PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 28

PS : All images credit and content copyright : KBS

Shin mencari sesuatu dalam ruangan di rak buku dan menemukan sebuah kartu nama lalu berusaha menelp , tapi kepalanya terasa sakit dan merasa lemah. So Bong datang menahannya agar tak jatuh, tapi Shin tak ingin di sentuh oleh pengawalnya. So Bong langsung membantu Shin untuk duduk di kursinya.
“Suka atau tidak,  aku pengawalmu sekarang. Setelah kau tenang, aku akan mengantarmu ke Dr. Oh.” Tegas So Bong
“Jangan di sana. Aku mau pulang ke rumah.” Kata Shin, So Bong rasa tak mungkin Shin pulang ke rumah dengan keadaanya sekarang.
“Kau itu pengawalku, jadi harusnya menuruti bosmu.” Kata Shin
“ Kalau begitu kutelepon Manajer Tim Ji.” Ucap So Bong mengeluarkan ponselnya tapi Shin langsung merampasnya. So Bong kesal melihat tingkah Shin. 
“Kau pasti di sini karena  ada alasannya. Kau mana mungkin membantuku tanpa imbalan. Kalau kau menginginkan sesuatu,  maka lakukanlah tugasmu. Tugasmu sekarang adalah  mengembalikanku ke posisiku.” Tegas Shin, So Bong pun tak bisa berkata-kata lagi. 


So Bong membantu Shin berjalan ke parkiran mobil, tapi saat itu Tuan Seo baru datang dengan Sek Park. Shin langsung menghempaskan tangan So Bong dengan kasar. Tuan Seo lalu melihat Shin yang berkeringat dan mengetahui yang didepanya Shin yang asli.
“Selamat datang kembali ke perusahaan.” Ucap Tuan Seo ramah. Shin berkomentar kalau Tuan Seo susah dibodohi.
“Padahal Anda belum sehat. Kenapa  buru-buru kembali kerja? Apa karena yang kukatakan tempo hari?” ucap Tuan Seo
“Ya. Aku ingin tahu seberapa hebatnya dia dibandingku.” Kata Shin
“Aku pasti terlalu berlebihan saat mengatakannya. Tolong jangan marah.” Kata Tuan Seo
“Aku juga kemarin agak berlebihan, jadi jangan diambil hati.” Kata Shin lalu pamit pergi dengan So Bong. 

Sek Park ingin tahu pendapat Tuan Seo apakah Shin itu berencana melakukan sesuatu pada atasanya. Tuan Seo mengaku sudah melempar umpan, jadi sudah menduga Shin akan menggigit umpannya, menurutnya Shin sama emosionalnya dengan ayahnya.
“Dia belum berubah sama sekali.” kata Tuan Seo, Sek Park mengartikan kalau Tuan Seo sudah memprediksi semua ini.
“Mulai sekarang, dia pasti akan  bertindak sesuai prediksiku.” Kata Tuan Seo yakin 

Dokter Lee memberitahu kalau Ketua Nam tengah menunggu. Robot Shin seperti tak percaya kalau Ketua Nam memanggilnya.  Dokter Lee tahu kalau Shin yang tahu segalanya tentang Ketua Nam.
“Kita harus menunggu tes darah dan hasil MRI., tapi ada kemungkinan besar itu  memang demensia. Dia sangat trauma jadi dia sedang beristirahat.” Ucap Dokter Lee membuka pintu rumah. 

Shin melihat Tuan Nam yang sudah memakai infus. Tuan Nam memuji Shin yang tidak  mencoba menghiburnya, menurutnya Ini yang didapatkan karena mengacaukan hidupnya selama bertahun-tahun ini. Shin menegaskan tidak memberi tahu siapa pun. Tuan Nam mengaku sudah mengetahuinya.
“Karena kau orang yang suka menepati janji.” Ucap Tuan Nam. Shin bertanya bagaimana kakeknya bisa tahu kalau dirinya yang terkena demensia.
“Tangan itu... Kau bisa tahu kalau ada orang berbohong.” Kata TUan Nam menunjuk tangan Shin.
“Mungkinkah...Kakek tahu tentangku?” tanya Shin kaget. Tuan Nam mengaku tahu saat Shin berkedip artinya bohong.
“Apa Ibu yang memberitahu Kakek?” tanya Shin, Tuan Nam menjawab kalau Nyonya Oh tak tahu kalau ia mengetahui robot Shin.
“Berarti si David... Jika Kakek tahu aku selama ini menggantikan manusia Nam Shin, berarti Kakek juga tahu kalau dia pernah koma. Tapi kenapa Kakek tak pernah menengoknya?” tanya Shin
“Aku lebih tertarik padamu daripada manusia.” ungkap Tuan Nam
“Perkataan itu. Manusia Nam Shin pasti akan sedih mendengarnya.” Kata Shin.
Tuan Nam tak ingin membahas tentang cucunya Shin tapi ingin membahas tentang Robot Shin. Ia ingin tahu Bagaimana rasanya Robot Shin selama ada dirumah dan apakah tak ingin tetap dekatnya.  Robot Shin bertanya balik alasan kakenya menanyakan hal itu.
“Ini 'kan tempatnya manusia Nam Shin.” Ucap Shin merasa tak ingin mengambil tempat kembaranya.
“Disini ada Kang So Bong dan ibumu. Jika kau mau, maka kau bisa memiliki perusahaan,  mobil, orang-orang dan semua yang kau inginkan.” Ucap Tuan Nam
“Kakek tahu aku robot.. Robot tidak punya ambisi. Apalagi jika merebut milik orang lain.” Kata Shin. Tuan Nam terdiam menatap Robot Shin. 


Tuan Nam masuk ruangan, lalu mengingat saat melihat Shin mencari sesuatu di rak buku. Ketika Ia bertanya apa yang dicari, Shin menjawab ingin sendirian. Akhirnya Ia menemukan kartu nama yang terjatuh di lantai, tertulis  [Rumah Sakit Perawatan  Jangka Panjang Daekuk] lalu bertanya-tanya kenapa Shin mencari itu. 

Hee Dong dan ibunya melonggo kaget melihat robot ukuran besar. Nyonya Nam memastikan kalau Shin memang memberikan robot itu untuk anaknya.  Hee Dong menganguk dengan senyuman lebar.
“Ibu, sepertinya aku mengerti kenapa orang dewasa selalu bilang mau mati. Kurasa aku sekarang senang sekali sampai mau mati rasanya.” Ucap Hee Dong, Nyonya Nam hanya tertawa mendengarnya. 

Shin masuk kamarnya melihat Hee Dong dan ibunya bertanya sinis paa yang dilakukan. Hee Dong langsung memeluk Shin mengucapkan Terima kasih hadiahnya, karena sangat sangat suka. Shin tak suka didekati Hee Dong, langsung mendorong sampai terjatuh.
“Kenapa lagi kau? Kau yang membelikan ini buat dia, tapi Apa kau tak senang?” ucap Nyonya Nam binggung.
“Apa Aku membelikan barang mengerikan itu?!! Aku pasti gila saat itu. Kalau suka, kau ambil saja... Dan enyah sana... Karena aku capek sekarang.” Ucap Shin.
“Apa? Kau bilang Enyah?” ucap Nyonya Nam tak percaya, So Bong akhirnya menengahi kalau Shin sedang tidak enak badan jadi lebih baik mereka keluar saja.
“Orang bisa mati jika mereka  berubah terlalu drastis.” Komentar Nyonya Nam lalu mengajak anaknya pergi. 

So Bong mengaku kalau tidak bermaksud ikut campur tapi menurutnya Shin tak perlu bersikap berlebihan seperti ini. Menurutnya Jika  Shin terlalu berbeda..., Shin langsung menyela kalau artinya So Bong ingin dirinya seperti robot Shin. So Bong pun tak bisa berkata-kata lagi. 

Robot Shin mengantar Tuan Nam sampai kamar dan ingin segera pamit karena Manusia Nam Shin tidak boleh melihatnya ada dirumahnya. Tuan Nam meminta Robot Shin Jangan pernah beritahu siapapun kalau dirinya  menderita demensia.
“Apa Aku juga tak boleh memberitahu manusia Nam Shin?” tanya Robot Shin. Tuan Nam mengangguk.
“Aku akan menepati janjiku karena itulah aturannya.” Kata Robot Shin.
“Karena inilah, Aku senang denganmu. Kau hampir serupa dengan manusia sempurna yang selalu kubayangkan.” Ucap Tuan Nam bangga
“Janganlah membodohi manusia Nam Shin terlalu lama. Karena tidak adil kalau aku tahu, sedangkan dia tidak.” Pesan Robot Shin lalu keluar dari kamar. 

Saat itu Manusia Shin melihat kembarannya dengan sinis bertanya kenapa ada di dalam rumahnya. Tapi saat itu Nyonya Nam menuruni tangga, Shin langsung menyembunyikan Robot Shin dibalik dingin
Nyonya Nam menyindir apakah Shin itu tak merasa bersalah pada Hee Dong. Shin pikir tak perlu merasa  bersalah. Nyonya Nam mengejek Shin yang aneh dan akan masuk ke dalam kamar ayahnya. Shin langsung menghalanginya walaupun Nyonya Nam menyuruhnya minggir.

“Aku mau ketemu Ayah.” Ucap Nyonya Nam, Shin merasa bibinya itu selalu seperti itu.
“Jika tidak ada yang sesuai dengan keinginanmu, maka Bibi menangis depan Kakek.” Komentar Shin
“Pasti aku sudah lupa kalau kau itu orang yang kurang ajar.” Kata Nyonya Nam lalu berjalan masuk ke dalam kamar. Shin pun menyurh Shin agar keluar nanti. 


Shin memarahi Robot Shin kalau untuk pergi ke  tempat lain dulu tapi malah ada di ruangan kakeknya. Robot Shin meminta maaf tidak bisa memberitahu Shin alasannya. Shin curiga kalau Robot Sin sengaja  melakukan ini.
“Dengar baik-baik... Aku benci rumah ini, tapi aku makin  benci melihatmu disini... “ tegas Shin
“Aku penggantimu, tapi ini juga pernah jadi rumahku.” Balas Robot Shin. Shin kaget mendengar ucapan Shin.
“Dan janganlah jahat pada Hee Dong. Dia masih anak-anak.” Ucap Robot Shin
“Aku tidak peduli dengan keluarga ini. Orang yang paling kau sayangi, Kang So Bong ada di sisiku.” Balas Shin.
Robot Shin kaget kalau So Bong ada di dalam rumah, Shin mengaku kalau So Bong ada di dalam kamarnya karena manusia itu harus bersama dengan manusia. Robot Shin pun tak bisa berkata-kata
“Kalau menyangkut Kang So Bong, sepertinya kau tak bisa berkata apa-apa lagi. Haruskah aku berpura-pura menjadi  dirimu dan main-main dengannya? Haruskah aku memegang tangannya dan menciumnya?” ucap Shin menyindir. 


Saat itu So Bong datang melihat Shin yang sudah datang, tatapan langsung mengarah pada Robot Shin walaupun berdiri bersama-sama.  Shin melihat keduanya seperti tak percaya karena bisa saling mengetahui. Robot Shin dan Shin pun saling tersenyum. 

So Bong mengandeng tangan Robot Shin ke taman menanyakan kenapa datang ke rumah.  Robot Shin mengatakan tidak bisa memberitahu karena  sudah janji dengan Kakek. So Bong bisa mengerti mengaku kalau itu memang pesona Robot Shin.
“Akan kutahan rasa penasaranku. Kukira aku tak bakal melihatmu hari ini. Jadi aku senang sekarang. Kau Pulanglah duluan, Aku nanti kesana.” Kata So Bong
“Tidak bisakah kau pergi denganku? Ayo pergi sekarang saja.” Ucap Robot Shin
“Aku juga maunya begitu tapi orang itu harus menyesuaikan diri demi kebaikanmu. Jangan khawatir, Karena aku bisa menangani orang itu.” Kata So Bong menenangkan Shin
“Apa besok kita kencan saja? Biar seperti orang-orang biasa.” Ucap So Bong. Shin pun menganguk setuju karena akan melakukan seperti manusia. 


Tuan Ji datang ke sebuah tempat, Seorang pria mengatakan sudah memeriksanya, tapi tidak ada  orang di tempatnya yang menggunakan nomor itu. Tuan Ji pun agar bisa meminta nomor karyawan yang sebelumnya.
“Orang penanggung jawabnya sudah pergi.” Ucap  si pria. Tuan Ji pun menganguk mengerti.
“Kalau ada yang Anda tahu,  tolong kabari aku.” Kata Tuan Ji memberikan kartu namanya.
Si Pria melihat kalau itu dari PK lagi, Padahal ada orang PK tadi yang datang. Tuan Ji akhirnya mengeluarkan ponselnya memastikan kalau Shin yang datang dengan fotonya . Si pria membenarkan menurutnya kalau Anak muda itu kurang ajar sekali.

So Bong berdiri menatap kolam renang yang ada didepanya, teringat kenangan dengan Shin. Saat mencoba menyelamatkan Robot Shin mengaku kalau khawatir dan Robot Shin bisa tahu kalau So Bong berkata jujur. Robot Shin pun membantu menemukan kalung milik ibunya di kolam renang.
“Jangan sampai menghilangkannya lagi. Nanti ibumu sedih.” Ucap Shin. Keduanya pernah menghabiskan waktu di tepi kolam renang
“Kau memang robot terbaik yang pernah ada.” Puji So Bong.

“Kang So Bong juga memang majikan terbaik yang pernah ada. Berkat kau, kita sudah  sejauh ini tanpa ketahuan.” Ucap Shin.
So Bong tersenyum mengingat kenangan dengan Robot Shin. Saat itu Shin datang melihat So Bong menyindir kalau senyum-senyum sendiri,  karena  pasti lagi memikirkan Robot Shin. So Bong hanya bisa menatap sinis. Shin heran karena So Bong tidak bingung.

“Kalau orang lain pasti bingung melihatku, tapi kau tidak. Kau langsung mengenalinya walau kami sedang bersama.” Ucap Shin heran.
“Dengan Sekali lihat saja, aku langsung tahu... Kekuatan cinta.” Kata So Bong
“Apa kau sangat menyukainya?” tanya Shin. So Bong malah bertanya balik kenapa Shin sangat membenci Robot Shin
“Dia saja tidak membencimu. Bahkan Dia mengakui keberadaanmu dan mementingkan dirimu. Tapi kau selalu mengganggunya. Kau bahkan melukai wajahnya.” Ucap So Bong heran
“Apa kau senang kalau ada orang yang mirip denganmu, mengenakan pakaian serupa,  meniru tingkah lakumu, dan merebut ayahmu? Apalagi orang-orang berkata orang itu lebih baik darimu. Bagaimana perasaanmu?” ucap Shin. So Bong pun tak banyak berkata-kata. 



Shin masuk kamar langsung mengeluarkan semua baju dari lemarinya karena ingin membuang semua pakaian yang dikenakan. Tuan Ji melihat Shin seperti sangat marah. Shin yakin kalau dianggap kekanak-kanakan, Tapi Tuan Ji ikut mengeluarkan semua pakaian Shin dari lemari.
“Biar aku saja yang lakukan, Kau istirahat saja. Lalu Akan kusuruh mereka membeli pakaian baru dan jam tangan besok.” Ucap Tuan Ji
“Aku tiba-tiba merasa terhina. .. Kenapa? Apa kau kasihan padaku?” kata Shin sinis
“Yang kupikirkan Cuma melakukan yang terbaik untukmu. Aku tidak punya waktu memikirkan bagaimana perasaanmu saat kau siuman. Semua perasaanmu terhadap robot itu itu semua karena aku. Jadi maafkan aku.” Ucap Tuan Ji.
“Apa ini? Kenapa itu kosong? Itu 'kan tempat baterainya. Bukankah dia punya kelemahan? Apa sebenarnya mode manual itu? Bagaimana aku bisa mengendalikannya?” ucap Shin seperti penuh dendam.
“Kau ini kenapa? Apa ada masalah?” tanya Tuan Ji, Shin mengaku tak ada apa-apa tapi hanya penasaran saja.
“Shin... Orang-orang mengira kau itu tak punya pikiran, tapi aku tahu. Kau bukannya tak punya pikiran. Tapi banyak yang membebani pikiranmu. Tolong jangan ditahan sendirian.Aku tahu kalau aku banyak kurangnya,  tapi kau masih ada aku. Sekarang Kau pasti lelah, jadi Istirahatlah dan Akan kusuruh pelayan buang ini.” Ucap Tuan Ji lalu keluar dari ruangan. 


David melihat Nyonya Oh yang terbaring sakit lalu mengeluarkan telpnya. Tuan Ji menerima telp David mengatakan kalau akan memberitahu Shin. Shin keluar dari kamar dengan So Bong yang sudah menunggunya. Tuan Ji memberitahu kalau Nyonya Oh sedang sakit
Setelah bekerja, tengoklah dia.” Ucap Tuan Ji. Shin seperti tak peduli melemparkan tasnya pada So Bong lalu berjalan pergi.
Tuan Ji lalu memberitahu So Bong kalau menitipkan Shn padanya. So Bong mau tak mau menjadi pengawal dengan sikap Shin yang sombong. 

So Bong mengikuti Shin sampai ruangan. Tapi Shin menyuruh So Bong menunggu diluar karena Pengawal tidak boleh ada diruangan. So Bong hanya terdiam, Shin langsung menyindir So Bong tak mengerti ucapanya. Akhirnya So Bong pun menunggu diluar ruangan. Semua yang ada diruangan terlihat aneh.

“Kenapa? Apa Kita tak bisa rapat tanpa So Bong?” ucap Shin melihat tatapan pegawainya. Semua menjawab tidak dengan wajah ketakutan.
“Uji keamanannya bagaimana?” tanya Shin memulai rapat, Ji Yong pun memberikan presentasi tentang Hasil Uji Keamanan.
“Aspek mengemudi otomatis dan aspek perlindungan  komunikasi sudah lolos uji. Fitur intinya adalah secara otomatis berganti ke autodrive ketika ada gangguan kesehatan pengemudi. Untungnya, fitur keamanan juga sudah lolos uji, jadi izin test drive-nya seharusnya tak lama lagi akan disetujui.” Jelas Ji Yong. Shin pun tak bisa berkata-kata lagi. 


Robot Shin datang merawat ibunya, David memuji anaknya tak salah karena memang  yang terbaik, padahal sudah menyuruh Manusia Shin menengok ibunya yang sakit tapi tidak datang. Nyonya Oh tiba-tiba mengingau memanggil nama Shin.
“Sadarlah, Dr. Oh... Shin mana yang kautanyakan? Shin yang peduli padamu ada di sini.” Ucap David.  Shin terlihat sinis menatap David mengajak untuk bicara diluar. 

David melihat tatapan Robot Shin meminta agar  Jangan pasang wajah  seperti itu. Robot Shin mengatakan kalau itu tatapan hina manusia. David bertanya siapa yang memberitahu, apakah Ketua Nam. Shn membenarkan.
“Dia tahu kalau aku ini robot... Apa hubunganmu dengannya? Kenapa kau membodohi Ibu?” ucap Shin marah
“Kami butuh dana untuk membuatmu dan Karena tak ada cara lain. Kau tahu sendiri ilmuwan tidak bisa maju tanpa pendanaan. Nanti akan kuberitahu ibumu. Jadi beri aku waktu dulu.” Kata David
“Padahal kupikir Ibu akan baik-baik saja tanpaku karena ada kau di sisinya. Tapi kau rupanya berbohong pada Ibu dan diriku demi uang  Mulai sekarang, jangan katakan  aku terlahir karena perasaanmu lagi. Karena aku tidak butuh ayah yang  membohongi keluarganya.” Kata Shin marah lalu berjalan pergi.
Saat itu Shin mendengar pembicaraan keduanya seperti tak percaya ternyata Kakeknya yang membiayai semua. 


So Bong sudah siap untuk kencan lalu melihat Robot Shin yang berjalan ke arahnya, tapi berjalan begitu saja. Ia pun berteriak dengan kesal, Robot Sin merasa  baru kali ini melihatnya. So Bong dengan kesal memilih untuk berjalan sendiri saja dengan wajah cemberut
“Aku Bercanda. Ayo...” ucap Robot Shin dengan senyuman lalu mengandeng tangan So Bong.  Keduanya berjalan bersama, lalu So Bong mengajak Shin untuk pergi ke Peramal. 

Peramal menatap Robot Shin mengatakan Nasibnya bukan nasib orang hidup dan dipenuhi aura metalik, lalu berpikir kalau Robot Shin itu sebongkah logam. So Bong berbisik kalau peramal itu jago bisa mengetahui Robot Shin.
Keduanya lalu melihat ada seorang pria bernyanyi sambil memainkan piano.,  So Bong bertanya apakah Shin bisa main piano. Robot Shin mengaku Tidak bisa. So Bong melihat pria yang bermain piano itu sangat keren.  Akhirnya Robot Shin mencari keyword [Video pianis] lalu maju ketengah panggung dan bermain piano. So Bong langsung terkesima.

Kenangan mereka seperti terulang, Saat Shin menolong So Bong dibanding Ye Na mengatakan “Mulai sekarang, Kang So Bong prioritas utamaku.” Lalu menolong So Bong yang akan diculik. Shin memeluk So Bong yang menangis dan mengendongnya saat terjadi kebakaran.
Shin bahkan memberikan payung, lalu mengajak bermain saat dirumah sakit. Saat itu Shin mengatakan “Teman pertamaku, Kang So Bong. Terimakasih sudah menjadi temanku.” So Bong senang mengingat semua kenangan dengan Shin.

Saat itu So Bong melihat semua wanita terkesima dengan Shin, dengan rasa cemburu mendekati Shin karena ingin nonton film. Shin pun menganguk setuju. 
Shin memesan Popcorn dan juga minuman, lalu memakanya. So Bong bertanya apakah Shin bisa merasakannya. Shin mengelengkan kepala dan ingin tahu rasa popcorn. So Bong memakanya berkata kalau itu rasanya Manis.

“Apa Karena kau bersamaku?” goda Robot Shin, So Bong melonggo, tapi akhirnya pura-pura ingin muntah. 


Keduanya masuk ke dalam bioskop, Shin terus menatap layar lebar didepanya film “Moonlight Blade” So Bong memberitahu Shin kalau masih iklan tapi Shin yang melihatnya serius sekali. Shin mengaku  Baru pertama kali di bioskop dan menurutnya kalau ini luar biasa.

“Film ini film sedih.” Ucap So Bong lalu melihat filmnya sudah mulai. Shin melayani So Bong dengan mengambilkan minum saat tangan So Bong makan popcorn.
Beberapa saat kemudian So Bong mulai menangis, Shin hanya menatapnya. So Bong mengaku kalau itu karena filmnya sedih. Shin tahu jadi tidak perlu memeluk dengan memuji Air mata So Bong berkilau juga saat menetes, lalu pamit untuk mengambil tissue. 


Shin bertanya pada pegawai bioskop tempat tissue, pegawai menunjuk ke sisi tempat tissue dan sedotan. Shin mengambil tissue, dan ingin mengambil banyak tapi akhirnya memilih untuk yang dibutuhkan saja.
Shin pun kembali ke bioskop, menghapus air mata So Bong yang masih mengalir. Akhirnya Shin ikut menonton dan tiba-tiba ikut menangis sambil mengusap air mata mengakuSedih sekali filmnya. So Bong kaget karena Robot Shin yang bisa nangis, jadi sebenarnya ia bersama Shin yang asli.
“Padahal kukira kau takkan pernah bingung dengan kami.” Ucap Shin sinis, So Bong benar-benar terkejut dan Robot Shin sudah mati di dalam mobil.
Bersambung ke episode 29

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: