PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 13 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Detektif Park baru saja turun taksi, Mi Ra pun akan masuk taksi dan Detektif Park pun mempersilahkan. Mi Ra memanggil Detektif Park bertanya apakah rajutan itu miliknya. Detektif Park pun mengambilnya.
Saat itu seperti kejadian masa lalu terulang, saat itu Yeon Woo membuka tirai dan keduanya menatap saat mengambil barang milik putri dan kejadian terulang tapi di dalam taksi.
Detektif Park pun mengucapkan Terima kasih. Mi Ra tiba-tiba turun dari mobil meminta pertangung jawabnya Detektif Park karen ada noda pena di roknya padahal Pakaian ini baru beli. Detektif Park meminta maaf dan terlihat binggung.
“Bayarlah untuk laundry. Karena hari ini aku sibuk, berikan nomormu.” Ucap Mi Ra. Detektif Park terlihat binggung.
“Tapi, ini... Tinta ini berwarna hitam.” Ucap Detektif Park. Mi Ra melihat Sangat hitam meskipun luarnya berwarna merah muda dengan wajah malu lalu bergegas pergi.
“Pena ini penting bagiku, biarkan aku membayar pembersihan. Boleh aku minta nomormu?” kata Detetif Park tak ingin Mi Ra malu. Akhirnya Mi Ra memberikan nomor ponselnya. 



Chan Sung datang ke perpustakaan yang didirikan oleh Ketua Wang. Ji Eun membenarkan kalau  ini pasti alasan kakeknya datang ke dalam mimpinya karena .ingin ini akan terjadi saat bertemu dengan Chan Sung juga. Chan Sung pikir Tuan Wang akan gembira.
“Apa kau senang sekarang?” tanya Man Wool sinis membawa Tuan Wang ke perpustakan.
“Mereka pasangan yang cocok.” Ucap Tuan Wang Man Wool memastikan yang dijanjikan akan menyimpan uang itu.
“Kau dapat terus melihat mereka di sini.” Ucap Man Wool lalu bergegas pergi menenangkan diri diluar perpustakan.
Ji Eun berpamitan dengan petugas perpustaan yang memujinya  sangat cantik seperti seorang putri. Sementara Chan Sung melihat Tuan Wang ikut datang, Tuan Wang terlihat tersenyum. Ji Eun masih mengobrol dengan petugas perusahaan lalu memperkenalkan Chan Sung. 


Man Wool duduk di taman menenangkan diri. Chan Sung datang bertanya kenapa ada di perpustakaan. Man Wool menjawab ketua ingin melihat cucunya, bahkan membayar mahal untuk panggilan mimpi, dan ini adalah layanan khusus untuknya.
“Kau dapat mengabaikan ini, lalu pergi. Tapi Karena kau di sini, bagaimana kalau melihat-lihat perpustakaan? Ada banyak buku bagus dan lukisan yang bagus juga.” Ucap Chan Sung penuh semangat.
“Lupakan... Aku akan kembali.” ucap Man Wool. Chan Sung merengek meminta agar melihat-lihat perpustakaan.
“Ada lukisan bagus di sini.” Ucap Chan Sung menarik Man Wool ke dalam perpustakaan. 

Chan Sung dan Man Wool melihat lukisan di dalam ruangan, Man Wool hanya bisa melonggo melihatnya. Chan Sung menceritakan menjual lukisan itu karena menurutnya jika menunggu aula peringatan ketua akan didirikan, Man Wool mungkin akan hancur lebih dulu.
“Jadi, cucunya dan aku memutuskan untuk menggantungnya di sini. Aku datang ke sini untuk menjual ini. Apa yang kau jual? Kesepakatan apa yang kau buat dengan Ketua tanpa aku?  Apa "Biaya panggilan mimpi" itu?” ucap Chan Sung.
Man Wool tersenyum karena Chan Sung yang tak berkencan lalu berkomentar kalau Chan Sung tak perlu tahu. Ia mengalihkan dengan Ada banyak foto bagus jadi mengajak untuk melihatnya. Chan Sung tetap ingin tahu berapa banyak uang yang dirampas Man Wool. Man Wool mengaku Hanya sedikit.
“Sebenarnya, lukisan Ketua juga. Aku merasa sedikit seperti melakukan penipuan. Kau adalah penipu Harvard yang rakus, penggila uang.” Ejek Man Wool
“Penipu? Kau terus memanggilku itu. Tarik kembali.” kata Chan Sung. Man Wool menolak. Chan Sung marah
“Bukan itu yang penting. Tarik kembali apa yang kau katakan.” Kata Chan Sung yang terus berjalan keluar dari gedung. 


Ji Eun bertemu dengan petugas perusahaan, Petugas berkomentar  Orang yang bernama Chan Sung sepertinya baik lalu bertanya apakah pria itu yang dikencaninya. Ji Eun pikit itu Bagus jika terjadi seperti itu, tapi Chan Sung mengatakan ada orang lain yang disukainya.Tuan Wang yang mendengarnya hanya bisa menganguk mengerti. 

“Kantin perpustakaan ini lumayan juga.” Ucap Man Wool yang sudah menghabiskan semangkuk mie.
“Benarkan? Aku sering datang ke sini bersama ayah saat masih kecil. Makanannya juga enak.” Ucap Chan Sung
“Apa kau tinggal di sekitar sini?” tanya Man Wool. Chan Sung bercerita  Ayahnya ingin mengirim dirinya ke sekolah dasar di sekitar sini.
“Sewa di lingkungan ini sangat mahal sehingga tak bisa mendapatkan kamar. Tapi kami sering datang ke sini Karena makanannya murah dan enak.” Cerita Chan Sung
“Apa kau hanya tinggal bersama ayahmu sejak awal?” tanya Man Wool. Chan Sung membenarkan.
“Alasan kenapa namaku Chan Sung adalah bahwa satu-satunya orang yang ingin aku dilahirkan adalah ayahku. Dia merasa bersalah, sehingga dia memanggilku Chan Sung.Tapi dia tak mengenal karakter Cina dengan baik. Dan namaku artinya bintang yang cemerlang.” Ucap Chan Sung
“Alasan ayahmu menjualmu bukan karena untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Itu karena kau. Karena kau akan sendirian tanpa dia.” Ucap Man Wool
“Tentu saja aku tahu. Dia adalah satu-satunya keluargaku. Jika sudah selesai, ayo kita pergi dan membaca beberapa buku.” Ucap Chan Sung
Man Wool mengeluh mendengar Buku, karean tak bisa melakukan itu dalam kondisi ini. Chan Sung memangnya kenapa. Man Wool merasa  Pakaiannya tak sesuai dengan buku. Chan Sung heran  Apa hubungannya baju dengan buku. Man Wool menegaskan Ada hubungannya.
“Aku harus mengambil foto di perpustakaan untuk mempostingnya di media sosialku. Apa yang aku kenakan tak tepat.” Ucap Man Wool. Chan Sung hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
“Minumlah kopi dan tunggu aku. Aku akan berganti dan segera kembali.” kata Man Wool. Chan Sung menolak menyuruh Man Wool agar duduk kembali. 



“Aku tak bermaksud pergi membaca buku. Aku ingin kita menemukan hantu yang melekat pada sebuah buku. Ada desas-desus bahwa ada hantu di sekitar sini. Direktur perpustakaan sangat khawatir. Jika memang ada hantu, kita harus membawanya ke hotel.” Jelas Chan Sung
“Apa Ada buku berhantu maksudmu?” ucap Man Wool. Chan Sung membenarkan.
“Rumornya adalah hantu itu menyumbangkan buku itu sebelumnya. Dia adalah seorang kepala SD dan dia meninggal belum lama ini. Keluarganya menyumbangkan buku-bukunya. Buku itu pasti berharga baginya.” Ucap Man Wool
“Aku tak tahu... Kebanyakan orang dengan mudah membuang sesuatu yang dulu mereka pedulikan. Mereka melindungi sesuatu yang ingin mereka sembunyikan dengan hidup mereka. Hantu itu pasti gugup saat begitu banyak orang datang meminjam buku karena rumor.” Kata Man Wool
“Apa yang bisa disembunyikan di buku? Mungkin uang daruratnya.”kata Chan Sung, Man Wool langsung bergegas mendengar ada uang. Chan Sung hanya bisa mengeluh melihat tingkah Man Wool
“Dia cepat tanggap hanya saat ada hubungannya dengan uang.” Kata Chan Sung

Keduanya berdiri didepan rak buku, Man Wool pikir Chan Sung manusia jadi mengeluarkan buku maka hantu akan datang. Man Wool  melihat judul "Keberadaan dan Waktu" menurutnya Tak ada yang mau membaca buku ini. Chan Sung mengaku membacanya.
“Ya, ya, mungkin begitu... Karena kau si Pandai Koo Chan Sung... Kau sangat luar biasa.” Ejek Man Wool
“Aku membacanya untuk pamer.” Balas Chan Sung. Man Wool mengaku  Tapi sulit dimengerti.
“Aku sudah hidup selama lebih dari seribu tahun, mencoba untuk melewatkan waktu. Bahkan aku tak tahu apa itu keberadaan atau waktu. Kau hanya hidup selama sekitar 30 tahun, jadi bagaimana kau bisa tahu?” ucap Man Wool
“Ayo kita lihat apa yang diceritakan buku ini soal waktu.” Kata Chan Sung sudah tak sabar.
“Hantu itu mungkin tak akan muncul jika aku di sini. Aku akan berada di dekat rak buku di belakang.” Ucap Man Wool. Chan Sung menganguk setuju. 


Chan Sung akan menarik buku dan saat itu hantu wanita keluar menahanya. Keduanya saling menatap, Hantu wanita kaget bertanya apakah Chan Sung bisa melihatnya. Chan Sung menganguk dengan wajah gugup lalu bertanya Apa yang dilakukan di sini.
“Aku tak ingin orang membaca buku ini.” Ucap hantu wanita. Chan Sung bertanya Apa ada sesuatu yang dihargai dalam buku ini
“Atau itu sesuatu yang ingin kau sembunyikan?” tanya Chan Sung. Hantu wanita meminta Chan Sung untuk menyingkirkan sesuatu di dalam buku.
“Aku akan membantumu. Untuk melakukan itu, aku harus mengeluarkan buku itu.” Kata Chan Sung. Akhirnya buku bisa dikeluarkan dan Chan Sung menemukan lembaran foto yang terselip.
“Ini masa lalu yang kusembunyikan. Keluargaku tak boleh tahu soal itu. Tolong singkirkan itu.” Ucap Hantu tersebut. Chan Sung terdiam melihat ada foto dirinya saat masih kecil.
Man Wool datang langsung menaruh buku kembali dan Hantu pun menghilang. Chan Sung terdiam lalu mengaku kalau hantu wanita tadi adalah ibunya. Man Wool kaget mendengarnya. 


Keduanya keluar perpustakaan, Chan Sung menceritakan  belum melihatnya sejak masih sangat kecil bahkan tak tahu dia meninggal. Ia pun tak tahu kalau ayahnya mengirim foto-foto ini kepada ibunya dan membaca pesan dari ayahnya kalau mereka akan pindah ke Amerika.
“Bukanlah sesuatu yang dia hargai. Tapi sesuatu yang ingin dia sembunyikan. Sepertinya... dia benar-benar tak ingin aku dilahirkan.” Ucap Chan Sung sedih. Man Wool ingin memberikan perhatian tapi mengubahnya dengan ucapan sinis.
“Kau mengajukan diri untuk melalui masalah. Itu sebabnya kau akhirnya mengetahui tentang ini. Tak ada gunanya untuk menyesal” kata Man Wool sinis. Chan Sung hanya terdiam menatap tak percaya.
“Apa? Apa aku salah? Apa kau akan bilang kau merasa senang melihat ibumu? Apa kau ingin membawanya ke hotel sehingga kau bisa menjadi anak yang berbakti?” ucap Man Wool marah
“Apa kau pikir aku ingin melakukan itu?” tanya Chan Sung. Man Wool mengucap syukur Man Wool tak berpikir seperti itu.
“Berikan itu padaku. Biarkan aku kembalikan. Kita akan membiarkan hantu itu tinggal di sana selamanya.” Kata Man Wool
“Itu bukan... apa yang kuinginkan juga.” Ucap Chan Sung, Man Wool ingin tahu apa yang diinginkan Chan Sung
“Kau akhirnya melalui ini karena aku membuatmu melihat hantu, jadi, aku setidaknya harus melakukan sesuatu untukmu.” Ucap Man Wool kesal
“Aku hanya sedih... tak bisa merasa bahagia bahkan sesudah bertemu ibuku untuk kali pertama. Biarkan aku berduka.” Ucap Chan Sung. Man Wool menahan Chan Sung untuk pergi.
Keduanya saling menatap akhirnya Man Wool membiarkan Chan Sung untuk pergi saja. Chan Sung pun pergi dengan wajah sedih.


Chan Sung duduk di restoran menatap foto dirinya yang disimpan oleh ibunya. Sanchez bertanya Apa ada masalah? Kenapa  terlihat sangat kesal. Chan Sung mengaku hanya merasa sedikit sedih. Sanchez pikir Chan Sung bagus datang ke restorannya jadi akan menghiburnya dan akan membelikan minuman.
“Hei, kau kehilangan satu kancing. Di mana kau kehilangan itu?” ucap Sanchez. Chan Sung teringat saat Man Wool menahanya pergi dan tak sengaja pasti menarik kancing jasnya.
“Apa dia mencoba menghiburku?” komentar Chan Sung mengingat kejadian sebelumnya. 

Mi Ra masuk ke restoran, Sanchez memberitahua baru saja bersiap untuk pergi dengan Chan Sung. Mi Ra senang kalau Chan Sung ada direstoran juga. Sanchez pikir Mi Ra dapat bergabung dengan mereka hari ini dan harus makan sendiri.
“Aku punya teman. Seseorang akan ada datang untuk makan bersamaku.” Kata Mi Ra. Sanchez tak percaya mendengarnya.
“Tempat ini bagus...” ucap Detektif Park masuk restoran. Chan Sung terdiam melihat Detektif Park yang mirip dengan Yeon Woo.
Ia ingat Yeon Woo dalam mimpinya, keduanya tersenyum dengan Man Wool lalu bertanya  Apa sebenarnya yang sedang terjadi. Mi Ra memanggil Chan Sung agar memperkenalkan Park Yeong Soo.
“Aku membantunya menemukan sesuatu yang sangat berarti baginya Jadi, dia datang untuk mentraktirku makan.” Ucap Mi Ra
“Dia meninggal karena kau.” Ucap Chan Sung, Yeong Soo bingung mendengarnya.
“Dia seorang polisi... Aku dengar kau akan pergi dengan Sanchez. Sampai jumpa lagi.” Ucap Mi Ra lalu duduk bersama dengan Yeong Soo.
Chan Sung terus menatap Yeong Soo karena tak percaya teman yang disayangi Man Wool akhirnya menjadi polisi. Sanchez bertanya apakah Chan Sung mengenal Yeong Soo. Chan Sung mengaku tak kenal dia tapi Man Wool mengenalnya.
“Man Wool? Apa dia mengenalnya juga?” tanya Sanchez binggung. Chan Sung pikir Yeong Soo tak mengenal Man Wool.
“Hyeng, sepertinya aku tak bisa minum hari ini. Maafkan aku.” Ucap Chan Sung lalu bergegas pergi. 



Man Wool menyidang Nyonya Choi, Tuan Kim dan Hyun Joong meminta agar memberitahu apa Chan Sung pernah mengatakan hal pribadi soal hidupnya, seperti Apa dia punya kerabat yang terus berhubungan dengannya? Bagaimana dengan teman-temannya? Siapa lagi temannya selain Sanchez?
“Apa Tak ada yang tahu apa-apa? Apapun itu?” tanya Man Wool tak mendengar jawaban dari pegawainya.
“Manager Koo selalu terjebak di sisimu... Maksudku, dia selalu menghabiskan waktu bersamamu. Apa kau tak tahu apa-apa?” kata Nyonya Choi
“Wajar kalau aku tak tahu karena aku bosnya. Tapi kalian harus tahu karena kalian adalah rekannya. Bagaimana bisa begitu acuh terhadap rekan?” kata Man Wool membela diri.
Man Wool bertanya pada Tuan Kim  bahkan merekomendasikannya ke cucu ketua tapi tak tahu apa-apa. Tuan Kim pikir hanya merekomendasikan dia karena Chan Sunbg memiliki hati yang baik. Man Wool pikir kalau Hyun Joong cukup dekat dengannya.
“Nah, dari apa yang kuingat, Manager Koo  suka warna coklat.” Kata Hyun Joong, Man Wool mengeluh kalau tahu itu juga.
“Malaikat Maut ada di sini.” Keluh Man Wool melihat malaikat yang sedang minum koktail
“Apa kau akan berhenti mengomeli mereka? Kau juga tak tahu apa-apa.” Ejek Malaikat Maut.
“Bagaimana denganmu? Apa kau tahu sesuatu?” balas Man Wool. Malaikat maut memilih untuk pergi.
“Kau sangat sering melihatnya. Aku mengerti bahwa kalian adalah hantu, tapi kalian semua berhati dingin.” Ucap Man Wool marah 



Nyonya Choi menyarankan agar Man Wool menanyakan sendiri karean Chan Sung akhirnya datang. Akhirnya keduanya bertemu diatap dengan terang bulan, Man Wool berpikir Chan Sung akan sedih untuk waktu yang lama tapi Kelihatannya sekarang sudah baik-baik saja.
“Aku belum baik-baik saja. Tapi aku datang karena kau.” Ucap Chan Sung. Man Wool bingung kenapa karena dirinya.
“Kupikir... aku mengungkapkan alasan di balik keberadaan dan waktumu. Aku bertemu seseorang dari ingatan menyakitkanmu.” Kata Chan Sung


Mereka pergi ke “Kantor Polisi Pusat beomchan” terlihat Detektif Park sedang berbicara dengan temanya sambil minum kopi. Man Wool berkaca-kaca menatap renkarnasi Yeon Woo, padhal dulunya adalah seorang pencuri.
“Tapi sekarang, dia seorang polisi. Kau menjalani kehidupan yang baik lagi. Syukurlah... Aku Sungguh aku bersyukur.” Ucap Man Wool dengan mata berkaca-kaca
“Apa kau mau pergi lebih dekat dan berbicara dengannya?” tanya Chan Sung. Man Wool menolak.
“Aku bukan siapa-siapa.” Ucap Man Wool. Chan Sung pikir Yeon Woo itu  seperti keluarga bagimnya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Chan Sung. Man Wool mengaku tak akan baik-baik saja tapi Sedikit menyedihkan.
“Aku membawa koneksi dari masa lalumu lagi.” Ucap Chan Sung. Man Wool pun mengucapkan Terima kasih.


Saat itu Detekif Park sedang bersama dengan temanya membahas  Kasus pembunuhan berantai. Lalu tak sengaja saling bertatapan dengan Man Wool, Detektif Park terdiam melihat Man Wool seperti memiliki ikatan. Man Wool tersenyum bahagia melihat Detektif Park.
Di masa lalu, Yeon Woo dan Man Wool tersenyum bahagia saling menatap di pohon besar. Sementara teman Detektif Park membahas kalau Detektif Park sudah mendapat laporan analisis soal kotoran dari sekop, Detektif Park tersadar dari lamunannya.
“Ya, itu komponen yang sama dari tanah di mana mayat-mayat itu ditemukan.” Ucap Detekif Park
“Benarkan? Tapi kenapa tersangka itu terus menyangkal bahwa dia membunuh mereka? Ini sangat Memusingkan.” Keluh temanya.
“Tapi masalahnya dia tak punya motif lain selain pembunuhan istrinya.” Kata Detektif Park. Tapi temanya yakin pria itu adalah psikopat yaitu Seorang fanatik pembunuhan.

Ji Won membakar semua barang milik Nyonya Lee yang sudah dirampasnya. Ia lalu mengambil memory yang ada di dalam mobilnya dan mengingat saat itu ada sebuah truk yang mengikutinya dari belakang.
“Jadi, ada masalah dengan barang yang dibawa truk hari itu.” Ucap Ji Won. Si wanita mengaku  Semuanya tiba tanpa masalah, Ji Won pun meminta agar memeriksa nama pereservasi sekali lagi.
“Pemesanan dengan truk, 3465, dibuat atas nama Koo Chan Sung.” Kata temanya. Ji Woon memastikan kalau namanya memang Koo Chan Sung lalu terlihat tak percaya.
“Ku Chan Sung... Kenapa kita berpapasan di sini?” ucap Ji Won seperti sangat ingin bertemu dengan Chan Sung. 


Chan Sung menatap foto mendiang ibunya yang tak pernah ditemuinya. Sanchez bertanya Apa Chan Sung tinggal di rumah hari ini lagi. Chan Sug menganguk. Sanchez heran Chan Sung yang tak pergi ke hotel padahla sebelumnya terus ke sana dan bilang akan dipulihkan.
“Aku punya urusan yang belum selesai di sini. Aku tak berpikir bisa mengurus tamu hotel jika pergi dari negara ini.” Ucap Chan Sung

Man Wool pergi ke perpustakaan melihat buku "Keberadaan dan Waktu" lalu berpkir kalau akan menemukan jawaban sesudah menyelesaikan buku sesulit ini. Ia membaca “Cara untuk menghibur orang yang keberadaan dan waktunya dia habiskan sudah sepenuhnya ditolak.
“Apa kau khawatir rahasia yang kau sembunyikan akan terungkap?” sindir Man Wool pada ibu Chan Sung
“Jangan khawatir... Putramu tak menginginkan itu. Dia sekarang berduka Dan aku ingin menghiburnya. Jadi Aku membutuhkanmu. Aku akan... mengantarmu ke hotelku.” Ucap Man Wool
Dirumah Chan Sung menerima pesan dari Man Wool “Kau Dipulihkan kembali. jadi Datanglah ke hotel. Ambil Jalur Empat. Seorang tamu yang harus kau kirim menunggu.” Chan Sung bertanya-tanya siapa tamu yang harus diantar olehnya. 

Chan Sung akhirnya masuk hotel yang kembali ke tempat semula. Hyung Joong menyambutnya mengucapkan selamat atas Chan Sung yang dipulihkan kembali. Chan Sung pun tak percaya Hyun Joong kembali ke Myeong-dong.
“Aku suka tempat ini jauh lebih dari tempat lain.” Ucap Hyun Joong. Chan Sung bertemu dengan Tuan Kim dan Nyonya Choi lalu membungkuk Aku berharap dapat bekerja sama dengan mereka.
“Aku kira dia akan menikah dengan keluarga kaya. Dia kembali ke hotel hantu ini.  Bagaimana mungkin seorang pria tak memiliki ambisi?” komentar Tuan Kim melihat Chan Sung pergi.
“Ketua membutuhkan Ku Chan Seong.Pria ambisius tak populer di kalangan wanita. Kau sangat ketinggalan zaman. Selain itu, aku bilang untuk berhenti berbicara seperti dinosaurus.” Keluh Nyonya Choi
“Aku mengubah cara bicaraku.” Ucap Tuan Kim yang masih terbawa seperti jaman Joseon. 

Chan Sung melihat ibunya yang sudah menunggu lalu meminta maaf karena harus menunggunya. Wajah ibunya terlihat tak menakutkan seperti sebelumnya, sang ibu mengucapkan Terima kasih karena Chan Sung sudah datang.
“Apa boleh aku menyimpan foto-foto dari buku?” tanya Chan Sung. Ibunya terlihat ragu karena mengaku sangat menyesal.
Ibu Chan Sung menangis lalu masuk ke dalam mobil. Keduanya saling menatap akhirnya Chan Sung melihat ibunya yang dibawa pergi ke surga lalu mengucapkan selamat tinggal pada ibunya. 



Man Wool ada di depan pohon lalu bertanya Apa Chan Sung melihatnya setelah Chan Sung datang. Chan Sung menganguk. Man Wool meminta maaf karena mengambil kebebasan membawanya ke Hotel. Chan Sung malah mengucapkan terimkasih karena membawanya.
“Juga, terimakasih untuk menyuruhku kembali.” kata Chan Sung. Man Wool mengakuk sangat memalukan mengatakan hal ini.
“Tapi mari kita luruskan semuanya... Kau tak kembali karena aku menyuruhmu, Tapi Kau kembali demi aku. Aku bisa memberimu obat sehingga kau tak pernah bisa kembali, tapi aku tak bisa melakukan itu.” Ucap Ma Wool
“Aku pikir kau kembali sesuka hati setiap kali aku memberimu kesempatan untuk melarikan diri. Tapi kenyataannya, aku berharap kau akan kembali.” akui Man Wool
‘Aku senang mendengar kau mengakui bahwa aku bukan satu-satunyayang ingin kembali.” kata Chan Sung
“Koo Chan Sung... Aku akan memanfaatkanmu. Kau yang membawa wanita itu dan Yeon Woo kehadapanku, yang berarti kau akan mengantarnya juga.” Ucap Man Wool. Chan Sung pikir mungkin begitu.
“Aku yakin itu akan terjadi. Dan juga,... aku tak akan pernah membiarkannya melewati tanpa cedera.” Ucap Man Wool
“Apa Itu sebabnya kau akan memanfaatkanku?” tanya Chan Sung. Man Wool membenarkan kalau  ia akan buas dan licik.
“Dan kau mungkin berakhir dimanfaatkan, dilecehkan, dan dihancurkan karena diriku.” Ucap Man Wool
“Apa kau... mengancamku lagi untuk melarikan diri...” tanya Chan Sung yang langsung disela oleh Man Wool. Man Wool mengaku tidak.
“Jangan melarikan diri... Kau sudah mengambil keputusan untuk mengganggu dan membuat dirimu terancam. Dengan mengetahui bahaya seperti itu dapat menyebabkan kematian, jika tinggal di sampingku.” Ucap Man Wool
“Bahkan jika... Aku menggila, dan menghilang suatu hari, tolong tetaplah di sampingku.” Pinta Man Wool
“Tidak... Aku tak akan membiarkanmu menghilang. Percayalah kepadaku.” kata Chan Sung langsung memeluknya. Saat itu air mata Man Wool mengalir dan bunga dipohon terlihat bermekaran.
Bersambung ke episode 11

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar