PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 24 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 4 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Dan melihat tampilanya di cermin dengan bajunya, Ibunya pikir  baju terlalu mencolok dan berkomentar sudah lama  tak bertemu tunangan Se Ri lalu berpikir agak berlebihan. Dan merasa ini tak apa-apa. Ibunya pikir Tetap saja... tiba-tiba seseorang datang. 

“Siapa ini? Ternyata kau, Dan... Kapan kau kembali?” ucap Seorang wanita.
“Apa kabarmu?Aku kembali baru-baru ini.” Ucap Dan. Si wanita melihat Dan  tampak kurus dan tampak menyedihkan.
“Apa Jin Sook baik-baik saja?” tanya Dan mencoba tetap sopan. Si bibi pikir anaknya pasti baik-baik saja.
“Tahun lalu dia melahirkan putra yang sehat. Dia hamil lagi tahun ini. Mertuanya begitu senang dan terus mengatakan betapa diberkatinya dirinya.” Ungkap Si ibu. Dan pun mengucap syukur.
“Dia sedang menyusui bayinya... Kau harus menemui dia.” Ucap Si ibu. Dan menganguk mengerti akan menemuinya nanti lalu beranjak pergi.
“Dan, tunggu sebentar.” Ucap Ibunya lalu mendekati Dan berpura-pura merapihkan pakaianya.
“Kau Pergilah dan permalukan dia. Buat mereka sadar.” Bisik ibunya. Dan mengeluh dengan sikap ibunya.
“Aku bisa lakukan dengan pakaian apa pun.” Ucap Dan yakin lalu berjalan pergi. 


“Dia sudah menua, dan juga makin kurus. Dia pasti melalui banyak hal.” Komentar Si bibi
“Dia sengaja menguruskan badan untuk menyesuaikan tren global. Akhir-akhir ini, jika kau makan apa pun, orang-orang akan menyebutmu babi. Apa Kau tahu soal itu?”sindir Nyonya Go marah
“Kenapa kau malah marah-marah? Aku hanya mencemaskannya sementara orang lain menikah, dan punya keluarga sendiri.” Komentar sibibi
“Kau tak perlu cemas. Sepuluh tahun terakhir di Rusia, putra Direktur Biro Politik Umum begitu mendambakannya.” Kata Ibu Dan yakin
“Begitukah? Aku lega. Kabarnya dia tak berminat menikah, dan mengajukan diri untuk ditempatkan di pos perbatasan.” Kata sibibi
“Hei! Mereka akan menikah tahun ini, jadi, datang dan nikmatilah bakmi buatan kami, jadi... Sampai jumpa.” Kata Ibu Dan marah lalu berjalan pergi. 


Se Ri pergi ke pasar dan sengaja mendorong Nyonya Yang agar bisa berdiri disamping Nyonya Ma. Nyonya Ma pikir terasa lebih baik ikut dengan mereka daripada tetap di rumah. Se Ri setuju sambil merangkul lengan Nyonya Ma seperti kakaknya sendiri.
“Yeong Ae.. Bukankah kau mencari bedak tempo hari? Kami akhirnya dapat dari You and Me. Ini hanya diekspor ke Eropa. Tapi kudapatkan ini untukmu.” Ucap penjual make up memperlihatkan beda model baru.
“Kubeli lain kali... Semoga kau menjual banyak.” Kata Nyonya Ma seperti tak suka dengan bedaknya lalu mengembalikanya. 

“Kami juga punya produk dari Korea Selatan. Esens ini populer di Selatan.” Ucap Si pegadang membuka gordenya.
“Tunggu... Sejak kapan produkku jadi seterkenal ini?” ucap Se Ri melihat produk yang dikeluarkanya.
“Sudah terjual sekitar 15 juta botol.” Kata Si pedangan. Se Ri sambil terbatuk memeberitahu Sudah 20 juta, terjual 20...
“Ini memang melembapkan.” Ucap Nyonya Ma mencobanya dan bertaya Apa saja kandungannya. Si wanita terlihat bingung.
“Segalanya yang bagus terkandung di dalamnya.  Mereka melumatkan seluruh ladang menjadi itu. Anggap saja begitu.” Kata si pedagang.
“Ada kandungan lada Korea, bunga pasque, dan ekstrak ginseng putih di dalamnya. Sudah pasti memutihkan wajah, mengencangkan kulit, berkesan ringan seperti udara, dan tidak lengket.” Ucap Se Ri yang sangat tahu tentang produknya.
“Astaga... Kau begitu paham soal kecantikan. Pantas saja kau cantik.” Komentar Nyonya Ma. Nyonya Yang dan Nyonya Na hanya bisa menatap iri. “Kau siapa? Kenapa logatmu seperti itu?” tanya pedagang curiga. Nyonya Na berbisik kalau wanita itu Misi rahasia, di Selatan.
“Jika itu benar, kau pasti tahu banyak soal produk ini.” Kata Nyonya Ma. Se Ri yakin kalau memang lebih tahu.
Nyonya Ma pun memutuskan untuk membeli satu, Nyonya Yang dan Nyonya Na saling adu mulut siapa yang akan membayarnya. Nyonya Ma pun berjalan pergi mencari yang lain. Se Ri mendekati pedaganganya memberitahu Produk ini dikenal karena efek melembapkan dan kilaunya
“Kau bisa tekankan itu saat menjual.”ucap Se Ri. Si pedagang terlihat bingung.
“Sebagai penjual, bukankah seharusnya kau hafalkan bahan-bahannya? Pastikan kau ingat ini... Dan bukan 15 juta... Tapi 20 juta botol terjual.” Ucap Se Ri. Si pedagang terlihat bingung. 




Sek Hong dan Tuan Park masuk ke gedung SeRi’s Choice.  Tuan Park tetap membahas kalaubetapa langkanya kematian dari paralayang di Korea Karena banyak hutan di negara mereka  jadi hanya tulang retak atau lebam.
“Kau harus ke sauna, dan juga bercukur.” Ucap Sek Hong memberikan uang pada Tuan Park yang sangat lusuh.
“Hutan negara kita terbanyak keempat di dunia. Ada hutan di mana-mana, bahkan di pulau. Dan di zona demiliterisasi.” Kata Tuan Park.
“Hei! Beraninya kau? Apa Maksudmu dia bisa saja jatuh di sana?” kata Sek Hog marah.
“Siapa tahu? Tak sejauh itu.”  Bisik Tuan Park. Sek Hong mengeluh agar Tuan Park Jangan mendekat.
“Jika begitu, BIN pasti sudah mengabari.” Kata Sek Hong. Tuan Park Mungkin dia menderita amnesia setelah jatuh.
“Atau mungkin menginjak ranjau, dan tak berani bergerak.” Kata Tuan Park. Sek Hong mengeluh agar Tuan Park pastikan untuk mandi dan sangat bau.
“Yang terpenting, mereka tak temukan peralatan atau jasadnya...” kata Tuan Park dan terhenti melihat Nyonya Ko dan Se Hyung datang ke tempat mereka. 


Tuan Park memberikan kartu nama “ASURANSI MYUNGJI” Se Hyung mencoba menyebut nama “Ewa Wi...” Tuan Park memberitahu namanya “Wiśniewska” Se Hyung pikir orang itu embawanya, kecepatan angin, dan arah angin pada hari itu,
“Jadi apa menurutmu kita lanjutkan pencarian di pulau-pulau barat laut dari zona demiliterisasi?” kata Se Hyung. Tuan Park membenarkan.
“Aku agak ragu mengatakan ini kepadamu. Pada hari itu, dia bilang kepadaku.” kata Sek Hong masih mengingatnya. 

Flash Back
Se Ri mengatakan “Aku sedang buru-buru karena harus mendaki.” Sek Hong bingung m "Mendaki"? Ke mana? Se Ri menjawab itu Tempat yang tinggi dengan menatap ke arah langit.
“Saat itu, aku tak paham maksudnya. Tapi setelah memikirkan perkataannya, mungkin "tinggi" itu maksudnya... “ kata Sek Hong
“Korea Utara... Kenapa tak bilang lebih awal? Semua jadi masuk akal.” Kata Tuan Park
“Apa Maksudmu, dia kabur ke Utara?” ucap Se Hyung. Nyonya Ko terdiam mendengarnya.
“Bukan, Pak. Bukan itu maksudku. Aku merasa dia punya firasat itu akan terjadi.” Ucap Sek Hong ketakutan.
“Lupakan.. Pak Park.. Aku tahu biaya besar asuransi membuatmu dalam dilema. Tapi sebagai kakaknya, aku tak bisa menerima dirimu menyebarkan rumor tak berdasar. Jika ini terjadi lagi, pengacara perusahaan kami akan menyambutmu.” Ancam Se Hyung. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Jika itu terjadi, kau tak akan hanya dipecat. Suamiku dan aku datang kemari mewakili keluarga kami. Kami harus bersiap akan kemungkinan yang ada. Aku ingin melihat laporan keuangan Pilihan Se-ri. Ada di mana?” ucap Nyonya Ko sinis. 


Seung Jung menembak burung dan berhasil membuatnya terjatuh. CEO Chun memuji Seung Jung tampak sangat berpengalaman. Seung Jung mengaku suka menembak piringan tanah liat saat di Selatan. CEO Chun mengeluh agar Hati-hati akan ucapannya.
“Jangan menyebutkan Korea Selatan.” Pinta CEO Chun panik
“Pak Cheon, kau mau memberikan 10.000 dolar kepadaku? Sudah kubilang, jangan ganggu.” Kata  Seung Jung
“Kau memang memakai paspor diplomat, tapi ini masih Korea Utara. Jika sampai ketahuan, banyak orang yang akan tertangkap.” Kata CEO Chun.
“Astaga, aku paham... Bahkan anjing itu paham.” Kata Seung Jung menutup mulut lalu memanggil anjing pelacak untuk mengambil burung yang ditembaknya.
“Bisa buatkan naengmyeon dengan ayam pegar buruanku? Kudengar harus pakai daging pegar untuk naengmyeon Pyongyang.” Ucap Seung Jung. CEO Jung ingin bicara tapi langsung ditutup mulutnya. Seung Jung yakin kalau rasanya pasti lezat. 


Dan turun di STASIUN KAESONG, seorang pria menawarkan j tumpangan dan  Mobil berikut ke Bongdong. Dan menatap mobil pick up seperti hanya untuk kelas rendah lalu mencari taksi.  Ia meminta agar mengantarnya menuju Bongdong.
“Ke mana tujuanmu? Ini terlalu di ujung. Aku tak akan bisa dapat penumpang. Maaf.” Ucap Supir taksi. Dan mengeluarkan uangnya.
“Tidak, uang saja tak akan cukup... Jalannya juga berbatu. Aku sungguh tak bisa.” Kata Sopir. Dan kembali menambahanya. Sopir meminta agar menambah lagi. Dan memberikan semuanya, akhirnya sopir pun menyuruh masuk. 

Di mobil, Sopir menyanyi lagu korea utara seperti lagu trot. Dan hanya bisa mengernyitkan dahi, lalu memilih memasang earphone dan melihat foto dirinya saat bersama dengan Jung Hyuk.  Mereka mulai masuk jalan yang bergelombang dan menyusuri hutan. Tiba-tiba mobil berhenti.
“Mobil ini kenapa? Matahari sudah mau terbenam. Bagaimana ini?” ucap sopir binggung.
“Apa Kau butuh ponsel?” tanya Dan. Supir menganguk. Dan pun memberikan ponselnya.
“Kenapa tak berfungsi? Apa Posisi kita terlalu tinggi?” ucap Supir bingug. Dan kebingungan apa yang harus dilakukanya.
“Ada desa sekitar 10 li dari sini Aku harus minta bantuan mereka. Tunggu di sini.” Kata sopir bergegas keluar dari taksi. Dan bingung tak bisa mencegahnya. 

Mobil Seung Jung lewat dan melihat sosok Dan di dalam taksi lalu tiba-tiba meminta supir berhenti. CEO Chun bertanya adaa. Seung Jung pikr kalau mobil itu rusak dan bahaya meninggalkan wanita di sini.
“Kita pergi saja... Jika kita bawa dia, dia akan curiga.” Kata CEO Chun. Seung Jung tetap ingin mengajak Dan pergi bersamanya.
“Kenapa kalian tak manusiawi? Ayo Mundurlah. Mundur.” Ucap Seung Jung. 

Akhirnya Dan duduk disamping Seung Jung.  CEO Chun bertanya Ke mana tujuannya. Dan menjawab Desa militer perbatasan. CEO Chun pikir Tujuan mereka tak sejauh itu lalu bertanya apakah Tak apa-apa jika mereka turunkan setengah jalan
“Paman, ayolah... Apa salahnya jalan-jalan sedikit? Jangan cemas. Kami pastikan kau sampai dengan selamat.” Ucap Seung Jung. Dan pu mengucapkan Terima kasih.
“Omong-omong, kita pernah bertemu?” kata Seung Jung mulai merayu. Dan mengaku belum pernah.
“Wajahmu tak asing... Boleh kutanya, kenapa ke sana?”kata Seung Jung. Dan langsung menjawab tidak.  Keduanya pun tak bisa menahan tawanya.
“Kurasa aku tak bisa.” Ucap Seung Jung menatap sinis pada dua orang yang menertawakanya. 


Di pasar terlihat gelap, Se Ri bingung tak ada lampu jalan dan kemana arahnya karena tak bisa bertemu dengan para Nyonya yang tadi berbelanja.  Sementara Tuan Jo menerima telp dari Tuan Choi
“Aku sudah cari... Tiga tahun terakhir, tak ada wanita berusia 30-an di Divisi 11.” Ucap Tuan Cho. Tuan Jo seperti kaget.
“Baru-baru ini, ada satu orang. Tapi usianya 50-an dan aku kenal dia. Selain dia, tak ada lagi.”kata Tuan Choi. Tuan Jo pun mengucapkan terimakasih.
“Akan kubalas jasamu lewat Pak Choe... Sampai jumpa.” Kata Tuan Jo lalu menutup telpnya. 

Nyonya Na dan Nyonya Yang datang menemui Jung Hyuk yang akan pulang ke rumah. Mereka mengaku baru saja akan mencarinya, Jung Hyuk bingung. Nyonya Na memberitahu tentang tunangan Jung Hyuk kalau  tadi mereka ke pasar bersama-sama, tapi dia hilang.
“Apa Dia menghilang?!!” kata Jung Hyuk kaget. Nyonya Na mengaku tadi Se Ri itu bersama mereka.
“Lalu tiba-tiba dia menghilang. Sudah makin gelap, namun kami tak bisa mencarinya...” ucap Nyonya Na belum selesai bicara tapi Jung Hyuk sudah berjalan pergi. 

Nyonya Na tak percaya Jung Hyuk  berlari begitu saja demi mencari Sam Suk. Nyonya Yang tak percaya kalau Jung Hyuk langsung lari untuk mencarinya,tapi kenapa jantungnya ikut berdebar-debar sambil menepuk dadanya. Nyonya Na pun meminta berhenti. 

Se Ri kebingungan dalam kegelapan dan teringat saat dirinya ditinggal sendirian di pantai dan mulai menghitung. Jung Hyuk kebingungan melihat pasar yang gelap tapi masih banyak orang yang berdagang, lalu melihat lilin yang pernah dibelinya.
Dan akhirnya sampai desa kebingungan mencari rumah Jung Hyuk, tapi melihat mobil paman akhirnya meminta mengantar kesana.
Se Ri masih terus menghitung sampai akhirnya menemukan sebuah cahaya dan semakin dekat terlihat Jung Hyuk datang membawa lilin. Se Ri berjalan mendekat dengan mata berkaca-kaca melihatnya seperti ada yang menyelamatkanya.
“Kali ini, bukan cuma lilin, tapi yang wangi. Benar, 'kan?” ucap Jung Hyuk memberikan alasanya. Se Ri membenarkan. 


[EPILOG]
Di rumah, Jung Hyuk membuka kotak tempat pembuat kopi lalu menmeukan sebuah kamera yang masih disimpanya.
Flash Back
Se Ri memegang ipod untuk merekam suaranya sementara Jung Hyuk sibuk dengan kameranya mengambil gambar pemandangan. Se Ri memberitahu kalau sudah berada di atas jembatan di Sigriswil bahkan tak punya penyesalan.
“Ayah, Kak Se-joon, Kak Se-hyung, dan... Ibu. Aku akan pergi jauh. Jangan hidup terlalu bahagia.  Sesekali cobalah untuk memikirkanku.” Ucap Se Ri dan bersiap-siap untuk melompat. Jung Hyuk agar mengambil gambar tapi tiba-tiba Dan datang berdiri didepanya.
“Apa Kau akan terus mengambil foto pemandangan? Ayahmu bilang padaku selama perjalanan ini kita sebaiknya mengakrabkan diri.” Keluh Dan
“Benar. Aku dengar soal itu juga. Sulit melakukannya setelah bertemu sekali.” kata Jung Hyuk gugup.
“Aku setuju... Tapi demi ayahmu, bukankah setidaknya kita harus foto bersama?” ucap Dan. Jung Hyuk pikir benar dan meminta menunggu.
“Permisi.. Bisa tolong foto kami?” kata Jung Hyuk mendekat. Se Ri kaget dan tak siap melompat
“Baik. Berikan kameranya... Tapi di sini begitu menakutkan. Haruskah di sini dan sekarang?” kata Se Ri lalu tersadar kalau Jung Hyuk sudah pergi dengan Dan. 




Akhirnya mereka pun berdiri didepan pegunungan. Se Ri melihat dari kamera lalu berkomentar pria itu pantas dapat yang lebih baik. Dan seperti mendengarnyan menatap Jung Hyuk. Saat itu Se Ri mengambil gambar untuk mereka berdua.
Bersambung ke episode 5

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar: