PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Mi So
mengumpat kesal pada Young Joon seperti anak kecil malah mendorong
kursinya. Young Joon panik mendekati Mi
So brusaha agar menjelaskan, Mi So tak mau menatap Young Joon dengan wajah
kesal bicara pada bosnya.
“Aku baru
ingat siapa Wakil Ketua dan orang macam apa Anda ini.” Ucap Mi So. Young Joon
terlihat kebingungan.
“Anda
orang narsis yang hanya mencintai dirinya sendiri. Menurut Anda, orang lain
hanyalah latar belakang saja. "Berani-beraninya Kau memikirkanku?" Itulah
yang terlintas di pikiran Anda. Makanya Kau mendorongku, kan?” ucap Mi So
sangat marah
“Sekretaris
Kim, Kau keliru... Bukan begitu maksudku...” jelas Young Joo
“Wakil
Ketua Lee, Apa kau tahu? Jika seseorang
bertanya padaku kapan ciuman pertamaku, Aku lebih pilih saat ada anak yang namanya
Sang Cheol menciumku sebagai lelucon di TK daripada yang sekarang ini.” Tegas
Mi So berdiri dari tempat duduknya.
Young
Joon berusaha untuk menjelaskan tapi Mi So memilih untuk meminta izin cuti karena merasa tak mampu melihat wajah bosnya
lalu melangkah pergi. Young Joon
berusaha menahan Mi So agar tak pergi.
“Ngomong-ngomong,
hari ini kerjaanku sudah selesai... Jangan berani-beraninya mengikutiku.” Ucap
Mi So lalu keluar dari ruangan
“Tapi Aku
lega Sekretaris Kim tidak tahu kenapa tadi. Aku tidak senang sama sekali dan
Bukan begini seharusnya.” Kata Young Joon seperti menyembunyikan rahasia.
Mi So
membuat bom soju dan minum dengan dua kakaknya. Pil Nam membahas kalau saat
bibir Mi So bersentuhan tapi Young Joon malah mendorongnya. Mi So membenarkan
dengan membaca cerita diinternet jadi
tidak bisa mempercayainya.
“Apa Kau
tahu kenapa dia melakukan itu?” tanya Mi So
“Aku
tahu. Kedengarannya seperti dia mengalam gangguan hasrat seksual.” Ucap kakak kedua.
“Kau
bilang Seksual apa?” ucap Mi So kaget, Pil Nam pikir adiknya itu tidak perlu
terkejut.
“Banyak
pria muda datang ke klinik kami dengan masalah itu. Mereka sangat stres kalau
tubuh mereka menolaknya dan Seperti itulah.” Cerita Pil Nam, Mi So merasa
kakaknya itu konyol
“Aku tidak
konyol. Menderita disfungsi seksual bukanlah kejahatan. Menurutku, Kupikir ini
masalah psikologis. Dia menunjukkan... perilaku ekstrim seperti itu tepat
sebelum ciuman. Kurasa dia trauma perempuan atau ciuman. Dan itu menyebabkan
dia menunjukkan gejala penolakan.” Jelas Pil Nam, Mi So lalu mengingat tentang
"Trauma".
Ketiganya
keluar dari restoran, Kakaknya mengajak pergi ke ronde berikutnya., Mi So
menolaknya merasa kalau sudah cukup tapi dua kakaknya enggan dan ingin mengajak
mereka minum satu kali lagi. Mi So memilih untuk lebih bersantai karena Besok
hari libur.
“Makanya,
Kau harus minum sampai hampir mati. Kapan lagi Kau punya kesempatan seperti
ini?” ucap Kakaknya
“Tidak,
aku tidak bisa menghabiskan hari-hariku yang indah cuma buat pulih dari mabuk.
Besok, hari-hariku menyenangkan. Jadi Aku pergi dulu ya.” Kata Mi So lalu
bergegas pergi. Kedua kakaknya berpesan
agar berhati-hati sampai dirumah.
Pil Nam
tak yakin kalau itu kisah Mi So dibaca di internet menurutnya itu tentang Mi So
dan Wakil Ketua Lee. Kakak keduanya tak percaya mendengarnya kalau itu kisah Mi
So dan Wakil Ketua Lee.
“Apa Maksudmu, orang kaya menderita disfungsi
seksual?” ucap Kakak Kedua kaget.
“Memang
tidak boleh pria kaya menderita disfungsi seksual? Tapi Bukan itu intinya...
Intinya kalau ada sesuatu yang terjadi di antara keduanya.” Ucap Pil Nam sedih
Mi So
mengingat yang dikatakan oleh kakaknya“Dia menunjukkan perilaku ekstrim seperti
itu tepat sebelum ciuman. Kurasa dia trauma perempuan atau ciuman.”
“Mungkin...
mungkin ada alasannya.” Ucap Mi So menyakinkan diri tapi kembali merah kalau
memang ada menurutnya tak lucu sambil mengosong giginya dengan cepat.
Young
Joon menuliskan pesan untuk Mi So di dalam kamar “Sekretaris Kim, Kau pasti sangat
bersemangat untuk menciumku. Karena Kau sudah mengantisipasinya, jadi Kau pasti
sangat kecewa.” Tapi kembali menghapusnya.
Akhirnya
Young Joon kembali menuliskan “Sekretaris Kim, maaf.” Menurutnya Semakin
sederhana semakin baik dan Langkah pertama
selalu yang paling sulit tapi Selanjutnya akan mudah, lalu segera
mengirimkanya.
“Bilang
maaf sekarang tidak sulit lagi.” Kata Young Joon dengan senyuman tapi setelah
itu langsung terlihat gugup.
Mi So
membaca pesan Yong Joon lalu membalas “Maaf? Memang ada yang terjadi di antara
kita? Aku tidak tahu apa yang Anda sesali.”dan Young Joon membacanya.
“Memangnya
ada yang terjadi di antara kita? Apa dia melupakan momen manis dan dinamis itu?
Kalimat ini sulit sekali ditafsirkan. Jadi Aku harus bagaimana?” kata Young
Joon kebingungan.
Young
Joon duduk di ruang makan, pelayan masuk memberitahu kalau sekertarisnya sudah
datang. Young Joon heran karena Mi SO daang disaat cuti menurutnya
sekertarisnya itu pasti merasa tidak nyaman dan bergegas pergi, tapi ternyata
bukan Mi So yang datang.
“Sekretaris
Yang, kenapa pagi-pagi sudah kemari? Bukankah biasanya Kau menunggu di luar?”
ucap Young Joon heran
“Ya,
Pak... Tapi Sekretaris Kim bilang padaku kalau dia tidak bisa bekerja hari ini,
jadi dia memintaku untuk mengikat dasi Wakil Ketua menggantikannya.” Kata Tuan
Yang. Young Joon terlihat binggung.
“Dia
bilang padaku kalau tidak ada yang mengikatnya untuk Anda jika dia tidak di
sini.” Ucap Tuan Yang siap mengikat dasi Young Joon
“Tidak!
Jangan dan Jangan mendekat.”tegas Young Joon menghindar
“Aku bisa
mengikatnya dengan benar” kata Tuan Yang. Young Joon panik meminta agar Tuan
Yang diam saja.
Mi So
membuat Daftar Keinginan Saat Cuti, karena ingin benar-benar menikmati setiap momen
hari ini. Ia pikir Tempat pertama yang harus didatangi adalah taman hiburan,
lalu teringat kembali saat menaiki komidi putar bersama dengan Young Joon.
“Karena
selama ini Kau sudah bekerja keras seperti sapi perah, Aku memberimu boneka
sapi. Namanya adalah "Si Sapi Pekerja Keras".” Ucap Young Joon saat
memberikan boneka pada Mi So terakhir kali.
“Hei, Si
Sapi Pekerja Keras.. Ayo jangan bertatapan hari ini. Karena Kau terus
mengingatkanku pada seseorang.” Kata Mi So kesal dan tak sengaja mendorong
kursi boneka sapinya.
Saat itu
Mi So seperti teringat terakhir kali Young Joon yang akan menciumnya tapi malah
mendorongnya. Ia mengeluh sangat malu karena menutup matanya.
Ji Ah
bergegas masuk ruangan langsung meminta maaf karena datang terlambat. Tuan Jung
memberitahu kalau Ji Ah terlambat 14 menit. Ji Ah kembali meminta maaf. Mereka
berpikir Ji Ah itu bisa santai-santai Karena Sekretaris Kim tidak datang.
“Tidak,
bukan begitu... Minggu lalu keluargaku pindah ke Yangpyeong, jadi sekarang
rumahku agak jauh dari kantor.” Jelas Ji Ah
“Hei... Tidak
ada yang tertarik penasaran, soal urusan keluargamu dan siap-siap bekerja
sana.” Sindir Se Ra
“Ya,
Bu... Aku akan pergi ke agen perumahan nanti untuk mencari kosan. Kupikir bisa
dapat kosan dekat kantor. Jika Aku dapat kosannya, maka Aku tidak akan pernah
terlambat lagi.” Kata Ji Ah
“Berhenti
berbicara tentang urusan hidupmu, kita benar-benar tidak tertarik dan
bersiaplah bekerja.” Kata Se Ra sinis Ji
Ah pun menganguk mengerti lalu bergegas masuk ruangan.
“Ngomong-ngomong,
kenapa Sekretaris Kim mengambil cuti?” tanya Se Ra heran
“Entahlah.
Apa Mungkin ada sesuatu yang terjadi dengannya?” kata Tuan Jung
“Tidak
ada yang terjadi dengannya.” Ucap Young Joon masuk ruangan, Semua langsung
berdiri menyapa Young Joon.
“Berhenti
membicarakan orang yang tidak ada di sini, sebaiknya bekerja lebih keras untuk menggantinnya
saat dia tidak disini.” Tegas Young Joon.
Se Ra
akan berjalan pergi, saat itu Tuan Yang tiba-tiba berada didepannya, dengan
wajah kesal Se Ra menyuruh Tuan Yang untuk minggir sambil mendorongnya.
Ji Ah
menyapa Young Joon akan masuk ruangan, tatapan Young Joon sedih karena tak
melihat Mi So ada di tempat duduknya. Sementara Mi So sedang duduk di taman
bermain melihat ibu-ibu muda yang sedang menjaga anak-anaknya bermain, seperti
wajahnya sangat ingin memiliki keluarga seperti mereka.
Akhirnya
ia menelp Ji In untuk bertemu kalau punya waktu senggang. Ternyata Teman ada
rapat PTA (Orang tua murid) di prasekolah, lalu menelp Eun Min untuk bertemu.
Eun Min ternyata ingin pergi klinik kecantikan untuk me-filler wajahny.
“Aku akan
melakukan apa nanti saat berhenti dari pekerjaanku?” kata Mi So kebingungan.
Lalu
teringat dengan seseorang dan langsung mengirimkan pesan pada Reporter Park
Byung Heon “ Halo,
Aku Kim Mi So, yang berkencan denganmu terakhir kali. Maaf, tapi kasus
penculikan anak tahun 1994 yang kuminta untuk dicari tahu. Bolehkah Aku bertanya
bagaimana perkembangannya?” Mi So
pikir kalau akan mencoba mencari anak yang selama ini ditunggunya.
Sung Yeon
masuk ke dalam ruangan, Young Ok melihat pria tampan langsung menyapa dan
bertanya siapa yang datang. Tuan Jung tahu kalau Sung Yeon yang terakhir kali
datang menemui Wakil Ketua. Sung Yeon membenarkan lalu melihat berkas “ Penulis
Lee Sung Yeon, Rencana Konser Buku”
“Apa Anda
si penulis yang berpartisipasi dalam konser buku?”tanya Tuan Jung. Sung Yeon
membenarkan.
“Morpheus”
kata Tuan Jung seperti sangat kagum. Sung Yeon membenarkan. Semua tak bisa
menahan rasa kagetnya.
“Aku adalah
penggemarmu, Morpheus-nim. Sungguh suatu kehormatan bisa melihat Anda secara
pribadi seperti ini.” Ucap Se Ra dan Young Ok dengan wajah bahagia.
“Ada apa
ini?” kata Young Joon sinis melihat kakaknya yang datang. Keduanya saling
bertatapan dengan sinis. Sung Yeon akhirnya pamit dan mengikuti Young Joon
masuk ke ruangan.
“Aku akhirnya
mengerti kenapa Morpheus menyembunyikan wajahnya selama ini. Pasti karena dia
terlalu tampan. Begitu dia memperkenalkan dirinya... Astaga, jantungku berdegup
kencang.” Kata Se Ra
“Dia
keren.. Bukankah dia persis seperti tipe
penulis yang paling laris?” ucap Young Ok terkesima
“Aku
tidak terlalu peduli dengan novel-novelnya. Bukankah mereka kebanyakan isinya
wanita?” ucap Tuan Park
“Itu
karena semua orang suka dia adalah penulis buku laris!” komentar Young Ok
“Ya benar.
Buku-bukunya sangat menarik ingin cepat selesai dibaca. sampai Kau lupa waktu.Tapi
, Morpheus belakangan ini suka datang dan sekarang juga. Apa mungkin dia dekat
dengan wakil ketua?” ucap Se Ra. Young Ok pikir itu tak mungkin.
“Bukankah
atmosfirnya ga enak sekarang?” kata Young Ok. Se Ra pikir itu Mungkin.
“Hubungan
macam apa yang mereka berdua miliki?” tanya Se Ra penasaran.
“Aku tahu
rahasia besar mereka. Dengar ya baik-baik, mereka berdua kakak beradik.Penulis
Morpheus. adalah putra sulung ketua Grup Yumyung!.” Kata Tuan Jung. Semua
melotot kaget mendengarnya.
Sung Yeon
memberitahu kalau cuma mampir ke rapat Departemen Perencanaan dengan melihat
rencana dan konsepnya tidak jelek juga. Young Joon pikir kakaknya tidak perlu
melaporkan hal-hal seperti itu karena menurutnya itu cuma salah satu dari
sekian proyek yang perusahan yang sedang dikerjakan.
“Apa
perkataanmu harus sinis seperti itu?” ucap Sung Yeon. Young Joon mengaku kalau
memang kenyataanya seperti itu
“Aku yakin
bagimu itu tak ada artinya, karena posisimu sangat tinggi dan kuat. Tapi kurasa
Ibu dan Ayah tidak berpikir yang sama soal hal ini. Mereka berdua cukup senang
kenyataannya kita bisa bekerja bersama, Makanya Aku datang.” Komentar Sung
Yeon
“Dengan Memberitahumu
untuk tidak menyebakan masalah dan menciptakan perselisihan saat orang tua kita
berpikir kita sudah berdamai dan Aku sangat senang tentang itu.” Kata Sung Yeon
“Bukankah
itu yang harusnya Kau bilang pada dirimu
sendiri? Karena Aku bukan orang yang menciptakan perselisihan.” Tegas Young
Joon. Sung Yeon hanya bisa terdiam.
Sung Yeon
keluar dari ruangan bertanya pada Ji Ah Apa Sekretaris Kim Mi So sedang keluar.
Ji Ah memberitahu kalau Mi So sedang mengambil cuti hari ini. Sung Yeon akan
pamit pergi tapi JiAh menahanya mengaku sebagai anggota fanclub dan seorang
Morpheusian.
“Dan nama
penggunaku adalah "FallenForMorpheus". Apa kebetulan, Anda
mengingatku?” tanya Ji Ah
“Aku
sudah membuat banyak posting-an di grup penggemar. Maaf. Mulai sekarang, akan
kuingat.” Kata Sung Yeon
“Aku juga
akan mengingat ini dan Selama-lamanya.” Ucap Ji Ah ingin meminta tanda tangan.
Saat itu
Se Ra dan Young Ok datang, ingin meminta Bisa minta tanda tangan juga dan saat
itu Tuan Jung juga ikut meminta tangan tangan dengan membawa buku yang berjudul
Distant Afternoon. Semua binggung bertanya-tanya kapan tuan Jung membelinya dan
Bahkan plastiknya belum dilepas. Young Joon melihat adiknya yang banyak
dikerumini oleh fansnya.
“Untung
saja Sekretaris Kim menggunakan cutinya hari ini.”kata Young Joon dengan wajah
bahagia.
Ji Ah
menerima telp dari Mi So kalau akan menyesuaikan jadwal Wakil Ketua lalu
bertanya apa yang dilakukan saat ambil hari libur. Lalu terlihat kaget karena
Mi So hanya di rumah saja. Ia pun meminta agar Mi So menghubunginya jika
membutuhkan sesuatu.
“Dia
harusnya nongkrong dengan seseorang di hari seperti ini.” Ucap Ji Ah lalu
berdiri setelah melihat Young Joon keluar dari ruangan.
“Batalkan
semua jadwalku hari ini. Aku ada urusan mendesak.” Kata Young Joon lalu keluar
dari ruangan.
Mi So
menatap ponselnya dengan wajah sedi karena Tidak ada yang membalas pesan,
walaupun tak masalah. Tapi merasa kalau tidak
punya siapapun yang bisa diajak bertemu di hari liburnya dan menyalahkan
kalau semua karena Young Joon.
“Itu
Karena Aku harus mengatur semua kepentingan Wakil Ketua sepanjang hidupku.”
Ucap Mi So dan kaget karena melihat Young Joon sudah ada didepan rumahnya.
“Apa Kau
membicarakanku?” ejek Young Joon. Mi So bertanya kenapa Young Joon datang ke
rumahnya.
“Kurasa
Kau akan memikirkanku seperti yang dilakukan sekarang, jadi Aku ke sini untuk
menemuimu sendiri. Jadi Haruskah kita pergibersama hari ini?” kata Young Joon.
Mi So menjerit kaget.
“Aku
mengambil cutiku hari ini untuk pergi denganmu.” Ucap Young Joon. Mi So pikir
Young Joon tidak perlu melakukannya dengan alasan kalau sangat sibuk hari ini.
“Kelihatannya
Kau cuma jalan-jalan di sekitar sini, jadi apanya yang sibuk?” ejek Young Joon.
Mi So
mengaku sibuk jalan-jalan di sekitar sini lalu bertanya bagaimana Young Joon
tahu kalau ia ada dirumah. Young Joon mengaku kalau mendengar Ji Ah berbicara
telepon dengan mengoda kalau Mi So ingin ia datang menemuinya.
“Anda
hebat dalam segala hal, tapi Anda juga hebat bisa dapat ide yang keliru.”
Komentar MiSo
“Benar,
Aku hebat dalam segala hal, jadi percayakanlah hari liburmu padaku. Hari ini,
Aku akan menghiburmu.” Kata Young Joon. Mi So tetap menegaskan kalau dirinya
sibuk hari ini.
“Sekarang,
Aku berencana pergi ke suatu tempat lebih jauh dari sini.” Kata Mi So. Young
Joon seperti tak yakin karena Mi So hanya mengunakan pakaian santai.
“Beri Aku
kesempatan untuk menebusnya... Khusus untuk Sekretaris Kim, Aku juga sudah
membuat rencana... Kita akan makan di restoran lounge premium saat mendengarkan
pertunjukan orkestra. Kita akan naik kapal pesiar untuk menikmati berlayar. Lalu
cepat ke bandara dari tepi sungai dengan helikopter. Kita akan ke Jepang dengan
pesawat pribadiku. Kita akan makan sushi untuk camilan malam dan pulang.” Ucap
Young Joon membawa list panjang ditanganya.
“Aku tidak
punya niat untuk melakukan semuanya... Hari ini itu hari liburku. Jadi Aku akan
menghabiskan hari ini dengan kegiatan yang kuinginkan. Aku tidak akan melakukan
apa yang sudah wakil Ketua rencanakan.” Kata Mi So
“Maka,
hari ini Aku akan melakukan apa yang sudah Kau rencanakan.” Kata Young Joon.
Mi So
yakin Young Joon itu tak akan bisa melakukanya, tapi Young Joon menyakinkan
kalau itu bisa. Keduanya saling adu
argumen, sampai akhirnya Mi So pun membiarkan Young Joon mengikuti apa yang
direncanakanya.
Young
Joon kebingungan karena Mi So ingin naik bus, Bukan perjalanan ke Eropa atau
Mediterania, tapi perjalanan dengan bus dan tur keliling kota. Mi So
membenarkan kalau hanya ingin tur dengan mengunakan bus. Young Joon seperti tak
percaya mendengarnya.
“Jangan
mencoba melawan gayaku dan lakukan saja keinginanmu.” Ucap Young Joon .
“Ini
benar-benar yang kuinginkan. Aku selalu naik bus yang penuh sesak saat
berangkat atau pulang kantor. Aku ingin bepergian dengan bus ke tujuan akhirnya
di siang hari tanpa pikir lagi.” Jelas Mi SO
“ Tapi,
itu pasti kesulitan Wakil Ketua karena Anda benci naik kendaraan yang
dikendarai orang asing. Makanya Anda selalu menyuruhku mengemudi kapanpun
sesudah Anda minum. Pasti sulit 'kan untuk Wakil Ketua?” komentar Mi So
Young
Joon seperti ingin membuktikan ketika melihat bus datang mengajak agar segera
naik. Mi So tak percaya kalau Young Joon akan naik bus. Young Joon menegaskan
kalau dirinya akan melakukan keinginan Sekretaris Kim.
“Hari
ini, Aku saja yang bayar ongkosnya.” Kata Mi So akan membayar kartu bus untuk
dua orang, tapi ternyata saldonya tak cukup.
“Apa mesin
itu juga menginformasikan hal yang memalukan?” ejek Young Joon sudah siap
membayar tapi Mi So segera membayar dengan uang dalam dompetnya.
Mi So akhirnya
berdiri dengan berpegangan pada bangku. Young Joon mengikutinya sambil mengeluh
kalau bus dirancang tanpa mempertimbangkan orang tinggi sepertinya. Mi So
menunjuk kalau Young Joon bisa berpegangan diatas bus.
Saat itu
ada kursi kosong, Young Joon menyuruh Mi So saja yang duduk. Mi So seperti tak
biasa, menyuruh Young Joon sebagai bosnya saja yang duduk. Tapi akhirnya Ia
memutuskan untuk duduk karena hari ini hari liburnya.
Saat itu
bus sedikit mengerem, Young Joon tak bisa terjatuh dan duduk diatas pangkuan Mi
So. Semua orang melihatnya mengejek Young Joon itu punya kaki yang lemah. Mi So
pikir kalau Young Joon saja yang duduk tadi. Young Joon kaget dan buru-buru
berdiri dengan wajah malu.
Tuan Jung
bersama dengan Se Ra dan Ji Ah keluar dari kantor. Ia merasa kalau Cuacanya
panas, jadi mengusulkan untuk makan ayam dan bir. Ji Ah menolak karena harus
pergi ke agen perumahan untuk mencari rumah baru dan bergegas pamit.
“Kau mau,
kan?” kata Tuan Jung. Se Ra merasa tak suka dengan Ayam dan bir, tapi saat
melihat Tuan Ko datang wajahnya terlihat penuh semangat.
“Kita akan
makan ayam dan bir di sana. Apa Kau ingin bergabung?” tanya Se Ra. Tuan Jung
heran karena Se Ra mengatakan kalau tidak mau ikut, Se Ra mengelak kalau tak
mengatakan itu.
“Kau akan
pergi bersama kami, kan? Ayo kita lepaskan stres kita dari pekerjaan hari ini.”
Kata Se Ra penuh semangat
“Bekerja
adalah yang terbaik untuk melepaskan stresmu menurutku. Tidak ada yang lebih
baik daripada menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna saat stres datang
menghampirimu. Jadi Nikmatilah waktu kalian” kata Tuan Ko lalu pamit pergi.
“Ayo kita
makan ayam dan bir.” Ajak Tuan Jung.Se Ra langsung menolak. Tuan Jung binggung
karena Se Ra mau ikut untuk mendinginkan diri dari panas.
“Kapan Aku
bilang mau minum denganmu..? Tadi Aku bilangnya mau minum sama Asisten Manajer
Ko.” Kata Se Ra kesal lalu ikut bergegas pergi.
“Astaga,
aku cuma ingin menyentil dahimu jika Aku bisa.” Keluh Tuan Jung kesal.
Ji Ah
keluar dari gedung berkomentar kalau rumahnya Bersih dan bagus dan bertanya
apakah bisa segera pindah. Bibi mengatakan bisa, dan bertanya apakah ingin
melihat bagian atap karena Pmandangannya juga bagus.
“Apa Aku
juga bisa menggunakan atapnya?” tanya Ji Ah penuh semangat
“Tentu. Itu
Dipakai untuk kepentingan umum. Seorang pria muda tinggal di rumah atap, dan membuat
kebun kecil untuk menanam selada dan tomat ceri.” Ucap Si bibi.Ji Ah pikir pria
itu pasti sangat rajin.
“Dia
rajin dan hemat dan punya tujuan hidup yang kuat. Sewa bulanannya semula 500
dolar dengan deposit 10.000. Tapi Dia berusaha keras menyakinkan pemilik dan
sewanya jadi 420 dolar.” Cerita Bibi. Ji Ah tak percaya mendengarnya. Si bibi
menyuruh Ji Ah melihat saja dibagian atap karena ada seseorang yang menelpnya.
Di atap
Tuan Ko
sedang memperbaiki kancing yang lepas, dan melihat kalau jasnya semakin lusuh
karenan tidak ada pakaian lain. Ji Ah berjalan dari kejauah merasa penghuni
diatas rumah itu yang sangat kikir dan kaget ternyat pria itu adalah Tuan Ko,
begitu juga sebaliknya.
“Kau sedang
apa di sini? Apa Kau menguntitku?” ucap Tuan Ko marah. Ji Ah mengaku bukan
seperti itu.
“Benar,
Aku cuma punya satu setelan jas saja. Apa sampai segitunya Kau ingin tahu
dengan datang kesini mengikutiku?” tuduh Tuan Ko
“Aku
tidak menguntitmau. Aku di sini untuk mncari-cari rumah dan ingin tinggal di salah satu ruangan studio di
sini.” Jelas Ji Ah. Tuan Ko terlihat
kaget dan Malu. Ji Ah pun memilih untuk segera pamit saja.
“Tunggu
Sebentar... Orang-orang mengira, Aku gila kerja dan terkenal, dan Aku karyawan
laki-laki yang paling mempesona di Grup Yumyung. Jika Kau merusak citraku
itu,maka Tidak akan kubiarkan.” Tegas Tuan Ko memperingati.
“Jangan
khawatir, Tapi Aku penasaran? Ada apa sebenarnya dengan kancing itu? Aku yakin
kancingnya jatuh saat itu.” Ucap Ji Ah polos
“Saat
kondisi darurat terjadi, maka Aku sudah membeli banyak cadangannya.”jelas Tuan
Ko memperlihatkan banyak kancing cadangan.
Mi So dan
Young Joon berjalan bersama setelah menaiki bus. Young Joo ingin tahu
Makanannya seenak apa sampai harus menempuh perjalanannya sejauh ini. Mi So
mengatakan kalau akan pergi ke restoran
favoritnya dengan menunjuk sebuah restoran didepan jalan.
"Go
Skin"? Ini Benar-benar membuatku ingin pulang ke rumah.” Kata Young Joon
karena akan makan kulit babi. Mi So pun menyuruh Young Joon pulang saja.
“Kemanapun
Sekretaris Kim pergi Aku ikut. Sudah kubilang hari ini, Aku akan melakukan
semua keinginanmu.” Kata Young Joon akhirnya akan masuk restoran.
Mi So pun
memesan 2 porsi kulit babi dan memanggangnya. Young Joon seperti tak suka
melihat kulit babi yang ada dipangganya. Mi So menyuruh Young Joon agar mencoba
dengan mengambilkanya.
Saat
Young Joon ingin mengambil dengan sumpit, Mi So langsung memakanya. Young Joon
seperti menahan kesal dengan sikap Mi So lalu mengangkat kakinya tak sengaja
menyentuh meja seng.
“Yah
Ampun... Apakah Barusan Kau menendangnya karena aku tidak memberikannya
padamu?” ucap Mi So mengoda. Young Joon mengaku tak seperti itu cuma
kesalahpahaman.
“Ngomong-ngomong,
Sekretaris Kim menyukai tempat ini?” tanya Young Joon.
“Bukan
masalah suka, tapi Aku sering datang ke tempat ini setiap kali Aku makan malam
dengan unnie-unnie ku dan ayahkku. Keluargaku terlilit hutang, jadi kami tidak
bisa pergi ke restoran daging sapi Korea.” Cerita Mi So. Young Joon pun mengangguk mengerti.
“Lalu Ayahmu
orangnya seperti apa?” tanya Young Joon. Mi So heran dengan Young Joon karena Hari
ini banyak bertanya tidak seperti biasanya.
“Dia
rocker (penyanyi aliran musik rock), seorang gitaris band. Aku pernah memberitahu
Anda 'kan ayah ditipu saat menjalankan toko instrumen di Nagwon Arcade, kan?”
ucap Mi So. Young Joon mengingat Mi So pernah menceritakanya.
“Itu
alasan Sekretaris Kim 'kan mulai bekerja di usia muda. “ kata Young Joon.
“Sejak
saat itu, untuk dapat uang membayar sekolah kakak-kakakku, tapi ayahku
tergesa-gesa mencoba bekerja di lokasi konstruksi dan terluka dan juga meminjam
uang dari rentenir yang memang menjadi satu dalam arti yang berbeda.” Cerita Mi
So sedih
“Itu
semua terjadi karena ayah memaksakan diri untuk melakukan apa yang tidak sesuai
dengannya. Tetap saja, sekarang ayah melakukan sesuai keinginannya, dan
kakak-kakakku sudah mencapai impian mereka, jadi syukurlah.” Cerita Mi So
Young
Joon ingin tahu apakah Mi So tak pernah kesal dengan keluarganya, Mi So merasa tidak karena Kelihatannya semua
keluarganya itu tidak sengaja melakukannya. Young Joon mengetahui pepatah
“Orang bilang itu berharga mengorbankan dirimu sendiri dalam hidupmu.”
“Tetapi
sebenarnya tidak. Kau hanya kehilangan dirimu dengan menderita dan berkorban.
Dalam keadaan apapun, yang paling penting adalah... dirimu sendiri. Jangan pernah
lupa kalau dirimu adalah yang paling berharga dan prioritas utama kapan saja.”
Ucap Young Joon dengan nada bijak. Mi So tak bisa menahan tawanya.
“Mengapa
Kau tertawa?” tanya Young Joon heran
“Kukira 9
tahun terakhir memang waktu yang lama, melihat bagaimana komentar dari
narsisnya Wakil Ketua muncul dihadapanku sebagai kenyamanan” Komentar Mi So
“Apa
maksudmu, "narsis"? Itu kasar.” Keluh Young Joon. Mi So
mempermasalahkan menyuruh Young Joon makan saja karena akan memanggangnya.
“Kau
sedang berlibur, dan Aku menyesuaikan diri dengan gaya Sekretaris Kim hari ini,
jadi akan kucoba melakukannya.”kata Young Joon mengambil capitan dan juga
gunting untuk memanggang. Mi So hanya bisa tersenyum melihat cara Young Joon
memotong.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar