PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Sek Park memberitahu Tuan Seo kalau sudah membuntutinya dan Shin dalam penerbangan ke Republik Ceko dan mereka yang  sudah tahu tentang tiket ganda. Ia pun penasaran alasan Shin pergi ke Ceko. Tuan Seo tak peduli meminta agar jangan sampai kehilangan jejak Shin. Sek Park menganguk mengerti.
“Sekarang tinggal bagaimana cara Anda bisa menempati posisi yang pernah diduduki Ketua.” Ucap Sek Park. Tuan Seo tersenyum licik mendengarnya. 

Sebuah berita tentang Shin yang  memukuli seorang wanita. Tuan Seo mengaku  telah melakukan kesalahan Besar karena terlalu sibuk mempersiapkan presentasi sampai tak tahu tentang keberangkatan Direktur Shin.
“Mana mungkin dia melakukan itu jika dia tidak ingin menjatuhkan perusahaan ini? Dia pasti sengaja melakukannya.” Ucap Nam Ho Yeon dengan nada tinggi.
“Dia pasti akan kembali setelah menenangkan diri.”ucap Tuan Ji yakin
“Jadi maksudmu, karena ini disengaja, Apa jadi ini tak masalah?” ucap Ho Yeon kesal
“Wanita itu karyawan yang bermasalah karena memotret Direktur Shin diam-diam.” ucap Tuan Ji
“Jadi maksudmu memukul karyawan  yang bermasalah, Apa itu tak masalah menurutmu? Kenapa tidak sekalian saja dia mengubur karyawan itu?” kata Tuan Nam sinis
“Dia mungkin merasa tertekan karena presentasi itu, Karena itu bukan sekedar presentasi biasa. Itu presentasi yang menegaskan kehadiran PK Group .yang Anda presentasikan tiap tahun. Ini Kesalahankulah karena tidak meringankan beban Direktur Nam. Aku pantas mati, Ketua Nam.” Kata Tuan Seo sambil berlutut.
“Memang itu salahmu. Tapi berhentilah  berpura-pura dan berdirilah. Memangnya kau lagi syuting film sekarang ?” sindir Seo Ye Na
“Kau rupanya sangat galak juga, padahal kau juga tak tahu dimana tunanganmu itu. Pasti dia akan kembali. Kenapa tidak membuatnya tetap disini?” komentar Ho Yeon sinis.
“Akan kutunda presentasi besok. Tapi bagaimana dengan rapat laporan perkembangan presentasi?” kata Tuan Seo. Tuan Nam menegaskan  akan memimpin rapatnya dan menyuruh mereka semua keluar. 



Semua keluar dari ruangan. Tuan Seo lalu menarik Ye Na sambil bertanya Apa ia ini bukan ayahnya. Ye Na heran ayahnya malah menanyakan hal itu, Tuan Seo kesal karena sebelumnya Ye Na mengatakan  "Ya, itu memang salahmu. Tapi berhentilah  berpura-pura dan berdirilah."
“Itu karena biar Ayah ingat Shin itu ambisi kita. Shin itu jaminan Ayah. Dialah tiket Ayah agar kau nanti  bisa jadi mertua keluarga kaya.” Ucap Ye Na sinis
“Ayah tahu. Jadi jangan meragukan ayahmu. Ayah ini cuma merasa sia-sia mendedikasikan hidupku pada keluarga ini.” Ucap Tuan Seo lalu beranjak pergi. Ye Na melihat ayahnya lalu berpikir kalau terlalu kurang ajar lalu bergegas mengejar ayahnya. 


[Champion Gymnasium]
So Bong masuk dan melihat laya TV yang retak lalu berteriak pada dua pria  karena sudah gila membanting TV dan  membanting barang-barang yang masih berfungsi. Pria tambun keluar dari ruangan kalau  Direktur Kang yang melakukannya. So Bong tak percaya mendengarnya.
“Waktu dia melihatmu di berita dan kau  dihajar, dia benar-benar hilang kendali.” Ucap Jo In Tae. So Bong tak percaya mendengarnya dan berusaha mengelak.
“Walau wajahmu diburamkan di TV, dia bisa mengenalimu. Dan dia bertanya siapa bajingan yang memukulmu itu..., terus dia pergi sambil marah-marah.” Cerita Robocop. So Bong panik bertanya kemana pergi Direktur Kang. Keduanya menjawab kalau pasti itu ke PK Group,  So Bong pun langsung bergegas pergi.

Tuan Kang berusaha masuk ke dalam gedung PK Group tapi semua pengawal sudah menahanya.  Tuan Kang berteriak kalau datang ingin mendengar permintaan maaf. Ketua Pengawal memberitahu  Direktur Nam sedang ke luar negeri jadi tidak ada di tempat sekarang.
“Hei, aku tidak peduli dengan Direktur Nam apalah itu... Suruh kakeknya keluar.” Teriak Tuan Kang
“Kakek Direktur Nam itu ketua perusahaan ini.” Ucap Pengawal wanita
“Terus kenapa kalau dia Ketua? Aku datang ke sini sebagai ayah,  bukan direktur. Aku selalu mengajari putriku jangan memamerkan kekuatannya dan jangan pernah menggunakan tinjunya.” Teriak Tuan Kang
“Jadi aku ingin tahu apa yang diajarkan Ketua itu pada cucunya. "Pamerkan uangmu! Pamerkan kekuatanmu! Kau itu hanya bisa memukul orang yang miskin!" Apa itu yang diajarkannya padanya?” ucap Tuan Kang marah
“Direktur Kang, kalau Anda seperti ini, malah bisa menyulitkan So Bong” kata Junior So Bong khawatir.
“So Bong-ku sejak ibunya meninggal, dia jadi susah diatur..., tapi aslinya dia itu orang yang tulus dan bisa diandalkan. Walau dia bekerja di sini  sebagai pengawaldia tetap melakukannya dengan rasa  tanggung jawab tanpa rasa haus akan uang...” tegas Tuan Kang membela anaknya. 

So Bong akhirnya datang menarik ayahnya untuk pergi. Tuan Kang menolak karena  ingin mendengar permintaan maaf. Ketua Pengawal menegaskan kalau  yang mendengar permintaan maaf harusnya mereka.  So Bong akhirnya membungkuk meminta maaf dan mengajak pulang. Tuan Kang tetap menolaknya.
“Kenapa korban yang harus minta maaf? Oh, jadi begitu cara kerjanya di sini?” ucap Tuan Kang marah
“Kang So Bong dipukul karena Direktur Nam memergoki So Bong memotret dia diam-diam. Dan akhirnya dia dipecat juga.” Ucap Ketua Pegawal. Tuan Kang melonggo mendengarnya seperti tak percaya.
“Tadi menurut Anda, dia tulus, bisa  diandalkan, dan tidak haus akan uang? Bagus sekali Anda membesarkan anakmu” sindir Ketua Pengawal.
Tuan Kang akhirnya keluar dari gedung dan langsung memukul kepala anaknya. So Bong menjerit kesakitan lalu melihat di layar besar berita tentang Shin yang memukul dirinya walaupun wajahnya sudah di blur.

Tuan Nam menonton berita di ruangan “Tuan A, yang merupakan pewaris  generasi ketiga dari perusahaan terkenal menyerang seorang penjaga, yang terekam dan tersebar di media sosial membuat publik geger.”
Flash Back
Shin bertemu dengan kakeknya mengatakan akan menunggu  karena Hal menarik akan terjadi mulai sekarang. Tuan Nam hanya diam saja sambil membaringkan kepalanya di sofa. 

Ye Na menunggu di depan pintu berpikir kalau mereka tak akan makan karena Tuan Nam yang belum juga keluar ruangan. Saat itu juga Tuan Nam keluar ruangan, Ye Na langsung merangkul ayahnya  melihat kalau sangat marah sekali.
“Jangan khawatir, 'kan masih ada aku. Anak bungsu Ayah ini memilih bercerai biar Ayah tidak sendirian.” Ucap Ye Na
“Bagaimana dengan Jung Woo?” kata Tuan Nam, Ye Na kaget Tuan Nam membahas kakaknya yang sudah meninggal?
“Kau bilang "Jung Woo Oppa yang sudah meninggal"? “ kata Tuan Nam marah. Ye Na binggung melihat sikap ayahnya seperti lupa kalau anak laki-lakinya sudah meninggal.
“Hanya karena aku berpura-pura seolah-olah dia bukan anakku teganya kau memperlakukan saudaramu yang masih hidup seperti orang mati?” tegas Tuan Nam seperti terkena Demensia.
“Kau bilang Saudara yang masih hidup? Ayah, Jung Woo  Oppa itu sudah meninggal 20 tahun silam.” Kata Ye Na kebingungan.
Tuan Nam terlihat sangat marah, Tuan Ji berdiri dibelakang Tuan Nam meminta agar tenang dengan memastikan tak ada yang melihat lalu menyuruh Ye Na agar mengantar ayahnya ke tempat parkir dan harus membawanya pada Profesor Lee. Saat itu Tuan Seo menatap dari kejauhan.


Tuan Seo akhirnya menemui Tuan Ji yang menunggunya lalu bertanya Ketua Nam pergi kemana. Tuan Ji beralasan kalau Tuan Nam tampaknya sangat panik akan insiden Direktur Nam jadi ingin beristirahat, dan merkea.  mengawalnya pulang.
“Dia meminta Anda memimpin rapat  presentasi.” Ucap Tuan Ji lalu bergegas pergi.
Sementara Tuan Nam berteriak meminta agar membawa Jung Woo padanya. Ye Na panik meminta agar ayahnya segera masuk mobil dibantu oleh Tuan Ji lalu mereka segera meninggalkan parkiran.  Diam-diam Tuan Seo melihat mereka pergi dari parkiran.
“Apa Anda sudah melihat Ketua Nam pergi?” tanya Sek Park. Tuan Seo mengatakan kalau Tuan Nam baru saja pergi.
“Aku dapat telepon dari Ceko, kalau Orang-orang kita baru saja sampai disana.” Ucap Sek Park. Tuan Seo tersenyum bahagia mendengarnya. 

[Karlovy Vary, Republik Ceko]
Robot Shin terlihat sudah seperti manusia dengan membuat roti panggang dan juga telur, bahkan bisa membuat kopi. Nyonya Oh memakan roti dan meminta tambah lagi Shin menolak menyuruh Nyonya Oh agar membatas kalornya.
“Sudahlah. Ibu minum kopi saja.” Kata Nyonya Oh. Shin langsung mengambil cangkir dari tangan Nyonya Oh agar membatasi kafein juga.
“Kenapa kau buru-buru sekali? Ibu bisa-bisa kelaparan tiap kali  mau mengajakmu ke pasar.” Keluh Nyonya Oh lalu terdengar suara klakson mobil
“Itu si David. Ayo, Ibu...” kata Shin dengan wajah penuh semangat. Nyonya Oh memperingatkan Shin agar Hati-hati jangan sampai ketahuan
“Ibu mengomel lagi... Tunggu aku di luar... Aku siap-siap dulu.” Kata Shin terlihat bahagia. 


David menyapa Shin seperti anaknya sendiri, Shin mengeluh karena merasa bukan anak dari David. David membalas sikap Shin karena menurutnya sebagian dari tubuh Shin, ia yang membuatnya menurutnya Shin Itu itu seperti anak hasil darinya dan Aurora Box.
“Aurora Box itu tidak tertarik membuat anak bersamamu.” Balas Shin lalu meminta ibunya agar duduk dibelakang saja.
“Hei, akulah yang meyakinkan ibumu untuk mengajakmu ke pasar. Jika kau terus bertingkah seperti ini, nanti kau tak diajak.” Keluh David. Shin seperti tak peduli mengajak mereka segera berangkat saja.
Saat diperjalanan, Shin memarahi David yang mengemudi terlalu kencang dan menyuruh agar mengikuti batas kecepatan itu suatu aturan. David mengelak agar menyuruh urusan sendiri sambil mengejek Shin itu Anak Robot.


Shin tinggal di Hotel dengan berbahasa Ceko yang fasih menelp memberitahu Nama “Laura” sambil mengeluh kalau orang suruhnya itu belum menemukannya
“Seorang wanita Asia dengan deskripsi serupa terlihat di dekat sini. Aku akan memastikannya, jadi datanglah ke pasar.” Ucap seseorang. Shin pun menutup telpnya dengan berdiri diblakon.
Sang Guk melihat Shin dari restoran dibawah menelp Sek Park memberitahu kalau sudah di depan hotelnya dan Belum ada pergerakan apapun. Sek Park menyuruh agar mencari peluang yang tepat agar Shin tidak kembali.
“Sejauh apa Anda ingin aku bertindak?” tanya Sang Guk. Sek Park melihat Tuan Seo yang menuangkan wine ke dalam gelas.
“Sepertinya hari ini bakal jadi hari yang bagus. Warnanya mengingatkanku pada darah.” Ucap Tuan Seo
“Samarkan saja itu sebagai kecelakaan yang terjadi selama liburannya. Kau harus Pastikan itu.” Perintah Sek Park pada Sang Guk.
“Tak lama lagi, Anda akan mendengar kabar baik.” Ucap Sek Park pada Tuan Seo yang ingin mengambil alih semua PK Group. 

Shin berjalan bersama dengan ibu dan David. Nyonya Oh tahu kalau Shin yang belum pernah lihat orang banyak dan ingin tahu pendapatnya. Shin pikir Tidak ada yang memperhatikan jadi menurutnya sudah mirip manusia   lalu mereka menyebarang jalan.
“Hei... Kau mau apa? Apa kau yang meretas lampu merahnya?” kata Nyonya Oh panik melihat lampu berubah dengan cepat.
“Apa kau yang memberi tahu dia ID sistem lalu lintasnya?” ucap Nyonya Oh pada David. David pikir tak ada gunanya memberitahu.
“Dia 'kan jauh lebih pintar dariku.” Kata David lalu mengajak Shin bergegas pergi untuk ke pasar. 

Mereka membeli keju,  Shin mengambil dengan tanganya merasakan kalau beratnya belum 200 gram. Paman penjual marah karena sudah 30 tahun menjual keju jadi Timbangannya sudah sesuai dan meminta uang bayaran.  Shin meminta ibunya tak membayar karena ukuranya kurang 50 gram.
“Kau itu tahu darimana? Apa tanganmu itu timbangan?” kata si paman marah
“Menipu pelanggan itu melanggar aturan.” Kata Shin. David pun meminta agar menimbangnya saja. Paman langsung menolak dengan menambahkan keju kembali. Nyonya Oh yang malu langsung menarik Shin.
“Jangan bertingkah. Ibu 'kan sudah memperingatkanmu hati-hati.” Ucap Nyonya Oh. Tapi David mendekati Shin memujinya karena sudah melakukan sesuatu yang benar.
“Aku merasa  kami membesarkanmu dengan baik. Karena aku mengajakmu ke sini, kabulkan satu permintaanku. Kau pergilah sendirian selama satu jam. Aku mau kencan sama ibumu. Sampai ketemu di mobil  satu jam lagi. Dan belikan ibumu buket bunga, paham?” kata David memberikan kartu pada Shin.
“Shin bilang ada yang harus dibeli sama dia. Biarkan dia belajar sendiri.” Kata David berjalan mendekati Nyonya Oh untuk pergi. Nyonya Oh merasa khawatir tapi David sudah berjalan pergi meninggalkan keduanya. 


Robot Shin akhirnya berjalan melihat pasar, sementara Shin juga berusaha mencari sosok wanita yang dirindukan. Mereka sempat berpapasan saat Robot Shin melihat bunga untuk ibunya. Shin  merasakan ada orang yang mengikutinya, akhirnya ia memakai jaket putih dan topi untuk menyamar dan menonton orang-orang yang menari.
Saat itu juga Robot Shin ikut menonton dengan jaket yang sama, Sang Guk sedikit memalingkan pandangan karena ada yang mendorong. Shin pun bergegas pergi, Sang Guk kehilangan Shin tapi melihat sosok Robot Shin yang dianggapnya sebagai Shin lalu mulai mengikutinya tapi kehilangan jejak karena menyebrang jalan. 

Shin menerima telp dari anak buahnya kalau menemukannya dan sudah mengirim alamat jadi mengajak untuk bertemu. Ia memberitahu kalau sedang dikuti jadi meminta agar Singkirkan semua barang-barangku di hotel dan jangan memberitahu alamat pada siapapun dan akan menghubunginya ketika sampai di Korea.
David memasukan barang ke dalam mobil. Nyonya Oh khawatir karena Shin seharusnya sudah datang sekarang. David pikir mereka yang datang terlalu cepat 10 menit dan yakin kalau Shin pasti datang tepat waktu. Sementara Shin sedang membeli buket bunga untuk ibunya.
“Bunga memang cocok untukmu... Aku hanya memberikan ini pada pelanggan yang tampan.” Ucap pemilik toko memberikan setangkai bunga. Shin menolaknya. Si pemilik binggung ingin tahu alasanya.
“Aku kemari cuma mau beli satu buket bunga.” Kata Shin. Pemilik toko akhirnya memberikan kartu nama untuk nomor telpnya.
“Aku tidak membutuhkan kertas apa pun. Waktuku tinggal 5 menit 37 detik. Terima kasih.” Kata Shin. Pemilik binggung dengan sikap Shin lalu berjalan pergi.
Robot Shin akhirnya akan kembali menemui ibunya, saat itu tiba-tiba tatapan terlihat heran. Didepanya, terlihat Shin dengan potongan rambut yang berbeda. Keduanya saling menatap karena wajah  mereka yang sama, perlahan Shin mendekat tapi akhirnya tertabrak mobil dan akhirnya terjatuh dengan darah yang mengalir.
 Bersambung ke episode 3

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: