PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 18 Juli 2018

Sinopsis Lets Eat 3 Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Byung Sam  dkk sedang main games di komputer, tapi Ji Seok kalah bermain games, Byung Sam mengeluh Ji Seok yang membiarkan gol di menit terakhir. Sang Joo menyuruh Ji Seok menyingkir karena giliran yang main.
“Kalian sedang apa?” ucap Dae Young masuk ke dalam rumah, Ji Seok mencium aroma enak.
“Ibu Ji Woo memberiku ini.Ulang tahun Seo Yeonnanti dalam beberapa hari,jadi dia memasak makanan untuknya.” Cerita Dae Young
“Seo Yeon? Siapa itu?” tanya Sung Joo dengan tatapan terus ke arah komputer.
“Gadis yang tinggal di sebelah, Yang tinggi dan ramping yang punya simbol integral. Apa hari ulang tahunnya lusa nanti?” kata Ji Seok terpesona.


Seo Yeon dan Ji Woo datang ke restoran tempat Dae Young berkerja. Ji Woo melihat kalau tempatnya mahal dan kebingungan melihat menu makanan. Seo Yeon menyuruh kakaknya diam saja karena akan memesannya.
“Halo, saya pelayan Anda Beckham. Ini makanan pembuka.” Ucap Dae Young menyapa pelanggan.
“Coba Lihat betapa formalnya bicara.... Ini aneh... Kenapa dengan seragamnya? Kau terlihat seperti belalang.” Ejek Ji Woo
“Dia menamai dirinya dengan David Beckham yang tampan.”jelas Seo Yeon dan Dae Young menunjuk name tagnya “Beckham siap melayani Anda!”
“Aku menamai diriku karena aku suka sepak bola.” Bisik Dae Young akan menuliskan pesanan. Ji Woo mengaku tak tahu mau pesan apa.
“Di tempat ini, kita harus memesan monte cristo. Satu monte cristo dengan saus krim nanas dan lada. Rasanya lebih enak dengan itu. Dan juga, satu daging sapi dan udang dan menu baru” kata Seo Yeon dengan fasih.
“Kau bilang Cajun quesadilla? Itu salah satu hidangan terbaik terbaru kami.” Kata Dae Young
“Apa kami bisa menggunakan kupon ulang tahun premium?” ucap Seo Yeon meminta Ji Woo agar memperlihatkan kuponya.
“Kalau Anda ingin minuman, Anda harus...” kata Dae Young, Seo Yeon mengaku sduah tahu kalau Dengan tambahan 4,500 Won maka mendapatkan soda, sup, dan kopi.
“Kami akan makan sup brokoli dan soda jambu biji yang baru. Setelah selesai, kami bisa isi ulang soda.” Kata Seo Yoen. “ kata Seo Yeon
“Kau malah seperti bekerja di sini.” Komentar Ji Woo. Seo Yeon mengaku selalu berkencan dan kencan buta di restoran.
“Kudengar kami bisa mendapatkan diskon dengan kartu keanggotaan seluler. Apa ini dihitung juga?” ucap  Ji Woo
“Ya, berikan saja kalau nanti mau bayar.” Komentar Dae Young, Ji Woo tersenyum bahagia mengeluarkan kartunya.
“Bukankah kita harus memberikannya sekarang?” kata Ji Woo, Seo Yeon menyuruh kakaknya diam saja. 


Di luar restoran, Sung Joo merasa kalau berpikir berlebihan karena Ji Seok tidak cukup dekat untuk mentraktirnya di hari ulang tahunnya, bahkan bertemu dengannya sekitar dua kali. Ji Seok mengaku  Itu sebabnya ini kesempatannya untuk mengenalnya lebih baik.
“Hei, berikan padaku... Tanganmu terlalu kotor membawa boneka putih ini.” Kata Ji Seok mengambil boneka dari tangan Byung Sam
“Sung Joo, kau yang bawa dan Aku akan bawa kuenya.” Kata Ji Seok, Byung Sam mengaku kalau Tangannya tidak kotor lalu menatap tanganya dan membenarkan kalau tanganya memang kotor.

Menu makanan, diantar diatas meja. Ji Woo merasa semua makanan enak dan ingin memakanya. Seo Yeon menahan agar mau ambil foto dulu. Ji Woo mengeluh dan bertanya apakah sudah selesai. Seo Yeon mencoba mengambil makanan dan juga selfie dan kaget melihat ada Ji Seok dengan kue ulang tahun.
“Apa ini? Kenapa kalian di sini?” tanya Ji Woo heran melihat ketiganya datang
“Kami mendengarnya dari Dae Young. Bagaimana mungkin kami tidak merayakan ulang tahun tetangga kami? Dan Seo Yeon, ini untukmu.” Kata Ji Seok memberikan kue ulang tahun. Seo Yeon merasa tak suka mengajak kakaknya pergi.
“Duduklah... Mereka di sini untuk mengucapkan selamat ulang tahun.” Kata Ji Woo, Seo Yeon terlihat tak suka.
“Terima kasih. Kenapa kalian tidak duduk dulu?” kata Ji Woo ramah. Ji Seok memberikan hadiah boneka kelinci yang sedang trend.
Seo Yeon terlihat makin kesal memegang boneka kelinci, tiba-tiba Dae Young dan pegawai lainya keluar menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun”.   Ji Seok mengejek kalau Dae Young terlihat seperti penyanyi K-pop. Dae Young menyanyi dengan wajah tertunduk malu, sementara Seo Yeon bisa tersenyum bahagia melihat Dae Young menyanyikan selamat ulang tahun. 


Seo Yeon dibandara memberikan paspornya.  Petuas melihat Seo Yeon sedang berulang tahun hari ini yaitu tanggal, 17 Juli 1985.  Ia terlihat sangat narsis, sengaja mengambil foto didepan pintu kedatangan lalu menuliskan caption “Aku akhirnya di sini. Bandara Incheon. Sudah 12 tahun. Lama tidak bertemu Korea.”
Setelah itu dengan wajah kesusahan, Seo Yeon mengangkat kopernya menaiki tangga lalu melihat alamat di ponselnya "11-23, Gaji-ro, Eunpyeong-gu" lalu mengedor pintu rumah seperti sangat marah.
“Kau siapa?” tanya seorang pria mendekati Seo Yeon. Seo Yeon balik bertanya apakah pria itu tinggal disini.
“Ya, tapi siapa kau mengetuk pintu seperti itu.” Kata Si pria
“Apa Jung Hyun Ah tinggal di sini? Dia lahir tahun 1985 dan belajar di luar negeri di Amerika Serikat.” Kata Seo Yeon. Si pria heran dengan ucapan Seo Yeon
“Tidak ada orang seperti itu di sini.” Kata pria itu langsung masuk ke dalam rumah. Seo Yeon mengedor pintu kalau ingin memastikan rumahnya.
“Apa? Apa dia berbohong tentang orang tuanya yang tinggal di sini juga?” keluh Seo Yeon lalu memegang perutnya kalau tidak bisa makan apa-apa hari ini bahkan Hari ini juga hari ulang tahunnya lalu mencari keyword “Restoran kimchi sujebi terkenal”



Seo Yeon datang ke restoran, Kalguksu, sujebi, taoge gukbap dan melihat ada banyak antrian.  Ia melihat kalau  restoran pasti sangat terkenal dan yakin kalau nanti rasanya pasti enak.
Seperti biasa, Seo yeon mengambil foto dan selfie didepan restoran dengan caption “Aku menyukainya... Kimchi sujebi.” 

Dae Young melihat Ji Woo yang baru pulang kerja, Ji Woo heran karena Dae Young datang bersama anjingnya. Dae Young menceritakan kalau anjing Ji Woo merengek dan meminta jalan-jalan dan bertanya apakah ia boleh jalan-jalan bersamanya.
“Itu akan sangat berterima kasih.” Kata Ji Wo dengan senang hati.
“Kenapa dia sangat menyukaiku? Lagipula, aku tipe yang populer tanpa memandang spesies. Apa Kau sudah makan malam? Aku merasa lapar karena diseret olehnya.” Kata Dae Young
“Bagaimana kalau kita makan ayam goreng dan bir?” ajak Ji Woo, Dae Young pun setuju. 

Keduanya duduk di luar tempat ayah goreng, Ji Woo membuatkan kembali campuran bir dan soju.  Dae Young melihat Ji Woo yang kehilangan indera perasa, tapi keterampilan tangannya masih ada. Ji Woo memberitahu campuran bir dan Soju adalah obatnya.
“Kalau itu obat, akankah pikiranku yang rumit bisa dipecahkan saat aku meminum ini?” kata Dae Young
“Kenapa pikiranmu rumit?” tanya Ji Woo, Dae Young menceritakan kalau baru saja ditawari pekerjaan.
“Kudengar kau konsultan asuransi yang kompeten. Apa perusahaan lain menawarkan gaji yang bagus?” ucap Ji Woo heran
“Ini bukan tentang pekerjaanku saat ini. Perusahaan makanan ingin aku bergabung dengan mereka sebagai pencipta. Aku punya blog bernama Let's Eat, dan mendapat respon yang cukup bagus.” Cerita Dae Young
“Aku tidak tahu kau melakukan hal semacam itu. Kau mengambil jurusan teknik, tapi pekerjaanmu konsultan asuransi. Kau tergila-gila dengan sepak bola, tapi Apa kau sedang membuat blog makanan?” komentar Ji Woo
“Itu sangat tidak terduga. Apa nama blogmu lagi?” kata Ji Woo mengeluarkan ponselnya. Dae Young menyebut nama “Let's Eat.” Dan Ji Woo mencari keyword.
“Apa ini? Isinya semua piring dan mangiuk kosong.” Ucap Ji Woo binggung , Dae Young mengaku kalau itu ciri khas blognya.
“Ini jelas tidak biasa... Aku bisa bilang blogmu sangat populer.” Kata Ji Woo, Dae Young mengaku kalau itu berkat Ji Woo.
Dae Young menegaskan kalau Ji Woo yang membawa dalam hal hebat ini. Ji Woo mengulang kata-kata Dae Young kalau itu berkat dirinya, maka minuman itu juga untuk teman kuliahnya.
“Bukan hanya ini... Mulai sekarang, aku akan mentraktirmu di semua jenis restoran yang lezat. Aku akan membawa kembali langitmu untukmu” kata Dae Young, Ji Woo tak prcaya mendengarnya.
“Benar... Kalau begitu, ayo kita bersulang.” Dae Young lalu keduanya  Bersulang.
Dae Young terlihat sibuk dengan ponselnya sambil tersenyum, Ji Woo tak ingin menganggu memilih untuk ke toilet dulu sebentar. Dae Young  masih tetap menatap ponselnya. Ji Woo menatap Dae Young berpikir kalau pasti sedang SMS dengan pacarnya.

Seo Yeon akhirnya bisa masuk ke dalam restoran dengan semangkuk sujebi, lalu mengucapkan “Selamat ulang tahun, Seo Yeon.” Dan melihat kalau terlihat Enak sekali. Seo Yeon mulai makan setelah mengambil foto.
“Apa ini? Kupikir di sini tempat paling enak. Tapi rasanya begitu saja.” Keluh Seo Yeon seperti ingin makan seperti buatan ibunya. 

Seo Yeon keluar dari restoran, tiba-tiba seseorang memanggil namanya “Lee Seo Yeon. Seo Yeon melihat seorang pria bertanya siapa, Woo Sun bertanya apakah Seo Yeon kenal Choi Woo Young, kalau meminjam uangnya ketika berada di Amerika.
Akhirnya Seo Yeon memilih untuk kabur dengan meninggalakan kopernya, bahkan hampir tertabrak mobil. Tapi heelsnya malah terjebak di sela-sela hole. Woo Sun akhirnya datang dengan kopernya karena tersangkut dengan mengejek kalau Ternyata Seo Yeo itu gadis yang kabur  tanpa membayar uangnya.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.”kata  Seo Yeon mencoba mengelak.
“Yang meminjamkan uang padamu itu sepupuku. Dia perlihatkan padaku foto-foto SNS-mu dan bilang kalau kau lari ke Korea. Aku menjawab seseorang yang melarikan diri tidak akan meninggalkan jejak di media sosial seperti ini.” Jelas Woo Sun
“Melihat bagaimana kau mencoba untuk berlari setelah kau melihatku, kau mungkin benar-benar tidak membayarnya kembali.” tegas Woo Sun.
“Apa maksudmu? Aku juga korban. Teman bisnisku kabur dengan uang itu, jadi aku di sini untuk mendapatkan dia juga. Aku belum menangkapnya, jadi lari karena dorongan hati.Jika aku benar-benar tidak akan membayarnya kembali, kenapa aku memposting foto di akun media sosialku seperti yang kau bilang? Jelas Seo Yeon


“Kenapa kau tak katakan itu padanya? Aku hanya diminta untuk menangkapmu.” Kata Woo Sun.
Seo Yeon panik karena Woo Sun akan video call,  Woo Sun memberitahu kalau sudah menangkap Lee Seo Yeon. Woo Young meminta Woo Sun agar Jangan biarkan Seo Yeon untuk pergi sekarang. Woo Sun heran melihat Woo Young seperti kesusahan dalam bernafas.
“Kurasa aku akan melahirkan... Aku akan ke sana setelah aku pulih. Sampai saat itu...” kata Woo Young  dan langsung menutup ponselnya.
“Apa sudah waktunya melahirkan?” tanya Woo Sun binggung,  Seo Yeon mengaku kalau perutnya semakin membesar saat terakhir melihatnya.
“Kau tinggal di mana?” tanya Woo Sun. Seo Yeon mengaku belum mencarinya.
“Apa Kau bahkan tidak membuat reservasi menginap sebelum datang ke sini?” keluh Woo Sun, Seo Yeon mengaku kalau Itu karena terburu-buru.

Seo Yeon melihat kalau hotelnya terlihat bagus. Pegawai bertanya apakah Seo Yeon ingin menghabiskan satu malam atau beberapa jam. Seo Yeon menjawab kalau Satu malam. Pegawai memberitahu totalnya 60,000 Won. Seo Yeon melihat dompetnya dan uangnya ga cukup.
“Pria itu harus membayar  seperti ini.”kata pegawai. Woo Sun menegaskan kalau mereka bukan sepasang kekasih.
“Bisa pinjamkan aku uang? Aku sudah pernah bilang. Teman bisnisku mengambil semua uangku dan kabur, jadi aku bangkrut. Aku menghabiskan apa yang kumiliki dan nyaris membeli tiket penerbangan ke sini.” Rengek Seo Yeon, akhirnya Woo Sun membayarkan hotel untuk Seo Yeon.
“Apa Kau mau membantu bawakan tasku? Wah... Kau baik sekali.” Komentar Seo Yeon melihat Woo Sun mengangkat kopernya.
“Kenapa aku melakukan itu? Aku mengambil koper ini dan kembali besok. Ini satu-satunya cara agar kau tidak lari lagi.” Tegas Woo Sun.
“Itu tidak benar. Kau tidak bisa memutuskannya sendiri.” Keluh Seo Yeon
“Aku akui kau itu menjengkelkan, tapi sepupuku akan sangat marah. Jadi jangan ke mana-mana.” Tegas Woo Sun lalu keluar dari hotel.

Seo Yeon mengeluh Woo Sun itu pemarah, akhirnya memilih untuk kabur dengan naik taksi. Sopir taksi bertanya kemana akan pergi. Seo Yeon binggung kemana harus pergi. Si sopir binggung, Seo Yeon mengaku  tidak punya uang jadi meminta agar menyetir saja karena akan bayar nanti. Sopir langsung melirik sinis, Seo Yeon pun akhirnya turun dari taksi dan kembali ke kamar hotel dengan wajah lelah membaringkan tubuhnya, tidak percaya datang ke korea tanpa rencana.


Woo Sun akhirnya sampai rumah, Woo Young bertanya keberadan Seo Yeon. Woo Sun berpikir tak perlu khawatir karena Seo Yeon memasuki sebuah motel. Woo Young panik karena bisa saja akan melarikan diri. Woo Sun memberitahu kalau Semua barangnya ada bersamanya jadi tidak bisa pergi.
“Pastikan dia tidak pergi ke mana-mana. Aku akan melahirkan dan akan berada di sana dalam dua minggu.” Kata Woo Young
“Apa Dua minggu? Kau bercanda?” keluh Woo Sun,
“Uang yang dia curi juga kau punya. Dan juga, suamiku tidak tahu tentang ini. Jika dia tahu, dia akan menceraikanku.” Tegas Woo Young
“Mengancamku tidak akan berhasil.” Tegas Woo Sun akhirnya Wo Young mengatakan kalau mengalami kontraksi dan Bayinya akan keluar lalu menutup ponselnya. Akhirnya Won Sun kesal menendang koper Seo Yeon dengan kesal. 

Ji Woo terlihat lesu sarapan dengan Corn flakes, lalu teringat ucapan Dae Young “Mulai sekarang, aku akan mentraktirmu di semua jenis restoran lezat. Aku akan membawa kembali langitmu untukmu.”
“Apa itu canggung untuk mengajaknya makan bersama ketika dia punya pacar? Aku juga tidak punya motif tersembunyi. Tapi Aku hanya ingin makan bersama.” Kata Ji Woo
Akhirnya Ji Woo mengirimkan pesan untuk Dae Young, “Goo Dae Young, kau sudah makan? Kalau belum, kenapa tidak bergabung denganku?” Tapi tak ada balasan apapun, sambil mengeluh Dae Young yang membacanya, tapi tidak membalas SMS.

Terdengar teriakan dari luar,  Ji Woo bergegas keluar dari rumah. Dae Young mengajak pergi Karena sedang panas, jadi makan naengmyeon. Ji Woo mengajak untuk makan babi rebus. Dae Young pun setuju, Ji Woo mengatakan kalau akan menemui di luar dalam 10 menit.


Seo Yeon heran dengan Won Sun yang mendatangi di hotel. Won Seun  memberikan koper Seo Yeon menyuruh pergi saja dan akan beri tahu sepupunya kalau Seo Yeon kabur dan memperingatkan agar jangan bermain social media lagi.
“Sepupuku akan merengek padaku lagi setelah melihat jejakmu.” Tegas Won Sun lalu berjalan pergi
“Kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran? Tapi Lagipula aku akan pergi.” Kata Seo Yeo lalu memeriksa kopenya dan melihat kalau ada sesuatu yang hilang. 

Won Sun baru keluar dari parkiran, tiba-tiba Seo Yeon menghadangnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Won Sun binggung dengan yang dilakukan Seo Yeon. Seo Yeon menegaska kalau ia yang harusnya bertanya, karena Won Sun yang menyuruh pergi setelah mencuri paspornya.
“Aku tidak mencuri apa pun, jadi Carilah lagi.” Ucap Won Sun. Seo Yeon mengaku sudah mencarinya.
“Apa Yakin kau cari dengan teliti? Mungkin kau kehilangannya saat temanmu lari.” Kata Won Sun. Seo Yeon menegaskan kalau Won Sun bisa melihatnya dengan membuka semua kopernya.
“Apa terjatuh di rumahku?” pikir Won Sun karena sempat menendang koper Seo Yeon 

Seo Yeon langsung mencari paspor diseluruh ruangan dan menemukan paspornya dibawa kursi. Lalu tersadar dengan rumah Woo Sun sangat besar dan mewah.  Won Sun menyuruh Seo Yeon agar pergi kalau sudah menemukannya,
“Kau tinggal sendiri di rumah besar ini?” kata Seo Yeon, Won Sun membenarkan.
“Jika aku pergi sekarang, aku akan menjadi orang yang mencuri uang. Aku ingin membuktikan ketidakbersalahanku, jadi biarkan aku mencari temanku di bawah pengawasanmu sampai sepupumu datang selagi aku tinggal di sini.” Ucap Won Sun merayu dengan tangisan.
“kau bilang "Selagi tinggal di sini"? Apa yang kau sarankan itu sama tak masuk akalnya dengan air mata palsu itu” komentar Won Sun sinis
“ Kenapa tak masuk akal saat kau punya banyak kamar di sini? Aku yakin ada kamar kosong.”komentar Seo Yeon
“Bukan itu masalahnya... Tapi...” kata Won Sun dan melihat ponselnya berdering terlihat nama “Sepupu” 

Won Young mengomel karena Won Sun tidak mengangkatnya, karena itu sangat sulit baginya dan memperlihatkan anaknya dengan meminta agar memberikan salam pada pamannya. Won Seun memberikan selamat atas bayi sepupunya.
“Jangan bilang kau bersama dengan Lee Seo Yeon. Apa Kau mau membuat keponakanmu tumbuh dengan orang tua yang bercerai?” kata Won Young
“Sajang-nim!... Selamat atas bayimu! Tunggu saja sampai aku. mendapatkanmu dengan tanganku.”kata Seo Yeon sengaja memperlihatkan wajahnya pada video.
“Sajang-nim, aku setuju untuk tetap di bawah pengawasannya sehingga aku bisa membayar kembali setiap sennya, jadi jangan khawatir.” Kata Seo Yeon .
Won Sun mengaku bukan seperti itu. Won Young meminta tolong agar melakukan dengan mengawasi Seo Yeon sampai kembali ke Korea dalam waktu dalam 10 hari. Seo Yeon seperti senang bisa tinggal di rumah yang mewah. 

Ji Woo berbicara dengan seniornya mengucapkan Terima kasih sudah mengambil shiftnya hari ini jadi akan mentraktir makanan yang enak untuk menggantinya. Ia sibuk melihat blog Dae Young kalau belum pernah ke salah satu restoran lalu keluar dari rumah.
“Dae Young! Goo Dae Young!” teriak Ji Woo dan melihat Dae Young kelaur dari rumah dengan sebuket bunga
“Apa kau Mau ke suatu tempat?” ucap Ji Woo, Dae Young membenarkan. Ji Woo ingin tahu kapan Dae Young akan kembali
“Apa Kau mau makan malam denganku?” tanya Ji Woo, Dae Young mengatakan akan keluar kota, jadi akan pulang terlambat dan berpikir kalau akan pergi mungkin lain kali.
“Dia pasti pergi menemui pacarnya.” Ucap Ji Woo melihat Dae Young dengan sebuket bunga.
Ji Woo akhirnya berbicara dengan anjingnya,  memastikan kalau akan baik-baik saja karena hanya ingin makan bersamanya dan juga bukannya tidak tahu tentang pacarnya. Lalu mengangkat telp dan wajahnya terlihat kaget dan akan segera ke sana. 


Seorang pelayan mengeluh dengan dapur yang berantakan karena banyak sekali yang mau dikerjakan. Ji Woo tertunduk meminta maaf.  Seorang pria berkomentar kalau Ini bukan sesuatu yang bisa dimaafkan, karena sudah memberitahu terakhir kali.
“Jika dia terus menyebabkan masalah ini, kami tak bisa memilikinya.” Kata Pria. Ji Woo kembali meminta maaf.
“Tapi jika pusat perawatan merawat pasien dengan baik, masalah seperti itu tidak akan...” kata Ji Woo
“Permisi...Apa Kau sedang menyalahkan kami sekarang? Kau sadar bahwa kami bisa merawat pasien sampai tingkat tertentu. Kau seorang perawat, jadi tidak seharusnya kau mengatakan itu.” Keluh Pria.
“Maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu. Lalu Apa ibuku baik-baik saja?” kata Ji Woo. 

Ji Woo masuk melihat ibunya lalu dengan senyuman menyapa memanggil Mi Sook. Ibu Ji Woo senang karena sudah lama sekali jadi hampir lupa wajahnya, Ji Woo mengaku kalau sibuk mendukung hidupnya lalu menanyakan keadaan ibunya.
“Kudengar Anda menyebabkan kebakaran lagi. Sudah kubilang jangan dekat-dekat dengan dapur. Coba lihat, Pakaian Anda juga berantakan.” Ucap Ji Woo
“Kukira mereka memberitahuku padamu. Orang-orang itu... Putriku akan pergi piknik besok, jadi aku ingin menyiapkan beberapa bahan untuk membuat gimbap.  Aku sudah bilang, kalau punya anak perempuan yang namanya sama dengan namamu.” Ucap Ibu Ji Woo yang terkena demensis.
“Berapa umur anak perempuan Anda?” tanya Ji Woo, Ibu menjawab kalau anaknya masih kelas dua.
“Agar dia tidak diejek karena tidak punya ayah, aku akan membuat kotak makan siang yang besar. Aku akan memanggang ham dan ayam goreng juga.” Ucap Ibu Ji Woo
Ji Woo menganguk mengerti,  kalau akan menyiapkan semuanya untuknya. Jadi jangan khawatir dan istirahat saja. Ibu Ji Woo menegaskan kalau  ingin melakukannya sendiri dan akan pergi ke dapur lagi saat petugas tidak ada. Ji Woo kesal ibunya yang pergi ke dapur.
“Anda selama ini bekerja di dapur. Apa Anda tidak bosan?” kata  Ji Woo kesal
“Ji Woo, kenapa kau tiba-tiba marah? Sudah Lupakan. Itu bukan urusanmu, jadi pergilah.” Kata Ibu Ji Woo merengek marah
“Maaf, Mi Sook... Maafkan aku. Jangan seperti ini, dan ayo jalan-jalan. “ kata Ji Woo merayu. 


Keduanya berjalan dengan cuacanya yang sangat bagus. Ibu Ji Woo bertanya apakah Ji Woo tidak pacaran dengan siapa pun dan tetap bisa bergaul di akhir pekan.  Ji Woo terlihat binggung, Ibu Ji Woo merasa kalau mereka itu seumuran, tapi sudah punya anak perempuan yang masih remaja.
“Aku tidak bisa.” Ucap Ji Woo, Ibu Ji Woo bertanya kenapa Ji Woo tak bisa.
“Bagaimanapun, ini bukan waktunya bagiku untuk pacaran. Tidak ada waktu yang tepat untuk berpacaran dengan seseorang. Kau harus pacaran dengan seseorang lalu cepatlah menikah, dan juga harus punya anak.” Jelas ibu Ji Woo
“Oh iya. Apa bagus untuk melakukan semua itu? Anda bekerja keras saja.” Ucap Ji Woo memegang tangan ibunya.
“Tetap saja, ini bagus... Memang Sulit ketika aku bekerja, tapi aku merasa bahagia setiap kali aku melihat putriku. Itulah satu hal yang tidak kusesali dalam hidupku.” Kata Ibu Ji Woo, akhirnya Ji Woo memeluk erat ibunya. 


Dae Young pergi ke Rumah Pemakaman Sungsim, teringat kembali kenangan.
Flash Back
Dae Young pikir bisa mengantar Soo Ji pulang. Soo Ji merasa tak perlu karena Dae Young besok harus kerja dan akan meneleponmu saat sampai. Dae Young pun melepas Soo Ji menaiki bus dari Seoul ke Sejong. Keduanya saling melambaikan tangan, mengucapkan salam perpisahan.
“Aku akan menemuimu akhir pekan depan. Ayo kita makan kepiting kecap asin.” Kata Dae Young sambil mengemudikan mobilnya, Soo Ji terlihat bahagia.
“Aku akan mencari tempat yang lezat.” Kata Soo Ji, Dae Young menyuruh Soo Ji untuk tidur karena pasti lelah dan menelpnya saat sampai. So Ji juga meminta Dae Yong agar berhati-hati pulang.
Tiba-tiba Dae Young dikagetkan dengan truk yang hampir menabraknya, lalu bisa menghindarinya. Dengan wajah panik memanggil Soo Ji dari ponselnya, tapi tak ada sahutan. Soo Ji sudah tergeletak di jalan dengan luka parah, dan ponsel tergeletak di jalan.
Dae Young berdiri didepan tempat abu, dengan foto Soo Ji bersama dirinya yang memegang cincin pertunangan. Tertulis “Baek Soo Ji, 1985 – 2016” lalu menaruh bunga untuk mantan pacarnya. 


Dae Young pulang kerumah kaget melihat Lee Seo Yeon datang kerumahnya. Seo Yeon mengeluh Dae Young kemana saja karena tak menjawab telpnya karena menunggu lama. Dae Young binggung kalau Seo Yeon menunggu dirinya bukan Ji Woo.
“Kau bilang Ji Woo?” ucap Seo Yeon bingggung. Saat itu Ji Woo datang dan Dae Young memanggilnya Seo Yeon dan Ji Woo saling menatap sinis seperti masih memendam amarah. Dae Young yang melihatnya terlihat binggung.
Bersambung ke episode 3

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar