PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 12 Agustus 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Chan Sung masuk ke dalam kamar kaget melihat ketua didalam kamarnya. Ketua hanya tersenyum karena tenyata Chan Sung  Memang benar memiliki kemampuan untuk melihat hantu. Chan Sung mengaku melihat di berita bahwa ketua sudah meninggal.
“Maaf tak bisa mengunjungimu.” Ucap Chan Sung, Ketua mengaku  ingin melihat lukisan ini untuk kali terakhir sebelum pergi.
“Apa harimau ada di dalam lukisan?” tanya Ketua. Chan Sung memberitahu  Harimau itu menghabiskan waktu yang nyaman di hotelnya dulu, dan akhirnya pergi ke Alam Baka.
“Kau bilang Hotel?” tanya ketua bingung. Chan Sung memberitahu Hanya hantu seperti Ketua yang dapat mengunjungi hotel itu.
“Kau sedang bekerja di hotel yang sangat menarik. Aku juga ingin pergi ke sana.” Ucap ketua tertarik
“Kau bisa pergi ke sana Kau akan dapat melihatnya dengan sangat baik.” Ucap Chan Sung terlihat penuh semangat. 


Chan Sung sudah menganti pakaian dengan jas, Sanchez bertanya apakah Chan Sung akan pergi, Chan Sung dengan senyuman sumringah memberitahu akan pergi ke hotel. Sanchez pikir kalau Cahn Sung yang tak bisa pergi ke sana lagi.
“Aku menemukan cara.” Ucap Chan Sung lalu mengajak ketua untuk pergi. ketua dibelakang Chan Sung pun mengikutinya tanpa terlihat oleh kedua temanya.
“Chan Sung memiliki banyak kebanggaan. Aku ingin tahu apa dia pergi ke sana untuk berpegangan padanya.” Ucap Sanchez. Mi Ra pikir Ini Benar-benar kejutan
“Kau juga sangat aneh. Kenapa kau tak menghentikannya? Kau datang jauh-jauh ke sini karena Chan Sung. Bahkan Kau terus mengganggu kencan mereka. Kenapa kau diam saja?” ucap Sanchez heran.
“Aku hanya memutuskan untuk menyerah. Aku ingin membuat Chan Sung kembali kepadaku, tapi sepertinya aku harus menyerah setiap kali bertemu Jang Man Wool.” Ucap Mi Ra
“Kenapa? Apa Karena dia kaya Atau karena dia cantik?” ejek Sanchez.
“Uangku juga banyak, dan aku juga cantik. Tapi aku punya perasaan tak sebanding dengannya. Aku ingin tahu apa yang salah denganku. Apa aku berhutang sesuatu kepadanya dari kehidupanku sebelumnya?” kata Mi Ra
“Itu mungkin. Kau berhutang banyak dalam kehidupan ini juga.” Kata Sanchez meminta bayaran.
“Aku akan membayar kembali semuanya. Dan juga, aku mengadakan reuni alumni di restoranmu.” Ucap Mi Ra lalu masuk ke rumah karenaharus memeriksa obrolan grup.
“Aku juga anggota grup obrolan itu, dan aku yang mengumpulkan semua orang. Tapi Kenapa dia bertingkah seolah melakukan semua pekerjaan?” komentar Sanchez 


Man Wool akhirnya kembali ke hotel.  Nyonya Choi bertanya apakah Man Wool dari suatu tempat. Man Wool membenarkan lalu bertanya Di mana semua barangnya dan mengeluh karena Mereka belum datang. Nyonya Choi memberitahu kalau Hyun Joong dan Yoo Na bertemu hantu dalam perjalanan.
“Mereka ingin membawa ke sini sebagai tamu.” Ucap Nyonya Choi. Man Wool pikir sudah menduganya kalau Mereka teralihkan.
“Hyun Joong pasti tahu itu dari Manager Koo.  Sesudah apa yang terjadi pada tamu di Kamar 13, dia tak pernah bisa acuh tak acuh pada arwah yang bergentayangan.” Jelas Nyonya Choi, Man Wool pikir benar. 

Flash Back
Man Wool mengingat Chan Sung datang dengan hantu yang dibawa  dari toilet umum. Hantu wanita yang menyeramkan bertanya apakah ingin tisu toilet merah atau tisu toilet biru. Chan Sung masih tampak takut mencoba untuk menghindar.
“Astaga, sudah berapa lama kau bilang ini?” keluh Chan Sung lalu mengajak hantu masuk hotel agar beristirahat.
Setelah itu Chan Sung membawa hantu remaja mengaku kalau Hantu berdiri di dekat penyeberangan. Man Wool hanya diam saja, akhirnya Chan Sung menariknya pergi ke lantai atas.
Chan Sung berjalan sambil menyanyi lagu “Bayi Hiu...” dan mengendong seorang bayi dipunggungnya. Man Wool ta bisa menahan tawa melihat tingkah Chan Sung yang imut. Chan Sung memperingatkan Man Wool agar Jangan tertawa.
“Lagu ini membantuku membawanya ke sini.” Tegas Chan Sung lalu kembali menyanyi dan mengajak hantu anak kecil masuk. Man Wool pun hanya bisa menahan tawa.
“Dia seorang pengecut dengan hati yang rapuh.” Komentar Man Wool lalu melihat pintu lift terbuka. 


Man Wool kaget melihat Chan Sung benar-benar datang ke hotelnya, Chan Sung memberitahu Mendiang ketua datang ke rumahnya jadi membawanya ke hotel. Ketua mengetahui dari Chan Sung kalau  mulai bekerja untuk sebuah hotel yang jauh lebih hebat dari miliknya.
“Jadi, aku berniat berkunjung... Tempat ini luar biasa.” Komentar Ketua melihat lobby yang luas.
“Kau di sini sebagai tamu, jadi kami akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu merasa nyaman.” Ucap Man Wool menyapa dengan senyuman ramah
“Biarkan aku membawamu ke kamarmu. Silakan lewat sini.” Ucap Nyonya Choi akhirnya datang akan mengantar ketua.
“Koo Chan Sung... Kau benar-benar mempermainkannya dengan cerdas. Apa Kau membujuknya untuk menemukan hotel dan mengikutinya ke sini?” ucap Man Wool marah
“Aku memang mengikutinya. Tapi itu tak terjadi sehingga aku bisa datang ke sini. Aku bertemu dengannya karena alasan lain.” Akui Chan Sung
“Alasan apa?” tanya Man Wool, saat itu ketua memanggil Chan Sung menyuruh agar mengHubungi sekretarisnya untuk selesaikan berbagai hal terkait lukisan itu.
“Mereka berencana membuat aula peringatan untukku. Mereka akan membeli lukisan itu.” Ucap Ketua. Chan Sung menganguk mengerti. 


Man Wool kaget bertanya Lukisan apa yang dimaksud. Chan Sung memberitahu  Lukisan Gunung Baekdu yang disingkirkan karena berpikir itu terus menghalanginya.  Man Wool tak bisa terima karena Chan Sungtak bisa menjualnya bahkan untuk seperempat dari harga yang diinginkanya.
“Aku hanya tak menjualnya, karena harga itu akan semakin tinggi saat Ketua meninggal.” Ucap Chan Sung
“Seharusnya kau memberitahuku! Maka, aku tak akan...” ucap Man Wool yang langsung disela oleh Chan Sung.
“Kau tak akan bisa menyingkirkannya. Terima kasih atas pesangonnya.” Ucap Chan Sun menyindir.
“Kau pencuri.” Komenar Man Wool. Chan Sung menegaskan kalau tak mencuri.
“Aku tak mengira kau akan meninggalkan lukisan itu maupun aku.” Kata Chan Sung. Man Wool mengajak agar bagi uangnya. Chan Sung menolaknya.
“Dasar pencuri serakah dari Harvard! Baiklah, beri aku seperempat dari harga.” Ucap Man Wool. Chan Sung tetap menolak.
“Aku tak menjualnya kecuali aku mendapatkan harga penuh. Kau tak tahu seberapa mahal itu saat kau memberikannya kepadaku. Kau pasti bangkrut, Kau minum anggur beras.” Ejek Chan Sung, Man Wool berteriak marah menyuruh Chan Sung agar keluar dari hotelnya. 


“Aku akan menjual lukisan itu dan membawa uang tunai. Uang adalah cara terbaik untuk mendapatkan dia.” Keluh Chan Sung berjalan keluar dari gedung.
Saat itu Chan Sung melihat sosok pria berdiri didepan hotel lalu mengucapkan “Selamat datang.” Menyambutnya dengan ramah. Si dewa masuk bertanya apakah boleh masuk.  Chan Sung pun mempersilahkan agar masuk saja.
“Manusia yang ramah... Terima kasih.” Ucap Si dewa lalu berjalan masuk, Chan Sung binggung melihat ada jejak air dilantai dan saat itu melewati tubuhnya, badanya langsung basah kuyup.
Dewa akhirnya masuk ke lobby, beberapa pegawai melonggo binggung dan saat itu Nyonya Choi pun binggung melihat dewa yang masuk dengan air yan masuk ke hotel. 

Sementara Man Wool mengajak Ketua mengobrol di ruangan, membahas Konglomerat pasti memiliki dana rahasia yang tak diketahui siapa pun. Menurutnya Karena mereka kaya raya, jadi mereka sering punya uang sehingga lupa beri tahu orang-orang sebelum meninggal.
“Mungkin ada di rekening bank Swiss, sebuah akun rahasia di Pulau Virginia, atau mungkin bahkan hanya sebuah brankas yang diisi dengan uang dimakamkan di ladang bunga matahari atau semacamnya. Apa Kau punya?” tanya Man Wool berharap banyak.
“Entahlah...” kata Ketua. Man Wol meminta agar Ketua agar  Pikirkan baik-baik lalu melotot kaget meliha teh yang luber di cangkirnya. 
Nyonya Choi masuk ruangan memberitahu Man Wool kalau mereka dalam masalah karena Sesuatu yang seharusnya tak ada di dalam hotel ada sekarang dan Hotel ini dibanjiri air. Man Wool binggung melihat banyak air dalam lobby dan semua pegawai sedang mengepel lantai.
“Itu terjadi saat aku masuk. Dia bukan roh manusia. Dia adalah Penunggu yang menyamar di tubuh seorang pemuda.” Ucap Nyonya Choi

“Penunggu? Aku tahu apa itu, tapi Bagaimana bisa masuk ke sini?.” Kata Man Wool mengingat dewa yang ditemu sebelumnya.
“Area ini dikendalikan oleh Ma Go. Dewa-dewa lain tak bisa masuk tanpa izin.” Kata Nyonya Choi
“ Mungkin seseorang membiarkannya masuk... “ kata Man Wool melihat Chan Sung masuk ruangan dengan basah kuyup. 



Chan Sung bertemu dengan Man Wool mengaku berpikir itu hanya tamu biasa dan ingin tahu siapa itu. Man Wool memberitahu kalau pria itu adalah  Penunggu Sumur di desa ini. Chan Sung tak mengerti maksudnya  Penunggu, lalu memastikan maksudnya itu seperti Penunggu Gunung dalam cerita rakyat Kapak Emas.
“Benar. Dia adalah Penunggu Sumur. Bagaimana bisa kau membiarkan dia masuk?” ucap Man Wool mengomel
“Aku tak tahu. Aku belum pernah melihat seperti itu, bagaimana aku bisa tahu dia bukan hantu biasa?” ucap Man Wool
“Itu semua karena hotel baru saja pindah dan karena Hyun Joong tak ada. Ini semua salahmu!” ucap Man Wool marah
“Ya, anggap saja semuanya salahku. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kusuruh saja dia keluar?” balas Chan Sung
“Kau tak bisa mengusir dia. Kita tak bisa menyuruhnya keluar karena kita yang mengizinkannya masuk. Kita tak punya pilihan selain melayaninya.” Ucap Man Wool
“Kenapa Penunggu meninggalkan sumurnya dan datang jauh-jauh ke sini?” tanya Chan Sung
“Pasti ada sesuatu yang mengganggunya. Dan Pasti akan ada bencana di luar sana, karena tak ada Penunggunya.” Jelas Man Wool 


Pemilik anggur beras berbicara pada pegawai agar Bekerjalah dengan rajin karena akan mulai sibuk mulai bulan depan. Semua menjawab mengerti, Pemilik memberitahu kalau  Hari ini, di luar cukup panas. Tiba-tiba pegawai masuk dengan wajah panik.
“Tuan, keran airnya tak berfungsi.” Ucap pegawai panik. Mereka semua bergegas untuk melihat didalam pabrik.
“Kenapa air tak keluar?” ucap pemilik binggung tak melihat air yang keluar dari selang.
Akhirnya beberapa pegawai pergi ke sumur dan memberitahu kalau Sumurnya kering. Mereka panik dengan yang terjadi karena sumur semuanya kering.

Semua pegawai masih berusaha mengeringkan lantai. Tuan Kim memberitahu kalau Sumur adalah sumber air utama daerah tersebut, jadi jika mengering, begitu juga anggur beras. Man Wool mengeluh Kenapa mereka dibanjiri air yang seharusnya digunakan untuk membuat anggur berasnya.
“Dindingku yang dicat indah akan basah dan itu Akan meninggalkan bekas di dindingku Bahkan mungkin berjamur.” Ucap Man Wool kesal
“Nyonya Choi sedang memeriksa untuk melihat kamar apa yang dia tinggali.” Kata Tuan Kim.
“Kita tak bisa mengusirnya, tapi mungkin kita bisa meyakinkan dia untuk keluar.” Ucap Man Wool
“Aku akan pergi dan berbicara dengannya saat kita tahu di mana dia berada.” Ucap Chan Sung yakin
“Apa kau tahu seberapa menakutkannya dewa jika marah? Waktu itu pun, kami bahkan harus memberikan pengorbanan manusia untuk menenangkan mereka.” Kata Man Wool
“Mungkin dewa tak meminta, tapi orang-orang melakukannya karena ketakutan.” Kata Chan Sung
“Manager Koo, kenapa kau kembali ke sini? Apa kau tak bertemu Ma Go?” tanya Tuan Kim
Saat itu Nyonya Choi datang memberitahu kalau sudah menemukannya, kalau Dewa tinggal di kamar ujung lorong di lantai delapan. Man Wool menyuruh agar menyiapkan minuman dan makanan untuk membuat suasana hatinya bagus.
“Dia bilang, dia tak membutuhkan apa-apa kecuali satu. Dia ingin Manager Koo naik ke kamarnya.” Ucap Nyonya Choi
“Kenapa dia menginginkan Koo Chan Sung? Aku pemiliknya, jadi Aku akan naik.” Kata Man Wool marah
“Tidak, dia menginginkan manusia.” ucap Nyonya Choi. Tuan Kim pikir aklau Dewa benar-benar mengharapkan pengorbanan manusia. 



Man Wool sudah pergi lebih dulu dengan wajah penuh amarah, Chan Sung menahanya bertanya mau kemana. Man Wool mengatakan Untuk menangkap manusia. Chan Sung binggung apa maksudnya.
“Dia mungkin marah karena manusia di kota ini. Aku akan menangkap mereka, mengirim mereka, dan membuat mereka meminta maaf.” Ucap Man Wool
“Itu terlalu berbahaya.” Kata Chan Sung, Man Wool mengaku tak peduli karean tak akan mengirim Chan Sung ke sana.
“Aku membuka pintu untuknya. Dia mengucapkan terima kasih. Jadi Aku yakin dia tak bermaksud jahat. Aku akan menemuinya” ucap Chan Sung menyakinkan Man Wool 


Hyun Joong dan Yoo Na masih menunggu di hutan,  Yoo Na mengaku penasaran jadi akan bertanya. Hyun Joong pikir biasanya orang bertanya, "Bolehkah aku bertanya?" Yoo Na tak peduli ingin tahu  Siapa wanita tua yang mereka lihat di rumah sakit.
“Kau mengenalnya, kan?” ucap Yoo Na. Hyun Joong mengakui kalau wanita itu adalah adiknya.
“Apa? Adikmu? Wanita tua itu?” kata Yoo Na tak percaya. Hyun Joong tahu adiknya itu mungkin sudah tua, tapi menurutnya dia masih adik menggemaskan yang memanggilnya "Orabeoni"
“Dia bilang "Orabeoni"? Lalu Siapa namanya?” tanya Yoo Na. Hyun Joong memberitahu namanya  Hyun Mi.
“Adik Ji Hyun Joong, Ji Hyun Mi.” Kata Hyun Joong, Yoo Na mengingat namanya dan berpikir harus mengunjunginya
“Lalu aku bertanya apa dia ingat "Orabeoni".” Ucap Yoo Na penuh semangat.
“Kau Tak boleh melakukanya, Jangan pernah. Jangan mengunjunginya. Aku sungguh-sungguh.” Tegas Hyun Joong.
“Hei, apa menurutmu aku akan bilang sesuatu yang buruk pada adikmu? Aku menyukaimu.” Ucap Yoo Na tiba-tiba tak bisa menahan perasannya.
Hyun Joong kaget dan hanya bisa tersenyum, Yoo Na langsung menutup wajahnya karena malu.  Ia akhirnya marah karena mengatakan di gunung yang penuh hantu ini lalu berlari karena malu. Hyun Joong menyuruh berhati-hati dan Yoo Na langsung terjatuh.
“Apa kau baik-baik saja?” ucap Hyun Joong menolong. Yoo Na akan bangun lalu tak sengaja melihat sesuatu dan itu baju yang sama dipakai oleh hantu.
“Aku menemukannya.” Ucap Yoo Na. Hyun Joo pikir kalau hantu tak sendirian. Akhirnya mereka melihat banyak hantu yang ada dibelakang hantu pria. 




Chan Sung akan masuk dengan kabut tebal yang ada dalam hotel.  Man Wool menahanya berpikir Jika Chan Sung ingin terlihat berani tapi sebenarnya inginmenghentikannya dan akan menghentikan sekali ini. Ia meminta agar Chan Seong, jangan masuk ke dalam jadi meminta agar Kembalilah.
“Aku terlihat sedikit keren sekarang saat kau mencoba menghentikanku.” Komentar Chan Sung
“Lupakan. Kau penakut, Kau tak bisa terlihat keren. Jadi Kabur saja. Aku membantumu dan membiarkanmu pergi. Kenapa kau kembali?” ucap Man Wool
“Kau memberiku waktumu lagi... Itu 1, 2, 3... Tiga detik.” Ucap Chan Sung mengingat saat menelp sebelumnya. 

Flash Back
Chan Sung berkata “Jika kau memintaku untuk kembali, maka aku bisa segera ke sana.” Tapi Man Wool hanya diam malah menyuruh agar menutup pintu hotel.
“Untuk sesaat, kau ingin aku kembali. Kali ini, selama tiga detik penuh. Bagaimana aku tak bisa datang?” ucap Chan Sung tersenyum bahagia setelah menghitung tiga detik.
“Jangan tersenyum... Kau membuatku marah.”ucap Man Wool marah. Chan Sung yakin kalau Man Wool bukan marah tapi khawatir.
“Jangan khawatir. Dalam pengalamanku, para dewa menyukaiku.” Ucap Man Wool yakin
“Itu pasti karena hatiku rapuh.” Keluh Man Wool, Tapi akhirnya Chan Sung berjalan masuk. 

Man Wool melewati kabut yang semakin tebal lalu masuk ke dalam ruangan, pintu langsung tertutup. Man Wool panik mencoba mengejarnya dan mengedor pintu memanggil Chan Sung tapi Chan Sung tak bisa keluar lagi.
Chan Sung seperti pindah ke masa lalu dengan hitam putih, banyak orang yang mengelilingi orang melalui sumur.  Ia pun mendekat bertanya apakah Dewa sumur ada didalam. Dewa membenarkan dan mengaku sangat gembira karena Chan Sung yang sudah membiarkannya masuk
“Maaf, tapi tempat ini bukan untukmu. Mohon kembali ke tempatmu.” Ucap Chan Sun
“Aku tak ingin kembali.” kata dewa sumur. Chan Sung ingin tahu apa yang membuatnya marah.
“Jika kau katakan, aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelesaikannya.” Ucap Chan Sung. Dewa terus mengulang kalau tak ingin kembali.
“Aku kabur dari sana... Aku takut... Aku takut ditinggalkan. Aku tak pernah kering dan memberi orang-orang air bersih. Tak peduli berapa banyak yang mereka ambil, aku akan penuh lagi.” Ucap Dewa sumur.
“Aku memberi mereka air untuk membuat alkohol dan membiarkan mereka menghasilkan uang.” Ungkap Dewa sumur.
Pemilik pabrik berdoa didepan sumur meminta agar membiarkan bisnis anggur beras mereka menjadi sukses.
“Namun, aku tak bisa lagi mengisi sebanyak air yang mereka inginkan. Aku terus kering. Sebelum aku benar-benar kering dan ditinggalkan seperti kolam kosong, maka aku melarikan diri. Aku memilih untuk meninggalkan mereka terlebih dahulu sementara mereka masih bisa merindukanku.” Cerita Dewa sumur 



Saat itu Dewa sumur keluar dan akhirnya suasana berubah, Chan Sung pun berusaha tenang dengan lantai yang penuh air. Dewa ingin tahu  Seperti apa rasanya berada di dasar rohnya yang buruk. Chan Sung mengaku sedih, dewa pun langsung bergumam.
“Aku menyesal berada di tempat di mana aku tak diterima. Tapi, aku tak punya tempat tujuan lain. Tolong bantu aku. Aku seorang Dewa rendahan, tapi aku akan membalas budi atas bantuan.” Gumam Dewa Sumur memberikan botol minumnya. Chan Sung mengambilnya.
“Karena kau sudah melihat ketakutanku, aku akan menunjukkan milikmu. Ini akan membantumu selesaikan masalahmu.” Ucap Dewa sumur.
Chan Sung menutup matanya dan melihat Man Wool dengan Ma Go berpakaian hitam. Man Wool dan Chan Sung sama-sama menangis. Saat membuka mata Chan Sung melihat ada bulan yang keluar dan cahaya terang. 

Chan Sung bisa melihat bulan, tapi saat itu terdengar suara Man Wool yang memanggilnya memastikan kalau baik-baik saja.  Chan Sung menjawab kalau baik-baik saja dan mengaku sudah menemukan cara. Man Wool didepan sumur bisa bernafas lega karena Chan Sung baik-baik saja. 

Dihutan terlihat sudah banyak polisi berkumpul dan di pasang police line, anjing pelacak pun mulai mengendus. Salah satu pria memegang sesuatu yang ada di TKP. Salah seorang petugas berteriak memanggil Ketua Tim Park kalau  menemukan yang lain,
“Kalian Minggir.” Ucap Detektif Park dan melihat ada kain yang terkubur di dalam hutan.
Seorang pria menonton berita di layar ponselnya “Hari ini, lima mayat yang dikubur secara rahasia ditemukan di sebuah bukit. Polisi percaya mungkin ada lebih banyak mayat yang dikuburkan, dan sedang melanjutkan pencarian mereka. Menurut polisi, mereka percaya itu akan membawa...”
Seorang pria memberikan kunci mobil pada Valley, lalu melihat berita yang ada di ponsel “.. untuk mengidentifikasi mayat-mayat, dan itu akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk menemukan penyebab kematian.”
“Ada pembunuhan berantai. Mereka menemukan lima mayat.” Ucap petugas Valley. Si pria pun mengeluh kasihan.
“Tunggu sebentar... Bagaimana mereka mengetahuinya?” komentar si pria bingung seperti sebagai pelakunya. 


Nyonya Choi dan Tuan Kim hanya bisa melonggo didepan hotel, Yoo Na dan Hyun Joong akhirnya datang. Yoo Na memberitahu kalau membawa beberapa tamu. Nyonya Choi tak percaya kalau mereka membawa lima tamu hantu sekaligus. 

Sanchez melayani Mi Ra dkk yang mengadakan reuni di restoranya. Saaitu seorang pria masuk, Mi Ra langsung menyapa Ji Won, si pria pelaku pembunuhan. Sanchez kaget melihat Ji Won, dengan tatapan panik. Ji Won menyapa semua temannya yang sudah lama tak bertemu.
“Bagaimana dia tahu soal tempat ini?” tanya Sanchez panik, Mi Ra mengaku  yang menghubunginya karena dia tak ada dalam daftar undangan.
“Ji Won, duduklah di sini. Senang bertemu denganmu.” Kata Mi Ra. Ji Won pun menyapa Sanchez yang sudah lama tak bertemu.
“Aku tak tahu kau akan datang.” Ucap Sanchez. Ji Won mengaku  seseorang yang ingin ditemui.
“Aku dengar, Chan Sung juga kembali ke Korea.” Ucap Ji Won. Sanchez terlihat makin panik.
“Ya, dia kembali... Aku tak tahu kau dan Chan Sung dekat.” Ucap Mi Ra. Ji Won mengaku mereka dekat.
“Dia pria yang cerdas, yang pandai dalam segala hal. Apa dia masih sama? Aku ingin melihatnya.” Ucap Ji Won. Sanchez hanya bisa terdiam. 


Di sebuah rumah kaca, Chan Sung memberitahu  Seorang Direktur yang cukup dekat dengannya menyuruh untuk membuat mata air kecil di vila milik direktur itu. Man Wool ikut mengantar Chan Sung.
“Kau akan tenang di sini.” Ucap Chan Sung lalu melempar botol dan saat itu keluar seperti air mancur lalu kembali tenang.
“Anggur beras di desa itu akan terasa berbeda sekarang.” Komentar Man Wool sedih
“Mereka akan menemukan sumber air yang berbeda. Bahkan jika rasa air berubah, tak banyak yang akan menyadarinya selama label tak berubah.” Kata Chan Sung
“Anggur beras mereka sangat enak. Menyedihkan berpikir aku tak akan pernah bisa mencicipinya lagi.” Ucap Man Wool.Chan Sung memberitahu kalau Dewa itu juga merasa sedih.
“Dia mengeringkan sumur sebagai hukuman karena dia marah.” Ucap Man Wool tak yakin dewa ituSedih.
“Dia bilang tak marah, Jika dia ingin menghukum mereka, dia akan memanggilmu karena kau lebih kuat. Kenapa dia memanggil manusia yang lemah sepertiku?” ucap Chan Sung
“Apa yang kau lihat di dasar sumur?” tanya  Man Wool , Chan Sung menjawab Ketakutan. Man Wool tak mengerti maksud  "Ketakutan"
“Untuk melihat kelemahannya, dia menunjukkan kelemahanku juga, apa yang ingin kuhindari dari sekarang. Sungguh... sangat menakutkan.” Ungkap Chan Sung 



Flash Back
Chan Sung bisa melihat saat Ma Go baju hitam datang dan saat itu tubuh Man Wool mulai terbakar, seperti arwah yang mengangu manusia. Chan Sung pun menangis.
“Seperti bagaimana aku bisa melihat ke dalam mimpimu, Kau bisa melihat ketakutanku, kan? Seperti halnya aku membantu Penunggu Sumur pindah ke tempat yang aman, Kau hanya berusaha untuk menempatkanku di tempat yang aman juga.” Kata Chan Sung
“Kau tahu apa ini, kan?” ucap Chan Sung mengeluarkan dari saku jaketnya Man Wool pikir  terlihat seperti obat.
“Aku pikir itu aneh kenapa Ma Go tiba-tiba memberikan ini kepadaku. Kaulah yang memintanya untuk memberikannya padaku, 'kan?” ucap Chan Wung
“Pikirkan semaumu... Koo Chan Sung... Aku akan berdoa untuk keselamatanmu...” ucap Man Wool akan berjalan pergi
“Tidak... Aku akan berada dalam bahaya karena membuatmu merasa tak nyaman.” Kata Chan Sung. Man Wool kaget melihat obat yang dibuang.  
“Koo Chan Sung! Apa kau tahu betapa berharganya itu? Apa kau tahu betapa aku harus memohon untuk mendapatkannya?” teriak Man Wool marah
“Jang Man Wool! Tak ada tempat yang aman untukku lagi. Aku akan terus membuatmu gelisah dan dalam bahaya. Kau... teruslah melindungiku.” Ucap Chan Sung. Man Wool terdiam mendengarnya.
Bersambung ke episode 10


 Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar