PS : All images credit and content copyright : KBS
Sek Park
memberitahu Tuan Seo kalau sudah membuntutinya dan Shin dalam penerbangan ke
Republik Ceko dan mereka yang sudah tahu
tentang tiket ganda. Ia pun penasaran alasan Shin pergi ke Ceko. Tuan Seo tak
peduli meminta agar jangan sampai kehilangan jejak Shin. Sek Park menganguk
mengerti.
“Sekarang
tinggal bagaimana cara Anda bisa menempati posisi yang pernah diduduki Ketua.” Ucap
Sek Park. Tuan Seo tersenyum licik mendengarnya.
Sebuah
berita tentang Shin yang memukuli
seorang wanita. Tuan Seo mengaku telah
melakukan kesalahan Besar karena terlalu sibuk mempersiapkan presentasi sampai tak
tahu tentang keberangkatan Direktur Shin.
“Mana mungkin
dia melakukan itu jika dia tidak ingin menjatuhkan perusahaan ini? Dia pasti
sengaja melakukannya.” Ucap Nam Ho Yeon dengan nada tinggi.
“Dia
pasti akan kembali setelah menenangkan diri.”ucap Tuan Ji yakin
“Jadi maksudmu,
karena ini disengaja, Apa jadi ini tak masalah?” ucap Ho Yeon kesal
“Wanita
itu karyawan yang bermasalah karena memotret Direktur Shin diam-diam.” ucap
Tuan Ji
“Jadi
maksudmu memukul karyawan yang
bermasalah, Apa itu tak masalah menurutmu? Kenapa tidak sekalian saja dia
mengubur karyawan itu?” kata Tuan Nam sinis
“Dia mungkin
merasa tertekan karena presentasi itu, Karena itu bukan sekedar presentasi
biasa. Itu presentasi yang menegaskan kehadiran PK Group .yang Anda presentasikan
tiap tahun. Ini Kesalahankulah karena tidak meringankan beban Direktur Nam. Aku
pantas mati, Ketua Nam.” Kata Tuan Seo sambil berlutut.
“Memang
itu salahmu. Tapi berhentilah
berpura-pura dan berdirilah. Memangnya kau lagi syuting film sekarang ?”
sindir Seo Ye Na
“Kau rupanya
sangat galak juga, padahal kau juga tak tahu dimana tunanganmu itu. Pasti dia
akan kembali. Kenapa tidak membuatnya tetap disini?” komentar Ho Yeon sinis.
“Akan
kutunda presentasi besok. Tapi bagaimana dengan rapat laporan perkembangan
presentasi?” kata Tuan Seo. Tuan Nam menegaskan
akan memimpin rapatnya dan menyuruh mereka semua keluar.
Semua
keluar dari ruangan. Tuan Seo lalu menarik Ye Na sambil bertanya Apa ia ini bukan
ayahnya. Ye Na heran ayahnya malah menanyakan hal itu, Tuan Seo kesal karena
sebelumnya Ye Na mengatakan "Ya,
itu memang salahmu. Tapi berhentilah berpura-pura
dan berdirilah."
“Itu
karena biar Ayah ingat Shin itu ambisi kita. Shin itu jaminan Ayah. Dialah
tiket Ayah agar kau nanti bisa jadi
mertua keluarga kaya.” Ucap Ye Na sinis
“Ayah
tahu. Jadi jangan meragukan ayahmu. Ayah ini cuma merasa sia-sia mendedikasikan
hidupku pada keluarga ini.” Ucap Tuan Seo lalu beranjak pergi. Ye Na melihat
ayahnya lalu berpikir kalau terlalu kurang ajar lalu bergegas mengejar ayahnya.
[Champion
Gymnasium]
So Bong
masuk dan melihat laya TV yang retak lalu berteriak pada dua pria karena sudah gila membanting TV dan membanting barang-barang yang masih
berfungsi. Pria tambun keluar dari ruangan kalau Direktur Kang yang melakukannya. So Bong tak
percaya mendengarnya.
“Waktu dia
melihatmu di berita dan kau dihajar, dia
benar-benar hilang kendali.” Ucap Jo In Tae. So Bong tak percaya mendengarnya
dan berusaha mengelak.
“Walau
wajahmu diburamkan di TV, dia bisa mengenalimu. Dan dia bertanya siapa bajingan
yang memukulmu itu..., terus dia pergi sambil marah-marah.” Cerita Robocop. So
Bong panik bertanya kemana pergi Direktur Kang. Keduanya menjawab kalau pasti
itu ke PK Group, So Bong pun langsung
bergegas pergi.
Tuan Kang
berusaha masuk ke dalam gedung PK Group tapi semua pengawal sudah
menahanya. Tuan Kang berteriak kalau
datang ingin mendengar permintaan maaf. Ketua Pengawal memberitahu Direktur Nam sedang ke luar negeri jadi tidak
ada di tempat sekarang.
“Hei, aku
tidak peduli dengan Direktur Nam apalah itu... Suruh kakeknya keluar.” Teriak
Tuan Kang
“Kakek
Direktur Nam itu ketua perusahaan ini.” Ucap Pengawal wanita
“Terus
kenapa kalau dia Ketua? Aku datang ke sini sebagai ayah, bukan direktur. Aku selalu mengajari putriku jangan
memamerkan kekuatannya dan jangan pernah menggunakan tinjunya.” Teriak Tuan
Kang
“Jadi aku
ingin tahu apa yang diajarkan Ketua itu pada cucunya. "Pamerkan uangmu! Pamerkan
kekuatanmu! Kau itu hanya bisa memukul orang yang miskin!" Apa itu yang
diajarkannya padanya?” ucap Tuan Kang marah
“Direktur
Kang, kalau Anda seperti ini, malah bisa menyulitkan So Bong” kata Junior So
Bong khawatir.
“So
Bong-ku sejak ibunya meninggal, dia jadi susah diatur..., tapi aslinya dia itu
orang yang tulus dan bisa diandalkan. Walau dia bekerja di sini sebagai pengawaldia tetap melakukannya dengan
rasa tanggung jawab tanpa rasa haus akan
uang...” tegas Tuan Kang membela anaknya.
So Bong
akhirnya datang menarik ayahnya untuk pergi. Tuan Kang menolak karena ingin mendengar permintaan maaf. Ketua
Pengawal menegaskan kalau yang mendengar
permintaan maaf harusnya mereka. So Bong
akhirnya membungkuk meminta maaf dan mengajak pulang. Tuan Kang tetap
menolaknya.
“Kenapa
korban yang harus minta maaf? Oh, jadi begitu cara kerjanya di sini?” ucap Tuan
Kang marah
“Kang So
Bong dipukul karena Direktur Nam memergoki So Bong memotret dia diam-diam. Dan
akhirnya dia dipecat juga.” Ucap Ketua Pegawal. Tuan Kang melonggo mendengarnya
seperti tak percaya.
“Tadi
menurut Anda, dia tulus, bisa diandalkan,
dan tidak haus akan uang? Bagus sekali Anda membesarkan anakmu” sindir Ketua
Pengawal.
Tuan Kang
akhirnya keluar dari gedung dan langsung memukul kepala anaknya. So Bong
menjerit kesakitan lalu melihat di layar besar berita tentang Shin yang memukul
dirinya walaupun wajahnya sudah di blur.
Tuan Nam
menonton berita di ruangan “Tuan A, yang merupakan pewaris generasi ketiga dari perusahaan terkenal menyerang
seorang penjaga, yang terekam dan tersebar di media sosial membuat publik
geger.”
Flash Back
Shin
bertemu dengan kakeknya mengatakan akan menunggu karena Hal menarik akan terjadi mulai
sekarang. Tuan Nam hanya diam saja sambil membaringkan kepalanya di sofa.
Ye Na
menunggu di depan pintu berpikir kalau mereka tak akan makan karena Tuan Nam
yang belum juga keluar ruangan. Saat itu juga Tuan Nam keluar ruangan, Ye Na
langsung merangkul ayahnya melihat kalau
sangat marah sekali.
“Jangan
khawatir, 'kan masih ada aku. Anak bungsu Ayah ini memilih bercerai biar Ayah
tidak sendirian.” Ucap Ye Na
“Bagaimana
dengan Jung Woo?” kata Tuan Nam, Ye Na kaget Tuan Nam membahas kakaknya yang
sudah meninggal?
“Kau
bilang "Jung Woo Oppa yang sudah meninggal"? “ kata Tuan Nam marah.
Ye Na binggung melihat sikap ayahnya seperti lupa kalau anak laki-lakinya sudah
meninggal.
“Hanya
karena aku berpura-pura seolah-olah dia bukan anakku teganya kau memperlakukan
saudaramu yang masih hidup seperti orang mati?” tegas Tuan Nam seperti terkena
Demensia.
“Kau
bilang Saudara yang masih hidup? Ayah, Jung Woo
Oppa itu sudah meninggal 20 tahun silam.” Kata Ye Na kebingungan.
Tuan Nam
terlihat sangat marah, Tuan Ji berdiri dibelakang Tuan Nam meminta agar tenang
dengan memastikan tak ada yang melihat lalu menyuruh Ye Na agar mengantar
ayahnya ke tempat parkir dan harus membawanya pada Profesor Lee. Saat itu Tuan
Seo menatap dari kejauhan.
Tuan Seo
akhirnya menemui Tuan Ji yang menunggunya lalu bertanya Ketua Nam pergi kemana.
Tuan Ji beralasan kalau Tuan Nam tampaknya sangat panik akan insiden Direktur Nam
jadi ingin beristirahat, dan merkea. mengawalnya pulang.
“Dia
meminta Anda memimpin rapat presentasi.”
Ucap Tuan Ji lalu bergegas pergi.
Sementara
Tuan Nam berteriak meminta agar membawa Jung Woo padanya. Ye Na panik meminta
agar ayahnya segera masuk mobil dibantu oleh Tuan Ji lalu mereka segera
meninggalkan parkiran. Diam-diam Tuan
Seo melihat mereka pergi dari parkiran.
“Apa Anda
sudah melihat Ketua Nam pergi?” tanya Sek Park. Tuan Seo mengatakan kalau Tuan
Nam baru saja pergi.
“Aku
dapat telepon dari Ceko, kalau Orang-orang kita baru saja sampai disana.” Ucap Sek
Park. Tuan Seo tersenyum bahagia mendengarnya.
[Karlovy
Vary, Republik Ceko]
Robot
Shin terlihat sudah seperti manusia dengan membuat roti panggang dan juga
telur, bahkan bisa membuat kopi. Nyonya Oh memakan roti dan meminta tambah lagi
Shin menolak menyuruh Nyonya Oh agar membatas kalornya.
“Sudahlah.
Ibu minum kopi saja.” Kata Nyonya Oh. Shin langsung mengambil cangkir dari
tangan Nyonya Oh agar membatasi kafein juga.
“Kenapa
kau buru-buru sekali? Ibu bisa-bisa kelaparan tiap kali mau mengajakmu ke pasar.” Keluh Nyonya Oh
lalu terdengar suara klakson mobil
“Itu si
David. Ayo, Ibu...” kata Shin dengan wajah penuh semangat. Nyonya Oh
memperingatkan Shin agar Hati-hati jangan sampai ketahuan
“Ibu
mengomel lagi... Tunggu aku di luar... Aku siap-siap dulu.” Kata Shin terlihat
bahagia.
David
menyapa Shin seperti anaknya sendiri, Shin mengeluh karena merasa bukan anak
dari David. David membalas sikap Shin karena menurutnya sebagian dari tubuh
Shin, ia yang membuatnya menurutnya Shin Itu itu seperti anak hasil darinya dan
Aurora Box.
“Aurora
Box itu tidak tertarik membuat anak bersamamu.” Balas Shin lalu meminta ibunya
agar duduk dibelakang saja.
“Hei,
akulah yang meyakinkan ibumu untuk mengajakmu ke pasar. Jika kau terus bertingkah
seperti ini, nanti kau tak diajak.” Keluh David. Shin seperti tak peduli
mengajak mereka segera berangkat saja.
Saat
diperjalanan, Shin memarahi David yang mengemudi terlalu kencang dan menyuruh
agar mengikuti batas kecepatan itu suatu aturan. David mengelak agar menyuruh
urusan sendiri sambil mengejek Shin itu Anak Robot.
Shin
tinggal di Hotel dengan berbahasa Ceko yang fasih menelp memberitahu Nama “Laura”
sambil mengeluh kalau orang suruhnya itu belum menemukannya
“Seorang
wanita Asia dengan deskripsi serupa terlihat di dekat sini. Aku akan
memastikannya, jadi datanglah ke pasar.” Ucap seseorang. Shin pun menutup
telpnya dengan berdiri diblakon.
Sang Guk
melihat Shin dari restoran dibawah menelp Sek Park memberitahu kalau sudah di
depan hotelnya dan Belum ada pergerakan apapun. Sek Park menyuruh agar mencari
peluang yang tepat agar Shin tidak kembali.
“Sejauh
apa Anda ingin aku bertindak?” tanya Sang Guk. Sek Park melihat Tuan Seo yang
menuangkan wine ke dalam gelas.
“Sepertinya
hari ini bakal jadi hari yang bagus. Warnanya mengingatkanku pada darah.” Ucap Tuan
Seo
“Samarkan
saja itu sebagai kecelakaan yang terjadi selama liburannya. Kau harus Pastikan
itu.” Perintah Sek Park pada Sang Guk.
“Tak lama
lagi, Anda akan mendengar kabar baik.” Ucap Sek Park pada Tuan Seo yang ingin
mengambil alih semua PK Group.
Shin
berjalan bersama dengan ibu dan David. Nyonya Oh tahu kalau Shin yang belum pernah
lihat orang banyak dan ingin tahu pendapatnya. Shin pikir Tidak ada yang
memperhatikan jadi menurutnya sudah mirip manusia lalu mereka menyebarang jalan.
“Hei... Kau
mau apa? Apa kau yang meretas lampu merahnya?” kata Nyonya Oh panik melihat
lampu berubah dengan cepat.
“Apa kau
yang memberi tahu dia ID sistem lalu lintasnya?” ucap Nyonya Oh pada David.
David pikir tak ada gunanya memberitahu.
“Dia 'kan
jauh lebih pintar dariku.” Kata David lalu mengajak Shin bergegas pergi untuk
ke pasar.
Mereka
membeli keju, Shin mengambil dengan
tanganya merasakan kalau beratnya belum 200 gram. Paman penjual marah karena
sudah 30 tahun menjual keju jadi Timbangannya sudah sesuai dan meminta uang
bayaran. Shin meminta ibunya tak
membayar karena ukuranya kurang 50 gram.
“Kau itu
tahu darimana? Apa tanganmu itu timbangan?” kata si paman marah
“Menipu pelanggan
itu melanggar aturan.” Kata Shin. David pun meminta agar menimbangnya saja.
Paman langsung menolak dengan menambahkan keju kembali. Nyonya Oh yang malu
langsung menarik Shin.
“Jangan
bertingkah. Ibu 'kan sudah memperingatkanmu hati-hati.” Ucap Nyonya Oh. Tapi
David mendekati Shin memujinya karena sudah melakukan sesuatu yang benar.
“Aku
merasa kami membesarkanmu dengan baik.
Karena aku mengajakmu ke sini, kabulkan satu permintaanku. Kau pergilah
sendirian selama satu jam. Aku mau kencan sama ibumu. Sampai ketemu di
mobil satu jam lagi. Dan belikan ibumu
buket bunga, paham?” kata David memberikan kartu pada Shin.
“Shin
bilang ada yang harus dibeli sama dia. Biarkan dia belajar sendiri.” Kata David
berjalan mendekati Nyonya Oh untuk pergi. Nyonya Oh merasa khawatir tapi David
sudah berjalan pergi meninggalkan keduanya.
Robot
Shin akhirnya berjalan melihat pasar, sementara Shin juga berusaha mencari
sosok wanita yang dirindukan. Mereka sempat berpapasan saat Robot Shin melihat
bunga untuk ibunya. Shin merasakan ada
orang yang mengikutinya, akhirnya ia memakai jaket putih dan topi untuk
menyamar dan menonton orang-orang yang menari.
Saat itu
juga Robot Shin ikut menonton dengan jaket yang sama, Sang Guk sedikit
memalingkan pandangan karena ada yang mendorong. Shin pun bergegas pergi, Sang
Guk kehilangan Shin tapi melihat sosok Robot Shin yang dianggapnya sebagai Shin
lalu mulai mengikutinya tapi kehilangan jejak karena menyebrang jalan.
Shin
menerima telp dari anak buahnya kalau menemukannya dan sudah mengirim alamat
jadi mengajak untuk bertemu. Ia memberitahu kalau sedang dikuti jadi meminta
agar Singkirkan semua barang-barangku di hotel dan jangan memberitahu alamat
pada siapapun dan akan menghubunginya ketika sampai di Korea.
David
memasukan barang ke dalam mobil. Nyonya Oh khawatir karena Shin seharusnya
sudah datang sekarang. David pikir mereka yang datang terlalu cepat 10 menit
dan yakin kalau Shin pasti datang tepat waktu. Sementara Shin sedang membeli
buket bunga untuk ibunya.
“Bunga
memang cocok untukmu... Aku hanya memberikan ini pada pelanggan yang tampan.” Ucap
pemilik toko memberikan setangkai bunga. Shin menolaknya. Si pemilik binggung
ingin tahu alasanya.
“Aku
kemari cuma mau beli satu buket bunga.” Kata Shin. Pemilik toko akhirnya
memberikan kartu nama untuk nomor telpnya.
“Aku tidak
membutuhkan kertas apa pun. Waktuku tinggal 5 menit 37 detik. Terima kasih.” Kata
Shin. Pemilik binggung dengan sikap Shin lalu berjalan pergi.
Robot
Shin akhirnya akan kembali menemui ibunya, saat itu tiba-tiba tatapan terlihat
heran. Didepanya, terlihat Shin dengan potongan rambut yang berbeda. Keduanya
saling menatap karena wajah mereka yang
sama, perlahan Shin mendekat tapi akhirnya tertabrak mobil dan akhirnya
terjatuh dengan darah yang mengalir.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Trims sinpsisnya y,semangat!!
BalasHapus