PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 20 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 16

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Kang Woo berjalan memanggil seseorang ternyata Min Hyuk sedang ada didepan rumah. Min Hyuk bertanya kenapa Kang Woo jarang datang ke sekolah. Kang Woo mengaku sibuk dan ingin tahu apakahh Ada yang mencarinya dengan wajah penasaran.
“Tidak juga.” Kata Min Hyuk. Kang Woo mengumpat kesal, Min Hyuk akan masuk lebih dulu tapi Kang Woo menariknya tak ingin sepupunya berjalan lebih dulu.
Semua saling beradu cepat masuk ke rumah seperti anak kecil. Nyonya Oh dan Nyonya Han serta Kang Hee hanya bisa melonggo melihat keduanya. Kang Hee bertanay sedang apa mereka berdua. Kang Woo dan Min Hyuk mencoba terlihat santai.
“Kalian berdua datang. Apa Ibu mau mencicipinya?” kata Tuan Lee keluar dari dapur mengunakan celamek. Nyonya Han pun bergegas masuk dapur. Kang Woo dan Min Hyuk mengikutinya. 

“Hei, ibu rasa Min Hyuk mengencani seseorang. Bisakah kau menanyainya soal itu?” bisik Nyonya Han. Kang Hee ingin tahu memangnya kenapa.
“Orang tuanya tidak terlalu memedulikannya, jadi, ibu ingin turun tangan sebagai bibinya.” Kata Nyonya Han.
“Ibu. Nona Oh. Kumohon.” Kata Kang Hee. Nyonya Han pikri ingin mengkhawatirkan anak-anaknya sendiri, tapi tidak ada yang perlu dicampuri.
“Ibu mungkin harus segera khawatir.” Komentar Kang Hee. Nyonya Han pikir Kang Hee mengencani seseorang
“Aku tidak pernah berhenti mengencani seseorang. Katakan. Seperti apa menantu ideal Ibu?” ucap Kang Hee penasaran.
“Astaga, lupakan saja. Apa dia baik-baik saja?” tanya Nyonya Han penasaran. Saat itu Tuan Lee memanggilnya didapur.
“Pertama, Kang Woo, dan sekarang Min Hyuk juga? Para wanita tua itu akan menggila.” Kata Kang Hee. 

Tuan Lee memperlihatkan hasil masakanya, semua melonggo melihat sup dengan daging kepiting yang dicampur dengan daging.  Tuan Lee dengan bangga memberitahu ini resep tercintanya dan ingin tahu pendapat Nyonya Han.
“Ibu sudah mencicipinya tadi.” Kata Nyonya Han. Kang Woo,Min Hyuk mulai mencoba dan terlihat dari wajahnya terlihat tak enak.
“Ini enak... Daging sapi, cokelat mint, dan kepiting bumbu kecap. Semua yang dia gunakan lezat.” Ucap Kang Hee. Semua hanya bisa melonggo.
“Tentu saja, hasilnya enak... Direktur Lee dari Pangan Shinhwa! Astaga, tidakkah menurutmu aku koki terbaik? Aku akan melayanimu.. ini sangat lezat.” Ucap Tuan Lee bangga.
“Di saat seperti ini, suatu keajaiban perusahaan kita berfungsi dengan baik tanpa masalah besar.” Komentar Nyonya Han.
“Min Hyuk... Nenek membiarkan Kang Woo menjadi dirut selama setahun untuk melihat kemampuannya. Sekarang giliranmu. Pikirkan posisi yang kamu inginkan.” ucap  Nenek Han. Min Hyuk hanya diam saja memikirkanya. 


Kang Woo dan Min Hyuk membereskan meja setelah makan. Kang Woo bertanya apakah Min Hyuk sungguh akan berhenti bekerja sebagai dokter. Min Hyuk menjawab itu mungkin, Kang Woo bertanya apakah  ada hal lain yang ingin di lakukan.
“Belum tahu. Apa Kau sendiri?” tanya Seo Yeon. Kang Woo mengaku  punya sesuatu. Karena itulah ia menyetujui tawaran Nenek.
“Aku iri karena kau ada hal yang ingin dilakukan.” Komentar Min Hyuk. Kang Woo pikir Min Hyuk memang ingin menjadi dokter
“Orang bilang hanya orang terbaik yang bisa mewujudkannya. Aku ingin melihat aku salah satu yang terbaik atau bukan.” Kata Min Hyuk bangga.
“Astaga... Kau tukang pamer, tapi perkataanmu benar, jadi, aku bahkan tidak bisa berkomentar.” Ucap Kang Woo.
“Hei... Jika tidak mau melakukannya, jangan dilakukan. Kau tahu Nenek tidak sekaku itu. Kau harus bicara dengannya.” Pesan Kang Woo. 


Seo Yeon terlihat mabuk berbicara dengan botol seolah dengan kakaknya kalau Wajahnya terlihat lucu. Ia pikir Kang Woo itu  tidak akan bicara dengannya lagi dan mungkin tidak mau menemuinya. Won Seok pikir itu bagus.
“Kau tidak menyukai dia karena penampilannya. Itu Bagus jika kamu tidak menemuinya.” Kata Won Seok menyuruh adiknya pulang saja.
“Kau hanya bertindak sesukamu, ya?” ucap Seo Yeon. Won Seok bingung. Tiba-tiba terdengar suara Kang Woo. Won Seok bingung melihat adiknya sedang video call.
“Kapan dia meneleponmu lagi?” ucap Won Seok ingin mengambil ponselnya tapi Seo Yeon menjauhkanya.
“Hei, jangan lakukan itu.. Jangan muncul dan menghilang sesukamu, bisa? Lihat? Kamu marah, bukan?” ucap Seo Yeon bicara dengan Kang Woo. Won Seok akhirnya keluar dari counter mengambil ponsel Seo Yeon.
“Ini aku, Won Seok... Seo Yeon minum-minum.” Ucap Won Seok. Kang Woo bertanya Apa dia banyak minum. Won Seok menjawab Sedikit lalu menutup telpnya.
“Bagaimana kau akan menghadapi rasa malu itu? Baik, hapus saja dari ingatanmu.” Ucap Won Seok menghapus "Riwayat panggilan"


Seo Yeon berjalan pulang dan masih terlihat mabuk. Kang Woo menahan Seo Yeon yang hampir jatuh lalu berkomentar kalau ia yang ditolak tapi Seo Yeon malah yang seperti ini. Seo Yeon melihat Kang Woo berpikir baru saja kembali.
“Belum... Beri aku sedikit waktu lagi. Aku hanya manusia biasa, jadi, akan butuh waktu,.. Seo Yeon.” Ucap Kang Woo.
“Apa Kau akan menghilang selama 15 tahun lagi?” tanya Seo Yeon. Kang Woo menegaskan Tidak akan.
“Kau berjanji.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo berjanji dengan memberikan cap didahi Seo Yeon sebagai perjanjianya. 

Seo Yeon terbangun dari tidurnya lalu memegang dahinya dan berpikir kalau itu mimpi. Ia lalu melihat ponselnya dibagian "Panggilan Terbaru" tak ada yang aneh lalu berpikir kalau ini benar mimpi.

Di sekolah
Teman Min Hyuk datang ke sekolah sambil bercerita Saat mendengar Min Hyuk bekerja di rumah sakit, sudah mengira temanya itu sudah gila. Ia pikir kalau sekolah ini milik Pangan Shinhwa, Min Hyuk membenarkan. Temanya pikir Min Hyuk berencana memanjat tangga perlahan, Min Hyuk tak mengerti maksudnya.
“Kau putra sulung pemilik Pangan Shinhwa, tapi kau punya seorang kakak. Itu akan menimbulkan masalah, bukan?” sindir temanya.
“Pergilah jika kau hanya beromong kosong.” Keluh Min Hyuk saat itu Seo Yeon masuk dan bisa mendengarnya.
“Aku tidak tahu kau ada tamu. Aku akan kembali nanti.” kata Seo Yeon. Si pria bisa mengenal Seo Yeon adalah wanita dari pesta itu.
“Astaga, orang bilang wanita berubah saat berdandan. Aku hampir tidak mengenalinya.” Sindir teman Min Hyuk.
“Pergilah.” Kata Min Hyuk marah. Temanya melonggo bingung. Min Hyuk menyuruh temanya segera pergi dengan menahan emosi. 


Min Hyuk akhirnya datang menemui Seo Yeon dirumahnya. Seo Yeon pun meminta maaf karena asal masuk. Min Hyuk bertanya apakah Seo Yeon itu mendengar semuanya. Seo Yeon  merasa kalau akan aneh jika  menyangkalnya.
“Aku dan kakak dirut.. Maksudku, aku adik sepupu Kang Woo. Maaf aku sudah menipumu.” Ucap Min Hyuk
“Tidak. Kau hanya tidak bilang... Selain itu... Aku sudah tahu.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk kaget mendengarnya.
“Tempo hari, saat kita pergi ke pesta itu...” ucap Seo Yeon. 



Flash Back
Seo Yeon pergi ke toilet bertemu dengan wanita yang tertarik dengan Min Hyuk. Si wanita ingin tahu Bagaimana Seo Yeon menggodanya. Seo Yeon bingung, Si wanita pikir Seo Yeon itu  cukup berbakat dan berpikir Seo Yeon itu sudah hamil.
“Tapi dia memang pria yang bertanggung jawab. Pantas saja itu berhasil.” Ucap Si wanita sinis.
“Apa dia menelepon seseorang dengan fon telinga nirkabel?” komentar Seo Yeon yang tak mengerti.
“Aku bicara kepadamu.” Ucap Si wanita. Seo Yeon bingung mengaku  tidak tahu karena tidak mengerti maksud ucapanya.
“Sebagai sesama wanita, aku sangat dipermalukan. Aku tahu dia cucu pemilik Pangan Shinhwa, tapi bagaimana kau bisa menggodanya dengan tubuhmu?” kata si wanita sinis.
“Apa Maksudmu Lee Kang Woo? Kamu mengenalnya? Siapa? Kau membicarakan cucu dari pemilik Pangan Shinhwa... Min Hyuk. Maksudku Min Hyuk... Apa? Pak Lee?” ucap Seo Yeon kaget.  


Min Hyuk melonggo kalau Seo Yeon sudah tahu tapi sikapnya seperti tadi. Seo Yeon tahu kalau Min Hyuk heran kalau tidak bilang,menurutnya ia tidak merasa itu perlu dan Itu juga tidak mengubah diri Min Hyuk.
“Entah kamu cucu pemilik Pangan Shinhwa atau bukan, tidak masalah bagiku.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk langsung terdiam dengan mata berkaca-kaca
“Haruskah aku memberitahumu? Apa aku membuat kesalahan?” ucap Seo Yeon. Min Hyuk mengaku tidak.
“Setiap kali orang tahu tentang keluargaku, mereka memperlakukanku berbeda. Terima kasih, karena kau berbeda.” Kata Min Hyuk
“Aku sangat bahagia kau anggota fakultas di sini. Mari terus bekerja di sini untuk waktu yang sangat lama.” Ucap Seo Yeon memberikan semangat. 


Semua anak murid sudah menguanakan seragam yang berbeda dilapangan Seo Yeon datang memuji mereka semua terlihat seragamnya cocok dan tampak memesona. Joo Hee pun melihat Seo Yeon seperti memikirkan sesuatu.
“Setelah UTS selesai, mari fokus pada pertandingan atletik yang akan datang. Selain itu, Direktur Utama berharap banyak pada kalian dan bahkan menawarkan diri menjadi sponsor. Jadi, mari pastikan kita bisa membalas budinya.. Semangat!” ucap Seo Yeon memberikan semangat.
Seo Yeon berjalan pulang mencoba melihat nama Kang Woo dan ingin menghubunginya tapi terlihat ragu. Ia lalu berpikir tak ada hak untuk menghubungi Kang Woo lebih dulu.

“Kau berhati dingin. Bagaimana bisa kau tidak mengirim satu SMS pun padahal aku belum muncul selama berhari-hari?” sindir Kang Woo sudah ada didepan rumah. Seo Yeon kaget melihat Kang Woo sudah ada didepanya.
Seo Yeon mendekat, Kang Woo panik berpikir Seo Yeon akan melakukan sesuatu. Seo Yeon dengan senyuman mengucapkan Terima kasih karean sudah datang. Kang Woo pun meminta membelikan makan sebagai tanda terimakasihnya.


Seo Yeon setuju dan Kang Woo memberikan kunci mobilnay, keduanya masuk mobil. Seo Yeon bertanya mau kemana dan Kang Woo akan makan apa.  Kang Woo mengaku tak tahu. Akhirnya mereka ada di pingir sungai han dengan makanan kaki lima, mulai dari ramyun, toppoki sampai kimbap.
“Akan kutraktir yang lebih mahal. Katakan saja apa maumu.” Ucap Seo Yeon merasa tak enak
“Memang kau bisa membeli sesuatu yang lebih mahal daripada aku, pewaris konglomerat?” ejek Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak juga.

“Inilah yang aku inginkan sekarang... Sebenarnya lumayan enak.” Ucap Kang Woo mulai makan ramyun.
“Apa Ini kali pertama kamu memakannya? Kau memang pewaris konglomerat.” Ucap Seo Yeon
“Aku hanya tidak ingin gemuk... Tapi semua itu sia-sia saja.” Kata Kang Woo makan dengan lahap
“Omong-omong, apa kau menurunkan berat badan karena perkataanku 15 tahun lalu?” tanya Seo Yeon merasa bersalah. Kang Woo membenarkan. “Maafkan aku.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo mengeluh agar Seo Yeon berpikir konyol.
“Berkat kau, aku menjadi tampan. Semua orang kecuali kau menyukai wajah dan tubuh ini.” Kata Kang Woo bangga lalu menyuruh Seo Yeon makan juga. Keduanya pun makan bersama dengan Seo Yeon yang mengajarkan memecahkan telur bakar dengan dahinya. Kang Woo tertawa memakai  dengan cara yang berbeda. 


Seo Yeon turun di pinggir jalan dan pamit pergi. Kang Woo tahu Seo Yeon akan datang ke pertandingan besok dan Berlangsung selama dua hari. Seo Yeon kaget kalu Kang Woo bisa mengingatnya.  Kang Woo pun memberikan semangat dan semoga berhasil.
“Terima kasih. Akan kupastikan kami memenuhi harapanmu.” Ucap Seo Yeon.
“Jangan memaksakan anak-anak dan menyebabkan cedera.” Pesan Kang Woo.
“Jangan khawatir. Pak Lee juga akan datang... Sampai jumpa.” Kata Seo Yeon. Kang Woo seperti tak senang mendengar  Min Hyuk akan datang. 


Seo Yeon pulang ke rumah kaget melihat Baek Jang Mi ada didepan rumahnya. Jang Mi memperlihatkan wajahnya yang terlihat merana. Seo Yeon kasihan bertanya Apa yang terjadi dan dari mana saja. Jang Mi hanya bisa menatap sedih seperti meminta tolong.
“Sudah kubilang hubungi aku jika terjadi sesuatu.” Ucap Seo Yeon. Jang Mi mengaku kehilangan nomor Seo Yeon.
“Kau tinggal di mana sekarang? Apa kau punya tempat tinggal?” tanya Seo Yeon khawatir. 

Tiga orang pria duduk disofa menatap dingin. Seo Yeon menatap ketiganya, Joo Hee dan Jang Mi sudah ikut berkumpul. Jang Mi melonggo melihat rumah Seo Yeon. Dua kakaknya hanya diam saja sementara Seo Joon protes kalau rumahnay seperti mengelola pusat kesejahteraan. Seo Yeon langsung mengangkat tangan untuk memukulnya. 
“Terserah... Orang-orang di lantai dua, urus saja apa pun yang terjadi di sana.”ucap Won Jae tak peduli.
“Kakak akan bekerja... Aku tidak keberatan.” Kata Won Seok lalu beranjak pergi.
“Kalau begitu, sudah beres... Tinggallah di sini untuk sementara, Jang Mi.” Kata Seo Yeon
“Hei, dengar... Aku di sini. Kakak tidak bisa melihatku di sini?” keluh Seo Joon kesal.
“Siapa kamu? Apa Kau yakin tinggal di sini?”sindir Seo Yeon. Seo Joon kesal dengan sang kakak
“Kau tidak pulang beberapa hari ini. Berani sekali kau membalas perkataan kakak. Jika kau tidur di tempat lain sekali lagi, tamat riwayatmu.” Ucap Seo Yeon memperlihatkan kepalan tanganya. Seo Joon pun menganguk mengerti. Joo Hee akhirnya mengajak Jang Mi ke lantai atas. Seo Joo masih saja mengumpat kesal


Di lantai atas.
Jang Mi melihat ruangankecil sekali tapi tidak terlihat sekecil ini dari luar. Joo Hee terlihat bingung. Jang Mi mengaku belum pernah berbagi kamar dengan seseorang.  Joo Hee menganguk mengerti dan melihat tas Jang Mi yang biarkan begitu saja.
Ia teringat saat Jang Mi memperlihatkan tasnya berisi tumpukan uang, seperti sangat ingin memiliki semua uangnya. Ia akhirnya mencoba tak memperdulikanya. 

Mi Kyung heran dengan Seo Yeon membiarkan orang asing masuk ke rumahnya. Seo Yeon pikir Jang Mi punya kisah sedih. Mi Kyung seperti tak percaya dan memikirkan kalau nanti Jang Mi memutuskan untuk tinggal di sana selamanya.
“Entahlah. Akan kupikirkan begitu aku kembali.” kata Seo Yeon ingin memikirkan nanti.
“Baik. Beri tahu Joo Hee aku akan mendukungnya Telepon aku begitu kamu tiba di sana.” Kata Mi Kyung lalu menutup telpnya.
“Ada yang mencurigakan. Bagaimana dia tahu tempat tinggal Seo Yeon dan menunggu di sana?” ucap Mi Kyung masih memperlihatkan posisi yoganya.
Ia melhat ponselnya berdering lalu mengeluh si berengsek ini terus meneleponnya dan mengabaikanya. 

Hyun Soo mengeluh kalau Mi Kyung itu baru saja menelepon. Tapi dia menghindari teleponny bahkan sengaja tidak menjawab teleponku. Sek yang ada dibelakangnya terlihat binggung.  Hyun So mengaku kalau ini Bukan apa-apa.
“Penerbangannya pukul 18.00 malam ini.” Kata sek. Hyun Soo ingin tahuSiapa yang ikut perjalanan ini
“Penari latar untuk Hi-Seven, Anda, dan aku. Para penata gaya akan datang sebelum konser besok.” Jelas Sek. Hyun Soo menganguk mengerti.
“Apa anda menunggu telepon?” tanya Sek melihat Hyun Soo menatap ponsel. Hyun Soo mengaku tidak, tapi saat ponselnya berdering langsung berharap kalau Mi Kyung menelpnya tapi ternyata bukan. Ia pun mengangkat telp dari tuan Seo. 

Seo Yeon sudah ada didepan bus memastikan mereka sudah mengemas semuanya dan tidak melupakan apa pun. Semua menganguk mengerti, Kang Woo tiba-tiba datang. Seo Yeon kaget dan berusaha bersikap layaknya atasan dan bawahan disekolah.
“Kenapa kau kemari, Direktur Utama Lee?” tanya Seo Yeon. Kang Woo pikir kalau ia tidak boleh ikut
“Aku boleh ikut, kan?” tanya Kang Woo. Semua anak muridnya setuju. Kang Woo bertanya Di mana Min Hyuk
“Dia ada urusan, jadi, akan datang besok.” Ucap Seo Yeon. Kang Woo tersenyum mendengarnya lalu mengajak anak muridnya segara naik bus. 

Di perjalanan, Seo Yeo duduk memisah dengan Kang Woo lalu menawaran jeruk untuk memakanya. Kang Woo terlihat pucat, Seo Yeon panik  melihat Kang Woo seperti mabuk darat. Kang Woo mengaku belum naik bus lagi selama 15 tahun terakhir.
“Astaga, kau lemah sekali.” ejak Seo Yeon. Kang Woo pun akhirnya menahan mual dengan bersandar ke jendela. Tiba-tiba tanganya seperti ada yang menyentuhya.
“Kenapa kau lemah sekali? Semua otot tubuhmu sia-sia. Lihatlah ke jendela. Itu sedikit membantu saat kau mabuk darat.” Ucap Seo Yeon memijat tangan Kang Woo. Kang Woo pun tersenyum. 

Mereka akhirnya sampai motel. Kang Woo melihat tak percaya kalau itu tempat tinggal mereka. Seo Yeon membenarkan lalu menyuruh anak-anak turun karena sudah samap. Kang Woo melarang merek turun dan naik bus lagi.
“Apa yang kau lakukan?” ucap Seo Yeon bingung. Kang Woo pikir  Ini tidak bisa diterima oleh standar Yayasan dan SMA Shinhwa.
“Aku tidak punya pilihan jika harus memenuhi anggaran.” Kata Seo Yeon. Kang Woo menyuruh mereka masuk bus lagi. Seo Yeon bingung. 

Mereka sampai di sebuat resort yang luas dan mewah, Semua murid dan Seo Yeon hanya bisa melonggo . Seo Yeon pikir ini melebihi anggaran mereka. Kang Woo merasa tak peduli dan menyuruh mereka masuk. Semua anak pun bersemangat menarik kopernya.
“Tapi tetap saja.”ucap Seo Yeon mencoba menolak. Kang Woo pikir Seo Yeon harus memikirkan murid-muridnya.
“Agar bisa berhasil besok, mereka harus makan dengan baik, punya tempat bagus untuk mandi, dan tidur nyenyak. Kau setuju, bukan?” ucap Kang Woo. Seo Yeon pun tak bisa berkata-kata. 

Min Hyuk sudah menunggu di restoran, saat itu seorang pria masuk ruangan, Min Hyuk pun berdiri menyapa ayahnya. Ayahnya pun menyuruh anaknya duduk saja sambil mengeluh karena memilih tempat semahal ini, Min Hyuk pikir sudah lama sejak Ayahnya kembali jadi ingin mentraktir.
“Aku berharap Ibu kembali bersama Ayah.” Komentar Min Hyuk.  Tuan Lee seperti seolah tak mau mendengarnya.
“Ayah kembali untuk berdonasi jadi harus kembali besok.” Kata Tuan Lee. Min Hyuk kaget mendengarnya karena secepat itu.
“Apa Ayah bahkan tidak akan menemui Nenek?” tanya Min Hyuk. Tuan Lee terlihat bingung dan hanya ingin memastikan Nyonya Han baik-baik saja.
“Ya, dia baik-baik saja.” Kata Min Hyuk dan mengajak Tuan Lee untuk minum tapi Ayahnya menolak.
“Apa Kau tidak akan menjadi dokter lagi? Ada banyak orang yang tidak bisa menjadi dokter meskipun mereka mau, Tapi kau melepasnya semudah itu” komentar Tuan Lee.
“Ayah tidak pernah memujiku selama 28 tahun. Tapi tidak butuh lima menit untuk memarahiku. Apa Ayah tidak tertarik soal alasanku berhenti?” ucap Min Hyuk sinis.
“Apa pun alasannya, itu terdengar seperti alasan bagi ayah. Jika mau berhenti, ikutilah Dokter Tanpa Batasan. Kau harus melihatnya dan mengalaminya sendiri. Kau pun akan menyadari bahwa kau tidak bersyukur. Kau melewatkan banyak hal dalam hidup.” Kata Tuan Lee.
“"Tidak bersyukur"? kata Min Hyuk tak percaya lalu melihat pesan dari Seo Yeon “Pak Lee. Kami mengubah akomodasi kami. Aku akan mengirimkan alamatnya.”
“Aku tahu apa yang kulewatkan karena pertemuanku dengan Ayah. Selamat menikmati.” Kata Min Hyuk lalu bergegas pergi. 



Seo Yeon melakukan video call dengan memperlihatkan penginapanya pada temanya. Mi Kyung  melonggo melihatnya, lalu pikir Harganya mahal. Jadi menyuruhagar jangan sisakan apa pun. Seo Yeon pun bahagia kalau menurutnya memang sangat bagus.
“Astaga, Kang Woo benar-benar kaya.” Komentar Mi Kyung. Seo Yeon mengaku merasa tak enak hati karena harus membiarkannya melakukan ini.
“Hei, dia ingin menghabiskan uang. Biarkan dia habiskan uang. Aku seharusnya ikut.” Ucap Mi Kyung
“Kau bisa datang sekarang. Kamarku sangat besar!” ucap Seo Yeon bahagia. Mi Kyung mulai memikirkanya.
“Apa Kau sungguh akan datang?” kata Seo Yeon. Mi Kyung pikir Tidak akan lama jika naik pesawat jadi meminta agar menunggunya.
“Astaga, dia yang terbaik dalam mengambil inisiatif... Ini bagus.”komentar Seo Yeon didepan resort yang bagus. 

Seo Yeon pergi ke pantai mulai bermain ombak dan akhirnya masuk ke bibir pantai dengan sepatunya. Kang Woo mengejek Seo Yeon itu  bodoh dan menyeebut dirinya pelari karena bahkan tidak bisa menghindarinya. Seo Yeon langsung melepaskan sepatunya.
“Apa Kau menghindari itu?” ucap Seo Yeon langsung melempar sepatu  yang basah.
“Hei... Tidak lagi! Kau sengaja melakukannya,kan?” ucap Kang Woo panik dan mencoba menghindar.
“Setelah kau di sini, awasilah itu. Jangan sampai ada yang mencurinya.” Kata Seo Yeon lalu mulai bermain air.
“Lihat betapa senangnya dirimu.” Komentar Kang Woo. Seo Yeon mengajak Kang Woo agar bisa memasukan kaki ke air.
“Laut mungkin terlihat sangat bersih di luar, tapi penuh dengan mikroorganisme yang tidak terlihat di mata kita.” Ucap Kang Woo
Seo Yeon dengan sengaja menyiramkan air. Kang Woo panik meminta agar  Jangan lakukan itu. Seo Yeon tertawa dan kembali bermain air sendirian.  Kang Woo panik melihat Seo Yeon masuk ke air dan bajunya basah bahkan terlihat menerawang. Kang Woo pun akhirnya masuk ke pantai.
“Astaga, sudah kuduga kau akan melakukan ini.” Ucap Kang Woo memberikan jaketnya.
“Jika kau tahu, kenapa tidak menghentikanku?” kata Seo Yeon. Kang Woo mengeluh Seo Yeon selalu membuat alasan. Seo Yeon pun sengaja menyiram Kang Woo dengan air. Kang Woo pun mencoba menghindar.
“Omong-omong, bukankah ini menyenangkan?” kata Seo Yeon dan melihat bajuna yang basah kuyup. Kang Woo tersenyum dari belakang melihat Seo Yeon.
“Maaf kau basah karena aku. Sepertinya kau tidak enak badan. Kau akan terserang flu. Ayo kembali ke dalam.”ucap Seo Yeon mengambil sepatunya
“Aku akan tetap seperti ini agar kau tidak perlu melihat wajahku.” Kata Kang Woo sengaja berdiri dibelakang Seo Yeon. Seo Yeon terlihat bingung.
“Tolong biarkan aku tetap seperti ini” ucap Kang Woo menyandarkan kepala dibahu Seo Yeon dari belakang.
Saat itu Min Hyuk baru datang mengirim voice note pada Seo Yeon kalau  sudah di penginapan, tapi Seo Yeon tak ada jadi ingin tau keberadanya. Ia terdiam saat itu melihat Seo Yeon sedang bersama Kang Woo dan terlihat Kang Woo sedang bersandar. 



Min Hyuk masuk penginapan dengan tatapan kosong, akhirnya ia menelp neneknya mengatakan ada posisi yang diinginkan. Sementara Seo Yeon masuk ruangan masih dengan basah kuyup teringat dengan ucapan Kang Woo “Agar kau tidak perlu melihat wajahku. Tolong biarkan aku tetap seperti ini, Seo Yeon.”

Kang Woo pergi ke pelabuhan menatap matahari senja dan berpikir kalau sudah berakhir. Saat itu Seo Yeon datang bertanya “Kau pikir kau siapa?” Kang Woo kaget melihat Seo Yeon datang. Seo Yeon tak bisa terima dengan Kang Woo yang mengatakan bisa membuatnya kesal
“Kenapa kau membuatku khawatir? Kenapa kau membuatku memikirkanmu? Kenapa kau membuatku melihatmu padahal aku tidak mau? Kenapa?” ucap Seo Yeon dengan mata berkaca-kaca  
“Jika tidak mau menemuiku, tidak perlu melakukannya... Tetaplah di sana. Akan kupastikan kau tidak perlu melihatku.” Kata Kang Woo lalu mendekat menutup mata Seo Yeon dan langsung menciumnya. Seo Yeon pun tak menolaknya.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar