PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 16 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di rumah
Jung Hyuk membuka kendi berisi daging yang dibungkus. Se Ri terpana bertanya kenapa menaruh daging di sana. Ju Meok memberitahu Makanan tak akan membusukjika ditaruh di wadah garam. Se Ri pun ingin tahu dimana lauk lainnya
Ju Meok menujunkan sesuatu lalu membuka pintu seperti menuju bawah tanah. Se Ri bertanya tempat apa ini dengan wajah melonggo. Ju Meok pikir apakah Se Ri tak tahu apa itu gudang kimchi. Se Ri bingung mengaku kalau tak tahu apa itu maksudnya.
“Ini namanya gudang kimchi. Kami menyimpan kimchi dan pasta di sana. Keduanya tak akan membusuk, tapi akan terfermentasi dengan lezat.” Ucap Ju Meok
“Astaga. Tempat ini tampak organik... Bagaimana, ya? Ini sangat keren. Apa Maksudmu, semua keluarga punya gudang ini, bukan kulkas?” tanya Se Ri penasaran.
“Jangan bicara.”perintah Jung Hyuk agar tak memberitahu tentang keadaan di negaranya. Se Ri pun memilih untuk melihat ruangan bawah tanah yang dianggap seperti kulkas. 


Jung Hyuk mulai memanggang daging. Eun Dong terpana melihat daging yang dipanggang dengan mulut melonggo. Jung Hyuk bertanya apa yang sedang dilihatnya. Eun Dong memberitahu Di kampung halamannya menggunakan daun gugur dan rumput liar sebagai kayu bakar.
“Menarik sekali bisa melihat briket.” Kata Eun Dong. Jung Hyuk memastikan Sebentar lagi, kampung halaman Eun Dong akan dimodernkan, jadi bisa pakainya.
“Jika briket dianggap modern, lalu kompor gas seberapa maju?”komentar Se Ri. Jung Hyuk langsung menatap sinis.
“Aku hanya bicara sendiri. Apa Itu dilarang juga?” keluh Se Ri lalu meminta agar Jangan terlalu matang karena lebih suka setengah matang. Jung Hyuk kembali menatapnya.
“Aku hanya bicara sendiri soal daging kesukaanku.” Kata Se Ri akhirnya hanya bisa tertunduk. 

Semua makan dengan lahap sementara Jung Hyuk hanya diam saja melihat semuanya. Ia memberitahu Se Ri kalau setelah makan, mereka harus kembali ke pos jadi meminta agar Se Ri memastikan tak ada yang tahu soal dirimnya.
“Apa Aku akan sendirian di sini?” tanya Se Ri panik.  Tentara Pyo mengeluh Se Ri itu ingin bersama dengan Jung Hyuk dirumah.
“Bukan itu maksudku. Bagaimana kalau ada keadaan darurat? Kalian pun tak punya ponsel.” Kata Se Ri. Tentara Pyo bingung apa maksudnya  Ponsel
“Apa yang tidak kita punya?” tanya Tentara Pyo bingung. Ju Meok memberitahu maksudnya itu telepon seluler.
“Telepon seluler? Tentu saja ada.” Kata Tentara Pyo bangga. Se Ri senang dan bertanya apakah mereka semua memilikinya. 

“Kami tak punya. Tapi komandan kompi kami punya. Dan banyak orang di negara ini punya ponsel juga.” Ucap Tentara Pyo
“Tak apa selama dia punya. Aku akan menghubunginya.” Ucap Se Ri bisa sedikit tenang.
“Kau dilarang pakai ponsel saat bertugas.” Kata Jung Hyuk. Se Ri bingung kalau nanti ada keperluan mendesak.
Jung Hyuk menujuk telp di rumahnya lalu memberitahu kalau Se Ri  tekan lima,maka akan terhubung ke kantor di markasnya. Se Ri berkomentar kaau ini seperti meja pramutamu hotel. Jung Hyuk menegsakan kalau rumahnya bukan hotel.
“Aku hanya memberi contoh.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk membalas kalau tak butuh contohnya.
“Baiklah. Akan kuhubungi jika sesuatu terjadi.” Kata Se Ri. Jung Hyuk berkomentar kalau Lebih baik tak menelepon.
“Tak akan sesering itu. Hanya saat mendesak.” Kata Se Ri menyakinkan. 

Jung Hyuk sudah ada diruangannya, telp berdering. Se Ri menelp meminta maaf lebih dulu memberitahu kalau sedang mencari sabun mandi tapi tak menemukannya. Jong Hyuk memberitahu kalau pasti ada sabun batang.
Beberapa saat kemudian Se Ri menelp lagi, menanyakan shampo dan menurutnya ini sangat mendesak. Jung Hyuk dengan ketus menjawab  Se Ri bisa mengunakan Sabun seperti terpaksa meladeninya.
“Aku menelepon untuk jaga-jaga, walau kecil kemungkinan, siapa tahu kau punya. Apa Kau punya lilin dengan wewangian? Aku sungguh membutuhkannya untuk mandi atau tidur...” ucap Se Ri dan Jung Hyuk langsung menutupnya.
“Aku tak dapat air panas. Ini sangat mendesak.” Ucap Se Ri bingung kembali menelp Jung Hyuk.


Se Ri akhirnya memasak air dengan tungku, lalu mengangkat air panas diember ke dalam kamar mandi dan bingung yang harus dilakukan. Ia teringat dengan perintah Jung Hyuk “Dengan jepitan pakaian di jemuran,  jepitlah kantong mandinya.
 “Selipkan di bawah ember, yang diisi air hangat. untuk menghalangi udara. Lalu kau bisa mandi air hangat.”
Se Ri menemukan plastik dengan jepitan dan langsung membuka seperti penutup di atas ember yang sudah disisi air. Ia pun tak percaya melihat sauna basah untuk satu orang dan menurutnya sangat luar biasa.
“Haruskah aku melakukan ini? Haruskah menunggu beberapa hari tanpa pancuran air?” ucap Se Ri ragu akhirnya masuk ke dalam plastik seperti berendam dan Hangat sekali, bahkan Menyenangkan.


Di kantor, Jung Hyuk mendengar bunyi telpnya  sambil mengeluh apa lagi Se Ri menelpnya. Tapi ternyata bukan Se Ri yang menelp, Sersan Utama.
“Kecelakaan mobil pagi ini di Gunung Suseok, semua perampok makam yang dibawa ke Pyongyang juga tewas.” Ucap Sersan Utama. 

BADAN KEAMANAN
Jung Hyuk pun datang dengan mobilnya, lalu teringat dengan ucapan pada Sersan Utama “Ini selalu terjadi. Apakah ini kebetulan? Mungkinkah Badan Keamanan menyimpan satu unit truk rahasia?” Di depan terlihat slogan “MARI BEKERJA DEMI PERDAMAIAN KOREA TETAP DI ATAS UNTUK MENCARI YANG SEMBUNYI DI BAWAH’
Jung Hyuk masuk ke gedung dengan penjagaan yang ketat lalu masuk ruangan melaporan Kapten Ri Jung Hyuk dari Komandan Kompi 5. Di dalam ruangan sudah ada Senior Kolonel dan juga Joo Chul Gang sedang meminum kopi. 

“Apa Kompimu akan diganti hari ini?” tanya Kolonel. Jung Hyuk membenarkan.
“Duduklah, dan minum kopi instan... Kopi ini dari Selatan.” Kata kolonel memperlihatkan banyak kopi dalam lacinya. Jung Hyuk menolak dengan halus.
“Kenapa? Apa sebab ini barang sitaan dari Selatan? Awalnya aku merasa tak nyaman, tapi kini aku ketagihan dengan rasa pahit dan manisnya. Kukira kau tak suka sesuatu yang manis.” Komentar Kolonel.
“Aku harus melaporkan sesuatu.” Ucap Jung Hyuk. Kolonel mempersilahkan.
“Kudengar konvoinya terbalik karena kecelakaan pagi ini, dan semua perampok itu tewas.” Kata Jung Hyuk.
“Aku sudah dengar. Aku kasihan, tapi mau bagaimana?” ucap Chul Gang seolah tak peduli
“Itu harus diinvestigasi. Mereka menabrak mobil apa? Kecelakaan atau disengaja? Jika disengaja, siapa pelakunya? Dan kenapa insiden seperti ini terus terjadi?” kata Jung Hyuk dengan wajah serius.
“Kau punya banyak pertanyaan, Kapten.” Komentar Kolonel. Jung Hyuk un meminta izin agar bisa menyelidikinya.
“Baik. Silakan. Badan Persidangan mengurus kecelakaan ini, akan kukabari mereka. Sebaiknya pergi ke kantor pusat di Pyongyang besok.” Kata Chul Gang. Jung Hyuk menganguk mengerti dan langsung pamit pergi.
“Apa Kau yakin tak apa-apa?” tanya Kolonel gugup.  Chul Gang yakin karena Direktur itu sahabatnya.
“Kenapa Ri Jung Hyuk begitu konservatif? Apa Dia punya dukungan?” tanya Kolonel
“Resumenya tak menyebutkan soal latar belakang keluarganya. Aku belum tahu pasti dia seperti apa.” Kata Chul Gang. Kolonel menganguk mengerti.
“Kolonel Senior... Kurasa akan ada rekening baru.” Kata Chul Gang. Kolonel ingin tahu siapa itu. 



Di sebuah HOTEL CHILBOSAN,Seung Jung masuk dengan wajah santai seolah tak punya rasa salah bahkan mengoda wanita yang menurutnya canti.
“Dia bersembunyi setelah penipuan satu miliar won. Dia datang ke Shenyang setelah pergi ke Filipina dan Malaysia untuk menghindari kepolisian. Kita bisa pastikan jumlah kekayaannya. Dan dia tak keberatan menghabiskan uang untuk dirinya. Sebaiknya kita mendekatinya.”
Seung Jung masuk ke restoran, Tuan Oh melihat seorang pria yang sudah menunggunya. CEO Chun pun menayap Tuan Oh dan mereka saling berjabat tangan. Seung Jung menatap CEO Chun dan langsung duduk tanpa menyapanya. 
“Kami tak punya waktu, jadi, aku akan langsung saja. Begitu kau tanda tangani kontrak, maka kau akan aman. Kami pasti melindungimu, dan membawamu ke Korea Utara dengan selamat.” Jelas CEO Chun memperlihatkan berkas kontrak.
“Ada berbagai pilihan dengan harga berbeda. Dimulai dari 20.000 dolar per bulan. Ukuran rumahmu, layanan medis, aktivitas rekreasi, cakupannya, hingga asuransi jiwa. Semua bisa dipilih.” Kata CEO Chun.
“Kalau yang paling mahal?” tanya Seung Jung dengan sedikit sombong.  CEO Chun menjawab seratus ribu dolar per bulan.
“Jadi, 1.200.000 dolar per tahun.” Tegas CEO Chun yang sudah menyiapkan rumah dengan ukuran besar. 


Disebuah tempat sudah ada papan bertuliskan [TERTUTUP BAGI UMUM] Rumah dengan lantai dua sudah banyak penjaga disekitarnya. Sebuah mobil masuk membawa bahan makanan ke dalam rumah, dengan fasilitas yang lengkap.
“Kau akan dapat rumah dua lantai, dengan ruang tamu, sauna dalam rumah, dan kolam renang. Kau bisa Dapat lima orang penjaga yang terlatih. Koki profesional, pengurus rumah, sopir, dan tukang kebun juga termasuk.” 

“Kau bisa nikmati aktivitas rekreasi seperti golf atau berburu. Kau juga bisa memasuki kasino. Bagaimana?” ucap Tuan Chun.
“Kubayar 200.000 dolar per bulan. Jadi, 2.400.000 dolar per tahun. Tapi sebaiknya kau tak ingkar janji setelah memasuki negara itu. Kalian harus ingat kalau uangku ada di rekening luar negeri. Jika ada yang menyakitiku, maka kalian tak akan dapat uangnya. Paham?” ucap Seung Jun memastikan.
“Pak Gu Seung Jun,  UU pembatasan penyerangan, lima tahun. Lalu Mencederai, tujuh tahun. Kasus penipuan sepertimu, sepuluh tahun. Banyak orang dari Korea Selatan habiskan masa UU pembatasan di sini, di bawah perlindungan anak buahku demi menghindari kepolisian Korea Selatan dan Interpol.” Kata CEO Chun
“Aku tahu... Sebab itu aku kemari.” Ucap Seung Jun. CEO Chun menegaskan kalau mereka  menjalankan bisnis dengan pertaruhkan nyawa.

“Demi melindungi pelanggan kami yang melakukan tindak kriminal, maka kami harus lakukan tindak kriminal juga. Jadi, tanpa kepercayaan bersama, kita tak akan bisa menyepakati kontrak ini.” Tegas CEO Chun.
Seung Jun terlihat sedikit gugup mengaku paham dan mengeluh CEO Chun itu terlalu serius sekali. Ia memberitahu  mau ke Korea Utara hanya untuk tur Gunung Kumgang dan langsung memberikan tanda tanganya dengan cepat diatas surat kontrak. 



Di korea utara
Semua anak sedang bermain bersama. Nyonya Ma memanggil Nam Sik anaknya yang masih main karena sudah malam lalu mengajaknya pulang.  Nyonya Na pun juga memanggil anaknya untuk segera pulang. Semua ibu mengajak anaknya pulang, hanya satu anak yang tertinggal.
“U Pil...” teriak seorang pria. U Pil memanggil sang ayah dengan wajah bahagia. Tuan Jung Man Bok memeluk sang anak bertanya Sedang apa dilapangan sendiri
“Apa ini?” tanya U Pil melihat ayahnya membawa makanan. Tuan Jung memberitahu kalau ini donat kesukaan anaknya. U Pil terlihat bahagia makan donat sambil pulang dengan sang ayah.  

Se Ri baru saja selesai mandi lalu tiba-tiba lampu dirumah mati dan mengeluh kalau banyak sekali kejutan hari ini. Sementara ditiap rumah par istri meminta agar membawa lampu karena listriknya mati. Nyonya Hyun membawakan makan untuk suaminya Tuan Jung dan anaknya.
Tuan Jung membawakan senter kepala untuk anaknya agar bisa belajar. Se Ri kebingungan karena lampu dirumah mati dan mencoba menelp Jung Hyuk tapi tak ada yang mengangkatnya, lalu berpikir kalau mau menguburnya. Ia pun mencoba mencari senter.
Tiba-tiba terdengar suara seseroang masuk rumah. Se Ri panik berpikir ada orang yang jahat masuk dan mencari vas bunga untuk memukul si pencuri, tapi saat seseorang masuk itu adalah Jung Hyuk membawa banyak belanjaan. Keduanya pun kaget.
“Kau sedang apa? Kenapa kau di sini?” keluh Se Ri seperti sangat ketakutan.
“Kau bilang butuh lilin, Kau butuh in saat mandi dan tidur.” Ucap Jung Hyuk memperlihatkan lilin besar ditanganya.
“Ini hanya lilin. Yang aku butuh lilin dengan wewangian.” Keluh Se Ri lalu menangis. Jung Hyuk binggung dan akirnya meminta maaf.
“Aku tahu kau akan merasa bingung. Tapi aku tak percaya apa yang sedang kualami saat ini.” Ungkap Se Ri terus menangis. Jung Hyuk pun hanya bisa terdiam mengambil vas dari tangan Se Ri. 



Di semua rumah terlihat gelap dan hanya ada nyala lilin. Nyonya Na sibuk menutup jendela meminta agar suaminya lebih cepat. Tuan Choi gugup kalau ada orang yang tahu. Nyonya Na seolah tak peduli dan akhirnya bahagia melihat rumah mereka terang dengan bantuan genset lalu memanggil Ho Yeong bisa selesaikan PRnya sekarang.
“Ibu, karena ada pemadaman, aku bisa tidur saja.” Kata Ho Yeong. Nyonya Na langsung memukul anaknya.
“Ayahmu bahkan membawa generator diam-diam untuk nyalakan lampu. Cepat selesaikan PR-mu. Jika kau melawan lagi, ibu telanjangi dan usir dari rumah.” Kata Nyonya Na memarahi anaknya.
“Aku bukan peringkat terakhir. Nam Sik masih di bawahku.” Kata Ho Yeong. Nyonya Na baru mengetahuinya.
“Kau pasti merasa tenang karena Nam Sik di bawahmu. Tapi Lakukan saja.” Kata Nyonya Na. Ho Yeong pun tak bisa melawan. 


Nyonya Na akhirnya mendekati suaminya bertanya apakah bisa dipromosi kali ini. Tuan Choi mengaku tak tahu kalau itu  Tergantung kolonel senior yang menilai. Nyonya Na mengeluh kolonel senior kejam sekali kepada suaminya.
“Seharusnya kau coba bujuk istrinya.” Kata Tuan Choi. Nyonya Na mengaku sudah berusaha keras agar disukai olehnya.
“Kenapa bilang begitu? Soal istri Kapten Na. Aku melihatnya pergi ke rumah Kapten Na membawa barang-barang.” Ucap Tuan Choi. Nyonya Na kaget mendengarnya. 

Akhirnya Nyonya Na datang ke rumah Nyonya Ma membawa kentang rebus samblil terus mengetuk pintu, tapi Nyonya Ma tak mendengar karena sedang menontonTV. Nyonya Na yang masuk melonggo kaget karena rumah Nyonya Ma terang benderang sambil menonton layar datar.
“Lihatlah Ok Geum. Dia menyalakan generator agar aku bisa menonton TV.” Kata Nyonya Ma
“Ok Geum, kakimu tak apa-apa?” tanya Nyonya Na, Nyonya Yang dengan nafas terengah-engah mengaku tak apa-apa.
“Aku senang bisa melihatmu tertawa. Aku tak peduli jika kakiku patah. Ini Bukan masalah.” Kata Nyonya Yang terus mengayuh sepeda. Nyonya Na hanya bisa melonggo. 


Di sebuah fitness center, Sang Ah juga sedang berolahraga. Ye Jin datang menyapa Sang Ah lalu berdiri disampingnya. Sang Ah seperti tak suka kedatangan Ye Jin.  Ye Jin mengaku makan terlalu banyak tadi jadi merasa kembung.
“Apa sudah ada kabar?” tanya Ye Jin. Sang Ah pikir mereka  seharusnya ditelepon jika ada kabar terbaru.
“Aku kasihan. Dia masih muda. Dia bahkan belum menikah. Maksudku, Ayah bahkan mau mewariskan bisnisnya kepada dia. Dia mungkin mengira itu akan terjadi. Waktunya sungguh tak pas.” Komentar Ye Jin.
“Apa maksudmu?” tanya Sang Ah seolah tak mengerti, Ye Jin pikir mereka  semua tahu kalau Ayah tak sungguh-sungguh.
“Dia tak sungguh melakukannya. Dia hanya ingin memancing suamiku. Pasti diberi ke putra sulung, tapi dia ingin putranya berusaha lebih keras. Jadi, dia berbohong, bilang putrinya yang akan menggantikan. Dia sungguh licik.” Ucap Ye Jin.
Sang Ah sengaja menyalakan Berita di layar TV terlihat “Saham Pilihan Seri tetap menguat selama tiga hari, menarik perhatian di pasar saham.”  Ye Jin yakin Begitu kabar CEO-nya menghilang, maka harga sahamnya akan terjun bebas. Sang Ah hanya bisa menghela nafas. 



Se Ri duduk dengan Jung Hyuk dengan nyala lampu menceritakan apakah tahu soal saham, menurutnya Jung Hyuk pasti tak tahu. Ia memceritakan  Harga saham naik turu sebesar miliaran won tiap harinya.
“Aku bahkan pernah investasi tiga miliar won karena kenalanku, dan kehilangan semuanya. Tapi... Aku sekarang lebih kesal daripada saat itu. Daripada saat aku kehilangan tiga miliar won. Aku lebih kesal dan sedih.”ungkap Se Ri terus menangis.
“Apa yang kulakukan di sini? Aku bahkan tak tahu di mana lokasi Korea Utara. Dan kenapa aku harus menangis di hadapan orang asing? Ini sungguh menyebalkan.” Keluh Se Ri. Jung Hyuk tiba-tiba langsung mematikan lilin dengan tanganya.
“Jangan cemas. Aku tak bisa melihatmu sekarang.”Keberuntungan dan kesialan layaknya koin, ada dua sisi silih berganti. Segalanya akan baik-baik saja.” Kata Jung Hyuk menyakinkan.
“Apa Kau yakin?”tanya Se Ri. Jung Hyuk yakin lalu berdiri. Se Ri bertanya Jung Hyuk mau kemana.
“Aku harus naik kereta ke Pyongyang di pagi hari.” Kata Jung Hyuk. Se Rin ingin tahu Kapan akan kembali. Jung Hyuk menjawab tak tahu.
“Aku mungkin tak bisa mengantarmu pergi. Kameradku akan membantu. Jangan cemas dan Aku bawakan barang yang kau butuhkan.” Kata Jung Hyuk dan keluar dari rumah. 



Se Ri ikut keluar menahan Jung Hyuk dan ingn tahu Siapa namanya karena  mau mengingatnya dan mau membalas bantuannya. Jung Hyuk pikir tak perlu dan menurutnya itu tak membantu.
“Aku sudah memintamu, jangan beri tahu apa yang terjadi saat kau pulang. Sebaiknya, lupakan saja.” Ucap Jung Hyuk dingin. Se Ri pun tak bisa berkata-kata. 



Se Ri akhirnya masuk rumah melihat tas yang dibawa Se Ri ingin tahu apa isinya. Ia melhat beberapa botol shampo lalu mengeluh kalau Jung Hyuk K tadi menyuruhnya memakai sebatang sabun dari kepala sampai kaki.
“Ini semua dari Korea Selatan... Dia dapat dari mana?” ucap Se Ri bertanya-tanya.
Flash Back
Jung Hyuk terlihat gugup didepan pedagang kosmetik. Seorang wanita pun  bertanya apakah Jung Hyuk mencari kosmetik. Jung Hyuk terlihat binggung, Si wanita membuka tirai dibagian belakang memberitahu kalau itu barang-barang dari Selatan.
“Ini toner, dan ini pembersih wajah. Ini krim siang, itu krim malam. Mana yang kau butuhkan?” ucap Si wanita. Jung Hyuk bingung akhirnya meminta semuanya.


Se Ri lalu melihat tas lain dan isinya adalah pakaian dalam, tak pecaya kalau Jun Hyuk juga membelinya.
Flash Back
Si bibi bertanya apakah butuh pakaian dalam dan memperlihatkan di rak lain kalau itu pakaian dalam dari Selatan dengan merek Vivian, Venus Bodyguard jadi ingn tahu Jung Hyuk mau yang mana. Jung Hyuk memalingkan wajahnya terlihat malu mengaku mengambil semuanya.
“Lalu Ukurannya? Ukuran yang kau butuhkan?” tanya si wanita. Jung Hyuk tak tahu menjawab yang mana pun boleh.

“Astaga, dia salah mengira ukuranku... Mungkin akan muat.” Ucap Se Ri melihat pakaian dalamnya hanya bisa tersenyum. Ia lalu melihat ada botol dalam kotak. 
Se Ri makaikan obat di kakinya lalu berkomentar kalau Jung Hyuk  pura-pura cuek, tapi ternyata dia manis. Lalu berpikir Jika ini mimpi, meminta agar membangunkannya.
Bersambung Ke Part 3

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar