PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Agustus 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 9

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

[Setahun yang lalu]
Kim Ian sudah tak sadarkan diri dengan luka di bagian tubuhnya, ditengah hujan Joo Wan menatap Kim Ian lalu hanya bisa terdiam.
Yi Young melihat wajah Kim Ian pada poster, lalu bertanya pada Kim Ian apa mengenalnya. Joo Wan hanya diam saja seperti memiliki kenangan dengan Kim Ian.
Di Rumah, Eun Joo bertanya pada Jang Yoon Apa tujuan sebenarnya? Dan kenapa meniru orang yang sudah meninggal, apa yang dinginkanya. Jang Yoon berjalan mendekati Eun Joo dengan tatapan dingin. 
“"Orang yang sudah meninggal"? Siapa maksudmu? Katakan. Siapa?Siapa? Kenapa kau sangat tertarik kepadaku? Apa yang kamu cemaskan? Apa yang kamu takutkan? Bolehkah aku menyelidikinya?” ucap Jang Yoon.
“Aku bisa memberi tahu semua orang bahwa kau memakai nama palsu.” Balas Eun Joo
“Silakan saja kalau bisa. Apa Kau sungguh bisa melakukannya?” balas Jang Yoon. Eun Joo ketakutan. 

Yi Young melihat Joo Wan memberitahu namanya  Kim Ian, dan ingin tahu apakah Joo Wan tidak mengenalnya. Joo Wan sempat tegang tapi akhirnya bisa tersenyum dengan  mengejek Yi Young berpikir dirinya yang tidak mengenal Kim Ian.
“Dia dan aku bekerja bersama saat aku di Asia Philharmonic. Kukira kau dan teman-temanmu datang menonton acara ini bersama. Aku ingat melihat kalian di aula.” Ucap Joo Wan
“Sepertinya aku tidak ingat.” Ungkap Yi Young. Joo Wan pikir lebih baik melupakan saja.
“Untuk apa mengingat sesuatu yang tidak kau ingat? Sayang sekali seorang pianis berbakat sepertinya meninggal. Aku yakin itu penampilan terakhir Kim Ian.”ucap Joo Wan sedih
“Aku pernah mendengar dia bermain.” Gumam Yi Young saat keluar dri ruangan. Sementara Joo Wan sedang berbicara dengan seniornya.
“Mendiang Kim Ian ada di ingatanku selama tiga bulan yang telah menghilang. Apa ini kebetulan atau takdir?” gumam Yi Young mencoba mengingat nama Kim Ian.
Yi Young mencari Keyword di laptopnya nama  "Pianis Kim Ian" dan menemukan artikel  "'Pianis Pemula Kim Ian Tewas Kecelakaan Mobil'" lalu membuka ponselnya pesan dari Jang Yoon "Akhirnya aku selesai bekerja. Pastikan kamu makan malam"
“Dia belum membalas pesanku seharian ini Dan tidak ada telepon.Apa dia sibuk?” keluh Yi Young kesal pada Jang Yoon. 




Esok pagi, Jenny mengingat nama Kim Ian yaitu Pria yang dibantu Yi Young tahun lalu. Yi Young binggung karena pernah membantunya. Jenny heran melihat Yi Young yang sangat terkejut.  Jenny memberitahu kalau Yi Young membantunya karena Maestro Song meminta bantuan.
“Kau bahkan pergi ke bandara. Lalu Kau kesal sekali karena dia eksentrik. Apa Kau lupa soal itu? Astaga, sulit dipercaya. Apa karena kecelakaan taksi tahun lalu? Kau bilang tidak ingat apa pun saat itu”  ucap Jenny, Yi Young mengaku tak ingat.
“Tidak, Aku tak ingat apapun. Mungkin itu alasannya.” Ucap Yi Young sedih .
“Di satu sisi, mungkin sebaiknya kau tidak memiliki ingatan itu. Kenalanmu tiba-tiba tewas dalam kecelakaan. Itu akan terasa aneh. Seharusnya aku pergi ke konser bersamamu hari itu. Sayang sekali, konserku di hari yang sama.” Kata Jenny.
Yi Young masi saja tetap diam setelah memasang plester pereda sakit. Jenny akan bangun merasakan sakit dibagian pinggangnya. Yi Young ikt mengeluh melihat temanya. Jenny kesal sendiri karena  menderita cakram melejit di usia 20-an Dan dadanya memar.
“Harusnya aku mengajukan klaim asuransi ke orkestra, kan?” keluh Jenny
“Tampaknya kau sakit karena bekerja di sini.” Ucap Yi Young. Jenny pikir itu memang pasti karena bekerja di sini.
“Aku harus menuntut orkestra itu.” Kata Jenny. Yi Young menyuruh Jenny  Pergilah ke rumah sakit lebih dahulu begitu latihannya selesai.
“Jika tidak segera diobati, bisa gawat... Aku pergi dahulu. Hati-hati saat latihan.” Kata Yi Young akan pergi. Jenny menganguk mengerti. 

Jang Yoon masuk ruangan, Yi Young terlihat senang tapi saat akan menyapa Jang Yoon mengabaikan seolah tak mengenalnya lalu duduk ditempat dduknya. Yi Young binggung dengan sikap Jang Yoon yang baru saja menghindari kontak mata.
“Apa itu tadi? Kenapa dia menghindariku? Apa aku melakukan kesalahan?” ucap Yi Young akhirnya masuk ke dalam toilet.
“Tidak mungkin. Apa karena aku memintanya menciumku?” kata Yi Young mengingat saat terakhir kali meminta izin mencium Jang Yoon.
“Tidak. Tidak mungkin itu... Tapi kenapa sikap dia seperti itu?” ucap Yi Young bertanya-tanya sendiri. 

Senior Yi Young keluar dari toilet meliat Yi Young gelisah dan ingin tahu apa yang terjadi dan berpikir kalau Maestro Nam menyiksanya. Yi Young mengaku bukan karena Masih bisa ditahan. Seniornya memberi nasehat kalau menjadi asisten konduktor tidaklah mudah.
“Kau sudah memulai kursusmu dengan Michael?”tanya senionya. Yi Young mengaku Belum dan akan mulai pekan depan.
“Karena dia memberimu pelajaran, berusahalah mempelajari semuanya darinya. Mereka yang rajin pasti akan bertahan di bidang ini.” Ucap Senior Yi Young
“Jangan khawatir.Aku bukan apa-apa tanpa sikap rajinku.” Kata Yi Young
Saat itu tiba-tiba terdengar suara dari seperti jatuh, mereka pun bertanya-tanya darimana asal suara itu. Yi Young melihat kalau seorang wanita jatuh di lantai dengan obat yang berceceran, lalu mencoba melihat siapa yang terjatu.
“Nona Wang, ini Ha Eun Joo” ucap Yi Young lau mencoba membangukanya. Eun Joo masih saja tetap terdiam.
“Astaga, ada apa dengannya? Apa dia bernapas?” kata Nona Wang panik. Yi Young bisa merasakan Eun Joo itu masih bernafas.
“Kita harus melakukan sesuatu. Panggil Nona Yoon sekarang.” Kata Nona Wang lalu menelp ambulance. Yi Young pun bergegas pergi. 

Yi Young pergi ke IGD rumah sakit, Eun Joo sudah duduk dengan wajah sinis. Yi Young pun bertanya Kapan Eun Joo siuman dan Bagaimana perutny. Eun Joo  ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi. Yi Young heran dengan Eun Joo yang masih bertanya.
“Nona Wang dan aku menemukanmu pingsan di toilet. Apa Kau tahu betapa takutnya kami?” jelas Yi Young
“Apa yang kamu katakan pada orkestra?” tanya Eun Joo, Yi Young pikir Uen Joo mencemaskan hal itu.
“Aku hanya memberi tahu mereka kamu flu. Lalu Kenapa kau minum pereda nyeri sebanyak itu? Itu cukup untuk membuatmu terkena shock. Apa Kau pikir kau terbuat dari besi? Mereka harus memompa perutmu, Dasar Bodoh.” Ucap Yi Young marah
“Jangan berlebihan... Ini tidak terlalu serius” komentar Eun Joo santai
“Kau mengalami tenosinovitis dan inflamasi di ekstensor. Jika ini tidak serius, lalu apa? Jika mengabaikannya, kau tidak akan bisa bermain selamanya. Kau harus beristirahat selama masa pengobatan.” Kata Yi Young
“Apa Kau pikir aku bisa bersantai sepertimu? Aku akan membunuhmu jika memberi tahu Maestro Nam soal ini. Pergilah. Aku tidak mau ditemani.” Kata Eun Joo
“Salahku karena bersantai. Aku akan menyimpan obatmu untuk sementara waktu. Asal kamu tahu saja.” Kata Yi Young melangkah pergi.
“Apa hubunganmu dengan Jang Yoon?” tanya Eun Joo, Yi Young malah bertanya balik Kenapa tiba-tiba menanyakan itu
“Sepertinya ada sesuatu di antara kalian berdua. Kau selalu menyukai pria-pria aneh. Aku hanya khawatir.” Komentar Eun Joo
“Jangan mengkhawatirkan aku. Pikirkan dirimu sendiri.” Kata Yi Young lalu melangkah pergi. Eun Joo pun hanya bisa menghela nafas panjang. 



Yi Young keluar dari rumah sakit mengingat saat Jang Yoon mengabaikanya, lalu terdiam. Ia pun menunggu didepan gedung, Jang Yoon keluar bertanya apakah Yi Young dari rumah sakit, Bagaimana keadaannya? Apa Dia baik-baik saja?
“Orang-orang membicarakannya selama latihan.” Ucap Jang Yoon. Yi Young menjawab kalau  Kondisinya kurang baik.
“Astaga... Lalu Kau mau bilang apa? Aku harus bekerja paruh waktu.” Kata Jang Yoon.
“Kenapa kau menghindariku?” tanya Yi Young memberanikan diri. Jang Yoon seolah tak merasakan hal itu.
“Aku tidak pernah begitu.” Ucap Jang Yoon. Yi Young meminta Jang Yoon agar  Jangan bohong, karena Jang Yoon mengabaikan SMS dan kontak mata darinya.
“Aku banyak berpikir dalam perjalanan ke sini. Aku memikirkan bagaimana harus membicarakan ini. Jadi Aku akan berterus terang. Apa kau terbiasa mencium wanita lalu mengabaikan mereka?” kata Yi Young mara
“Kau bilang "Mengabaikan"? Apa? Apa katamu?” ucap Jang Yoon dengan sedikit senyuman.
“Jangan tertawa. Aku serius. Kau mendekatiku lebih dahulu. Kau bilang ingin mengenalku dan melarangku melarikan diri. Aku sangat sederhana. Jadi, aku menerima situasinya apa adanya. Itu sebabnya pada hari itu aku hanya mengikuti hatiku dan melakukan apa yang kulakukan.” Jelas Yi Young
“Tentang ciuman itu... Jika kau tidak mau, tapi hanya melakukannya untukku, maafkan aku. Aku tidak sensitif. Selain itu, kurasa aku pernah bertemu Kim Ian. Jenny bilang saat dia datang ke Korea, aku asistennya. Tapi aku tidak mengingatnya Aku penasaran tentangnya.” Cerita Yi Young
Jang Yoon tak mengerti maksud ucapan Yi Young tadi. Yi Young mengaku ingin mengingatnya. Jang Yoon berkomentar Itu mungkin bukan kenangan yang baik, jadi Bisa saja menyakitkan dan mengerikan. Ia ingin tahu apaka Yi Young akan baik-baik saja.
“Mungkin saja sebaliknya.” Kata Yi Young. Jang Yoon ingiat Yi Young yang takut mengingat masa lalu.
“Aku masih takut Tapi aku akan bertahan. Lagi pula, dia adikmu. Aku juga ingin berhenti menerima telepon malam darimu. Jangan bilang kau tidak setuju karena aku tidak mau. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kita, tapi semua sudah berakhir sekarang. Sampai jumpa.” Kata Yi Young dingin lalu melangkah pergi. 





Soo Young terdiam melihat pria yang sebelumnya datang berkencan denganya. Choi Ki Sang mengaku Hari ini berdandan untuk menemui Soo Young. Soo Young heran Ki Sang bisa tahu tempat kerjanya. Ki Sang mengaku Pengacara Lee Kyung Soo yang memberitahunya.
“Apa Kau tidak ingat dia? Dia tidak datang selama kencan butamu.” Ucap Ki Sang
“Cukup. Aku tidak mau mendengar tentang itu. Jadi Di mana kamu merasa sakit?” ucap Soo Young
“Sebenarnya... Aku takut lingkaran.” Akui Ki Sang. Soo Young tak mengerti maksud dari Lingkaran.
“Ya. Aku takut melihat banyak lingkaran. Contohnya, aku takut gelembung dan telur kodok.” Akui Ki Sang, Soo Young heran dengan Yi Young takut "Telur kodok"
“Apa ini penyakit serius?” tanya Ki Sang. Soo Young memberitahu kalau Ki Sang  menderita tripofobia.
“Itu fobia terhadap hal yang terkonsentrasi. Kami tidak tahu penyebabnya atau obatnya. Untuk saat ini, aku akan meresepkan obat untukmu. Kita cari cara untuk meringankan gejalamu.” Ucap Soo Young seperti ingin segera selesai.
“Ada yang ingin kukatakan kepadamu. Aku ingin mengajukan program pemulihan untuk anak-anak autis.” Ucap Ki Sang memperlihatkan proposalnya.
“Apa Kau bekerja di bidang ini?” tanya Soo Young seperti mulai interst. Ki Sang mengaku dirinya pengangguran.
“Kupikir aku harus mencari kegiatan agar kita bisa lebih akrab. Namaku Choi Ki Sang. Itu nomor teleponku. Kau mungkin harus meneleponku. Kalau begitu, sampai jumpa.” Ucap Ki Sang lalu berjalan pergi. Soo Young tak habis pikir dengan tingkah Ki Sang. 



Nona Yoon bertemu kembali dengan Nyonya yang memberikan cap serta kunci brangkasnya dan sudah tahu kata sandinya. Ia pun tahu kalau mereka  mengirimkanya ke luar negeri selama kuartal fiskal yayasan, dan ingin tahu itu ide ayahnya atau Nona Yoon.
“Apa yang kau lakukan dengan uang itu selagi aku pergi?” kata Nyonya. Nona Yoon mengaku tidak tahu dan hanya pegawai rendahan.
“Meski kau tahu, kamu akan bilang tidak tahu. Di saat seperti ini, aku merasa malu. Aku merasa seperti pemimpin boneka.” Komentar Nyonya.
“Jangan mengurung diri di pusat kota London dan pergilah ke pinggiran kota. Kudengar festival musim panas di Edinburgh ajaib.” Pesan Nona Yoon.
“Jangan mengubah topik... Sudahlah Lupakan saja. Aku tidak akan ke sana sendirian.Oh Yah.. Apa rekening sudah dibuat?” tanya Nyonya
“Profesor Kang dari universitas musik meminjam beberapa rekening. Kita bisa...” ucap Nona Yoon yang langsung disela.
“Kang Myeong Suk? Apa lagi rencananya? Jangan menggunakannya. Aku tidak mau dia punya hak berpendapat. Dia akan memberi tahu ayahku semuanya saat dia tersudut.” Keluh Nyonya
“Lalu kenapa kau menghabiskan banyak uang menggunakan kartu kredit perusahaan?” gumam Nona Yoon marah. Nyonya mengeluh karena sang kakak menikahinya.
“Dia masih muda. Kudengar dia enam tahun lebih muda darinya.” Ucap Nona Yoon. Nyonya pikir seleranya sangat rendah sangat cocok dengan wajahnya.


Pria pemilik tempat les mengeluh pada Eun Joo karena  Kang Shin Young tidak ada dalam daftar dan mengecualikannya. Eun Joo hanya bisa diam,  pria berpikir Eun Joo bersikap seperti itu karena Shin Youngmengunyah permen karet selama pelajaran.
“Ujian masuk universitas bukan lelucon. Kau akan malu jika membuatnya diterima ke universitas.”kata si pria
“Apa Kau mengkhawatirkanku?” sindir Eun Joo, Si pria mengeluh dengan sikap Eun Joo.
“Dia putri kenalan Dirut. Ayahnya VVIP asosiasi pendukung yayasan kita. Berkat uangnya, kau bisa tampil dan membeli makanan.” Tegas si pria.
“Baiklah. Aku akan mengurusnya.” Ucap Eun Joo dengan wajah tertekan
“Kau Ambil saja ini. Ini bonusmu, jadi, jangan menolak.” Kata si pria memberikan uang ditangan Eun Joo.
“Astaga... Lihat wajahmu... Kau violinis utama orkestra itu. Tapi kulitmu mengatakan sebaliknya. Rawatlah dengan baik. Makanlah daging dengan uang itu, oke?” sindir Si pria melihat wajah Eun Joo. Eun Joo pun hanya diam saja. 

Jang Yoon pergi menemui seseorang dibar ingin tahu Kenapa memanggilnya selarut ini, padahal bisa memberitahu lewat telepon. Si pria mengaku  Jangan terlalu tegang karean ia sangat merindukan Jang Yoon. Jang Yoon heran temanya itu malah merindukan pria lain.
“Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Jang Yoon. Si pria memberitahu  Yoon Young Gil sudah boleh pulang.
“Sopir truk yang menyebabkan kecelakaan itu.” Kata si pria. Jang Yoon kaget mendengarnya.
“Apa maksudmu? Dia masih menjalani persidangan. Masa hukumannya belum selesai.” Ucap Jang Yoon dengan nada marah
“Dia dibebaskan dengan jaminan.” Jelas si pria. Jang Yoon tak percaya kalau Mereka mengizinkannya melakukan itu selama sidang bandingnya.
“Apa itu mungkin?” tanya Jang Yoon masih tak habis pikir. Si pria mengaku memang kasus yang langka tapi mungkin terjadi.
“Dia memiliki utang judi lebih dari 300.000 dolar... Utang judinya lebih dari 300.000 dolar, jadi, dari mana dia mendapatkan uang?” ucap Jang Yoon
“Kurasa ada yang membayarnya.” Kata si pria. Jang Yoon ingin tahu siapa orangnya.
“Aku harus menyelidikinya. Kudengar kau mengabaikan telepon Pimpinan. Dia ingin bertemu denganmu. Kamu harus berkunjung. Izinkan aku mengajukan satu pertanyaan. Apa kamu masih berpikir wanita itu bisa saja membunuh Ian?” ucap Si Pria. Jang Yoon hanya diam saja. 


Yi Young berjalan pulang tiba-tiba diikuti oleh seseorang dan menepuk pundaknya. Ia panik bertanya siapa itu, Jae Hyung ternyata sudah keluar dari kantor polisi datang menemui Yi Young.  Yi Young heran Jae Hyung datang ke area rumahnya yang membuatnya sangat ketakutan.
“Yi Young Nuna, aku banyak berpikir tentang apa yang terjadi. Aku juga merenung. Aku tahu telah berbuat jahat kepadamu. Tapi bisakah kau memberiku satu kesempatan terakhir?” kata Jae Hyung memohon.
“Aku tidak bisa memberimu kesempatan lagi. Carilah orang lain. Jadi Pulanglah.” Kata Yi Young enggan bicara dengan Yi Young. Jae Hyung pergi mengejar Yi Young. 

Yi Young berjalan dengan cepat dan menabrak Jang Yoon dari arah berlawanan. Jang Yoon bertanya ada apa karena melihat wajah Yi Young terlihat kebingungan. Yi Young hanya diam saja. Jae Hyung pun melihat Yi Young bersama dengan Jang Yoon.
“Siapa kau? Kenapa kau mengikutinya walaupun dia tidak mau?” ucap Jang Yoon melindungi Yi Young dibelakangnya.
“Lalu kau siapa? Kenapa aku terus bertemu denganmu? Apa kau pacarnya?” balas Jae Hyung.
“Bagaimana jika aku pacarnya?” balas Jang Yoon, Yi Young hanya bisa terdiam.
“Yi Young Nuna... Apa dia jujur? Apa Kau sudah menemukan orang baru?” tanya Jae Hyung tak percaya.
“Ya, itu benar... jadi, tolong jangan datang ke sini lagi. Jika tidak, aku harus melaporkanmu ke polisi.” Ucap Yi Young.
Jae Hyung tak percaya mendengarnya, Yi Young menyuruh Jae Hyung agar cepat pergi karena mereka sudah putus dan Jae Hyung itu yang meminta mengakhirinya. Jae Hyung tak percaya kalau Yi Young bisa bersikap  terlalu kejam dan melakukan ini padanya.
“Apa Kau tidak dengar dia menyuruhmu pergi?” ucap Jang Yoon dan mengajak Yi Young pergi.
“Yi Young, aku akan meneleponmu besok. Kita bicara lagi besok.” Kata Jae Hyung tak bisa terima begitu saja. 


Yi Young duduk dengan menopang dagu, Jang Yoon menanyakan keadaan Yi Young sekarang. Yi Young hanya diam saja. Jang Yon menyuruh agar menelp polisi saja kalau Jae Hyung datang lagi dan tak perlu lagi untuk melunak kepadanya.
“Jika tidak, dia tidak akan pernah sadar.” Kata Jang Yoon penuh amarah. Yi Young membela kalau Jae Hyung itu bukan orang jahat.
“Dia hanya sedikit tidak dewasa. Dia agak naif.” Ucap Yi Young masih yakin Jae Hyung orang baik.
“Aku tidak tahu orang naif menyelinap ke rumah orang lain. Kenapa kmu bodoh sekali? Kau membiarkannya mendekatimu setelah dia berbuat salah.” Kata Jae Yoon heran
“Apa Aku harus bersikap sedingin apa lagi? Kami bahkan belum terlalu lama putus. Apa kau bisa melakukannya jika berada di posisiku? Tapi bagaimanapun, kau mengabaikanku bahkan setelah kita berciuman.” Sindir Yi Young. Jang Yoon hanya diam saja.
“Ada yang ingin kutanyakan... Sebenarnya apa hubungan kita? Kau mengabaikanku setelah kita berciuman. Lalu kenapa kau tiba-tiba bersikap seolah-olah kau peduli? Apa aku lelucon bagimu?” ucap Yi Young marah dan pamit pergi.
“Aku tidak mengabaikanmu.”akui Jang Yoon. Yi Young pun ingin tahu jadi apa maksud sikap Jang Yoon.
“Apa Kau mau ikut denganku besok?” tanya Jang Yoon. Yi Young ingin tahu kemana.
“Tempat Ian tewas... Kau bilang ingin tahu. Kau bilang ingin mengingatnya. Jadi Tepati perkataanmu.” Ucap Jang Yoon. 


Yi Young mencuci wajahnya mengingat yang dikatakan Jang Yoon "Tepati perkataanmu." Lalu mengeluh kalau Jang Yoon memang jahat sekali. Pagi harinya Yi Young membaca di dalam forum "Yoo Da mengunggah unggahan baru" [Daud melawan Goliat... Perang telah dimulai. Siapa yang akan memenangkan pertarungan ini?]

“Batalkan pemecatanmu yang salah! Shinyoung Philharmonic harus sadar! Aku mengutuk Nam Joo Wan, konduktor yang menyalahgunakan kuasa dan tidak menghargai musik!” teriak Gong Sun Mi melakukan demo
“Rekan-rekan musisi yang sangat kuhormati. Kalian tidak pernah tahu kapan bisa menjadi korban pemecatan yang salah. Bantu aku meneken petisi untuk membatalkan pemecatan yang salah. Tolong bantu aku. Aku benar-benar mengumpulkan keberanian untuk datang ke sini.” Teriak Sun Mi
Michael memberikan tanda tangan begitu juga yang lainya, Yi Young yang melihatnya terlihat binggung.  Sun Mi mengucapan terimakasih karena mereka sudah membantu menandatangani petisinya.
“Aku mengesampingkan rasa maluku dan mengumpulkan keberanian untuk berdiri di sini. Tolong tanda tangani petisi itu.”teriak Sun Mi
Saat itu Joo Wan datang dengan skuternya bertanya Apa yang terjadi. Yi Young kaget dan ingin menjelaskan, tapi Joo Wan menyapa Sun Mi sebagai anggota yang mendapat nilai 40 dalam ujiannya. Yi Young panik meminta Joo Wan tak bicara seperti itu.
“Tidak apa-apa. Silakan lanjutkan. Aku menghargai kebebasan orang untuk mengekspresikan diri. Silakan katakan apa yang kau inginkan, Nona Nilai 40.” Ejek Joo Wan.
“Hei! Bisa berhenti menunjukkan bahwa aku mendapat nilai 40? Apa Kau pikir kau hebat? Kam pikir sehebat apa?” teriak Sun Mi. Joo Wan tak peduli memilik masuk ke gedung pelatihan. 


Tuan Koo marah pada Nona Yoon karena Sun Mi membuat keributan padahal sudah mendapat pesangon dan kompensasi bahkan memberinya semua yang Sun Mi minta. Ia tak pecaya kalau Sun Mi melaporkan kita ke Kementerian Ketenagakerjaan dan mengadakan protes konyol itu.
“Syukurlah Dirut tidak ada di sini. Jika dia melihat ini, maka dia akan mengamuk.” Teriak tuan Koo
“Maaf, Pak. Ini semua salahku... Aku akan segera mengurusnya.” Kata Nona Yoon.
“Kau harus menjaga reputasimu. Kenapa kau tidak bisa memastikan hal seperti ini tidak terjadi? Kita tidak akan membayarnya lagi. Sebaiknya kau ingat itu!” teriak Tuan Koo
“Kita tidak perlu membayarnya. Aku akan mengurus ini.” Ucap Nona Yoon. 

Michael dan temanya melihat kalau papan pengumuman lalu berkomentar kalau  Keadaan akhirnya kembali normal dan membahas Eun Joo yang  dibawa ke rumah sakit kemarin dan berpikir itu alasan digantikan.  Salah satu temanya pikir mereka tidak akan pernah tahu isi pikiran Joo Wan.

“Tentang kita dipaksa berlatih di luar ruangan... Kau harus membicarakan itu dengan Nona Yoon.” Ucap Michael
“Itu bukan latihan. Itu bisa dibilang penampilan.” Komentar temanya.
“Kita harus dibayar untuk penampilan luar ruangan. Tapi bayarannya murah sekali.” keluh Michael
“Hei, kenapa kamu tidak memberitahunya sendiri? Aku tahu kalian sangat dekat.” Kata Temanya. Michael hanya bisa diam saja. 

Eun Joo baru saja datang melihat papan pengumuman, semua berkomentar kalau Eun Joo dipecat dan merasa tak percaya meliat papan pengumuman. Eun Joo memastikan namanya [Ha Eun Joo akan digantikan oleh Cho Han Seok] Yoo Da melihat Eun Joo tersenyum sinis dan merasa senang Eun Joo dikeluarkan dari anggota.
“Itu kau, bukan? Apa Kau memberitahunya? Bukankah sudah kubilang aku akan membunuhmu jika memberitahunya?” ucap Eun Joo marah langsung menjatuhkan partitur ditangan Yi Young.
“Tidak...” ucap Yi Young bingung. Joo Wan melihat sikap Eun Joo langsung memarahinya.
“Jangan salah paham. Itu bukan dia.” Kata Joo Wan lalu meminta Yi Young agar meninggalkan mereka berdua. Yi Young pun bergegas pergi. 


Eun Joo terdiam mencoba menahan emosi,  Joo Wan merasa kalau Eun Joo berpikir dirinya tak akan tahu kalau tidak memberitahukannya. Eun Joo hanya bisa terdiam. Joo Wan pikir Eun Joo itu aroga dan juga bodoh.
“Aku yakin sembilan dari sepuluh orang akan menyadari selama latihan terakhir kita. Jadi Lupakan saja penampilan inaugurasi itu. Aku akan menghapusmu dari daftar.” Ucap Joo Wan. Eun Joo tak bisa terima begitu saja.
“Apa Kau menyuruhku berhenti memainkan biola?” ucap Eun Joo tak ingin mundur.
“Aku menyuruhmu berobat lebih dahulu. Jika tidak, kau mungkin harus rehat selama bertahun-tahun.” Kata Joo Wan. Eun Joo pikir Joo Wan itu gila.
“Kenapa kau tidak menyuruhku mati saja?” ucap Eun Joo yang hidup matinya hanya bermain biola.
“Aku lebih tahu gejalanya daripada orang lain. Jadi Pergilah jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan.” Kata Joo Wan. Eun Joo keluar ruangan. Yi Young ingin bicara tapi Eun Joo tak mengubrisnya. 

Jang Yoon membeli sebuket bunga, Nyonya Hong memberikan buket bunga yang sudah dirangkai lalu memberikan pada Jang Yoon, lalu berkomentar karena meminta bunga seruni putih jadi pasti akan pergi ke pemakaman.
“Aku membuat buket yang tidak terlalu menonjol. Tapi aku tidak yakin kamu menyukainya.” Ucap Nyonya Yoon.
“Aku menyukainya. Terima kasih.” Kata Jang Yoon lalu pamit pergi dengan senyuman.
“Dia pria yang tampan.” Komentar Nyonya Hong melihat Jang Yoon pergi. Suaminya datang heran melihat sang istri tersenyum sendirian.
“Bagaimana menurutmu? Aku melihat pria tampan. Akan sangat menyenangkan jika aku punya putra yang tampan.” Ucap Nyonya Hong. Suaminya heran melihat istrinya tiba-tiba menginginkan seorang putra. 

Yi Young dalam mobil kaget mengetahui kalau  Ini hari peringatan kematian Ian dan Seharusnya memberitahu, karena bahkan tidak berpakaian pantas, dan wajahnya. Jang Yoon pikir itu tidak penting karena adiknya itu sudah meninggal jadi tak tau apapun.
“Mereka semua tahu... Mereka mengawasi kita dari atas.” Ucap Yi Young. Jang Yoon hanya terdiam menatap Yi Young dengan dingin seperti masih mencurigai kalau pembunuhnya adalah Yi Young.
Bersambung ke "Episode 10"

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar