PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 9

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seo Yeon melonggo kaget melihat sesuatu yang muncul di tubuh Kang Woo. Kang Woo pun seperti menahan malu hanya bisa mengangkat kepalanya lalu memanggul Seo Yeon keluar dari rumah. Seo Yeon menjerit panik meminta agar melepaskanya. Min Hyuk akan masuk kaget mendengar teriakan.
Kang Woo membuka pintu kaget melihat saudara sepupunya, dan langsung mendorong Seo Yeon kearah Min Hyuk. Min Hyuk kaget Seo Yeon ada dirumah Kang Woo, Kang Woo langsung menutup pintu tapi tiba-tiba mengeluarkan sandal Seo Yeon yang tertinggal. 

Di dalam rumah, Kang Woo memasukan kepalanya dalam lemari es, seperti ingin mendingikan otaknya. Seo Yeon akhirnya mencoba untuk berdiri, Min Hyuk pun berjalan keluar rumah dan baru mengetahui kalau mereka satu SMP .
Seo Yeon membenarkan dan mengaku  mengunjungi Kang Woo karena terburu-buru akibat urusan tim atletik.
“Tapi kenapa kau diusir?” ucap Min Hyuk. Seo Yeon terlihat bingung, Min Hyuk pikir Seo Yeon tadi baru saja diusir.
“Apa kau mengotori tempatnya?” ucap Min Hyuk menduga. Seo Yeon bisa bernafas lega karena Min Hyuk tak berpikiran yang aneh.
“Kang Woo... Maksudku, Pak Lee agak sensitif jika menyangkut kebersihan.” Kata Min Hyuk
“Aku menumpahkan sedikit bir. Omong-omong, kenapa kau kemari?” tanya Seo Yeon. 

Sebelum Min Hyuk menjawab Hyun Soo dan Mi Kyung datang bersamaanya. Hyun Soo langsung menyapa Min Hyuk dan bertanya kenapa kemari selarut ini dan apaka datang untuk menemui Kang Woo. Mi Kyung heran karena Hyun Soo bisa mengenal Pak Lee.
"Pak Lee"? Ahh.. Benar. Kau bekerja di SMA Shinhwa” ucap Hyun Soo lalu saling menatap dengan Min Hyuk untuk menutupi jati diri mereka.
“ Apa yang terjadi? Seperti tiga keluarga berbeda dalam "Under the Same Roof". Apa Kau tidak tahu drama "Under the Same Roof"? SMA Shinhwa adalah atap, dan kalian adalah tiga keluarganya. Kenapa kau tidak bisa memahaminya?” ucap Hyun Soo mengejek pada Mi Kyung
“Tidak, aku hanya bertanya bagaimana kamu mengenal Pak Lee.” Kata Mi Kyung
“Kenapa tidak? Min Hyuk...” kata Hyun Soo langsung dipeluk oleh Min Hyuk agar tak membongkar jati dirinya.
“Hyun Soo. Lama tidak bertemu... Dia hanya teman.” Kata Min Hyuk. Hyun Soo bisa mengerti.
“Kami teman, dan dia adalah...” kata Hyun Soo. Min Hyuk langsung memegang wajah Hyun Soo berkomentar  Kulitnya sangat kencang.
“Kalian pasti berkencan belakangan ini. Aku datang untuk berteman dengan Pak Lee melalui Hyun Soo.” Ucap Min Hyuk.
Seo Yeon dan Mi Kyung meliha kedekatan keduanya merasa seperti pria yang sedang berkencan. Hyun Soo membenarkan, keduanya pun akhirnya menganguk mengerti. Seo Yeon pikir mereka lebih baik pergi saja.   Yun Soo meminta Mi Kyung menepati janjinya.
“Kalau begitu, sampai jumpa di sekolah besok.” Kata Min Hyuk. Keduanya pun pamit pergi.
“Hei, tapi Kang Woo...” kata Hyun Soo dan langsung diberi peringatan Min Hyuk kalau mereka belum jauh. Seo Yeon dan Mi Kyung melihat keduanya yang saling berpelukan sambil bergandengan tangan. 


Di dalam mobil, Seo Yeon dengan tatapan kosong berpikir Pak Lee juga... Mi Kyung juga begitu. Seo Yeon rasa dugaanya itu mungkin, Mi Kyung ingin tahu Apa yang terjadi, apakah Seo Yeon sudah menyuruh Kang Woo menandatanganinya. 

Sementara di rumah, Kang Woo yang malu menutupi seluruh tubuhnya dengan bajunya. Hyun Soo heran melihat tingkan temanya memberitahu kalau Seo Yeon datang ke rumah Kang Woo hanya karena pekerjaan Lalu mereka berdua minum sambil mengobrol.
“Aku mengerti. Tapi kenapa kamu seperti ini?” ucap Hyun Soo bingung. Kang Woo masih tetap diam bahkan didorong pun seperti boneka yang langsung terjatuh tak berdaya.
“Dia tidak akan berhenti begitu melakukan ini. Lebih baik membiarkannya seperti ini.” Ucap Hyun Soo lalu melangkah pergi.
“Kang Woo. Jika dokumennya tidak bermasalah, Apa bisa kau tanda tangani? Bu Joo tampak sangat khawatir. Mengerti?” kata Min Kyung pada Kang Woo lalu melangkah pergi.
Kang Woo akhirnya bisa mengeluarkan kepalanya sambil mengeluh kalau ini memalukan bahkan sangat memalukan. Ia terus mengeluh kesal dengan sikapnya tadi didepan Seo Yeon,  sampai akhirnya meliha baju yang tertinggal milik Seo Yeon karena sebelumnya basah terkena bir. 


Di rumah
Seo Yeon pulang dengan wajah kesal minum di meja makan, Won Seok datang dengan terbatuk-batuk. Seo Yeon pikir kakaknya itu terkena flu. Won Seok pikir seperti itu lalu meminum air yang diberikan adiknya.  Seo Yeon pikir kakaknya selalu sakit pada saat seperti ini.
“Aku baik-baik saja.” Ucap Won Seok menenangkan adiknya, Seo Yeon menatap sang kakak lalu mulai berani bicara.
“Hei, Won Seok... Apa tubuhmu juga berubah saat kau bersama wanita? Maksudku, kau tidak tertarik pada tubuh wanita atau berniat mendapatkan hati mereka. Namun, Apa kau masih bisa menunjukkan perubahan fisik?” tanya Seo Yeon
“Kenapa?” tanya Won Seok. Seo Yeon mengaku hanya penasaran.  Won Sok pikir Jika menerima rangsangan dari luar, maka itu bisa terjadi.

“Ahh... Benar. Terima kasih.” Ucap Seo Yeon lalu memberikan kunci mobil pada kakaknya. Tiba-tiba Won Seok menepuk pundak Seo Yeon meminta agar menjelaskan.
“Maaf. Ini darurat, jadi, aku harus meminjam mobilmu.” Kata Seo Yeon gugup.
“Bukan itu maksudku. Apa ini tentang pria yang kau bicarakan?Apa Pria yang menggodamu berpura-pura heteroseksual?” kata Won Seok. Seo Yeon melonggo bingung.
“Perubahan fisik. Apa Kau yakin dia homoseksual?” tanya Won Seok memastikan.
“Dia mengatakannya sendiri. Untuk apa dia berbohong tentang hal itu?” kata Seo Yeon yakin lalu masuk ke dalam kamar.
Won Seok teringat saat Hyun Soo datang ke rumah Seok Min bertanya siapa dia lalu tak bisa melhat saat menganti baju. 

Hyun Soo pulang ke rumah setelah mandi lalu mengeluh kalau hari ini sangat lelah. Ia lalu teringat yang dikatakan pada Mi Kyung “Kang Woo dan aku adalah pasangan.”  Ia mengeluh kalau Kang Woo pasti akan membunuhnya.
“Namun, Kang Woo tidak punya prasangka terhadap mereka. Aku melakukannya demi kebaikannya. “ ucap Hyun Soo yakin 

Sementara Kang Woo mencoba tidur kembali membuka matanya mengingat kejadian saat dengan Seo Yeon. Ia kebingungan yang harus dilakukan, lalu mencoba untuk tak khawatir dan Semua baik-baik saja. Tapi akhirnya Kang Woo menginga kalau lagi tatapan Seo Yeon dan membuatnya gila.
Akhirnya Kang Woo mencoba olahraga agar tubuhnya lelah dan kembali tidur, seperti yakin bisa tidur. Tapi Ia bisa melihat sosok Seo Yeon disambilnya dengan memegang dadanya dan tatapan mengoda. Kang Woo menjerit kesal karena membuatnya gila. 

Pagi hari
Kang Woo menatap baju Seo Yeon seperti duduk didepanya,  dan melihat berkas "Rencana Anggaran Tim Atletik" yang sudah ditanda tangani "Joo Seo Yeon" Ia berpikir akan berhenti menemuinya maka semua akan baik-baik saja.
“Aku akan mundur selangkah untuk maju 10 langkah nanti.” ucap Kang Woo sambil memberikan tanda tangan.
“Seo Yeon, berbahagialah atas kemenangan ini. Yang menantimu adalah pemecatan.” Kata Kang Woo marah dan melihat sesuatu di baju Seo Yeon.


Di sekolah, Seo Yeon menerima paket bingung karena bajunya bahkan sudah dicuci kering dan juga berkas yang sudah ditanda tangani. Ia tak percaya dengan sikap Kang Woo yang baik hati. Sementara Kang Woo sibu di ruangan sambil mengambar dan tersadar dengan gambarnya.
“Tangan sialan ini! Apa yang salah dengan itu? Astaga.” Jerit Kang Woo kesal lalu melihat nama  "Joo Seo Yeon" di ponselnya. Ia sempat kesal tapi akhirnya langsung mengangkatnya.
“Apa? Apa lagi sekarang? Aku sudah memberikan yang kamu minta.” Teriak Kang Woo marah 

“Aku menelepon untuk berterima kasih. Aku berjanji akan meraih hasil baik dan membawa kehormatan bagi sekolah. Terima kasih banyak, Kang Woo. Aku sangat menghargainya, Pak Lee.” Ucap Seo Yeon bahagia lalu menutup telp. Kang Woo melonggo binggung.
“Apa yang terjadi kemarin mungkin tidak bisa dihindari. Lebih baik tidak membahasnya. Itu hanya akan membuat keadaan menjadi canggung.” Kata Seo Yeon. Kang Woo pun hanya bisa melonggo.
“Apa Dia bahkan tidak peduli dengan kejadian kemarin? Bagaimana bisa kau sangat tenang menghadapi situasi ini? Apa hanya aku yang terganggu?” jerit Kang Woo marah dan teringat dengan ucapan Seo Yeon.
“Apa karena kejadian di masa lalu? Kau tidak mengajakku kencan karena kau sangat menyukaiku. Kau mencoba mempermalukanku karena kamu bertaruh... .” Ucap Seo Yeon marah
Saat itu Kang Woo membalikan badan ingin tahu kapan dan kejadian itu terjadi. Kang Woo pun yakin Seo Yeon  akan mengatakan hal lain. Saat itu ponselnya berdering, Kang Woo yakin Seo Yeon itu tidak akan pernah bisa menutup teleponnya seperti itu.
Kang Woo dengan nada tinggi mengangkat telpnya  Sementara yang menelp bukan Seo Yeon tapi ibunya. 

Di lapangan basket, Guru memberitahu kalau mereka akan bermain dodgeball berpasangan jadi Para pemain pria harus melindungi pasangan wanita  dan  Selain itu, pasangan yang bertahan paling lama akan menerima nilai sempurna dalam penilaian penampilan, Semua menganguk mengerti.
“Mari kita dapatkan nilai sempurna dalam penilaian penampilan.”kata Joo Hee. Seo Joon mengeluh tak peduli
Akhirnya Seo Joon berdiri didepan Joo Hee untuk melindunginya, tapi malah mengindari setiap ada bola yang mengarah padanya. Joo Hee kesal melihat Seo Joon karena  seharusnya melindunginya Jangan menghindari bola!
“Apa Kau tidak bisa melakukannya dengan lebih baik?” teriak Joo Hee marah. Seo Joon bisa bernafas lega karena Hampir saja terkena wajahnya.
“Seorang idola harus melindungi wajahnya.” Keluh Seo Joon. Joo Hee akhirnya menyuruh Seo Joon untuk berdiri di belakangnya. Seo Joon bingung tapi mendengar teriakan Joo Hee akhirnya berdiri dibelakang.
Joo Hee dengan penuh semangat menyerang seluruh tim lawanya agar terkena bola. Guru dan semua murid melihat Joo Hee hanya bisa melongo termasuk Seo Joon. Joo Hee menegaskan kalau gurunya tidak pernah bilang pemain wanita tidak bisa melindungi. Sang guru membenarkan.
“Baik. Lee Joo Hee dan Joo Seo Jun mendapat nilai sempurna. Beri mereka tepuk tangan meriah!” ucap Guru. Joo Hee pun terlihat senang. Sementara Seo Joon masih bisa melonggo. 


Joo Hee baru saja selesai mencuci tangan, Seo Joon menghampirinya memuji Joo Hee tadi sudah bagus. Karena Berkat Joo Hee bisa mendapat nilai penuh di olahraga. Joo Hee pikir karena Seo Joon ia juga mengambil kursus privat.
“Mari anggap ini impas.” Ucap Joo Hee. Seo Joon mengaku tidak sedang sarkastis tapi sangat bersyukur.
“Aku belum pernah kursus privat. Terima kasih. Mari belajar dengan giat.” Kata Joo Hee lalu melangkah pergi.
“Ada apa dengannya? Kenapa dia sok keren?” ucap Seo Joon heran melihat Joo Hee. 


Di ruang guru, Seo Yeon melihat Mi Kyung berdandan dan kaget kalau temanya akan Kencan buta. Ia pikir kalau mereka terlalu muda untuk itu. Mi Kyung mengeluh kalau Seo Yeon itu  begitu naif dan mengingatkan kalau umur mereka itu sudah 30 tahun.
“Kita sudah siap untuk kencan buta.” Ucap Mi Kyung lalu meminta Seo Yeon agar memberikan Maskara.
“Bagaimana dengan Lee Kang Woo dan Park Hyun Soo, serta pria nomor tiga, empat, lima, dan enam?” tanya Seo Yeon sambil mencari sesuatu dia dalam tas make up.
“Hei, rencana itu dibatalkan oleh Park Hyun Soo. Kau tahu apa pekerjaannya? Dia menjadi petugas kebersihan di agensi manajemen Seo Jun.” Ucap Mi Kyung lalu mengeluh kalau Seo Yeon salah memberikan pelembap bibir.
“Maafkan aku.” Kata Seo Yeon yang tak mengerti make up. Mi Kyung akhirnya meminta memberikan saja tas make upnya.
“Selain itu, Lee Kang Woo, Park Hyun Soo, dan Lee Min Hyuk milik dunia lain. Begitu pula semua pria yang mereka kenal. Omong-omong, Pak Lee sangat mengejutkanku. Aku yakin dia punya perasaan kepada...” kata Mi Kyung lalu menghentikan ucapanya.
“Lupakan saja... Ibu mengatur kencan buta ini sebulan lalu. Keluarga pria itu mengelola restoran barbeku besar di Gangnam. Untuk menghasilkan banyak uang, kau harus menjual makanan. Itulah yang dilakukan Shinhwa Food.” Jelas Mi Kyung
“Apa Kau sangat ingin menikah?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung pikir sayang sekali jika tidak pernah merasakan yang dilakukan kebanyakan orang
“Tapi Jangan khawatir. Aku tidak akan menikah dalam waktu dekat. Da Dengar. Kamu akan ikut denganku dan mengawasiku. Jika aku memesan minuman dengan krim kocok, maka kau harus hubungi aku 20 menit lagi.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon ingin tahu alasanya.
“Jika aku menyukai pria, maka aku tidak akan melahap krim kocok di depannya. Semoga pria itu akan mengerti dan sadar aku tidak menyukainya.” Kata Mi Kyung
“Bagaimana jika kau menyukainya?” tanya Seo Yeon. Mi Kyung piki Seo yeon itu tahu kalau harus memahaminya dan menghilang.
“Menurutmu kenapa aku menemuinya di kafe di hotel mahal? Itu karena kau hanya perlu naik lift... “ ucap Mi Kyun berpura-pura membuka kancing bajunya.
“Kau akan bertemu pria ini untuk kali pertama! Aku tidak percaya kepadamu. Kau sudah gila.” Jerit Seo Yeon panik menutupi bajunya. 

Kang Woo pergi ke sebuah restoran melihat ibu dan neneknya sudah menunggu sambil melambikan tangan. Akhirnya Kang Woo duduk di depan keduanya,  Nyonya Oh pun menyapa sang anak. Kang Woo berkomentar tidak tahu Ibunya sudah di sini.
“Ibu bilang terlambat 10 menit ke pertemuan adalah etika.” Kata Kang Woo sinis
“Astaga. Selalu ada kemacetan pada saat ini. Omong-omong, kudengar kau tidak sekolah belakangan ini.” Kata Nyonya Oh
“Aku harus menjalankan tugasku sebagai direktur utama.” Ucap Kang Woo. Nyonya Oh pikir Terlepas dari kinerjamu di posisi anaknya.
“kau pasti rajin, jadi, orang di bawahmu bisa belajar darimu” ucap Nyonya Oh
“Bersikap sebagai bos padahal aku jauh lebih muda dari mereka... Aku yakin itu bukan sesuatu yang akan mereka nikmati. Aku harus pergi ke sekolah dan tahu kapan harus pergi.” ucap Kang Woo akan melihat menu.
“Jangan... Kita pesan nanti saja.” Ucap Nenek Han. Kang Woo menatap ibunya bertanya Ada apa. Nyonya Oh berpura-pura tak mengerti walaupun terlihat gugup.
“Pasti ada orang lain yang datang hari ini.” Kata Kang Woo. Nyonya Oh mencoba mengelak kalau itu tidak mungkin.
“Aku bisa pergi berkencan.” Tegas Kang Woo. Keduanya melonggo mendengarnya.
“Aku akan pergi ke kencan itu.” Ucap Kang Woo. Ibunya memastikan kalau anaknya tidak bisa lari setelah berkata akan pergi.
“Ayolah. Apa Kau dibodohi sepanjang hidupmu?” keluh Kang Woo. Ibunya pun tersenyum bahagia mendenagrnya.
“Benar. Aku sudah lama tidak mengencani wanita lain. Itu sebabnya seseorang seperti Joo Seo Yeon...” gumam Kang Woo menyakinkan diri. 


Seo Yeon dan Mi Kyung datang ke restoran, Seo Yeon pikir harus ke toilet. Mi Kyung memastkan temanya mengerti. Seo Yeon mengatakan Jika Mi Kyung  minuman dengan krim kocok, maka akan meneleponnya 20 menit lagi. Mi Kyung tersenyum lalu pergi lebih dulu.
Seo Yeon baru saja selesai dan mencuci tangan, saat itu seorang wanita masuk ke dalam toilet sambil menelp dan mengaku sedang kencan buta. Seo Yeon pikir kalau sekarang  orang-orang sungguh melakukan kencan buta.
“Dia cucu dari pimpinan Shinhwa Food. Aku harus melakukannya dengan baik. Kudengar dia tidak pernah melakukan kencan buta. Aku akan menutup teleponnya. Aku harus pergi sekarang.” Ucap Si wanita. Seo Yeon terus mendengarnya dan terlihat kaget
“Apa itu tentang Lee Kang Woo? Lalu Bagaimana dengan Park Hyun Soo?” ucap Seo Yeon bingung. 

Akhirnya Seo Yeon mengikuti si wanita dan melihat Kang Woo sudah menunggu dan menyambut dengan ibu dan neneknya. Ia tak pecaya kalau wanita itu benar-benar membicarakan Lee Kang Woo. Ibu Kang Woo memuji si wanita jauh lebih cantik secara langsung.
“Terima kasih. Dia juga tampan.” Kata Si wanita. Ibu Kang Woo tersenyum bahagia karena anaknya ada yang memuji.
“Aku tidak mengatakan ini karena dia putraku. Tapi dia tampan, bukan?” ucap Ibu Kang Woo bangga
“Orang-orang berpikir dia seorang aktor.” Puji si wanita. Sementara Kang Woo hanya diam saja dan Seo Yeon terus melihat dari kejauhan.
“Bukankah kita harus memberi mereka privasi sekarang?” ucap Ibu Kang Woo. Si wanita pikir tak perlu mengajak mereka makan bersama saja.
“Astaga. Kau juga baik hati.” Ucap Ibu Kang Woo dan berpikir kalau mereka harus pergi. Nenek Han pun setuju
“Biar kuantar ke mobil Nenek.” Kata Kang Woo. Nenek Han menolak karena  bisa berjalan dengan baik dan berjalan dengan ibu Kang Woo.
“Mereka pasangan yang serasi, kan?” ucap Nyonya Oh, Nenek Han pun setuju. Seo Yeon melihat keduanya keluar dengan wajah sedih. 


Akhirnya Kang Woo dan si wanita makan steak, Si wanita dengan anggun makan dengan potongan kecil seperti orang yang tak nafsu makan, Kang Woo pun bertanya melihat cara makan Si wanita.
“Apa Kau tidak suka makanannya?” tanya Kang Woo. Si wanita mengaku kalau makananya enak sekali.
“Tapi kenapa...Ahh... Bukan apa-apa. Makanlah.” Ucap Kang Woo lalu berpikir seperti sangat berbeda dengan Seo Yeon yang makan dengan lahap semua diatas meja bahkan minum bir dirumahnya.
Ia pun tersenyum mengingat tingkah Seo Yeon, sementara Seo Yeon heran melihat wajah Kang Woo seperti senang berkencan dengan si wanita.
“Kenapa dia melakukan kencan buta saat pacaran dengan Park Hyun Soo? Mereka saling mencintai... Bodoh sekali.” ucap Seo Yeon lalu akan pergi.
“Permisi... Apa Anda butuh sesuatu?” tanya Seorang pelayan. Seo Yeon mengaku datang kemari tanpa sengaja sambil meminta maaf. 


Di ruangan lain, Mi Kyung memesan minuma dengan krim dan seorang pri duduk didepanya. Si pria dengan gaya sombongnya berkomentar kalau Mi Kyung suka makanan manis. Mi Kyung membenarka kalau menghilangkan stresku dengan makanan manis.
“Astaga, tapi kau masih bisa tetap bugar... Itu bagus.” Ucap Si pria. Mi Kyung panik mengeluh keberadaan temanya sekarang.
“Apa Kau tahu? Aku belum pernah berkencan buta dengan wanita berusia 29 tahun. Wanita di atas 30 tahun... Bagaimana mengatakannya? Aku tidak bisa melihatnya sebagai wanita. Tapi kulitmu bagus padahal usiamu 30 tahun.” Komentar si pria terlihat sedikit mengejek.
“Tubuhmu juga... Pasti kau menjaga bentuk tubuhmu.” Kata si pria terlihat mencoba mengoda Mi Kyung. Mi Kyung membenarkan dengan menahan amarahnya.
“Kau menjaga tubuhmu.. Itu bagus.” Ucap si pria. Mi Kyung berkomentar pria yang suka wanita yang menjaga tubuhnya, tapi kenapa ia dengan tubuh tambunnya.
“Tidak. Pria berbeda.... Apa Kau tidak tahu pepatah bahwa pria itu seperti anggur?.. Tidak.. Makin tua, makin dalam rasa dan aroma mereka seperti anggur.” Ucap Si pria bangga.
Mi Kyung berkomentar kalau itu kalimat yang bagus lalu tak bisa menahan diri lagi akhinya langsung meminum dari gelasnya. Si pria binggung. Mi Kyung dengan mulut penuh krim berpikir si pria itu pasti belum pernah melihat wanita makan
“Itu seksi... Aku memutuskan bahwa aku akan memacarimu.” Ucap si pria. Mi Kyung kaget langsung memuntahkan minumanya. 



Mi Kyung akhirnya ke toilet membersihkan bajunya langsung mengeluh omongan si pria tentang Anggur, menurutnya Orang Korea harus minum makgeolli bukan Anggur. Tapi ia berpikir kalau Makgeolli akan bau jika sudah basi lalu mengumpat kesal.
“Hei, kau dari mana saja?” tanya Mi Kyung melihat Seo Yeon datang. Seo Yeon meminta maaf karena dan ingin tahu Apa yang terjadi.
“Apa Kau baik-baik saja?”tanya Seo Yeon. Mi Kyung tak peduli karena sudah mengurusnya.
“Jadi, kau pergi ke mana?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon memberitahu tentang Lee Kang Woo.
“Dia sedang kencan buta. Dia tampak sangat sedih. Bahkan kupikir dia wanita yang baik. Tapi Lee Kang Woo sepertinya sangat sedih. Kurasa dia tidak mau ada di sana.” Cerita Seo Yeon
“Kalau begitu, Apa menurutmu keluarganya yang kaya akan paham orientasinya? Aku ragu dia mengaku gay pada keluarganya. Dia harus menjalani hidupnya dengan menutupi jati dirinya. Park Hyun Soo melarang kita memberi tahu Lee Kang Woo bahwa kita tahu tentang hubungan mereka. Jadi, kamu harus berpura-pura tidak tahu apa pun.” Jelas Mi Kyung
“Kang Woo tidak bisa memberi tahu orang-orang bahwa dia jatuh cinta kepada Hyun Soo. Hidup yang menyedihkan.” Ucap Seo Yeon sedih. 


Sementara Kang Woo pulang mengemudikan mobilnya, Ibunya menelp iingin tahu kenapa dan Apa yang tidak disukai dari wanita itu. Kang Woo pikir   wanita itu terlalu sempurnadan Ada banyak yang dipikirkan. Ibunya penasaran apa yang dipikirkan.
“Mari bicara lain kali... Aku sedang menyetir. Sampai jumpa.” Ucap Kang Woo lalu menutup telpnya.
Saa itu Kang Woo melihat bayangan Seo Yeon yang duduk disampingnya, Seo Yeon menatap dengan mengoda. Kang Woo hanya bisa mengeluh kesal kalau dirinya sudah gila karena terus membayangkan Seo Yeon.

Kang Woo akhirnya pulang sambil mengeluh sudah gila dan tiba-tiba tanganya menyentuh sesuatu. Seo Yeon sudah ada didepan rumah terkena pukulan tangan Kang Woo. Kang Woo kaget kalau Seo Yeon ternyata nyata dan langsung menjauh. Seo Yeon langsung memberikan sesuatu.
“Aku ingin berterima kasih karena kau menyetujui bugget dan mencuci kemejanya. Aku sedang berjalan-jalan dan mereka menjualnya di jalanan, jadi, kubelikan satu untukmu.” Ucap Seo Yoon. Kang Woo melihat bonek dengan kacamata bulat.
“Ini kepala rerumputan. Rambutnya tumbuh tinggi seperti rumput.  Apa Kau tidak menyukainya? Begitu aku melihatnya, kupikir itu mirip denganmu, jadi, kubeli. Ada kepala hewan juga.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo hanya diam menatapnya.
“Jika kau tidak suka, apa mau kutukarkan? Seharusnya aku membeli semangka saja. Ini hadiah yang buruk, kan? Aku akan membelikanmu semangka lain kali...” kata Seo Yeon akan mengambilnya.
“Aku akan memilihnya... Aku akan melihat dan memilih sendiri.” Ucap Kang Woo langsung mengangkat tanaman jauh-jauh ke atas. 


Kang Woo berjalan dengan senyuman bahagia melihat hadiah dari Seo Yeon yang berjalan didepanya. Seo Yeon pergi ke depan minimarket bingung karena pedatangnya sudah pergi, lalu meminta Kang Woo agar memberikan supaya bisa menukarnya lain kali.
“Jangan sentuh Pak Kentang tanpa izin.” Ucap Kang Woo menjauhkan. Seo Yeo kaget kalau Kang Woo sudah menamainya. Kang Woo langsung berbalik arah menutupi senyumanya. 

Seo Yeon pun berjalan mengikuti Kang Woo menanyakan apakah  baik-baik saja karena ingin tahu apa menikmati hari ini. Kang Woo bertanya apakah Ini terlihat mirip dengannya. Seo Yeon terlihat bingung  lalu akhirnya berdiri didepan Kang Woo.
“Ya, ini mirip kamu saat di SMP. Kau sangat manis saat itu. Sejak kapan kamu tumbuh sebesar ini? Kapan kamu tumbuh begitu tinggi, Kang Woo?” ucap Seo Yeon memperlihatkan tingginya yang jauh.
Kang Woo melihat tangan Seo Yeon yang menyentuh dahinya dan itu seperti saat Seo Yeon sepert mengecap dahinya sebagai tanda mereka akan jadi teman cemilan. Seo Yeon tak percaya Kang Woo sangat tinggi sekarang. Kang Woo hanya bisa melonggo.
“Kapan kau... Sejak kapan kau begitu dekat denganku?” gumam Kang Woo melihat Seo Yeon yang berjalan didepannya dengan senyuman.
Seo Yeon menatap Kang Woo bertanya ada apa, lalu mengajak pergi.
Bersambung ke "Episode 10"


Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar