Mi Ra. Sementara Man Wool senang berpikir hantu pendendam itu akan mengurusnya untuknya.
“Apa yang kau lakukan? Dan Dari mana kau?” tanya Chan Sung melihat Man Wool terlihat gugup di lorong.
“Aku pergi untuk meminta maaf kepada Sanchez.”akui Man Wool. Chan Sung tak percaya kalau Man Wool pergi sendiri padahal seharusya mengajaknya.
“Aku hanya ingin menyelesaikannya.” Ucap Man Wool, Chan Sung memuji Man Wool sudah menjadi orang baik. Man Wool mengaku tidak juga.
“Terima kasih sudah memperhatikan temanku. Kau benar-benar menjadi orang yang baik.” Puji Chan Sung.
“Koo Chan Sung... Kau membantuku memekarkan bunga dan Kau sudah banyak mengubahku. Tapi kau tak dapat mengubah akarku. Jangan berharap untuk itu.” Ucap Man Wool
“Apa aku perlu menghalangimu lagi?” tanya Chan Sung, Man Wool mengaku tak melakukan apa-apa.
“Aku tak berbohong. Jadi, jika sesuatu terjadi, itu bukan gara-gara aku.” Kata Man Wool
“Hari ini, kita banyak tamu, jadi, aku cukup sibuk. Aku akan mampir sesudah pekerjaan selesai. Sampai jumpa lagi.” Ucap Chan Sung lalu berjalan pergi.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar