PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 11 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 19

PS : All images credit and content copyright : KBS
So Bong berusaha ingin keluar dari bagasi mobil, tapi Sang Guk sudah menguncinya dan mengancam dengan pistol. Ia mengeluh kalau semua ini karena Shin, lalu teringat saat terakhir kali Shin mengatakan akan kembali menjadi kacung lagi.
“Sungguh selamat tinggal, Kang So Bong” ucap Shin setelah memasangkan kalung milik ibu So Bong
“Padahal kau hanyalah robot. Kenapa kau harus menatapku seperti itu? Tapi kenapa sekarang aku memikirkanmu?” gumam So Bong sambil memegang kalungnya.
Shin melihat Sek Park memasukan ponsel ke dalam tas ibunya, lalu Tuan Seo menyuruh semua tamu duduk dengan senyuman licik. Saat itu juga Shin melihat ponsel ibunya dan bisa melihat pesan yang sudah dihapus oleh Sek Park untuk So Bong. Shin pun langsung melihat dari tatapanya keberadaan Shin.
“Aku ada dimana, kau pasti tak tahu, 'kan? Aku juga yakin kau tidak bisa datang.” Gumam So Bong ketakutan berada dalam bagasi.
“Akulah yang gila karena berharap kau akan datang.” Gumam So Bong yang mengalami guncangan di dalam mobil.
Shin berhasil membuat mobil Sang Guk berhenti, So Bong ketakutan saat pintu bagasi terbuka. Shin memberitahu kalau ia yang datang, So Bong langsung memeluk Shin sambil menangis ketakutan.
“Aku sudah datang... Maaf karena datang terlambat.” Ucap Shin membiarkan So Bong memeluk erat tubuhnya. 



Sang Guk tersadar setelah mengalami guncangan dan melihat Shin ada dibagasi. Ia pun menatap black box dan langsung berusaha kabur. So Bong panik melihat Sang Guk kabur membawa black box, lalu tersadar dengan kedaaan mobil.
“Mobil itu kenapa? Apa mungkin kau... Kau bisa saja terekam kamera dasbornya Sebelum dia memberikannya ke Direktur Eksekutif Seo..., maka kita harus ambil kamera dasbor itu.” Ucap So Bong mengajak pergi, tapi kakinya terasa sakit. Shin panik melihat So Bong.
“Aku baik-baik saja. Kau harus cepat pergi.” Kata So Bong, Shin menyuruh So Bong agar naik ke pundaknya.
“Kau harus ke RS.” Ucap Shin. So Bong pikir  Tidak ada waktu ke RS.
“Aku akan tetap di sini, jadi pergilah. Nanti kau kehilangan jejak dia! Kumohon.” Ucap So Bong. Shin berjanji akan segera kembali.



Sang Guk bergegas menaiki taksi meminta agar taksi segera jalan, Shin bisa mengejak Sang Guk dengan motornya. Sang Guk segera menelp Sek Par memberitahu kalau Shin datang menurutnya Shin bukan manusia dan mustahil kalau Shin adalah manusia.
 Shin dengan kekuatan program miliknya berusaha lebih mendekatkan jaraknya, Sang Guk melihat Shin langsung menyuruh sopir untuk segera menginjak gas kalau tak ingin mati. Shin terus mengikuti taksi Sang Guk walaupun harus belok kiri.
“Berhenti... Berhenti di penyeberangan sana.” Kata Sang Guk lalu berusaha menyebrang jalan setelah melihat Sek Park.
Shin melihat Sang Guk yang menyeberang jalan, tiba-tiba sebuah  mobil menabrak Sang Guk yang membawa black box. Shin turun dari motor melihat Sang Guk tergeletak di jalan dan langsung menelp 119 untuk mengirim ambulance karena ada kecelakaan.
Tuan Park melihat Shin datang dan langsung menyembunyikan wajahnya lalu meninggalkan TKP.  Shin tak melihat Mobil Tuan Park diseberang jalan Sang Guk menatap mobil Tuan Park yang pergi dan menatap Shin ingin tahu siapa sebenarnya. Shin hanya mengambil kamera dari tangan Sang Guk. 


Di tempat pesta pernikahan
Tuan Nam berbicara dengan para tamu kalau Cucunya berontak lagi jadi Acara hari ini takkan terlaksana dan meraka akan segera mengundang semua lagi. Nyonya Oh hanya bisa tertunduk malu. Tuan Nam menyakinkan kalau mereka takkan lama menundanya.
Semua mengeluh kalau acara kacau dan hanya  Buang-buang waktu saja. Tuan Seo kaget melihat Ye Na sudah berganti pakaian menjadi warna hitam.
“Aku berhutang padamu selamanya. Salahkan aku karena membesarkan dia seperti itu.” Kata Tuan Nam sopan
“Tidak, Kakek... Lagipula aku sudah dari dulu menunggu Oppa. Jadi Siapa yang peduli tentang tanggal pernikahan?” kata Ye Na terlihat menahan rasa malu
“Ayah, ayo. Semua orang akan merasa tidak nyaman kalau aku di sini.” Kata Ye Na lalu melihat Nyonya Oh yang terus menatapnya.
“Aku tidak akan mengatakan hal bodoh pada ayahku, jadi jangan khawatir. Karena aku akan selalu memihak Shin Oppa.” Tegas Ye Na.
Tuan Seo penasaran apa maksudnya mengatakan hal bodoh. Ye na mengaku kalau itu Maksudnya mengatakan takkan menikah dengannya, semacam itu. Tuan Seo seperti mempercayainya, Nyonya Oh tetap hanya diam saja. 


Shin kembali ke parkiran tak melihat So Bong lalu memanggilnya dengan wajah panik. So Bong menyahut kalau ada disisi lain. Shin kaget melihat So Bong duduk bersandar di tepi dinding. So Bong meminta maaf karena mencoba ke rumah sakit sendirian, tapi malah terjatuh.
“Biar kutelepon 119.” Kata Shin. So Bong langsung melarangnya.
“Jangan. Yang ada malah memperumit masalah... Kita naik itu saja ke RS.” Kata So Bong menunjuk ke arah lain. 

Keduanya akhirnya naik motor, So Bong ingin tahu Orang tadi, apakah tak bilang apa-apa waktu Shin mengambil kamera dasbornya, menurutnya Sang Guk bisa saja memberitahu padah orang-orang apa yang dilihat.
“Orang itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.” Kata Shin
“Apa yang kau lakukan padanya? Apa Kau mengancamnya?” ucap So Bong panik. Shin hanya diam saja. 


Nyonya Oh panik karena Kang So Bong juga tidak angkat telepon, menurutnya keduanya pasti sedang bersama. Ia tak menyangka kalau Shin bahkan melepas remote control manualnya, menurutnya robot itu benar-benar di luar kendali.
“Dia 'kan tidak bisa mengembangkan keinginan. Kau tahu betul itu.” Kata David santai
“Kurasa ini mungkin demi yang terbaik, karena kita bisa menghindari pernikahan ini. Ketua tidak akan bisa memaksakannya lagi.” Komentar Tuan Ji. 

Shin akhirnya datang, David bertanya darimana Shin karena ibunya  sangat khawatir. Nyonya Oh marah pada Shin yang melepaskan manualnya dan melakukan hal itu. Ia tak percaya kalau Shin yang tak mau menuruti Ibunya lagi.
“Maaf aku tak menuruti Ibu.” Ucap Shin. Tuan Ji bertanya apakah Shin tadi bersama dengan So Bong. Shin menganguk.
“Gara-gara aku, dia diserang.” Jelas Shin. Nyonya Oh tak percaya kalau Shin kabur dari pernikahan karena So Bong
“Kenapa tingkahmu ini beda sekali? Apa benar kau itu buatan Ibu? Apa kau itu memang anak Ibu?” ucap Nyonya Oh dengan nada tinggi. David meminta Nyonya Oh agar bisa tenang.
“Kalau aku tidak bertindak seperti manusia Nam Shin, apa itu berarti aku bukan anak Ibu? Apa robot tidak bisa menjadi anak kandung Ibu?” ucap Shin. Nyonya Oh benar-benar tak habis pikir dengan sikap Shin.
“Orang yang menyerang Kang So Bong adalah pria yang mengikuti manusia Nam Shin di Ceko. Dia pasti orangnya Direktur Eksekutif Seo tapi dia tiba-tiba tewas dalam kecelakaan. Aku rasa aku harus memberitahu ini pada Ibu.” Kata Shin memperlihatkan wajah Sang Guk.
“Seo Jong Gil... Dia rupanya memang mencoba membunuh Shin.” Ucap Nyonya Oh tak percaya.
“Dugaan kita benar. Tapi Ini tidak cukup bukti, jadi mari kita awasi Direktur Eksekutif Seo sampai kita punya bukti kuat.” Ucap Tuan Ji
“Kerja bagus. Kau berhasil memperoleh informasi penting.” Puji Tuan Ji pada Shin
“Ada yang perlu kuberitahu dan Masuklah ke dalam.” Kata Tuan Cha. Semua masuk kecuali Shin dan David.
Shin memberitahu kalau  Kang So Bong ada di rumah sakit jadi akan pamit sekarang. David menyuruh Shin pergi saja dan Jangan menunggu Ibunya. 



Dokter Cha pikir Sebelum terlambat, ada yang harus disampaikan. Ia meminta maaf lebih dulu karena menurut pemikiranya mereka harus menghentikan pengobatan ultrasound. Nyonya Oh terlihat kaget mendengarnya dan meminta agar menjelaskan dengan rinci.
“Karena ini tidak ada harapan. Belum lama ini aku sudah Memutuskannya, tapi kupikir kalian nanti kecewa.” Ucap Dokter Cha.
“Tak mungkin... Ini masih ada waktu Kita belum boleh menyerah dan perlu berusaha lagi.” Kata Nyonya Oh
“ Jika kita terus melanjutkannya, risikonya juga akan bertambah. Stroke yang dia alami baru-baru ini...” kata Dokter Cha. Nyonya Oh hanya bisa menangis menatap anaknya.

Sek Park memberitahu yang dikatakan Sang Guk bahwa kamera dasbor itu isinya merekam Nam Shin dan Shin itu bukan manusia. Ia yakin Sang Guk mengatakan kalau mustahil Shin itu manusia.
“Tapi Apa polisi tidak menemukan kamera dasbor itu?” tanya Tuan Seo. Sek Park yakin kalau Nam Shin  yang mengambilnya.
“Apa mungkin Dirut Nam menyadari dia orang yang mencoba membunuhnya di Ceko?” tanya Tuan Seo
“Jika dia mengambil kamera dasbornya untuk mencaritahu keterlibatan Anda...” kata Sek Park dan Tuan Seo menyuruh Sek Park untuk menutup mulutnya.
Sek Park akhirnya memilih pergi ke sisi ruangan, Tuan Seo menyuruh agar menutup pintunya. Ye Na mendengar pembicaran ayahnya terlihat kaget dan menutup mulutnya agar tak bersuara. 

Sek Park menerima telp memberitahu kalau Pengemudi tabrak lari  sudah ditangkap. Tuan Seo ingin memastikan apakah itu memang benar tabrak lari. Sek Park menjelaskan Polisi harus menyelidiki lebih lanjut tapi mereka sudah lebih dari 90 persen yakin.
“Tabrak lari... Kenapa harus terjadi pada saat itu? Lalu apa yang terjadi pada Kang So Bong?” kata Tuan Seo
“Itulah anehnya... Semua CCTV mati... Ketika aku bicara dengannya lewat telepon, dia bilang ada mobil mendadak ke arahnya. Aku sudah memeriksanya mobilnya tapi mobilnya baik-baik saja.”cerita Sek Park

Flash Back
Sek Park masuk ke dalam Parkiran, tapi tak melihat mobil milik Sang Guk padahal Sang Guk mengatakan mobilnya dihancurkan di parkiran tapi rupanya tidak ada apa-apa, bahkan Mobilnya tak kenapa-kenapa.
“Berarti itu bukan tabrak lari dan Pasti ada dalangnya.” Ucap Tuan Seo yakin. 


David menonton berita di TV “Pengemudi tabrak lari kecelakaan di jalan Yeoksam-dong, ditangkap karena menabrak seorang pria berusia 40-an dan melarikan diri. Dia melarikan diri setelah kecelakaan tersebut namun dia ke kantor polisi pukul 6 sore dan menyerahkan diri. Korban meninggal di tempat kejadian. Saksi mengatakan...”
Akhirnya Ia masuk ke sebuah ruangan dengan melakukan scan wajah dan sidik jarinya. Di dalam ruangan Tuan Nam sudah menunggu. David tak percaya kalau Tuan Nam membunuh orang.
“Jika aku tidak melakukannya, nanti semuanya ketahuan. Aku tidak bisa membiarkan siapa pun tahu kalau pusat data Nam Shin III terletak di gedung perusahaanku. Kalau begitu, bahkan Dr. Oh, yang kau lindungi, juga akan mengetahuinya.” Kata Tuan Nam
“Dia hanya menciptakan robot karena dia merindukan putranya.” Tegas David
“Jika dia tahu aku sponsornya, dia pasti bakal pingsan karena shock. Lalu Bagaimana dengan Shin?” tanya Tuan Nam
“Sepertinya dia takkan bangun segera. “ kata David. Tuan Nam mengetahui Shin robot itu  kabur dari pernikahan karena Kang So Bong.
David hanya terdiam, Tuan Nam meminta agar tetap awasi karena Shin pasti sebuah produk. Ia merasa tidak butuh kecacatan yang menyebabkan masalah. David menegaskan kalau  tidak menerima dana dari Tuan Nam  untuk menciptakan apa-apa selain produk.
“ApaKau ingin menciptakan AI yang sangat hebat sebagai ilmuwan?” tanya Tuan Nam
“Dia menyesuaikan diri dengan dunia manusia layaknya manusia. jadi Nantikan saja. Dia akan berkembang lebih dari bayangan kita.”tegas David yakin
“Baguslah. Semua Ini bagian dalam otaknya, 'kan? Masa depan perusahaanku bersemayam di dalam otak benda itu.” Kata Tuan Nam 



So Bong berbicara di telp meminta agar percaya kalau sedang menjaga temannya di rumah sakit selama beberapa hari. Shin datang menemui So Bong di rumah. Tuan Kang ingin tahu siapa naman temanya, So Bong pikir kalau Tuan Kang tak kenal semua temanya.
“Nanti kutelepon lagi. Sudah yah” kata So Bong buru-buru menutup telpnya.
“Hasilnya sudah keluar. Otot-ototmu mengalami shock, jadi kau hanya perlu istirahat.” Jelas Shin.
“Lalu Ibumu bilang apa? Bukankah dia marah karena kau kabur dari pernikahan? Jadi Pulanglah, dan minta maaf sama Manajer Tim Ji. Lalu Bilanglah kalau aku yang menyuruhmu menemuiku. Karena kau tidak boleh lepas kendali.” Kata So Bong panik.
“Kenapa tidak boleh?” tanya Shin. So Bong menyuruh Shin agar melakukan saja seperti yang diperintahkan jadi tak usah bertanya.
“Cepatlah pergi...” kata So Bong dan Shin langsung melesat pergi keluar dari ruangan.
“Wah.. Dia cepat juga... Setidaknya matikan lampunya.” Keluh So Bong, Shin kembali masuk melonggokan kepala dan lansung mematikan lampu. So Bong bisa tersenyum melihatnya.
“Ini rumah sakit atau hotel? Memang enak kalau punya banyak uang.” Kata So Bong melihat sekeliling ruangan lalu memilih untuk segera tidur. 


So Bong tertidur tapi kembali mimpi buru saat diculik oleh Sang Guk untuk masuk ke dalam bagasi.  Sentuhan tangan Shin memegang pipi So Bong karena sudah menduganya pasti mimpi buruk. So Bong akhirnya terbangun melihat Shin disampinya. Shin mengeluh So Bong yang  berpura-pura tegar.
“Aku tidak berpura-pura. Tapi Aku memang tegar. Lalu Kau sendiri kenapa kesini lagi, padahal sudah kusuruh pergi?” ucap Shin. So Bong akan pergi dan Shin langsung menahan agar tak pergi.
“Bisa-bisanya kau pergi sungguhan hanya karena aku bilang begitu?” keluh So Bong
“Hal buruk menimpamu saat kau membantuku. Jika aku manusia, aku pasti akan merasa berterima kasih. Maaf karena aku hanya bisa mengatakannya tanpa merasakannya.” Ucap Shin.
“Tak apa. Itu 'kan bukan salahmu.” Kata So Bong. Shin berjanji kalau Malam ini takkan pergi.
“Aku akan menemanimu di sini semalaman. Aku akan membangunkanmu setiap kali kau bermimpi buruk jadi jangan khawatir, dan tidurlah.” Ucap Shin
“Tapi bukan berarti kau harus menginap semalaman, Aku 'kan bukan siapa-siapa.” Tegas So Bong. Shin  pikir itu So Bong malah orang yang luar biasa.
“Karena kau, aku mengabaikan lampu lalu lintas dan menghancurkan mobil. Kau membuatku melanggar aturan yang ada dan membuat aturan baru yang tidak ada..” Jelas Shin.
“Itu alasan yang aneh sekali” komentar So Bong lalu terdengar suara perutnya. Shin tak percaya So Bong mendengar suaranya lagi. 



So Bong makan dengan lahap semua makanan diatas meja, Shin melihat So Bong berkomentar kalau memang orang yang luar biasa. So Bong menghentikan makanya dengan mengeluh Shin itu orang kaya tapi hanya membeli makanan murah di minimarket.
“Aku harusnya pesan semua makanan yang dijual.”kata So Bong. Shin pikir So Bong ingin semua Makanan yang di toko ini
“Wahh.. Kau makin hebat bercanda, ya? Sekarang Bawakan aku kamera dasbor dari orang yang meninggal itu. Lalu Ayo kita cek apa ada orang yang melihatmu.” Kata So Bong. Shin menganguk mengerti.
“Rasanya tidak enak makan sendirian, Nafsu makanku hilang.” Keluh So Bong. Shin pikir So Bong sudah menghabiskan semua makannya.
“Kau sudah mengkonsumsi 1.537 kalori...” kata Shin. So Bong beralasan kalau hanya memakannya karena mubazir kalau tak dimakan.
“Tunggu apa lagi kau? Aku harus mencerna makanan.” Ucap So Bong. 


Shin mendorong kursi roda ditaman, So Bong terlihat bahagia lalu tiba-tiba Shin sudah ada di depannya dan berpikir kalau itu seru. So Bong menatap Shin seperti mengingat saat menyelamatkanya lalu memeluknya.
“Aku sudah datang... Maaf karena datang terlambat.” Kata Shin saat itu
“Kau bilang Seru? Memangnya aku temanmu?” kata So Bong sinis. Shin binggung dianggap Teman.
“Aku tidak pernah punya teman... Aku memang punya Ibu dan David tapi aku tidak pernah punya teman sungguhan.” Ucap Shin
“Apa kau ingin berteman denganku?” tanya So Bong, Shin hanya terdiam. So Bong pikir tak mau berteman denganya.
“Baiklah, mari kita berteman, Kang So Bong.” Ucap Shin. So Bong tak percaya Shin yang bicara banmal padanya.
“Bukannya teman itu seharusnya saling merasa nyaman? Haruskah aku tidak bicara santai?” kata Shin
“Aku akan berlaku baik karena kita berteman. Jadi Bicara santailah.” Ucap So Bong. Shin pun mulai bicara banmal.
“Kita manusia dan robot pertama yang menjadi teman. Bagaimana? Sangat keren, 'kan?”kata So Bong, Shin mengaku sangat keren menjadikan So Bong sebagai Teman pertamaknya.
“Terimakasih sudah menjadi temanku. Beritahulah temanmu. Apa rencanamu sekarang? Apa kau akan terus berpura-pura menjadi Nam Shin atau tidak?” kata So Bong
“Menurutmu aku harus bagaimana?” ucap Shin. So Bong heran Shin yang menanyakan hal itu.
“Aku tidak akan menyuruhmu kau harus bagaimana lagi. Karena apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu. Jadi Teman, ayo balik ke kamar.” Kata So Bong. Shin langsung mendorong kursi roda. 
So Bong terbangun dari tidurnya lalu membaca pesan yang dituliskan Shin “Aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku akan segera kembali.”
Pagi hari, Tuan Seo masuk ke dalam kamar anaknya. Pelayan sedang membereskan tempat tidur.  Tuan Seo bertanya kemana Ye Na. Pelayan memberitahu kalau Ye Na mengaku sedang berlibur. 

Ye Na datang ke rumah persembunyian, Nyonya Oh heran melihat Ye Na yang datang pagi-pagi sekali bahkan membawa koper.  Ye Na megaku ingin bersama Shin Oppa jadi pura-pura sedang berlibur. Nyonya Oh ingin tahu apakah Ye Na masih mengira sudah mengenal ayahnya. Ye Na hanya terdiam.
“Kau sebelumnya yakin sekali.. Kau bilang ayahmu bukan orang seperti itu. Ketika aku memikirkan perbuatan bajingan itu...” ucap Nyonya Oh marah. David meminta Nyonya Oh agar tetap tenang.
“Kenapa kau menyalahkan Direktur Eksekutif Seo atas kecelakaan Shin?” kata David lalu menyuruh Ye Na masuk karena Nyonya Oh yang sensitif. Ye Na akhirnya berjalan masuk ruangan.
“Aku tidak ingin dia melihat Shin dan sangat Muak aku melihatnya.” Kata Nyonya Oh sinis.
“Memusuhi dia tidak akan ada gunanya. Kita masih perlu merahasiakan keadaan Shin.” Kata David.
“Jangan katakan padanya kita menghentikan pengobatan ultrasound. Karena tanpa ultrasound pun, Shin pasti akan bangun.” Kata Nyonya Oh. 


Ye Na menangis menatap Shin bertanya apa yang harus dilakukan, karena Tak menyangka ayahnya berbuat begitu. Ia tak habis pikir kala ayahnya bisa sejahat itu berniat membunuh seseorang.
“Akulah anak dari orang seperti itu. Aku memang tidak berhak minta maaf tapi aku sungguh minta maaf... Maafkan aku... Sungguh maafkan aku, Oppa.” Kata Ye Na terus menangis. 

Tuan Seo baru saja masuk ruangan melihat Nyonya Oh sudah ada diruangan. Ia langsung duduk dan menanyakan alasan Nyonya Oh datang ke kantornya menurutnya Nyonya Oh pasti merasa tak enak soal pernikahan. Nyonya Oh pikir tak ada gunanya.
“Karena itu pasti takkan terlaksana dan Karena hanya satu orang yang menginginkan pernikahannya. Aku pikir Malah lebih baik seperti ini.”Ucap Nyonya Oh sinis
“Aku sudah bertemu dengan Manajer Tim Seo dan matanya bengkak. Sebagai ayahnya, kau pasti sedih.” Komentar Nyonya Oh
“Putramulah yang melakukan itu pada putriku. Jadi Sudah sepantasnya aku mendengar permintaan maaf.” Balas Tuan Shin
“Maaf..., tapi aku tidak punya niat minta maaf. Jadi Dengar baik-baik, Jong Gil... Jika kau membuat anakku menangis maka aku akan membuat anakmu menangis darah. Jika kau menyentuh putraku lagi, maka aku akan melakukan hal serupa pada putrimu.” Tegas Nyonya Oh lalu keluar dari ruangan.
Tuan Seo terlihat tegang merasa kalau Nyonya Oh  pasti tahu tentang kecelakaan di Ceko.


Di ruangan
Shin sibuk melihat semua berkas, Tuan Ji pikir Shin yang masuk kantor jadi seharusnya ganti baju. Shin menceritkan kalau Kang So Bong terluka parah, jadi harus menjaganya jadi berpikir lebih baik ganti bajunya nanti saja. Saat itu Nyonya Oh masuk ruangan.
“Kenapa kau datang? Kau harusnya di rumah sakit saja.” Sindir Nyonya Oh.
“Kang So Bong itu temanku. Aku harus memastikan dia tidak terluka lagi karena aku.” Kata Shin
“Kau bilang "Teman"?” ucap Nyonya Oh kaget, Shin membenarkan kalau So Bong temanya.
“Tapi Ibu juga penting bagiku. Karena aku sudah janji pada Ibu jadi aku akan melindungi posisi ini.” Kata Shin. Nyonya Oh mempersilahkan
“Namun, aku akan menentukan keputusanku sendiri dan melakukannya dengan caraku. Aku pasti bisa, jadi tolong bimbing aku Karena Ibu-lah yang membuatku. Dan jika aku berhasil, maka itu juga bisa membantu manusia Nam Shin.” Kata Shin yakin
“Ibu tidak membutuhkan Shin yang selalu berhasil tapi Ibu membutuhkan Shin yang sesungguhnya.Jadi Terserah kau. Terserah kau mau bagaimana.” Kata Nyonya Oh seperti sudah sangat marah lalu keluar dari ruangan. 

Bersambung ke episode 20

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar