PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 Juli 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Mi So kaget melihat Young Joon kembali datang ke rumahnya, Young Joon mengaku kalau ini Karena Mi So menolak ke rumahnya dan itu artinya akan tidur dirumah Mi So, Mi So melonggo mendengarnya. Young Joon menegaskan kalau akan tinggal dirumah Mi So.
“Ayo kita tidur bersama malam ini.” Ucap Young Joon, Mi So melonggo.
“Omong kosong apa yang kau maksud? Tak masuk akal, kau ingin... Kau ingin pindah kemari.” Kata Mi So, Young Joon pikir tak ada yang omong kosong.
“Aku akan tinggal disini selama beberapa hari, jadi aku bukannya pindah kemari. Anggap saja pindah sementara.” Jelas Young Joon
“Kau bilang Pindah sementara? Dan rumahku ini jenis apartemen studio, jadi cuma punya satu kamar. Kita tak bisa tidur bersama.” Ucap Mi So
“Itulah kenapa kuminta kau kerumahku karena punya banyak kamar, tapi kau menolak.” Kata Young Joon, Mi So pikir benar juga.
“Kalau begitu bisa minggir? Akan memakan waktu untuk membongkar barang bawaanku.” Ucap Young Joon, Mi So mengeluh Young Jooon yang menerobos masuk begitu saja dengan kopernya. 


Young Joon membuka lemari sepatu, berkomentar kalau Mi So tak punya banyak sepatu. Mi So hanya terdiam, Young Joon pikir itu bagus jadi punya banyak ruang lalu mengeser sepatu Mi So dan memasukan semua sepatunya didalam lemari. Ia pindah membuka lemari Mi So dan mengeser bajunya.
“Aku paling tahu ruang lemari ini. Ruang dalam lemarinya sudah cukup terisi.” Kata Young Joon lalu memasukan bajunya, Mi So hanya terdiam melihatnya.
“Meja riasnya juga banyak area yang masih kosong. Ngomong-ngomong, apa kau suka hidup minimalis? Apa kau hidup dengan cukup dengan perlengkapan minim?” komentar Young Joon melihat meja rias Mi So.
“Bisa kukatakan aku tak mampu membeli banyak barang karena harus membayar hutang.” Kata Mi So
Young Joon menaruh semua perawatan wajahnya dan membuat meja rias Mi So semakin sempit. Tak sengaja memberikan salah satu cream Young Joon terjatuh, keduanya sama-sama mengambil cream dan saling menatap dengan wajah gugup.
“Apa kau gugup? Apa  Karena kita akan menghabiskan malam bersama?” ucap Young Joon melihat Mi So memalingkan wajah. Mi So mengaku tak seperti itu.
“Benar, jangan gugup. Tujuanku kemari malam ini adalah untuk melindungimu dengan berada di sampingmu agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Ucap Young Joon sambil mengelus kepala Mi So, Mi So pun tersenyum bahagia.
“Aku menyiapkan sesuatu yang bisa membantumu mendapatkan tidur yang nyenyak. Yakni... sabun kaki terbaik yang mengandung garam dari laut mati.” Ucap Young Joon memperlihatkan kotak hadiah. Mi So seperti binggung dengan sabun kaki.
“Saat kau membasuh kakimu dengan sabun ini, kakimu akan menjadi hangat dan memudahkan sirkulasi energi dan darahmu. Ini juga berkhasiat membuang racun dalam tubuhmu dan membantumu mendapatkan tidur yang nyenyak. Bagaimana kalau kita pakai sekarang?” ucap Young Joon. Mi So setuju. 


Keduanya terlihat kebingungan karena merendam kaki didalam baskom. Mi So merasa tak enak hati, Young Joon mengaku kalau sangat berbeda dari bayangannya. Mi So meminta maaf karena  tak punya bak mandi dan melihat Young Joon tampak begitu tak nyaman.
“Bukan aku tak nyaman, aku hanya tak terbiasa. Yang membuatku tak nyaman adalah melihatmu bisa saja ketakutan tanpa kehadiranku. Jadi jangan khawatirkan aku dan usahakan menikmati pemakaian sabun kakinya. Kau mau pakai ember atau bak mandi, khasiatnya sama saja.” Kata Young Joon, Mi So menganguk mengerti dengan senyuman.
Young Joon ingin menyandarkan tanganya, tapi jatuh begitu saja. Mi So merasa tak enak hati karena tak sengaja Young Joon menekan flush. Young Joon kebingungan lalu berkomentar kalau Tekanan airnya begitu hebat dan bertanya Apa toilet ini sering tersumbat. Mi So mengaku tidak. 


Keduanya keluar dari toilet, Young Joon igin tahu perasaan Mi So sekarang  Apa merasakan perubahan pada tekanan dan sirkulasi darahnya, atau sependapat terbuangnya racun dalam tubuh akan membantunya tidur nyenyak, Mi So menganguk.
“Rasanya luar biasa. Kurasa aku bisa tidur nyenyak seperti bayi malam ini.” Kata Mi So, Young Joon pikir itu bagus
“Kalau begitu, apa bisa kita tidur sekarang?” ucap Young Joon, Mi So terlihat gugup, Young Joon langsung mematikan lampu.
Mi So gugup mengucapkan Selamat malam dan bergegas naik ke tempat tidur.  Tiba-tiba Young Joon naik keatas tempat tidr, Mi So hanya bisa menatap binggung. Young Joon heran dengan tatapan Mi So, Mi So haran dengan Young Joon yang berbaring disebelahnya.
“Kalau begitu... aku harus tidur dimana?” ucap Young Joon, Mi So gugup kalau itu artinya mereka akan tidur bersebelahan.
“Tentu saja... Hanya ini ranjang yang kau punya.” Kata Young Joon bahagia,
“Memang benar, tapi... Karena kau menyediakan ranjang yang nyaman, Aku akan menyediakanmu bantal.” Ucap Young Joon, Mi So pikir sudah punya bantal.
“Bukan bantal seperti itu,  Aku menyiapkan bantal khusus yang akan membantumu tidur nyenyak. Yaitu lenganku.”kata Young Joon dan mengangkat kepala Mi So. 


Mi So makin gugup karena lengan Young Joon ada di atas kepalanya,  akhirnya mencari remote dibawah bantalnya, Young Joon binggung tiba-tiba tempat tidurnya perlahan bergerak jadi tegak. Mi So mengaku tak mengantuk jadi menonton TV saja.
“Dan Memang ini sudut terbaik untuk menonton.”kata Mi So, Young Joon ingin tahu apa yang ingin ditonton Mi So di malam hari
“Saluran film nomor berapa ya? Tunggu.” Ucap Mi So memegang remote TV. Keduanya tiba-tiba melonggo melihat adegan kiss dalam drama Another Miss Oh.
Keduanya malah makin gugup dan saling memalingkan wajah,  Akhirnya Mi So mencari Channel lain yaitu Sepak bola, dengan tawanya berpikir itu tayangan Liga Premier. Young Joon menatap Mi So yang tertawa menutupi rasa gugupnya.
“Sekretaris Kim, apa kau tak nyaman seranjang denganku?” tanya Young Joon.
“Bukan aku tak nyaman, Cuma sedikit canggung. Anehnya aku merasa gugup, jadi aku tak bisa tidur.” Kata Mi So
“Kalau begitu kita minum wine saja.” Kata Young Joon, Mi So terlihat gugup mendengar Wine
Young Joon yakin kalau Wine menurunkan suhu tubuh dan memicu hormon tidur sehingga membantu tidur nyenyak. Mi So menganguk mengerti Tapi, dirumahnya tak ada wine. Young Joon merasa sudah menduga jadi sudah membawanya sendiri.



Keduanya duduk diatap dengan banyak bangku, Young Joon pikir kalau tempatnya itu seperti bar atap wine jadi mereka minum segelas wine sambil menghirup udara malam, kemudian pergi tidur dan Itu rencana yang sempurna. Mi So mengangguk setuju.
“Tapi, dimana alat pembuka wine?” tanya Young Joon, Mi So mengaku tak punya.
“Apa itu artinya kita tak bisa meminumnya?” keluh Young Joon
“Tidak, aku punya cara lain untuk membukanya. Aku pernah melihat tips untuk membuka botol wine tanpa alat pembukanya di TV.” Ucap Mi So tersenyum bahagia.
“Kau semakin pintar melucu, Kim Mi So. Bagaimana bisa orang membukanya tanpa alat? Apa Dengan sulap? ” Komentar Young Joon,
“Bukan, tapi dengan trik. Bisa pinjam sepatumu?” kata Mi So, Young Joon hanya bisa dibuat binggung tapi memberikan sepatunya.
Mi So dengan bangga memasukan wine ke dalam sepatu Young Joon lau berjalan ke arah dinding.  Young Joon kaget melihat Mi So yang memukul botol wine pada dinding yang dilindungi sepatunya, Mi So memberitahu kalau Gabus anggurnya akan mencuat keluar kalau terus melakukanya itu.
“Tunggu sebentar.. Maafkan aku... Sekretaris Kim, Apa kau tahu?  Itu wine seharga $20,000.” Ucap Young Joon
“Aku sungguh minta maaf.” Kata Mi So bergegas kembali duduk. Young Joon hanya bisa memuji Mi So agar tak merasa bersalah.
Saat itu terdengar suara dari pengeras suara apartement, “Siapa yang punya mobil dengan nomor plat "1757"?. “ Young Joon mengeluh para tetangga Mi SO yang lancang karena berterk teriak ditengah malam dengan memanggil orang yang punya nomor plat "1757".
“Tunggu... Bukankah "1757"... nomor plat-mu?” kata Mi So, Young Joon pun terkejut mendengarnya. 

Keduanya pun keluar dari rumah, Seorang ibu bertanya apakah Young Joon yang yang punya mobil. Young Joon membenarkan, Ibu itu memberitahu kalau itu area parkir kepemilikan jadi tak bisa parkir pada area milik orang lain. Young Joon mengerti dan Akan segera dipindahkan.
“Kau punya kendaraan yang mewah tapi tinggal di apartemen studio? Konyol sekali.” Sindir si ibu, Young Joon terlihat ingin marah
“Bos, lebih baik kau segera pindahkan mobilmu.” Kata Mi So berusaha agar Young Joon tak naik pitam.
“Aku katakan ini karena mengingat anakku, dan mencemaskanmu. Orang harus hidup sesuai kemampuan mereka. Kau tak boleh terobsesi dengan gaya hidup seperti ini.” Komentar si ibu
“Kau bilang "Gaya hidup"? "Terobsesi"?” ucap Young Joon kesal
“Putraku tak peduli dengan gaya hidup sepertimu Dan hanya memikirkan belajar dengan giat. Sehingga dia baru-baru ini dapat pekerjaan di Yumyung Group.” Kata Si ibu bangga
“Orang yang mengelola Yumyung Group adalah aku.” Ucap Young Joon, Si ibu malah tertawa mendengarnya.
“Hei... Jangan menyetir kalau lagi mabuk dan Kau saja yang menyetir, nona.” Kata si ibu
Mi So kebingungan tak bisa menanggapi, saat itu Ibu itu mengangkat telp dari anaknya, mengetahui kalau harus kerja lembur. Ia mengeluh kalau  perusahaan itu membuatmu harus bekerja keras dan berharap bisa menemui pemiliknya agar bisa menceramahinya.
“Dia bilang "Pemiliknya"?” ucap Young Joon ingin mengumpat marah tapi si ibu sudah berjalan pergi.
“Kau masuk kedalam dulu saja dan istirahat, Sekretaris Kim. Aku akan pindahkan mobilnya ke pelataran parkir. Lalu membeli pembuka wine.” Kata Young Joon menahan emosi.
“Tidak, kau tampak tak nyaman disini. Kau harus pulang kerumah... “ kata Mi So dan Young Joon menyela kalau akan menolaknya.
“Aku tak nyaman kalau meninggalkanmu sendirian dirumah.” Tegas Young Joon
“Itulah kenapa aku mengusulkan agar kita bisa kerumahmu sama-sama. Ayo kita kerumahmu.” Kata Mi So
Young Joon tersadar kalau Mi So setuju akan kerumahnya, Mi So menyakinkan kalau memang mengajak tinggal dirumah Young Joon. Young Joon pun dengan wajah bahagia kalau itu memang Ide bagus.

Young Joon mengemudikan mobilnya berpikir kalau mereka bisa tinggal dirumah Mi So saja. Mi So tak masalah karena rumahnya sempit dan tak punya banyak perlengkapan. Ia merasa dengan memikirkan Young Joonn akan merasa kurang nyaman dan bisa-bisa membuatnya terjaga sepanjang malam.
“Apa kau kira aku ini orang yang rewel? Tapi Kalau kau berpikir demikian, apa boleh buat.” Ungkap Young Joon, Mi So hanya bisa tersenyum
“Segalanya menjadi sangat berat bagiku sejak kasus itu. Tapi membayangkan kau mengalami ketakutan yang sama denganku membuatku sangat cemas sampai tak dapat berbuat apa-apa.” Akui Young Joon
“Aku mengerti yang kau rasakan. Itulah kenapa aku mengusulkan untuk kerumahmu saja.” Kata Mi So, Young Joon pun bisa tersenyum mendengarnya. 



Keduanya sama-sama membawa koper, Mi So pamit akan tidur di kamar tamu malam ini. Young Joon hanya bisa melonggo tapi akhirnya mengucapkan selamat malam. Mi So sudah siap tidur, tapi merasakan kalau kamarnya lumayan menyeramkan.
Saat menyalakan lampu, Mi So dikejutkan dengan sosok seseorang didepanya. Young Joon panik melihat Mi So dan menanyakan keadaanya. Mi So mengaku kalau Young Joon yang membuat kaget.
“Tidak bisa begini, aku begitu tak tenang... Karena rumahmu sempit. Aku bisa melihat semua yang kau lakukan dimanapun kau berada. Tapi aku tak bisa begitu disaat rumahku begitu besar. Tapi Ini pertama kalinya aku merasa tak tenang di rumah besar ini.” Ucap Young Joon, Mi So binggung apa maksudnya.
“Aku ingin memastikan kau tidur dengan baik dengan menemanimu.” Kata Young Joon r, Mi So makin gugup karena Young Joon akan menemaninya.
“Disini tak ada sofa Dan kau akan mencemaskanku kalau aku tidur dilantai. Jadi, aku akan tidur diranjang bersamamu.” Kata Young Joon lalu naik ke atas tempat tidur Mi So hanya menatap binggung
“Aku tahu betul yang kau pikirkan. Tapi di kepalaku hanya dipenuhi kekhawatiran terhadapmu. Jadi tak ada ruang bagiku untuk memikirkan hal yang lain. Dan , jangan pikirkan apa-apa, dan istirahatlah.” Ucap Young Joon, Mi So hanya menatap Young Joon
“Karena dia sudah berkata seperti itu, menolaknya tidur bersama hanya akan membuatnya sedih, kan?” gumam Mi So lalu mulai berbaring.
Keduanya berada dalam tempat tidur tapi terasa canggung. Mi So berharap Young Joon bisa mengatakan sesuatu. Young Joon pun berpikir apa yang harus dikataka untuk menyingkirkan kecanggungan ini dan menyuruh otaknya agar bisa berkerja.
“Sekretaris Kim.  Apa Kau ingin kunyanyikan lagu pengantar tidur?” ucap Young Joon
“Ini Kurang nyaman tapi daripada tak ada yang dilakukan.” Gumam Mi So akhirnya mempersilahkan Young Joon menyanyi.
 “Ini memalukan, tapi lebih baik daripada tak lakukan apapun.” Gumam Young Joon dan  akan nyanyikan lagu khusus untuk Mi So
Young Joon menyanyikan lagi dengan suara merdunya, Mi So mendenagrkan suara Young Joon. Saat itu Young Joon mengingat kembali kenangan dengan Mi So selama 9 tahun jadi Sekertarisnya dan beberapa saat kemudian Mi So sudah tertidur pulas.
Young Joon melihat Mi So tertidur pulas mengelus kepalanya lalu memberikan kecupan dikeningnya. Mi So sedikit bergerak lalu memeluk Young Joon dengan sangat nyaman. Sementara Young Joon panik tiba-tiba Mi So memeluknya dengan erat. 

Mi So terbangun dari tidurnya, melihat Young Joon yang sudah bangun. Young Joon sambil menopang wajahnya mengaku tidak tidur. Mi So binggung Kenapa Young Joon tak tidur. Young Joon mengaku  berusaha untuk tidak mengganggu tidur pulas Mi So.
“Sekretaris Kim... Malam ini aku tak bisa jamin.” Kata Young Joonm Mi So dibuat binggung melihat Young Joon keluar dari kamar.
Young Joon berjalan dengan gambar devil yang mengikuti dibelakang bertuliskan “Young Joon, keparat”  lalu mengeluh kalau devil itu cabul dan menyuruhnya pergi.
Devil menuliskan memikirkan “Ada apa dengan malam ini?” dan wajahnya langsung tersipu malu saat devil kembali datang lalu bergegas menyuruhnya pergi ke Sekretaris Kim. Mi So pun sudah berganti pakaian mengambil kopi dalam kulkas.
“Kenapa dia tak bisa tidur tadi malam ? Apa yang dikatakan tak bisa jamin nanti malam?” ucap Mi So lalu tiba-tiba tersipu malu memikirkan sesuatu.
“Tidak mungkin.” Kata Mi So dan dikagetkan oleh Devil yang kembali datang.
“Aku tak pernah kepikiran hal semacam itu. Kau anggap aku apa?” ucap Mi So dengan rona merah di pipinya menyuruh si devil pergi. 



Mi So sibuk didapur, memecahkan telur lalu mengocoknya dan menuangkan dalam wajan. Di sampingnya terlihat video “Resep Omelet Untuk Pasanganmu” tanganya terlihat pandai diatas wajan, tapi ketika membalikan omelet diatas piring semua hancur berantakan.
“Dalam video tampak mudah.” Keluh Mi So melihat hasil omeletnya. Young Joon baru selesai mandi bertanya apa yang sedang dilakukan Mi So.
“Kenapa kau masak sendiri?” tanya Young Joon, Mi So mengaku sangat berterimakasih sudah merawatnya kemarin.
“Jadi aku ingin membalasnya dengan membuatkanmu omelet.” Kata Mi So
“Apa seperti ini balasanmu?” keluh Young Joon melihat omelet diatas piring, Mi So pikir  akan membuangnya saja.
“Ini milikku... Kau membuatnya untukku, jadi ini punyaku.” Kata Young Joon menahan piringnya.
“Kalau begitu biarkan aku menatanya sedikit.” Ucap Mi So, Young Joon pikir tak perlu..


Keduanya duduk di meja makan, Mi So memberikan secangkir kopi untuk Young Joon karena pasti lelah karena tak tidur tadi malam. Young Joon mengucapkan Terimakasih lalu terdiam setelah menatap bagian cangkir yang retak.
“Apa aku perlu mengganti cangkirnya?” kata Mi So, Young Joon menolaknya.
“Kurasa aku harus waspada hari ini.” Ucap Young Joon, Mi So berpikiran yang sama.
“Itu penyebab hal buruk terjadi saat cangkirmu retak.” Kata Mi So. 

Keduanya berjalan keluar dari rumah, Mi So mengaku senang bisa berangkat bekerja bersama-sama,lalu tiba-tiba kakinya seperti terjatuh. Young Joon langsung panik berpikir kalau kaki Mi So terkilir dan harus pergi ke RS dulu sebelum ke kantor.
“Pergelangan kakiku baik-baik saja, Hanya Heel-ku saja yang tergores. Suatu hal yang butuk terjadi saat heel-ku tergores dipagi hari.” Kata Mi So, Young Joon langsung terdiam memikirkanya. 

Di dalam mobil
Young Joon mengajak Tuan Park untuk berangkat bersama, Tuan Park heran dengan mereka yang menganggap kesialan. Mi So pikir Sesuatu hal yang buruk terjadi saat cangkir mendadak retak, kalau mendapat kesialan saat heelnya tergores dipagi hari.
“Entahlah... Aku tak percaya dengan hal seperti itu. Sebenarnya, aku melihat gagak dalam perjalanan ke kantor. Dan aku merusak cangkirku saat minum air putih setelah sampai kantor. Kemudian sepatuku tergores pintu. Tapi tak terjadi apa-apa. Tapi Malah, terjadi sesuatu yang baik.” Komentar Tuan Park
“Kau bilang Sesuatu yang baik?” ucap Young Joon, Tuan Park membenarkan.
“Aku baru menerima konfirmasi produksi obat baru Bio Yumyung sukses.” Kata Tuan Park
“Itu karena aku yang kompeten.” Keluh Young Joon, Tuan Park yakin kalau  Nasib sial itu hanya takhayul.
“Mari jangan begitu dipedulikan. Lagipila kita sudah hidup di negara maju. “ kata Tuan Park
Young Joon meminta Mi So agar membatalkan rapat makan malam hari ini begitu juga Tuan Park batalkan. Tuan Park menanyakan alasanya, Young Joon menceritakan kalau Kim Sung Ki akhirnya dirawat karena kanker paru-paru dan akan segera menjalani operasi. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Bukankah dia junior dari kampus kalian saat di luar negeri, kan?” kata Mi So. Young Joon membenarkan.
“Berungtungnya kankernya ditemukan dalam tahap awal, jadi kondisinya tak begitu serius.” Kata Young Joon
“Aku sudah tahu ini akan terjadi karena dia begitu banyak merokok. Kalian juga harus merawat baik-baik kesehatan sepertiku.” Kata Tuan Park yang suka minum obat herbal.
“Kau yang terlalu berlebihan merawat tubuhmu...” ejek Young Joon, Tuan Park pikir Lebih baik berlebihan...
“Coba Lihat orang sekelilingmu, Ada banyak orang yang mati karena kesehatan buruk. Orang cenderung sadar ketika ditinggal dibanding saat masih didepan mata. Setelah istriku meninggalkanku, Apa Kau tahu betapa aku kesepian?”kata Tuan Park  sedih
Young Joon mengeluh Tuan Park yang ceritanya Kselalu diakhiri dengan membicarakan mantan istrinya dengan memberitahu Mi So kala Tuan Prk membicarakan mantan istrinya hampir setiap hari. Tuan Park kesal karena Young Joon  tak tahu apa-apa mengenai yang dirasakan.
“Maaf, bicaraku terlalu keras. Maksudku, aku sudah ceroboh menuduhnya punya kekasih baru tanpa mengetahui kenyataan bahwa pria itu adalah sepupunya. Aku bahkan kehilangan kesempatan untuk berbaikan dengannya, Apa kau tahu yang kurasakan? Ah.. Benar, aku sudah putus, jangan hiraukan aku.” Kata Tuan Park sedih. 



Ia merasakan getaran dari ponselnya berpikir kalau Sekretaris Seol. Mi So heran melihat  Tuan Park hanya diam menatap ponselna bukan mengangkatnya. Tuan Park memberitahu kalau itu telp dari mantan istrinya, lalu dengan menahan senyuman mengangkatnya.
“Aku menghubungimu karena merasa tak enak kita harus berpisah seperti itu kemarin. Ngomong-ngomong, apa kau ke restoran itu karena merindukanku?” ucap Nyonya Choi
“Kupikir aku bisa bertemu denganmu jika kesana.” Akui Tuan Park
“Yoo Shik... Apa kau punya waktu sore ini? Apa Kau ingin minum cocktail denganku?” ucap Nyonya Choi.
Tuan Park terlihat salah tingkah dan sangat bahagia sampai memukul Young Joon yang duduk disampingnya. Ia akhirnya menyetujui ajakan mantan istrinya.
“Maaf, tapi Apa bisa kita bertemu larut malam? Aku harus menemui dokter.” Ucap Tuan Park, Nyonya Choi panik berpikir kalau Tuan Park sakit.
“Sebenarnya... Aku harus ke RS karena kondisi 'Sung Ki' yang gawat... Oh, tidak, bukan maksudku penis. “ ucap Tuan Park kebingungan. Nyonya Choi hanya diam diseberang telp.
“Tentu saja 'Sung Ki' artinya penis dalam bahasa Korea. Tapi, yang kumaksud adalah Kim Sung Ki... Juniorku satu kampus saat kuliah di luar negeri,” kata Tuan Park berusaha menjelaskan tapi Nyonya Choi sudah menutup telpnya.
“Gagak, Gelah retak, dan sepatu tergores, Yang mana yang membuatku sial?” keluh Tuan Park, keduanya langsung menjawab kalau itu keduanya.
“Kalian harus bersikap baik satu sama lain selagi bersama. Jangan sampai menyesal setelah kehilangan pasangan sepertiku.” Ucap Tuan Parkm Mi So dan Young Joon hanya bisa tersenyum. 



Mi So datang bersama Young Joon lalu duduk di meja kerjanya bertanya pada Ji Ah apakah Semuanya sudah beres, Ji Ah mengatakan kalau sudah menyusun jadwal Young Joon untuk minggu depan. Mi So pun mengucapkan Terimakasih dan memberikan laporan pada Young Joon.
“Aku akan pergi rapat bersama tim perencanaan dulu kalau begitu.” Kata Ji Ah. Mi So menganguk mengerti.
“Ini daftar kegiatanmu untuk minggu depan.” Kata Mi So memberikan berkas.
“Ini tidak penting untuk sekarang. Apa kau ingat yang dikatakan Tn. Park tadi?” ucap Young Joon, Mi So bertanya yang mana yang dimaksud.
“Mengenai kita harus memperlakukan pasangan kita dengan baik agar tak menyesal saat kehilangan mereka. Banyak hal terlintas dalam pikiranku setelah dia mengatakan itu. Bagaimana kalau kau meninggalkanku?” kata Young Joon
“Maka, kau akan sangat menyesal. Jadi, kau harus memperlakukanku dengan baik selagi masih bersamaku. Kita harus saling menjaga sikap satu sama lain. Saat ini sikapku sudah sangat baik, dan tentu saja kedepannya juga begitu.” Kata Young Joon kembali membangkan diri.
“Ya, aku akui itu.” Ucap Mi So, Young Joon ingin tahu Apa jadwal makan Siangnya hari ini
“Jadwal makan siangmu bersama Tn. Han dari Jungyoung Group ditunda. Jadi, makan siangmu kosong.” Kata Mi So
“Kalau begitu, ayo makan siang sama-sama. Aku harus berbuat baik padamu selagi bersama. Jadi aku akan mentraktirmu sesuatu yang enak.” Kata Young Joon, Mi So hanya bisa tersenyum melihat sikap Young Jon. 


Ketua tim meyudahi rapat, memberitahu Ji Ah kalau Berkas yang diserahkan tadi merupakan berkas rahasia jadi harus dihancurkan berkas itu saat keluar dari sini. Ji Ah berkata kalau akan langsung melakukannya. Mereka pun keluar dari ruang rapat.
Ji Ah berbicara dengan  Eun Jung dengan ponselnya kalau memiliki waktu luang diakhir pekan dan setuju untuk menyantap eggs benedict. Lalu wajahnya panik karena melihat kertas yang dimasukan ke mesin penghancur dan buru-buru menutup ponselnya.
“Apa ada yang salah?” tanya Tuan Ko melihat Ji Ah berlutut di depan mesin penghancur.
“Aku berniat ingin memasukkan berkas rahasia ke mesin penghancur kertas. Tapi aku malah memasukkan notulen. Aku harus melaporkannya segera pada atasan, bagaimana ini?” kata Ji Ah berusaha agar bisa mengeluarkan kertasnya.
“Hentikan dan Minggir... Coba kulihat.” Kata Tuan Ko melihat dibagian sampah, Ji Ah panik karena kertasnya Benar-benar sudah hancur total.
“Tenanglah. Aku melihatmu mencatatmenggunakan pena selama rapat. “ kata Tuan Ko
“Aku dengar Manajer Umum tak suka mendengar suara ketikkan. Jadi, aku menulisnya.” Jelas Ji Ah
“Kau sangat cermat, tapi bagaimana kau membuat kesalahan semacam ini? Pokoknya, kita hanya perlu temukan potongan yang ada tulisan tangannya. Mungkin saja akan mudah dari dugaanmu. Ayo temukan potongan itu” kata Tuan Ko dan mereka mulai mencarinya.


Akhirnya lemabaran tulisan tangan dibisa dirangkai, Ji Ah menyusun lembaran terakhir agar sempurna. Tuan Ko pikir bukan seperti itu susunanya, dengan membaca tulisan  "Proyek perencanaan strategi dan pemicu kemajuan." Dan menurutnya itu masuk akal.
“Ini semua berkat perhatian penuhku akan rapatnya.” Kata Tuan Ko bangga, Ji Ah memuji Tuan Ko yang sungguh luar biasa.
“Tak perlu kau ungkit dan semua sudah selesai.” Ucap Tuan Ko, Ji Ah langsung mengucapkan Terima kasih.
“Sebenarnya, aku sangat stress bekerja dibawah seniorku yang sempurna. Aku ingin melakukan pekerjaan dengan baik namun tak selalu berjalan sesuai keinginanku. Dan aku selalu berakhir dengan membuat kesalahan konyol. Aku sangat khawatir bagaimana harus melaporkan kejadian ini. Terimakasih karena kau sudah membantuku seperti ini.” Ungkap Ji Ah merasa tak enak hati menilai buruk pada Tuan Ko
“Kita harus saling membantu sesama tetangga.” Komentar Tuan Ko tersenyum lebar.
Ji Ah tiba-tiba panik karena melihat tulisan yang tak jelas, memikirkan Berapa banyak yang harus diputuskan untuk meningkatkan anggaran riset dan pembangunan, Tuan Ko dengan cepat menjawaban 5.8%.  Ji Ah tak percaya kalau Tuan Ko bisa mengingat hal sedetail itu
“Itu mudah bagiku dan aku harus kembali bekerja.” Ucap Tuan Ko pamit pergi. Ji Ah kembali mengucapkan Terima kasih.
“Jadi itu alasan kenapa dia pria paling diInginkan.” Komentar Ji Ah melihat sosok Tuan Ko seperti terkesima.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar