PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 19 Desember 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 13

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Min Hyuk duduk dengan topi ulang tahun disamping neneknya, Kang Woo bersama ayah dan ibunya menyanyikan lagu - "Selamat ulang tahun. Tuan Lee pun menyuruh Min Hyuk agar meniup lilin.  Kang Woo ingin ikut meniup tapi ibunya langsung menariknya.
“Aku mendapat surat dari ayahmu.” Ucap Nyonya Han memberikan postcard pada cucunya.
Min Hyuk membaca surat dari ayahnya “Selamat ulang tahun. Aku menggali sumur di Tanzania atas namamu. -Dari ayahmu.-“ Nyonya Oh pun mengingatkan suaminya. Tuan Lee akhirnya memberikan hadiah pada Min Hyuk yang sudah disiapkan.
“Aku sangat iri, Min Hyuk! Ayah, aku juga mau sesuatu yang besar di hari ulang tahunku.” Ucap Kang Woo pada ayahnya.
“Ya, tentu saja... Akan ayah belikan hadiah sebesar itu di hari ulang tahunmu... Sesuatu sebesar ini.” Kata Tuan Lee. Kang Woo senang melihatnya sementara Min Hyuk sedih melihat Kang Woo bisa dengan ayahnya. 


Min Hyuk memiliki foto-foto dari ayahnya dan ditempat diatas peta, jadi ayahnya selalu mengirimkan foto kalau pindah ke negera lain.
“Orang tuaku punya impian yang lebih besar daripada anak mereka. Saat aku mulai berjalan, mereka bekerja di luar negeri selama sekitar 300 hari dalam 365 hari, menggali sumur, membangun sekolah, dan mendirikan rumah sakit.”
“Orang-orang biasanya bilang cinta orang tua hanya sepihak. Tapi cintakulah yang sepihak dengan mereka. Aku ingin orang tuaku sungguh memperhatikanku. Itu sebabnya aku belajar dengan giat.” 

Dalam sebuah pesta, Orang tua Kang Woo bersulang dengan para tamu dan sangat dekat dengan Kang Woo. Saat itu Kang Woo menatap sedih melihat kalau tak ada orang tua didekatnya. Nyonya Han mendenkat meminta kalau Min Hyuk agar jangan berkecil hati.
“Ini bukan kali pertama mereka tidak muncul setelah berjanji. Kau hanya akan terluka jika membiarkan ini memengaruhimu setiap kali.” Kata Nyonya Han.
“Ya, aku baik-baik saja.” Ucap Min Hyuk mencoba tersenyum. 

Kang Woo datang membawakan makanan menyuruhnya kalau harus makan. Min Hyuk sibuk membaca merasa baik-baik saja. Kang Woo akhirnya memilih terus makan karena rasanya sangat enak. Saat itu dua orang pria berkomentar melihat Kang Woo dan Min Hyuk.
“Astaga, kedua sepupu ini tidak mirip. Orang bilang kakak laki-laki selalu lebih baik, tapi keadaannya berbalik di keluarganya. Yang lebih muda sangat pintar. Kudengar dia mendapat perhatian dari Bu Pimpinan.” Komentar si wanita.
Wanita lain tak percaya mendengarnya, Kang Woo terdiam mendengar orang yang membandingkanya akhirnya memilih untuk pergi dengan wajah sedih.
“Aku mendengar semuanya, tapi aku tidak ingin menghiburnya Dia sudah punya banyak hal. Kupikir aku pantas dikagumi oleh orang asing. Dia sudah punya banyak hal. Sekali ini saja, aku...” 


Min Hyuk kembali dengan membawa minuman anti mabuk tapi tak melihat Seo Yeon di meja, lalu melihat Seo Yeon sudah diluar dengan Kang Woo. Ia pun bergumam “Sekali ini saja, aku juga menginginkan sesuatu.”
Min Hyuk menarik Seo Yeon ke pelukanya lalu membawa ke dalam mobil. Saat akan menutup pintu Kang Woo menahanya bertanya apa yang dilakukan Min Hyuk dan berani melakukan itu. Min Hyuk hanya diam menatap sinis.
“Tunggu, apa kau menyukai...” ucap Kang Woo lalu terdiam. Min Hyuk menyuruh Kang Woo agark menanyakan saja.
“Kau tahu aku tidak bisa berbohong. Tanyakan kepadaku kenapa aku melakukan ini.” Ucap Min Hyuk
“Apa kau menyukai Seo...” kata Kang Woo lalu berhenti. Min Hyuk heran Kang Woo tidak selesai bertanya?
“Kenapa? Kau past ingin tahu.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo mengelak mengaku tidak ingin tahu.
“Akan kuberi tahu.” Kata Min Hyuk. Kang Woo menegaskan tidak akan mendengarnya.
Keduanya saling adu mulut kalau Min Hyuk ingin memberitahu dan Kang Woo tidak mau mendengarnya. Seo Yeon tiba-tiba membuka mata seperti sudah mulai sadar. Kang Woo mencoba terus menyanyi agar tak mendengar yang dikatakan Min Hyuk.
“Kau! Lupakan. Lupakan saja! Aku tidak akan melakukannya.” Ucap Min Hyuk. Kang Woo percaya langsung melepaskan tanganya dari telinga.
Keduanya akhirnya tersadar Seo Yeon sudah tak ada di dalam mobil dan bertanya-tanya keberdaaan Seo Yeon. 





Keduanya sudah ada didepan rumah Seo Yeon, Min Hyuk bertanya Bagaimana Kang Woo tahu tempatnya. Kang Woo mengaku Karena mereka satu SMP. Min Hyuk heran Apa itu artinya Kang Woo tahu di mana rumahnya. Kang Woo mengaku mereka dekat.
“Tapi kenapa kalian berdua seperti itu sekarang?” tanya Min Hyuk heran.
“Bukan urusanmu.” Balas Kang Woo sinis, saat itu Taksi datang dan Seo Yeon turun dari mobil

Keduanya langsung bersembunyi dan melihat Seo Yeon dari kejauhan, lalu keluar dari persembunyian setelah Seo Yeon masuk rumah. Min Hyuk pikir kalau ini akan menjadi urusannya mulai sekarang kalau ia menyukai...Kang Woo langsung berteriak memanggil Taksi tak mau mendengarnya. 

Pagi hari
Seo Yeon mengeluh kepalanya sangat sakit. Mi Kyung memberikan minum lalu mengaku  senang Seo Yeon  tidak membunuhnya bahkan bisa menahan diri dan memuji temanya sudah bersikap baik.
“Kurasa aku macam-macam dengan Kang Woo.” Kata Seo Yeon. Mi Kyung ingin tahu Bagaimana maksudnya.
“Kurasa aku melempar batu atau semacamnya.” Ucap Seo Yeon. Mi Kyung panik mendengarnya saat itu Kang Woo datang dengan taksi
“Kenapa dia naik taksi padahal punya mobil mewah?” komentar Mi Kyung heran dan saat itu Seo Yeon mencari sesuatu dalam tasnya.
“Kenapa? Apa? Ada apa?” tanya Mi Kyung. Seo Yeon mengeluarkan kunci mobil dari tasnya.
“Hei! Apa Kau mencuri mobilnya?” jerit Mi Kyung. Seo Yeon panik langsung memberikan kunci pada Mi Kyung.  Mi Kyung tak mau menerima dan mengembalikannya.
Keduanya panik saat Kang Woo berjalan mendekat.  Seo Yeon dengan wajah gugup membahas soal kemarin... Kang Woo dengan sinis mengambil kunci mobil ditangan Seo Yeon lalu menganti dengan memberikan "Minuman Pengar" Seo Yeon melonggo bingung dan Kang Woo pun pergi.
“Apa ini diracuni? Coba ini dahulu.” Kata Seo Yeon memberikan pada Mi Kyung. Mi Kyung langsung melotot tajam. 




Mi Kyung, Seo Yeon dan Min Hyuk botol minuman diatas meja. Mi Kyung pikir  Seseorang yang seharusnya tidak memberikan ini kepadanya jadi merkea ingin tahu apakah itu diracuni. Min Hyuk pikir kelihatannya tidak ada masalah dan tampaknya belum dibuka.
“Apa ini? Seberapa parah dia akan merundungku hari ini hingga memberiku minuman ini lebih dahulu?” ucap Mi Kyung
“Apa ini dari Direktur Utama Lee?” tanya Min Hyuk. Seo Yeon membenarkan.
“Apa aku melakukan hal aneh kemarin?” tanya Seo Yeon. Min yuk mengaku tidak dan Seo Yeon naik taksi dan pulang.
“Lalu kenapa? Terserah. Aku akan meminumnya.” Ucap Seo Yeon langsung meminumnya. Min Hyuk hanya bisa menatap sedih melihat minuman yang tak bisa diberikan pada Seo Yeon. 

“Kenapa Kang Woo bersikap seperti siswa SD yang menyukai seseorang? Lalu kenapa dia melakukan hal sekonyol itu dengan Hyun Soo?” ucap  Mi Kyung saat masuk ruangan guu.
Ia mengingat saat Hyun Soo mengatakan “Apa maksudmu aku kekasihnya dan dia sponsorku? Kang Woo dan aku... Kenapa? Bagaimana?”
“Park Hyun Soo berkata dengan kasar bahwa kami tidak boleh memberi tahu Lee Kang Woo bahwa kita tahu tentang hubungan mereka. Mungkinkah?” ucap Mi Kyung menduga sesuatu. 

Hyun Soo ada diruanganya melihat ponselnya berdering lalu berkomentar “Bos terakhir datang.” Dan mengangkat telpnya. Mi Kyung duduk berhadapan dengan Hyun Soo dengan tatapan sinis. Hyun Soo dengan gugup mulai minum tapi Mi Kyung menaruh gelap dengan keras membuat Hyun Soo ketakutan.
“Izinkan aku mengajukan satu pertanyaan. Aku mengerti kau mengarang kebohongan itu karena kalian berpikir kami serendah itu.” Ucap Mi Kyung sinis
“Ayolah, kami tidak menganggap kamu rendah.” Jelas Hyun Soo. Mi Kyung tak ingin membahas hal itu lagi.
“Apa Kang Woo tahu?” tanya Mi Kyung. Hyun Soo terlihat bingung.  M Kyung pikir hanya Hyun So saja yang tahu.
Hyun Soo teringat yang dikatakan Kang Woo “Jika dia tahu, aku tidak akan pernah menemuimu lagi. Mengerti?” Akhirnya Ia megaku kalau Kang Woo juga tahu.
“Jadi, Kang Woo membohongi Seo Yeon dan mengajaknya berkencan padahal dia mengetahui semuanya, tanpa perasaan lain, hanya untuk membalas dendam atas sejarah masa lalu itu?” ucap Mi Kyung. Hyun Soo membenarkan.

“Jadi... Apa Kamu yakin Kang Woo tidak menyukainya?” kata Mi Kyung. Hyun Soo merasa kalau jangan konyol.
“Lebih baik tidak ada yang menghalangi. Aku akan memilih rekannya. Si bodoh itu.” Ucap Mi Kyung. Hyun Soo tak mengerti maksudnya.
“Lupakan saja... Ini pertemuan terakhir kita. Berhenti menumpang Kang Woo dan fokuslah bersih-bersih. Aku tahu semua pekerjaan berharga, tapi jangan habiskan uang yang melebihi pendapatanmu. Aku akan membayar untuk ini.” Kata Mi Kyung lalu melangkah pergi.
“Kenapa dia sangat obsesif? Dia seharusnya marah saja. Aku akan merasa tidak nyaman... Tapi Tunggu. "Bersih-bersih"?” kata Hyun Soo bingung. 



Seo Yeon baru saja menuruni tangga, Saat itu Wakepsek langsung memanggil Seo Yeon meminta  Jika  mau ke Ruang Fakultas,agar bisa letakkan potku di luar karena ini saatnya bagi bayinya untuk berjemur jadi meminta tolong bersikap lembut. Seo Yeon melonggo bingung.
“Selain itu, bisakah kamu singkirkan semua kertasnya? Seperti kata Pak Dirut, guru olahraga tidak banyak bekerja.” Ucap Ketua guru. Wakepsek seperti tak percaya. Ketua pikir seperti itu.
“Itu bagus. Maka dia tahu harus bagaimana caranya berkerja.. Hati-hati.” Ucap Wakepsek. Seo Yeon akhirnya melangkah pergi. Saat itu Kang Woo mendengarnya dan langsung menatap sinis. 

Seo Yeon membawa tumpukan kertas dan pot, tiba-tiba Kang Woo datang langsung mengambilnya. Seo Yeon melonggo bingung dan langsung berteriak memanggilnya,lalu tersadar kalau sedang ada disekolah. Kang Woo pergi menemui Wakepsek membanting kertas diatas meja.
“Kau bisa gunakan sisi lain. Jangan sia-siakan ini jika ingin mengurangi pengeluaran.” Ucap Kang Woo marah. Wakepsek terlihat sangat ketakutan.
“Nona Joo, mulai sekarang, kamu harus selalu siaga sejak kamu datang sampai kamu pulang. Entah kapan aku akan membutuhkanmu. Jangan membuatnya melakukan hal lain.” Tegas Kang Woo. Wakepsek menganguk mengerti.
“Tunggu saja perintahku... Mengerti?” kata Kang Woo. Seo Yeon menganguk mengerti. Kang Woo pun melangkah pergi.
“Kenapa dia mengambil potku?” teriak Wakepsek marah. Ketua pun meminta agar tenang.
“Apa itu tadi? Beraninya mereka memerintahnya..."Teriak Wakepsek marah. 


Kang Woo masih memegang pot tak percaya kalau Seo Yeon itu seperti masih mabuk.
Min Hyuk sedang berbicara di telp seperti lupa kalau hari ini lalu mengaku entah apa bisa pergi. Temanya mengeluh kalau Min Hyuk bisa datang karena teman-temnanya semua membicarakan Min Hyuk bahkan  Beberapa orang berpikir Min Hyuk sudah mati.
“Bahkan sementara yang lain berpikir kamu telah menjadi pencandu narkoba. Rumor tidak masuk akal seperti itu menyebar.” Ucap temanya.
“Kenapa mereka sangat tertarik dengan kehidupan orang asing?” keluh Min Hyuk
“Kau bukan orang asing. Kau putra sulung dari Shinhwa Food. Jangan menodai reputasi perusahaanmu. Sampai jumpa nanti malam.” Komentar Temanya. Min Hyuk mengeluh karena sangat mengganggu.
Temanya mengirimkan pesan mengingatkan Min Hyuk Jangan lupa membawa seseorang bersamanya dan Jangan membuat para wanita mendambakan Min Hyuk saat mereka sudah berpasangan. Min Hyuk menutup telp menatap obat yang harus diberikan pada Seo Yeon. 



Min Hyuk mengingat saat bertanya “Bagaimana denganmu? Pria seperti apa yang kamu suka?” Seo Yeon menjawab “Penampilan sangat penting bagiku.” Min Hyuk dengan bangga merasa kalau tidak jelek sambil menatap cermin, Mi Kyung tiba-tiba datang terburu-buru.
“Kau harus terlihat 200 kali lebih jelek... Kenapa kamu masih sangat tampan?” ucap Mi Kyung. Min Hyun binggung.
“Pakai Tahi lalat!” kata Mi Kyung. Min Hyuk bingung apa yang terjadi bertanya Ada apa dengan rekan kerjanya sambil menahan tanganya.
“Pak Lee. Ceritakan soal rumahmu. Kamu bayar bulanan atau tahunan? Atau itu rumah milikmu?” tanya Mi Kyung
“Ini rumahku.” Kata Min Hyuk. Mi Kyung pikir Keluarganya pasti kaya dan ingin tahu apa pekerjaan orang tuanya.
“Mereka melakukan amal.” Jawab Min Hyuk. Mi Kyung berkomentar kalau Mereka baik.
“Kau kuliah di mana?” tanya Mi Kyung. Min Hyuk menjawab Universitas Hangook.
“Jangan bilang kau belajar kedokteran di sana!” jerit Mi Kyung dan akhirnya melepaskan tanganya.
“Ya. Tapi kenapa kamu menanyakan hal ini?” tanya Min Hyuk bingung. Mi Kyung pun ingin tahu alasan Min Hyuk bukan dokter di rumah sakit.
“Itu... Menurut Hukum Kesehatan Sekolah, sekolah harus punya dokter, apotek, dan perawat...” kata Mi Hyuk gugup mencoba untuk tak berbohong
“Aku mengerti. Aku akan pergi sekarang.” Kata Mi Kyung lalu melangkah pergi. Min Hyuk pun hanya bisa melonggo melihat tahi lalat diwajahnya. 



Min Hyuk datang ke ruangan Seo Yeon memberitahu akan menemukan... Seo Yeon bertanya Jika Min Hyuk tidak mengajak teman,maka akan mengalami kesulitan. Min Hyuk membenarkan.
“Aku tidak berencana pergi, tapi mereka suka bicara. Apa permintaanku berlebihan? Jika kamu tidak nyaman...” ucap Min Hyuk gugup.
“Aku akan pergi.” kata Seo Yeon. Min Hyuk melonggo bingung mendengarnya.
“Kau sudah banyak membantu. Jika kau tidak keberatan, aku akan pergi.” kata Seo Yeon
“Aku akan merasa terhormat. Kalau begitu, sampai jumpa sepulang sekolah.” Ucap Min Hyuk dengan senyuman bahagia. 


Seo Yeon bingung Min Hyuk yang membawanya ke toko pakaian dan bertanya kenapa mereka ada di sini. Min Hyuk hanya menatapnya. Seo Yeon meminta maaf karena tidak menyiapkan sebelumnya jadi akan menelepon Mi Kyung sekarang dan menyuruhnya membawa pakaian.
“Dia sudah memilih sesuatu.” Kata Mi Hyuk. Seo Yeon bingung. Saat itu pegawai datang membawakan sebuah dress hitam. 

Akhirnya Seo Yeon masuk kamar ganti sambil menelp Min Kyung ingin tahu Apa yang terjadi, karena Mi Hyuk itu memintanya memilih satu. Min Kyung sedang olahraga ingin tahu pendapat temanya karena pasti bagus. Seo Yeon kaget melihat dress "Harganya 4.300 dolar."
“Apa kau bahkan melihat label harganya? Hei, jangan konyol. Itu bukan milikmu.” Tegas Mi Kyung.
“Setelah memakainya malam ini, kamu harus mengembalikannya. Bagaimana kau bisa berpikir untuk menyimpannya? Karena kau memutuskan membantunya, lakukan yang terbaik. Telepon aku jika sudah selesai. Kau beruntung.” Kata Mi Kyung. Seo Yeon menjerit kesal mendengar temanya. 

Min Hyuk menunggung, Saat itu Seo Yeon masih dalam kamar ganti, meminta agar jangan tertawa dan Jangan berpikir konyol. Min Hyuk hanya seperti sudah tak sabar untuk melihatnya. Seo Yeon pikir ini bukan gayanya lalu membuka tirai.
“Ada apa? Apakah seburuk itu? Coba Lihat? Sudah kubilang ini tidak cocok untukku.” Ucap Seo Yeon melihat Min Hyuk hanya diam saja.
“Aku hanya takut. Aku takut dengan kecantikanmu.” Ucap Min Hyuk terpana melihat Seo Yeon yang cantik dengan dress hitam. 

Saat itu Nyonya Oh datang melihat Min Hyuk lalu meminta agar pelayan menaru tas belanja dan mendekati keponakanya. Ia merasa tak percaya karena bertemu Min Hyuk di toko pakaian dan bertanya siapa wanita yang ada disampingnya.
“Dia guru di sekolah kami. Dia bibiku.” Ucap Min Hyuk mengenalkan keduanya. Seo Yeon pun menyapa Nyonya Oh.
“Halo. Siapa namamu?” tanya Nyonya Oh, Seo Yeon ingin menjawabnya tapi Min Hyuk lebih dulu menyela.
“Maafkan kami.. Kami sedang terburu-buru.” Kata Min Hyuk lalu menarik Seo Yeon pergi. Nyonya Oh kaget meliaht Min Hyuk menarik tangan seorang wanita. 

Nyonya Oh akhirnya menelp anaknya bertanya Apa Min Hyuk punya pacar karena menurutnya ini aneh sekali. Ia menceritakan berpapasan dengannya dan dia bersama wanita ini dan terlihat Mereka lebih dari sekadar teman. Kang Woo sambil menyemprotkan “Potato” merasa meragukannya.
“Dia bilang dia guru di sekolahmu. Apa Kau sungguh tidak tahu?” ucap Nyonya Oh. Kang Woo kaget menjatuhkan penyemprotnya. 

Di dalam lift, Min Hyuk terus menatap Seo Yeon seperti terpana. Seo Yeon mengerti meminta Min Hyuk Jangan khawatir karena tidak akan menyimpannya. Min Hyuk masih saja menatapnya. Seo Yeon tahu kalau Min Hyuk khawatir kalau ia ingin menyimpan gaun ini.
“Jangan khawatir... Aku tidak akan meminta sesuatu semahal ini. Itu tidak masuk akal. Omong-omong, apa perlu membeli sesuatu semahal ini?” ucap Seo Yeon penasaran.
“Ya... Makin mahal, makin bagus... Yang termahal adalah yang terbaik.” Kata Min Hyuk.
“Astaga, Pak Lee. Aku tidak menganggapmu begitu.” Kata Seo Yeon mencoba untuk tak terasa canggung.
“Omong-omong, kau akan terus memanggilku seperti itu. Kita di sini sebagai rekan. Kau harus memanggilku yang lain.” Ucap Min Hyuk
“Kalau begitu... Bagaimana dengan Min Hyuk?” ucap Seo Yeon santai dengan bahasa banmal.
Min Hyuk terdiam seperti tak percaya Seo Yeon memanggil namanya dan langsung melangkah keluar lift. Seo Yeon mengejarnya sambil memanggil Min Hyuk. 

Saat itu temanya melihat Min Hyuk datang lalu berkomentar Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya. Semua menyapa dan bertanya siapa yang dibawa Min Hyuk.  Seo Yeon pun menyapa dengan suara lantang.
“Aku tidak percaya kamu merahasiakan wanita cantik ini. Bukankah ini kali pertama Min Hyuk membawakan pasangan?” kata Teman Min Hyuk.
“Itu benar... Apa pekerjaanmu?” tanya teman lainya. Seo Yeon menjawab kalau mengajar anak-anak.
“Dia dan aku bekerja di sekolah yang sama.” Kata Min Hyuk. Temanya langsung mengejek tak percaya mereka kerja disekolah
“Apa kau memberikan ceramah belakangan ini?” tanya Temanya. Min Hyuk mengaku Tidak tapi hanya dokter di SMA. Semua tak percaya mendengarnya Min Hyuk jadi Dokter sekolah. 


Akhirnya mereka makan malam bersama, diujung meja teman Min Hyuk melihat Min Hyuk yang melayani Seo Yeon bahkan memberikan minum saat tersedak lalu berkomentar siapa sangka Min Hyuk akan sebaik itu kepada seorang wanita sambil berbisik pada teman wanitanya.
“Hei, kau harus cemburu sekarang.” Komentar si pria pada teman wanitanya.
“Hei, siapa yang lebih dahulu menyukai siapa? Tentu saja, aku yakin Seo Yeon yang lebih dahulu menyukainya.” Ucap Si pria mengejek. Seo Yeon tersedak mendengarnya. Min Hyuk langsung memberikan minumanya.
“Aku yang pertama menyukainya.” Tegas Min Hyuk. Mereka tak percaya mendengarnya kalau Min Hyuk yang suka lebih dulu.
“Aku menyukainya sejak pandangan pertama. Memangnya Kenapa?” ucap  Min Hyuk. Mereka mengeluh kalau tidak bisa mendengarkan ini.
“Ya, dia menarik, tapi tidak begitu menarik untuk disukai di pandangan pertama.” Ucap Teman Min Hyuk. Seo Yeon mengeluh dengan sinis kalau pria tadi bilang cantik tadi.
“Aku menyukainya pada pandangan pertama. Perlahan aku mulai menyukainya. Saat aku bersamanya, dia membuatku merasa aku juga orang baik. Dia membuatku ingin menjadi orang baik.” Ucap Min Hyuk menatap Seo Yeon.
“Astaga, Min Hyuk. Kamu banyak berubah.” Komentar teman-temanya tak percaya. Tiba-tiba seorang wanita kesal membanting garpu dan pisau.
“Apa kita di sini untuk mendengarkan kisah cintanya?” keluh si wanita. Teman Min Hyuk pikir mereka sudah menyiapkannya. 


Beberapa orang tak percaya kalau sudah satu tahun berlalu, Seo Yeon terlihat bingung. Min Hyuk memberitauhu  Mereka akan menyumbangkan sesuatu dari pakaian yang dipakai lalu  Keuntungannya akan disumbangkan ke pusat pediatri.
“Mereka bisa saja membawa uang. Kenapa menyumbangkan pakaian?” tanya Seo Yeon heran.
“Mereka butuh alasan. Alasan untuk membuat pertemuan tidak penting ini tampak berguna. Biasanya dia menutupi dirinya dengan pakaian bermerek dari kepala hingga kaki. Tapi Dia hanya memakai dasi 50 dolar untuk rapat ini.” Ucap Min Hyuk memelirik pria yang duduk di paling ujung.
“Dia menyumbangkan saputangan. Dia menyumbangkan kaus kaki. Kau tidak bisa memaksa orang menyumbang. Tapi aku ingin memaksa mereka melakukannya hari ini. Kita akan menyumbangkan semua yang kita pakai hari ini. Bukan begitu, Seo Yeon?” kata Min Hyuk.
Seo Yeon terdiam lalu teringat dengan ucapan Min Hyuk saat di dalam lift “Makin mahal, makin bagus. Yang termahal adalah yang terbaik.” Akhirnya Min Hyuk berdiri memberitahu mereka akan menyumbang semuanya dari kepala sampai kaki. Seo Yeon pun ikut memperlihatkan sepatunya juga.
Semua hanya bisa melonggo, Min Hyuk menaruh barang-barangnya diatas nampan karena mahal. Semua akhirnya terpaksa mengeluarkan barang-barang mahal yang dipakainya mulai dari jam sampai sepatu bahkan tas. Seo Yeon dan Min Hyuk pun bisa tersenyum. 


Min Hyuk mengantar Seo Yeon pulang. Seo Yeon heran bagaimana Min Hyuk tahu rumahnya. Min Hyuk mengaku di hari makan malam sekolah...  lalu terdiam. Seo Yeon pikir kalau memberitahu saat mabuk dan mengeluh kalau dirinya sangat bodoh.
“Kami tidak pernah mendapatkan sumbangan sebagus ini.”ucap Min Hyuk dan keduanya sama-sama mengucapkan Terima kasih.
“Terima kasi karena memberiku kesempatan turut serta meski tidak terencana.” Ucap Seo Yeon ikut senang.
“Omong-omong, Apa kau tahu aku merasa gugup tadi? kau membuatnya terdengar meyakinkan saat kamu mulai menyukaiku, jadi, aku hampir tertipu.” Ucap Seo Yeon
“Aku serius... Aku tidak bisa berbohong.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon hanya tertawa lalu bergegas pamit akan masuk sekarang.
“Aku serius.” Tegas Min Hyuk. Seo Yeon menganguk mengerti dengan berjalan mundur masuk ke dalam rumah
“Itu benar.” Ungkap Min Hyuk menatap pintu rumah Seo Yeon. Saat itu Kang Woo mendengarnya dan menatap sinis karena ternyata Seo Yeon 


Kang Woo pulang ke rumah, duduk di ruang tengah menatap “Potato” sambil mengeluh Seo Yeon yang tidak pernah tertawa seperti itu saat bersamanya bahkan tidak pernah membuat lelucon seperti itu dengannya.
“Kau tidak pernah begitu akrab denganku.” Ungkap Kang Woo sedih 

Makan siang di kantin, Seo Yeon dengan bangga menceritakan saat melepas aksesori yang dipakainya dan Min Hyuk mengatakan  "Kita akan menyumbangkan semua yang kita pakai hari ini." Seo Yeon pikir itu sangat keren. Tiba-tiba Kang Woo datang duduk didepan Seo Yeon.
“Sungguh mengejutkan. Aku tidak tahu kamu makan di kantin.” Komentar Mi Kyung. Kang Woo menegaskan kalau ini pilihannya.
“Pewaris Shinhwa Food makan bersama kami. Suatu kehormatan.” Ucap Mi Kyung. Kang Woo pikir benar juga.
“Pak Lee... Pewaris Shinhwa Food makan bersamamu.” Sindir Kang Woo sengaja menatapnya dengan tajam. Min Hyuk mencoba untuk tenang.
“Pak Lee, boleh aku bertanya? Apa ingat pertanyaan yang kau tanyakan saat makan malam? Aku berpikir untuk menanyakan itu sekarang. Pak Lee, kenapa kamu menghalangi aku...” ucap Kang Woo.
Min Hyuk panik dan langsung melempar saus pada baju Kang Woo. Kang Woo marah dan panik. Seo Yeon dan Mi Kyung pun kaget.
“Kau memulai ini... Min Hyuk, kenapa kau terus mencampuri urusanku...” ucap Kang Woo. Min Hyuk kembali menyiramnya dengan saus.
Kang Woo langsung berteriak marah. Min Hyuk mengingatkan kalau mereka ada disekolah. Kang Woo akhirnya tersadar semua orang menatap ke arahnya.
“Apa yang kalian lakukan?” ucap Seo Yeon marah. Kang Woo kembali berteriak marah.
“Bu Joo... Aku ingin bicara denganmu. Datanglah ke ruanganku sekarang... Segera.” Ucap Kang Woo lalu bergegas pergi.
“Dia pikir aku penurut... Dasar Sial.” Ucap Seo Yeon marah dan langsung makan dengan cepat dan bergegas pergi.
“Kalian berdua tampak sangat dekat. Kamu dan Kang Woo, maksudku.” Ucap Mi Kyung. Min Hyuk tak menjawab dan langsung bergegas pergi.
“Astaga, dia anak-anak. Tidak, mereka berdua anak-anak.” Keluh Mi Kyung akhirnya ikut pergi. 




Seo Yeon berteriak masuk bertanya ada apa tapi Kang Woo sedang menganti pakaiannya. Seo Yeon kaget langsung memalingkan wajahnya meminta maaf dan akan kembali nanti. Kang Woo sudah selesai mengancing pakaiannya.
“Laporkan kepadaku tentang latihan tim trek dan lapangan. Setiap hari Jangan lewatkan sehari pun.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon kaget mendengarnya.
“Apa Kau tidak bisa? Kupikir itu sangat penting hingga kau harus masuk ke rumahku dan minta persetujuanku. Kukira kamu yakin dengan tim itu.” Kata Kang Woo
“Tapi tetap saja. Melapor setiap hari...” ucap Seo Yeon dan Kang Woo langsung menyela kalau akan mensponsori tim.
“Aku harus melihat hasil untuk memutuskan apakah harus mempertahankan tim trek dan lapangan atau mempertahankanmu di sekolah. Aku hanya bisa memutuskan.” Ucap Kang Woo.
“Lee Kang Woo... Direktur Utama Lee.” Ucap Seo Yeon mencoba menyela. Tapi Kang Woo menganggap Seo Yeon setuju.
“Kau akan mulai bekerja hari ini.” Kata Kang Woo lalu berjalan pergi. Kang Woo lalu bertanya Apa yang dilakukan Seo Yeon kemarin.
“Apa kegiatanmu kemarin sepulang kerja?” tanya Kang Woo. Seo Yeon langsung berteriak menjawab mencuci kaki dan tidur
 “Seharusnya aku tidak bertanya kepadanya. Itu sama sekali tidak membantu.” Jerit Kang Woo kesal 


Sementara Seo Yeon masuk ke dalam ruangan sambil mengumpat kesal kalau ingin memberikan pelajaran. Tapi setelah itu  menenangkan kalau akan menerimanya dengan lapang dada jadibisa melakukanny  yang baik.
Akhirnya Seo Yeon masuk ruangan dengan menutupi wajahnya dengan berkas. Ia memanggil Kang Woo kalau akan masuk, tapi ternyata Kang Woo tak ada didalam ruanganya. Ia pun menelp Kang Woo menanyakan keberdaanya karena datang untuk membuat laporan.
“Ahhh.. Benar juga.” Ucap Kang Woo. Seo Yeon mengeluh kalau Kang Woo hanya berkata "Benar juga."
“Aku akan melapor kembali besok...” kata Seo Yeon. Kang Woo menyuruh datang ke rumahnya.
“Tunggu. Halo?” ucap Seo Yeon dan Kang Woo langsung menutup telpnya. Akhirnya Seo Yeon hanya bisa berteriak mengumpat kesal.
Bersambung ke  "Episode 14"

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar