PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 27 Juli 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Young Joon mencari “Ide melamar” di internet, mulai dari menaruh lilin yang membentuk hati dalam ruangan,  dan menurutnya kalau ide itu Terlalu kekanak-kanakan, karena cuaca sedang panas tapi mereka sukarela membuat kubangan api.
Lalu melihat video lainya, dengan seorang pria membalikan lembaran kertas “Untuk kekasihku” lalu membaliknya “Terima kasih sudah mencintaiku”. Young Joon pikir pria itu bisa menulis semuanya di kertas yang besar jadi harus membalik halaman satu per satu.
“Sungguh tak sesuai dengan orang sepertiku yang tak bisa membuang waktu walaupun semenit.” Keluh Young Joon lalu teringat dengan Mi So
“Kenapa aku tak dapat kabar apapun dari Mi So? Apa terjadi sesuatu padanya?” ucap Young Joon khawatir. 

Mi So dan kedua temanya mulai mabuk tapi tetap terus minum, Se Ra pun ingin meredakan mabuknya mencoba minum sup, Mi So tertawa karean Se Ra yang memegang sendoknya terbalik jadi pasti sudah mabuk. Ji Ah melihat Se Ra tak mabuk dan Se Ra mengaku  kalau memegangnya dengan benar, dengan membalikan sendoknya.
“Sepertinya dia sangat mabuk. Aku ingin ke kamar kecil sebentar.” Kata Mi So, keduanya meminta agar jangan lama-lama karena bisa merindukannya.
“Nn. Kim, kamar kecilnya di sebelah sana.” Ucap Ji Ah menunjuk ke arah belakang lalu mengejek Mi So yang sudah mabuk. Mi So mengelak dengan berjalan ke arah belakang Ji Ah. 

Ponsel Mi So tiba-tiba berdering, Ji Ah melihat kalau yang menelp “Wakil Ketua” Se Ra mengambil ponsel kalau akan mengangkatnya.  Young Joon ingin marah tapi malah mendengar suara lain, lalu memastikan kalau itu ponsel milik Mi So.
“Ini ponselnya dan aku Nn. Bong.” Kata Se Ra dan Ji Ah memberitahu kalau ada bersama Mi So juga.
“Dimana Nn. Kim?” tanya Young Joon mendengar keduanya yang mabuk. Se Ra memberitahu kalau Mi So lagi ke kamar kecil.
“Kapan kau akan datang menjemputnnya? Datanglah jemput dia. Dia benar-benar mabuk.” Ucap Se Ra, Ji Ah menambahkan kalau Mi So yang mabuk berat. Keduanya pun kembali minum sampai mati saja. 

Saat semua terus minum, Mi So kaget melihat Young Joon yang datang lalu bertanya bagaimana bisa tahu ada direstoran, Se Ra menyuruh Young Joon untuk duduk saja. Young Joon tak percaya kalau ketiga wanita itu mabuk. Mi So masih tak percaya kalau Young Joon datang.
“Sudah kubilang... Dia sangat menyukaiku... Aku iri padamu.” Ungkap Ji Ah. Mi So pun yang bahagia memukul Young Joon dengan gemas
“Bos, apa perlu kutuangkan minuman?” kata Ji Ah, Young Joon menolak karena harus membawa mobil. Ji Ah meminta maaf karena harus bisa mengerti.
“Ji Ah, kenapa kau bersikap seperti pecundang? Dia tak kemari sebagai bos kita. Dia datang sebagai rekan kerja, Sekaligus pacar Nn. Kim. Benar, kan?” kata Se Ra,  Young Joon membenarkan.
“Kalau begitu mulai detik ini, kami akan menganggapmu sebagai pacarnya...” kata Se Ra dan memanggil nama Young Joon, semua terlihat bahagia.
“Young Joon, apa yang paling kau sukai darinya? Jawab pertanyaannya dengan cepat, Young Joon.” kata Ji Ah.
“Yah, karena dia cantik”kata Young Joon, Semua menjerit tak percaya kalau Young Jooon memuji Mi So itu cantik. Mi So pun kembali memukul Young Joon karena bahagia.
“Nn. Kim. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?” ucap Young Joon,
“Kau mau pergi kemana? Kita jarang bertemu seperti ini, kau tak boleh kemana-mana. Yah, kalau kau bersikeras ingin pergi, maka kau harus...tulis namamu dibokongmu lalu bergoyang-goyang.. Young Joon.. “ kata Se Ra, Young Joon binggung dengan sikap kedua pegawainya yang mabk.
“Sebenarnya, kami ingin pastikan kau tak bisa pergi. Jadi Ji Ah, tangkap ini.” Kata Se Ra dan Ji Ah berhasil mengambil dompet milik Young Joon. “Aku tetap masih khawatir.” Kata Se Ra akhirnya mengambil jam tangan yang dipakai oleh Young Joon, Mi So terlihat bahagia terus bertepuk tangan. Young Joon mulai mengeluh dengan tingkah dua pegawainya.
“Sekarang kau tak bisa kemana-mana. Jangan coba-coba pergi! Aku akan kembalikan saat pulang nanti.” ucap Se Ra.
“Nn. Kim, bisakah kau hentikan mereka?” pinta Young Joon, Mi So merasa kalau Keadaan ini lucu sekali.
“Ngomong-ngomong, kapan kalian berencana menikah?” tanya Se Ra
“Yah, aku sangat ingin tahu bagaimana pria cheabol  sepertimu melamar kekasihnya.” Kata Ji Ah
“Hei, sudah jelas mereka akan lakukan lamaran paling romantis sepanjang masa. Dia mungkin saja akan menyewa jet pribadi Dan mengadakan acara kejutan disana untuk melamarnya, atau...” kata Se Ra, lalu Young Joon seperti menemukan ide yang bagus.
“Atau dia akan beli pulau di suatu tempat... Jadi dia bisa melamarnya dengan mesra tanpa keberadaan orang lain.” Kata Ji Ah, Young Joon pun merasakan kalau ide bagus  "Menyewa jet pribadi dan membeli pulau"?
“Ahh... Itu sungguh buang-buang duit” ungkap Mi So,  Young Joon terdiam mendengar komentar Mi So.
“Benar, kurasa kami terlalu jauh mikirnya. Itu akan buang duit.” Kata Ji Ah
“Pokoknya, Saat dia melamarmu, Kau harus berfoto dan kirimkan ke kami, oke?” ucap Se Ra, Mi So menganguk mengerti Mereka pun kembali minum tanpa memperdulikan Young Joon yang tak bisa minum. 

Akhirnya Young Joon mengantar Mi So pulang melihat pacaranya itu sedang bergembira Karena sudah lama tak berkumpul dengan teman-temanya. Mi So membenarkan,  karena tak pernah mabuk sebelumnya. Young Joon menanyakan alasanya.
“Aku selalu siaga dan  jaga-jaga kau menghubungiku. Setelah kupikirkan, itu membuatku jengkel.” Ucap Mi So, Young Joon binggung apa maksudnya itu.
Kau selalu minum-minum tapi tak pernah mengajakku. Kau cuma menyuruhku mengantarmu pulang kalau sudah mabuk.” Kata Mi So
“Jadi? Apa kau sekarang membenciku?”tanya Young Joon, Mi So mengaku kalau masih menyukai Young Joon.
“Terima kasih sudah menjemputku, aku sangat terharu.” Ucap Mi So, Young Joon pikir seharusnya lebih terkesan dengan wajahnya.
“Ya, kau benar... Kau tampan dan pandai nyanyi... Aku ingin memberitahumu rahasia.” Kata Mi So membisikan di telinga Young Joon.
“Hari dimana kau menyanyikanku lagu penghantar tidur. Aku sangat terhar Dan aku tidur seperti bayi.” Ungkap Mi So lalu memuji Young Joon sebagai Kekasih memang yang terbaik. Young Joon tersenyum lalu memegang Mi So agar tak jatuh saat mabuk. 


Mi So terbangun dari tidurnya, lalu kebingungan karena sudah ada didalam kamarnya. Lalu mengingat saat melihat Young Joon yang datang, wajahnya sangat bahagia bahkan berani memukul Young Joon karena membuat hatinya bahagia.
“Apa yang harus kulakukan sekarang?” ucap Mi So panik karena bertingkah berlebihan pada Young Joon. 

Mi So datang ke kantor dengan wajah gugup, Ji Ah dan Se Ra datang pun dengan wajah kebingungan.  Mi So melihat keduanya menanyakan keadaan perut mereka. Se Ra mengaku Perutnya baik-baik saja. Tapi  khawatir dengan masa depan mereka.
“Apa yang harus kami lakukan? Kami lakukan sesuatu yang gila pada Bos tadi malam.” Ucap Ji Ah, Mi So tak mengerti.
“Apa kau tak ingat? Tadi malam, aku... Aku mengambil dompetnya.” Ucap Ji Ah
“Dan aku mengambil jam tangannya.” Kata Se Ra memperlihatkan jam tangan.
“Bagaimana kalau aku sudah dipecat dari perusahaan padahal baru bekerja sebulan? Apa yang harus kami lakukan?” kata Ji Ah kebingungan, Se Ra pikir mereka pasti sudah hilang akal. Mi So pun kebingungan dengan semua yang terjadi saat mabuk. 

Ji Ah dan Se Ra akhirnya datang menemui Young Joon diruangan, dengan mengembalikan semua barang dan meminta maaf. Young Joon hanya terdiam dengan tatapan sinis, Se Ra mengaku menyesal dan sangat meminta maaf.
“Tak apa-apa... Senang kalian bisa nikmati waktu bahagia.” Kata Young Joon tersenyum, Keduanya terkejut dengan ucapan Young Joon dan bisa kembali tersenyum.
“Tapi...Aku harap tidak melihatnya lagi.” Kata Young Joon, Keduanya menganguk mengerti dan langsung berjalan keluar dari ruangan. 

Mi So menunggu diluar ruangan pun panik, lalu bertanya apakah Young Joon marah. Se Ra mengatakan tak marah tapi Young Joon hanya ingin bicara dengan Mi So juga, Mi So kaget karena Young Joon ingin bicara dengan dirinya juga.
Young Joon memperlihatkan wajah sinis menyuruh Mi So duduk. Mi So menurut tapi dibuat binggung melihat mangkuk diatas meja, Young Jooon mengatakan sudah membawa sup pollack dan meminta Ny. Oh membuatnya.
“Kau Tahulah, Karena cenderung terlalu perfeksionis kadang membuatku gila. Dan aku khawatir. Kalau kecenderungan itu mungkin saja akan menyiksaku. Seperti yang kau bilang, Berbuat kesalahan dan menunjukkan kelemahan secara tak sengaja bukanlah hal buruk, benar kan?” ucap Mi So sinis
“Tapi tetap saja, kau harus menahan diri lakukan itu.” Kata Young Joon sinis, Mi So menganguk mengerti.
“Aku harus begitu karena aku sekretarismu.” Ucap Mi So tertunduk sedih.
“Bukan.. Karena kau kekasihku. Aku khawatir kalau itu bisa merusak kesehatanmu.” Kata Young Joon.
Mi So bisa tersenyum mendengarnya, Young Joon pun menyuruh Mi So makan supnya lebih dulu, karena sudah mencobanya kemarin, dan itu cukup ampuh memulihkan pasca mabuk. Mi So dengan senyuman makan sup yang dibawakan Young Joon mengucapkan terimakasih.
“Oh, ada yang harus kukatakan... Kau imut sekali saat mabuk...Aku tak akan lupakan keimutanmu.” Komentar Young Joon, Mi So terlihat malu mendengarnya. 

Ji Ah masuk pantry mengambil air minum dalam botol, Tuan Ko sedang membuat kopi menanyakan keadaan perut Ji Ah karena melihat banyak mimum semalam. Ji Ah kaget bertanya bagaimana tahu kalau  mabuk semalam dan berpikir masih bau alkohol.
“Apa kau sama sekali tak ingat? Kau bahkan merekam video memakai ponselku.” Ucap Tuan Ko, Ji Ah makin kaget
“Sudahlah, jangan khawatirkan soal itu kalau kau tak ingat.” Kata Tuan Ko santai
“Bagaimana aku bisa tak khawatir? Video apa?” ucap Ji Ah mengambil ponsel Tuan Ko. Tuan Ko meminta agar mengembalikanya, tapi Ji Ah pikir harus melihat apa yang direkam.
Flash Back
“Baiklah, Tn. Ko, Apa kau sungguh ingin bekerja saja? Bagaimana soal kencan? Apa itu artinya kau tak ingin kencan denganku? Jawab pertanyaanku.” Ucap Ji Ah yang mabuk meremak dirinya sendiri.
“Ji Ah, kenapa kau seperti ini?” kata Tuan Ko panik menjauhkan kamera ponsel dari wajahnya.
“Sudahlah, kencanlah denganku... Cepat dan katakan kau akan kencan denganku. Ayolah, aku perlu merekam momen ini untuk dijadikan bukti!” ucap Ji Ah
“Kau lagi mabuk sekarang, Ji Ah masuklah, aku bisa mencium bau alkohol.” Kata Tuan Ko mengajak Ji Ah masuk.
“Kalau begitu kita pacaran ya. “ kata Ji Ah dengan percaya diri. 


Ji Ah hanya bisa melonggo melihat rekaman videonya, Tuan Ko pikir kalau Semalam Ji Ah  mabuk berat dan selalu saja membuat candaan. Ji Ah mengaku kalau Itu bukan bercanda. Tuan Ko terlihat binggung.  Ji Ah mengaku kalau memang menyukai Tuan Ko.
“Mungkin dimulai sejak kau memberiku tomat ceri... Atau saat kau membantuku merekatkan catatan yang hancur. Atau mungkin saja disaat kau salah menyebut guobaorou "guodaknown". Dan tersenyum padaku dengan tatapan polos. Aku tak tahu pasti kapan mulainya.” Ungkap Ji Ah
“Tapi sepertinya, Aku menyukaimu.” Kata Ji Ah mengungkapkan isi hatinya. Tuan Ko menatap Ji Ah berpikir kalau mereka bisa bicara saat makan siang lalu keluar dari ruangan.
“Apa yang dipikirkannya? Kenapa ingin ngobrol nanti siang? Kalau dia ingin menolakku, seharusnya dia langsung tolak saja... Oh, astaga. Sepertinya aku akan punya kekasih juga! Ini Langkah yang bagus.”ungkap Ji Ah penuh rasa percaya diri


Tuan Ko membawakan segelas kopi mesin untuk Ji Ah yang menunggu dibangku taman. Ji Ah dengan senyuman menerimanya, Tuan Ko menatap Ji Ah dengan wajah serius mengaku Semakin mengenal Ji Ah, jadi semakin yakin Ji Ah orang yang mengagumkan.
“Kau tak pernah membocorkan rahasia orang lain Dan kau banyak membantuku juga. Tapi masalahnya, Aku tak bisa menerima perasaanmu.” Ungkap Tuan Ko, Ji Ah kaget mendengarnya dan ingin tahu alasanya.

“Kau tahu, Aku ingin kerja keras dan sukses. Aku ingin menabung dan membeli rumah. Aku adalah pria yang ambisius. Aku tak bisa nikmati hidupku sampai aku meraih tujuanku.” Jelas Tuan Ko
“Aku sadar kalau kau selalu minum caramel macchiato setelah makan siang. Jika kau pacaran denganku, maka kau harus minum kopi seperti ini setiap waktu. Sama halnya dengan guobaorou, yang kau sukai, kau akan makan itu sekali saja pada ulang tahunmu.” Kata Tuan Ko
“Aku tak masalah.” Ucap Ji Ah, Tuan Ko pikir itu tak bisa untuk Ji Ah.
“Hidup seperti itu akan sangat membosankan dan berlarut-larut. Aku tak ingin orang lain punya hidup seperti itu. Karena aku tahu kau orang yang mengagumkan. Aku tak ingin kau memiliki hidup seperti itu. Maafkan aku.” Ucap Tuan Ko.
Ji Ah masuk ke dalam tangga darurat tak bisa menahan rasa sedihnya, sementara Tuan Ko duduk diam sambil menatap kopi yang ditinggalkan Ji Ah, suasana hatinya seperti sedang tak baik. 



Nyonya Choi duduk disofa sambil membaca koran, suaminya datang bertanya apa yang dilakukan Nyonya Choi.  Nyonya Choi mengeluh suaminya tak bisa melihat kalau sedang memakain masker dan itu Masker wajah dari Perancis.
“Ini sangat mahal, kalau aku memakainya tiap hari maka Aku bisa kembali seperti usia 20-an.” Ucap Nyonya Choi
“Apa kau sungguh percaya itu?” ejek Tuan Lee, Nyonya Choi heran kenapa ia harus tak percaya.
“Untuk bisa semuda itu. Kau harus kembali ke 40 tahun yang lalu. Apa itu masuk akal bagimu? Sungguh kau wanita serakah.” Kata Tuan Lee.
“Kalau aku serakah, Aku tak akan nikah dengan pria sepertimu. Ada banyak pria tampan dan keren dari keluarga gaya, Yang ingin menikah denganku!” tegas Nyonya Choi marah
Saat itu seseorang masuk ruangan, Tuan Lee bertanya Apa ada masalah di perusahaan. Si pria memberitahu sesuatu, Tuan Lee kebingungan apakah yang dikatakan ini dianggap sebagai perusahaan atau keluarga. Nyonya Choi ingin tahu apa maksudnya.
“Young Joon dan Nn. Kim... Pacaran.” Kata Tuan Lee, Nyonya Choi kaget mendengarnya.

Tuan Park tak percaya kalau Young Joon masih belum dapatkan cara melamar Mi So. Young Joon mengaku sangat depresi mengenai hal itu, dan tak bisa dapatkan ide bagus. Tuan Park makin tak percaya Young Joon sampai depresi.
“Ini krisis terbesar dalam hidupku. Pokoknya, jangan ucap kata "melamar" didepanku lagi.” Tegas Young Joon.
“Tunggu, Young Joon... Pro... Kau itu seorang professional, jadi aku yakin kau akan baik-baik saja. “ kata Tuan Park menyakinkan.
“Benar, Young Joon. Apa kau suka pro... Apa kau suka pemain bisbol professional? Kau seperti pemilik klubnya.” Kata Tuan Park mengoda.
“Apa kau senang?” keluh Young Joon, Tuan Park dengan tertawa mengaku senang dengan bertanya “Apa "Wedding Peach" membosankan?”
“Aku menganggapnya lucu juga. Tapi kurasa CEO Yumyung Grup sebaiknya adalah seseorang yang tegas daripada seseorang yang konyol.” Komentar Young Joon seperti tak suka dengan lelucon Tuan park
“Aku sangat tak pemikir.Aku akan kurangi kekonyolanku dan lebih tegas lagi.” Kata Tuan Park, Young Joon pun mengeluh Tuan Park memang tak pemikir,
Young Joon berjalan keluar dari ruangan menerima telp dari ibunya, Nyonya Choi meminta anaknya agar mampir kerumah kalau tak sibuk. 


Young Joon akhirnya datang menemui ibunya di rumah. Nyonya Choi dengan gugup menanyakan apakah Young Joon memang berkencan dengan Mi So. Young Joon meminta maaf karena tak memberitahunya lebih awal padahal ingin segera memberitahu.
“Aku...akan menikah dengan Mi So.” Kata Young Joon, Nyonya Choi kaget tapi mengartikan kalau Young Joon memang benar-benar menyukai Mi So.
“Tentu saja. Aku sangat menyayangi Mi So dibanding siapapun, aku percaya padanya. Aku ingin dia bisa bersamamu selamanya. Tapi sekarang, Aku sedikit khawatir. Sepertinya... Sung Yeon juga menyukai Mi So.” Ucap Nyonya Choi, Young Joon langsung terdiam mendengarnya.
“Kau dan Sung Yeon lebih buruk dibanding orang asing. Dan kalian akhirnya bisa berbaikan. Aku takut kalian akan bermusuhan lagi... Aku takut itu.” Ucap Nyonya Choi sedih 


Saat itu Sung Yeon datang mengaku tidak perlu melakukanya dan mengaku kalau menyukai Mi So karena mengira mereka berada di tempat itu bersama di masa lalu jadi berpikir punya ikatan khusus dengannya. Ia pun sadar kalau orang yang bersama Mi So waktu itu bukan dirinya melainkan Young Joon.
“Jadi... Mi So sudah sepantasnya jadi miliknya.” Tegas Sung Yeon dengan senyuman mendukung hubungan adiknya. 

Keduanya berjalan di taman, Sung Yeon bertanya apakah dirinya terlihat lebih baik. Young Joon pikir seperti itu. Sung Yeon menceritakan sedang jalani psikoterapi walaupun Awalnya, tak berharap banyak tapi merasa jadi semakin nyaman. Young Joon pikir itu bagus.
“Segalanya jadi baik untukmu. Kau sedang memikirkan akan menikahi wanita yang kau cintai. Apa kau sudah melamarnya?” ucap Sung Yeon, Young Joon hanya terdiam.
“Kurasa belum... Jangan tiru lamaran orang lain. Dan Kau juga jangan sok pamer juga.”saran Young Joon, Mi So ingin tahu apa yang harus dilakukan.
“Fokus pada Mi So... Fokus pada yang paling disukai Mi So. Dan apa yang paling ingin kau berikan padanya. Saat kau memikirkan itu,maka kau akan temukan jawabannya.” Ucap Sung Yeon. 


Di rumah Young Joon memikirkan Apa yang disukai Mi So Dan apa yang paling ingin diberikan padanya. Lalu ia sepertinya menemukan sebuah ide untuk melamar, lalu menelp Mi So agar datang kerumah sekarang karena Ada sesuatu yang ingin disampaikan padanya hari ini.

Mi So berjalan masuk kaget karena sepanjang jalan masuk sudah di penuhi dengan lilin, lalu saat didepan pintu masuk ada banyak tumpukan permen caramel yang disuka, senyuman Mi So tak bisa berhenti lalu berjalan masuk terlihat sebuah meja dengan lembaran kertas sambil membalikanya.
“Mi So. Aku menyiapkan lamaran klasik ini.”
“Karena aku pria bermutu tinggi.”
“ Siapa yang menyiapkannya?”
“ Tentu saja aku sendiri.
“Aku bersedia menjadi kekanak-kanakkan untukmu.
”Masuklah, kekasihku.”




Mi So masuk ke dalam sebuah ruangan menuruni tangga dan melihat Young Joon duduk di depan piona, suasana terasa sangat romantis. Young Joon dengan suara merdunya menyanyikan lagu khusus Mi So untuk menggungkapkan perasaanya.
“Kenapa kau memberi kejutan untukku?” ucap Mi So berkaca-kaca setelah mendengar nyanyian Mi So
“Saat aku menyanyikan lagu penghantar tidur, kau sangat terharu. Dan membuatmu tertidur juga. Jadi aku berencana akan menyanyi untukmu sepanjang hidupku.” Ungkap Young Joon.
“Jadi Setiap malam... Kumohon tidurlah disampingku. Kau pasti tahu, aku tak pernah minta izin seseorang. Dan sekarang, Aku meminta izinmu dengan penghormatan besar dan paling romantis.” Kata Young Joon lalu berlutut dan membuka kotak cincinya.
“Bersediakah kau menikah denganku?” kata Young Joon, Mi So akhirnya menganguk dengan senyuman, Young Joon pun memasangkan cincin di jari manis Mi So
“Aku akhirnya dapatkan jawaban setelah lamaran yang ke-5 kalinya.” Kata Young Joon
“Sebenarnya, aku yang pertama melamarmu duluan saat 5 tahun.” Balas Mi So
Young Joon kembali mengungkapkan perasaanya kalau sangat mencintai Mi So,  Mi So pun membalas kalau sangat mencintai Young Joon juga. Akhirnya Young Joon pun mencium Mi So yang artinya lamaran mereka berhasil.

Tuan Park membuka pintu heran melihat Young Joon yang datang, lalu menanyakan alasanya. Young Joon terlihat menahan amarah dan mengeluh dengan tingkah Mi So yang tak habis pikir.  Sementara Mi So bertemu dengan keluar Young Joon bersama ayah dan kakaknya.
“Aku.....tidak bisa menikah seperti ini.” Ucap Mi So sinis.
Bersambung ke episode 16

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. Ini kenapa jadi tambah bikin dag dig dug dhuer yak cerita nya.. >,<. makasih mba dee untuk recap sinopsis nya😘😘 teuteup sumangat syelaluh!!

    BalasHapus