PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 16 Desember 2019

Sinopsis Crash Landing On You Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Se Ri terlihat masih kecil,  beberapa orang mulai memintanya agar meminta pilia sebagai impianya.  Beberapa orang menyuruh mengambil bunga, Se Ri melihat barang-barang yang ada dimejanya. Dua orang kakak lakinya hanya bisa menatap.
“Pada hari itu, aku buat keputusan untuk kali pertama. Saat yang lain meraih  uang atau benang, aku meraih tangan ayahku.”
Se Ri memilih tanganya ayahnya di pegang pertama kali. Tuan Yoon pun bahagia merasa meraih tangan ayahnya juga hal terbaik. Dua kakaknya tetap diam seperti sangat iri.
“Sebagai bayi yang akan tumbuh memperebutkan posisi pewaris konglomerat bisnis besar, kurasa itu pilihan tepat.” 

Se Ri pun akhirnya membuka label fashionya “ Se Ri’s Choice” lalu membuka penjanjian kontrak dengan perhiasan terkenal. Ia juga membuka kontrak dengan pihak lain dan banyak media yang meliputnya.
“Saat bergantung pada keberuntunganku, atau naluriku, aku selalu mengambil pilihan tepat.” 

Se Ri merasa kalau dirinya yang beruntung dan mengingat Jung Hyuk menyuruhnya memilih jalan yang kanan, tapi pilihanya kali ini salah karena mengambil jalur kiri yang membuatnya sampai ke desa di Korea Utara.
“Sebab itu, saat krisis melanda hidupku, aku tak pernah meragukan diriku. Aku yakin akan mengambil keputusan tepat lagi. Tapi kali ini, aku salah.< Walau hanya satu kesalahan, akibatnya begitu berdampak. Saat ini, aku di Korea Utara.” 

Se Ri panik dan tak sadar ada sebuah mobil yang akan menabraknyaa saat itu juga Jung Hyuk datang menyelamatkanya. Se Ri bergumma kalau ini kecelakaan dan saat mengalami kecelakaan, maka  butuh seseorang di sisinya.
“Dan orang yang kukenal di sini hanyalah pria ini. Aku harus berhasil.” Gumam Se Ri bahagia melihat Jung Hyuk yang ada didepanya.
“Astaga... Sulit kupercaya kita bertemu lagi...” ucap Se Ri tersenyum bahagia.
“Kupikir kau sudah kembali.” kata Jung Hyuk sinis. Se Ri membenarkan hal itu.
“Kau pasti terkejut. Aku juga sama terkejutnya. Aku tersesat. Saat aku sadar, ada sapi Korea Utara, ada wanita Korea Utara, dan anak Korea Utara. Tapi aku lega bisa bertemu denganmu lagi.” Kata Se Ri terus menatap Jung Hyuk dengan senyuman bahagia.
“Sudah kuduga. Meskipun pura-pura tangguh, kau tetap seorang pria. Lihat? Dia bahkan tak berani menatap mataku. Dia lebih polos dari dugaanku.” Gumam Se Ri seperti mencoba mengoda Se Ri.
“Dia memasuki Garis Demarkasi Militer tanpa keinginan membelot. Berdasarkan peraturan aku harus menyingkirkannya.” Gumam Jung Hyuk.
“Tampaknya, selalu ada cara untuk selamat.” Kata Se Ri dengan tatapan mengoda.
“Haruskah kubunuh dia?” gumama Jung Hyuk. Se Ri akhirnya bertanya apakah ini rumah Jung Hyuk. Jung Hyuk hanya diam saja.
“Bolehkah aku bertanya? Apa Kau punya makanan?” tanya Se Ri seperti sangat kelaparan. Saat itu Jung Hyuk masih berpikir kalau akan membunuh Se Ri. 



Se Ri akhirnya masuk ke kamar mandi dan kaget melihat wajahnya dicermin ternyata sangat kotor. Ia mengeluh karena wajahnya yang kotor tadi bertatapan dengan Jung Hyuk padahal seharusnya bilang kalau wajahya sekotor ini.
“Apa ini? Bahkan tak ada wastafel.” Keluh Se Ri mengambil air dalam bak lalu menaruh dalam baskom dan mulai mencuci wajahnya yang kotor.
“Tidak, kau tak apa-apa... Ini pengalaman bagus. Konon, sesuatu yang tak bisa kau beli justru yang paling berharga. Ini pengalaman berharga.” Kata Se Ri sambil terus mencuci wajahnya. 

Di dapur, Jung Hyuk membuka adonan lalu membentuknya jadi mie. Setelah itu memasak kuah dengan kompor minyak setelah itu membuka telur dadar untuk taburan setelah itu memberikan makan pada Se Ri yang sudah duduk dimeja makan.
“Entah bagaimana adat kalian... Tapi di Selatan, inilah adat kami.” Ucap Se Ri menatap mie dan kimchi didepanya dengan wajah ragu.
“Saat kau makan di rumah orang lain, tamu biasanya menawarkan suapan pertama ke tuan rumah...Seperti ini... Ayo Buka mulutmu. Menurut kami, sudah seharusnya tuan rumah makan lebih dahulu.” Ucap Se Ri mencoba menyuapi Jung Hyuk. Tapi Jung Hyuk hanya diam saja.
“Ini memang etiketnya.. Mungkin, itu akan membantumu memahami.” Kata Se Ri mencoba menyakinkan karena Jung Hyuk hanya diam saja.
“Apa Kau takut dengan makanannya? Apa Takut kalau diracuni?” sindir Jun Hyuk. Se Ri meminta maaf kalau menyinggungnya.
“Tapi kau harus paham alasanku bersikap begini. Bukankah lebih aneh jika aku langsung memercayai orang di situasi begini?” kata Se Ri membela diri.
“Kau benar.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri bahagia kalau ucapanya itu memang benar tak bisa langsung percaya.
“Kau mendarat di zona demiliterisasi, saat naik parasut di hari berangin. Ketika pagar listrik tak bekerja, kau menyeberangi garis batas menuju wilayah permukiman militer. Aku pasti konyol jika percaya bahwa kau tak berbahaya.” Sindir Jung Hyuk.
“Jangan bilang kau mencurigaiku sebagai mata-mata?” kata Se Ri kesal. Jung Hyuk menegaskan hanya membahas kemungkinannya.
“Dengarlah... Aku bukan mata-mata. Aku sangat terkenal di Selatan, kau pasti mata-mata jika tak tahu. Aku tak akan mengungkap namaku karena aku tak mau kau terkejut setelah mencariku di internet.” Ucap Se Ri membanggakan dirinya.
“Kami tak punya internet, jangan cemas.” Kata Jung Hyuk santai. Se Ri kaget kalau di utara tak ada internet
“Justru makin buruk. Tak ada yang tahu aku ada di desa terpencil ini. Pasti warga negaraku heboh karena aku menghilang.” Kata Se Ri yakin. 




Semua keluarga Yoon berkumpul di ruang tengah, Tuan Yoon terlihat tegang. Se Jun memberitahu kalau Polisi sudah mencari semalaman, tapi tak menemukan apa pun. Tuan Yoon memerintahkan agar jangan andalkan kepolisian saja.
“Kita harus pekerjakan para ahli dan lakukan pencarian sendiri.” Kata Tuan Yoon. Se Jun menganguk mengerti.
“Pastikan beritanya tak menyebar. Waspada terhadap reporter.” Ucap Tuan Yoon.
“Itulah yang kulakukan kali pertama. Dan ayah mertuaku sangat membantu kita.” Kata Hye Ji berkomentar.
“Ayahku sudah menghubungi komisaris kepolisian. Jangan cemas.” Kata Sang Ah mencari perhatian. Tuan Yoon pun mengucap syukur.
“Kudengar dia sedang bekerja saat ini terjadi. Berarti para pegawainya di sana sudah tahu soal ini. Kita harus apakan mereka?” kata Sang Ah sengaja menyindir.
“Kupanggil mereka semua untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan pengacara perusahaan.” Kata Se Jun.
Istrinya langsung memuji suaminya yang sungguh profesional. Se Jun malu meminta agar tak melakukanya.  Tiba-tiba Nyonya Han menyindir kalau mereka semua pasti senang. Semua mengeluh dengan tanggapan Nyonya Han karena menurutnya itu tak mungkin seperti itu.
“Perkataan Ibu agak kasar.” Komentar Se Hyung. Sang Ah mengaku tentu tak menyenangkan
“Kalian semua tampak sangat senang.” Kata Nyonya Han sinis. Semua hanya bisa diam saja. 



Sementara Se Ri yakin kalau pasti semuanya panik saat ini. Ia juga merasa Selain itu, alasan kejadian ini penting karena bisa menyebabkan konflik antarnegara dan berpikir Jung Hyuk itu past tak paham. Jung Hyuk hanya diam menatapnya.
“Aku membahas kemungkinan terjadinya perang. Halo.. Begitu semuanya tahu aku di sini, pemerintah Korea Selatan, pihak kemiliteran, dan... bahkan PBB tak akan tinggal diam.” kata Se Ri seperti ingin mengancam
“Aku tak akan memberi tahu mereka.” Kata Jung Hyuk. Se Ri kaget mendengarnya.
“Tak ada yang boleh tahu kau di sini.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri tak mengerti apa maksudnya.
“Apa Maksudnya, kau mau membunuhku sebelum yang lain tahu?” kata Se Ri. Jung Hyuk piki itu bisa menjadi solusinya.
“Apa Itu semacam lelucon Korea Utara? Aku belum terbiasa dengan lelucon Korea Utara. Tapi itu cukup cerdas.”ucap Se Ri menatap Jung Hyuk dan berpikir kalau ucapan Jung Hyuk memang benar.
“Kurasa, kau salah paham.. Benar. Kurasa penjelasanku agak rumit. Biar kuberi contoh. Apa Kau tahu Heung-bu dan Nol-bu? Anggap kau tahu. Apa yang terjadi dengan Heung-bu setelah dia merawat kaki burung?” kata Se Ri mulai menjelaskan perumpaman.
“Dia makmur, dari miskin menjadi kaya. Apa yang terjadi dengan Nol-bu yang menyiksa burung itu? Keluarganya hancur.” Kata Se Ri. Jung Hyuk tak mengerti dan ingin langsung mengatakan saja.
“Kau ingin menjadi Heung-bu atau Nol-bu?” ucap Se Ri. Jung Hyuk berpikir kalau Se Ri itu burung layang-layangnya


“Bukan... Aku bukan burung biasa. Aku burung layang-layang kaya yang membayar utangnya. Sebenarnya... Aku tak biasanya bilang begini.” Kata Se Ri mencoba agar terlihat bangga.
“Kalau begitu, jangan.” Ucap Jung Hyuk seolah tak peduli. Akhirnya Se ri mengaku kalau dari keluarga kaya di Korea Selatan.
“Aku dari Kelas atas... Dari keluarga kaya. Perusahaan modeku terdaftar di KOSDAQ.” Ucap Se Ri bangga.
“Aku tak tertarik.” Kata Jung Hyuk santai. Se Ri mencoba menjelaskan Sama seperti Heung-bu yang merawat burung itu sampai bisa terbang ke Gangnam jadi meminta bantuannya.
“Jika begitu, aku akan membalas jasamu.” Jelas Se Ri. Jung Hyuk pikir Se Ri mau bernegosiasi dengannya. Se Ri membenarkan.
“Kedua pihak diuntungkan.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk langsung menolaknya. Se Ri kaget dan ingin tahu alasanya.
“Kubalas kebaikanmu.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pikir kalau sejak awal, memang tak bersikap baik. 


Saat itu terdengar suara dari depan pintu gerbang, Jung Hyuk pun membukanya. Tentara Pyo memberikan hormat lebih dulu mengaku   tak tahu Jung Hyuk ternyata sudah pulang, padahal mencari di mana-mana. Jung Hyuk hanya bisa menatap anak buahnya.
“Aku tahu kau di rumah saat lihat asap di cerobongmu... Aku punya kabar baik.” Ucap Tentara Pyo langsung menyelonong masuk.
“Kita tak perlu mencemaskan wanita Korea Selatan itu lagi.” Kata tentara Pyo. Jung Hyuk ingin memberitahu tapi Tentara Pyo terus mengoceh.
“Dia mati.” Ucap Tentara Pyo. Jung Hyuk kaget, Tentara Pyo tahu kalau Jung Hyuk pasti kaget karena ia juga seperti itu.
“Dini hari ini, ada kecelakaan di Gunung Suseok. Wanita muda tak dikenali tewas di tempat kejadian. Itu pasti dia.” Kata Tentara Pyo yakin. Jung Hyuk menegaskan kalau itu bukan.
“Ayolah. Firasatku sama tepatnya dengan para peramal. Kita Tunggu dan lihat saja. Jika aku salah, penggal aku.” Kata  Tentara Pyo. 
Jung Hyuk menyuruh anak buahnya pergi saja. Tentara Pyo menolak karena ingin ke toilet karena sudah lama menahan. Jung Hyuk pun tak bisa melarangnya. Tentara Pyo sambil membuka sepatunya mengaku  sungguh lega.
“Eun Dong tak akan diberhentikan secara tak hormat saat masih muda, dan mereka tak akan tahu kalau Ju Meok meninggalkan pos untuk menonton drama Korea Selatan.” Kata Tentara Pyo
“Aku hanya minum segelas alkohol, bukan masalah besar. Tapi kau gagal menangkap wanita yang ada di hadapanmu. Itu kesalahan yang...” kata Tentara Pyo lalu dikagetkan dengan Se Ri yang sudah ada dibelakangnya. 
“Apa Kau tahu cara memenggal orang?” tanya Se Ri lalu mengaku belum pernah dan tanganya seperti memperagakan seperti sedang membuka tutup botol untuk memegang kepala orang.
“Kau membuatku kaget... Kapten Ri, apa yang terjadi?” ucap Tentara Pyo gugup.
“Kau orangnya, ya? Kau yang menembakku, ya? Aku hampir mati karenamu.” Kata Se Ri marah
“Kukira dia sudah mati.. Apa... Apa yang terjadi?” kata Tentara Pyo panik. Jung Hyuk hanya diam saja. 

Akhirnya mereka bertiga duduk didalam. Tentara Pyo pun menyindir kalau mata-mata Korea Selatan cukup cakap karena Mereka bisa utus mata-mata ke lokasi ini, yaitu rumah dinas petugas Korea Utara tanpa membuat kesalahan.
“Harus berapa kali kukatakan? Aku tak tahu kalau ini rumahnya. Aku bukan mata-mata, dan aku tak diutus kemari. Kau memang sulit memahami ucapan orang lain kepadamu, ya?” keluh Se Ri kesal.
“Kapten, kau punya sekop atau belencong? Berikan aku waktu. Ada banyak sungai dan pegunungan. Ada banyak tempat untuk menguburnya di negara kita.” Ucap tentara Pyo sinis.
“Apa katamu, Kucing Licik? Mengubur apa? Kau bisa mengubur dirimu jika kau mau.” Balas Se Ri tak mau kalah. Sementara Jung Hyuk hanya diam saja seperti memikirkan solusinya.
“Hei, Orang Selatan. Aku tahu kau bodoh, tapi kau tak paham apa yang sedang terjadi? Kami tak memberi ampun kepada musuh.” Kata Tentara Pyo
“Kurasa kaulah yang tak paham. Bukankah kalian akan terkena masalah jika ada yang tahu aku sembunyi di sini? Bukan hanya aku yang akan bernasib buruk, 'kan? Kau bilang Siapa saja tadi?” ucap  Se Ri mencoba mengingat-ingat.
“Eun Dong akan diberhentikan secara tak hormat. Ju Meok? Dihukum karena meninggalkan pos demi drama Korea Selatan. Lalu kapten ini... Kau akan direvolusikan.” Ucap Se Ri menunjuk ke arah Jung Hyuk  yang akan DIBEBASTUGASKAN UNTUK KERJA PAKSA
“Dan kau, Kucing Licik! Minum-minum saat bertugas... Kau yang terburuk.” Kata Se Ri bisa mengancamnya. Tentara Pyo panik langsung mendekati Jung Hyuk.
“Kapten Ri, kenapa wanita itu tahu semuanya?” ucap tentara Pyo. Jung Hyuk pkir Tentara Pyo pasti bisa tahu alasanya. 



Saat itu terdengar suara gerbang diketuk lagi, tiga orang tentara muda pun datang lagi. Merkea memberikan hormat lebih dulu setelah pintu terbuka. Tentara Park bertanya apakah Jung Hyuk sudah dengar kabar baiknya.
“Di Gunung Suseok, seorang...” kata Tentara Park. Jung Hyuk menegaskan itu tak benar.
“Wanita tak dikenal...” kata Tentara Park. Jung Hyuk kembali menegaskan kalau itu tak benar.
“Kau pasti Eun Dong.” Kata Se Ri keluar rumah melihat Tentara yang paling muda. Eun Dong melihat Se Ri bingung bertanya siapa dia.
“Kudengar, kau akan diberhentikan secara tak hormat. Berarti kau akan diusir. Katanya kau butuh pekerjaan ini.” Ucap Se Ri. Eun Dong panik melihat Se Ri yang sebelumnya dianggap sudah mati. Tentara Pyo membenarkan.
“Kau Ju Meok, ya? Nama yang jantan. Kurasa seorang prajurit butuh maskulinitas. Drama Korea Selatan mana yang kau tonton saat meninggalkan pos?” ucap Se Ri.
“Stairway to Heaven.” Kata Ju Meok. Se Ri tahu itu drama lama Yang diperankan Ji-woo dan Sang-woo. Ju Meok terlihat tegang.
“Aku kenal mereka.. Rumah Ji-woo hanya beberapa rumah dariku.” Kata Se Ri. Ju Meok langsung tersenyum bahagia mendengarnya.
Tentara Park mengelu h kalau itu tak Penting, Ju Meok pun hanya bisa tertunduk meminta maaf. Se Ri pun menyuruh mereka Jangan cuma berdiri dan masuk untuk bisa saling bicara. 

Semua berkumpul, Se Ri pikir mereka bisa mempermudah saja kalau meminta agar mereka meninggalkan  di tempatnya mendarat lalu akan cari jalan dari sana, karena Siang ini cuaca cerah jadi akan lebih mudah. Jung Hyuk memberitahu kalau itu tak mungkin.
“Kenapa?” tanya Se Ri. Tentara Pyo menyuruh Jung Hyuk membiarkan Se Ri saja kesana.
“Biarkan dia terpanggang seperti ayam di pagar listrik dan bilang, "Jadi, ini bahayanya pagar listrik." Dia akan dapat pelajaran.” Ucap Tentara Pyo dengan nada menyindir.
“Pagar listriknya dimatikan kemarin karena generatornya rusak disebabkan angin. Tapi sudah diperbaiki, kau tak bisa ke sana.” Jelas Ju Meok
“Sebab itu aku memintamu mengantarku ke sana. Kalian prajurit. Itu wilayah kalian, 'kan?” kata Se Ri
“Kami baru selesaikan tugas dua bulan di garis perbatasan, dan kembali ke unit kami pagi ini. Kami tak bisa masuki wilayah itu beberapa bulan.” Tegas Jong Hyuk.
“Jangan bicara serampangan dan memutuskan itu tak mungkin. Cobalah cari solusi.”kata Se Ri
“Tak ada jalan lain. Paling mudah menguburkannya.” Kata Tentara Pyo. Se R membalas kalau tak menanyakannya. 


Tentara Pyo mulai mengumpat, Se Ri tak percaya mendengarnya kalau berani mengatakan itu dan itu cara mereka menghina dan berpikir harus mebalas dengan hinaan Selatan. Ia menegasakan Jika bicara soal hinaan,mereka cukup pandai.
“Sudah, cukup. Apa Kau pikir memutuskan negara mana yang lebih pandai menghina merupakan masalah besarnya?” kata Jung Hyuk.
“Benar. Aku terbawa suasana... Mari kita bicarakan ini baik-baik. Jadi, Apa ini kasus pertama orang Korea Selatan mendarat di Korea Utara? Apa Tak adakah protokol untuk kejadian seperti ini? Buku petunjuk?” kata Se Ri
“Menurut petunjuk, kau akan diinterogasi oleh Badan Keamanan saat ini.” Kata Jung Hyuk
“Kalian terus membahas Badan Keamanan. Apa Itu semacam kantor polisi atau BIN?” kata Se Ri. Jung Hyuk pikir pasti sama.
“Lalu kenapa tak bawa aku ke sana saat pertama kali melihatku? Sudah kuduga. Jika aku ke sana dan mengumbar semuanya, kalian bisa kena masalah. Benarkan?” ucap Se Ri dan semua hanya diam saja.
“Sebab itulah aku minta bantuan kalian. Aku tahu kalian mau menyangkal, tapi kita dalam situasi yang sama. Baik, Stairway to Heaven, berikan pendapatmu.” Kata Se Ri melihat Ju Meok mengangkat tanganya.
“Pamanku bekerja sebagai petugas kapal ke kapal.” Kata Ju Meok dengan bahasa korea utara yang kental. Se Ri tak mengerti maksudnya apa.

“Itu saat kapal bertemu kapal lain di perairan internasional. Kau naik kapal kecil ke tengah laut dan temui kapal besar diam-diam yang menuju negara lain.”jelas Tentara Pyo.
“Itu ide bagus. Kapal ke kapal... Ju Meok, akan kudapatkan tanda tangan Ji-woo untukmu.” Ucap Se Ri.
“Sungguh? Kapan?” tanya Ju Meok dengan wajah bahagia. Se Ri menjawab setelah persatuan. Wajah Ju Meok langsung sedih tapi Se Ri yakin pasti akan terjadi.
“Jadi, kapan dia berangkat?” tanya Se Ri. Ju Meok memberitahu pamanya pergi dari Pelabuhan Jinheung tiap 15 hari jadi, tiga hari lagi.
“Tiga hari? Apa Tak ada yang lebih cepat? Walau pergi dalam tiga hari, butuh waktu lama jika aku harus melewati negara lain. Sejujurnya, aku harus menghadiri rapat pemegang saham.” Kata Se Ri kebingungan. Jong Hyuk ingin bicra tapi Se Ri kembali bicara.
“Ini sangat penting bagiku. Ini momen terpenting dalam hidupku.” Kata Se Ri. 

Jung Hyuk pikir harus menjelaskan kalau Se Ri adalah alasan semua ini terjadi yang lewatkan kesempatan untuk pulang Jadi seharusnya meminta maaf karena merepotkan semuanya. Semua hanya diam saja. Se Ri pikir pun benar.
“Maafkan aku soal itu... Kalian pasti terkejut.” Ucap Se Ri. Jung Hyuk pun meminta Se Ri memilih. Se Ri ingin tahu tahu pilihan apa.
“Jika mau, akan kuantar ke Badan Keamanan sekarang.” Ucap Jung Hyuk. Semua panik meminta Jung Hyuk memikirkanya.
“Mereka mungkin akan memulangkanmu.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu artinya ada kemungkinan tidak
“Aku tak bisa janji.” Ucap Jung Hyuk. Se Ri pun ingin tahu apakah ada pilihan lain karena harus memilih.
“Dengarkan perintah kami.” Tegas Jung Hyuk. Se Ri ingin tau Perinta seperti apa
“Pertama, kau tak boleh keluar dari rumah saat di sini.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu wajah karena tak gila dan tak mau ke mana-mana.
“Jangan bicara dengan kami. Jangan sebarkan ideologi Selatan.” Kata Jung Hyuk. Se Ri pikir itu bagus untuk jangan bicara dengannya juga.
“Jangan sebar apa pun kepadaku, tak akan terpengaruh. Begitu kembali ke Selatan, jangan ungkap apa pun yang terjadi di sini.” Tegas Jung Hyuk.
“Jangan cemas... Aku tak akan bilang. Aku akan menderita amnesia saat aku kembali.” kata Se Ri


Ju Meok yang melihatnay berkomentar Se Ri  jujur karena menurutnya Jika  menonton drama Korea,maka sembilan dari sepuluh orang menderita amnesia dan  penyakit umum di negara kapitalis. Semua menganguk mengerti.
“Apa Itu karena mereka minum kola Amerika terlalu banyak?” komentar Eun Dong polos. Tentara Pyo merasa ini menarik sekali.
“Baiklah. Aku mau meminta bantuan. Ini tidak sulit... Dua dari tiga makananku tiap hari, aku makan daging... Aku penyuka daging.” Ucap Se Ri
“Hei, Orang Selatan... Jangan main-main.” Kata Tentara Pyo. Se Ri tak mengerti maksudnya "Jangan main-main"
“Itu artinya, "Jangan bercanda"?” balas Se Ri.Tentara Pyo kali ini yang tak mengerti maksud ucapan Se Ri dan bertanya pada Ju Meok. Ju Meok memberitahu kalau arti ucapan mereka itu sama.
“Kapten Ri.... Wanita ini mulai licik, memikat orang-orang kita. Dia mulai main-main, dan menyebarkan cara orang Selatan makan daging dua kali sehari!” kata Tentara Pyo mengadu.
“Terserah saja.. Aku memang seperti itu. Tapi kalian tahu, aku kelaparan dua hari terakhir ini.Bahkan Aku berjalan jauh juga. Penglihatanku agak kabur sekarang. Maaf, apa kalian punya daging?” ucap Se Ri dengan wajah memohon. 


Tuan Hong terlihat gugup di restoran ayam goreng. Seorang pria masuk ke restoran dengan senyuman bahagia meminta maaf karena Tuan Hong yang lama menunggu lalu memberikan alasan segalanya sibuk di akhir tahun.
“Sebaiknya kau selesaikan pekerjaanmu dahulu.” Kata Tuan Hong yang duduk sambil meminum bir.
“Jangan konyol. Kau lebih penting daripada pekerjaan. Apa Kau lupa sudah perkenalkan aku? Kau perkenalkan aku ke bosmu. Sejak kontrak itu ditandatangani, tak ada yang berani ganggu aku.”ucap Si pria
“Apa Tahu manajer menyebalkan itu? Dia tak bisa apa-apa. Akhir-akhir ini, aku sengaja membuatnya kesal. Tapi dia tetap diam.” kata Si pria bangga. Tuan Hong mengeluh temanya yang bersikap seperti itu.
“Tidak, jangan cemas. Kini aku bisa.”ucap Si pria yakin. Tuan Hong menegaskan kalau temanya tak bisa.
“Aku bukan orang yang gugup soal akan dipecat.” Kata Tuan Park Su Chan. Tuan Hong menegasan Su Chan salah.
“Aku bahkan berhasil mendapatkan kontrak sepuluh miliar won... Chang-sik... Kurasa aku akan dipromosi.” Kata Tuan Su Chan dengan penuh semangata.
Tuan Hong memberitahu kalau bosnya itu menghilang. Su Chan kaget ingin memastikan kembali Tuan Hong pikir mungkin Se Ri sudah mati karean Sudah 24 jam sejak dia dinyatakan menghilang. Su Chan pikir Tuan Hong itu sedang bercanda.
“Maafkan aku...Ini Sungguhan... Kenapa kau memancing emosi manajer? Seharusnya jangan! Ah... Lupakan. Seharusnya aku tak memperkenalkanmu dengannya.” Kata Tuan Hong merasa bersalah.  Saat itu Su Chan langsung mengambil bir dari tangan temanya dan meminum habis. 


Dalam sebuah gereja. Nona Do berdoa mengadu pada Tuhan memohon semoga suaminya ditempatkan di posisi yang sudahsiapkan untuknya sebagai pewaris perusahaan sesegera mungkin.
“Mohon izinkan dia menerima kehormatan itu. Tuhan, tolong ampunilah kami. Istirahatlah dengan tenang...” ucap Nona Do dan terhenti mendengar suara berteriak disampingnya.
“Tuhan! Tidak... Itu tak benar... Tak bisa begini... Tolong kembalikan dia dengan selamat. Jaga dia agar tak terluka. Dan tentunya, agar dia tetap hidup... Izinkan dia pulang.” Ucap Su Chan memohon. Nona Do hanya menatapnya.
“Tuhan, bukan itu permintaanku.” Kata Nona Do. Su Chan memohon agar Tuhan bisa mendengarnya, sementara Nona Do berpikir pasti memihaknya. Keduanya saling berdoa dengan saling bertolak belakang. 

Di Korea Utara, terlihat lingkungan yang tentram tempat Jung Hyuk tinggal. Buah kemesek yang dijemur dan sebuah tugu dengan tertulis “PEMIMPIN AGUNG SELALU BERSAMA KITA” Anak-anak pun bermain menangkap capung.
Para ibu-ibu sedang mengasinkan sawi di pinggir pantai. Nyonya Ma berdiri layaknya bos berkomentar mereka dapat kubis lebih sedikit. Nyonya Hyun Myung Sook memberikan potongan lobak  yang rasanya manis. Nyonya Ma pun mencobanya.
“Totalnya dua ton untuk lima keluarga... Hanya 2.000 kg.” Ucap  Nyonya Yang Ok Geum.
“Sebelum aku menikah, keluargaku saja bisa membuat kimchi satu ton. Kita bekerja lebih sedikit, tapi aku cemas tak akan dapat cukup kimchi untuk musim semi.” Komentar Nyonya Ma lalu menyuruh ibu-ibu yang jauh darinya agar bisa mengarami sawi yang belum terlihat layu. 

Nyonya Ma lalu teringat sesuatu kalau hari ini. Nyonya Na Wol Suk membenarkan kalau hari ini. Nyonya Ma dengan senyuman malu-malu merasa Dua bulan sudah lama sekali.
“Maaf. Apa yang kalian bicarakan?” tanya Nyonya Yang. Nyonya Na mengeluh Nyonya Yang seharusnya tak melupakan ini.
“Apa Kau lupa Jung Hyuk akan kembali dari pos hari ini?” kata Nyonya Na Nyonya Yang panik berpikir u jadi pelupa akhir-akhir ini.
“Bukankah kapten lain juga bekerja di garis perbatasan? Kenapa kau berbicara seakan dia spesial?” komentar Nyonya Hyun.
“Wajah tampannya spesial, 'kan? Anggaplah kita berusaha melindungi kekayaan bangsa kita.” Kata Nyonya Na. Nyonya Hyun tersenyum  
“Apa Kita sudah menaruh cukup kayu di rumahnya?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Na menjawab Sudah ada banyak jadi jangan cemas.
“Lalu garam, pasta kedelai, dan pasta cabai?” tanya Nyonya Ma. Nyonya Ma menjawab semua wadahnya sudah terisi.
“Sesuai perintahmu, dagingnya ada di wadah garam.” Kata Nyonya Ma bangga.
**
Bersambung ke Part 2
“Episode ini akan ada 3 Part karena waktunya 1jam 16 menit.”

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: