PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 25 Januari 2016

Sinopsis Madame Antoine Episode 2 Part 1

Seung Chan masuk dengan membawa kopernya, sedikit binggung denan tugas dari kakaknya yaitu Membuat wanita suka padanya. Soo Hyun menegaskan bukan hanya suka tapi wanita itu harus jatuh cinta padanya. Seung Chan menanyakan alasan harus melakukan itu.
Aku melakukan penelitian besar. Asosiasi Psikologi Dunia adalah jurnal terbesar dalam psikologi dan Untuk menerbitkan jurnal di JPSB, penelitian ini harus berhasil. Tentu saja, sponsor juga ikut andil dalam penelitian ini dan Saat ini masih penelitian awal.” Jelas Soo Hyun duduk disofa.
“Ahh... Rumit sekali. Lalu selanjutnya apa?” ucap Seung Chan
Tiga pria akan mendekatinya. Termasuk dirimu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pria mana yang dia pilih.” Jelas Soo Hyun
Seperti apa wanita itu? Apa Dia cantik?” tanya Seung Chan penasaran
Soo Hyun tak begitu yakin tapi menurutnya lumayan cantik, dari nilai 1 sampai 10 maka ia memberi nilai 7. Seung Chan menanyakan usianya, Soo Hyun memberitahu umurnya 35 tahun. Seung Chan langsung ingin muntah Soo Hyun langsung menyuruh adiknya keluar dari kantornya sekarang lalu pergi keruangan lainya, Seung Chan hanya bisa melonggo melihat sifat kakaknya. 

Seung Chan akhirnya pergi ke tempat kakaknya memutuskan untuk dalam penelitianya tapi meminta gaji atas partisipasi dalam penelitiannya dan apabila si wanita memilihnya maka kakaknya harus membelikan motor yang paling bagus. Soo Hyun langsung setuju, Seung Chan terlihat tak percaya kakaknya bisa setuju begitu saja.
Kau bisa menyesal nanti. Aku penakluk wanita, Choi Seung Chan dan Para wanita menyukaiku.” Akui Seung Chan bangga
Coba kalahkan dia.” Ucap Soo Hyun menunjuk  Ji  Ho sedang duduk disofa depanya.
Seung Chan heran Ji Ho harus itu juga, Soo Hyun memperingatakan adiknya agar tak meremehkan Ji Ho karena usianya lebih muda dan secara insting seekor binatang akan memilih pasangan yang lebih muda dan dilihat Secara biologis, Ji Ho yang terbaik.

Seung Chan mendekati Ji Ho menanyakan umurnya, Ji Ho mengatakan umurnya 21 tahun dan mengingatakan kalau sekarang lagi populer kencan dengan pria yang lebih muda. Seung Chan menegaskan kalau wanita itu umurnya 30an jadi lebih muda juga dari usianya.
Ji Ho tersenyum mendengarnya lalu mengatakan kalau dirinya itu lebih imut dari adik Soo Hyun. Seung Chan hanya bisa tertawa mengejek mendengarnya. 

Pagi hari
Seung Chan datang dan masuk kebagian receptionist, membuka lemari dan mengeluarkan sarung tangan baseball dari tasnya, perlahan menatap sedih karirnya yang sudah berhenti. Setelah itu mencoba mensugesti dirinya, kalau liburan sudah usai dan olahraga yang membuatnya lelah juga sudah berakhir untuknya.
Ia duduk didepan komputer membuka file tentang Hye Rim dengan foto yang terlihat masih muda, lahir tanggal 2 maret 1981 dengan hobi nonton drama, lalu matanya melihat kelantai atas tempat Hye Rim tinggal sekarang. 

Hye Rim sedang sarapan sambil membaca buku pengantar psikologi, terdengar suara kentukan pintu rumahnya. Ji Ho datang dengan membawakan tas yang berisi pakaian milik Soo Hyun da meminta Hye Rim mencuci dan menyetrikanya. Hye Rim binggung kenapa ia yang harus melakukanya.
Kau bilang, dokter Choi  boleh memanfaatkamu sesukanya. Setelah selesai, mau makan denganku?” ucap Ji Ho to the point yang membuat Hye Rim melonggo
Bagaimana kalau minum kopi? Apa kau mau jalan denganku?” ucap Ji Ho mengikuti Hye Rim masu ke dalam rumah,
Kau ini... Karena kau lebih muda, aku akan bicara santai padamu. Kau berani mengajakku setelah memberi cucian sebanyak ini?” jerit Hye Rim kesal,
Seung Chan masuk karena pintu rumah terbuka, Hye Rim dengan nada tinggi menanyakan alasan dirinya harus makan dengannya, Ji Ho mengaku sangat menyukainya. Hye Rim berpikir Ji Ho itu bukan pegawai Soo Hyun  tapi pasienya. Seung Chan menahan tawa melihatnya karena Ji  Ho dianggap seperti orang gila sama seperti dengan pasien kakaknya. 

Hye Rim pun akhirnya masuk ke ruang cuci, Seung Chan menepuk pundak Ji Ho menyuruh untuk menyerah saja, dengan tarikan nafas dan penuh percaya diri mengetuk pintu kamar mandi. Hye Rim ingin marah, tapi Seung Chan langsung menyapanya dengan memperkenalkan diri sebagai pegawai baru di Klinik. Hye Rim pun membalas sapaanya walaupun masih kaget.
Wajahku tidak asing, kan?” kata Seung Chan sengaja mendekatkan wajahnya, Hye Rim terlihat tak bisa berkata-keta. Seung Chan mulai mengeluarkan gayanya dengan jari telunjuk diatas kepalanya.
“Pemain Baseball... Korea lawan Japan... Choi... Choi... Choi...” kata Hye Rim gugup melihat atlet tampan ada didepanya.
Iya, saya Choi Seung Chan dan Ini bajunya hyung, kan?” ucap Seung Chan
Hye Rim makin kaget ternyata Soo Hyun adalah kakaknya, Seung Chan tahu pasti sangat melelahkan bersama kakaknya, karena memang sang kakak juga sering membuatnya hampir gila, lalu memutuskan akan mencuci baju-baju Soo Hyun dan memijam mesin cucinya. Hye Rim binggung melihat Seung Chan langsung menerobos masuk, Seung Chan memberikan celebrasi kemenangan pada Ji Ho karena bisa mengambil hati Hye Rim. 

Seung Chan sengaja membuka bajunya dan terlihat otot lenganya yang sangat kekar saat menjemur baju. Hye Rim menatapnya terkesima dengan tubuh Seung Chan yang sangat kekar dan sexy, Seung Chan meliriknya, Hye Rim menyuruh Seung Chan cepat makan jajangmyunya sebelum lembek.
Ketika duduk dimeja, tak sengaja Seung Chan menjatuhkan ponsel Hye Rim melihat wallpapernya, berpikir itu adiknya dan sangat cantik. Hye Rim mengaku itu adalah anaknya yang kuliah di Amerika. Seung Chan tak percaya Hye Rim sudah punya anak padahal wajahnya masih terlihat sangat muda.
Hye Rim  mengaku menikah diumur 21 tahun, Seung Chan yakin Hye Rim pasti sangat menyayanginya. Hye Rim menceritakan dulu sangat gempar sekali, ketika bertemu ayah Do Hyun begitu masuk kuliah yang membuat satu kampus heboh. Seung Chan bertanya dimana suami Hye Rim sekarang, lalu menebak ada di Amerika bersama anaknya. Hye Rim mengaku suaminya sudah meninggal.
Seung Chan tak enak hati menanyakan hal yang membuatya sedih. Hye Rim tak masalah karena semua sudah masa lalu, lalu menceritakan walaupun hanya bersama suaminya selama dua tahun, tapi kenangannya masih ada. Tiba-tiba tersadar kalau ia terlalu terhanyut dalam ceritanya dan buru-buru mengalihkan dengan mengajak Seung Chan cepat makan. 

Di tempat counter TV, Yoo Rim memberitahu tentang  konsep film dokumenternya, tapi karena film jadi panjangnya 3 kali lipat. Ji Ho langsung menolaknya, Yoo Rim menyakinkan Ji Ho tak perlu melakukan apa-apa karena ia yang merekam dan mengedit dan Ji Ho hanya sebagai bintangnya.
Hye Rim noona suka makan apa? Cepat Beritahu aku.” Kata Ji Ho mengali informasi
Dia suka makan... Tapi Kenapa kau tertarik padanya?” tanya Yoo Rim heran
Karena aku suka padanya. Lalu Apa makanan kesukaan Hye Rin noona?” tanya Ji Ho
“Kau sungguh-sungguh suka padanya?” kata Yoo Rim tak percaya
Ji Ho dengan wajah datar mengaku mencintai Hye Rim, Yoo Rim merasa kakaknya itu baru saja kejatuhan bintang karena umur keduanya beda jauh, lalu membuat perjanjian akan memberitahu kesukaan kakaknya tapi Ji Ho harus membantunya. Ji Ho berhenti sejenak menatap adik Hye Rim.
Yoo Rim yakin Ji Ho takkan punya kesempatan dengan Cara bicara, ekspresinya, maka tanpa bantuanya maka Ji Ho itu pasti gagal mendekati kakaknya. Ji Ho dengan santai langsung setuju dengan perjanjian Yoo Rim harus membantu perbaiki cara bicara dan ekspresinya. Yoo Rim pun mengajak berjabat tangan atas perjanjian kerja sama mereka. 

Hye Rim mencabut bulu hidung dengan piset dan cermin, Yoo Rim melihatnya merasa tak ada yang hebat dari kakaknya itu. Hye Rim menanyakan apa yang sedang diucapakan adiknya itu. Yoo Rim hanya mengatakan kalau kakaknya itu sangat cantik lalu pamit pergi. Hye Rim berteriak memanggil adiknya untuk membuang sampah tapi Yoo Rim dengan cepat keluar dari cafe.
Ma Ri menuruni tangga terlihat meraba-raba pinjakanya, Hye Rim melihatnya sambil bertanya apakah konselingnya sudah selesai, Ma Ri mencoba menuruni tangga walaupun tak jelas dimatanya. Hye Rim pun mendekatinya memperingatakan agar hati-hati karena bisa jatuh. Baru selesai Hye Rim bicara, Ma Ri sudah terjatuh tapi bisa di pegang oleh Hye Rim sebelum terbentur dilantai, beberapa pelanggan didekat mereka mencoba membantu agar bisa berdiri. 

Hye Rim mengoleskan obat merah pada lutut Ma Ri yang luka, Ma Ri menanyakan kapan pelatihnya akan datang, Hye Rim yakin pelatihnya akan segara datang tapi karena jalanan macet jadi sedikit telat. Ma Ri dengan ketus menyuruh Hye Rim berhenti mengoleskan obat merah karena terlalu banyak.
Tidak bisa. Dulu putriku juga begini, ternyata jadi infeksi. Dia terluka saat jatuh dari tangga...” kata Hye Rim dengan telaten mengobatinya.
“Apa Ahjumma melihatnya sendiri? Saat dia jatuh dari tangga?” kata Ma Ri dengan nada ketus. Hye Rim hanya diam dan melihat Ma Ri kembali memasang earphonenya lalu menatap keluar jendela. 

Soo Hyun dalam ruanganya, dalam kasus Ma Ri Yang penting adalah penyebabnya dan harus penyebab pandangannya tiba-tiba kabur. Menurutnya sebagai atlet pasti mentalnya pasti sangat kuat dan ini semua pasti bukan masalah biasa.
Cari tahu semua teman dan keluarganya” ucap Soo Hyun terhenti karena Hye Rim tiba-tiba masuk ke dalam ruanganya..
Apa ada yang menghambatnya? Bagaimana nilai sekolahnya? Cari tahu semuanya, dari situ Pasti ada sesuatu. Mungkin luka yang besar....” kata Soo Hyun melanjutkan tapi Hye Rim menyelanya.
“Ini karena Bullying” ucap Hye Rim, Ji Ho dan Soo Hyun langsung menatap dengan binggung. Soo Hyun akhrinya menyuruh Ji Ho untuk keluar karena ingin bicara dengan Hye Rim 

Hye Rim duduk didepan Soo Hyun menceritakan Ma Ri yang  tak ingin pergi berlibur dengan temannya, menurutnya Sikap dan perilakunya lumayan sensitif dan defensif. Soo Hyun meminta agar Hye Rim menjelaskan lebih rinci penjelasannya.
Saat anakku jatuh dari tangga... Emmm.. Dulu Dok yung pernah di-bully” cerita Hye Rim
Intuisi seorang ibu memang luar biasa.” Sindir Soo Hyun
“Jadi Kau ingin membuat semua ini lebih rumit, ya? Masalah keluarga, masa lalu tragis, shock, trauma, teori Freudian atau bukan. Kau ingin membongkar semua itu, kan?” kata Hye Rim dengan mata melotot
Teori Freudian adalah psikoanalisis.” Kata Soo Hyun dengan senyuman mengejek
Hye Rim yakin Soo Hyun pasti tahu Pada akhirnya masalahnya cuma satu, kalau mereka semua itu ingin merasa dicintai, dari penglihatanya Ma Ri  ingin orang-orang menyukainya, lalu melangkah pergi dan terhenti sambil berkata kalau Soo Hyun juga seperti itu. Soo Hyun hanya bisa diam dengan wajah mencoba terlihat tak peduli. 

Ma Ri kembali berlari melompati halang rintang, tapi tak bisa melewatinya, di percobaan yang kedua malah membuatnya terbentur dan akhirnya jatuh. Soo Hyun melihatnya dan teringat dengan dugaan Hye Rim kalau penyebab dari kasus Ma Ri adalah Bullying.
Tak ada gunanya menghitung langkah. Dengan larimu yang seperti itu, kau pikir akan berhasil?” sindir Soo Hyun mendekati Ma Ri
Aku sudah lakukan rutinitas ini ribuan kali jadi Akan kucoba.” Kata Ma Ri yakin
Terjadi sesuatu saat pertandingan, kan?” ucap Soo Hyun, Ma Ri memalingkan wajahnya.
Soo Hyun bisa melihat pandangan Ma Ri kebangku penonton, dengan yakin itu pasti penonton lalu bertanya Siapa yang duduk disana? Karena tadi Ma Ri menoleh ke arah penonton. Ma Ri melipat tanganya didada menunjuk  tiang palang yang ada dekatnya dan meminta agar Soo Hyun melakukan salto sebanyak dua kali setelah itu baru akan memberitahunya. Soo Hyun melihat tiang palang yang harus dilaluinya.
Anda ini psikolog, jadi Anda harus membuka pintu hatiku. Setidaknya anda mau lakukan itu untukku, kan?” kata Ma Ri yakin
Tidak mau. Kau bilang Pintu hatimu? Kenapa aku harus membukanya? Siapa yang pandangnya kabur? Itu Kau, kan? Yang ikut pertandingan juga kau Maka kau yang harus membukanya.” Tegas Soo Hyun
Ahjussi, kau sangat tak bertanggung jawab.” Keluh Ma Ri
“Jadi Kau punya banyak waktu untuk berdebat denganku? Konsultasi dan perawatan mental hanya bisa berhasil kalau kau bersedia. Kalau kau ingin bertanding dan tak ingin malu lagi, maka kau harus berusaha, Hanya itu solusinya.” Jelas Soo Hyun lalu melangkah pergi. Ma Ri tertunduk sedih mendengarnya lalu mulai mau berbicara.
Anak-anak itu... Mereka datang menonton.”akui Ma Ri dengan melepaskan tanganya didada, Soo Hyun membalikan bertanya siapa yang dimaksud. 


Hye Rim menjerit meminta agar adiknya cepat mencarikan untuknya, karena sudah terlanjut mengatakan pada Soo Hyun kalau Ma Ri itu terkena Bullying, dan bisa membuatnya malu kalau tebakanya itu salah. Yoo Rim heran dengan kakaknya yang sok tahu.
Di layar komputer diputar video yang diambil Yoo Rim saat pertandingan senam. Hye Rim merasa Instingnya mengatakan Ma Ri terkena bully dan orang yang membullynya datang saat pertandingan. Yoo Rim bertanya apakah kakaknya tahu tentang penyanyi TX, karena disaat bersama merekam klub penggemarnya dengan membawa berbagai pernak-pernik.
Klub penggemar? Kenapa datang ke perlombaan olahraga?” tanya Hye Rim heran 

Ma Ri dengan wajah tertunduk menceritakan Sebulan yang lalu melakukan wawancara TV. Pembawa acara meminta agar mereka berpose didepan kamera untuk para penggemar. Ma Ri mengingat saat itu  ada penyanyi TX yang duduk bersamanya. TX berdiri lalu menaruh tanganya di pundak Ma Ri, dengan gugup Ma Ri melihtanya akhirnya agar terlihat akrab, hanya menaruh tangan disamping pinggang TX tanpa menyentuhnya.
Reporter menyuruh kami berpose di depan kamera. Tanganku sedikit...  menyentuh pinggangnya. Penggemar TX sangat marah karena aku meletakkan tanganku di pinggangnya. Lalu Mereka memenuhi sosial mediaku dengan komentar jahat. Bahkan Mereka terus menelponku dan Aku ganti nomor tiga kali, tapi mereka terus menelponku, selain itu Ke orang tuaku juga.” Cerita Ma Ri penuh amarah, Soo Hyun mendengarkanya dengan serius 

Hye Rim melihat foto Ma Ri yang penuh tulisan komentar hujatan,   [Mati saja.] [Hapus fotonya]. [Jangan sok kecantikan.]  menurutnya orang-orang itu sangat jahat. Yoo Rim mengerti kalau klub pengemar TX berbohong karen sebelumnya bilang TX akan datang jadi mereka sengaja ingin mendengarkanya bernyanyi.
Aku merasa ada yang aneh saat TX akhirnya tidak muncul.” Ungkap Yoo Rim lalu menemukan saat merekam Ma Ri yang baru masuk ke tempat pertandingan.
Flash Back
Ma Ri sudah duduk di bangku tunggu dan dibagian atas sudah ada fans TX yang menatap sinis, Pelatihnya mencoba melemaskan otot kaki Ma Ri dengan mijatnya.
Aku sedikit gugup hari itu dan sudah cukup stres karena latihan. Dan Mereka semua datang ke pertandingan itu.
Ma Ri mencoba menghilangkan rasa gugupnya dengan mendengarkan musik lalu namanya dipanggil untuk menuju lintasan. Akhirnya Ma Ri melangkah maju, ketika memakaikan tepung ditanganya matanya melotot melihat ke arah penonton tepat dibagian atas.
Mereka tak bisa menghinaku karena ada penonton lain. Tapi dari mata mereka, aku tahu mereka berharap aku jatuh. Saat itu terlintas pikiran di kepalaku. "Aku tak ingin melihat mereka."
Ma Ri berusaha untuk kembali konsetrasi, tapi tiba-tiba matanya kabur dan tak bisa melihat dengan jelas. Ketika berlari seperti latihanya tapi akhirnya terjatuh dan membuat pelatih dan tim medis langsung mendekatinya.
 “Pikiran itu cuma terlintas sebentar di kepalaku. Tapi tak kusangka akan benar-benar kehilangan penglihatanku!” cerita Ma Ri sambil menangis histeris, Soo Hyun hanya mendengar tanpa berkomentar. 

Soo Hyun kembali ke klinik ketika akan menaiki tangga melihat dari jendela Hye Rim sedang membuat sesuatu didapur cafenya, lalu teringat dengan ucapanya tentang kasus Ma Ri.
Dari apa yang aku lihat. Dia ingin orang lain menyukainya, Begitu juga denganmu.
Soo Hyun mencoba tak peduli dan berusaha melupakanya lalu masuk ke dalam kliniknya. 

Seung Chan baru datang dengan motornya, ketika ponselnya berdering langsung meminta maaf pada kakaknya karena ketiduran di tempat sauna jadi akan langsung datang. Soo Hyun memerintahkan adiknya tak usah datang dan meminta adiknya membungkus pohom dengan plastik untuk persiapan musim dingin sebagai hukumannya. Seung Chan binggung melihat pohon tinggi besar dan hanya tinggal ranting harus dibungkus olehnya. 

Didalam klinik, Soo Hyun sedang berjalan dengan wanita bernama Prof Bae Mi Ran. Dengan senyumanya menanyakan siapa yang diajak bicara Soo Hyun ditelp. Soo Hyun mengaku bukan siapa-siapa lalu mengajaknya pergi ke sebuah ruangan.
Prof Bae melihat ruangan Soo Hyun dan berkomentar lukisan didalam ruangan harus disingkirkan, karena mengganggu. Soo Hyun juga merasa terlalu banyak gambar dalam ruangan. Prof Bae juga meminta agar menyingkirkan jam dinding karena disa membuat pasien tidak sabar saat konseling.
“Apa Anda yakin tak ingin bekerja dengaku, Prof Bae? Ruangan ini akan disesuaikan untuk anda.” Ucap Soo Hyun memberikan penawaran
Sudah kubilang aku pensiun bulan lalu dan Aku cuma nenek biasa sekarang. Seorang Nenek keren, yang menikmati hari tuanya. Kenapa terus memaksaku?” kata Prof Bae lalu keluar ruangan

Pohon tinggi dan besar sudah dipasang plastik yang besar, Prof Bae duduk dibawahnya dengan gelisah karena menunggu seseorang. Seung Chan keluar dari cafe dan kaget melihat plastik yang tiba-tiba jatuh dan mengenai Prof Bae, lalu berlari mencoba menyelamatkanya.
Ahjumma, kenapa duduk disini? Aku sengaja menjemur plastik disini. Wajahmu basah semua.” Kata Seung Chan mencoba mengusapnya dengan syal, Prof Bae menolak karena merasa baik-baik saja.
Ahjumma, aku dengar ada suara dari tas anda.” Kata Seung Chan
Prof Bae pun membuka ponselnya lalu mengumpat kesal karena seseorang menelpnya kalau taksi yang dipesannya batal. Seung Chan melihat pesan yang dikirim sudah lama, lalu mengodanya kalau Prof Bae tak mendengar suara pesan masuk. Prof Bae menyangkal karena memakai mode getar.
Jangan malu. Orang yang sudah tua biasa seperti itu. Ayo aku antar ke halte bis.” Kata Seung Chan menawarkan diri, Prof Bae menolaknya.
Seung Chan melihat pakaian Prof Bae berpikir apakah wanita tua itu kuat naik motor akhirnya melepaskan jaketnya dan mengikatnya dileher Prof Bae agar tak kedinginan. Prof Bae mencoba menolak tapi Seung Chan kekeuh tak ingin Prof Bae kedinginan, karena tak ada orang yang ingin sakit didunia ini. 

Prof Bae duduk dibelakang dengan helm dan juga jaket agar tak kedinginan. Seung Chan mengendarai motornya berkomentar Prof Bae cantik sekali, layaknya gadis muda saja. Prof Bae tersipu malu mendengar pujian dari Seung Chan.
Teruslah datang untuk konsultasi ! Bagus untuk kesehatan mental.” Kata Seung Chan, Prof Bae tersenyum sudah tahu dengan hal itu.
Aku kerja disana juga, anda harus sering konsultasi! Akan aku layani kalau kau datang lagi!” kata Seung Chan, Prof Bae tersenyum, merapatkan pegangan tangannya pada pinggang Seung Chan. 


Hye Rim baru saja masuk ke cafe, Ma Ri menelp sambil menangis. Hye Rim kaget mengetahui Ma Ri disuruh untuk bertanding. Ma Ri sudah ada dimobil menceritakan pelatihnya memaksa dan mengatakan kalau anti fansnya tak diizinkan masuk.
Bagaimana kalau mereka berhasil masuk? Dengan Tak bisa melihat saja sudah merepotkan dan Sama saja menyuruhku mati.” Ucap Ma Ri tak bisa melihat jelas jalanan didepanya.
Ma Ri, tenang dulu. Aku akan bicara dengan dokter...” kata Hye Rim
Aku perjalanan kesana. Bicaralah pada dokter, lalu suruh dia meyakinkan pelatih. Aku tak bisa bertanding seperti ini... Pokoknya tidak bisa.” Tegas Ma Ri 

Hye Rim ingin kelantai dua, tapi Soo Hyun sudah turun membawa berkas ingin membahas tentang Tuan Kim. Hye Rim melihat sikap Soo Hyun sudah tahu tentang Ma Ri yang dipaksa bertanding. Soo Hyun membenarkan karena memang sengaja menyuruh pelatih agar Ma Ri bertanding. Hye Rim makin kaget mendengarnya.
Kita tak bisa memanjakannya terus, Mungkin pada akhirnya dia akan menyerah tapi kita harus memaksanya bertanding.” Jelas Soo Hyun
Apa itu masuk akal! Dia tak bisa melihat! Dan dia bisa jatuh lagi! Artinya dia jatuh dua kali didepan anti-fans!” teriak Hye Rim
Pemain sepakbola sering menghadapi hal seperti ini.” balas Soo Hyun tak peduli, Hye Rim menegaskan kalau Ma Ri masih anak-anak.
Mau sampai kapan kita anggap dia sebagai anak-anak? Dia harus tahu bahwa menutup mata takkan menyelesaikan masalah.” Jelas Soo Hyun

Hye Rim berpikir kalau nanti akhirnya Ma Ri akan hancur, Soo Hyun pikir kalau tak dilakukan maka Ma Ri  bisa jadi buta, tuli dan lumpuh dengan keadaanya dan  Hye Rim malah membuatnya jadi cacat. Hye Rim merasa Soo Hyun sengaja melemparkan Ma Ri pada bara api tanpa ada rencana. Soo Hyun pikir Hye Rim tak perlu tahu dirinya itu punya rencana atau tidak.
Kau tak tahu dia di bully , kan? Kalau kau memaksa Ma Ri bertanding untuk menutupi kekuranganmu...” ucap Hye Rim dengan mata melotot
“Ahh... Seperti ini rupanya. Kau sok hebat karena bisa tahu penyebab masalahnya? Jadi Kau mau sombong?” ejek Soo Hyun, Hye Rim berteriak meminta Soo Hyun jangan bersikap kekanak-kanakan!
Anggap saja kau berhasil menebak 9 dari 10 klienmu. Bagaimana dengan satu orang itu? Kalau mereka bunuh diri, karena asumsi bodohmu. Apa Kau mau tanggung jawab? Prasangka, insting, kekuatan yang sangat kau cintai itu... Bisa membuat seseorang terbunuh.” Tegas Soo Hyun dengan mata melotot. 

Ma Ri sampai di klinik dengan dipapah temanya memasuki Madame Antoine. Didalam cafe, Hye Rim menegaskan kalau Ma Ri belum meninggal dan mereka membahas tentang pertandingan dan meminta alasan Soo Hyun dengan tiba-tiba memaksa Ma Ri bertanding.
Maksudku itu kebiasaanmu yang sembrono. Sudah kubilang dia menderita gangguan fungsional neuroliogis, kan? Karena dia tak ingin stres saat bertemu anti-fan itu.” Ucap Soo Hyun, Hye Rim sangat yakin Ma Ri korban dari Bullying.
Bukan itu penyebabnya. Dia tak bisa melihat, kalau itu Orang lain pasti menangis seperti orang gila. Tapi Dia tak khawatir sama sekali, bahkan sangat tenang saat ini!” teriak Soo Hyun, Ma Ri membuka pintu cafe mendengar adu mulut Soo Hyun dan Hye Rim.
“Dan Kau tahu kenapa dia seperti itu? Karena jika buta, dia tak perlu bertanding. Dia jadi tak perlu bertemu anti-fan itu. Selain itu Dia juga akan mendapat perhatian dari orang lain! Secara tak sadar dia menikmati hal ini.” teriak Soo Hyun yakin
Kenapa harus ada orang sepertimu? Tak bisakan kau terima apa yang kau lihat? Kenapa harus kau putar balikkan perkataan anak itu....” balas Hye Rim
Aku ini professional !!!! Tingkatan kita berbeda. Kau hanya menggunakan intuisi dan asumsi...Aku melihat secara langsung, Karena itu aku melakukan hal ini. Dia harus sadar bahwa ini bukan masalah fisik! Dengan begitu, dia akan merasa tak ada gunanya jadi buta....  Maka....” ucap Soo Hyun dengan mata melotot lalu terhenti karena melihat Ma Ri masuk ke dalam cafe.
Soo Hyun dan Hye Rim kaget melihat Ma Ri datang dan mendengar adu mulut mereka.
Kau bilang aku sengaja seperti ini? Ini karena tak ingin bertanding... Supaya aku dapat perhatian... Jadi Aku sengaja membutakan diri?” ucap Ma Ri berjalan mendekat dengan mata berkaca-kaca  
Ma Ri, Aku tak pernah bilang kau sengaja melakukannya. Tapi alam bawah sadarmu. Di dalam dirimu...” ucap Soo Hyun berusaha menjelaskan, tiba-tiba Ma Ri langsung menendang vas yang berada disampingnya.
Ahjumma... mulai saat ini, aku akan konsultasi padamu” tegas Ma Ri, Soo Hyun kaget berusaha menjelaskan maksud dokter Soo Hyun dengan ucapanya.
Dokter? Siapa dia? Orang bermulut manis ini? Berapa banyak orang yang tertipu senyum manismu itu? Maaf, aku tak bisa kau bodohi lagi. Jadi Pergilah.” Ucap Ma Ri, Soo Hyun hanya bisa diam. 


Telp berdering di meja kerja Soo Hyun, pesan dari pelatih Lee Ma Ri masuk meminta Soo Hyun menghubunginya setelah menerima pesanya. Terdengar teriak seorang wanita yang meminta pelatih memberikan telpnya. Pelatih Ma Ri ingin menolaknya tapi si wanita tetap memaksa. Soo Hyun mendengarnya dengan tatapan dingin.
Hei, Brengsek ! Apa kau bilang? Dia pura-pura buta supaya dikasihani? Kau bilang kau akan membantunya! Beraninya menyebut dirimu dokter!” jeri Ibu Ma Ri di telp, Pelatih Ma Ri bisa mengambil ponselnya dan berjanji akan menelpnya nanti.
Dikamarnya, Hye Rim menonton drama keluarga dengan ayah ibu dan dua anak sedang bermain-main dipantai, lalu mengambil foto anaknya seperti ingin mengobati rasa rindu, setelah itu kembali menonton drama keluarga yang bahagia. 

Soo Hyun melihat berkas Penelitian percontohan Rahasia dalam komputernya, didepanya sudah ada berkas berjudul [Penelitian Psikologis Cinta] dilembar pertama Pria C adalah Ji Ho dan dilembar berikutnya Pria B adalah adiknya dan di lembar ketiga, masih kosong untuk calon Pria A, pulpennya mengetuk-ngetuk diatas kertas seperti sedang berpikir.
Bagaimana denganku, Go Hye Rim? Aku akan membuatmu bertekuk lutut, mencintaimu... lalu mencampakkanmu.” Gumam Soo Hyun lalu menuliskan namanya sendiri. 

Hye Rim binggung melihat dua petugas yang berada di dalam cafenya, Dua petugas memberitahu mereka sedang memasang CCTV sengaja dipasang demi keamanan klinik. Hye Rim binggung karena tempatnya itu cafe bukan klinik.
Petugas mengatakan Pemilik cafe adalah  penasehat klinik Jadi kedua lantai harus diamankan. Hye Rim menyadari dengan memasang CCTV bisa menangkap penjahat akhirnya petugas kembali memasang CCTV.
Di lantai atas, Soo Hyun dengan menopang wajahnya bisa mengamati gerak gerik Hye Rim hanya melihat dari rekaman CCTV yang dipasangnya. Dalam pikiran memulai Proyek Madame Antoine: Menangkap Go Hye Rim dengan permulaan adalah Mengamati

Seung Chan bahagia melihat Hye Rim ada didapur, Hye Rim senang melihat adik Soo Hyun datang disaat yang tepat lalu menyuruhnya untuk sarapan. Seung Chan menolak disuapi dan aka membantunya saja, lalu melihat mereka kurang telur goreng. Hye Rim memberitahu Ji Ho sudah memasaknya.
Ji Ho dengan senyuman bangga memperlihatkan keahlihannya mengoreng telur. Seung Chan tak mau kalah, bisa membantu mencuci piring. Soo Hyun keluar dari ruangan heran melihat banyak orang yang ada didapur. Hye Rim merasa tak enak hati setelah kejadian kemarin, berusaha menyapa Soo Hyun.
Go Hye Rim, kau mau ikut penelitian?” tanya Soo Hyun sambil menuangkan kopi digelasnya. Ji Ho dan Seung Chan melotot karena Soo Hyun bertanya dengan blak-blakan. Hye Rim terlihat binggung.
Iya, ini penelitian psikologi dan Kami butuh subyek, jadi hanya cuma butuh data diri dan pemeriksaan fisik, yang pasti tidak akan sulit.” Jelas Soo Hyun sambil meminum kopinya. Hye Rim langsung menolaknya.
Ji Ho dan Seung Chan terlihat panik, Soo Hyun pikir tak masalah Hye Rim menolaknya, dan akan kembali keruangan, lalu mengingatkan Ma Ri akan datang lagi ke Klinik, dengan nada sombong mengucapkan Semoga beruntung. Seung Chan langsung mengikuti kakaknya yang masuk keruangan. 

Soo Hyun duduk dimeja kerjanya, Seung Chan buru-buru menutup pintu agar Hye Rim tak melihat, lalu mengumpat pada kakaknya sudah gila karena terang-terangan mengatakan Hye Rim sebagai subjek penelitian. Soo Hyun menjelaskan mereka harus lakukan itu karena persetujuan subject dibutuhkan untuk penelitian, walaupun tujuannya dirahasiakan.
Tapi noona menolaknya.” Kata Seung Chan binggung
Siapa yang bilang? Kalau dia pintar, dia pasti akan datang.” Ucap Soo Hyun yakin 

Hye Rim duduk diam dimeja kasir dengan buku pengantar psikolog didepanya, teringat dengan ucapan Soo Hyun saat sarapan Dalam beberapa hari lagi Lee Ma Ri akan datang. Semoga beruntung.
Setelah itu mengingat ucapan Tuan Kim saat di bagian kosmetik “Kau hanya perlu menasehati dan membantu mereka, dan tak perlu melakukan hal lain. Sebagai gantinya, amati apa yang dilakukan Choi Soo Hyun. Misalnya penelitian psikologi yang aneh. Kalau kau dapat informasi bagus, akan kuberi hadiah yang besar.” Alis Hye Rim terangkat karena sebelumnya, Soo Hyun menawarinya untuk Penelitian psikologi.
Hye Rim masuk keruangan Soo Hyun meminta bantuan saat melakukan konsultasi dengan Ma Ri. Soo Hyun menanyakan alasan harus membantunya. Hye Rim ingat Soo Hyun dulu menakutinya tapi sekarang malah kabur, jadi meminta agar membantunya. Soo Hyun jual mahal berpikir apakah ia punya waktu untuk membantunya.
Aku akan ikut penelitian. Ini cuma penelitian sederhana, kan? Jadi Akan kulakukan. Karena itu.....” ucap Hye Rim langsung disela ole Soo Hyun
Bagus kalau begitu, ini sangat mudah, Ayo mulai.” Kata Soo Hyun dengan cepat menyuruhnya duduk, Hye Rim kaget karena akan memulai penelitianya sekarang. Soo Hyu mengatakan hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang mudah, jadi meminta agar Hye Rim segera duduk.

Baju apa yang kau suka?” ucap Soo Hyun, Hye Rim binggung Soo Hyun tak menanyakan data dirinya lebih dulu.
Hal itu sudah ku urus, karena Aku sedikit tertarik padamu.” Kata Soo Hyun, dalam catatanya di poin kedua Buat dia bingung dengan rayuan.
Tertarik bagaimana maksudmu? Sebagai subyek, atau...” ucap Hye Rim semakin binggung
“Apa ada model pakaian yang kau suka?” tanya Soo Hyun mencoba mengalihkan pertanyaan. Hye Rim hanya bisa bergumam “Kenapa pria ini? Aku tak bisa membacanya.
Hye Rim bertanya apakah Soo Hyun akan membelikan setelah mengetahuinya. Soo Hyun membenarkan, Hye Rim sempat terdiam mendengarnya, lalu memberitahu suka gaya bohemian, apalagi yang model pakaian lama. Soo Hyun bertanya apakah Hye Rim menyukai bunga, Hye Rim kembali berpikir Soo Hyun akan membelikanya.
Soo Hyun mengangguk, Hye Rim melotot mendengarnya. Soo Hyn bertanya apa Hye Rim menyukai makanan Korea atau Jepang dan meminta untuk memberikan nilai dari 1-10. Hye Rim tersenyum karena merasa Soo Hyun ingin membelikanya. Soo Hyun mengatakan tidak, Hye Rim cemberut menanyakan alasan Soo Hyun harus bertanya padanya. Soo Hyun menegaskan karena Hye Rim adalah Subject penelitiannya jadi harus tahu kesukaan subyek supaya penelitiannya lancar.
Suasana lebih penting daripada makanannya. Tempat Yang mewah, nyaman, dan punya pelayanan yang bagus. Lebih bagus lagi kalau bisa melihat pemandangan malam Seoul.” Cerita Hye Rim
Kau lebih matre dari yang ku kira.” Ejek Soo Hyun pindah keruangan lain, Hye Rim hanya bisa menjerit kesal melihat tingkah Soo Hyun seenaknya berkomentar. Soo Hyun menyuruh Hye Rim mengikutinya untuk mengevalusi mentalnya. 


Hye Rim binggung melihat Soo Hyun memberikan lembaran kertas padanya, Soo Hyun menjelaskan itu adalah tes MBTI untuk mengetahui kepribadian yang sebenarnya.
Isabel Myers membuat test ini berdasarkan teori kepribadian archetypes. Kalau kau menjawab pertanyaan disini. Aku bisa tahu kepribadian seperti apa yang kau miliki.” Jelas Soo Hyun santai
Apa ini diperlukan dalam eksperimen?” ucap Hye Rim melihat lembaran tsan  
Kau sudah menyutujuinya, kan? Jadi mulailah.” Perintah Soo Hyun
Hye Rim mengambil pensil diatas meja sambil mengejek semua yang dilakukannya itu lucu. Soo Hyun menatap Hye Rim dengan Point ketiga  Pelajari semua tentang dirinya.

Hye Rim akan keluar dari cafe, Seorang pria masuk mencari orang yang bernama Hye Rim, Hye Rim pun memberitahu kalau ia yang dicari. Pria itu pun memberikan sebuket mawar dengan mawar biru dibagian tengah lalu meminta Hye Rim memberikan tanda tangan sebagai tanda terima. Matanya melirik lantai atas menduga itu kiriman dari Soo Hyun. 

Hye Rim masuk ke dalam ruangan Soo Hyun tapi tak ada orang didalam, lalu ia berjalan melihat pulpen yang jatuh dan akhirnya berjalan kearah rak dengan terlihat papan penghargaan yang diterima Soo Hyun. Ia tak percaya melihat Soo Hyun mendapatkan penghargaan dari Standford  sebagai Prof Psikologi.
Point ke empat Buatlah dia menyadari seberapa kecil dirinya
Soo Hyun masuk keruangan bertanya apakah ada yang bisa dibantunya, Hye Rim mengatakan tidak ada. Soo Hyun menyuruh Hye Rim menaruh kembali yang diambilnya dan akan berpura-pura tak melihatnya, dengan sibuk melihat berkas diatas mejanya. Hye Rim menegaskan tak mencuri apapun.
Kenapa mengirim ini?” tanya Hye Rim memperlihatkan buket bunganya.
“Kau bilang Aku yang mengirimnya? Darimana kau punya pemikiran itu?” kata Soo Hyun menyangkal
Kau tanya tentang apa yang kusuka dan juga tanya bunga apa yang kusuka.” Ucap Hye Rim
Kalau aku tanya apa harus membelikan? Keluarlah, kau mengganggu belajarku.” Ucap Soo Hyun ketus
Hye Rim bertanya apakah ini termasuk bagian dari eksperimen, Soo Hyun menyangkal kalau eksperimennya hanya tentang pria idaman, jadi bunga seperti itu tak diperlukan. Hye Rim melirik sinis akhirnya memilih untuk keluar ruangan. Soo Hyun tersenyum licik karena bisa membuat Hye Rim mempercayainya. 

Hye Rim memperlihatkan bunga ditanganya, Ji Ho mengaku bukan ia yang mengirimkanya. Hye Rim pergi ke tempat Seung Chan, dengan senyuman manis Seung Chan mengaku bunga itu darinya. Hye Rim malah tak percaya dan memilih untuk pergi. Seung Chan memanggilnya, berjanji apabila memiliki uang akan membelikan sebuket bunga untuknya. Hye Rim memilih untuk turun kembali ke cafenya.
Hei, Tuan buket bunga.” Ucap Seung Chan melipat tangan didepan pintu ruangan kakaknya, Soo Hyun langsung menyuruh adiknya segera keluar.
“Itu kerjaan Hyung, kan? Hyung mencoba mendapatkannya dengan bunga itu.” Tebak Seung Chan, Soo Hyun merasa dirinya saja yang harus pergi.
Seung Chan merasa aneh apabila bukan kakaknya yang melakukan hal itu, karena dengan begitu ada orang lain selain mereka berdua yang menyukai Hye Rim. Soo Hyun menjelaskan sudah memperkirakan faktor itu, menurutnya dengan Jumlah obyek pria, maka tidak akan mempengaruhi hasil eksperimen. Seung Chan tetap merasa ada yang aneh dan meminta kakaknya Bersumpahlah demi langit, dan atas nama ayah ibu.
Soo Hyun dengan mata melotot menegaskan bukan dirinya yang melakukanya, Seung Chan teringat kakaknya itu sangat membenci ibu, lalu meminta maaf karena sudah bertanya yang aneh-aneh dan buru-buru keluar ruangan. 

Soo Hyun masih melotot melihat tingkah adiknya yang konyol, lalu berubah dengan raut wajah kesedihan.
Flash Back
Sang ibu memperkenalkan Soo Hyu kalau ia sudah memiliki adik bernama Seung Chan. Soo Hyun ingin memegang adiknya yang masih baik tapi sang ayah langsung melarangnya karena belum cuci tangan, Ibunya menegur suaminya lalu membiarkan Soo Hyun untuk menyentuh adiknya.
Apa ibuku yang melahirkannya?” tanya Soo Hyun
Bukan, ini bayinya ahjumma. Mulai sekarang ahjumma adalah ibumu.” Kata Ayahnya.
Soo Hyun, kita sudah sangat dekat. Mulai sekarang kita  harus lebih dekat lagi.” Pesan ibu tirinya, Soo Hyun tersenyum sumringah

bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


2 komentar: