PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 30 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 5 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Jung Hyuk memasak untuk semua anak buahnya ramyun. Se Ri yang melihat wajah anak buah Jung Hyuk kalau semua dihajar habis-habisan dan bertanya apakah ramyun saja sudah cukup. Ju Meok pkir  Mi keriting ini lezat.
“Aku mau minta maaf kepada semuanya.” Ucap Jung Hyuk. Ju Meok pikir  Jangan bilang begitu. Situasi mereka sama.
“Benar. Wanita itu yang seharusnya meminta maaf. Dialah penyebab semua ini.” Sindir tentara Pyo.
“Kau benar... Aku minta maaf. Aku sungguh bersyukur sampai mau memberikan hadiah. Tapi kalian tahu, aku tak punya uang. Jadi Terimalah ini.” Kata Se Ri lalu memberikan tanda hati pada semuanya. Semua melonggo termasuk Jung Hyuk. 


Semua berjalan bersama, Tentar Pyo heran karena Se Ri yang mengirim sinyal hati itu dan Ju Meok bilang itu pernyataan cinta. Ju Meok pikir juga seperti itu. Eun Dong mengartikan kalau itu seperti pernyataan cinta. Tentara Pyo mengucap syukur pada Jung Hyuk.
“Aku sempat khawatir wanita Korea Selatan itu punya perasaan terhadapmu. Karena dia mengirim kami sinyal itu, pasti tak ada artinya.” Ucap Tentara Pyo
“Benar, tak ada artinya.” Kata Jung Hyuk menahan amarah. Tentara Pyo pikir Dalam masyarakat kapitalis, bahkan hati tak punya pendirian.
“Dia mengirim sinyal yang sama dua kali ke Letnan Park.” Kata Ju Meok. Mereka tak percaya kalau tak melihatnya. Jung Hyuk tiba-tiba berhenti melangkah.
“Hati-hati di jalan pulang... Besok, Se-ri dan aku pergi ke studio foto di Hotel Pyongyang untuk ambil foto paspor.” Kata Jung Hyuk. Semua menganguk mengerti. 

Se Ri sibuk mencuci piring mendengar Jung Hyuk sudah pulang, lalu mengaku akan bersikap baik jadi cuci piring hari ini dan akan ambil foto paspor besok. Jung Hyuk terus menatap punggung Se Ri dengan wajah menahan kesal.
“Kenapa makan mi? Wajahku akan bengkak.” Keluh Se Ri lalu bingung melihat Jung Hyuk hanya berdiri saja.
“Kau punya banyak hati?” tanya Jung Hyuk. Se Ri terlihat bingung dan bertanya Siapa yang punya banyak hati dan ingn tahu Apa maksud ucapanya.
“Lupakan... Percuma saja... Aku pakai kasurnya malam ini.” Ucap Jung Hyuk melepas sepatunya sembarangnya.
“Punggungku bisa sakit!” keluh Se Ri. Jung Hyuk mengaku tak pedulidan langsung masuk ke dalam kamar. Se Ri bingung dengan sikap Jung Hyuk.

Jung Hyuk duduk dikamar dengan wajah cemberut,  lalu menatap jari hati yang diberikan Se Ri ternyata bukan hanya untuk dirinya tapi juga dengan yang lainya. Ia hanya bisa mengumpat “Hati kapitalis sialan!” 

Di rumah, Tuan Jung sibuk memperbaiki kompor. Nyonya Hyun menidurkan anaknya menceritakan kalau Tunangan Kapten Ri mengusir anak-anak yang merundung U Pil dan  bilang tak masalah pekerjaan ayahnya. Tuan Jung mengaku Melakukan tugas itu sungguh tidak enak.
“Bukan berarti kau mau mengkhianati orang lain. Tapi Kau diperintahkan begitu.” Kata Nyonya Jung menenangkan suaminya. 

Tuan Jung akhirnya bisa memasak air sebagai penghangat dan akan tidur disamping anaknya dan langsung terdiam sejenak.
Flash Back
[SEMBILAN TAHUN YANG LALU]
Tuan Jung ditentang dengan seniornya yang mengumpat sebagai pengkhianat, Seniornya marah karena Tuan Jung itu  mengadukanku, karena tak mungkin ada yang tahu kalau menjual narkoba. Tuan Jung hanya bisa tersungkur kesakitan
“Berkatmu, aku hampir dikirim ke kamp konsentrasi, paham?” kata si pria.  Tuan Jung meminta maaf.
“Jika menyesal, bicaralah. Apa Ini ulahmu? Atau pengkhianat lain? Jika pengkhianat lain, kau akan kulepaskan.” Kata Seniornya. Tuan Jung hanya bisa meminta maaf.
“Tak ada pilihan lain. Kalau dipikir lagi, telingamu masalahnya. Tanpa telingamu, kau takkan bisa dengar. Tanpa pendengaranmu, maka kau takkan bisa berkhianat.” Kata Si pria sudah mengeluarkan pisaunya. 


Tiba-tiba Mu Hyuk datang memberikan tendangan, semua ketakutan dan langsung berdiri tegak. Mu Hyuk memarahi mereka yang tak punya kegiatan  dan mau diberikan kegiatan, Semua menjawab tidak. Akhirnya semua pergi dan Mu Hyuk pun langsung mengulurkan tangan pada Tuan Jung untuk membantunya berdiri. 

Di sebuah kereta menuju ibu kota, beberapa orang mulai menyanyi melewati gerbong seperti pengamen menghibung tentara dan menerima uang. Beberapa orang juga mendorong trolly dengan banyak makanan.
Se Ri dalam gerbong keluar pintu dan melihat penjual makanan lalu memanggil Jung Hyuk kalau ada penjual makanan, lalu melihatnya. Jung Hyuk seperti terpaksa harus membelikan untuk Se Ri. 

Di cafetaria
Seung Jung duduk sambil menikmati nyanyian lalu dengan gaya seperti petualang cinta meminta si penyanyi untuk duduk. Tapi penyanyi yang baik menolaknya, Seung Jung memuji semua penyanyi yang hebat dan meminta agar memberikan semua bir yang mereka punya.

Di dalam gerbong, Se Ri memberikan air mineral pada Jung Hyuk sementara Se Ri memilih air soda. Ia memberikan telur rebus pada Jung Hyuk tapi ditolak, akhirnya Se Ri memakan sendiri saja. Jung Hyuk seolah tak peduli hanya menatap ke arah jendela.
“Omong-omong, apakah studio foto di hotel satu-satunya tempat untuk mendapatkan foto paspor?” tanya Se Ri
“Itu studio foto yang ditunjuk negara dan Itu satu-satunya tempat.” Kata Jung Hyuk. Se Ri menganguk mengerti.
“Kau tahu, aku punya pertanyaan. Saat aku menghilang di Eropa, takkan terjadi apa-apa ‘kan? Maksudku, kau takkan terkena dampaknya Atau akibatnya?” tanya Se Ri. Jung Hyuk menatap Se Ri. 
Flash Back
Ayahnya menegaskan Jika orang rekomendasi anaknya itu masuk tim nasional,dan menyebabkan masalah, maka takkan bisa membantu bahkan tak berniat membantu. Jung Hyuk mengerti danakan bertanggung jawab penuh.


“Takkan terjadi apa-apa.” Kata Jung Hyuk. Se Ri seperti tak begitu percaya tapi memilih untuk mengucap syukur.
Saat itu kereta berhenti dan terdengar dari pengera suara “Para penumpang, kereta tiga menuju Kaesong dan Pyongyang akan berhenti sebentar karena gangguan listrik. Perkiraan durasi sepuluh jam. Terima kasih atas pengertiannya.”
“Sepuluh jam? Sepuluh jam tidak sebentar!” ucap Se Ri kaget sampai telur dimulutnya muncrat ke arah Jung Hyuk.
“Takkan butuh sepuluh jam... Tapi Lebih lama. Tebakanku antara 13 sampai 16 jam.” Kata Jung Hyuk
“Yang benar? Lalu kita harus apa di sini? Kita hanya punya dua telur lagi.” Kata Se Ri terus memuncrat. 

“Apa Kau bercanda? Kita akan makan apa? Kita tidur di mana?” keluh Seung Jung merengek seperti anak kecil
“Jangan khawatir.” Kata Tuan Chun. Seung Jung mengeluh mendengarnya dan tak percaya kalau mereka harus menunggu 10 jam dan itu merasa kalau hanya dirinya yang merasa aneh harus menunggu selama itu.
“Coba Lihat ke sana.” Kata CEO Chun. Seung Jung binggung melihat ada banyak orang yang berlari ke arah kereta.
“Apa yang terjadi? Kenapa mereka berlari? Ada apa ini? Ada banyak sekali, ya.. Cepat jelaskan!” kata Seung Jung
“Kau akan segera tahu.” Ucap CEO Chun. 

Sementara Se Ri juga melihat dari dalam gerbong bertanya siapa mereka dan Kenapa mereka lari menuju kereta. Jung Hyuk menjawab Mereka penjaja loncat. Se Ri bingung bertanya apa yang mereka jual. Di luar gerbong, penjual sudah siap memakai tongkat untuk memberikan barang jualanya.
Mereka menjual kayu bakar, satai daging dan segala macam makanan lainya. 
Malam hari pun tiba, beberapa orang keluar dari kereta. Jung Hyuk pun turun dari kereta. Beberapa orang mulai menyewakan selimut, kayu bakar, bahkan menjual ayam goreng kue jagung. Se Ri melihat didepan sudah banyak yang duduk disan.
“Apa maksudmu kita harus tidur di luar di tumpukan daun jagung?” kata Se Ri tak percaya
“Di dalam dan luar kereta dingin. Jad Kau bisa nyalakan api di luar.” Kaat Jung Hyuk
“Tetap saja ini terlalu... Kukira lebih hangat di dalam kereta.” Kata Se Ri , Jung Hyuk memberikan lenganya agar Se Ri ikut turun denganya, Se Ri pun menurut. 
Jung Hyuk menyusun tanaman jagung sebagai tempat mereka duduk. Se Ri duduk dan merasa tempatnya memang Hangat. Ia lalu melihat orang yang disampingnya itu punya selimut. Lalu bertanya pada Jung Hyuk apakah mereka membelinya Atau bawa dari rumah?
Jung Hyuk seperti membelikanya untuk Se Ri, Se Ri pun senang karena rasanya nyaman dan hangat dan bisa luruskan kakiku juga. Ia merasa Ini seperti ditingkatkan dari kelas ekonomi ke kelas bisnis bahkan bersyukur ada diluar kereta.
“Pak Ri, duduklah. Ini hangat.” Ucap Se Ri lalu melihat ada orang yang makan Jagung dan kentang. Se Ri langsung berdiri.
“Kau mau ke mana?” kata Se Ri. Jung Hyuk hanya menatapnya dan beberapa saat kemudian, sudah membakar jagung lalu memberikan pada Se Ri.
Se Ri senang karenaTampak lezat lalu memberikan Jung Hyuk aga bisa makan juga. Jung Hyuk mengejek Se Ri tadi bilang tak lapar. Se Ri lalu melihat orang-orang di sana beli air untuk basuh wajah kalau Air dingin 50 won, air hangat 100 won.
“Walau air hangat dua kali lipat, tapi lebih baik, 'kan?” kata Se Ri seperti merengek meminta yang lainya.
“Apa Kau mau tinggal di sini? Apa Kau mau hidup di sini? Kau sungguh serakah.” Keluh Jung Hyuk kesal
“Sulit dipercaya...  Jangan bersikap seakan aku orang paling serakah hanya karena aku ingin air 100 won untuk basuh wajah! Aku punya uang. Akan kubayar untukku sendiri.” Kata Se Ri mengeluarkan uang dari saku bajunya.
“Kau dapat dari mana?” tanya Jung Hyuk heran. Se Ri mengaku menggadaikan jamku.
“Dia menimbang jam desainerku. Llau Kubeli semua pakaian yang kumau, menyisakan 500 won. Dan Ada jam tangan pria bagus di pegadaian itu... He... Apa Kau dengarkan aku? Orang-orang di sini tak dengarkan aku. Mereka malas.” Ucap Se Ri lalu mencoba mengambil kentang, tapi terlalu panas.
Se Ri mencium tanganya yang panas, Jung Hyuk dengan santai mengambil kentang dan mengupasnya untuk Se Ri agar bisa makan. Se Ri langsung memuji Jung Hyuk itu pria yang baik. Jung Hyuk mengeluh Se Ri  berkomentar Tiba-tiba sekali.

“Aku tiba-tiba berpikir begitu. Nantinya, kau akan jadi suami dan ayah yang baik.” Ucap Se Ri
“Entahlah... Aku belum memikirkan masa depan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri bertanya kenapa.
“Saat segalanya tak sesuai dugaanku, aku jadi kecewa.” Kata Jung Hyuk.
Flash Back
Jung Hyuk pernah membuat konser memainkan piano diswiss, lalu sempet kuliah disana terlihat sangat bahagia. Tapi saat itu kakaknya tiba-tiba meninggal, Ayahnya menangis memberikan hormat pada anak pertamanya, Jung Hyuk pun pulang hanya bisa menangis melihat sang kakak yang sudah meninggal. 


Se Ri tak percaya kalau Itu pernah terjadi pada Jung Hyuk.  Jung Hyuk mengaku memang pernah. Se Ri yakin itu pasti menyakitkan hati Jung Hyuk lalu memberitahuAda pepatah India yang berbunyi, "Terkadang, kereta yang salah membawamu ke stasiun yang tepat."
“Seperti itu juga bagiku. Sepanjang hidupku, aku seperti menaiki kereta yang salah. Suatu ketika, aku mau menyerah. Bahkan Aku tak ingin ke mana pun dan Aku hanya berpikir ingin melompat turun. Tapi Lihatlah di mana aku sekarang.” Ucap Se Ri
“Aku salah naik kereta lagi, bahkan hingga menyeberangi garis perbatasan! Tetap saja, kau harus pikirkan masa depan walau segalanya tak sesuai harapan. Semoga kau bisa bahagia setelah aku pergi, Jung Hyuk. Aku ingin kau sampai di stasiun yang tepat walau naik kereta mana pun.” Ucap Se Ri menepuk pundak Jung Hyuk memberikan semangat. 

Seung Jung duduk dengan selimut seperti melihat ada pasangan Romantis sekali tapi ia sampai muak hanya duduk diladang jagung. CEO Chun sudah tertidur, Seung Jung membangukanya. CEO Chun terbangun menyuruh Jika lelah, bersandarlah padanya.
Tapi bukan Seung Jung yang tertidur tapi CEO CHUn yang mulai bersandar di bahu Seung Jung. Seung Jun yang kesal langsung mendorong CEO Chun sampai terjatuh. CEO Chun melonggo bingung dan Seung Jung pun memilih pergi sambil mengeluh karena harus hidup selama 10 tahun

Jung Hyuk melihat Se Ri tertidur, pelahan membuka jaket dan memberikan pada Se Ri lalu sengaja mendekatkan bahunya agar Se Ri bisa bersandar padanya.  Akhirnya kereta sampai di Pyongyang.
“Tempat ini sungguh berbeda!” ucap Se Ri turun dari kereta melonggo melihat sekeliling dibanding desa yang ditinggalkan selama ini
“Berhenti menengadah. Kau seperti orang kampung.” Ucap Jung Hyuk menahan senyum lalu berjalan pergi.
“Tunggu. Kau bilang aku apa? Orang kampung? Aku ini kebalikannya orang kampung... Kau tak dengarkan aku lagi. Tunggu aku.” Ucap Se Ri mengejar Jung Hyuk. 

Seung Jung akhirnya turun mengeluh kalau Jarak dua jam dengan mobil malah menjadi 17 jam dengan kereta!. CEO Chun dengan banyak bawaan mengatakan Terkadang ini terjadi. Seung Jung kesal kalau seharusnya tidak,
“Apa Kau tak mau kembali? Kenapa bawa banyak bagasi?” ucap Seung Jung heran.  CEO Chun mengaku mengepak ini semua.

HOTEL PYONGYANG
Se Ri sudah ada distudio foto dan bersiap-siap, lalu petugas mengambil satu kali foto dan selesai. Se Ri bingung merasa tadi menutup mata jadi memminta difoto ulang. Jung Hyuk mengaku Tak masalah karena Foto ini untuk verifikasi identitas Se Ri jadi tak perlu tampak cantik.
“Itu Harus. Bagaimana lagi mereka bisa tahu itu aku?” kata Se Ri. Jung Hyuk mengajak pergi.
“Kau tahu, kenapa kita tak foto bersama? Maksudku, kita takkan bertemu lagi setelah aku pergi. Ini akan jadi kenangan.” Kata Se Ri
“Kita tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan.” Ucap Jung Hyuk dingin. Se Ri pikir benar dan mengaku hanya mengatakan saja. 


CEO Chun masuk ke hotel pergi ke meja receptionist dengan mencari nama reservasinya dan akan mengambil kunci. Seung Jung melihat sekelilin, seperti meraskan ada yang aneh beberapa preman seperti sengaja mengepungnya.
Akhirnya Seung Jung sampai kamarmemebritahu akan mandi dan ganti pakaian lalu makan dahulu karena lapar sekali. CEO Chun mengerti lalu melihat Seung Jung masuk kamar dan langsung menelp Tuan Oh. 

“Kami sampai di Hotel Pyongyang. Dia belum sadar, jangan khawatir. Entah kenapa, aku tak bisa hubungi Letnan Komandan Jo. Omong-omong, bisakah kita percaya dia membayar sepuluh kali lipat? Kita butuh uangnya sebelum menyerahkannya!” ucap CEO Chun.
Tiba-tiba Seung Jung sudah menodongkan pisau larang panjangnya dan meminat CEO Chun agar memberikan ponselnya. CEO Chun dengan mengangkat tanganya memberikan ponselnya. Tuan Oh mengeluh pada Tuan Chun yang menutup telpnya.
“Manajer Oh, kau berengsek... Teganya kau lakukan ini setelah dapat banyak uang dariku? Kenapa kau melakukan ini?” teriak Seung Jung marah. Tuan Oh terlihat bingung. 

“Siapa yang berani bayar sepuluh kali lipat?” teriak Seung Jung marah. Saat itu ponsel Tuan Oh langsung diambil oleh Se Hyung.
“Seung Jung, tampaknya aku pandai menilai karakter orang. Kau sangat cerdas. Siapa yang mengira akan menemukanmu di sana.” Ucap Se Hyung
“Aku suka caramu mengomeliku dan memujiku di situasi begini. Sebab ini aku menghormatimu. Kau tegas.” Kata Se Hyung
“Berhenti melantur. Bersiaplah untuk mati setelah kembalikan uangku. Bajingan.” Kata Se Hyung marah

“Pak Yoon, bukan itu niatku. Saat kau menjalankan bisnis..” ucap Seung Jung terdiam melihat sosok wanita berjalan didepanya. Se Hyung memangggilnya bertanya kenapa diam saja.
“Pak Yoon... Bagaimana kabar Se-ri?” tanya Seung Jung. Se Hyun mengeluh Kenapa  tiba-tiba membahas Se Ri karena Itu topik menyedihkan.
“Se-ri sudah tiada, Andai aku bisa menemuinya.” Kata Se Hyung. Seung Jung mengaku baru saja melihatnya.
“Apa katamu?!!!” kata Se Hyug. Seung Jung mengaku bukan apa-apa dan ingin tahu  Apa maksudnya "tiada"
“Haruskah kau bertanya? Dia sudah mati.” Kata Se Hyung seperti senang. Seung Hyung kaget kalau tahu Se Ri mati dan ingin tahu kenapa.
“Itu bukan urusanmu. Kurasa kau akan segera menemuinya di surga. Sampaikan salamku saat melihatnya.” Ucap Se Hyung
“Akan kulakukan... Akan kusampaikan salammu... Kurasa aku bisa melakukannya.” Kata Seung Hyun lalu menutup telpnya. 

Se Ri tepat berjalan didepanya Seung Jung dan Seung Jung langsung menyapa Se Ri yang selama ini sudah diduganya.  Se Ri kaget melihat Seung Jung ada di Korea Utara juga. Seung Jung langsung menarik Se Ri pergi. Se Ri bingung Ke mana mau membawanya.
“Ini pasti takdir... Kurasa aku takkan mati.” Kata Seung Jung. Se Ri bingung berada didalam lift.
Tiba-tiba pintu lift ditahan, Jung Hyuk datang melihat tangan Se Ri yang dipegang oleh Seung Jung. Se Ri pun bingung. Seung Jung bertanya siapa pria yang berani mengentikan pintu lift. 

EPILOG
Seorang pria berbicara dengan Se Ri seperti akan bicara sesuatu. Se Ri langsung menyea lebih dulu mengajak untuk putus dengan santai. Si pria mengaku akan mengatakan itu. Se Ri menegaskan kalau ia yang putus dengan pria itu
“Aku mencampakkanmu. Kau boleh bilang kau mengencaniku, tapi jangan berpikir bisa menyebarkan rumor kau mencampakkanku. Kau tahu betapa menakutkannya orang kaya, 'kan? Aku bisa menghabisimu.” Ucap Se Ri
“Kau selalu begini. Kau mendepak orang sebelum terluka. Kau pergi sebelum harus menunggu. Semoga kau bertemu orang yang mirip denganmu. Seseorang yang membuatmu menunggu.” Ucap Tuan Cha si artis marah
“Itu takkan terjadi. Aku takkan mempermalukan diriku dengan menunggu seseorang.” Kata Se Ri yakin
Tapi kemarin malam, Se Ri sangat mabuk memanggil nama Jung Hyuk yag belum datang juga. Ia mengeluh Jung Hyuk lama sekali datang, akhirnya ia memiliki satu pria yang ditunggunya yaitu Jung Hyuk.
Bersambung ke episode 6

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar