PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 27 Juli 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Young Joon memegang tangan Mi So mengatakan kalau akan mewujudkan impiannya yaitu akan selalu pulang bersama Dan akan senantiasa makan ramen bersama. Saat itu Tuan Kim sudah ada dibalik selimut mendengar pembicaraan keduanya.
“Tak masalah meski tubuhku dipenuhi dengan MSG. Aku... Ingin jadi suamimu. Aku ingin menikah denganmu, Kim Mi So.” Kata Young Joon. Mi So terdiam mendengarnya.
“Kenapa? Apa kau keberatan?” tanya Young Joon, Mi So akhirnya mengangguk perlahan. Young Joon pun ingin mencium Mi So lalu terdengar teriakan Tuan Kim.
“Aku keberatan!” teriak Tuan Kim, Mi So langsung mendorong Young Joon, Young Joon dengan memegang dadanya yang sakit menyapa Ayah mertua-nya.
“Saat kalian menikah, Aku akan ajukan keberatan di pernikahan!” tegas Tuan Kim
“Kenapa kau disini, ayah? Bukankah seharusnya kau di RS?” ucap Mi So kaget
“Dokter bilang aku sudah boleh keluar, Dan dirumahku tak ada air juga. Makanya aku kemari.” Jelas Tuan Kim
“Kalau begitu, seharusnya kau menghubungiku dulu.” Ucap Mi So, Tuan Kim mengaku sudah mengiri pesan, tapi tak dibalas.
“Di kantor sedang ada persoalan genting, jadi aku tak sempat memikirkan hal lain.” Jelas Mi So
“Aku harus bicara denganmu.” Kata Tuan Kim pada Young Joon, Mi So meminta agar ayahnya bicara di rumah saja.
“Aku harus bicara dengannya antar pria. Kau jangan ikut campur.” Tegas Tuan Kim lalu mengajak Young Joon pergi. 


Keduanya duduk di warung tenda, tatapan Tuan Kim sinis pada Young Joon, lal mengaku kalau sangat kecewa pada Young Joon. Menurutnya Young Joon itu pacar Mi So, Jadi sudah pasti datang ke rumah anaknya.
“Saat aku kencan dengan ibu Mi So. Aku biasanya kerumahnya disaat ibunya pergi. Pokoknya, kenapa kau melamarnya dengan berkata kau ingin makan ramen sampai tubuhmu penuh MSG? Sungguh tak romantis.” Keluh Tuan Kim
“Maafkan aku... Aku bermaksud ingin hidup sederhana dan bahagia bersama.” Jelas Mi So
“Apa kau bersungguh-sungguh ingin menikahi Mi So-ku?” tanya Tuan Kim, Young Joon mengatakan ingin menikah dengan Mi So.
“Kalau begitu, lamar dia kembali.” kata Tuan Kim, Young Joon binggung apa maksudnya.
“Waktu telah berganti, Tapi, keromantisan tetap hidup. Aku tak bisa menyerahkan putriku pada pria yang tak keren dan kurang tulus sepertimu.” Tegas Tuan Kim. Young Joon terdiam mendengarnya.
“Kenapa? Apa kau tak percaya diri?” ucap Tuan Kim, Young Joon dengan tegas menjawab sangat percaya diri.
“Sebenarnya, aku dipenuhi dengan kepercayaan diri.” Ungkap Young Joon.
“Aku suka semangatmu.” Kata Tuan Kim lalu mengajak mulai minum, Young Joon mengikuti cara Tuan Kim minum membalikan gelas diatas kepala setelah menghabiskan satu gelas.
“Kau sebaiknya melamar putriku dengan cara yang paling romantis. Aku akan mengawasimu dengan mata mempesona ini.” Tegas Tuan Kim, Young Joon menganguk mengerti.
“Tolong jangan melihat ke arah lain, saksikan aku.” Kata Tuan Kim, Young Joon menganguk mengerti.
“Ayo kita Mari minum sampai mati.” Kata Tuan Kim terus mengajak Young Joon minum soju tanpa henti. 

Mi So yang panik mencoba menelp tapi Young Joon tak bisa dihubungi, Ia penasaran apa yang dibicarakan sampai Young Joon tak bisa mengangkat telpnya. Ia takut kalau Tuan Kim memarahi Young Joon.  Sementara di warung tenda, keduanya mulai mabuk setelah menghabiskan beberapa botol Soju.
“Ayah, Terima kasih telah membawa Mi So ke dunia ini.” Ucap Young Joon dengan  mata setengah sadar.
“Kau harus perlakukan Mi So dengan baik, Kasih dia banyak makanan enak. Dan kau tahu... Kalau Mi So suka ikan makarel?” ucap Tuan Kim
“Mi So tidak suka makan ikan makarel lagi sekarang. Dua tahun lalu, Tulang ikannya tersangkut di tenggorokannya saat makan ikan makarel. Sejak saat itu, dia jadi takut makan ikan makarel.” Jelas Young Joon, Tuan Kim seperti baru tahu tentang anaknya.
“Kalau begitu beri dia banyak ceker ayam. Terutama dihari dia banyak pikiran. Saat dia banyak pikiran, Dia butuh makanan yang sangat pedas.” Ungkap Tuan Kim
“Mi So tak suka makan pedas lagi meski lagi banyak pikiran. Saat dia mengetahui soal hutang pribadimu, Dia sangat stres sehingga makan ceker pedas, tteokbokki pedas dan belut pedas bersamaan. Dan menyebabkan perutnya sakit parah.” Ungkap Young Joon, Tuan Kim pun baru mengetahuinya.
“Ngomong-ngomong, bagaimana kau Tahu mengenai... Hutang pribadiku?” tanya Tuan Kim heran
“Aku juga tahu kalau bisnismu di galeri Nagwon bangkrut Dan kau ditipu oleh temanmu sebagai penjamin.” Jelas Young Joon.
Tuan Kim tak percaya Young Joon mengetahuinya yang menurutnya sangat Memalukan sekali. Ia mengakui kalau Keluarganya itu bahkan lebih miskin dari yang dibayangkan. Ia yakin Young Joon pasti Young Joon akan terkejut mendengarnya.
“Tapi rumah Mi So yang ditinggalinya bukan rumah pribadinya, dia bayar sewa tahunan.” Kata Tuan Kim
“Bukan tahunan, tapi bulanan. Depositnya dulu sebesar $50,000, dan uang sewa perbulan $200.” Kata Young Joon. Tuan Kim kembali baru mengetahui tentang anaknya.
“Aku jadi tahu banyak soal putriku. Dia tak punya apa-apa. Apa kau masih menyukainya?” tanya Tuan Kim, Young Joon menganguk.
“Apa kau yakin perasaanmu tak akan berubah?” tanya Tuan Kim, Young Joo pun yakin.
“Mungkin hidup kami bertolak belakang. Tapi perasaanku pada Mi So tak akan berubah.” Tegas Young Joon . 
“Kau lulus. “ kata Tuan Kim, Young Joon binggung apa maksudnya lulus.
“Aku menerimamu sebagai menantuku.” Jelas Tuan Kim, Young Joon langsung berdiri membungkuk mengucapkan terimakasih .
“Tapi... Kau harus...melamarnya dengan benar.” Kata Tuan Kim, Young Joon mengatakan akan ingat itu.
Tuan Kim mengaku sangat menyukai Young Joon dan menyuruh untuk duduk kembali, Young Joon terlihat sedikit oleng sampai tak bisa duduk dengan benar, Tuan Kim seperti khawatir menyuruh Young Joon untuk duduk dengan benar.

Mi So akhirnya menunggu didepan taman dan kaget melihat keduanya mabuk berjalan pulang. Tuan Kim mengaku sangat mencintai Young Joon, Young Joon pun membalas kalau menyukai Tuan Kim juga. Tuan Kim meminta agar Young Joon memperlakukan Mi So dengan baik.
“Apa yang kuinginkan bukan menantu kaya. Aku ingin pria yang bisa membuat Mi So bahagia. Tentu saja kaya adalah hal bagus.” Ungkap Tuan Kim
“Ya, Kau benar dalam segalanya, Ayah.” Kata Young Joon, Lalu Tuan Kim melihat anaknya memanggil layaknya seperti anak dan Young Joon memanggil Mi So sebagai kekasihnya.
Mi So bisa mencium bau alkohol yang sangat menusuk, lalu mengeluh mereka yang minum banyak sekali. Tuan Kim mengatakan itu karena mereka ingin minum. Mi Soo mengumpat kesal dengan tingkah keduanya.
“Ayah baru saja keluar RS belum lama, Lalu  sekarang sudah mabuk-mabukkan? Ayah sebentar lagi berusia 60 tahun. Kau harus menjaga kesehatanmu!” ucap Mi So kesal
“Kim Mi So! Tak boleh bicara begitu pada ayahmu.” Kata Young Joon membela ayah mertuanya.
“Itu Sama juga denganmu, besok kau harus rapat dengan dewan direksi. Jadi kau tak seharusnya semabuk ini. Besok kau punya agenda banyak yang perlu dilakukan.” Ucap Mi So marah, Young Joon akhirnya berbisik pada Tuan Kim
“Ini rahasia... Mi So kadang menakutkanku.” Bisik Young Joon, Tuan Kim juga membalasnya.
“Ini juga rahasia...Tapi Mi So...sering menakutkanku.” Balas Tuan Kim lalu pamit pergi untuk tidur lebih dulu.
“Jadi, menantuku tunggu disini... Dan kau panggil taksi untuknya lalu masuk kedalam.” Kata Tuan Kim, Mi So kaget ayahnya memanggil "menantu"
“Hati-hati pulangnya, Pak.” Ucap Young Joon membungkuk, Tuan Kim menganguk dengan bangga memanggil “menantunya”
“Kenapa kau juga seperti ini, Bos?” keluh Mi So melihat tingkah Young Joon yang tak biasa, lalu mencoba menyadarkanya.
“Oh.... Kekasihku.” Kata Young Joon langsung memeluk Mi So, Mi So ingin melepaskan pelukan karena Young Joon sangat bau alkohol dan berat. 



Mi So akhirnya duduk ditaman menelp Tuan Yang,  kalau mereka ada di simpang empat Jangchung-dong. Young Joon seperti tertidur dengan duduk, Mi So memastikan keadaaan Young Joon masih baik-baik saja.
“Jadi kenapa kau minum banyak , saat kau tak kuat minum? Pastikan lain kali kurangi minumnya, mengerti?” ucap Mi So melihat Young Joon seperti ingin tertidur.
“Mi So... Aku mencintaimu... Aku... sangat mencintaimu.” Ungkap Young Joon mata akhirnya sedikit terbuka, Mi So pun tersenyum mendengarnya.
“Sejujurnya, Saat aku melihatmu lagi 9 tahun lalu, Aku sangat bahagia. Kau tak mengenaliku, Tapi aku juga bahagia. Kurasa sepertinya sejak itu... Kurasa aku sudah menyukaimu sejak itu. Aku... akan membuatmu bahagia selama sisa hidupmu. Dan aku...akan bahagia selama sisa hidupku karena dirimu. Aku mencintaimu... Kim Mi So...” ungkap Young Joon, lalu akhirnya tertidur di bahu Mi So, Mi So tersenyum membiarkan Young Joon sambil menepuk-nepuk pundaknya. 


Young Joon akhirnya sudah tertidur di rumah dengan tidur masih mengunakan kemeja. Ia lalu terbangun dan binggung caranya sampai dirumah. Ia berharap tak permalukan dirinya sendiri dihadapan ayah mertua.
“Ayolah, otak sempurnaku, Coba Ingat...Ayolah, bantu aku.” Ucap Young Joon menaruh tanganya di kepalanya.
“Berusaha memakai otakku hanya membuat kepala jadi pusing saja.” Keluh Young Joon kesal. 

Young Joon akhirnya pergi ke kantor dan merasa kalau ingin muntah, dan mencoba bicara dengan perutnya agar bisa bertahan.
“Jika kau hancurkan citra sempurnaku yang telah aku ciptakan selama 33 tahun terakhir. Aku tak akan memaafkanmu.” Kata Young Joon kesal
“Apa aku lakukan kesalahan, Bos?” ucap Tuan Yang bingung.
“Tidak, aku bukan bicara padamu, Tn. Yang. Aku bicara pada perutku.”kata Young Joon, Tuan Yang makin binggung karena Young Joon bicara pada perutnya.

Mi So masuk ruanga menyapa semua pegawai, Tiba-tiba semua pegawai berdiri menyambut Mi So, Mi So binggung apa yang terjadi pada semua rekan kerjanya. Tuan Ko mengatakkan punya sesuatu yang ingindiberikan pada Young Joon yaitupiagam untuk tanda syukur. Mi So terlihat binggung, lalu semua pegawai seperti anggota koor bersenandung sedih.
“Untuk Nn. Kim tercinta, Yang sudah bersama kami sejak lama, Kenapa kita harus berpisah? Kenapa kau mesti keluar? Sebuah piagam sebagai lambang terima kasih kami, untuk Kim Mi So.” Kata Ji Ah menahan tangisnya.

“Kata  Kau mungkin meninggalkan kami. Tapi semangat, visi dan kemimpinan yang telah kau tunjukkan pada kami akan tetap bersama kami selamanya. Terima kasih atas kerja kerasmu selama 9 tahun terakhir. Dari rekan kerjamu di kantor Wakil Ketua.” Kata Ji Ah dengan semua pegawai yang ikut sedih
“Masalahnya... Masalahnya... Aku tak jadi keluar.” Kata Mi So
“Ya, aku yakin kau tak berhenti.” Ucap Se Ra lalu tersadar dengan ucapan Mi So dan ingin mengulanginya.
“Ya, benar... Aku sadar kalau aku sangat menyukai pekerjaan ini lebih dari dugaanku. Jadi aku berubah pikiran dan memutuskan tetap lanjut bekerja.” Jelas Mi So
Semua langsung berteriak bahagia karena Mi So yang tak akan meninggalkan mereka. Tuan Park mengaku sangat khawatir mengenai siapa yang akan merawat Young Joon kalau Mi So tak ada. Young Ok pun merasakan berita bagus, karena menantikan bekerja kembali dengan Mi So.
“Mungkin kalian selama ini kesusahan karena aku... Aku Minta Maaf” kata Mi So
“Kalau kau menyesal, jangan sampai bilang ingin berhenti lagi... Janji..” kata Se Ra dengan mengulurkan jari kelingkingnya, Semua pun mengikutinya,  Mi So pun tersenyum bahagia memegang semua jari teman-temanya. 



Ji Ah mengaku sangat lega walaupun awalanya sangat khawatir, dengan berjalan bersama Mi So ke meja kerjanya. Ia lalu tersadar  Apa yang akan terjadi padanya karena diperkerjakan sebagai pengganti Mi So  Tapi Mi So memutuskan untuk tak keluar.
“Apa aku akan dipecat?” tanya Ji Ah panik, Mi So yakin kalau itu tak mungkin terjadi
“Aku punya banyak waktu luang karena  berbagi pekerjaan denganmu. Itu juga alasan besar aku memutuskan untuk tetap bekerja disini. Aku harap kita bisa tetap bekerja sama.” Jelas Mi So
“Baiklah, aku akan kerja lebih keras lagi.” Ucap Ji Ah. Keduanya pun tersenyum. 

Se Ra datang memberitahu notulen rapat tim pengembangan. Mi So pun menerimanya. Se Ra memuji Mi So adalah seseorang yang punya segalanya, yaitu sangat kompeten, punya kekasih keren, Dan punya teman kerja setia seperti dirinya. Mi So merasa tak enak hati karena tak perlu mengatakan hal itu.
“Maksudku, kau beradu mulut dengan wanita yang menjelek-jelekkan Nn. Kim di kamar kecil.” Kata Se Ra menunjuk pada Ji Ah
“Tapi kau yang pegang pel dan maju duluan disana.” Balas Ji Ah, Mi So melihat keduanya seperti akan membalas kebaikanya.
“Jika kalian punya waktu sore ini, Bagaimana kalau kita makan malam bareng?” ucap Mi So, Se Ra heran Mi So mengajaknya mendadak
“Melihat kalian membuatku ingin mentraktir makanan.” Jelas Mi So, Keduanya pun mengaku punya waktu luang dan meminta agar menraktir makanan enak. Mi So pun mengajak mereka pesta hari ini.

Young Joon didalam ruangan merasakan rasa mualnya, tapi berusaha baik-baik saja didepan Mi So saat masuk ruangan. Mi So melirik sinis tapi membawakan Sup ikan pollack untuk Young Joon, karena sengaja menyisakan selagi membuatkan untuk ayahnya.
“Terima kasih... Bagaimana keadaan ayahmu?” tanya Young Joon.
“Beliau menderita pasca mabuk juga sepertimu. Lalu Beliau pulang kerumahnya untuk mengurus keperluannya.” Kata Mi So, Young Joon menganguk mengerti.
“Apa Kau tahu, Aku terkadang merasa tak nyaman karena terlalu sempurna. Aku khawatir citra tanpa celaku bisa mengintimidasi orang lain. Kurasa tak ada salahnya aku membuat kesalahan sesekali karena aku juga manusia.” ungkap Young Joon mencoba membela diri.
“Jika kau berkata begitu karena sudah mabuk-mabukkan tadi malam,” kata Mi So, Young Joon mengelak kalau kemarin Mabuk-mabukkan..
“Dengar... Perilakuku seperti itu terhitung untuk menunjukkan kelemahanku.” Tegas Young Joon
“Tetap saja, kau harus menahan diri. Bagaimana kau bisa minum dengan gegabah tanpa memikirkan hari berikutnya? Kau adalah pemilik perusahaan.” Ucap Mi So khawatir
“Selain pemilik perusahaan... Aku adalah calon suami dari seorang wanita. Jadi sudah sewajarnya aku patuh pada ayahmu.” Komentar Young Joon membela diri.
“Tetap saja, seharusnya kau minum pada takaran tertentu. Lalu Apa yang kalian bicarakan ngomong-ngomong? Kalian juga pulang sangat lama” kata M So penasaran.
“Itu Rahasia...” kata Young Joon dengan senyuman manis, Young Joon kembali memperlihatkan wajah sinis. 


Di ruangan Tuan Park kaget kalau Young Joon ingin melamar, menurutnya itu tak perlu ragu-ragu, Seperti yang calon mertua Young Joon katakan, lakukan lamaran romantis. Ia tahu Young Joon yang punya uang karena  kaya raya jadi bisa menyewa seluruh restoran dan sajikan sampanye paling berkualitas.
“Sudah kulakukan.” Kata Young Joon sebelumnya menyiapkan sampanye edisi terbatas dan juga cake yang berisi cincin.
“Sampanye adalah benda terbaik untuk merayakan sesuatu. Usahaku saat itu gagal karena situasi.” Ucap Young Joon masih mengingatnya.
“Bagaimana kalau menyewa taman hiburan Yumyung? Semua pria cheobol yang punya taman hiburan lakukan itu di drama”saran Tuan Park, Young Joon mengatakan sudah pernah melakukanya.
“Ahh.. Aku lupa...” ucap Tuan Park mengingat kembali saat Young Joon mengajak Mi So.
Flash Back
Mi So pikir kalau Taman hiburannya sudah tutup. Young Joon mengaku itu tak masalah Karena punyatiket masuknya.
“Kau sudah lakukan banyak hal mewah dan berkelas. Jadi bagaimana kalau kau kali ini lakukan kebalikannya, sederhana namun tetap romantis? Lakukan lamaran seperti hari-hari biasa.” Kata Tuan Park 


Flash Back
“Aku, Lee Young joon, akan menikahimu. Aku cerdas. tampan dan kompeten. Jadi... Berhenti menolakku dan menikahlah denganku.” Ucap Young Joon untuk sekian kali melamar Mi So
“Nn. Kim, seperti yang sudah kukatakan sebelumnya. Aku cerdas, tampan, Kaya, dan kompeten. Jadi menikahlah denganku secepat mungkin.” Kata Young Joon melamar Mi So kembali.
“Aku ingin jadi suamimu.”kata Young Joon terakhir kali melamar Mi So dengan rumah. Young Joon hanya bisa menghela nafas semua cara melamar Mi So yang sudah dilakukan.
“Aku tahu, kau sudah melakukan rupanya... Maksudku, Karena kau belum menikah meski kau sudah lakukan semua usaha itu, Mungkin saja, Nn. Kim tak punya niat menikah denganmu... Ya, tentu saja bukan karena itu.” Ucap Tuan Park tak ingin membuat Young Joon marah
“Ini Sudah dipastikan... Ngomong-ngomong, kau sungguh luar biasa dalam mendorong sesuatu. Kini aku tahu alasan Nn. Kim bahkan menjulukimu buldoser... Kau.. Buldoser seksi dan bermuka tebal. Apa Sekarang jadi buldoser nikah ?” goda Tuan Park
“Hentikan sebelum kudorong kau keluar.” Tegas  Young Joon, Tuan Park meminta maaf karena mengaku tak punya pikiran tapi tetap mengejek dengan memanggil Young Joon “buldoser nikah”
“Tuan Park Tak Pemikir, Bagaimana kau melamar mantan istrimu?” tanya Young Joon.
“Aku... Saat aku melamar istriku itu sudah kurencanakan matang-matang. Aku lakukan lamaran romantis dibawah menara Eiffel Tower di Paris.” Kata Tuan Park bangga.
“Apa itu kau sebut romantis? Melamar dibawah jeruji besi?” komentar Young Joon heran.
“Dengar wahai kau buldoser nikah... Momen romansa ini datang dari kota Paris, Kota yang membuatmu ingin jatuh cinta. Dibawah menara Eiffel yang berkilauan, Lalu Selagi dia terbenam dalam suasana, aku mengatakan..” kata Tuan Park mengingat ucapan pada istrinya.
 "Seo Jin, kau lebih berkilauan dibanding menara Eiffel ini. Bersediakah kau bersinar selamanya disisiku? Menikahlah denganku." Kemudian dia langsung menerimanya. Tapi dia akhirnya tak lagi bersinar disisimu selamanya... Itu jahat... Kau sudah menusuk hatiku.” Keluh Tuan Park
Young Joon tiba-tiba menganguk-angguk seperti mengerti sesuatu, Tuan Park menasehati Young Joon agar melamarny dilakukan di tempat romantis dibanding tempat-tempat yang sudah bisa, lalu kembali mengingatkan pada mantan istrinya. 


Young Joon duduk di ruangan memikirkan tentang Menara Eiffel, tappi menurutnya harga diriny tak terima lakukan hal yang sama dengan orang lain. Ia lalu berpikir untuk melamar di Kolosseum, tapi berpikir akan mau perang.
“Tembok besar China, Ah... terlalu kentara.” Kata Young Joon lalu berpikir untuk pergi ke Las Vegas.
“Ahh... Benar... Itu adalah tempat megah dan mematikan sepertiku.” Kata Young Joon yakin dengan pilihanya.
“Untuk memenuhi kegembiraan akan lamaranku yang mematikan ini. 7 hari dan 7 malam sepertinya sudah cukup.” Ucap Young Joon lalu melakukan Cek In dengan tabletnya.
“Aku tak menyangka memesan hotel sendiri.” Kata Young Joon dengan bangga kalau dirinya sangat romantis sekali.


Tuan Yang diam-diam menatap Se Ra yang sedang foto copy, keduanya seperti mencoba menutupi hubungan didepan rekan kerja mereka. Tuan Jung melihat keduanya seperti curiga, Tuan Yang pun mencoba tak memperlihatkan kalau mereka saling mengoda. 
Ia menuliskan sesuatu dalam komputernya, Se Ra menerima lembaran kertas yang bertuliskan “Aku mencintaimu”, wajahnya  langsung terspu malu membacanya. Ia lalu meraskan suasana sangat panas jadi harus pergi ke atap untuk dapatkan udara segar. Tuan Yang pun berpura-pura  kalau lupa menghubungi ibunya dan bergegas pergi keluar ruangan. 

Young Ok mengeluh kalau  Mereka berusaha keras sekali, karena keduanya kesusahan menyembunyikannya, jadi semua temanya pura-pura saja tak tahu. Si pekerja magang terlihat bingung, Tuan Jung memberitahu kalau Tn. Yang dan Nn. Bong pacaran. Hyun Seung kaget mendengarnya.
“Hyun Seung... Kau ini lamban sekali, maksudku, mereka membuatnya terlihat sekali, Hal yang paling penting dalam kehidupan perkantoran adalah kecerdasan. Jika aku hanya mengandalkan tampang saja, Aku tak mungkin sudah sejauh ini.” Ucap Tuan Jung
“Ahh... Benar, Sepertinya kau kurang tertarik dengan obrolannya, Tn. Ko. Mengenai pasangan berpacaran. Apa kau tak ingin pacaran?” kata Tuan Park, Ji Ah langsung membalikan badan karena sangat penasran.
“Aku sudah pacaran... Dengan pekerjaan. Aku tak tertarik dengan hal lain dibanding pacaran dengan pekerjaan.” Ucap Tuan Ko, Ji Ah yang mendengarnya langsung terlihat sedih. 


Ji Ah berjalan dengan wajah tertunduk memberikan berkas kontrak dari tim hukum.pada Mi So   dan sudah periksa kesalahan penulisan dan lainnya. Mi So memujinya lalu masuk ke dalam ruangan Tuan Kim, memberikan suratkontrak, dan rincian kegiatan untuk minggu depan.
“Batalkan semua jadwal minggu depan. Aku berencana mengajakmu ke Las Vegas minggu depan.” Kata Young Joon, Mi So kaget untuk apa pergi kesana.
“Apa maksudmu? Tentu saja untuk liburan. Kau dan aku, berdua.”kata Young Joon, Mi So tak bisa berkata-kata mendengarnya.
“Apa pergi liburan denganku begitu menggembirakan sampai membuatmu kehabisan kata-kata? Ya, tentu saja... Kita bisa nikmati pemandangan malam dan pergi berkendara juga.” Ucap Young Joon bangga.
“Kita tak bisa lakukan itu.” Kata Mi So, Young Joon bertanya Apa yang tak bisa, apakah Melihat pemandangan malam atau berkendara.
“Liburan itu tak masuk akal... Kau punya banyak pekerjaan.” Jelas Mi So
“Sejauh yang kutahu, setiap jadwal bisa disesuaikan.”pikir Young Joon
“Tuan Lee , sejak orang tahu perihal hubungan kita. Perhatian mereka tertuju pada kita. Kita tak seharusnya membuat masalah terkait pekerjaan pada saat seperti ini.” Kata Mi So, Young Joon ingin bicara tapi Mi So lebih dulu bicara.
“Aku akan abaikan yang kau katakan. Kau tak punya jadwal khusus hari ini setelah selesai bekerja. Jadi Apa aku bisa makan malam dengan Ji Ah? Kami mungkin akan minum juga.” Kata Mi So
“Kau tak mau pergi liburan denganku. Tapi kau pergi makan malam dan minum dengan Ji Ah?” keluh Young Joon kesal
Mi So mengatakan kalau itu bukan hal yang bisa dibandingkan. Young Joon menyuruh Mi So melakukan apa yang diingikan karena tak peduli. Mi So dengan senyuman bahagia mengucapkan terimakasih lalu keluar dari ruangan.
“Dia bilang Terima kasih? Apa itu sesuatu yang harus dia syukuri? Lalu Bagaimana aku harus menangani masalah ini? Dia tak mau di ajak ke Las Vegas. Kalau begitu aku harus merencanakan lamaranku lagi.” Kata Young Joon kembali bingung.


Mi So menyuruh dua temanya itu makan yang banyak karena sengaja memesan banyak makanan. Se Ra mengaku kalau Minum bir adalah hal yang paling enak, mereka pun mulai bersulang. Mi So mengucapkan terimakasih karena sudah memihaknya.
“Jangan sampai terganggu dengan omongan orang lain. “ kata Ji Ah, Mi So menyakin kalau sekarang cukup perhatikan opini rekan dekatnya saja. Keduanya pun memuji Mi So.
“Aku sangat ingin tahu soal hal ini. Sejak kapan kalian pacaran? Siapa yang suka lebih dulu?” ucap Se Ra meminta agar Mi So memberitahu.
“Mungkin... Tuan Lee yang lebih dulu” kata Mi So, Keduanya menjerit tak percaya kalau Young Joon yang lebih dulu. Keduanya kembali minum bir untuk meredakan ketegangan.
“Lalu Siapa yang pegang tangan duluan?” tanya Ji Ahdan Se Ra menjawab dengan gaya Mi So "Mungkin bos duluan."
“Siapa yang mencium duluan?” tanya Se Ra dan Ji Ah mengikuti gaya Mi So menjawab "Mungkin bos duluan."
Keduanya kembali ingin mengoda, tapi Mi So dengan tatapan sinis menyuruh keduanya berhenti. Ketegangan sempat terjadi, tapi Mi So dengan senyuman mengajak keduanya kembali minum. Ia lalu bertanya tentang hubungan Se Ra dengan pahlawannya.
“Aku tak yakin harus berkata ini, Aku akan mengaku semuanya tanpa perlu repot menanya hal itu. Aku bergandengan tangan dengan pria itu... Aku juga menciumnya... Itu sangat luar biasa... Kami bahkan...” ucap Se Ra malu-malu, Mi So langsung menghentikan pembicaraan Se Ra.
“Kau tak perlu berbagi hal serinci itu.” Ucap Mi So terlihat tak suka, Se Ra berpikir kalau dirinya sudah bicara terlalu jauh.
“Bagaimana denganmu, Ji Ah? Apa kau sudah punya pacar?” tanya Se Ra.
“Aku punya seseorang yang kusuka. Tapi dia tak tertarik pacaran. Dia hanya ingin fokus pada pekerjaan.” Cerita Ji Ah sedih.
“Astaga... Tetap saja, kau jangan duduk diam saja seperti ini. Kau harus membuatnya lebih fokus padamu dibandingkan pekerjaan. Kau harus lebih agresif.” Saran Se Ra.
Ji Ah seperti tak yakin bisa melakukanya, Se Ra menyakinkan kalau Ji Ah bisa melakukanya. Mereka pun kembali bersulangUntuk kebahagian hubungan percintaan Nn. Kim dikantor dan Semoga asmara Ji Ah berhasil, lalu Se Ra berharap dengan kekasihnya bisa melakukan malam pertama.
Bersambung ke part 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar