PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Juli 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 26

PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Nam masuk ruangan melihat Shin yang minum padahal tadi mengaku tidak lapar dan Sudah lama Kakek tak melihatnya minum, lalu menanyakan apakah minuman itu sesuai seleranya. Shin mengangguk mengaku Karena ini minuman pilihan  Kakek, jadi rasanya lumayan.
“Padahal Kakek selalu minum yang murah.” Komentar Shin
“Kakek tidak kuat minum lagi karena sudah tua... Young Hoon, bisa tinggalkan kami sebentar? Banyak yang ingin kubicarakan dengan bocah ini sekarang” kata Tuan Nam, Tuan Ji tetap diam seperti ragu.
“Hyung, tunggu apa lagi? Apa Kau tidak dengar kata Kakek?” kata Shin Tuan Ji akhirnya akan pergi memperingatkan agar Jangan minum terlalu banyak.

Shin bertanya pada kakeknya Apa Ayah jago minum juga dan mirip dengannya. Tuan Nam mengeluh dengan sikap Shin, Padahal selama ini tidak pernah membicarakan ayahnya sebelum ini. Shin ingin tahu seperti apa ayahnya itu.
“Apa Kakek sedih waktu Ayah meninggal?” tanya Shin. Tuan Nam hanya diam saja.
“Kakek tak sedih... Kakek tidak bisa bersedih... Orang tua yang membiarkan anaknya pergi tak berhak bersedih.” Ucap Shin
“Tapi kenapa kau menanyakan itu?” tanya Tuan Nam
“Ketika Ayah meninggal, aku mulai bertanya-tanya apa tujuan hidup Ayah dan kenapa Ayah meninggal. Untuk apa kau hidup?” kata Shin sinis
“Apa yang sebenarnya kau inginkan?” ucap Tuan Nam
“Kakek sudah tahu, Aku ingin perusahaan Kakek.” Kata Shin, Tuan Nam ingin tahu apa yang akan dilakukan Shin setelah nanti memiliki perusahaan.
“Aku akan menghancurkannya  dan menjualnya.” Ucap Shin. Tuan Nam kaget mendengarnya.
“Aku hanya Bercanda. Mana mungkin aku menjual perusahaan yang sangat Kakek sayangi?” kata Shin
“Tolong tuangkan lagi. Aku merasa hidup kembali hari ini. Jadi aku butuh setidaknya tiga  tuangan.” Ucap Shin, Tuan Nam pun mengikuti permintaan cucunya.


Tuan Ji dan Shin mengantar Tuan Nam keluar dari restoran, setelah Tuan Nam pergi Tuan Ji mengajak Shin untuk bicara. Tuan Ji bertanya Apa rencana Shin tadi. Shin mengaku penasaran saja apakah Tuan Ji  memakinya saat tak ada.
“Tapi Hyung memangnya siapa yang memutuskan aku harus menerima posisi itu atau tidak?” ucap Shin sinis
“Bukan begitu... Waktu kau kembali, kau pasti butuh waktu  menyesuaikan diri. Lagipula, itu akan jadi posisimu. Jadi tak ada salahnya menerima posisi itu lebih cepat.” Jelas Tuan Ji
“Memang aku ada bilang aku butuh posisi itu? Kapan aku pernah bilang aku butuh posisi itu?” kata Shin
“Jangan berkata seperti itu. Gara-gara kau, tidak seorang pun dari kami berakal sehat.” Tegas Tuan Ji dengan nada tinggi.
“Itu Jelas kalian tak berakal sehat.  Karena kalian menggantikanku dengan robot. Apa kau Pikir aku akan berterima kasih? Apa pernah aku menginginkan posisi Kakek? Apa mungkin kau ingin aku  menerima posisi itu? Karena aku menerimanya, pasti kau juga dapat keuntungan’kan?” ucap Shin sinsi
“Cukup! Kenapa kau jadi seperti ini? Aku sudah melakukan segalanya buat melindungimu. Itulah alasan kita disini. Jadi bisa-bisanya kau bilang begitu? Apa kau ingin menjadi orang yang bahkan lebih buruk dari robot? Kau harus sadar !!!” ucap Tuan Ji tak bisa menahan emosinya.
“Kau bilang, Orang yang bahkan lebih buruk dari robot?” ucap Shin. Tuan Ji menjelaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Kau harus banyak istirahat...” ucap Tuan Ji dan akhirnya Shin memilih untuk berdiri. Tuan Ji ingin menahanya tapi Shin sudah menatap sinis untuk jangan mengikutinya. 


Robot Shin menunggu di mobil, Ye Na berkomentar kalau Robot Shin memang mirip Oppa dengan berpakaian seperti itu., lalu mengupapkan Terima kasih sudah mau membantu walaupun mendadak, karena Shin yang memang  ingin bertemu Kakek.
“Apa tugasmu itu mengawasiku?” tanya Shin. Ye Na menegaskan kalau tidak mengawasi Robot Shin.
“Aneh kalau nanti ada orang  lihat kalian berdua.” Ucap Ye Na akhirnya menelp Shin yang tak juga kembali. 

Ye Na ingin tahu keberadaan Shin, Shin mengatakan kalau hampir sampai, lalu melihat sosok So Bong berjalan sendirian, lalu meminta Ye Na menunggu karena Ada hal menarik.  So Bong pergi ke cafe memesan Americano, saat itu Shin akan keluar dari pesembunyianya, tapi Robot Shin lebih dulu berada didepan cafe.
“Apa-apaan kau? Kata siapa kau bisa keluar?” ucap Manusia Shin menelp Robot Shin.
“Aku tadi lihat sinyal GPSmu mendekati GPS-nya Kang So Bong.” Kata Robot Shin
“Kau seharusnya menungguku disana sampai aku kembali. Peduli apa kau, aku ketemu siapa  dan apa yang kulakukan?” ucap Shin marah
“Aku cuma mengizinkanmu bertemu Kakek. Kupikir perintahmu itu tiba-tiba tidak masuk akal tapi aku menerimanya karena kupikir kau merindukan keluargamu. Tapi Kang So Bong lain cerita. Dia tidak ada hubungannya dengan diriku berpura-pura menjadi dirimu. Karena Kang So Bong itu milikku seorang. Jadi jangan muncul seperti ini lagi.” Tegas Robot Shin.
Ia lalu memanggil So Bong yang ada dilantai atas, So Bong melihat Robot Shin langsung tersenyum sumringah melihatnya. 


Shin yang kesal akhirnya berbalik arah, Ye Na melihat Shin binggung kenapa ada di dekat cafe. So Bong mengetahui cerita kalau Manusia Shin yang tiba-tiba muncul akhirnya Robot Shin berganti pakaian dan tetap terkurung di mobil Ye Na saat Manusia Shin berkeliaran.

“Kau boleh marah... Kalau kau marah, aku bisa maklum.” Ucap Shin melihat So Bong
“Tidak. Aku tidak akan marah padamu. Karena Tak baik bersikap emosional di depan orang yang tanpa emosi. Jika aku ingin memahamimu, aku harus rasional dan logis.” Ucap So Bong mengatur nafasnya.
“Apa Kau baik-baik saja, Kang So Bong?” kata Shin melihat So Bong
“Aku tidak bisa! Kurasa aku memang manusia yang emosional. Aku marah. Aku sangat marah, sampai mau gila rasanya!” kata So Bong, Shin tak bisa menahan senyumanya.
“Jangan tertawa! Aku tidak suka orang itu seenaknya padamu. Kalau dia muncul lagi,maka kau sembunyi saja. Padahal itu 'kan bukan salahmu, jadi aku tidak mau kau seperti itu. Kau pasti sangat tidak nyaman di dalam mobil Ye Na. Aku seharusnya selalu di sampingmu. Jika Ye Na memperlakukanmu seperti benda, akan kuhajar dia. “Ucap So Bong penuh amarah.
“Kau cantik.” Ucap Shin, So Bong kaget Shin bisa memujinya cantik.
“Mungkin itulah yang akan kukatakan kalau aku manusia. Kau cantik, Kang So Bong.” Ucap Shin memuji, So Bong mengeluh dengan yang dilakukan Shin.
“Kalau kau manusia, bagian mana yang kau anggap cantik?” tanya So Bong , Shin hanya tersenyum



Saat itu ponsel So Bong berdering, Shin manusia menyuruh So Bong Berhentilah jadi pengawalnya secepat mungkin, karena Tunangannya tidak ingin So Bong bersama orang yang mirip dengannya. So Bong terlihat kaget mendengarnya.
“Aku Dengar , ada mode kontrol manual yang bisa mengendalikan dia. Jika kau tidak berhenti, aku akan memasang  jam mode itu. Jadi kau harus berhenti.” Tegas Shin lalu menutup telpnya.
Ye Na yang ada disampingnya hanya terdiam, Shin pikir Ye Na puas karena tadi datang bukan karena ingin melihat Kang So Bong, tapi hanya ingin mengejeknya yang menyukai robot.
“Apanya yang lucu dan kenapa kau mengejeknya? Itu juga namanya rasa ketertarikan. Jika kau begitu lagi,maka aku tidak akan diam saja.” Komentar Ye Na sinis. 

Robot Shin bertanya siapa yang bicaa dengan So Bong karen terlihat sangat serius, So Bong mengaku kalau dari Ye Na yang berterima kasih karena mengizinkan Dirut Nam bertemu kakeknya. Robot Shin mengaku kalau Ye Na juga mengatakan itu padanya.
“Oh, ya? Mungkin dia ingin mengatakannya sekali lagi... Kau besok harus memberitahuku mana bagian yang menurutmu cantik, “kata So Bong mencoba mengalihkan pembicaraan. 

Tuan Ji duduk di pinggir kolam sambil minum bir, mengingat yang dikatakan Shin “Itu Jelas kalian tak berakal sehat, Karena kalian menggantikanku dengan robot... Hyung, Apa kau pikir aku akan berterima kasih? Apa pernah aku menginginkan posisi Kakek? Apa mungkin kau ingin aku  menerima posisi itu?” Saat membalikan badan, Robot Shin sudah duduk disamping Tuan Ji.
“Kapan kau sampai?” tanya Tuan Ji, Robot Shin menjawab 3 menit 47 detik yang lalu. Tuan Ji memuji Shin yang sangat akurat.
“Hari ini, aku lihat Shin di kantor. Berapa banyak permintaan manusia Nam Shin yang harus kulakukan? Walau permintaannya tak baik, apa aku harus melakukannya juga? Itu bisa jadi permintaan tak baik bagiku, tapi baik untuknya.” Cerita Robot Shin.
“Itu tidak akan terjadi. Baik dan tak baik, tidak serumit yang kau kira. Manusialah yang membuatnya rumit untuk menguntungkan diri sendiri. Jika menurutmu itu tak baik, maka itu tak baik untuk Shin juga jadi tolaklah permintaan itu demi Shin.” Pinta Tuan Ji
“Terima kasih sudah mempercayai keputusanku. Apa mungkin kau akan menjauhkan diri dariku? Bisakah kita bertemu lagi?” ucap Robot Shin. Tuan Ji hanya terdiam. 


Robot Shin masuk kamar melihat Hee Dong tertidur didepan rak robotnya, lalu mengaku dirinya sebagai robot dan bertanya apakah Hee Dong akan tetap menyukainya. Hee Dong sedikit terbangun memanggil Shin seperti kakaknya lalu kembali tertidur.
“Dia kemana? Noh Hee Dong! Hee Dong! Kemana dia?” ucap Nyonya Nam kebingunan melihat menacri anaknya. Saat itu Shin keluar dengan mengendong Hee Dong.
“Apa Dia di kamarmu lagi?” ucap Nyonya Nam lalu menyuruh Shin untuk membaringkan anaknya di tempat tidur.
“Terima kasih. Akan kupastikan dia tak ke kamarmu lagi.” Ucap Nyonya Nam
“Tak perlu, Biarkan saja dia datang ke kamarku.” Ucap Shin. Nyonya Nam pikir Jangan membuat anak nya terlalu berharap.
“Sudah kuperingatkan kau jangan dekati dia. Kalian berdua tidak ditakdirkan saling dekat. Kau nanti akan mulai membencinya karena ingin merebut barang-barangmu.” Ucap Nyonya Nam sinis
“Apa hubungannya itu dengan dia bermain di kamarku? Entah apapun yang terjadi, apa membiarkan dia bermain di kamarku itu tak baik?” kata Shin, Nyonya Shin berpikir Bukannya tak baik, tapi...
“Jangan suka menyimpulkan sendiri. Penting bagi anak-anak untuk bersenang-senang selagi mereka masih muda. Bibi juga boleh main dengan Hee Dong di kamarku.” Ucap Shin
Saat itu Tuan Nam datang, Nyonya Nam menyapa ayahnya. Tuan Nam mengajak Shin untuk bicara dengan cucunya. 



Tuan Nam mengingat yang dikatakan Shin manusia saat bertanya “Untuk apa kau hidup? Apa yang sebenarnya kau inginkan?” Shin pikir kakeknya sudah tahu bahwa ingin perusahaan Kakek. Tuan Nam ingin tahu apa yang akan dilakukan setelah itu.
“Aku akan menghancurkannya dan menjualnya.” Ucap Shin seperti penuh dendam.
“Kau...untuk apa kau hidup? Apa yang sebenarnya kau inginkan?” tanya Tuan Nam mengatakan hal yang sama.
“Tak ada yang kuinginkan.” Ucap Shin. Tuan Nam mengeri Karena dari awal, robot Shin tak punya keinginan.
“Bukan itu alasannya. Karena jika kita menginginkan sesuatu, itu berarti kita tidak mampu memilikinya. Tapi aku mampu memiliki apa pun. Aku punya semua pengetahuan, kekuatan, dan informasi.” Ucap Shin
“Apa Karena kau mampu memiliki apa pun, berarti kau tidak perlu  memulai menginginkan apapun?” kata Tuan Nam
“Ya. Kemampuan itu tak kugunakan karena aku tak membutuhkannya.” Ungkap Robot Shin
“Dasar anak angkuh.” Komentar Robot Shin, Tuan Nam mengaku cuma berkata sebenarnya.
“Kakek juga, tak ada yang bisa kukatakan kalau kau bertindak seangkuh itu. Apa kau sungguh tidak tertarik hidup sebagai cucuku? Perkataanku pasti aneh menurutmu, Lagipula kau sudah menjadi cucuku di setiap aspek.” Ucap Tuan Nam lalu menyuruh Shin keluar saja.
“Apa Dia tidak menggunakan Kemampuannya karena dia tidak butuh?” ucap Tuan Nam setelah Robot Shin pergi lalu tertawa bahagia. 


[Champion Gym]
So Bong duduk diam di kamarnya teringat kembali yang dikatakan manusia Shin “Tunanganku tidak suka kau bersama seseorang yang mirip denganku.Aku Dengar, ada mode kontrol manual yang bisa mengendalikan dia. Jika kau tidak berhenti, aku akan memasang jam mode itu ke dia. Jadi kau sebaiknya berhenti”
Akhirnya So Bong keluar dari kamar, melihat ayahnya tertidur di dalam ring lalu memberikan selimut. Tuan Kang langsung terbangun sambil mengumpat karena anaknya menyelimutinya. So Bong hanya diam saat ayahnya mengumpat sebagai anak nakal.
“Aku memang anak nakal. Jadi aku  takkan minta maaf.Lagipula aku 'kan memang jarang menuruti Ayah jadi, aku sekarang mungkin takkan pernah menuruti Ayah.” Ucap So Bong, Tuan Kang tak percaya anaknya berkata seperti itu.
“Benar juga, kalau kau menuruti Ayah,  bukan anakku Kang So Bong namanya.” Kata Tuan Kang
“Kalau Ayah sudah tahu, maka menyerahlah, Karena aku tidak akan berpisah dengannya.” Tegas So Bong
“Kenapa kau harus meniru sifat Ayah? Kenapa kau tidak bisa berbeda? Ayah berharap kau itu beda dariku.  Apa bagusnya kau bersikap Bodoh keras kepala, dan menyusahkan? Kalau ada yang kelihatan aneh, kau harusnya langsung pergi. Kalau kau mungkin bakal terluka, kau harusnya menghindar. Ayah mungkin tidak bisa begitu tapi tidak bisakah kau hidup  seperti itu, So Bong?” ucap Tuan Kang
“Aku juga sudah mencoba mati-matian tidak menyukainya. Tapi tidak berhasil.” Ungkap So Bong sambil menahan tangisnya.
“Ya, Ayah paham. Kalau saja anakku seperti rubah, dia pasti sudah dari dulu berpaling. Ini semua salah Ayah. Ini Salah Ayah karena punya anak yang bodoh seperti beruang.” Kata Tuan Kang
“Ayah. Ayah juga jangan begini! Semua orang menyuruhku menjauhi dia. Mereka mengancamku  berhenti menjadi pengawalnya. Aku tahu aku bukan anak yang baik bagi Ayah tapi walau begitu bisakah Ayah jangan begitu padaku? Aku ingin selalu di sisinya, Ayah. Aku ingin selalu bersamanya.” Ungkap So Bong menangis. Tuan Kang memeluk anaknya meminta agar jangan menangis lagi.
“Ayah tidak akan menegurmu atau menghiburmu. Tapi jangan terlalu bodoh sampai kau rela terluka. Jika kau terluka akan Ayah hancurkan bajingan itu berkeping-keping.” Ungkap Tuan Kang yang ikut menangis. 



Tuan Nam menatap pemandangan didepanya merasa kalau Cuacanya cerah sekali hari ini jadi berharap kalau mati, cuacanya juga seperti ini. Tuan Ji binggung karena Tuan Nam mengatakan hal itu.  Tuan Nam mengatakan Empat tahap kehidupan.
“Wajar orang mati kalau sudah tua. Aku tidak peduli dengan tubuhku yang membusuk tapi aku khawatir dengan perusahaan. “ ucap Tuan Nam
“Karena ada Shin,  jadi jangan terlalu khawatir.” Kata Tuan Ji,
“Apa kau mempercayai dia? Shin yang mana? Shin yang dulu atau Shin yang sekarang? Daripada mereka... Aku lebih mempercayaimu, Young Hoon. Jika aku mengecualikan hubungan darah dan memikirkannya dengan kepala dingin satu-satunya orang yang tidak akan menghancurkan perusahaanku adalah kau, Young Hoon.” Ungkap Tuan Nam. Tuan Ji tak enak mendengarnya.
“Apa Kau  merasa tak enak sama Shin Atau apa kau tersinggung karena aku memperlakukanmu sama seperti Jong Gil? Buang jauh-jauh pikiran seperti itu dan coba renungkanlah. Siapa yang paling cocok  menempati posisiku? Bukankah kau?” kata Tuan Nam
“Aku setuju. Aku juga percaya diri, dan merasa tamak karenanya. Namun aku tidak berniat memenuhi ketamakan itu.” Ucap Tuan Ji
“Boleh aku tanya apa alasannya?” tanya Tuan Nam, Tuan Ji mengatakan  Karena tidak ingin hidup seperti Tuan Nam. Tuan Nam kaget mendengarnya.
“Untuk memenuhi ketamakanku yang tak ada habisnya, maka aku harus menjadi seperti Anda, dan mengabaikan putra dan cucunya dan meragukan semua orang. Apa Anda senang hidup seperti itu, Ketua Nam?” ucap Tuan Ji, Tuan Nam hanya diam.
“Menurut sepenglihatanku, Anda tidak senang. Aku tidak ingin hidup seperti itu. Aku tidak ingin menyakiti Shin, yang juga kesepian sama sepertiku dan aku juga tidak ingin membuat Anda merasa cemas dan takut. Aku tahu Anda selalu takut orang mengakalimu lebih dulu.  Aku lebih memilih hidup  sederhana dan bahagia dengan menjaga Anda dan Shin.” Ucap Tuan Ji

Tuan Nam mengejek Tuan Ji itu bodoh, Tuan Ji mengaku dirinya memang bodoh lalu pamit pergi. Tuan Nam tiba-tiba bertanya orang seperti apa “Dia” itu.  Tuan Ji bingung bertanya siapa yang dimaksud. Tuan Nam mengatakan kalau yang dimaksud Robot yang mirip Shin. Tuan Ji kaget mendengarnya. 


So Bong sudah siap pergi, tapi Tuan Kang sudah ada di depan gedung. Ia mengeluh kalaupada ayahnya kalau tak boleh menghalanginya. Tuan Kang mengeluh So Bong itu beruang bodoh dan ceroboh. So Bong mengucapkan terimakasih pada ayahnya.
“Aku sekarang mau ketemu orang yang  menyuruhku berhenti jadi pengawalnya. Aku akan mengatakan padanya kalau aku tidak akan berhenti.” Ucap So Bong
“Terserah kau mau berhenti atau tidak. “ kata Tuan Kang menyuruh pergi saja, tapi memujinya anak perempuanya paling cantik. 

Ye Na membuka pintu dan melihat So Bong yang datang. So Bong mengatakan ingin bertemu manusia  Shin. Sementara Robot Shin masuk ruanga Lab ibunya. Manusia Shin sedang ada didalam ruangan berkomentar Tempat ini pasti seperti rahim ibunya Karena dibuat di tempat seperti ini.
“Kang So Bong tidak akan berhenti. Aku datang mau memberitahumu hal itu.”ucap Robot Shin
“Apa dia mengadu padamu?” tanya Shin, Robot Shin mengaku So Bong tak memberitahu.
“Aku bisa membedakan suara telepon. Karena penglihatan dan pendengaranku sangat maju.” Ucap Robot Shin
“Kukira Kang So Bong itu pengawalmu. Apa kau itu juru bicaranya? Kenapa kau ikut campur?” kata Shin sinis
“Kang So Bong tidak ada  hubungannya denganmu. Cuma aku yang bisa membuatnya berhenti.” Tegas Robot Shin
“Apa kau itu lupa kau dibuat untuk menggantikanku? Berhentilah bertingkah, dan lakukan saja apa kataku.” Tegas Shin.



Ye Na melihat So Bong mengejek keduanya akan berkencan dirumah Nyonya Oh. So Bong kaget kalau Robot Shin bertemu juga dengan Shin. Robot Shin ingin tahu alasan harus melakukan perintah Manusia Shin. Shin tak percaya Robot Shin bisa mengatakan hal itu.
“Sepertinya kau salah paham. Aku  membantumu, bukan  menuruti perintahmu. Kau boleh meminta bantuan, tapi kau tidak berhak memerintahku. Jika ada yang kau inginkan, mintalah baik-baik. bukannya mengancamku.” Ucap Robot Shin
“Tidak... Mengancammu itu lebih seru... Ah... Karena kau tidak punya emosi, mengancammu mungkin tidak akan mempan. Lantas apa yang harus kuhancurkan agar kau menurutiku? Apa yang paling kau sayangi? Mungkinkah Kang So Bong?” ucap Shin
“Jangan beraninya kau macam-macam dengan Kang So Bong.” Tegas Robot Shin dengan mata dingin.
“Beraninya kau mengancamku?” teriak Shin melempar obeng dan akhirnya memecahkan papan kaca dibelakang Robot Shin.
So Bong akhirnya datang melihat ruangan berantakan dan berkomentar kalau Shin sudah gila. Shin merasa kalau melihat Robot Shin  makin jijik karena tidak merasakan emosi atau sakit dan ingin melempar kunci inggris. So Bon menghalangi agar Shin berhenti.
“Nanti kau terluka, jadi Kau di belakangku saja.” Kata Shin berdiri depan So Bong.
“Kau pasti benar-benar menganggap kau itu manusia, yah? Maka akan kutunjukkan siapa yang manusia di antara kita.” Ucap Shin melempar kunci inggris ditanganya. So Bong menjerit ketakutan dan terlihat kulit Robot Shin terkelupas dengan banyak besi didalamnya.
Bersambung ke episode 27

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar