PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 10 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 15

PS : All images credit and content copyright : KBS
Nam Shin 1 akhirnya dibuat oleh Nyonya Oh, dari matanya melihat Nyonya Oh dan memanggilnya “Ibu”. Shin yakin kalau Ibu adalah manusia pertama yang pernah dilihat. Nyonya Oh menatap robot buatanya yang mirip dengan Shin mengaku sangat merindukannya.
“Aturan pertama. Jika ada yang menangis, peluklah mereka.” Ucap Shin kecil lalu memeluk ibunya.
“Aturan pertama adalah untuk Ibu. Wanita ini saat ini terdeteksi  oleh sensor visualku.” Gumam Shin pada So Bong
“Hei.. Kaleng.. Jika kau membiarkan sembarang orang menyentuh bateraimu, mati kau.” Ucap So Bong
Saat itu Shin memasukan dengan manual untuk menambakan aturan untuk Kang So Bong jadi ia menegaskan kalau mulai sekarang, Kang So Bong menjadi prioritas utama.
“Prioritas utama? Kenapa aturan ini tiba-tiba ditambahkan?” gumam Shin binggung setelah menolong So Bong.
So Bong pertama kali datang di acara peluncuran berani mengumpat Shin, lalu mendorongnya setelah tahu kalau dirinya robot dan tak ingin didekati
“Alasan pertama.. Apa Karena aku terlatih oleh pola  tindakan ekstrimnya?” gumam Shin
Ditengah hujan, So Bong menegaskan kalau Shin mulai hari ini, jadi robot kacungnya dan selalu menyuruh Shin saat sedang berdua. So Bong menyuruh memegang payung, membawa koper, mengambil mobil bahkan menyetir mobil.
“Alasan kedua.. Apa Karena algoritma yang sudah terbiasa menjadi kacung? Alasan terakhir...”gumam Shin
Shin mengingat saat di korea memberikan pelukan pada So Bong, lalu membantu menemukan kalung ibu So Bong dan terakhir kali menciumnya untuk mengagalkan pernikahan dan So Bong juga sempat menciumnya
“Apakah ini akibat dari kontak fisik yang berlebihan? Aku tidak bisa menentukan alasannya. Bagaimana bisa wanita ini mengubahku?” gumam Shin seperti binggung. 
So Bong yang kebingungan mencoba menyadarkan diri menyuruh Shin agar membantu Ye Na bangun. Ye Na mengumpat kesal merasa kalau sedang mempermaikanya, saat itu banyak orang yang berkumpul melihat ketiganya.
“Orang-orang pada melihat... Jadi Pura-puralah kalian sedang bertengkar sepasang kekasih. Cepat.” Bisik So Bong pada Ye Na
Semua berbisik kalau ketiganya sedang terlibat cinta segitiga, bahkan ada yang berpikir Ye Na terkena pukulan sampai terjatuh, bahkan dianggap selingkuh.  So Bong akhirnya menyuruh Shin untuk mengantar Ye Na ke mobil. Shin pun mengikuti perintah So Bong.
“Tidak ada yang dilihat di sini... Jadi Silakan pergi. Jika kalian memposting yang aneh-aneh..., maka kalian akan terima akibatnya.” Ucap So Bong memperingati semuanya sebelum pergi. 

So Bong masuk ke dalam mobilmengajak mereka agar saling  minta maaf, Ye Na mendengus kesal mendengarnya. So Bong menyalahkan Ye Yan yang  menggunakan kekuasaan yang berlebihan pada tunangannya jadi harus minta maaf.
“Siapa yang mau permintaan maaf dari robot?” keluh Ye Na sinis.
“Lalu Kau ini kenapa? Kau bilang, Jangan sembarangan pada Kang So Bong? Kau tadi seolah mau membunuhku. “ kata Ye Na kesal pada Shin
“Kau bilang Membunuhmu? Tak usah berlebihan kau ini. Tadi Kau sendiri yang menendangku duluan. Direktur Nam melihatnya,  makanya dia membantuku.” Tegas So Bong, Ye Na tetap merasa kesal
“Lalu apa kita punya cara lain? Kalau dia tak ada, siapa nanti yang jadi Direktur Nam? Kau membutuhkan dia sampai  Direktur Nam siuman. Jadi kau harus bekerja bersama, jangan menghina dan menolaknya. Dia juga punya otak. Kalau dia kesal, nanti dia tak mau jadi Direktur Nam.benar, 'kan?” jelas So Bong
Ye Na akhirnya terdiam, So Bong meminta agar mengangap tidak ada yang  terjadi hari ini, dan mereka akan kembali  ke situasi dimana tunangan pria mengantar pasangannya pulang. Ia lalu menyuruh Shin untuk  Pasanglah sabuk pengaman di kursi belakang. Shin pun menurutinya.
Mobil So Bong akhirnya pergi, di sisi lain Sang Guk memegang ponselnya sudah berhasil mengambil ketiganya yang sedang bertengkar. 


Nyonya Oh terlihat marah melihat Tuan Nam yang datang, Tuan Ji menahan agar Nyonya Oh tak pergi. Nyonya Oh menegasakn kalau datang untuk menemui Tuan Ji bukan lelaki tua itu. Saat itu Tuan Nam sengaja memutar suara Tuan Seo dari pulpenya.
“Nam Gun Ho tidak lagi memenuhi syarat menjadi pemilik PK Group. Tua bangka yang sakit itu seharusnya berada di panti jompo yang nyaman. Dia harus mengakhiri hidupnya di sana agar kita punya kesempatan.”
“Putramu tidak termasuk dalam "kita" yang dimaksud Seo Jong Gil. Aku membencimu sama seperti  kau membenciku..., tapi kita punya musuh yang sama, bukan?” kata Tuan Nam, Nyonya Oh hanya bisa terdiam. 

Keduanya duduk bersama, Tuan Nam ingin tahu perasaan Nyonya Oh bertemu anaknya lagi, pasti terasa senang. Nyonya Oh mengingat saat Shin tertabrak dengan luka dibagian kepalanya dan mengeluarkan banyak darah
“Beraninya kau menanyakan itu? Kaulah orang yang memisahkanku dengan anakku.” Ucap Nyonya Shin sinis
“Aku sudah lama ingin menyangkalnya tapi Shin memang benar-benar putramu.” Kata Tuan Nam, Nyonya Shin terlihat kesal mendengarnya.
“Dia tidak kompeten dan apatis tapi dia tiba-tiba menunjukkan gairah. Aku pun sangat tercengang. Aku telah mengawasinya selama 20 tahuntapi tiba-tiba dia  seperti orang yang berbeda. Ternyata itu setelah dia bertemu denganmu. Berkat darah kuatmu, dibanding darah anakku yang lemah..., Shin pun berubah.” Ucap Tuan Nam
“Jangan menghina Jung Woo. Dia memang dicap lemah. tapi dia sebenarnya tidak lemah.” Tegas Nyonya Oh membela
“Putraku meninggal karena dia lemah jadi aku mencoba melindungi putramu. Jangan mengeluh, dan datanglah  ke perusahaan. Sebelum Jong Gil merampas apa yang seharusnya menjadi milik anakmu.” Tegas Tuan Nam
Nyonya Oh ingin tahu alasanya dengan menyindir Tuan Nam-tiba merindukannya setelah dikhianati oleh Jong Gil, orang yang disayangi lebih dari anaknya sendiri menurutnya Sungguh pemandangan yang bagus. Tuan Nam tersenyum berpikir kalau Waktu memang mengubah orang dan keadaan.
“Tidak. Baik aku maupun keadaanku telah berubah. Aku tidak akan pernah melakukan  keinginanmu. Malah sebaiknya berikan saja posisi itu ke Manajer Tim Ji.” Ucap Nyonya Oh
“Aku mungkin sudah membuatmu jijik. Tapi, putramu membutuhkan posisiku. Jangan biarkan emosimu Mengendalikanmu dan gunakanlah otakmu. Maka kau akan menuruti apa kataku.” Kata Tuan Nam lalu menyuruh Tuan Ji agar bisa membujuk Nyonya Oh



“Aku takkan pernah mau... Kau tidak bisa mengendalikanku juga!” tegas Nyonya Oh, Tuan Nam tak peduli berjalan keluar dari ruangan.
“Tolong tenanglah, Dr. Oh... “ kata Tuan Ji berjalan mendekati Nyonya Oh.
“Pak tua itu mungkin mencari tahu  tentang Shin. Dia harus lebih berhati-hati.” Jelas Nyonya Oh
“Dia menganggapnya sebagai perubahan yang bagus untuk saat ini. Aku akan terus mengawasinya.” Ucap Tuan Ji. Nyonya Oh menghela nafas tak percaya. 

Shin mengantar Ye Na bahkan membuka pintu mobil. Ye Na memberitahu  Tanggal pernikahan mereka akan segera ditetapkan jadi besok harus belanja gaun pernikahan. Ia pun memperingatkan agar jangan bertingkah. So Bong pun memberikan hormat pada Ye Na, walaupun menerima tatapan sinis.
“Hei. Tadi kenapa kau begitu?” tanya So Bong heran. Shin tak menjawabnya, memilih untuk bergegas untuk menyetir mobilnya. 

Shin melihat So Bong yang terus menatapnya dari kaca spion.  So Bong menegaskan tidak akan membiarkannya begitu saja dan ingin tahu alasan Shin tadi melakukanya.  Shin mengaku kalau tak tahu bisa seperti itu.
“Aku tidak mengerti setiap proses  dan perkembangan di otakku.” Ucap Shin.
“Jangan mencoba membingungkanku dengan hal-hal teknis. Aku ini pengawalmu. Jadi kenapa kau malah melindungiku? Itu tidak ada gunanya. Coba bayangkan kalau Manajer Tim Ji atau ibumu tahu, Aku pasti yang disalahkan.”kata So Bong. Shin hanya bisa mengucapkan permintaan Maaf.
“Makanya, jangan melakukan hal yang membuatmu malah nantinya minta maaf. Tapi soal yang tadi, terima kasih” ucap So Bong. Shin terlihat kaget.
“Aku bilang, "Terima kasih." Kenapa kau kaget? Dan juga, aku mau minta maaf mewakili Seo Ye Na. Menjadi manusia itu bukan hal hebat. Dia terus berkata kau itu bukan manusia. Ayahku saja selalu menasihatiku jangan  menganiaya kucing dan anjing sekalipun. Sebagai manusia, aku sungguh minta maaf, Robot Kaleng.” Kata So Bong
Shin tersenyum mendengarnya, So Bong bertanya pendapat Shin kalau dirinyaitu manusia yang cukup keren dibanding Ye Na. Shin menganguk lalu menerima telp dari kakeknya dan memberitahu kalau lagi jalan pulang sekarang. So Bong panik bertanya apakah Tuan Nam ingin Shin cepat pulang dan Apa ada yang terjadi. 


Sang Guk memperlihatkan foto ketiganya yang ada ditaman, merasa yakin kalau Ada yang tidak beres dengan mereka berdua. Ia merasa Nam Shin sepertinya lebih dekat dengan pengawalnya daripada putri Tuan Seo. Sementara Sek Park yakin kalau pengawal itu salah satu mata-mata mereka jadi tak mungkin
“Dia juga melihat pasien yang mirip dengan Nam Shin. Apa Anda percaya padanya  kalau dia salah lihat? Jika yang dia katakan itu bohong, dugaanku mungkin benar. Kemungkinan ada  Nam Shin yang lain.” Kata Sang Guk
“Aku juga ingin percaya pada  kemungkinan itu jug tapi kita belum ada bukti pasti! Lain kali, jangan beri aku  dugaanmu saja,  Berikan aku jawaban.” Tegas Tuan Seo 

Tuan Nam ingin menanyakan dengan wajah serius, apakah Shin sungguh menginginkan perusahaan. Shin balik bertanya kalau memang benar apakah kakeknya itu akan  memberikannya. Tuan Nam meminta Shin  Jangan balik bertanya tapi jawab saja aku.
“Jika memang diperlukan untuk melindungi  posisiku, maka jawabanya ya.” Ucap Shin
“Apa itu keserakahanmu atau  keserakahan orang lain? Aku bertanya karena kau berubah setelah bertemu ibumu.” Kata Tuan Nam
“Apa Aku berubah karena keserakahan ibuku?” tanya Shin. Tuan Nam pikir seperti itu.
“Aku lebih suka dengan dirimu akhir-akhir ini daripada dirimu selama 20 tahun terakhir. Tapi jika perubahan itu bukan  karena kehendakmu sendiri, bukankah itu artinya kau palsu?” ucap Tuan Nam sinis
“Aku bukan Shin dari masa lalu,  tapi dari masa sekarang. Dan aku sendiri yang memutuskan untuk berubah, bukan Ibu.” Ucap Shin menyakinkan. Tuan Nam pun bisa mengerti.
“Aku akan memulai proses kau menggantikanku. Kau harus membuat ibumu dan Young Hoon membantumu. Kau tidak bisa membiarkan mereka menikmati keserakahannya sendiri. Aku tadi menemui ibumu dan menyuruhnya membantumu tapi dia malah menyarankan memberikan posisiku pada Young Hoon.” Kata Tuan Nam 


Di layar TV, Shin sengaja memutar apa yang dikatakan Tuan Nam dengan So Bong dan Tuan Ji yang ikut menonton.
“Menurutmu kenapa aku memilih Young Hoon? Dunia dipenuhi generasi muda yang tidak tahu diri dan bertingkah tapi dia berbeda. Dia sadar berasal dari mana dan tidak melewati batas. Kau tidak boleh memberinya tempat lain, selain di sisimu. Itulah sifat manusia, selalu menginginkan yang lebih dari posisinya. Tetaplah awasi dia agar dia jangan  menjadi seperti Jong Gil.”
So Bong merasa tak enak hati meminta Shin agar segera mematikan TVnya, Tuan Ji pikir Melihat Ketua ingin Shin menggantikannya jadi pasti Tuan Nam sangat menyukainya. Ini perubahan yang bagus,  tapi mereka harus ekstra hati-hati.
“Atur kembali Tim Mobil Otonom besok dan Akan kuatur jadwal rapat besok pagi.” Ucap Tuan Ji lalu keluar dari ruangan.
“Dia keren sekali... Pastikan dia jangan menjadi seperti Jong Gil. Kalau aku jadi Manajer Tim Ji, aku pasti sudah hancur saat itu juga.” Kata So Bong melihat sikap Tuan Ji
So Bong mulai mengantuk karena besok akan pergi jadi harus berangkat pagi-pagi sendiri. Ia mengeluh dengan Shin yang enak karena tidak perlu tidur.


Shin mendatangi Tuan Ji diruanganya. Tuan Ji bertanya ada apa. Shin tahu kalau Ketua Nam mencurigai Tuan Ji, menurutnya Kebanyakan manusia seharusnya marah tapi Tuan Ji malah tidak marah. Tuan Ji menegaskan kalau Emosinya biar menangani sendiri jadi menyuruh agar keluar saja.
“Kenapa orang tidak menyadari kau tidak tertarik dengan posisi manusia Shin? Robot sepertiku saja menyadarinya.” Ucap Shin
“Kuperingatkan kau. Jangan melewati batas. Tugasmu bukan untuk mengawasiku tapi melindungi posisi Shin. Jadi Fokus saja ke tugasmu.” Tegas Tuan Ji
“Banyak hal yang bisa kulakukan. Karena kau manusia,maka kau marah dan kesal. Aku tidak punya emosi yang rumit seperti manusia dan aku tidak menilai benar atau salah. Aku hanya akan mendengarkan apa  katamu jadi kapanpun kau butuh aku, katakan saja.” Kata Shin yang bisa menjadi teman curhat Tuan Ji lalu keluar dari ruangan. 

Chang Jo menjabat tangan Sin mengaku Senang sekali bertemu dengan direkturnya. Shin mengedipkan matanya, langsung bertanya apakah memang sungguh senang menemuinya. Chang Jo terlihat binggung. 
“Mana mungkin kau senang bertemu aku padahal jabatanmu diturunkan karena menyebabkan masalah? Ke depannya, aku akan berusahamemastikan kalian senang bertemu denganku.” Ucap Shin lalu menyuruh mereka semua duduk.
“Bukankah ini artikel Yangjangho Telecom?” Ini rupanya teknologi terbaru.” Kata Shin
“Ya. Perusahaan lain menggunakan teknologi ini untuk mencegah peretasan.” Kata Ji Yong
Perkerja yang lain mengobrol melalui Chat “Si Nam Shin Brengsek. Kenapa dia bertingkah sok tahu segalanya?” tulis si Wanita.  Pria itu berkomentar  kalau “Dia pasti tahu itu dari suatu tempat.”  Dengan menahan tawa.
“Kalau ada peretasan terdeteksi, pasti ada suara alarm. Ini bisa menguntungkan juga jika dipasang ke M Car kita. “ kata Shin 
“Kami juga sebenarnya sudah bertemu dengan pihak mereka. Ini catatan rapatnya.” Ucap Chang Jo memberikan berkas. Shin pun membaca berkas disisi lain.


Semua mulai membicarakan Shin dalam chat “Apa ini Dia pasti pura-pura biar kelihatan dia kerja.”
“Mungkin karena kakeknya mengambil black card-nya (kartu kredit khusus orang elit).”
“Dia kabur ke luar negeri sebelum presentasi dan saat test drive. Apa dia juga akan kabur dari pernikahan?”
Shin memanggil Chang Jo, Chang Jo langsung bertanya apakah  sudah selesai membacanya. Shin mengaskan kalau tidak akan kabur dari pernikahan. Chang Jo kaget karena Shin bisa tahu bahasan pada grup. Shin juga menegaskan kalau Kakeknya juga tidak pernah memberi black card pada si pegawai pria dan mengaku kalau serius bekerja serta tidak berpura-pura. Si wanita binggung karena tahu ucapanya dalam grup chat.
“Aku sungguh penasaran. Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Chang Jo kaget.
“Aku lebih terampil dari yang kalian duga. Aku bukan Nam Shin dari masa lalu jadi kalian harus jaga sikap.” Tegas Shin. Semua seperti tak percaya melihatnya. So Bong mengintip bisa tersenyum dengan sikap Shin. 

Tuan Seo bertemu dengan Tuan Ji di lorong, membahas Direktur Nam datang untuk bekerja dengan berpikir pasti sangat termotivasi. Tuan Ji menegaskan kalau Itu juga diperintahkan oleh Ketua jadi Shin hanya berusaha semampunya.
“Kau pasti senang karena semuanya berjalan lancar. Semua orang harus tahu kalau kau berdiri di belakang Direktur Nam.” Ucap Tuan Seo. 
“Aku hanya melakukan tugasku. Jadi Permisi.” Kata Tuan Ji berjalan pergi.  
“Bukankah Ketua pernah bilang dia ingin kau menjadi cucunya? "Panggil aku "Kakek. Aku akan pura-pura memiliki dua cucu." Hal-hal seperti itu.” Ucap Tuan Seo
“Ketua tidak pernah mengatakan hal-hal seperti itu.” Komentar Tuan Ji 
“Tapi tak lama lagi, dia pasti akan mengatakannya. Begitulah cara dia memenangkan  hatiku juga. Tapi kau tah, janganlah tertipu. Dia kadang dingin, kadang hangat. Dia akan tarik ulur untuk melatihmu menjadi anjing yang setia.” kata Tuan Seo dengan nada menyindir
“Bukankah kau juga seperti itu? Kau mungkin menganggap dirimu seekor anjing tapi setidaknya aku tidak menganggap diriku binatang.” Tegas Tuan Ji lalu berjalan pergi.
“Latar belakang kita sama! Dari panti asuhan dan  penerima beasiswa PK. Aku ini punya rasa persaudaraan terhadapmu. Marilah berteman.” Teriak Tuan Seo. Tuan Ji tetap terus berjalan. 

Tuan Ji memberitahu Tuan Nam kalau Shin tadi datang bekerja, memimpin rapat Tim Mobil Otonom untuk beroperasi lagi dan juga pergi ke toko  gaun pernikahan. Tuan Nam pikir kalau Wajar direktur utama melakukan kerja perusahaan.
“Apa kau datang untuk melaporkan seolah itu masalah besar?” ucap Tuan Nam
“Aku datang untuk memberi tahu, Anda tidak perlu khawatir.” Kata Tuan Ji. Tuan Nam ingin tahu khawatir tentang apa.
“Pak Ketua.,  aku tidak akan menjadi seperti Seo Jong Gil.” Kata Tuan Ji. Tuan Nam yakin kalau Shin rupanya memberitahu perkataannya.
“Kenapa Anda menganggap aku sama dengan dia, hanya karena latar belakang  kami sama? Apa seorang yatim piatu penerima beasiswa harus menjadi serakah dan licik seperti Direktur Eksekutif Seo? Anda sendiri bilang aku tahu diri dan tidak melewati batas, 'kan?” kata Tuan Ji
“Aku tidak membutuhkan tempat lain  selain berada di samping Shin. Aku akan membuktikan Anda memang benar sampai akhir jadi tolong jangan membuat perbandingan yang menyinggung seperti itu. Ketika Anda menyuruhku memanggil Anda "Kakek", Anda sungguh orang yang hangat. Namun, Anda akan selalu kuanggap sebagai Ketua.” Tegas Tuan Ji lalu pamit pergi
“Anak itu... sudah menusukku beberapa kali dengan matanya.” Kata Tuan Nam melihat Tuan Ji pergi. 



So Bong mengantar Ye Na dan Shin yang masuk tempat gaun pengantin. Ye Na melihat beberapa gaun, So Bong melihat sebuah gaun dan ingin mengambil gambar. Pegawai langsung melarang mengambil foto Karena takut ada banyak peniruan desain. So Bong terlihat malu langsung memastikan ponselnya ke dalam saku bajunya.
“Maaf. Soalnya dia tidak pernah  pergi ke tempat seperti ini.” Ucap Ye Na dan memarahi So Bong dengan gaya angkuhnya. So Bong pun hanya bisa meminta maaf.
“Memang kadang  ada orang seperti itu. Karena mereka tidak bisa membayar  ketika mereka menikah. Jadi kami harus memakluminya. Kau Pilih saja gaunnya, dan aku akan menyiapkan gaunnya buat dicoba.” Ucap pegawai
“Oppa, aku ingin memakai  pilihanmu saja.”kata Ye Na. Shin menunjuk gaun yang tadi dilihat oleh So Bong karena menyukainya. 

Ye Na akhirnya menganti gaunya, So Bong memastikan Shin itu tahu caranya  harus bereaksi, Seperti Ye Na yang terlihat super cantik, imut, seksi dan sejenisnya. Shin mengaku kalau sudah tahu standar cantik, imut, seksinya seorang manusia.
“Aku hanya tidak tahu bagaimana rasanya.” Ucap Shin, So Bong tak peduli dengan itu.
“Kau tahu atau tidak, pokoknya pura-pura saja kau bereaksi.” Kata So Bong. Shin menganguk mengerti.
Saat itu tirai dibuka, Ye Na sudah mengunakan gaun pengantin. Shin berpura-pura terkesima. Pegawai berkomentar kalau  Pengantin pria sampai tidak bisa  mengalihkan pandangannya. Ye Na lalu meminta agar meninggalkan sebentar karena ingin sendirian. Pegawai menganguk mengerti.
“Kau Foto aku... Aku ingin menunjukkan fotoku ke Shin Oppa jadi fotolah aku.” Kata Ye Na pada So Bong
“Dilarang foto itu aturannya.” Ucap So Bong binggung. Ye Na mengatakan kalau Melakukan apapun yang dinginkan adalah aturannya. Akhirnya Ye Na mematuhi perintah Ye Na.
“Padahal sudah kuberitahu tadi dilarang foto.” Ucap Pegawai memarahi Ye Na.
“Sudah kubilang aku tidak mau foto. Kenapa kau tidak mau menurutiku?” kata Ye Na sengaja menyalahkan So Bong. So Bong terlihat binggung.
“Apa memalukan atasanmu itu tugasmu, Agasshi? Kau harusnya bertindak sopan seperti bosmu. Aku akan membiarkan hal ini karena mereka. Jadi mulai sekarang, jaga sikapmu.” Ucap Pegawai sinis.
So Bong hanya bisa meminta maaf,  Shin sedari tadi hanya menatap mengeluh karena harus meminta maaf padahal ia yang menyuruh karena ingin foto pengantin wanita yang cantik. Pegawai terlihat panik mendengarnya.
“Memangnya salah? Kau bilang "Jaga sikapmu"? Berarti itu maksudnya ditujukan padaku?” kata Shin menyindir.
“Apa? Mana berani saya... Saya mohon maaf, Direktur... Anda boleh berfoto sesukamu Tolong jangan marah.” Ucap Si pegawai
“Tadi kau bilang itu aturannya disini.” Komentar Shin membela So Bong
“Siapa yang peduli dengan aturan bodoh? Suatu kehormatan bagi kami melayani Klien VVIP seperti Anda.” Ucap Si pegawai.
Shin pun dengan sengaja mendekati Ye Na dengan mengajak foto bersama layaknya pasangan. Si pegawai pun buru-buru mengambil ponsel untuk mengambil fotonya, Ye Na terlihat jengah dengan Shin yang memeluk tubuhnya.
“Apa Kau sudah gila? Kau tak mau lepas?” bisik Ye Na marah
“Kalau kau mau berakting, aktinglah yang benar. Karena akulah manusia Nam Shin sekarang.” Ucap Shin, Ye Na seperti tak peduli
“Sudah kuperingatkan 'kan jangan seenaknya pada Kang So Bong.” Tegas Shin lalu mereka berusaha berpose. Ye Na segera meminta izin untuk pergi ke kamar kecil sebentar.So Bong bisa tersenyum karena Shin kembali membelanya. 


Shin dan So Bong menunggu didepan mobil, Sang Guk mengintip dibalik pohon. Ye Na keluar dari toko dengan wajah sinis tak suka dengan perkatan Shin "Jangan seenaknya pada Kang So Bong?" lalu menduga So Bong pasti yang menyuruh Shin.
“Aku tidak akan melupakan bagaimana kalian berdua cari masalah denganku. Kau pulang sendiri saja.” Kata Ye Na lalu pergi dengan mobilnya. 

So Bong mengeluh dengan sikap Shin yang harus membuatnya  ingin berterima kasih. So Bong menyuruh Shin agar pagi taksi karena harus mengejar Ye Na. Shin langsung menolaknya dan berjalan pergi, So Bong bertanya kemana Shin akan pergi. 
“Kita tidak punya waktu seperti ini,  Bagaimana kalau nanti Manajer Tim Seo mengadu?” ucap So Bong melihat Shin yang mengajaknya berjalan-jalan.
“Wah, banyak sekali orang... Aku tidak pernah berjalan seperti ini  sejak aku datang ke Korea.” Kata Shin. So Bong pun membiarkan mereka bisa jalan-jalan Lima menit saja.
“Hei.. Mereka sangat cantik dari ujung  kepala sampai ujung kaki. Aku padahal perempuan, tapi sangat tertarik pada mereka. Kenapa kau bisa berjalan  begitu saja berpapasan dengan mereka? Wah.. Kau itu emosi tidak punya, gairah juga tidak punya. Begitulah kau.” Komentar So Bong melihat Shin yang tak melirik wanita cantik.
“Kau 'kan cantik dari ujung kepala sampai ujung kaki juga.” Ucap Shin. So Bong terlihat gugup mendengarnya.
Tiba-tiba layar didepan mereka berubah jadi foto So Bong dengan baju pengantin. So Bong binggung apa itu.  Shin tahu kalau So Bong terus menatap gaun itu Jadi menggabungkan foto So Bong dengan gaun yang dipakai oleh Ye Na.
“Aku membuat kakimu lebih panjang,  menambahkan volume payudaramu, dan menyesuaikan ukurannya sedikit.” Ucap Shin bangga
“Jangan melakukan hal seperti itu.  Cepat Hapus itu sekarang!” kata So Bong panik takut banyak ada yang melihat
“Coba Lihatlah dulu secara obyektif. Ketika kau melihat rasiomu, kau cantik dari ujung kepala sampai kaki menurut standar manusia.” komentar Shin. So Bong mendengus kesal dengan melihat ponselnya. 
“Sudah kuduga. Manajer Tim Ji  menyuruh kita datang.” Kata So Bong melihat ponselnya lalu menyuruh Shin agar segera menghapus itu sebelum mengadukan pada ibunya. Sang Guk melihat dari kejauhan tak percaya Shin bisa menganti layar. 


Nyonya Oh tak percaya memastikan pada So Bong kalau Shin benar-benar menyerang Ye Na. So Bong membela Shin kalau Ye Na yang lebih dulu salah karena membuat Shin menghadap dinding dan melepas baterainya. David terlihat menahan amarah.
“Padahal kau tahu dia melindungiku karena kau menyerangku saat aku mencoba menghentikanmu.”kata So Bong. Tuan Ji juga tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau pikir dia ini mainan? Kau membuatnya menghadap dinding lalu melepas baterainya?” kata David terlihat kesal
“Kenapa kalian ini? Jadi haruskah aku memperlakukannya seperti  Shin Oppa disaat tidak ada orang lain?” kata Ye Na sinis
“Walau tak ada orang pun,  perlakukanlah dia seperti Direktur Nam. Aku takut sikapmu ini ketahuan tanpa kau sadari” jelas Tuan Ji
“Apa aku masalahnya di sini? Dia tidak mau menuruti karena  yang dia pedulikan cuma Kang So Bong.” Kata Ye Na kesal
“Kau tidak boleh sembarangan  sama dia atau siapa pun.” Tegas Shin. Ye Na kesal melihat sikap Shin.
“Jadi Urusilah masalah ini.” Kata Ye Na lalu bergegas pergi. 


Nyonya Oh pun bertanya pada So Bong apa yang sudah dilakukan pada Shin,  So Bong binggung karena tidak melakukan apa-apa. Shin membela So Bong kalau tidak salah. Nyonya Oh binggung dengan So Bong tak percaya mendengarnya.
“Ada masalah apa?” tanya Nyonya Oh panik karena Shin yang membela So Bong
“Bukan salahnya kalau  ada peraturan baru ditambahkan.”kata David menahan Nyonya Oh agar tenang.
“Ibu membuatmu sempurna. Kenapa tingkahmu malah bertingkah aneh? Kau biasanya menuruti Ibu.  Kenapa kau menjadi seperti ini?” kata Nyonya Oh. Tuan Ji meminta agar Nyonya Oh tenang. 

Saat itu terdengar teriakan Ye Na memanggil Shin, semua langsung berlari ke ruang rawat. Mereka bertanya apa yang terjadi, Dokter Cha memberitahu Tekanan darahnya turun tapi sekarang sudah naik lagi jadi keadaan sudah stabil dan mereka tidak perlu khawatir.
“Kukira kau akan mati... Janganlah mati.”ucap Ye Na terus menangis.
“Siapa yang akan mati? Keluarlah jika kau Cuma berkata yang tidak-tidak.” Kata Nyonya Oh marah. 



Semua terlihat khawatir melihat Shin, dari kejauhan So Bong dan Shin melihat dari kejauhan lalu So Bong mengajak keluar saja seperti tak tega karena Shin robot seperti diabaikan begitu saja. Lalu memberitahu Tuan Ji kalau mereka akan keluar.
“Hari ini aku saja yang nyetir.” Ucap So Bong membuka pintu mobil. Shin binggung kenapa harus melakukan.
“Tak kenapa-kenapa.. Masuklah, Direktur Nam.” Kata So Bong. Shin pun masuk ke dalam mobil
Bersambung ke episode 16

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar