PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 20 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 15

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Akhirnya Kang Woo berjalan mendekat dan langsung meminta maaf. Seo Yeon bingung tiba-tiba Kang Woo meminta maaf.
“Untuk segalanya di masa lalu, yang terjadi baru-baru ini, sekarang, bahkan di masa depan. Aku akan terus meminta maaf. Aku akan membuatmu khawatir. Aku akan membuatmu kesal. Aku akan membuatmu memikirkan diriku.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon bingung.
“Maaf karena aku menyukaimu.” Kata Kang Woo lalu mendekatkan wajahnya pada Seo Yeon
Kang Woo seperti yakin Seo Yeon akan menerimanya tapi Seo Yeon malah menampar Kang Woo dan langsung bergegas pergi. Kang Woo bingung dan langsung mengejarnya.  Tapi Seo Yeon sangat cepat berlari menghindari Kang Woo.
“Kenapa dia cepat sekali?” ucap Kang Woo lalu mengeluh kram karena sudah lama aku tidak berlari dan jarang berolahraga belakangan ini. Sementara Seo Yeon akhirnya sampai dirumah.
“Kang Woo, apa rencanamu kali ini?” gumam Seo Yeon memegang dadanya seperti mulai berdebar. 


Kang Woo duduk di depan jendela berbicara dengan Seo Yeon kalau Saat di SMP, itu salah paha. Ia juga tidak mengajaknya kencan karena taruhan bodoh itu. Ia lalu membahas tentang Bar anggur dan mnegaku kalau itu benar.
“Aku menyalahkanmu atas kejadian saat itu. Tapi saat menyatakan perasaanku untuk kali ketiga, aku sungguh-sungguh. Sebenarnya, aku tidak tahu kalau Hyun Soo memikirkan kebohongan itu.” Ucap Kang Woo mencoba menjelaskan.
“Tentu saja, aku bersungguh-sungguh kepadamu pagi ini.” Kata Kang Woo mencoba menyakinkan. 

Kang Woo langsung menanyakan pendapatan Dokter Kim tetang ucapanya tadi. Dokter Kim terlihat menguap mendengarnya lalu berkomentar Kang Woo itu sangat manja. Kang Woo merasa tak seperti itu.  Dokter Kim pikir maksudnya bukan manja.
“Itu hanya terlalu panjang. Seharusnya kau segera menyelesaikan kesalahpahamannya setelah itu terjadi.”jelas Dokter Kim
“Aku tidak tahu bahwa aku masih, bahkan sekarang, sangat menyukainya.” Kata Kang Woo.
“Jangan membuat alasan tentang kejadian di masa lalu. Terus tunjukkan kepadanya bahwa kau tulus.  Aku yakin kesalahpahamannya akan selesai dengam sendirinya.” Jelas Dokter Kim
“Lalu bagaimana caraku menunjukkan bahwa aku tulus?” tanya Kang Woo. 


Min Hyuk melihat Seo Yeon yang makan tanpa memakanya. Mi Kyung bertanya apakah Seo Yeon sakit.  Min Hyuk memegang dahi Seo Yeon dan memastikan kalau tidak demam. Saat itu Kang Woo datang menarik tangan Min Hyuk dengan tatapan marah.
“Bahkan anjing tidak mengganggumu saat kau sedang makan. Beraninya kau.” Ucap Kang Woo marah. Seo Yeon melihat Kang Woo memilih untuk pergi.
“Hei, kenapa kau tidak makan? Kau mau ke mana?” ucap Mi Kyung. Kang Woo pun hanya diam saja sementara Min Hyuk menatap curiga. 

Seo Yeon akan pergi ke lapangan, Kang Woo memanggilnya tapi Seo Yeon berjalan begitu saja. Mi Kyung melihatnya berkomentar mereka luar biasa. Min Hyuk langsung berjalan pergi. Mi Kyung memuji Min Hyuk bagus kalau mengikuti Seo Yeon.
Saat itu Mi Kyung melihat di ponselnya, nama si "Bodoh" dengan wajah kesal sengaja tak mengangkatnya. 

Hyun Soo berusaah menelp Mi Kyung tapi tak mengangkatnya dan langsung mengeluh kesal karena mengabaikan panggilannya. Ia mencoba  menelp lagi dan tetap  tak diangkat.
“Lupakan. Aku sudah selesai. Aku sudah selesai! Selesai!” jerit Hyun Soo kesal sambil melempar ponselnya.
“Apa Anda baik-baik saja, Pak Park? Ada apa? Aku baru mendengar suara.” Ucap Sek tiba-tiba datang. Hyun Soo berusaha terlihat baik sebagai CEO.
“Jika Anda baik-baik saja, aku permisi.”kata Sek. Hyun Soo mengeluh kesal karena tak bisa mendapatkan privasinya lalu bingung mencari ponselnya yang dilepas. 

Seo Yeon pergi ke atap sekolah berbicara sendiri “Apa yang kulakukan sekarang? Kenapa aku harus menghindarinya?” Mi Hyuk datang bertanya apakah  Seo Yeon baik-baik saja. Seo Yeon hanya diam saja. Mi Hyuk yakin kalau Dirut melakukan sesuatu lagi. Seo Yeon mengaku Belum.
“Entah apa yang terjadi, tapi jika kamu tidak berniat bekerja di sini selamanya, ikutlah denganku. Kenapa tidak? Kau berencana bekerja di sini selamanya?” ucap Min Hyuk mengulurkan tanganya.
“Bukan begitu... Tapi Kakiku lemas.” Kata Seo Yeon mencoba meluruskan kakinya. Min Hyuk hanya bisa tertawa melihat tingkah Seo Yeon.
“Astaga, nyaman sekali... kakiku hampir membunuhku.” Ucap Seo Yeon mencoba menghilangkan kesemutannya.
“Kenapa kau tidak memberi liur pada hidungmu?” kata Min Hyuk. Seo Yeon mengeluh kalau pasti dianggap bodoh.
“Kau hanya melakukannya dua kali. Harus dilakukan tiga kali. Kau berbohong.” Ucap Seo Yeon. Min Hyuk menyakinkan kalau serius.
“Kau tidak boleh begitu sebagai dokter sekolah. Katakan apa yang harus kulakukan.” Kata Seo Yeon.
“Aku mempelajarinya di sekolah kedokteran.” Ucap Min Hyuk dan keduanya tertawa bahagia. 


“Seo Yeon... Kau menghindariku sepanjang hari, ya? Tapi kau bisa apa? Kau tetap harus melapor soal latihan kepadaku... Ahh.. Pukul berapa ini? Baiklah.” Ucap Kang Woo lalu mulai menghitung mundur dari lima.
Ia yakin kalau Seo Yeon pasti akan datang ke ruanganya, tapi pintu tak terbuka artinya Seo Yeon tak bisa datang. Lalu sebuah email masuk “Ini jurnal latihan untuk tim lintasan hari ini. -Dari Joo Seo Yeon-“ Kang Woo mengeluh tak percaya melihatnya.

Won Jae membaca berita di ponselnya "Pelecehan seksual Perusahaan Baekga, Putra Kelima Baekga Dituduh atas Pemakaian Narkoba dan Pelecehan" Lalu berkomentar kalau Kang Hee ternyata tidak takut, tapi berani.
“Kau wanita luar biasa, Nona Lee.” Ucap Won Jae lalu salah satu pelanggan datang meminta agar menceritakan soal mobilnya. Won Jae pun akan menjelaskan tapi ternyata Kang Hee yang datang.
“Bagaimana kau bisa menemukanku?” tanya Won Jae bingung. Kang Hee menjawabNama dan nomor Won Jae diserahkan kepada polisi.
“Bukankah ilegal mencari informasi tentang orang asing?” sindir Won Jae. Kang Hee juga berpikir seperti itu.
“Jadi Mana yang paling mahal? Aku berniat membelinya.” Kata Kang Hee. Won Jae heran dengan yang dilakukan Kang Hee.
“Aku salah mengira.” Kata Kang Hee. Won Jae tahu kalau Kang Hee yang menganggapnya sebagai penjahat.
“Itu sebabnya aku akan memberimu uang sebagai permintaan maafku.” Kata Kang Hee
“Apa Kau meminta maaf?” tanya Won Jae. Kang Hee pikir cari  ini lebih baik daripada sekadar bicara. Won Jae mengeluh mendengarnya tapi hanya bisa tersenyum lalu menunjuk mobil didepanya.
“Kelihatannya bagus. Sekretarisku akan datang nanti.” komentar Kang Hee. Won Jae memberitahu ini mobil dengan fitur terlengkap. Kang Hee pun melangkah pergi.
“Sungguh anak angkuh yang keren.” Komentar Won Jae hanya bisa tersenyum. 

Jang Mi makan dengan ibunya dan ingin makan pasta. Sang ibu menarik pastanya dan menyuruh Jang Mi agar makan salah. Jang Mi seperti sangat tersiksa. Ibunya bertanya apakah Jang Mi sudah lihat berita soal si berengsek Gook Hwa. Jang Mi hanya diam saja.
“Berkat dia, Pimpinan marah. Betapa bagusnya jika kau bisa menghiburnya. Benarkan?” ucap si ibu. Jang Mi tetap hanya diam saja.
“Apa kau  Ingat pria yang punya 30 juta dolar? Terlepas dari tindakan kasarmu, dia ingin bertemu denganmu lagi. Perlakukan dia lebih baik kali ini.” Ucap si ibu. Jang Mi menahan emosi dengan sambil mengepalkan tanganya. 

Seo Yeon berbaring di tempat tidurnya sambil berbicara sendiri kalau tidak bisa menghindarinya selamanya. Ia pun ingin tahu rencana Kang Woo. Saat itu Kang Woo menjawab tidak ada. Seo Yeon kaget Kang Woo sudah ada didepan kamarnya.
“Bagaimana kau bisa kemari?” tanya Seo Yeon. Kang Woo balik bertanya apakah Lee Joo Hee tinggal di sini
“Dia mengenaliku dan membuka pintu.” Kata Kang Woo lalu melihat sekeliling kamar Seo Yeon.
“Kamarmu cukup rapi. “ komentar Kang Woo lalu melihat foto Seo Yeon saat masih kecil dan memujinya sangat manisnya. Seo Yeon langsung mengambilnya.
“Apa itu? Beri tahu aku. Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau melakukan ini?” kata Seo Yeon sinis. Kang Woo tak mengerti maksudnya.
“Kau bilang suka... Kenapa kau mengatakan hal aneh itu?” ucap Seo Yeon.
“Kau bilang "Aneh"?  Soal aku menyukai...” ucap Kang Woo yang langsung disela oleh Seo Yeon. Seo Yeon menegaskan kalau itu yang dimaksud.
“Aku hanya bersikap tulus. Bersikap biasa saja. Jika kau mulai memikirkanku, itu kabar baik.”kata Kang Woo.
“Apa Pikirmu aku akan memercayaimu?” ucap Seo Yeon. Kang Woo tiba-tiba mendekatkan wajahnya.
“Apa? Ada apa?” tanya Seo Yeon panik. Kang Woo mengaku akhirnya bisa bertemu dengan Seo Yeon.
“Aku senang. Aku akan pergi sekarang.” Kata Kang Woo. Seo Yeon pun hanya bisa melonggo binggung. 



Saat Kang Woo keluar bertemu dengan Seo Joon. Seo Joon melihat Kang Woo teringat saat bertemu di lift dan berpikir kalau itu presdir. Kang Woo bingung di panggil "Presdir" lalu mengaku bukan tapi direktur utama. Seo Joon bingung.
"Joo Seo Jun"? Apa Kau adiknya Seo Yeon?” ucap Kang Woo melihat nama Seo Joon lalu berkomentar kalau wajahnya tampan dan langsung pergi. 

Seo Joon binggung melihat Kang Woo pergi begitu saja. Joo Hee sedang mengambil air memberitahu kalau Kang Woo direktur utama sekolah mereka. Seo Joon melonggo bingung kalau Kang Woo dirut dan bertanya-tanya.
“Lalu kenapa dia datang ke perusahaan agency ? Ah... Tidak. Kenapa dia datang ke rumah kita?” ucap Seo Joon bingung.
“Kurasa dia datang menemui Bu Joo.” ucap Joo Hee. Seo Joon bertanya lagi kenapa Kang Woo datang menemuinya. Joo Hee hanya mengangkat bahunya.
“Hei... Apa Kau sungguh tidak akan memberitahunya?” kata Joo Hee gugup.
“Apa? Memberi tahu apa? Aku tidak tahu maksudmu.” Kata Seo Joon sinis dan langsung ke dalam kamarnya. Joo Hee hanya bisa menatap sedih . 

Di minimarket, Seo Yeon bertanya apakah bisa seseorang yang selalu berbohong berkata jujur. Mi Kyung bisa menebak kalau Kang Woo mengaku perasaanya.  Seo Yeon melonggo kaget. Mi Kyung pikir sudah menduga ada sesuatu yang terjadi malam itu.
“Serta semua keributan di sekolah.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon memberitahu tentang Malam itu.
“ Ya, ada satu malam saat aku bertemu dengannya.” Kata Mi Kyung dan ingin tahu Apa kata Kang Woo.
“Begini... Aku ragu dia jujur.” Kata Seo Yeon tapi Mi Kyung yakin itulah kebenarannya.
“Astaga, aku tidak ingin terlalu mengaguminya. Aku di Tim Pengobatan Hangook. Tapi setelah kupikirkan lagi, Kang Woo tampak sedikit lebih baik.” Ucap Mi Kyung. Seo Yeon pikir temanya itu sedang mabuk
“Ya. Mereka harus bertarung dengan adil dan membiarkan yang kuat menang.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon pikir temanya itu memang mabuk dan mengajak pergi saja.
“Semua drama dengan Park Hyun Soo ternyata perbuatannya Hyun Soo. Kang Woo tidak tahu. Jadi, dia memang tulus saat mengakui perasaannya.” Ucap Mi Kyung.
Seo Yeon kaget sampai memuncratkan birnya. Mi Kyung sudah siap dengan penutup wajahnya agar tak membasahi wajahnya.
“Persiapkanlah dirimu. Tampaknya kau akan segera dikelilingi pria. Sayang sekali mereka berdua tampan... Musim dingin akan datang, Jalang! Dia datang.” Ucap Mi Kyung memegang wajah Seo Yeon. 


Sek memberitahu Hyun Soo tenang lagu andalan terakhir Hi-Seven yaitu Soal cinta bertepuk sebelah tangan yang bergairah dan polos dari seorang pria dengan Judulnya "Ketulusan". Lalu memutarnya di player. Hyun Soo mencoba mendengarkanya.
“Bagaimana?” tanya Sek-nya. Hyun Soo pikir kalau ini terdengar terlalu kuno
“Zaman sekarang, siapa yang setia pada cinta bertepuk sebelah tangan? Semua soal obsesi dan kepemilikan. "Kamu milikku!" Hal-hal seperti ini. Kau setuju, bukan?” ucap Hyun Soo dan terlihat Kang Woo sedang menangis.
“Lalu? Bagaimana nasib mereka berdua?” kata Kang Woo sambil menangis. Hyun Soo dan Sek melonggo bingung melihat Kang Woo menangis.
“Sebuah lagu harus memiliki alur cerita. Apa penyanyinya mendapatkan akhir bahagia selamanya?” kata Kang Woo dengan terus menangis. 


Seo Yeon berjalan pulang teringat kembali saat di toko pakaian, Kang Woo mengatakan “Aku harap kamu bisa tetap di sisiku, Seo Yeon. Aku akan membuatmu khawatir. Aku akan membuatmu kesal. Aku akan membuatmu memikirkanku.”
Lalu saat terakhir kali di jembatan sungai Han, Kang Woo mendekatkan wajahnya berkata “ Maafkan aku sudah menyukaimu.”  Seo Yeon pun masih ragu kalau Kang Woo memang bersungguh-sungguh dan mengingat kembali saat datang ke rumah Kang Woo dengan sangat marah.
“Apa Kau pikir aku serendah itu? Seperti orang berengsek yang mengajak kencan karena taruhan? Apa Kau sungguh berpikir aku seperti itu?” ucap Kang Woo marah
“Bahkan waktu itu juga?” ucap Seo Yeon bingung.
Kang Woo baru pulang kaget melihat Seo Yeon menunggu didepan rumah, dengan wajah panik bertanya alasan datang dan sudah menunggu berapa lama karena seharusnya menelepon. Seo Yeon yang sedang kalut sepertitidak memikirkan itu.
“Kau tidak di rumah, jadi, kupikir aku akan menunggu sampai kau pulang.” Ucap Seo Yeon.
“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak sopan jika terus menghindarinya. 


Di dalam rumah, keduanya sama-sama diam. Kang Woo pikir akan mengambilkan minum.  Seo Yeon memberitahu kalau punya pertanyaan. Kang Woo langsung kembali duduk.  Seo Yeon mengaku ingin tahu soal kejadian 15 tahun lalu.
“Aku mulai berpikir ada hal lain yang tidak kuketahui. Apa saat itu kau tulus?” tanya Seo Yeon. 

Flash Back
Semua anak berkumpul dan ketua genk mengatakan kalau kali ini, Joo Seo Yeon dan taruhanya kalau mereka bisa ambil semua uang ini jika dia setuju saat mengajak kencan. Jika ditolak, maka akan kehilangan uangnya. Kang Woo terlihat hanya bisa tertunduk diam.
“Jadi, siapa yang mau mengajaknya berkencan?” tanya Ketua Genk. Seo Yon pun mendengar pembicaraan dari balik rak buku dan lansung pergi
“Bagaimana jika dia benar-benar setuju?” ucap temanya, Ketua Genk pikir akan... Tiba-tiba Kang Woo menyela.
“Tidak! Seo Yeon itu temanku.” Ucap Kang Woo. Semua langsung mengeluh dengan ucapan Kang Woo.
“Jangan lakukan. Jika kalian butuh uang lagi, akan kubawakan. Jadi, jangan lakukan ini.” Ucap Kang Woo memberikan uang pada ketua Genk. Semua melonggo melihat uang yang diberikan Kang Woo sangat banyak.
“Jangan lakukan itu tapi aku punya banyak uang.” Kata Kang Woo mencoba menghentikan agar tak melakukan sesuatu pada Seo Yeon. 

“Saat itu aku bisa menghentikan mereka, tapi aku tidak tahu kapan mereka akan mengulanginya. Aku ingin melindungimu di sisiku. Tapi... Entah kenapa aku merasa sangat percaya diri hari itu. Aku tidak tahu kamu akan menolakku.” Akui Kang Woo.
Seo Yeon mengingat saat mengatakan pada Kang Woo “Aku tidak menyukaimu bukan karena kamu jelek dan gemuk.”dengan tatapan sedih merasa kalau selama ini salah paham dan membahas tentang kebohongan Hyun Soo memacari Kang Woo.
“Kudengar kau tidak mengetahuinya... Benarkah?” ucap Seo Yeon. Kang Woo terlihat gugup.
“Akulah yang jahat... Aku salah paham soal kau, menghakimimu, dan berpikir macam-macam sendiri.” Kata Seo Yeon
“Tidak. Aku bisa mengerti alasanmu salah paham. Semuanya salahku karena tidak becus menjelaskannya. Ini salahku.” Ucap Kang Woo.
“Tidak, kau sudah melakukan bagianmu 15 tahun lalu, hari itu, dan sekarang juga. Maaf karena selama ini aku tidak memberikan jawaban. Maafkan aku sudah menyakitimu. Serta... Maafkan aku juga tentang hal ini.” Kata Seo Yeon lalu melangkah pergi. Kang Woo hanya bisa melonggo. 



Kang Woo mengejar Seo Yeon ingin tahu alasanya dan mengaku tahu pertanyaan ini picik dan kekanak-kanakan jadi ingin tahu alasanya. Seo Yeon hanya menatapnya. Kang Woo pikir kalau ia terlalu kejam dan Seo Yeon pasti tahu kalau sengaja melakukannya.
“Aku tidak dewasa... Aku tidak dewasa, jadi, ingin mendapat perhatianmu.” Ucap Kang Woo.
“Bukan itu alasannya.” Kata Seo Yeon. Kang Woo pun ingin tahu Bagaimana jika menjadi baik kepadanya.
“Bagaimana jika aku memperlakukanmu dengan baik?” ucap Kang Woo. Seo Yeon pikir tidak ada gunanya dan langsung berjalan pergi.
“Apa ada orang lain? Apakah Lee Min...” ucap Kang Woo dan Seo Yeon langsung memberitahu.
“Aku tidak bisa menyukai seseorang yang mirip sepertimu.” Akui Seo Yeon. Kang Woo melonggo kaget.
“Aku tidak suka pria tampan... Aku muak dengan orang-orang yang mirip denganmu seumur hidupku.” Tegas Seo Yeon. Kang Woo benar-benar tak percaya mendengarnya. 


Seo Yeon pulang ke rumah ingin berganti pakaian lalu berpikir  Kang Woo juga akan mengerti. Sementara Kang Woo pergi ke rungan gym lalu menatap tubuhnya di cermin yang sempurna dan jadi idaman para wanita bahkan pria juga mengaguminya.
“Apa yang telah kulakukan selama ini?” ucap Seo Yeon bingung. 

Di sekolah, Kang Woo berbicara dengan pengeras suara dan terdengar ke seluruh sekolah. “Joo Seo Joon dari Kelas 11-4. Datanglah ke ruangan Direktur Utama. Secepatnya!” Seo Joon melonggo dari depan pintu ruangan bertanya apakah Kang Woo ingin menemuinya.
“Duduklah.” Kata Kang Woo. Seo Joon duduk dengan wajah gugup dan ingin tahu alasan Seo Joon ingin menemuinya.
“Seo Joo.. Kenapa kamu melakukannya? Kenapa kamu sangat mengganggu kakakmu?” ucap Kang Woo. Seo Joon bingung.
“Jadi, kamu peserta pelatihan di HS Entertainment... Aku akan menyiksamu!” teriak Kang Woo. Seo Joon terlihat ketakutan. 

Kang Woo pergi ke showroom mobil Won Jae dan sudah duduk di mobil baru dan memastikan kalau bisa membawa ini untuk uji kemudi. Won Jae akhirnya ikut duduk disamping mobil sambil berpegangan tangan, Kang Woo mengemudikan mobil dengan cepat.
“Kenapa kau menjalani hidup yang buruk?” teriak Kang Woo. Won Jae heran dengan yang dikatakan Kang Woo.
“Kenapa kau menjalani hidup yang buruk?” teriak Kang Woo. Won Jae mengumpat dan menyuruh Kang Woo agar Hentikan mobilnya dan menepi sekarang.
“Kenapa kau mengganggu Seo Yeon? Kenapa?” teriak Kang Woo terus melajukan mobil dengan cepat. 

Kang Woo pergi ke bar dengan wajah marah kembali berkata “ Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau mempersulit Seo Yeon?” sambil berteriak. Won Seok sedang memotong jeruk dengan memegang pisau menyuruh Kang Woo duduk. Kang Woo pun menurut.
Won Jae menuangkan wine, Kang Woo langsung meminum habis. Won Seok kembali menuangkan wine sambil memperingatkan Jangan berkeliaran di sekitar Seo Yeon. Kang Woo pikir itu bukan urusan Won Seok . Won Seok langsung menusuk pisau diatas kayu. Kang Woo ketakutan.
“Tidak ada banyak hal yang bisa hilang dari hidupku. Prasangka aneh Seo Yeon terhadap penampilan orang sebagian memang kesalahan kami, tapi bukan sepenuhnya salah kami. Ada sesuatu yang lebih dalam.” Ungkap Wo Seok
“Sangat dalam sampai kamu bahkan tidak tahu di mana. Jadi, dia tidak akan menyukaimu dengan wajahmu itu.” Jelas Won Seok. Kang Woo ingin tahu. apa itu
“Habiskan itu dan pergilah.” Ucap Won Seok tak mau menjawabnya. Kang Woo akhirnya meminum habis winenya. 


Kang Woo menatap Tuan kentang  yang makin tumbuh besar. Ia pun teringat dengan yang dikatakan Seo Yeon “Ada sesuatu yang lebih dalam. Sangat dalam sampai kamu bahkan tidak tahu di mana.”
“Masalah datang silih berganti... Tidak, akankah ada masalah yang harus kuselesaikan? Aku bahkan tidak punya kesempatan.” Ungkap Kang Woo lalu mengambil ponselnya. 

Kang Woo menelp Tuan Kim memberitahu kalau Seo Yeon tidak suka pria tampan. Tuan Kim bingung, Kang Woo menegaskan kalau wajahnya itu adalah masalah dari semuanya. Dokter Kim masih bingung
“Dia tidak suka wajah tampanku. Dia tidak menyukaiku karena aku tampan.”ucap Kang Woo marah
“Yang benar saja! Jika kamu tidak suka wajah itu, berikan kepadaku.” teriak Dokter Kim marah dan langsung menutup telpnya.
“Dia selalu menelepon saat aku makan... Bertahanlah. Sebentar lagi.” Ucap Dokter Kim dan melihat mienya sudah tidak bisa makan ini karena terlalu lembek dan mengeras. 

Seo Yeon menatap kalender di meja kerjanya lalu memikirkan sudah berapa hari sejak terakhir Kang Woo masuk kerja. Ia lalu berpikir kalau Kang Woo tidak akan pernah masuk dan terlihat sedih.
“Hei... Sadarlah... Sadarlah... Ini bukan saatnya teralihkan.” Ucap Seo Yeon menyadarkan dirinya. 

Seo Joon masuk ruangan memanggil kakaknya,  dengan wajah bahagia memberitahu kalau Peringkatnya naik 100 posisi. Seo Yeon ikut bahagia dan ingin memeluk adiknya tapi Seo Joon langsung bergegas pergi menelp Ho Dol memberitahu kalau ia berhasil!
Saat membuka pintu melihat Joo Hee akan masuk, keduanya sama-sama berjalan ke arah yang sama jadi saling bertabrakan. Akhirnya Joo Hee menyuruh Seo Joon minggu dan masuk ruangan. Seo Joon hanya bisa menatap heran.

Joo Hee masuk ke dalam ruangan terlihat tak bersemangat. Seo Yoon pun memanggil Joo Hee ingn tahu tentang rapornya. JooHee seperti enggan memberikanya Seo Yeon ingin tahu, Joo Hee akhirnya memberikan hasil rapornya.
“Astaga. Kau naik berapa posisi? Hasil ujianmu bagus sekali, Joo Hee.” Puji Seo Yeon bahagia.
“Terima kasih... Ini semua berkat kelas bimbingan yang kamu berikan.” Ucap Joo Hee.
“Tutormu adalah guru yang hebat... Pasti sulit mengajarkan Seo Joon.” Ucap Seo Yeon bahagia.
“Bu Joo... Seo Joon...” kata Joo Hee gugup dan mengingat Seo Joon yang ketakutan sambil memanggil ibunya ketika gelap.
“Kenapa? Seo Jun merundungmu lagi? Si berengsek itu.” Kata Seo Yeon sangat marah
“Tidak, bukan begitu. Aku ingin memberitahumu Seo Joon berusaha sangat keras.” Kata Joo Hee mengurungkan niatnya.
“Benar, bukan? Kurasa dia sangat ingin menjadi selebritas... Kamu hebat, Joo Hee... Ganti pakaianmu dan keluarlah.” Ucap Seo Yeon lalu keluar ruangan.
“Seharusnya aku memberitahunya.” Kata Joo Hee terlihat merasa bersalah. 


Di ruangan latihan, Seo Joon sedang menari tapi pikiranya melayang saat Joo Hee menenaminya saat ketakutan dan bertanya apakah baik-baik saja. Seo Joo akan pindah posisi tapi kakinya tersandun dan akhirnya terjatuh. Pelatih wanita langsung memarahinya.
“Hei, tetaplah fokus.”ucap Pelatih. Seo Joon meminta maaf, Pelatih pikir kalau Seo Joon merasa  sudah bagus karena nilainya nyaris lulus. Seo Joon meminta maaf.
“Seperti yang kalian tahu, Hi-Seven akan segera tampil di panggung besar. Dua dari kalian akan terpilih sebagai penari latarnya. Kau tahu betapa pentingnya memiliki pengalaman, bukan? Ini kesempatan kalian untuk tampil di depan ribuan orang. Jadi, berlatih yang keras, ya?” kata pelatih. Seo Joon dkk menganguk mengerti. 

Akhirnya latihan pun berakhir, Seo Joon masih saja melamun. Jung Ho mengaku sangat ingin menjadi penari latar untuk Hi-Seven. Seo Joon hanya diam saja. Jung Ho akhirnya menyadarkan Seo Joon,  Seo Joon akhirnya berdiri.
“Jung Ho, boleh aku tidur di rumahmu malam ini?” ucap Seo Joon. Jung Ho bingung kenapa tiba-tiba.
“Tidak apa-apa. Aku tidak mau pulang.” Ucap Seo Joon. Jung Ho pikir Seo Joon kabur. Seo Joon pikir temanya tak memperbolehkanya.
“Tidak, tentu boleh... Tapi kenapa?” tanya Jung Hoo. Seo Joon mengaku karena ada sesuatu di rumah yang memberinya reaksi alergi.
“Apa Kau punya anjing?” kata Jung Ho. Seo Joon terdiam dan menganggap Joo Hee itu anjing lalu mengaku itu Benar dan Hal semacam itu.
Bersambung ke "Episode 16"

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar