PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 3

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young berlatih timpani sendiri, saat itu ponselnya berdering terlihat nama "Tuan Buta Nada" wajahnya sedikit tersenyum saat mengangkatnya. Jang Yoon bertanya Apa tidurnya nyenyak. Yi Young membenarkan dan itu semua karena Jang Yoon.
“Apa kau tahu? Aku tertidur dalam lima menit saat kita bertelepon.” Ucao Yi Young bahagia.
“Aku senang mendengarnya. Kalau begitu, bagaimana menurutmu? Haruskah aku meneleponmu mulai malam ini?” kata Jang Yoon
“Ya, tentu saja. Silakan.” Ucap Yi Young dengan hati senang, Jang Yoon mengaku punya beberapa syarat. Yi Young ingin tahu apa itu syaratnya.
“Harganya 10 dolar per telepon. Kau akan membayarku di muka setiap pekan. Kita akan membuat kesepakatan jika kontraknya dihentikan. Tapi meski kontraknya dihentikan, aku tidak bisa mengembalikan bayaran yang kuterima sebelumnya. Apa Kau tidak keberatan dengan syarat ini?” ucap Jang Yoon.
“Kesepakatan saat menghentikan kontrak?!! Tentu, jika itu yang kamu inginkan, maka aku harus menurut.” Kata Yi Young walaupun terlihat gugup.
“Aku tidak akan membawa lari uangmu, jadi, jangan khawatir. Aku akan meneleponmu pukul 23.50.” ucap Jang Yoon lalu menutup telpnya.
“Tapi Kenapa aku merasa seperti orang lemah? Apa masalahnya? Aku bisa tidur dengan tenang sekarang. Aku harus berlatih bagaikan sedang bersiap perang. Ini pertempuran individual.” Ucap Yi Young berbicara sendiri lalu pamanya menelp


Yi Young memegang buket binga dengan senyuman manis, pamanya menyuruh agar Yi Young bisa memegang dengan erat. Yi Young layaknya seorang model bisa memberikan senyuman didepan kamera, Pamanya terlihat senang memuji Yi Young pandai berpose.
“Omong-omong, kalian berdua sama saja... Soo Young dan kau. Kau tidak pernah menelepon dahulu. Dasar menyebalkan.” Keluh Bibi Yi Young
“Berhentilah mengomelinya. Dia bersedia menjadi model gratis. Kita harus bersyukur dia ada di sini. Benarkan?” ucap Paman Yi Young, istrinya pikir tak perlu. Suaminya meminta agar istrinya tak berkata konyol.
“Kita memberi makan dan membesarkan mereka. Haruskah aku meminta mereka membayarku untuk itu?” ucap Bibi Yi Young sinis
“Bibi marah lagi, kan? Baiklah, aku akan lebih sering datang.” Ucap Yi Young memeluk bibinya, Bibi Yi Young mengeluh Yi Young itu pandai berkata-kata.

Yi Young masuk ke kamar dan duduk di meja belajar dan melihat foto dengan sepupunya, lalu berpikir lusuhnya penampilan mereka berdua. Ia melihat foto dengan paman dan bibinya seperti keluarg, lalu membuka bagian belakang bingkai foto.
“Aku dibesarkan oleh pamanku. Orang tua kandungku meninggal saat usiaku lima tahun.” Gumam Yi Young sambil melihat foto ayah dan ibunya yang masih disimpan dibelakang bingkai.
“Yi Young, sujebi-nya makin lembek... Makanlah sebelum makin lembek.” Teriak Bibi Yi  Young. Yi Young mengerti menutup kembali bingkai foto. 

Yi Young mulai makan dengan pamanya, Soo Young sang anak keluar baru bangun tidur. Ibunya mengeluh sang anak Meski sedang tidak bertugas, dan seorang dokter tidur sampai siang, Soo Young tak peduli mengambil gelas dan minum didapur.
“Pastikan  air ilermu tidak masuk ke makananmu.” Ejek sang ibu sambil memukul anaknya.
“Aduh Sakit. Apa dokter tidak boleh tidur lama? Dokter juga manusia, mengerti?” ucap Soo Young membela diri.
“Kami bekerja keras mendidikmu, tapi kamu selalu membantah.” Keluh Sang ibu dan akhirnya Soo Young duduk sambil minum kopi.
“Ahh.. Benar juga, Soo Young. Pastikan kau luang akhir pekan ini. Jika kau juga tidak datang kali ini, Ibu akan menghapusmu dari kartu keluarga kita.” Ucap Bibi Yi Young
“Apa ini kencan buta lagi?” tanya Yi Young , Soo Young pikir seperti itu tapi menurutnya tak ada gunanya.
“Dia gagal di setiap kencan buta.” Keluh Bibi Yi Young, Soo Young membela diri kalau itu Karena mirip dengan Ibunya.
“Coba Lihat dirimu.” Ucap Ibu Soo Young kesal akhirnya memukul dengan sendok. Soo Young mengeluh karena kepalanya sakit. Soo Young pun menatap Yi Young dan keduanya hanya bisa tertawa.
“Aku menjadi pemain perkusi berkat pamanku” gumam Yi Young menatap sang paman yang duduk didepanya. 


Flash Back
Yi Young yang masih kecil diajak pergi oleh pamanya, terlihat ada banyak pemain drumben berjalan sambil memainkan alat musik, seperti parade. Yi Young langsun menatap drum-drum besar yang dipukul oleh pemain musik.
“Saat aku SD, dia mengajakku ke parade penyelamatan laut. Genderang itu membuatku terpesona. Apa Kau bertanya kenapa aku memilih drum ini alih-alih piano atau biola? Aku menikmati suara yang mereka hasilkan.”
Yi Youn mulai mencoba bermain dengan paman yang memegang tanganya saat memegang stick.
“Tapi mungkin itu karena tangan pamanku. Itu mirip dengan tangan ayahku. Ukurannya besar dan hangat. Untuk pamanku tercinta, aku akan berlatih hingga akhir.” 

Di atas meja terlihat papan nama "Presdir, Ko Min Joong" dan melihat contoh poster dengan wajah Joo Wan dengan style yang beda. Ia lalu mengeluh kalau poster itu terlalu berlebihan dan Sek-nya itu Seharusnya bisa  mempertahankan desain biasanya.
“Asosiasi pendukung akan membenci ini.” Ucap Tuan Ko kesal, tapi Sek Pikir  Para penonton lebih menyukai hal yang tidak biasa belakangan ini.
“Tapi Aku akan membujuk Pak Dirut.” Ucap Sek seperti ketakuta melihat wajah Tuan Ko yang sinis.
“Lagu tema apa ini? Bukankah kita memilih Tchaikovsky?” ucap Tuan Ko, Sek memberitahu kalau Dia memilih Simfoni Mahler nomor dua.
“Siapa? Nam Joo Wan? Bukankah Direktur Utama berhak memutuskan hal ini?” ucap Tuan Ko
“Kita setuju melakukan ars nova selama satu musim. Para penggemar sudah menanti. “ kata Sek
“Kita setuju memainkan musik Mahler tahun depan. Anggaran kita tidak cukup untuk itu. Kau lebih tahu kesukaan Pak Dirut daripada aku.  Apa kamu berniat menyusahkanku? Cetak ulang sampulnya, bicara dengan Maestro Nam, dan ganti lagu temanya.” Ucap Tuan Ko 


Si wanita ngomel sendiri keluar ruangan, karena Tuan Ko itu hanya tahu asosiasi pendukung dan Pak Dirut dan menurutnya Sekalian saja dia menjilat kaki Pak Dirut bahkan  tidak berani bicara tentang sponsor.
“Apa Maestro Nam ada di ruangannya?” tanya wanita pada Sek Joo Wan. Sek Joo Wan binggung tapi si wanita sudah lebih dulu membuka pintu.
“Aku baru mau bilang dia sudah pergi.” ucap Sek Joo Wan dengan wajah gugup
“Ada banyak hal yang harus kubahas dengannya. Dia pergi ke mana? Kenapa kau masih belum tahu keberadaannya? Temukan dia sekarang juga dan kabari aku.” Ucap Si wanita marah, Sek Joo Wan hanya diam saja. Si wanita makin marah menyuruh agar segera mengerjakan. 

Jang Yoon sedang berjalan di depan toilet mendengar suara musik orkestra, lalu melihat nama "Yang Soo Jung" pada ponsel yang tertinggal di toilet. Akhirnya ia menemui seseorang didalam mobil berpikir kalau itu miliknya dan meninggalkannya.
“Itu disengaja...Aku mendapat banyak telepon.” Ucap Joo Wan akhirnya mengucapkan terimakasih.
“Tunggu... Tentang ponsel ini... Namaku tidak tertulis di sini, dan aku lupa meninggalkannya di toilet.” Ucap Joo Wan heran.
“Sebenarnya, aku melihat penampilanmu saat kamu di Asia Philharmonic. Nada dering itu "Unaccompanied Cello Suites" oleh Bach. Di antara para tamu makan malam kami malam ini, aku hanya bisa memikirkan satu orang yang akan menggunakannya.” Ucap Jang Yoon lalu pamit pergi. 

Yi Young berdiri didepan restoran daging panggang hanya bisa menelan air liurnya karena Kelihatannya enak sekali dan merasa kelaparan, lalu melihat uangnya yang tak cukup. Tiba-tiba Jang Yoon datang bertanya apakah ingin makan itu. Yi Young kaget karena Jang Yoon tiba-tiba sudah ada dibelakangnya.
“Saat mendekat, akan lebih baik jika kau membuat suara.” Keluh  Yi Young akhirnya berjalan pergi.
“Kau selalu berdiri di sana. Jika aku ingin bertemu denganmu, Yi Young, aku akan datang ke sini.” Ucap Jang Yoon.
“Yang benar saja. Kapan lagi aku berdiri di depan...” ucap Yi Young lalu teringat saat mabuk dan menangis karena Jae Hyung yang tak memberikanya daging.
“Urus urusanmu sendiri dan pergilah... Tapi Tunggu. Bagaimana kau tahu namaku?” ucap Yi Young. heran.
“Kau menulisnya di sana. Kau menggunakan spidol dan menulisnya cukup besar seperti siswa SD.” Ucap Jang Yoon mengejek
“Jangan tertawa... Omong-omong, kenapa kau bicara santai denganku? Itu menyebalkan.” Ucap Yi Young sinis sambil menutupi tempat sticknya.
“Kau juga bicara santai denganku. Apa Kau tidak ingat?” ucap Jang Yoon. Yi Young bertanya kapan itu.
Yi Young mengingat saat mabuk menghadang Jang Yoon dengan mengunakan bahasa banmal. Jang Yoon mengingat yang dikatakan Yi Young padanya. Yi Young memegang kaki Jang Yoon lalu merengek agar bisa tidur denganya.
“Cukup... Baiklah. Aku mengerti... Jadi, hentikanlah.” Ucap Yi Young merasa malu mengingatnya.
“Apa rencanamu malam ini?” tanya Jang Yoon, Yi  Young mengeluh Jang Yoon harus mengatakan hal itu.
“Jika kau senggang, kita bisa pergi bersama.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pikir tak ada gunanya melakukan itu
“Aku tidak bergaul dengan orang asing.”tegas Yi Young, Jang Yoon mengejek Yi Young yang tidak keberatan tidur dengan orang asing. 



Yi Young panik menoleh ke kanan dan kiri takut ada orang yang mendengarnya dan meminta agar berhenti membahasnya. Ia menjelaskan kalau kesulitan tidur Jadi, berpikir akan menyenangkan jika ada seseorang yang membantunya tertidur, lalu bergegas pergi.
“Astaga, kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau harus membayar pekerjaan paruh waktuku.” Ucap Jang Yoon. Yi Young mengeluh mendengarnya.
“Astaga, ingatanmu sungguh buruk. Aku sudah bilang soal gajiku. Kau seharusnya membayarku sepekan sekali di muka. Ayolah.” Ucap Jang Yoon.
“Ini Akan kuberikan sisanya lain kali. Apa Sudah puas sekarang?” kata Yi Young memberikan uang sisa didompetnya.
“Sayang sekali. Aku berencana membelikanmu daging dengan uang yang kau bayarkan.” Ucap Jang Yoon melihat Yi Young berhenti melangkah.
“Ada apa denganmu? Apa kau suka menggoda orang?” keluh Yi Young kesal. Jang Yoon pun mempersilahkan  Yi Young bisa berpikir sesukanya.
“Tapi aku bisa melihat kau sangat lapar. Jadi Berhentilah menolak. Tetanggamu bersedia mentraktirmu makan. Ayo.” Kata Jang Yoon akhirnya menarik Yi Young pergi, Yi Young meminta agar Jang Yoon melepaskan tanganya.
“Aku tidak akan makan denganmu. Apa Kau pikir aku akan makan apa yang kau belikan untukku?” ucap Yi Young sinis. 



Yi Young membungkus daging dengan sayur lalu melahap dengan wajah bahagia. Jang Yoon mengejek kalau Yi Young tidak akan makan apa yang dibelikan untukmu. Yi Young malah berpikir Jang Yoon akan mengingkari janjimu setelah ia selesai makan.
“Apa aku terlihat seperti orang yang akan melakukan itu?” ucap Jang Yoon. Yi Young pikir mereka tidak bisa menilai buku dari sampulnya.
“Tapi kalau dipikir-pikir, ini sangat lucu. Kita hanya bertemu beberapa kali, tapi kita makan daging bersama.” Ucap Yi Young bahagia.
“Dilihat dari pemukulmu, kau pasti seorang pemain perkusi. Kamu bermain untuk orkestra mana?” ucap Jang Yoon.
“Shinyoung Philharmonic.” Jawab Yi Young, Jang Yoon menganguk mengerti.
“Aku ingin bermain untuk mereka. Tapi aku masih menganggur. Aku ditolak tiap kali mengikuti audisi. Aku ditolak 17 kali selama tiga tahun terakhir. Aku gagal di audisi kemarin untuk Shinyoung Philharmonic.” Cerita Yi Young sedih.
“17 kali bukan apa-apa. Orang yang mencari pekerjaan saat ini tampaknya melamar setidaknya 100 pekerjaan.” kata Jang Yoon. Yi Young pikir benar juga.
“Aku juga berpikir begitu. Aku berlari menuju mimpiku. Jadi, ini bukan apa-apa. Tapi harus kuakui, cukup menyedihkan saat kita sudah berusaha sangat keras, tapi tidak mendapatkan hasil yang positif.” Ucap Yi Young

“Astaga, aku sangat lelah karena selalu gugup tiap kali mengikuti audisi. Aku tidak akan membuat kesalahan buruk jika tidak terlalu gugup. Kau setuju, bukan?” kata Yi Young
“Aku tahu cara untuk membantumu bersantai. Apa kau ingin tahu?” ucap Jang Yoon.
“Aku sudah mencoba semuanya di internet. Tapi tidak ada yang berhasil untukku.” Cerita Yi Young
“Aku belajar ini dari seorang pianis yang bermain piano di Inggris Tampaknya itu rahasia kerajaan yang telah diwariskan sejak Qin Shi Huang menguasai Dinasti Qin.” Cerita Jang Yoon. Yi Young terlihat binggung  dari Qin Shi Huang.
“Kau harus menulis "Manusia" dalam bahasa Mandarin tiga kali.” Ucap Jang Yoon menuliskan ditelapak tangan Yi Young lalu meniup telapak tanganya.
“Apa itu tadi?” keluh Yi Young. Jang Yoon menjelaskan kalau  Itu yang harus dilakukan.
“Apa kau serius?” ucap Yi Young tak percaya, Jang Yoon menyakinkan,  Yi Young pun mengikutinya seperti sedang menghirup sesuatu dari tanganya.
“Bagaimana perasaanmu?” tanya Jang Yoon lalu tertawa bahagia melihat Yi Young yang mempercayainya.
“Itu jelas bohong. Sulit kupercaya kau memercayainya.” Ejek Jang Yoon, Yi Young langsung mengumpat kesal.
“Kau benar-benar berandal. Kau punya kebiasaan menggoda orang.” Keluh Yi Young kesal
“Kenapa? Kau akan pergi?” ucap Jang Yoon melihat Yi Young melepaskan celemek.
“Aku kenyang, jadi, aku harus pergi. Jangan lupa meneleponku nanti. Jika kau menghantuiku setelah mengambil uangku, kau tahu yang akan terjadi, kan? Aku akan mengejarmu ke ujung dunia untuk mendapatkan uangku kembali.” ucap Yi Young mengancam lalu melangkah pergi. 

Yi Young sampai di rumah mempersiapkan Lilin beraroma. Pelembap udara, lalu Tirai dan Alarm. Saat itu terlihat nama “Tuan Buta Nada" Ia pun bahagia melihat nama Jang Yoon, lalu memuji alau selalu menelepon tepat waktu bahkan tidak terlambat sedetik pun.
“Tentu saja. Ini pekerjaanku.Aku bahkan dibayar di muka.” Ucap Jang Yoon dengan menatap ke arah jendela.
“Apa yang akan kau nyanyikan untukku malam ini?” tanya Yi Young. Jang Yooon pikir Jika ada saran, maka akan menyanyikannya.
“Jika tidak, aku akan menyanyikan apa pun yang ingin kunyanyikan.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pikir Jang Yoon nyanyi apa pun yang diinginkan.
“Kalau begitu, malam ini aku akan menyanyikan lagu "This Song" dari 2AM.” Ucap Jang Yoon. Yi Young pun sengaja menekan loudspeaker lalu berbaring di tempat tidur.
Jang Yoon langsung menyanyi dengan nada flase, Yi Young tersenyum mendengar suara Jang Yoon mengaku terkesan dengan suaranya. Jang Yoon terus menyanyi dengan percaya diri walaupun sangat tak enak didengar.
“Aku penasaran apa pekerjaannya. Dia bersikap seperti pria arogan yang kaya... Tidak, tunggu... Kenapa pria kaya mendaftar pekerjaan paruh waktu yang hanya membayarnya 70 dolar per pekan? Apa itu berarti dia pengangguran?” gumam Yi Young penasaran.
“Astaga.... Aku harus tidur. Ada apa denganku? Aku sangat penasaran tentang pria ini.” Ucap Yi Young dan akhirnya Jang Yoon pun menyelesaikan tugasnya. 


Jang Yoon menuliskan nama Yi Young "Insomnia" lalu membuka sebuah kotak, ada sebuah jas dan juga pisau. Ia melihat sebuah foto Yi Young dengan seorang pria berjas, ditanganya terlihat sebuah cincin memeluk bahu Yi Young.
Saat kejadian, tangan yang sama seperti yang pada korban yang terbunuh. Sepertinya Jang Yoon berpikir kalau semua berhubungan dengan Yi Young.

Wanita itu masuk ke dalam sebuah hotel, banyak baju yang berserakan dilantai. Joo Wan terlihat tertidur dengan posisi tengkurap. Si wanta membuka tirai lalu memberikan baju lalu meminta agar Joo Wan segera bangun.
“Jika kau tidak bangun dalam tiga detik, aku akan menarik selimut dari tempat tidur. Aku sungguh tidak peduli.” Ucap si wanita.
“Astaga, kumohon!” keluh Joo Wan kesal membuka matanya sedikit, Si wanita mengingatkan audisi hari ini.
“Kita hanya mengadakan audisi karena kamu terus bersikeras. Ganti pakaianmu dan keluarlah sebelum aku memotretmu dan mengunggahnya di situs kita.” Ucap Si wanita bisa melihat Joo Wan tak memakai pakaian.
“Astaga, ada apa denganmu? Kau membuatku takut.” Kata Joo Won malah membalikan badanya.
Si wanita akhirnya menelp Sek Joo Wan kalau Maestro Nam akan terlambat 10 menit dan meminta para kandidat menunggu.

Joo Wan pergi dengan wajah masih mengantuk berjalan dilorong, lalu mendengar suara dari ruang "Ruang Latihan" lalu mendengar alunan musik yang sangat nikmat. Sek datang melihat Joo Wan ingin memberitahu sesuatu, Joo Won memberi kode agar diam dan terus menikmati seorang pria yang memainkan piano diruang latihan. 

Sementara Yi Young sedang melatih anak-anak memukul druam dengan mengangkat pemukul mereka.  Saat itu ponselnya berdering dan bertanya-tanya Siapa yang meneleponnya, lalu melihat nama "Maestro Nam" wajahnya terlihat kaget.
“Apa yang kau lakukan sekarang?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab  sedang mengajar.
“Begitukah? Telepon aku setelah kau mengajar. Mari menyantap sesuatu yang manis.” Ucap Joo Wan. Yi Young binggung apa maksudnya  "Sesuatu yang manis.

Keduanya makan es krim dibangku taman, Joo Wan memberitah kalau minum kemarin, jadi ingin hidangan manis sejak pagi ini dan bertanya apakah mencium bau alkohol darinya. Yi Young mengaku tidak. Joo Wan pun bertanya Pelajaran apa itu.
“Aku mengajar kelas untuk anak-anak tiga hari per pekan. Tidak ada murid SMA.” Ucap Yi Young. Joo Wan menganguk mengerti.

“Aku sudah memutuskan lagu pertama untuk konser inaugurasiku.” Ucap Yi Young. Joo Wan binggung Lagu pertama untuk konser inaugurasinya. "Symphonie Fantastique" oleh Berlioz. Datanglah ke ruang latihan besok pukul 10.00. Bersiaplah untuk bekerja keras. Aku tidak sabar bekerja denganmu.” Ucap Joo Wan lalu melangkah pergi. 


Yi Young bingung lalu mengingat lagu"Symphonie Fantastique" oleh Berlioz.. dan itu dua set timpani. Lalu berteriak bahagia karena akhirnya bisa diterima oleh orkestra. Ia menelp Soo Young dengan wajah bahagi memberitahu kalau sudah diterima.
“Aku lolos audisi! Konduktor menyuruhku datang latihan besok.” Ucap Yi Young bahagia.
“Aku berpikir untuk mengirimmu ke kencan butaku. Selamat. Aku akan mentraktirmu makan iga akhir pekan ini!” kata Soo Young
“Baik. Tepati janjimu! Aku akan menelepon Paman dan Bibi. Baiklah... Aku akan makan barbeku dan lolos audisi.” Kata Yi Young lalu menari bahagia dan kaget karena Joo Wan kembali datang. 

Joo Wan langsung bertanya berapa usia Yi Young sekarang, Joo Woon menahan malu menjawab Usianya 27 tahun. Joo Won pikir tak maslah dan meminta agar meluangkan waktu sekarang, Yi Young terlihat bingung. 

Di sebuah toko perhiasan, Yi Young terlihat bingung. Joo Wan mengaku Memilih perhiasan adalah hal tersulit baginya. Pegawai pikir  Akan lebih mudah jikatahu kelompok usianya dan ingin tahu berapa usia penerima hadiahnya.
“Penerimanya berusia 27 tahun.” Ucap Joo Wan. Pegawai mencoba mencari kalung yang cocok.
“Apa dia mengencani gadis seumuranku?”gumam Yi Young binggung. Pegawai akhirnya memperlihatkan pilihan kalung.
“Mana yang kau sukai di antara kedua ini?” tanya Joo Wan. Yi Young kaget Joo Wan bertanya kepadanya.
“Secara pribadi, aku suka yang di sebelah kiri.” Kata Yi Young, Joo Wan pun langsung memilih sebelah kanan.
Pegawai dan Yi Young hanya bisa melonggo binggung, Joo Wan seolah tak peduli dan menyuruh Yi Young agar memilih satu. Yi Young makin bingung karena sikap Joo Wan yang membingungkan. 

Joo Wan akhirnya mengantar Yi Young pulang dan mengucapkan Terima kasih atas bantuannya hari ini. Yi Young pikir Tidak masalah dan sama sekali tidak sulit lalu mengucapan Terima kasih atas hadiahnya.
“Jangan berterima kasih. Aku merasa canggung saat orang berterima kasih.” Ucap Joo Wan.
“Tunggu, Pak... Boleh aku bertanya? Begini... Aku penasaran kenapa kau memilihku. Aku bahkan membuat kesalahan besar itu.” Ucap Yi Young bingung
“Aku membutuhkanmu. Penampilanmu hari itu bagus. Aku menyukainya karena aku bisa merasakan keputusasaanmu. Kau juga seperti itu saat masih bersekolah. Lakukan yang terbaik.” Kata Joo Wan. Yi Young bisa tersenyum dan mengucapkan terimakasih dengan wajah bahagia.
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar