PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 25

PS : All images credit and content copyright : KBS
So Bong duduk di taman mengaku tadi sejenak berharap Shin bukan robot. Shin pun bertanya Kalau dirinya bukan robot, bagaimana nanti kiranya. Ia pernah mengembalikan kalung So Bong mengatakan akan kembali menjadi  kacung lagi dan mengucapkan selamat tinggal.
“Andai saja aku bisa sedih saat berpisah denganmu...itu Seru, 'kan?” gumam Shin saat bermain mendorong kursi roda dengan So Bong
“Andai aku bisa bersenang-senang saat aku bersamamu...” gumam Shin saat So Bong menangis karena  tahu akan kehilangan Shin Padahal hanya robot tapi entah kenapa hatinya sakit sekali.
“Andai saja hatiku bisa sakit karenamu...” gumam Shin seperti ingin ikut menangis.
So Bong mencari-cari Shin ditaman dan langsung memeluknya, memminta agar jangan pergi kemana-mana sambil menangis.

“Andai saja aku bisa menangis karenamu...” gumam Shin dan terlihat air mata yang mengalir
So Bong mengaku kalau menyukai Shin,  Lalu Shin mengaku kalau dirinya juga menyukai So Bong tapi dalam hatinya berkata “Namun aku hanyalah robot. Robot yang tidak bisa merasakan cinta.”
“Lantas kenapa aku seperti ini? Kau, kenapa kau melihat Kang So Bong seperti itu?” gumam Shin lalu berlari di jalan. 
Shin masuk ke dalam rumah dan melihat So Bong dengan diancam oleh manusia Shin. Dengan wajah penuh amarah, Shin menarik tangan So Bong. Manusia Shin berteriak marah dengan yang dilakukan Shin,
“Aku...harus menyingkirkanmu dari orang itu. Inikah rasa cemburu?” tanya Shin yang membuat So Bong kaget
“Kenapa aku berkata seperti ini?” gumam Robot Shin binggung, Manusia Shin terlihat masih sangat marah. 


Shin akhirnya bertemu kembaranya robot di ruangan lain, mengaku kalau cuma bercanda dan mengeluh robot Shin serius sekali. Robot Shin memperingatkan agar Jangan bercanda seperti itu lagi sama Kang So Bong. Shin mengangguk setuju.
“Tapi sepertinya kau benar-benar memang cemburu. Siapapun bisa mengira kau sedang jatuh cinta.” Ejek Shin, Robot Shin memilih tak mengubrisnya lalu pamit pergi.
“Terima kasih telah menuruti permintaanku. Aku tidak akan lagi menanyakan pertanyaan sulit ke Ibu.” Tegas Robot Shin.
“Lagipula aku tidak punya pertanyaan lagi.” Ucap Shin, Robot Shin pun pamit pergi. 

So Bong bersama Robot Shin kaget kalau manusia Shin meminta  bantuan lagi. Ia mengeluh Shin yang terus membantunya dan ingin tahu alasan si manusia Shin meminta untuk bertanya pada Dr. Oh siapa yang lebih penting.
“Dia melakukan itu buat menyakitimu dan menyulitkan Dr. Oh.” Ucap So Bong kesal
“Tapi aku akhirnya mengatakan semua yang ingin kukatakan pada Ibu. Aku mengatakan padanya agar jangan mengkhawatirkan aku lagi.” Jelas robot Shin
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya So Bong kasihan, Shin pikir tak masalah karena ada So Bong disampingnya.
“Kau ini. Aku suka dengar kau bilang begitu, jadi kau boleh sering-sering mengatakannya. Tapi jangan bertemu dengan dia lagi. Dia pasti akan mengincarmu setelah kau selesai berpura-pura menjadi dirinya.” Tegas So Bong memperingati Robot Shin. 


Ye Na berbicara dengan Shin ingin tahu apa saja yang dilakukan dengan So Bong, Ia tahu kalau Shin yang menanyakan alassn So Bong yang tidak melindunginya dan apa  So Bong membencinya karena dirinya manusia jadi ingin tahu alasan Shin mengatakan hal itu.
“Aku cuma bercanda. Aku cuma merasa dia konyol saja, karena dia suka sama robot.” Ucap Shin, saat Nyonya Oh datang menyapa anaknya dengan senyuman.
“Tak ada masalah hari ini, 'kan?” ucap Nyonya Oh, Ye Na mengaku Semuanya tak ada masalah.
“Sepertinya Ibu baru datang dari suatu tempat. Apa tadi Ibu ada janji ketemu dengan seseorang?” tanya Shin
“Tidak, Ibu cuma jalan-jalan saja tadi. Cepatlah pulih, biar kita bisa jalan-jalan bersama. Ibu istirahat dulu” kata Nyonya Oh bergegas pergi. Shin terlihat makin marah karena ternyata ibunya berbohong. 

Nyonya Oh duduk di ruang tengah dengan wajah sedih mengingat yang dikatakan Robot Shin, padahal sudah membiarkan pergi. 
“Terima kasih atas semuanya selama ini, Ibu. Aku tidak akan melupakan bagaimana Ibu membuatku dan melindungiku.” Ucap Robot Shin terdengar tulus. 

Reporter Jo merasa Tuan Kang di rumah memohon agar mau makan, karena dengan tak akan mengubah apa pun kalau berhenti makan, menurutnya kalau Tuan Kim tak makan maka hidup Tuan Kim makin pendek. Tuan Kang mengaku kalau ingin mati saja.
“Saat So Bong melarikan diri setelah  berhenti bertinju dan saat dia membuatku kesal karena memotret diam-diam, aku memang mengatai dia sampah ke depan mukanya tapi ketika aku berbalik,  dadaku sakit sekali. Karena aku tahu dia itu terluka. “ ungkap Tuan Kang
“Aku sadar, salahkulah  karena tidak punya uang atau koneksi. Tapi robot? Bisa-bisanya dia menyukai robot? Apa bedanya itu dengan menyukai dinding? Banyak yang sudah dia lalui. Kenapa  cintanya harus seperti itu juga?” ucap Tuan Kang marah
“Jika Ayah mati, Kang So Bong tidak punya orang yang bisa diandalkan. Jadi berhentilah keras kepala dan makanlah sesuap saja.” Rengek Reporter Jo
“Aku tidak tega melihatnya terluka lagi. Aku lebih baik mati kelaparan saja diam-diam.” kata Tuan Kang 


Teriakan In Tae memberitahu kalau So Bong sudah datang, Tuan Kang menatap So Bong datang dengan Shin. Shin memberikan obat pada Tuan Kang, tapi Tuan Kang mengaku kalau tak butuh  dan menyuruh agar keluar dari rumah dan tempat gymnya.
“Keluar dari rumahku, gym-ku dan hati putriku. Sekarang juga!” ucap Tuan Kang. So Bong heran dengan sikap ayahnya.
“Kau sendiri yang kenapa? Bisa-bisanya kau jatuh cinta sama yang bukan manusia? Kau pikir ini orang karena tingkah lakunya sama seperti orang?” ucap Tuan Kang marah.
“Kau bilang "Ini"?” kata David masuk seperti sangat marah, Tuan Kang bertanya siapa lagi yang datang
“Aku ayahnya.” Ucap David, Shin kaget melihat David yang datang. David meminta Jangan ikut campur, my son.”
“Kau bilang "My son"? jadi kau ayahnya ? Apa Robot punya ayah juga? Oh, yang buat benda ini? Seorang ilmuwan gila, seperti  yang di kartun-kartun itu?” ucap Tuan Kang marah
“Dia terlahir karena hatiku. Aku ayahnya, sama seperti kau itu ayahnya Kang So Bong.” Tegas David.
Tuan Kang akhirnya mendekati David ingin tahu apa keinginanya. David pun balas bertanya apa yang diingikan Tuan Kang. Kedauanya sudah siap berkelahi, Reporter Jo menyuruh keduanya berhenti menyuruh agar bahas ini pakai bibir saja, jangan pakai badan.



Keduanya duduk di warung tenda sambil minum, Tuan Kang menegaskan kalau gadis seperti apa So Bong-nya,  menceritakan dengan bangga waktu umur lima tahun, So Bong pasang sarung tangan di tangannya sendiri lalu melakukan hook kiri dan  mematahkan hidungnya.
“Apa Cuma segitu saja yang kau banggakan? Waktu Shin kami umur enam bulan, dia hampir mengambil lampu lalu lintas dengan dua jari titaniumnya.” Ucap David bangga
“Baguslah. Maka dari itu, kendalikan anak kuatmu itu. Aku juga akan melakukan hal yang sama dengan putriku.” Tegas Tuan Kang
“Ya, ya, baiklah. Ayo  kita buat mereka berpisah.” Ucap David.
“Semoga saja kalian berhasil.” Kata Reporter Jo, Keduanya kaget mendengarnya.
“Jika anak manusia dan anak robot kalian menuruti kalian, apa kalian akan  berada di sini seperti ini? Kisah cinta antara manusia dan robot. Bagaimana jika ini terkuak? Pasti mereka nanti diperlakukan seperti monyet di kebun binatang jadi kalian itu harusnya bekerja sama, tidak saling menentang.” Jelas Reporter Jo
“Biar kutanya satu pertanyaan. Apa dia punya kelemahan fatal? Misalnya tombol yang menonaktifkan dia  selamanya, seperti yang di film-film?” tanya Tuan Kang, David terlihat gugup mendengarnya.

“Bagi robot, menonaktifkan itu artinya sama dengan mati. Orang tua mana yang akan menginstal sesuatu yang akan membunuh anak mereka? Bukankah begitu?” kata Tuan Kang, David mengaku menyetujuinya.
“Aku tiba-tiba rindu sama dia. Aku mau telepon dia dulu sebentar.” Kata David lalu keluar dari warung
“Sudah kuduga. Dia pria yang menggunakan otaknya. Seksi oppa...” ungkap Reporter Jo melihat David.
“Apa?  Kau bilang Seksi? Tapi kenapa aku kau panggil ayah tapi orang itu oppa?” keluh Tuan Kang. 

So Bong kaget karenaKill switch-nya tidak bisa dinonaktifkan David mengaku kesal jadi datang menemui Shin tapi malah tak enak hati setelah melihatnya dan menurutnya Ini karena kurangnya kemampuannya.  So Bong pikir Tidak apa-apa asalkan kill switch-nya ada di tempat itu jadi tak perlu khawatir.
“Akan kucoba minta bantuan sama Dr. Oh... Aku mau ketemu Dr. Oh sekarang,  jadi sampaikan salamku ke dia” kata David 

Shin menerima telp mengatakaan akan berangkat kerja sama Kang So Bong mulai besok. So Bong mendekati Shin memberitahu kalau itu Telp dari Tuan Ji yang meminta kembali bekerja dan pulang ke rumah mulai besok.
“Aku tidak ingin kau pulang ke rumah itu.” Ungkap So Bong, Shin menenangkan kalau cuma sebentar.
“Oh iya. Tanganmu... Kita harus membalutnya seperti manusia Nam Shin.” Ucap So Bong, keduanya pun masuk ke dalam gym

“Apa Kau ingat waktu bertanya tentang cemburu? Waktu kau bilang, "Aku harus menyingkirkanmu dari orang itu." Apa kau benar-benar merasa cemburu? Apa kau benci melihat Nam Shin dan merasa marah?” ucap So Bong sambil membalut tanganya Shin.
“Aku memang bertindak sendiri sebelum aku mengetahui situasinya tapi aku tidak tahu apa itu cemburu.” Ucap Shin
“Banyak juga  manusia yang tidak paham emosi mereka sendiri. Tindakanmu itu mengandung  emosimu juga. Aku tahu hal itu.” Ucap So Bong, Shin mengingat kalimat "Tindakanmu mengandung emosimu."

“Malam ini, kami bakal  tidur denganmu.” Ucap In Tae membawa alas tempat tidur.
“Kami akan berada di samping kau untuk memastikan kau tidak berhenti bernapas.” Kata Robocop
“AhhBegitukah? Kalau begitu.. Jagalah dia.” Kata So Bong langsung memeluk keduanya di leher seperti sedang bergelantungnya, Keduanya kesakitan meminta agar melepaskan.
So Bong akhirnya pergi meninggalkan ketiganya, In Tae mengeluh memegang lehernya, Saat itu Shin terlihat cemburu melihat So Bong dekat dengan dua pria. Robocop binggung melihat tatapan Shin seperti sangat marah dan menurutnya bisa bunuh orang dengan tatapan tajam seperti itu.
“Tindakanmu mengandung emosimu.” Ucap Shin dengan tatapan sinis walaupun tak tahu apa itu emosi. 

Shin duduk di tempat tidurnya teringat saat bertanya pada ibunya apakaha baru bertemu dengan seseorang. Nyonya Oh mengaku kalau cuma habis jalan-jalan. Ia tahu kalau ibunya Bohong, saat itu ponsel Ye Na bergetar terlihat nama ayahnya, Shin perlahan melepaskan tangan Ye Na yang tertidur lalu mengangkat telp dari Tuan Seo.
“Ye Na, apa kau akan terus mengabaikan telepon dari Ayah? Kau lagi sama dia sekarang, 'kan? Padahal kau tahu dia akan Siuman tapi kau pura-pura tak tahu terhadap Ayah!” ucap Tuan Seo marah
“Lama tak mengobrol, Direktur Eksekutif Seo.” Kata Shin, Tuan Seo kaget ternyata Shin yang bicara. 


Shin melihat Tuan Seo yang benar-benar datang ke tempatnya. Tuan Seo mengaku cuma ingin menyapa dan melihat Shin masih belum pulih. Shin mengaku otakny baik-baik saja bahkan ingat hal-hal yang tidak ingin dingat. Tuan Seo mengucap syukur dengan kedaaan Shin
“Apa Kau senang mendengarnya? Menurutku aneh mendengar kata itu dari orang yang ingin membunuhku. Kenapa kau mencoba membunuhku? Apa karena aku tahu sesuatu tentang ayahku?” ucap Shin sinis
“Aku datang hari ini karena kau ada menyinggung hal itu semalam saat kita berbicara ditelp. Aku tidak tahu apa maksudmu.” Ungkap Tuan Seo
“Kau pura-pura lagi. Kau tahu betul kenapa aku kabur. Karena itu kau menyuruh orang untuk mencelakakanku... Oh, satu hal lagi... Berkat kau, robot konyol jadi terlibat juga. “ kata Shin
“Ini karena aku merasa tidak adil. Aku sungguh tak tahu kenapa kau  pergi ke luar negeri.” Jelas Tuan Seo
“Aku Dengar , orang yang mengikutiku sudah meninggal. Pembunuhan yang disamarkan  sebagai tabrak lari. Aku tahu itu dari Ye Na. Dia rupanya sangat informatif, sama seperti ayahnya.” Kata Shin
“Apa kau yang menyuruh Ye Na mencari informasi untuk mu?” ucap Tuan Seo, Shin mengaku tak menyuruhnya tapi Ye Na sendiri yang mau.
“Jika aku menyuruh dia mati sekarang, dia pasti akan melakukannya. Apa Kau tak tahu?” ucap Shin, Tuan Seo terlihat panik.
“Padahal aku bercanda tadi... Selera humormu masih saja jelek” ejek Shin
“Kau juga seleramu masih jelek. Apa menurutmu aku orang yang peduli sama anak sendiri setelah dia mengkhianatiku. Kalau kau penasaran, jangan ragu tes aku sekarang.” Tegas Tuan Seo
“Kau akhirnya mengungkapkan jati dirimu sesungguhnya. Kaulah orang yang harus khawatir tentang kehidupan dan kematian Ye Na. Karena hanya dialah orang yang benar-benar peduli padamu dan mementingkan dirimu. Entah itu di tempat kerja ataudi rumah, anak Dr. Oh yang satunya sangat baik memerankan dirimu.” Kata Tuan Seo
Shin terlihat marah mendengar Tuan Seo yang mengatakan “Anaknya yang satunya”. Tuan Seo mengatakan kalau yang dimaksud adalah Robot konyol yang disinggung tadi, menurutnya Robot Shin sangat dekat dengan Ketua Nam dan Manajer Tim Ji.
“Pasti akan susah merebut  posisimu kembali dari robot itu.” Kata Tuan Nam lalu pamit pergi. Shin pun terlihat menahan amarahnya. 


Tuan Seo  bertemu anaknya meminta izin untuk menanyakan satu pertanyaan terakhir Apa sangat menyukai Shin.  Ye Na mengatakan  tak mau membicarakannya. Tuan Seo bertanya apakah Ye Na tetap menyukai Shin meskipun Shin  mengancam akan membunuh Ayahnya.
“Ayah 'kan juga mencoba membunuhnya.” Ucap Ye Na sni
“Maka Ayah akan menghapus semua kenanganku tentang dirimu dari kau lahir sampai sekarang. Kini, Ayah tidak punya seorang putri lagi.” Tegas Tuan Seo lalu keluar dari ruangan. 


Ye Na menemui Shin kesal karena tidak memberitah kalau memanggil Ayahnya untuk datang. Shin hanya diam saja, Ye Na merasa kalau Shin tidak memikirkannya hatinya, padahal tak ingin keduanya bertemu seperti tadi.
“Kenapa kau bertemu Ayah? Apa kalian membahas tentang saling membunuh?” ucap Ye Na
“Sebaiknya kau tidak usah tahu, Karena aku tidak ingin kau terluka.” Kata Shin
“Aku sudah mengkhianati Ayah dan akhirnya mendatangimu. Aku berhak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua. Karena aku akan menanganinya entah  bagaimanapun nanti perasaanku. Jadi jangan coba menipuku lagi.” Ucap Ye Na
“Maaf, Ye Na... Kau pasti tahu , cuma kau yang kumiliki.” Ucap Shin memeluk Ye Na
“Jangan bertemu ayahku lagi, Oppa.” Kata Ye Na, saat itu Nyonya Oh datang kaget karena Shin yang meminta Tuan Seo datang. 


Nyonya Oh mengemudikan mobilnya, teringat kembali dengan pembicaraan dengan anak kandungnya.
Flash Back
Shin mengaku kalau harus mencari tahu sesuatu dari Tuan Seo, Nyonya Oh ingin tahu apa karena nanti akan memberitahukanya. Shin hanya diam, Nyonya Oh tak habis pikir dengan yang dilakukan Shin.
“Putra Ibu berakhir seperti ini karena dia datang mencariku tapi Ibu merasa sepertinya tidak ada  yang bisa Ibu lakukan untukmu.” Ucap Nyonya Oh
“Aku tidak pergi ke Ceko karena aku rindu Ibu. Aku bukan ke sana untuk menemui Ibu.” Ucap Shin, Nyonya Oh kaget mendengarnya.
“Selama 20 tahun, aku tak melihat Ibu, jadi alasan apa aku harus menemui Ibu? Aku ke sana untuk memastikan sesuatu tapi setelah aku memastikannya,  itu jadi tak penting lagi. Aku seharusnya tidak pergi ke sana. Seharusnya aku hidup tanpa tahu apa-apa.” Ucap Shin, Nyonya Oh tak bisa mengatakan apapun.
Saat mengemudikan mobilnya, Nyonya Oh menghentikan mobilnya karena merasakan kepalanya sakit. 


Tuan Nam kaget mengetahui tentang Shin. Tuan Seo pikir sudah mengatakan sebelumnya Shin pasti tahu sesuatu tentang Jung Woo. Tuan Nam merasa itu tak mungkin. Tuan Seo mengeluh dengan Tuan Nam yang terus menyangkalnya.
“Dia berkata "Apa karena aku tahu sesuatu tentang ayahku?" . Dia pergi ke Ceko karena Jung Woo juga.” Ucap Tuan Seo lalu tertawa. Tuan Nam heran melihat Tuan Seo yang tertawa.
“Maaf... Kalau dipikir-pikir, ini melegakan saja. Sangat melegakan mengetahui  Anda di pihakku karena kita terlibat dalam hal ini. Jadi aku tidak akan khawatir walaupun Shin mencoba mencaritahu semuanya. Karena lagipula, aku hanyalah boneka Anda.” Ungkap Tuan Seo, Tuan Nam terlihat marah
“Aku tidak akan khawatir... Aku yakin Anda pasti akan berurusan dengan cucu Anda sendiri. Sama seperti yang Anda lakukan dengan putra Anda. Karena aku harus mengurus Medi Car,jadi aku permisi dulu. Aku ingin menyukseskan proyek ini karena Anda sangat mengantisipasinya.” Kata Tuan Seo dengan nada mengejek lalu berjalan pergi.
“Apa sebenarnya rencananya padahal dia sudah hampir mati?”kata Tuan Nam memikirkanya lalu mengeluarkan ponselnya. 



Tuan Ji mengangkat telp Tuan Nam mengatakan akan terus memberi kabar. Saat itu robot Shin datang dengan So Bong, senyuman terlihat  memanggil Tuan Ji dengan panggilan “Hyung”. Tuan Ji sempat tersenyum lalu teringat kembali yang dikatakan manusia Shin.
“Apa kau pernah bingung? Kau 'kan sangat mengenalku.” Ucap Manusia Shin, wajah Tuan Ji langsung berubah menjadi sinis.
“Kau rupanya tidak marah  aku memanggilmu begitu. Aku mencobanya memanggilmu begitu karena aku akan segera menghilang. Jadi boleh aku memanggilmu begitu lagi?” ucap Robot Shin.
“Terserah kau saja. Ketua ingin bertemu kau saat makan siang.” Kata Tuan Ji sinis lalu masuk ke dalam lebih dulu.
“Apa aku ada salah? Nadanya beda dari biasanya, Seolah dia sengaja bersikap dingin.” Komentar Shin melihat sikap Tuan Ji
“Aku sudah menyuruhmu pura-pura tak tahu saja. Dia itu jelas berusaha menjauhkan diri darimu jadi bisa-bisanya kau malah membuatnya kentara?” keluh So Bong


Di dalam ruangan,
Chang Joo tak percaya kala Dirut Nam benar-benar mengirim materi bahkan menerjemahkan dan merangkum semuanya. Ji Yong tak percaya kalau Shin bisa melakukannya sendirian. Pegawai yang lain merasa kalau Shin itu seperti pria misterius.
“Apa dia itu benar-benar robot?” ucap pegawai pria mulai curiga.
“Kuharap Direktur Eksekutif Seo menanyaiku  dulu sebelum cari ribut seperti itu. Tak kusangka dia bawa boneka ke hadapan Dirut Nam dan memanggilnya robot.”Ucap Chang Jo.
“Dia pasti ingin balas dendam karena pernikahan anaknya batal.” Kata pegawai wanita.
“Tapi menurutku itu bukan boneka.” Ucap Ji Yong lalu meminta Jin Soo memperlihatkan videonya kembali.
“Bukankah topeng di bawah kulit lebih rumit dari yang diduga?” ucap Ji Yong
“ Di Hollywood juga seperti itu, Ini mustahil.” Komentar Chang Jo seperti tak yakin. Ji Yong pikir tak ada yang tak mustahil. 


Rapat dimulai, Chang Jo berdiri menjelaskan  tentang "Man can do all." Yaitu slogan yang artinya manusia mampu melakukan apa saja. Ia menjelaskan Proyek ini merupakan seri yang akan memenuhi rencana besar ketua setelah M Car dan M Car baru dengan fitur darurat.
“Manusia mampu melakukan apa saja termasuk membuat orang.” Komenta Shin
“Bukankah lebih cepat jika membuat robot yang mirip manusia? Benar 'kan, Ji Yong?” ucap Chang Jo. Tiba-tiba layar di seluruh ruangan mati.
“Ini Sudah waktunya makan siang. Kalau kalian lembur juga, aku akan mematikannya.” Ucap Shin, Ji Yong binggung melihat semua layar tiba-tiba langsung mati. 

Semua keluar dari ruangan membahas tentang makan siang, Nyonya Oh datang ke ruangan, semua pun menyata atasan mereka. Nyonya Oh seperti tak ingin melihat Shin berbicara dengan semua anggotanya meminta maaf karena terlambat.
“Apa Kalian mau makan siang?” tanya Nyonya Oh, Chang Jo mengajakan makan sekarang.
“Ya. Hari ini aku yang traktir.” Kata Nyonya Oh, Shin meminta mereka pergi duluan saja karena akan menyusul nanti. So Bong menatap Shin seperti kasihan karena seperti diabaikan saja. 

Semua menu sudah ada diatas meja, Chang Jo pikir mereka harus menunggu Shin lebih dulu. So Bong pikir Shin tak makan siang hari ini jadi mengajak mereka makan saja. Nyonya Oh mempersilahkan mereka makan lebih dulu, saat itu Shin datang
“Ini obat penghilang rasa sakit. Ibu 'kan kadang sering sakit kepala.” Kata Shin datang membacakan obat untuk ibunya yang menahan rasa sakit.  Nyonya Oh pun mengucapkan Terima kasih.
“Kalian akhirnya terlihat seperti ibu dan anak. Anda sepertinya anak yang berbakti, Dirut Nam.” Komentar Chang Jo memuji
“Tapi Anda seperti orang yang berbeda belakangan ini. Tapi lebih bagus begitu.” Kata Ji Yong, So Bong terlihat gugup.
“Tentu saja, aku berbeda. Bukankah begitu, Kang So Bong ?” kata Shin. So Bong menganguk kalau Shin benar-benar berbeda sekarang.
“Jangan kembali seperti dulu lagi.” Pinta Chang Jo dan semua karyawan lainya.
“Tapi itu bisa saja terjadi, Karena orang selalu berubah.” Ucap Shin. Semua meminta agar jangan berubah karena tim mereka sudah nyaman begini.
“Aku juga menentangnya, Dulu tidak menyenangkan suasananya.” Komentar Chang Jo
“Jika aku nanti mendadak berubah, tolong turuti perintah Ketua Tim Oh. Karena dia selalu melakukan sebisa mungkin bagi anaknya. Aku sudah ada janji dengan Ketua.” Kata Shin dan menyuruh So Bong makan lebih banyak. Nyonya Oh tak bisa berkata-kata seperti menahan rasa sedihnya menatap obat yang dibawa Shin. 


Shin berjalan memasukin sebuah restoran. Tuan Ji sudah bertemu dengan Tuan Nam terlihat kaget. Tuan Nam heran karena Tuan Ji yang kaget padahal hanya bertanya kapan harus menyerahkan perusahaan ke tangan Shin.
“Tak kusangka Anda menanyakan itu pada aku, jadi aku agak kaget.” Kata Tuan Ji
“Aku bertanya karena Shin sepertinya  sudah mantap menduduki posisiku.Aku yakin kau pasti sependapat kalau Shin yang. sekarang jauh lebih baik daripada Shin yang dulu.” Kata Tuan Nam,Tuan Ji hanya diam saja.
“Kenapa kau tidak jawab? Young Hoon, apa pendapatmu berbeda?” kata Tuan Nam, Tuan Ji mengaku bukan seperti itu.
Saat itu Shin datang, Tuan Nam pikir sangat pas menyuruh duduk dan memastikan kalau belum makan. Shin mengaku baru saja makan sama anggota tim. Tuan Nam menceritakan kalau tadi bertanya pada Tuan Ji kapan kira-kira harus menyerahkan perusahaan pada cucunya, tapi Tuan Ji tidak menjawab.
“Sepertinya dia belum mempercayaimu.” Ucap Tuan Nam mengejek, Shin dan Tuan Ji akhirnya saling menatap
“Menurutku dia lebih siap daripada sebelumnya. Menurutku sangat menguntungkan bila menyerahkannya sesegera mungkin.” Kata Tuan Ji
“Aku senang kau sependapat denganku. Mari kita cari cara untuk melimpahkan perusahaan padanya.” Kata Tuan Nam 


Tuan Nam keluar sebentar, lalu memperbaiki jam tanganya dan teringat kejadian saat bertemu dengan Shin. Dibagian tanganya tak terlihat jam tangan yang dijadikan battery sebagai robot.  Sementara di ruangan, Shin seperti sangat stress memilih untuk minum.
“Kenapa kau? Kenapa kau tiba-tiba minum?” ucap Tuan Ji melihat sikap Shin yang berbeda.
“Sudah lama aku tak minum sampai-sampai ini membuatku pusing. Aku agak sedih, Hyung... Apa kau tidak mengenaliku?” kata Shin.
“Jadi Kau Shin rupanya.” Kata Tuan Ji sadar kalau yang di depanya bukan Robot Shin.
“Ya. Aku Shin. Bukan Shin palsu yang membuatmu bingung, tapi Shin yang asli.” Tegas Shin memperlihatkan tanganya yang tak memakai jam tanganya.
Bersambung ke episode 26

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar