PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 22 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Tentara Pyo dkk akhirnya datang ke desa, dengan bangga kalau tentara Pyo yang menghajar 17 orang. Saat itu seorang sedang ada di tiang listrik lalu melaporkan kalau Anggota Kompi Lima memasuki rumah Kapten Ri dan ingin tahu dengan sinyalnya. Tuan Jung mengaku Bisa mendengarnya.
“Kamerad, aku mau bicara denganmu.” Ucap Ju Meok. Se Ri kaget Ju Meok ingin bicara denganya.
“Apa Kau pikir itu masuk akal?  Kwon Sang-woo dan Choi Ji-woo akhirnya berpacaran...” ucpa Ju Meok tak terima. Se Ri pikir itu Tak apa-apa.
“Tapi kenapa Shin Hyun-joon harus mati?” keluh Ju Meok. Tuan Jung terus mencatat percakapan keduanya.
“Hei, penggemar Stairway to Heaven. Kau membuatku kesal dengan drama bertahun-tahun lalu. Dari sudut pandangku, Shin Hyun-joon pantas mati saat itu.” Ucap Se Ri. Ju Meok kaget dan merasa tak terima.
“Dia sudah lama jatuh cinta dengan Choi Ji-woo. Kenapa dia harus...” kata Ju Meok
“Anggaplah dia tidak mati. Berarti dia harus menyaksikan wanita pujaannya bahagia dengan pria lain. Pikirkanlah.” Kata Se Ri santai. Tuan Jung terus mencatat dan terlihat bingung.
“Tapi tetap saja, kematiannya terasa tak adil.” Kata Ju Meok marah. Se Ri mengeluh kalau Bukan i juga yang membunuhnya.
“Itu sudah berakhir. Jangan paksa aku Ini obsesi. Wanita benci ini Kau membuatku kesal” keluh Se Ri
“Dia bersikeras tidak membunuhnya... "Ini sudah berakhir. Obsesi." Apa yang mereka bicarakan?” ucap Tuan Jung bingung menuliskan catatanya. 


Jung Hyuk pergi ke Pos “KEMENTERIAN ANGKATAN BERSENJATA KOREA KEPOLISIAN. Seorang petugas meminta Jung Hyuk agar menunjukan surat izinnya. Jung Hyuk memperlihatkan dan memberitahu kalau ia adalah Kapten Kompi Lima dari Batalion Polisi Militer.
“Kepala pos jaga ada di sini?” tanya Jung Hyuk. Akhirnya Jung Hyuk bertemu dengan kepala pos jaga.
“Ya. Sekitar pukul 23.00, tanggal 16, tiga truk Kamaz melewati daerah ini.” Ucap Kepala pos.
“Area ini hanya bisa dilewati dari Pos Jaga 10, 'kan?” ucap Jung Hyuk memastikan. Kepala Pos membenarkan.
“Apa Ada yang mencurigakan?” tanya Jung Hyuk. Kepala Pos mencoba mengingat-ingat.
“Ketiga truk besar yang bisa memuat sepuluh ton kosong saat datang dan pergi, itu jarang terjadi. Aku pikir Tak ada alasan melakukan itu, karena menyia-nyiakan bahan bakar.” Cerita Kepala Pos. 
Flask Back
Kepala Pos mencoba melihat isi dari truk. “Saat aku melihat truknya lewat, awalnya kukira mau mengangkut air. Tapi isi kargonya masih kosong saat keluar.” Akhirnya Ia meminta surat izin pengemudi truk, si pria memberikan suratnya.
Kepala melihat tertulis “SURAT IZIN BAGIAN TEKNISI”  
Jung Hyuk memastikan kalau Mereka sungguh dari Bagian Teknisi. Kepala Pos mengaku tidak memeriksa Tapi kendaraannya memang milik Bagian Teknisi. Jung Hyuk bertanya apakah ia tahu wanita yang tewas hari itu Kepala memberitahu kalau Wanita itu dari Sinuiju.
“Dia pedagang jarak jauh di wilayah ini. Karena pelat nomornya ditemukandi daerah sini, tampaknya dia mengalami kecelakaan saat ingin menumpang ke Kaesong. Sangat gelap saat malam di sini, jadi...” ucap Kepala Pos

“Mungkin saja dia saksi.” Komentar Jung Hyuk. Kepala mengaku Saat itu gelap, tak bisa lihat dengan jelas, tapi...

Si Pria melihat bagian depan truk yang tajam saat masuk ke pos penjagaan.
“Armor yang dipasang di depan truk bukanlah armor biasa. Tampak terbuat dari baja khusus. Aku tak pernah lihat yang seperti itu dan Tak akan ada kendaraan yang selamat jika ditabrak itu”
“Kurasa kau tak bisa gunakan itu di luar kepentingan.cPasti hanya dipakai saat dibutuhkan. Kenapa tak coba periksa garasinya?.” Ucap Kepala Pos
“Jika ada yang menanyakanmu soal insiden ini, sebaiknya kau bilang tak tahu. Aku tak mau kau terlibat masalah.” Perintah Jung Hyuk. Kepala Pos menganguk mengerti. 


Tuan Jo menaiki mobilnya lalu berhenti disebuah rumah, didepan ada penjaga dengan tertulis “KHUSUS PIHAK BERWENANG” melihat wajah Tuan Jo pintu pun dibuka. Tuan Jo akhirnya menunggu di sebuah rumah, Seung Jun pun keluar menemuinya.
“Terima kasih sudah datang... Aku Jo Cheol Gang.” Ucap Tuan Jo mengulurkan tangan, Seung Jung dengan wajah sombong tak ingin menjabat datang dan langsung duduk.
“Kau tahu, ada banyak orang yang mau membunuhku di Korea Selatan. Tapi aku berhasil kabur dari mereka dan sampai di sini. Lalu Aku juga hampir mati saat hujan di Korea Utara dalam mobil berkecepatan 10 km per jam. Menurutmu karena apa?” ucap Seung Jun mengeluh
“Itu Karena tak ada penyeka jendela. Apa Menurutmu aku habiskan uang itu untuk diperlakukan begini? Kau pikir aku bodoh, ya?” kata Seung Jun marah.
“Dengar, Kamerad Gu Seung Jun” ucap Tuan Jo. Seung Jun tak terima dipanggil "Kamerad"
“Kenapa aku jadi kameradmu? Kita tidak satu partai.” Kata Seung Jun kesal.
“Aku pebisnis dengan pakaian militer. Aku dibayar untuk melindungi pelangganku, tapi aku juga bisa melanggar kontrak.” Kata Tuan Jo sinis.
“Katamu kau pebisnis. Bukankah kau butuh uang?” kata Seung Jun merasa punya banyak uang dan punya kuasa.
“Katamu banyak orangyang mau membunuhmu di Selatan.Jika kau kuserahkan pada mereka, maka aku bisa dapat uang. Selama mendapat yang kuinginkan, aku tak peduli.” Balas Tuan Jo. Seung Jun panik.
“Katamu kita kamerad...Bukankah leluconmu terlalu kejam untuk kameradmu? Mari kita lakukan ini, Kamerad.” Kata Seung Jun mengulurkan tangan mencoba untuk menenangkan Tuan Jo. 



Se Hyung berbicara dengan anak buahnya, dan tak menemukan Seung Jung di Filipina. Ia terlhat kesal memastikan kalau anak buahnya benar-benar sudah mencarinya. Istrinya duduk disamping membaca majalah dengan telinga yang terus mendengarkan.
“Dia pergi? Kapan? Kau Pergi ke Hong Kong atau Makau... Kau tahu aku. Kurasa dia di Makau.” Ucap Seu Hyung lalu menutup telpnya. 

“Kurasa bukan di Makau.” Kata Nyonya Ko. Se Hyung bingung. Nyonya Ko pikir Kenapa kejar dari belakang
“Cegat dia di depan.” Kata Nyonya Ko. Se Hyung mengeluh kalau istrnya itu sedang bermain kuis dengan dan Bilang saja apa maksudnya.
“Orang terdekatnya, Manajer Oh, informan di Tiongkok.” Kata Nyonya Ko.
“Inikah yang kau maksud? Beijing, Shanghai, Yanbian, dan Shenyang. Apa Kau kira Gu Seung-jun itu tak tahu Tiongkok itu daerahku? Dia cari mati jika ke sana. Apa Kau pikir dia tak tahu kalau kau berpikir seperti itu?” kata Se Hyung
“Dia pasti ke tempat yang menurutmu tak akan dia kunjungi.”ucap Nyonya Ko lalu turun dari mobil
Se Hyung akhirnya menelp anaknya menyuruh jangan ke Makau tapi Pergi ke Shenyang dan mengeluh kalau Kenapa kejar Seung Hn dari belakang tapi harus cegat di depan.
“Bajingan itu pasti pergi ke tempat yang menurutku tak akan dia kunjungi.” Kata Se Hyung


Nyonya Ko memperingatkan suaminya agar meminta harus tenang demi perusahaan dan Berikan saran realistis karena Rapat pemegang saham sebentar lagi. Se Hyung tahu sebentar lagi dan ia itu anak kedua jadi Situasi seperti ini tak menguntungkan baginya.
“Kau harus memanfaatkan semua pilihan yang ada. Pilihan yang tak didapat kakakmu, tapi hanya kau yang punya.” Ucap Nyonya Ko merapihkan baju suaminya.
“Apa Aku punya pilihan semacam itu?” tanya Se Hyung bingung. Nyonya Ko mengingatkan sesuatu.
“Aku. Kau punya aku.” Ucap Nyonya Ko. Se Hyung seperti mulai berpikir. 


Di ruang tengah, Tuan Yoon sudah duduk di tengah. Se Hyung mulai bicara pada sang ayah, kalau rapat pemegang saham... Se Jung melanjutkan dengan berkata “”Sudah dekat.” Se Hyung melirik sinis menyarankan sang ayah harus tetap tenang.
“Jika kabar Se-ri dipilih sebagai pewaris lalu dia menghilang...” ucap Se Hyung kembali disela oleh Se Jung
“Bukankah itu masalah besar? Lalu harga saham akan jatuh. Ada perbedaan besar antara putri yang tidak dipedulikan menghilang dan kepala eksekutif Grup Queens yang menghilang. Satu akan menjadi berita utama, yang lain akan jadi artikel kecil.” Jelas Se Hyung.
“Itulah perbedaannya. Artikel kecil bisa dihentikan. Berita utama tak bisa dihentikan.” Kata Se Hyung 


“Kau tak bisa hentikan. Bahkan Presiden pun tak bisa.” Kata Nyony Do. Se Hyung pikir itu Tidak mungkin. Tuan Yoon hanya diam saja.
“Tentu saja, yang terjadi pada Se-ri juga membuatku sedih.” Kata Se Hyung sambil menahan tangisnya.
“Itu benar, Ayah... Dia tak bisa tidur di malam hari. Bahkan Dia sampai susah makan. Kemarin, dia menyisakan kepala ikan bawal rebus, padahal kesukaannya.” Ungkap Nyonya Do mendukung suaminya. Nyonya Ko tak bisa menahan tawanya dan mencoba menutupi mulutnya kembali.
“Semua orang juga sama sedihnya denganku.”. Tak perlu bilang apa pun. Ungkap Se Jun pada istrinay. 

“Ayah, demi menangani krisis ini, kita butuh...” kata Se Jun dan langsung disela oleh Se Hyung kalau ia setuju.
“Butuh taktik standar untuk melalui ini. Walau ini krisis terbesar sejak berdirinya perusahaan kita. Kita harus bekerja sendiri atau melalui krisis ini dengan rekan tepercaya? Aku yakin kalian ingat saham kita naik empat hari berturut-turut saat kami menikah. Kenapa?” kata Se Hyung.
“Karena aku, putra Grup Queens, menjadi menantu Grup Sambok. Jika memilihku, Sambok akan membantu Queens melewati krisis ini. Jika Ayah umumkan pewaris baru Ayah di rapat umum pemegang saham, kabar menghilangnya Se-ri pasti akan mudah terlupakan.” Kata Se Hyung.
Nyonya Ko pun terlihat bangga. Nyonya Do kebingungan langsung memukul pinggang suaminya agar bisa membela diri.  Se Jun lalu mengingatkan tentang cara  menanggulangi 100 miliar won yang dihilangkan dan apakah pikir pemegang saham akan menerimanya.
“Omong-omong, bagaimana kalau menutup Se-Ri’s Choice? Kurasa kita bisa gunakan itu untuk menutup kekurangan dana. Lagi pula, pemiliknya sudah tiada.” Ucap Nyonya Ko. Tuan Yoon terdiam memikirkanya. 


Sek Hong menuruni tangga membahas  Jika mereka masih belum menemukannya dan merasa tak ada harapan karena Pegawai terus bertanya jadi sampai kapan harus disembunyikan Pegawai yang lain membenarkan kalau menyembunyikannya tak akan menghidupkannya kembali.
“Siapa yang mati?” teriak Tuan Park datang dengan wajah lusuh. Si pria bertanya siapa pria itu.
“Dia temanku. Dia mengurus asuransi Pimpinan Yoon.” Ucap Sek Hong. Tuan Park ingin membahas Sepuluh miliar... tapi Sek Hong langsung menghentikanya.
“Kenapa kau kemari?”tanya Sek Hong. Tuan park mengaku menemukan sesuatu yang penting.

Ia memperlihatakn artikel SELAMAT DARI BADAI dan Namanya Ewa Wisniewska. Sek Hong binggung Ema siapa yang dimaksud.
“Dia selamat dari kecelakaan yang mirip dengan Pimpinan Yoon.” Ucap Tuan Park. Sek Hong pikir itu omong kosong.
“Tahun 2007, berparalayang di Australia, dia tiba-tiba terbawa badai. Konon lebih besar daripada tornado kali ini. Lihatlah.” Kata Tuan Park memperlihatkan artikel yang dibawanya.
“Tidak.” Ucap Sek Hong tak peduli. Tuan Hong memberitahu Ewa Wisniewska terempas hingga 9.144 meter
“dan selama satu jam di atmosfer bersuhu minus 40 derajat. Dia mendarat di tempat terpencil, lalu diselamatkan.” Kata Tuan Park
“Kau paham? Dia diselamatkan. Apa Ewa itu juga menghilang berhari-hari sebelum diselamatkan?” kata Sek Hong
“Tidak, tapi... yang memberikan harapan, Ewa Wisniewska dan Pimpinan Yoonmemakai paralayang yang sama. Ini model paralayang terbaik yang bisa selamat dari bencana. Kesempatan badai merusaknya sangat kecil. Berarti, Pimpinan Yoon pasti mendarat di suatu tempat dan menunggu kita... Terlalu awal untuk menyerah. Aku tak akan menyerah.” Ucap Tuan Park mengikuti Sek Hong.
“Bahkan keluarganya hampir menyerah. Kau pikir kau siapa?” Kami sudah selesai... “ ucap Sek Hong 


“Kita harus perluas wilayah pencarian.” Kata Tuan Park. Sek Hong mengerti
“Anggaplah dia mendarat. Lalu kenapa dia tak bisa hubungi? Kau bisa pakai ponselmu di mana pun di Korea.” Kata Sek Hong
“Di pulau terpencil.. Tornadonya 40 meter per jam mengarah ke barat laut. Coba Lihatlah.” Ucap Tuan Park.  Sek Hong tak peduli dan akan pergi.
“Banyak pulau di Laut Kuning, Pulau Dangnamri, Pulau Deolgeomeori. Pulau Maebak, Pulau Wisaeri. Bahkan ada pulau bernama Seri... Dengarkanlah...” ucap Tuan park. Sek Hong tak peduli. 

Di rumah, Tuan Jung terus menguping ada apa aja. Se Ri pun menawarkan kentang rebus pada teman-teman Jung Hyuk. Mereka pun senang karena itu ide bagus. Tiba-tiba Se Ri melihat ada baju yang melayang lalu keluar dari rumah.
“Maling tali! Tangkap dia!” teriak Tentara Pyo. Se Ri bingung Maling tali itu apa.
Mereka mengejar anak kecil membawa baju tentara, Se Ri mengambil tas yang terjatuh dan Si anak kecil pun bisa tertangkap. Tentara Pyo langsung mengumpat anak itu pengemis tak punya moral karena berani merampok rumah kapten.
“Maaf. Maafkan aku.” Ucap si anak. Se Ri memberikan kantung platsk milik si anak yang terjatuh.
“Aku tak mencuri ini. Aku menemukannya di pasar. Aku tak bohong. Aku ingin memberikannya ke adikku. Dia kelaparan selama tiga hari. Dia tak bisa buka mata.” Ucap Si anak. Se Ri menatap sedih melihatnya. 

Se Ri ke dapur mengambil beberapa makanan dan juga selimut. Tentara Pyo mengeluh Se Ri bertindak layaknya tuan rumah dan memperingatkan kalau itu bukan milik Se Ri tapi malah mengambil semua makanan di rumah Kapten Ri untuk bocah pengemis itu.
“Bukan hanya dia pengemis anak-anak... Kau tak tahu. Jangan libatkan diri.”kata Tentara Pyo. Se Ri tak peduli langsung keluar rumah.
“Apa Kau dengar ucapanku? Apa Kau tak bisa dengar? Kau ditipu pengemis itu.” Ucap Tentara Pyo. 

Se Ri keluar dari rumah melihat Jung Hyuk datang. Tentara Pyo mengadu kalau sudah bilang, pengemis anak-anak itu mencuri dan juga berbohong.  Ia tak percaya kalau anak itu mengaku Adiknya kelaparan menurutnya si anak membual agar mereka merasa bersalah.
“Itu tak benar. Aku tak bohong. Aku ingin memberi makan adikku agar dia tak mati.” Ucap Si anak.
“Diam!”teriak Tentara Pyo. Se Ri akhirnya yang menyuruh tentara Pyo diam karena tak punya hati nurani.
“Kau tak tahu apa-apa.” Keluh Tentara Pyo dan ingin Jung Hyuk membelanya. Jung Hyuk menyuruh tiga anak buahnya.
“Jika pekerjaanmu selesai, pompalah air. Dan Cuci wajah dan tanganmu.Makanlah dengan tangan bersih agar tak sakit.”ucap Jung Hyuk. Se Ri terpana melihat Jung Hyuk ternyata baik hati.
“Kau sedang apa? Berikan dia itu. Kita harus pergi juga.”kata Jung Hyuk. Tentara Pyo tak percaya mendengarnya. 

Tuan Jung yang mendengarnya terlihat sangat terharu dengan kebaikan Jung Hyuk. Setelah itu si anak berlari ke pasar melalui beberapa penjaul lalu membuka kain dan dibawahnya ada sang adik yang sedang barbaring lemas.
Ia memberikan adiknya minum dan menyuap makan, sang adik seperti bisa senang akhirnya bisa makan begitu juga dengan sang kakak. 

Akhirnya semua makan jagung di dalam rumah. Se Ri berdiri memberitahu akan memberikan mereka penghargaan. Tentara Pyo mengeluh mendengar Penghargaan dan mengejeknya seperti jenderal. Jung Hyuk pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Se Ri.
“Pertama, Penghargaan Nomor Satu.” Ucap Se Ri. Ju Meok mengaku sangat gugup.
“Geum Eun Dong!” kata Se Ri. Eun Dong bingung kalau itu dirinya padahal ia anak paling kecil di timnya.
“Ya, kau nomor satuku... Kau dapat Penghargaan Kebaikan.Aku persembahkan sertifikat ini pada Geum Eun Dong sebagai pengakuan atas ketulusan dan perlakuan baiknya terhadapku. Kau boleh pilih hadiahmu.” Kata Se Ri. Semua kaget kalau Ada hadiahnya

“Apa gunanya jika tak ada hadiah? Ada yang bisa diterima sekarang, dan setelah persatuan. Hadiah setelah persatuan sebesar seratus juta won.” Kata Se Ri. Eun Dong tak mengert maksud hadiahnya.
“Jika kau menyerahkan sertifikat ini setelah persatuan, aku akan memberimu seratus juta won, dan... Hadiah untuk sekarang, delapan kilogram jagung.” Kata Se Ri. Ju Meok menyuruh Pilih seratus juta won.
“Kupilih delapan kilogram jagung.” Kata Eun Dong. Se Ri mengert Eun Dong lebih memilih jagung lalu memberikan sertifikatnya.
“Ambil dari gudang di halaman belakang.” Kata Se Ri. Tentara Pyo merasa sudah menduga Barang di gudang bukan milik Se Ri.
“Kapten Ri, lihatlah sikap amoral wanita ini.” Ucap tentara Pyo. Se Ri tak peduli akan melanjutkan ke pemenang kedua.

“Kapten Ri, lihatlah sikap amoral wanita ini.” Ucap tentara Pyo. Se Ri tak peduli akan melanjutkan ke pemenang kedua.
“Kim Ju Meok!” kata Se Ri. Ju Meok tak percaya mendengarnya. S Ri membenarkan kalau Ju Meok pemenang kedua.
“Sertifikat atas cinta Gelombang Korea. Aku persembahkan sertifikat ini pada Kim Ju Meok sebagai pujian karena dia mencintai drama Korea Selatan di sini. Hadiahnya bisa pilih makan siang dengan Choi ji-woo, atau sekarang mendapatkan televisi itu.” Ucap Se Ri
Jung Hyuk mengeluh mendengarnya kalau TV itu miliknya, Se Ri pikir Jung Hyuk itu Jangan cemas. Ju Meok mengatakan mau makan siang dengan Choi Ji-woo. Se Ri pun memberitahu dugaanya benar karena Ju Meok suka itu. Ju Meok meminta Se Ri untuk megang janjinya.
“Pemenang ketiga akan menerima sertifikat paling penting. Park Gwang Beom... Anugerah bagi umat manusia. Kupersembahkan sertifikat ini karena kau yang paling tampan di sini.” Ucap Se Ri. Tentara Park tak percaya mendengarnya.
“Dari kriteria apa? Kau bukan yang tertampan dari kriteria mana pun. Yang benar saja.” Keluh Tentara Pyo
“Kau bisa kencan buta dengan Miss Korea setelah persatuan, atau pelukan perpisahan denganku sekarang.”kata Se Ri.
“Aku tak begitu mengerti, tapi aku tak memilih keduanya.” Kata Tentara Park. Se Ri pikir Tentara Park memang sangat mulia.
“Di Selatan dan Utara, para pria tampan sangat mulia. Terimalah sertifikat ini. Itulah akhir dari pembagian...” ucap Se Ri langsung disela oleh Tentara Pyo.
“Apa? Kau mau?” sindir Se Ri lalu memberikan barang berisi tas plastik karena tak banyak memakainya jadi untuk Tentara Pyo agar bisa mandi.

“Sampo dan kondisioner. Apa ini?” tanya Tentara Pyo bingung. Se Ri memberitahu agar memakai saat mencuci rambutnya.
“Ini Sabun mandi... Kapten Ri, kau membelikannya ini?” kata Tentara Pyo. Jung Hyuk memberitahu Se Ri bilang itu penting.
“Sampo, kondisioner, sabun mandi... Kenapa butuh semuanya untuk mencuci rambut?” ucap Tentara Pyo bingung
“Kurasa kau salah paham. Sabun mandi bukan untuk rambut.” Kata Se Ri mereka pun terus melihat barang yang jarang mereka lihat.
“Itulah akhir dari pembagian sertifikat. Terima kasih.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk seperti kecewa mendengarnya. Se Ri bertanya. Jung Hyuk seolah tak peduli mengaku tak apa-apa lalu keluar rumah. 



Se Ri memperlihatkan sebuah tanaman didepan rumah, sebagai  hadiah pernyataan terima kasihnya. Ia menceritakan  Ada yang berkunjung tadi dan orang itu yang mengetuk pintu itu menjual barang-barang. Jung Hyuk pikir yang dimaksud Pedagang keliling. Se Ri membenarkan.
“Ada pedagang yang datang tadi. Barang yang dijual memang tak bagus, tapi aku dapat pohon tomat ini. Halaman ini terlalu kosong. Karena aku tak punya uang, maka kutukar dengan setengah karung kentang.” Ucap Se Ri bangga.
“Apa Kau tak sadar rugi besar?” ucap Jung Hyuk. Se Ri tak pecaya kalau Rugi besar.
“Dia menipuku. Tapi, ini hari terakhirku di sini. Karena aku berterima kasih padamu, aku langsung barter dengannya.” Kata Se Ri
“Aku tak paham kenapa kau gunakan kentangku untuk berterima kasih.” Sindir Jung Hyuk
“Kau akan menyesali ucapanmu saat nanti memakan tomat ini. Kau akan berterima kasih padaku, tapi aku tak akan ada di sisimu.” Kata Se Ri
“Pertama, aku tak suka tomat. Kedua, aku tak punya minat atau bakat merawat tanaman.”kata Jung Hyuk
“Anggaplah hewan peliharaan dan besarkan dengan cinta. Konon bawang yang selalu dipuji akan tumbuh dengan baik, sementara yang dihina malah layu. Aku membacanya di koran.” Kata Se Ri. Jung Hyuk mengeluh agar Se Ri jangan konyol.
“Apa kau Paham? Siram yang rajin dan puji dia sepuluh kali tiap hari.” Ucap Se Ri. 


Tuan Jung yang mendengarnya bingung apa maksudanya Bawang akan layu dan mati jika mendengar hinaan. Saat itu Tuan Jo menelp, Tuan Jung melaporkan kalau Tunangan Kapten Ri tampaknya sakit jiwa dan tak menunjukkan sikap mencurigakan.
“Dia pulang ke Pyongyang malam ini.” Ucap Tuan Jung. 

Dibukit, semua maka jagung rebus dengan tatapan sedih. Ju Meok pikir setelah banyak masalah, Se Ri akhirnya pergi. Tentara Pyo pikir ini sungguh melegakan. Eun Dong mengaku juga merasa agak sedih. Tentara Pyo mengeluh kalau Eun Dong merasa sedih
“Semoga aku tak memimpikannya.” Kata Tentara Pyo. Tentara Park merasa seleranya bagus juga. Ketiganya sama-sama menatapnya.
“Aku penasaran, apakah kapalnya sudah berangkat?” ucap Tentara Park. 

Jung Hyuk perlahan-lahan keluar dari rumah bersama dengan Se Ri dan menaiki mobil meninggalkan desa. Keduanya hanya diam di dalam mobil, Akhirnya Se Ri melepaskan ikat rambut lalu melipatnya dan menaruh disampingnya dan mengucapkan terima kasih. Jung Hyuk hanya menatpanya.
“Aku sungguh-sungguh.. Apa Kita tak akan bertemu lagi?” tanya Se Ri. Jung Hyuk mengaku mungkin.
“Aku bisa pergi ke Afrika, tapi tak bisa ke sini... Sayang sekali kau tinggal di sini.” Ucap Se Ri.
“Sayang sekali kau tinggal di sana.” Komenar Jung Hyuk. 


Keduanya sampai ke pelabuhan, Seorang bertanya apakah bawa kartu pulsanya. Jung Hyuk memberikan kartunya, Si pria melihat Se Ri dan bertanya apakah ini orangnya. Se Ri membenarkan. Si pria bertanya apakah Se Ri pergi sendiri.
“Kami berdua.” Kata Jung Hyuk. Si Pria bertanya apakah Jung Hyuk juga ikut.
“Setelah dia naik kapal, aku kembali.” kata Jung Hyuk. Si pria  memberita satu kartu saja tak cukup.
“Kami harus cepat. Mereka tak mau menunggu lebih dari lima menit.” Kata Jung Hyuk. Si pria pun menyuruh naik. 

Akhirnya keduanya naik diatas kapal kecil menuju kapal besar.  Se Ri pikir Walau baru beberapa hari, terasa seperti bertahun-tahun. Jung Hyuk pikir Mereka yang menunggu Se Ri pasti merasa begitu karena Sedetik terasa lama sekali saat tak tahu keluarganya masih hidup.
“Entahlah... Aku ragu soal itu. Aku akan tahu nanti jika aku kembali dengan selamat membuat mereka senang atau malu. Aku sangat blak-blakan hari ini... Aku bilang begini karena kita tak akan bertemu lagi....” Ucap Se Ri. Jung Hyuk menatap binggung.
“Karena kita tak akan bertemu lagi, maka akan kuberi tahu ini. Jangan bilang kau pandai main piano hanya karena bisa memainkan "For Elise". Jangan katakan itu di mana-mana.” Ucap Jung Hyuk
“Karena kita tak akan bertemu lagi, akan kuberi tahu ini. Namaku Yoon Se-ri.” Kata Se Ri.
“Namaku Ri Jung Hyuk..” kata Jung Hyuk. Se Ri pikir ia anggota Klan Haeju Yoon. Haeju di Korea Utara.
“Aku anggota Klan Junju Ri.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pun merasa kalau ini sungguh ironis. 


Saat itu terdengar suara berteriak “Kapal Ikan 1004. Berhenti. Segera matikan mesinnya.” Jung Hyuk dan Se Ri terlihat bingung, si pria mengeluh pada mereka yang ada ribut akhirnya ia memberitahu kalau tetap sembunyi. Dan  Biar menangani.
Akhirnya Se Ri dan Jung Hyuk masuk ke dalam tempat penyimpanan ikan. Akhirnya sebuah perahu menepi. Si pria berdiri diatas pintu bertanya Ada apa ini. Si petugas melihat kalau Kapal ikan dan bertanya apakah tak menerima telepon soal pemeriksaan.
“Apa? Aku tak dapat. Kenapa tiba-tiba ada pemeriksaan?” ucap Si pria
“Pasti karena orang-orang menyelundupkan sesuatu dari negeri ini.” Kata Petugas 
“Siapa yang melakukannya? Terima kasih atas usahamu. Aku akan putar balik.” Ucap Si pria pura-pura tak mengert.
“Mari lihat palkamu.” Kata Petugas. Si pria gugup dan ingin tahu alasanya.
“Aku harus periksa, apakah kau jujur memancing atau menyelundupkan barang dan orang.”  Ucap petugas. Si pria memperlihatkan kartu.
“Kepala Penjaga Pantai... Kau pasti baru.” Ucap sipria mengaku  akrab dengan Kepala Penjaga Pantai terdahulu.
“Kepala Penjaga Pantai yang akrab denganmu dipecat karena menerima suap.” Kata petugas menyuruh agar membukanya. 


Se Ri panik meminta agar Jung Hyuk agar lakukan sesuatu karena Sebagai prajurit, Jung Hyuk pasti tahu cara menghadapi kesulitan. Jung Hyuk menatapnya. Se Ri pikir kalau Jung Hyuk tak tahu harus apa. Jung Hyuk pikir Di drama Korea Selatan...
“Apa? Bukan saatnya membahas drama.” Keluh Se Ri. Jung Hyuk pikir Ada trik yang digunakan tokoh utama saat mereka dikejar.
“Apa itu?” tanya Se Ri. Jung Hyuk pikir Se Ri seharusnya tahu karena Semuanya menggunakan trik ini.
“Aku tak tahu. Apa itu? Apa trik yang mereka lakukan?” tanya Se Ri mendekat.
“Saat aku pertama mendengarnya, kukira itu tak masuk akal. Tapi karena sudah begini, menurutku, itu satu-satunya cara.” Kata Jung Hyuk gugup.
“Hei! Berhenti bicara dan lakukan sesuatu!” ucap Se Ri panik dan saat itu pintu akan terbuka. Jung Hyuk membeirtahu akan lakukan sesuatu jadi meminta Se Ri jangan terkejut.pun langsung mencium Se Ri. Se Ri sempat kaget. 


[EPILOG]
Tuan Jung bingung dengan ucapan Se Ri “Bawang akan layu dan mati jika mendengar hinaan” Saat itu Tuan Jo menelp, Tuan Jung memberitahu kalau  Tunangan Kapten Ri tampaknya sakit jiwa Tapi dia tak menunjukkan sikap mencurigakan dan pulang ke Pyongyang malam ini.
Suara Jung Hyuk akhirnya terdengar menyebutkan “Laut.” Tuan Jung mendengarnya, meminta Tuan Jo menunggu karena Ri Jung Hyuk berbicara. Jung Hyuk menyebut Sinar matahari, Azalea, Embun., Awan lembut, Kucing belang tiga.”
Tuan Jung menuliskan semua dan Tuan Jo bingung Jung Hyuk itu mengatakan apa. Tuan Jung juga tak tahu dan berpikir  Ini semacam kode rahasia. Jung Hyuk masih terus berbicara “Layangan.”
“Mungkin bukan... Kutarik layangannya.” Kata Jung Hyuk. Tuan Jung membeirtahu kalau Jung Hyuk menarik kata layang-layangnya.
“Mawar... Semilir angin... Salju pertama... Piano.” Ucap Jung Hyuk berbicara di depan tanaman Tomat seperti sangat menyebutkan semua mimpinya.
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar:

  1. Hay mb dee.. apa kabar? Gimana kbar mb fany. Aku pernah baca sinop pertamanya d screet garden 2010 klo ga slh bareng mb dee jg bukan si? Sejak saat itu aku setia di blog .tentangsinopsis. jd stiap ada drakor yg aku suka aku sllu cari kalian berdua😊😊. Maaf ini jd curhat✌

    BalasHapus