PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 12

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Semua sudah siap-siap untuk berlatih dan Yi Young pun memberikan partitur. Eun Joo tiba-tiba masuk ruanngan dengan santai dudk dikursi yang kosong. Yoo Da menatap sinis berpikir kalauini perlakuan khusus untuk Eun Joo.
“Eun Joo, bukankah kamu dikeluarkan dalam penampilan ini? Kau masih di sini setelah memanfaatkan koneksimu dengan Dirut.” Ejek Yoo Da
“Kenapa aku harus dikeluarkan?” balas Eun Joo sinis. Yoo Da mengumpat kesal dan mengancam akan membunuh dengan tanganku sendiri.
Yi Young mendekat menanyakan kondisi Eun Joo apakah sudah lebh baik. Eun Joo malah menatap sinis menyuru Yi Young mengurus urusannya sendiri. Yi Young akhirnya memuji Eun Joo itu sangat mengesankan.
“Aku tidak mengira kau akan berlatih meski bukan violinis pertama.” Puji Yi Young
“Cukup. Mendengar pujian darimu sama sekali tidak menyenangkan. Yi Young, saat kita kuliah, bukankah kita mengikuti kelas pemasaran bersama? Tentang pemasaran SNS.” Kata Eun Joo. Yi Young seperti tak menyadarinya dan merasa memang sekelas. 


Flash Back
Yi Young duduk di bangku kuliah dengan Eun Joo, Saat itu Jang Yoon berdiri didepan memberitahu punya waktu sampai pukul 12.00 dan Jika sudah selesai, tinggalkan kertas di meja dan keluar dari pintu di belakang.
“Apa kau ingat asisten dosen untuk kelas itu?” tanya Eun Joo, Yi Young mencoba mengingat tentang Asisten dosen.
“Kurasa tidak... Apa ada asisten dosen?”ucap Yi Young tak ingat. Eun Joo tak ingin membahasnya lalu berpikir tak seharusnya repot-repot bicara dengan Yi Young dan menyuruhnya pergi saja. Yi Young pikir kalau Eun Joo aneh sekali. 

“Seniman juga pegawai. Batalkan pemecatanmu yang salah! Kami menuntut permintaan maaf dari Nam Ju Wan! Shinyoung Philharmonic harus bangun!” teriak Su Mi didepan gedung.
Nyonya Yoon dan Nyonya Wang melihat dari jendela gedung,  Nyonya Wang mengaku tidak pernah menduga akan melihat Kementerian Ketenagakerjaan melakukan inspeksi di sini dan bertanya apakah  Dirut sudah kembali.
“Dia terbang akhir pekan ini.” Kata Nyonya Yoon. Nyonya Wang ingin tahu dengan Presdir Ko, apakah dia masih marah
“Jangan memancingku. Dia meneleponku beberapa kali sehari. Pasti dia akan memberi tahu direktorat bahwa itu salahku.” Keluh Nyonya Yoon.
“Itu sebabnya kau harus membujuk mereka lebih awal. Kalau dipikir-pikir, kita bertiga mulai bekerja di sini pada saat yang sama. Dia melalui banyak kesulitan setelah bergabung dengan orkestra selama masa-masa kelam.” Pesan Nyonya Wang.

Nyonya Yoon akhirnya bertemu dengan Su Mi di restoran, Su Min dengan nada penuh amarah menganmca, Jika tidak kembali,maa akan ke balai kota dan akan protes di sana. Nyonya Yoon memberitahu Orkestra sudah merugi selama lima tahun terakhir.
“Jangan coba-coba berbohong! Semua orang tahu Shinyoung mendukungnya.” Kata Su Min
“Dananya sudah berkurang sejak lama. Aku khawatir kita semua akan menganggur, jadi, aku membawa Maestro Nam sebagai harapan terakhir kita. Maaf, tapi aku tidak bisa membelamu. Tolong pahami aku. Tolong selamatkan kami.Kita pernah menjadi rekan kerja.” Kata Nyonya Yoon memegang tangan Su Min.
“Sebelum itu, aku ingin menanyakan satu hal. Apa kamu juga berpikir penampilanku hanya bernilai 40 poin?” tanya Su Min marah
“Aku mengirim resumemu ke Profesor Kang dari universitas musik. Kau bisa menjadi pengajar untuk beberapa kelas. Aku juga akan memberikan surat rekomendasi.” Ucap Nyonya Yoon. Su Min seperti tak peduli.
“Aku berhenti bernyanyi karena nodul pita suaraku. Kau masih bisa bermusik meski tidak bisa tampil. Mungkin saat ini kau seperti sekarat, tapi tidak semudah itu untuk mati. Aku sudah melaluinya, dan para junior kita juga akan melaluinya kelak.” Pesan Nyonya Yoon. Su Min pun seperti bisa mengerti.



Joo Wan diruangan teringat kembali percakapan dengan Eun Joo dirumahnya.
Flash Back
Eun Joo bertanya apakah tahu tentang mendiang Kim Ian punya seorang adik. Joo Wan tak mengerti maksudnya, Eun Joo menceritakan Saat kuliah, Yi Young dan  dirinya mengikuti kelas pemasaran lalu Ada asisten dosen di kelas itu, dan Jang Yoon pernah mengawasi ujian mereka.
“Dia juga mengumpulkan tugas untuk dosen.” Cerita Eun Joo. Joo Wan ingin tahu Apa hubungannya dengan Ian.
“Kurasa dia kakaknya Ian Dan dia anggota orkestra kita.” Kata Eun Joo. Joo Wan memegang CV milik Jang Yoon dengan wajah tegang. 

Joo Wan mendengar bunyi pintu terketuk lalu menyuruh masuk. Jang Yoon pun masuk ruangan, Joo Wan menawarkan kopi karena baru menyeduhnya. Jang Yoon menolak dan ingn tahu alasan ingin menemuinya. Joo Wan mengaku Ini bukan apa-apa tapi Ada yang ingin ditanyakan.
“Aku mendengar sesuatu yang aneh kemarin Bahwa kau bukan Jang Yoon yang asli. Aku memeriksa resume yang kamu serahkan untuk orkestra ini. Apa kau memalsukan semuanya termasuk namamu?” ucap Joo Wan. Jang Yoon mengaku tidak.
“Kau tahu bahwa itu ilegal, kan?” kata Joo Wan. Jang Yoon mengaku tahu.
“Kalau begitu, boleh kutanya kenapa kamu memakai nama lain? Sekeras apa pun aku memikirkannya, aku tidak mengerti apa keuntungannya untukmu. Dan kau tidak mencuri resume orang lain. Lalu kenapa kau melakukan itu?” tanya Joo Wan.
“Lebih baik aku tidak membahasnya. Ini sangat personal. Jika kau melaporkan ini dan aku dipecat, akan kuterima hukumanku. Lagi pula, aku tidak akan bisa menghentikanmu.” Ucap Jang Yoon.
“Apa karena kau tidak ingin orang lain tahu identitas aslimu? Kau menyembunyikannya dari siapa? Dan kenapa?” kata Joo Wan penasaran.
“Itu tidak ada hubungannya denganmu.” Kata Jang Yoon. Yi Young tiba-tiba masuk ruangan melihat keduanya sedang ada dalam ruangan langsung meminta maaf lalu menutup pintunya kembali. 
“Aku mengerti kau tidak ingin membicarakannya. Biar kupertimbangkan harus melaporkanmu atau tidak. Silakan pergi sekarang.” Ucap Joo Wan dan melihat surat "Resume"



Jang Yoon keluar dari ruangan, Yi Young langsung bertanya alasan Joo Wan memanggilnya dan berpikir melakukan kesalahan. Jang Yoon mengaku pasti tidak karena mereka hanya membicarakan penampilan itu. Yi Young bisa bernafas lega karena cemas tanpa alasan.
“Dia jarang memanggil orang untuk alasan positif.” Kata Yi Young membela Joo Wan. 
“Omong-omong, kau ingat ruang latihan yang memiliki Kolberg? Kita akan pergi kali terakhir, tapi kau pingsan, jadi, kita tidak bisa ke sana.” Ucap Jang Yoon. Yi Young mengaku ingat.
“Apa Kau mau pergi besok? Tidak ada latihan.”kata Jang Yoon. Yi Young binggung memikirkan besok.
“Kenapa harus besok?” keluh Yi Young, Jang Yoon ingin tahu apakah punya sudah rencana
“Itu tidak terlalu penting, tapi aku juga tidak bisa melewatkannya.” Kata Yi Young. Jang Yoon pikir itu oasti penting jika bersedia melewatkan untuk melihat Kolberg.
“Lupakan saja. Tawaranku hanya satu kali.” Kata Jang Yoon lalu bergegas pergi. Yi Young mengeluh karena sekejam itu dan ingin mengejarnya tapi telpnya  berdering lebih dulu.


Yi Young pergi ke taman bermain sesuai dengan seseorang yang menelp meminta untuk bertemu pukul 18.00 hari ini karena ingin memberi pelajaran lebih awal. Ia binggung mencari seseorang padahal  datang pada alamat yang tepat. Michael memanggilnya.
“Studio latihanmu pasti ada di sekitar sini.” Ucap Yi Young melihat Michael menunggu dibangku taman.
“Benar. Apa sulit menemukannya?” tanya Michael. Yi Young mengaku tidak juga.
“Apa Kita tidak akan ke studio latihanmu?” tanya Yi Young binggung. Michael menegaskan Perjalanan Yi Young masih panjang sebelum melakukan itu.
“Kau Berjinjit sambil memegang pemukulmu.” Perintah Michael. Yi Young melonggo binggung.
“Jangan membuatku mengulanginya. Berjinjit sambil memegang pemukulmu. Fokus pada jari-jari kakimu.” Ucap Michael. Yi Young menganguk mengerti dan langsung mengeluarkan pemukulnya.
“Angkat pemukulmu ke dagu dan turunkan ke pusarmu. Temponya 1200 bpm dan ketukan empat per empat. Mulai.” Kata Michael. Yi Young binggung tapi akhirnya mengikuti perintah Michael.
Michael kembali menyuruh Yi Young melakukan, 120 bpm dan ketukan 4 per empat. Yi Young mengikutinya. Micheal kembali menyuru Yi Young agar melemaskan bahunya dan jangan turunkan tangannya di bawah pusar. Yi Young terus mengikutinya.
“Sekarang, ketukan delapan per delapan.. Lalu Sekarang, ketukan 16 per 16... Aku akan meningkatkan temponya. 130 bpm.” Kata Michael. Yi Young binggung mencoba mengikutinya.
“Sekarang, 140 bpm... Dan 150 bpm... Dan 160 bpm... Sekarang, 170 bpm.” Kata Michael.
Yi Young akhirnya tak bisa mengikuti ketukan merasa hampir mati,  Michael tak peduli menyuruh Yi Young untuk mengulangi semuanya sepuluh kali. Yi Young hanya bisa melonggo. Michael menyuruh Yi Young berlatih 120 bpm dan dengan ketukan empat per empat. Yi Young pun tak bisa menolaknya.


Nyonya Yoon datang ke restoran meminta maaf karena datang terlambat. Tuan Kang Myung Suk mengejek Nyonya Yoon yang  membuat Presdir menunggu seperti ini. Nyonya Yoon pikir Dirut bahkan tidak ada di sini, dan ini juga kali pertama kali bertemu dengannya.
“Maaf. Rapatnya berlangsung lebih lama dari dugaanku. Maaf karena terlambat padahal ini pertemuan pertama kita.” Kata Nyonya Yoon.
“Tidak apa-apa... Aku yang mendadak meminta bertemu.” Kata Tuan Jang Suk Hyuk lalu meminta pelayan agar membawa menu makan malam tambahan.
“Aku bicara padanya, dan ternyata dia sangat tertarik dengan yayasan kita. Dia juga tahu banyak tentang musik klasik.” Kata Tuan Kang
“Dirut sudah banyak bercerita tentang Anda.Kudengar Anda mensponsori banyak yayasan.” Kata Nyonya Kang. Tuan Jang merendahkan hati kalau itu tidak layak disebutkan.
“Profesor Kang bilang padaku bahwa kau sangat bersemangat. Kupikir kau akan sangat menakutkan. Tapi ternyata itu tidak benar.” Ucap Nyonya Yoon.
“Astaga, percayalah kepadaku. Dia mungkin tampak anggun, tapi Nona Yoon ini wanita yang sangat menakutkan. Anda harus berhati-hati. Dia menjadi sangat bertekad jika menyangkut donasi.” Goda Tuan Kang.
“Maestro Nam juga ingin datang, tapi tiba-tiba dia demam. Aku pasti akan mengajaknya lain kali.” Kata Nyonya Yoon.
“Tidak apa-apa. Aku datang untuk menemui kalian berdua. Mari minum.” Ucap Tuan Jang. 


Yi Young keluar dari minimarket merasa bahunya sakit, tiba-tiba tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria. Tuan Yang meminta maaf dengan mengambil cup ramyun yang terjatuh. Yi Young melihat luka ditangan Tuan Yang tapi seperti tak mengingat apapun.
“Tidak apa-apa. Lenganku sedang tidak bertenaga.. Terima kasih.” Ucap Yi Young.
Saat itu Yi Young  berjalan pulang melihat rumah Jang Yoon dan berpikir kalau belum pulang. Soo Young menelp adik sepupunya, Yi Young memberitahu kalau  harus belajar hari ini, jadi pulang agak terlambat sambil masuk ke dalam kamar.
“Aku merasa sangat sensitif kemarin. Kau tidak marah, kan?” ucap Soo Young merasa bersalah.
“Jika aku marah padamu atas semua hal kecil yang kau lakukan, aku bisa mati karena stres.” Kata Yi Young
“Kurasa kau benar. Tapi sejujurnya, aku tidak suka saat kau membicarakan kecelakaan itu. Begitu juga Ibu dan ayahku. Mereka bilang sangat khawatir setelah kau pergi. Kami sulit melupakan semuanya. Jangan membicarakan kejadian hari itu. Pasti itu juga akan lebih baik untukmu.” Ucap Soo Young. Yi Young mengerti.
“Apa kamu sudah siap untuk berkencan buta?” tanya Soo Young, Yi Young mengaku belum siap.
“Ini semua karenamu. Kenapa kakimu harus cedera?” keluh Yi Young kesal
“Aku tidak pernah merasa bersyukur karena harus berjalan dengan kruk. Semoga kencan butamu lancar. Semoga kau bertemu orang yang baik.” Goda Soo Young. Yi Young kesal sendiri dengan kakaknya. 


Yi Young tersadar melihat ada jejak kaki di rumahnya lalu berpikir kalau Jae Hyung menyelinap masuk ke sini lagi lalu mengumpat marah karena foto di papanya pun juga hilang. Saat itu Jae Hyung melihat ponselnya kalau Yi Young menelpnya.
“Kenapa kamu tidak menjawab? Sudah lama berbunyi. Tampaknya mendesak.” Goda Jang Yoon duduk didepanya. Jae Hyung mengaku tak perlu.
“Jadi, apa yang ingin kau katakan?” ucap Jang Yoon. Jae Hyung memperlihatkan foto ditanganya.
Flash Back
Jang Yoon mengatakan “Apa kau khawatir sepupu tercintamu merupakan pembunuh?” lalu wajahnya disiram oleh Soo Young yang tak bisa menahan amarahnya. Saat itu Jae Hyun sedang ada dicafe yang sama melihat pertengkaran keduanya akhirnya mengambil gambar dengan ponselnya.
Jang Yoon bertanya-tanya kapan Jae Hyung itu memotretnya dan menuduh kalau sudah mengikutinya. Jae Hyung pikir kalau tak ada alasan untuk mengikuti Jang Yoon karena hanya kebetulan melihat Jang Yoon saat menunggu Yi Young.

“Jadi, aku harus bagaimana dengan foto ini? Kudengar Soo Young menyuruhmu untuk menjaga jarak dari Yi Young.  Aku yakin Soo Young mengatakan itu untuk alasan baik.” Ucap Jae Hyung.
“Lalu kenapa?” kata Jang Yoon santai. Jae Hyung pikir kalau akan  membagi foto ini dengan Yi Young.
“Apa Kau sedang mengancamku?” keluh Jang Yoon, Jae Hyung mengaku bukan mengancamnya.
“Aku hanya memintamu menjauh dari Yi Young.” ucap Jae Hyung. Jang Yoon mengeluh kalau Jae Hyung yang seharusnya menjauh.
“Apa kau... Kau tidak ingat perbuatanmu kepada Yi Young?” ejek Jang Yoon. Jae Hyung pikir kalau Orang melakukan kesalahan. Jang Yoon mengeluh kalau itu hanya mengangap kesalahan.
“Apa kamu tidak pernah melakukan kesalahan?” balas Jae Hyung, Jang Yoon menyuruh Jae Hyung pulang saja.
“Jangan pernah menemuiku lagi.” Kata Jang Yoon lalu berjalan pergi. Jae Hyung tak percaya dengan sikap Jang Yoon.
“Yi Young adalah orang yang sangat baik.” Kata Jae Hyung. Jang Yoon ingin tahu Lalu kenapa.
“Aku mungkin masih muda, tapi aku pandai menilai karakter. Dan kau seperti bukan orang baik bagiku. Aku merasa kau akan menyakiti Yi Young. Aku sudah menyakitinya dengan melakukan kesalahan. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya lagi.” Tegas Jae Hyung.
“Kalau begitu, beri tahu dia bahwa aku seperti orang jahat. Tunjukkan foto ini padanya. Apa kau Puas? Astaga, dasar anak kecil.” Ejek Jang Yoon. Jae Hyung hanya bisa diam saja. 



Jang Yoon pulang ke rumah melihat lampu kamar Yi Young masih menyala, wajahnya tersenyum lalu ingin menelp. Tapi teringat dengan ucapan Jae Hyung.
“Kau seperti bukan orang baik bagiku. Aku merasa kau akan menyakiti Yi Young.” akhirnya Jang Yoon mengurungkan niatnya karena berpikir akan menyakiti Yi Young. 

Yi Young keluar dari rumah dengan dress dan juga sepatu heels, Nyonya Hong meminta Yi Young agar berpakaian rapi hari ini lalu berharap agar berhasil. Ia juga berpesan agar Jangan tidak sopan seperti Soo Young. Yi Young meminta bibinya jangan khawatir.
“Aku berdandan dengan rapi dan berjanji akan sopan. Aku tidak akan mempermalukan Bibi.”ucap Yi Young  lalu menutup telpnya.
 Yi Young menuruni tangga kaget melihat Jang Yoon sudah ada didepanya. Jang Yoon menyindir kalau ini adalah janjinya yaitu akan pergi berkencan buta. Yi Young terlihat binggung menjelaskannya, lalu mengaku tidak punya pilihan karena Sepupunya terluka.
“Aku bisa melihat kau sudah berusaha sebaik mungkin. Pakaianmu tidak terlalu buruk. Apa Kau bisa menuruni tangga memakai itu?” ejek Jang Yoon. Yi Young yakin pasti bisa lalu menuruni tangga.
Tapi kakinya malah tak seimbang dan hampir jatuh. Jang Yoon dengan sigap langsung menarik Yi Young agar tak terjatuh, Keduanya saling menatap seperti merasakan debaran kencang dihati mereka.
“Bagaimana jika kau terluka? Kamu akan berkencan buta.” Ucap Jang Yoon terus mengejek
“Bisakah kau berhenti mengejekku? Apa Kau sungguh ingin bergurau saat aku akan berkencan buta? Apa Kau tidak keberatan aku akan berkencan buta?” ucap Yi Young
“ Kau tetap akan pergi meski aku melarangmu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young membenarkan.
“Bagaimana kau bisa begitu tidak acuh? Ini Menyebalkan.” Keluh Yi Young kesal berjalan menuruni tangga.
“Kalau begitu, maukah kau tinggal dan bersenang-senang denganku?” kata Jang Yoon.
“Kau sama sekali tidak terdengar tulus. Berolahraga sajalah.” Ucap Yi Young kesal berjalan menuruni tangga. Jang Yoon mengaku kalau ucapan tadi benar-benar tulus. 



Jae Hyung sudah menunggu dicafe melihat Yi Young dengan pakaian rapih lalu bertanya apakah hari ini istimewa.  Yi Young tak ingi berlama-lama meminta agar memberikan fotonya. Jae Hyung binggung bertanya foto apa itu.
“Kembalikan foto yang kau ambil kemarin. Aku tahu kau mengambil foto dari rumahku kemarin.” Ucap Yi Young. Jae Hyung tak mengerti maksudnya.
“Aku tidak menyelinap ke rumahmu. Aku tidak bodoh. Untuk apa aku melakukan kesalahan yang sama?” ucap Jae Hyung binggung.
“Bisakah kau berhenti membohongiku?” keluh Yi Young lalu menatap mata Jae Hyung seperti yakin kalau ucapan Jae Hyung itu memang benar. “
“Apa Kau benar-benar tidak ke rumahku kemarin?” kata Yi Young memastikan.
“Tidak.. Apa Kau pikir aku akan masuk ke rumahmu dua kali? Aku sangat kecewa padamu.” Keluh Jae Hyung yang dituduh. Yi Young pun berpikir kalau memang bukan Jae Hyung siapa orang yang masuk ke dalam rumahnya. 


“Jika bukan Jae Hyung, lalu siapa? Siapa yang mengambil fotoku? Kedua jejak kaki itu identik. Jika jejak kaki kedua bukan milik Jae Hyung, berarti yang pertama juga bukan milik Jae Hyung. Apa itu berarti orang lain juga menyusuup ke rumahku?” gumam Yi Young tiba-tiba merasa tubuhnya merinding.
“Apa Kau kedinginan?” tanya seorang pria. Yi Young tersadar dari lamunannya.
“Kurasa kursi kita terlalu terpapar penyejuk ruangan. Jika tidak keberatan, apa kau mau memakai jasku?” ucap si pria yang duduk depan Yi Young.
“Tidak. Aku baik-baik saja. Jika kau kepanasan, kau bisa melepas jasmu.” Ucap Yi Young dengan senyuman.
Si pria mengaku tak masalah,  tapi akhirnya berpikir akan melepaskan karena jas dimusim panas. Keduanya mencoba agar santai, Si pria melihat kalau Tempat ini sangat keren lalu memuji Yi Young itu memiliki senyum yang indah. Yi Young tersenyum lalu berpikir pria ituterlalu baik.
“Apa Kau tidak lapar? Apa Kau mau makan bersama? Aku tidak tahu banyak restoran lezat, jadi, aku mencari satu seperti orang gila.” Ucap si pria akan mengajak Yi Young makan diluar.
“Maafkan aku. Kurasa aku tidak bisa hari ini.” Ucap Yi Young. Si pria berpikir tidak senggang hari ini.
“Bagaimana dengan akhir pekan depan?” kata si pria. Yi Young mengaku juga tidak akan senggang pekan depan. Si pria mengartikan Yi Young sdang sibuk.
“Akhir pekan setelah itu tidak masalah bagiku.” Kata si pria. Yi Young akhirnya meminta maaf
“Bukannya aku tidak menyukaimu, Dong Shik. Sebenarnya, aku menyukai orang lain.” Akui Yi Young menolak pria dikencan butanya. 


Yi Young menunggu didepan restoran dengan wajah cemberut, Jang Yoon datang berkomentar kalau Melihat wajah Yi Young pasti pria itu mencampakkannya.  Yi Young membenarkan kalau menurutnya itu cukup buruk.
“Aku tidak akan berkencan buta lagi.” Kata Yi Young. Jang Yoon pun ingin tahu Apa yang ingin dilakukan.
“Menurutmu apa? Kita bisa makan makanan lezat dan berbelanja juga. Kita bisa melihat orang mengamen.” Ucap Yi Young. Jang Yoon mengeluh mendengarnya.
“Bagaimana menurutmu? Itu disebut kencan... Kencan biasa.” Kata Yi Young bangga lalu berjalan lebih dulu dengan wajah sumringah. 


Yi Young pergi ke warung kaki lima memesan dua porsi tteokbokki, 10 gulung gimbap tapi Jang Yoon meminta Dua gulung saja. Yi Young meminta juga Empat batang otak-otak, serta dua porsi sundae. Jang Yoon tak percaya Yi Young memesan semua menu.
Akhirnya YiYoung memakan semua makan dengan senyuman bahagia, Jang Yoon pun hanya bisa tersenyum melihat Yi Young. Mereka pergi ke toko sepatu, Jang Yoon memilih sepasang sepatu kets lalu menanyakan komentar Yi Young.
Yi Young berjalan mengelilingi toko lalu berpikir sepatu ini sangat nyaman. Setelah itu mereka pergi ke toko buku, Jang Yoon memilih satu buku. Yi Young ingin tahu cerita dari bukunya.
“Kucing yang bereinkarnasi satu juta kali bertemu seekor kucing dan jatuh cinta satu juta kali. Dan kucing itu terus mati untuk selamanya.” Ucap Jang Yoon
“Apa? Itu kisah yang sangat menyedihkan.” Keluh Yi Young, Tapi Jang Yoon pikir ini Ceritanya indah.
“Suasana hatiku sedang baik. Aku yang traktir.” Ucap Jang Yoon lalu membayarnya dikasir. 


Akhirnya saat malam hari, Yi Young terlihat bahagia. Jang Yoon memberikan tas belanjan menyuruh Yi Young untuk segera masuk. Yi Young pun akan masuk ke rumah lalu terdengar suara musik dari dalam rumah, wajahnya pun mulai menegang.
“Apa Kau tidak mematikannya saat pergi tadi pagi?” ucap Jang Yoon. Yi Young mengaku kalau itu bukan miliknya.  Jang Yoon terlihat binggung.
“Sebenarnya, seseorang menyelinap ke rumahku kemarin.” Akui Yi Young,  Jang Yoon memarahinya karena Seharusnya langsung memberitahu. 
Jang Yoon mematikan CD player, Yi Young menceritakan kalau sudah mencari ke mana-mana, tapi hanya foto itu yang hilang da Jejak kaki di ruang duduk sama seperti sebelumnya, jadi berpikir Jae Hyung melakukannya lagi.
“Tapi dia bilang bukan dia.” Ucap Yi Young yakin. Jang Yoon heran Yi Young bisa mempercayai Jae Hyung.
“Aku bisa lihat dari wajahnya. Itu terlihat saat dia berbohong. Dan aku memotretnya kemarin. Ini foto yang kuambil saat Jae Hyung di rumahku. Ini salah satu jejak kaki yang kemarin.” Kata Yi Young menunjukan foto jejak kaki dirumahnya.
“Berapa kemungkinan dua orang yang berbeda memakai sepatu yang sama? Jika jejak kaki kemarin bukan milik Jae Hyung, yang sebelum ini mungkin juga bukan milik Jae Hyung.” Kata Yi Young 
“Kita ganti kuncinya saja besok. Aku juga harus mencari aplikasi pengintaian. Kau Mandilah dahulu. Lalu ambil barang-barangmu.” Kata Jang Yoon. Yi Young binggung apa maksudnya itu.
“Kau tidak bisa tidur di sini malam ini.” Ucap Jang Yoon santai tapi Yi Young terlihat canggung. 

Yi Young dengan wajah gugup berpikir bisa tidur di sofa. Jang Yoon sedang memasang tirai karena Yi Young sudah menderita insomnia jadi tidak boleh tidur di sofa. Yi Young mengaku tidak menduga akan tidur di ranjang Jang Yoon, Jang Yoon mengaku hal yang sama juga. ‘
“Aku tahu sulit tidur di tempat asing, tapi setidaknya cobalah tidur.” Pesan Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti
Akhirnya Yi Young berusaha untuk tidur tapi masih tak bisa akhirnya membaca buku yang dibelikan Jang Yoon sebelumnya. Sementara Jang Yoon keluar dari rumah melihat ponselnya lalu pergi meninggalkan Yi Young. 


Jang Yoo menemui Ki Sang bertanya apakah belum ada kabar tentang keberadaan Yoon Young Gil. Ki Sang mengaku belum dan menurutnya sulit mengetahui keberadaannya merasa bersembunyi di motel atau semacamnya.
“Omong-omong, polisi yang mencatat pernyataan Hong Yi Young. Aku sudah menemukannya.” Ucap Ki Sang
“Kukira dia sudah keluar dari kepolisian.” Ucap Jang Yoon. Ki Sang membenarkan kalau polisi itu pindah ke Kanada.
“Aku hampir tidak bisa bertemu dengannya setelah bertanya-tanya. Dia tahu beberapa hal yang tidak dia tulis dalam laporan penyelidikannya.” Ucap Ki Sang
“Hal-hal yang tidak ada di laporannya?” tanya Jang Yoon binggung. Ki Sang memberitahu tentang Pernyataan pertama Hong Yi Young.

Jang Yoon menatap Yi Young terbaring dengan nyenyak lalu teringat dengan pembicaran dengan Ki Sang.
Flash Back
“Saat berbicara dengannya, dia mengalami gangguan mental parah. Karena Yoon Young Gil menyerahkan diri, pernyataannya tidak pernah dilaporkan secara resmi. Dia bilang mungkin telah membunuh seseorang. Dia bilang  mungkin menusuk seseorang dengan pisau.” Ucap Ki Sang
Yi Young masih tertidur lelap, Jang Yoo pun menarik selimut Yi Young agar tak kedinginan. 

Jang Yoon akhirnya duduk didepan piano sambil melihat foto-foto milik adiknya, terlihat foto Yi Young ditangga menunggu Namsan. Jang Yoon seperti mengingatkan kembali saat Kim Ian mengajak Yi Young  Naik kereta gantung.
Jang Yoon melihat foto Yi Young dengan teropong dirumahnya dulu. Ia pun mengajak Yi Young melihat gerhana bulan, karena Ada bayangan di atas bulan. Setelah itu Jang Yoon melihat Foto Yi Young dengan piano milik adiknya.
Yi Young pun diajak untuk bermain piano dengan Jang Yoon, setelah itu sengaja menaruh di atas gambar telapak tangan.  Ia mengatakan "Bukankah rasanya seperti kau berpegangan tangan denganku?" ternyata itu gambar telapak tangan Yi Young. 


Pagi hari
Jang Yoon membuat kopi, melihat Yi Young terlihat segar bertanya apakah tidur dengan cepat semalam. Yi Young pikir Jang Yoon tidak perlu bertanya lalu mengaku tertidur begitu cepat seolah tidak pernah mengidap insomnia.
“Aku tidak minum pil tidur dan kau tidak menyanyi untukku. Ini Luar biasa.”ungkap Yi Young bahagia.
“Tidak perlu takjub. Itu normal.” Ucap Jang Yoon santai lalu keduanya duduk bersama. Yi Young tiba-tiba menyapa Jang Yoon lebih dalam. Jang Yoon bertanya ada apa menatapnya.
“Apa Kau mau memacariku secara resmi?” ucap Yi Young blak-blakan.Jang Yoon hanya bisa terdiam.
“Ini memalukan untuk memintamu memacariku lebih dahulu. Tapi kurasa aku menyukaimu. Aku juga memikirkan itu semalam. Aku sudah memikirkannya bahkan setelah bangun pagi ini. Aku menyukaimu.” Akui Yi Young.
“Begitu rupanya... Itu tidak akan berakhir baik.” Kata Jang Yoon. Yi Young tak mengerti maksudnya.
“Kau dan aku... Kita tidak bisa menjalin hubungan apa pun.” Ucap Jang Yoon. Yi Young binggung kenapa tak bisa
“Saat Ian meninggal, di jasadnya, salah satu lukanya tidak berasal dari kecelakaan. Luka tusukan oleh orang lain. Mungkin kaulah yang menikam Ian.” Kata Jang Yoon. Yi Young pikir kalau Jang Yoon itu sedang bicara omong kosong.
“Aku ragu kamu ingat itu, tapi gadis yang dicintai adikku adalah kau.” Ucap Jang Yoon.
Yi Young terdiam lalu ingatnya sepergi kembali saat di tengah hujan, Kim Ian seperti sudah tak berdaya dengan pisau ditanganya. Yi Young memegang pisau ditanganya.
Bersambung ke episode 13

 Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar