PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon mengaku kalau alasan merekut Mi So adalah “Karena kau adalah Kim Mi So.”
Mi So kaget lalu bertanya apa maksud ucapanya itu Young Joon mengenalnya sebelum wawancara.
Young Joon mengaku tidak. Mi So seperti sedikit kecewa mendengarnya
“Aku
selalu ingin tahu alasan aku direkrut. Saat aku bekerja sementara di departemen
urusan umum. Seniorku menyarankanku untuk melamar menjadi sekretaris untuk
perjalanan bisnis. Aku tak pernah mengira akan terpilih. Jadi, saat itu aku
sangat kaget. Aku ingin tahu alasannya.” Jelas Mi So
“Tak ada
alasan khusus. Seperti kataku, karena kau adalah Kim Mi So. Karena kau salah satu
pelamar dengan kualifikasi persyaratan kerja yang rendah.” Ucap Young Joon. Mi
So kaget mendengarnya
“Aku
memilih seseorang untuk bekerja denganku ke U.S dan sanggup dibebankan dengan
banyak kesulitan. Dan aku tak yakin dengan pelamar dengan kualifikasi tinggi
tersebut bisa bertahan. Itulah alasan aku memilih pelamar dengan kualifikasi
rendah. Pelamar yang tak akan direkrut oleh perusahaan lain atau berhenti.”
Ucap Young Joon.
“Dan
lagi-lagi aku mengira ada alasan khusus lainnya... Aku pulang dulu.” Kata Mi So
terlihat kecewa lalu mengembalikan berkas di rak buku.
Young
Joon mengantar Mi So keluar dari rumah lalu bertanya apakah menikmati obrolan
dengan kakaknya, karena tadi melihat mereka sedang mengobrol dan ingin Bagaimana
rasanya bertemu dengan “oppa” yang dicari selama ini.
“Aku
senang bertemu dengannya. Tapi sejujurnya, aku juga masih tak menyangka.” Kata
Mi So. Young Joon menganguk mengerti
“Aku
yakin, kau sudah dengar tentangku juga. Apa yang terjadi dengan kakakku karena
aku yang meninggalkannya.” Ucap Young Joon, Mi So membenarkan.
“Aku juga
dengar kau kehilangan ingatan akan waktu itu. Hilangnya ingatan waktu itu
mungkin saja begitu berat kau hadapi, sehingga kau ingin melupakannya. Kuharap
kau tak menyalahkan dirimu sendiri. Aku akan pulang sekarang. Sampai besok.”
Kata Mi So. Young Joon pun membiarkan Mi So pergi.
Mi So
kembali ke rumah membuka kembali buku kenanganya “Untuk Oppa Masa Kecil” lalu
menuliskan “Aku main petak umpet dengan kedua kakakku di taman bermain hari
ini. Aku kalah suit, sehingga aku jadi pencarinya. Dan aku menemukan tempat
sembunyi kedua kakakku. Mereka bilang tak seru bermain denganku karena jago menemukan
tempat persembunyian mereka. Aku jago
dalam menemukan, dan kupasti akan menemukanmu”
Sementara Young Joon duduk di kamarnya menatap
surat Lamaran Mi So kenangan kembali teringat karena pertanyaan Mi So “Apa kau sebelum
wawancara sudah mengenalku?”
Flash Back
Young
Joon berdiri tak jauh dari restoran, lalu menatap ke arah Mi So yang sedang
bercengkrama dengan teman lainya. Saat itu Sek, Young Joon masuk ke dalam
restoran kaget melihat bosnya datang.
“Kau tak
perlu ikut hadir makan malam bersama pekerja.” Ucap Sek Young Joon.
“Tidak, ikut
makan malam bersama pekerja juga membantuku menambah wawasan. Aku senang bisa datang”
kata Young Joon yang terus menatap Mi So
Mi So dkk
mulai minum bersama, lalu Young Joon duduk disampingnya dan bertanya “Siapa
namanya?” Mi So menjawab namanya “Kim Mi So”. Young Joon pun bertanya Apakah Mi
So kenal siapa dirinya. Mi So menjawab kalau Young Joon itu putra pemilik
perusahaan. Young Joon terlihat kecewa mendengarnya.
“Apa aku
salah?” tanya Mi So binggung. Young Joon mengelengkan kepala, menurutnya
jawaban Mi So benar. Lalu semua pun
bersulang dengan Young Joon yang terus menatap Mi So.
Esok
harinya, Young Joon memberitahu Sek-nya, mengenai perekrutan sekretaris perjalanan
bisnisku ke luar negeri dan mendengar ada karyawan yang bekerja sementara di
departemen urusan umum jadi meminta agar bisa melamar posisi itu.
Mi So
datang ke ruangan Young Joon langsung menyapa bosnya memberitahu akan mulai
berkerja hari ini sebagai Sekretarisnya jadi meminta agar membimbingnya sambil
membungkuk 90 derajat.
“Ya, Nn.
Kim Miso. Aku juga menantikan bekerja denganmu.”kata Young Joon. Mi So masih
tetap membungkuk. Young Joon menyuruh Mi So segera mengangkat kepalanya. Mi So
segera mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman lebar.
Young
Joon duduk diam teringat kenanganya, seperti menyembunyikan sesuatu tentang Mi
So.
Mi So
bertemu dengan Tuan Park memberitahu kalau orang yang dicarainya bukan Young
Joon tapi kakak dari Young Joon. Tuan Park melihat wajah Mi So berpikir kalau
Mi So merasa kecewa dengan hal itu. Mi So terlihat binggung dan tak mengerti
maksudnya.
“Pria
yang kau cari selama ini bukan Young Joon melainkan kakaknya. Dan kau terlihat
kecewa.” Kata Tuan Park.
“Tidak
sama sekali... Pokoknya, aku hanya ingin memberitahumu kebenarannya. Jadi
kumohon tetap sembunyikan persoalan ini dari Wakil Ketua.” Ucap Mi So lalu
bergegas pamit pergi.
“Jadi,
dia bukan Young Joon melainkan Kakaknya? Aku merasa sepertinya Young Joon
tersingkir sedikit.” Komentar Tuan Park setelah Mi So pergi.
Lalu Ia
menerima telp dari Direktur Choi yang mengajaknya Makan siang hari ini dan menolak karena tak
bisa karena ada rapat dari pagi jadi akan
memakan waktu lama. Setelah menutup telp Ia mencari materi rapat, lalu memanggil Nona Seol beberapa kali tapi
tak ada yang datang.
Nona
Seol, Sek Tuan Park sedang minum teh bersama dengan Tim Young Joon. Young Ok
mengaku lelah dan ingin istirahat besok. Se Ra juga mengeluh karena mereka
harus ada workshop tim. Tuan Jung pikir
kalau mereka hanya melakukan setahun sekali saja.
“Jadi
kita kesana untuk persatuan dan kesatuan pekerja. Dan juga, galeri seni adalah
proyek yang mendapatkan perhatian khusus dari Bos. Bayangkan betapa dia akan
gembira. jika kita bisa menunjukkan kepedulian kita. Dia akan terpukau dan tak
bisa berkata-kata. Apa kalian Mengerti?” kata Tuan Jung mengebu-gebu.
Semua
hanya bisa menahan tawa melihat sikap Tuan Jung yang berlebihan. Tuan Jung
pikir mereka hanya tinggal memberikan tanda saja pelaksanaannya setelah itu
mereka bisa bepergian kemanapun menghirup udara segar lalu menikmati minuman
dan juga bisa banyak istirahat. Semua bisa membayangkan kalau akan pergi.
“Kalian
punya waktu bersantai, jadi Cukup pikirkan itu saja.” Kata Tuan Jung. Semua
menganguk mengerti.
“Aku
yakin minuman akan terasa lezat jika diminum ditempat yang sejuk. Aku juga ingin
ikut.” Ucap Nona Seol
“Jangan
bersedih, Nn. Seol... Kau boleh ikut.” Kata Tuan Jung. Nona Seol tak percaya
mendengarnya.
“Kalau
begitu aku akan belanja di pasar. Dan membeli daging beserta minuman.” Ucap
Nona Seol penuh semangat.
“Ini
pertama kalinya aku melihat Nn. Seol ambil inisiatif.” Komentar Tuan Jung.
Tuan Park
masuk ruangan ingin tahu apakah Nona Seol ada bersama mereka dan sudah melihat
kalau Sekertarisnya sudah duduk didepanya. Ia mengeluh karena sudah mencari
Nona Seol kemana-mana. Nona Seol pikir kenapa Tuan Park tak menelp saja. Tuan Park membawa ponsel kalau Nona Seol
meninggalkan ponselnya.
“Jadi,
kau butuh apa?” tanya Nona Seol mengambil ponselnya. Tuan Park memberitahu
kalau nanti ada rapat.
“Jadi aku
perlu kau bawakan materi pemeriksaan akuntansi.” Jelas Tuan Park.
“Rapatnya
Jumat ini.” Kata Nona Seol. Tuan Park menarik nafas panjang kalau hari ini hari
jumat.
Nona Seol
melihat ponselnya seperti baru menyadarinya, lalu bergegas pamit pergi. Tuan Jung kasihan melihat Tuan Park yang pasti
sangat kerepotan. Tuan Park menyangkal karena sudah biasa melihat Nona Seol
melakukan kesalahan jadi sudah tak terkejut lagi dan pamit pergi. Semua yang
mendengarnya hanya bisa tertawa setelah Tuan Park pergi.
Nyonya
Lee mengeluh pada Sung Yeon yang tak punya waktu untuk ibunya karena kemarin
sudah diluar seharian. Sung Yeon meminta maaf karena kemarin bertemu dengan
orang yang penting. Tuan Lee terlihat bersemangat mendengar Orang penting.
“Apa dia
pacarmu?” tanya Tuan Park penuh semangat. Sung Yeon tersenyum dan langsung
menjawab kalau itu Bisa jadi.
“Kau
dengan Wanita lain lagi? Dasar Playboy.” Keluh ibunya.
“Kali ini
berbeda. Aku akhirnya menemukan takdirku setelah sekian lama.” Ucap Sung Yeon
lalu berjalan pergi dengan senyuman.
Nyonya
Lee merasa Mungkin ini karena anaknya seorang penulis, sehingga kata-katanya
begitu mesra. Tuan Lee merasa kalau mereka
ditakdirkan juga jadi akhirnya bertemu setelah sekian lama dengan wajah
bangga.
“Aku
harap kita tak pernah bertemu.” Ucap Nyonya Lee. Keduanya langsung memalingkan
wajah.
Mi So
mengangkat telp dan terlihat binggung karena ada yang mengajak Makan siang.
Sung Yeon menelp Mi So kalau mereka tak mengobrol banyak kemarin karena terlalu
mendadak jadi Sepertinya masih banyak yang harus dibicarakan. Mi So menatap
Young Joon dari meja kerjanya.
Young
Joon memberikan laporan bisnis mingguannya lalu
memberitahu kalau Ji Ah yang akan menemani Young Joon rapat mengenai pembelian dengan UK Group dan
tak punya jadwal khusus lain selain itu. Young Joon menganguk mengerti.
“Apa aku
boleh makan siang terpisah?” ucap Mi So. Young Joon kaget dan bertanya apakah
sudah punya janji.
“Tn. Lee
Sungyeon memintaku makan siang bersama.” Kata Mi So. Young Joon terlihat kaget
tapi menyuruh agar melakukan saja. Mi So menganguk mengerti dan keluar dari
ruangan.
Mi So
bertemu dengan Sung Yeon dari restoran, Sung Yeon bertanya Apa Mi So tidur
nyenyak tadi malam karena Ia tidak. Mi So binggung apa maksudnya. Mi So binggung apa maksudnya. Sung Yeon
mengaku tak bisa tidur.
“Aku
sendirian di tempat gelap dan menyeramkan saat itu. Segala macam rasa
mendatangiku.” Akui Sung Yeon
“Aku juga
tak menyangka. Pria yang kucari selama ini ternyata sedekat ini denganku. Apa
yang paling ingin kau lakukan setelah menemukanku? Katamu kau sudah mencariku
lama.” Ucap Sung Yeon
“Entahlah...
Aku cuma ingin menemukanmu. Itu saja.” Kata Mi So kebingungan
“Apa aku
cinta pertamamu?” goda Sung Yeon. Mi So
mengaku bukan seperti itu.
“Aku
mungkin bukan cinta pertamamu. Tapi kau masih harus membantuku mendapatkan
kembali ingatanku, kan?” komentar Sung Yeon. Mi So hanya diam saja.
Keduanya
keluar dari restoran, Mi So kaget melihat Young Joon sudah ada didepan
restoran. Young Joon pikir seharusnya ia yang bertanya mada Mi So karena lupa
pergi rapat dengan UK Group. Mi So pikir sudah mengatakan kalau Ji Ah yang akan
menemani Young Joon.
“Dari
awal itu sudah pekerjaanmu... Jadi kau juga yang harus menemaniku. Pihak mereka
sangat peduli pada keamanan. Jadi mereka lebih memilih lakukan rapat dengan
orang yang sama. Kau juga tahu itu.” Ucap Young Joon dengan nada marah. Mi So
seperti tak percaya mendengarnya.
“Kalau
begitu aku pamit dulu.” Ucap Mi So, Sung Yeon pun berkata akan bertemu lagi
nanti.
“Kau
tunggu aku sebentar dimobil.”perintah Young Joon dan akhirnya Mi So berjalan
pergi.
Young
Joon memperingatkan kalau Mulai sekarang jangan menemui Mi So lagi. Sung Yeon
membalas kalau Jangan ikut campur urusan mereka. Young Joon ingin tahu apa
maksud 'Urusan kalian' menurutnya
Kata-kata itu harusnya digunakan untuk mereka berdua.
“Kami
sudah bersama selama 9 tahun.” Tegas Young Joon. Sung Yeon pikir Young Joon itu
tahu.
“Nyatanya,
Mi So sudah mencariku lebih dari 9 tahun. Dia sudah lama ingin bertemu
denganku. Kami akhirnya bersatu karena keinginannya yang kuat. Jadi Kami
ditakdirkan bersama.” Kata Sung Yeon bangga
“Apa kau
sedang menulis novel? Apa ini bagian dari cerita novelmu?” ejek Young Joon
“Kalau
begitu, sudah jelas akhirnya akan seperti apa.” Balas Sung Yeon merasa akan
menang.
“Entahlah...
Kita lihat saja akhirnya akan seperti apa.” Kata Young Joon.
Di dalam
mobil, Young Joon mengemudikan mobilnya lalu membahas tentang Sung Yeon yang berkata 'sampai jumpa lagi'
dan ingin tahu artinya. Mi So mengatakan
kalau ingin pergi ke area pembangunan ulang bersama sepulang bekerja.
“Kau
bilang, Ke area pembangunan ulang?” kata Young Joon ingin memastikan. Mi So
membenarkan.
“Kami tak
bisa ke tempat tinggalku karena lokasinya sudah menjadi kawasan Yumyung. Jadi
Kami ingin pergi ke lokasi yang serupa dan Dia mungkin saja akan mengingat
sesuatu. Aku dan Tn. Penulis juga sama-sama ingin mengingat kenangan lama.”
Kata Mi So penuh semangat.
“Tidak,
jangan pergi... Jangan pergi...” ucap Young Joon, Mi So tetap ingin pergi.
“Aku
punya banyak hal yang ingin diketahui.” Kata Mi So. Young Joon pun tak bisa
berkata apa-apa.
Se Ra dan
Ji Ah berjalan masuk ke gedung setelah makan siang. Se Ra mengaku sangat kenyang sekali karena baru
menghabis dua mangkuk pasta kedelai rebus. Ji Ah berkomentar Se Ra itu ternyata
makan sangat banyak, saat itu Tuan Ko melihat dari kejauhan dan langsung
menyapa.
“Apa
kalian sehabis makan siang?”ucap Tuan Ko memberikan tatapan penuh arti pada Ji
AH.
“Ya, kami
sedang kembali ke kantor untuk makan salad. Apa itu makan siangmu? Wah... Itu
tak baik... Perutmu haruslah terisi dengan penuh.” Kata Se Ra melihat Tuan Ko
hanya membawa cemilan.
“Aku
lebih suka mengisi otakku daripada perutku. Aku lebih baik gunakan waktu makan siang
untuk mendalami pekerjaanku.” Kata Tuan Ko. Ji Ah yang melihatnya tahu kalau
itu hanya alasan, Tuan Ko memberikan kode agar Ji Ah tutup mulut.
“Ngomong-ngomong,
kami besok akan pergi workshop. Apa Kau mau bergabung?” ucap Se Ra mengoda. Ji
Ah terlihat panik.
“Tidak,
terima kasih... Aku sedang sibuk, jadi permisi.” Kata Tuan Ko pamit pergi.
Saat itu
Tuan Jung datang melihat Tuan Ko langsung menyapanya, mengaku kalau sudah mendengar kabar. Tuan Ko
mulai panik ingin tahu kabar apa itu. Tuan Jung mengatakan kalau Tuan Ko yang
bertahan seminggu dengan hanya itu saja.
“Apa kau
membocorkan rahasiaku?” ucap Tuan Ko menunduk Ji Ah. Ji Ah mengelengkan kepala
“Aku tak
mendengarnya dari Ji Ah Dan itu tak seharusnya jadi rahasia. Apa Kau takut
kalau aku akan merampasnya? Tubuhku menghasilkan panas tubuh yang banyak, jadi
aku tak akan merampas milikmu.” Kata Tuan Jung
Tuan Ko
penasaran apa maksud ucapan seniornya itu,
Tuan Jung mengaku kalau berpikir aneh saja mengenai Tuan Jo yang bisa
tahan lembur setiap hari dan baru tahu kalau itu berkat jus ginseng yang
dikirim oleh ibunya jadi bisa tahan
seminggu lembur berkat jus itu.
“Jadi,
kau bicara soal jus ginseng.” Kata Tuan Ko dengan senyuman lega.
“Tapi
Jangan bilang... Kau menyembunyikan rahasia lain.”ucap Tuan Jung mengoda.
“Tidak,
ini memang soal jusnya.” Kata Tuan Ko. Tuan Jung pun menyarankan sebaiknya Tuan
Ko sering menghubungi ibunya.
“Kurasa
aku harus bergabung dengan workshop kalian untuk lebih mendalami pekerjaanku.”
Kata Tuan Ko. Se Ra langsung berteriak bahagia, Ji Ah binggung kenapa Tuan Ko
malah ikut dengan tim mereka.
Mi So
masuk ruangan memastikan kalau Young Joon tak lupa makan malam hari ini, dan Sekretaris
Yang, yang akan menemaninya. Young Joon bertanya balik apa yang dilakukan Mi
So, apakah akan mencari ingatan masa lalu bersama “oppamu” Mi So terlihat
binggung. Mi So membenarkan.
“Jangan
pergi, Jangan pergi... Jangan pergi...” gumam Young Joon menatap Mi So berharap
bisa membaca isi hatinya.
“Kalau
begitu, aku pergi dulu.” Kata Mi So bergegas pergi.
“Bisa
kemana dia? Dia bilang Pergi mencari kenangan lama? Dia seharusnya berusaha
menciptakan kenangan denganku.” Keluh Young Joon kesal.
Mi So
keluar dari kantor mengangkat telp memberitahu kalau baru selesai bekerja dan
akan naik taksi, tapi saat itu Sung Yeon sudah turun dari mobil sambil
melambaikan tangan. Mi So seperti bisa tersenyum melihat Sung Yeon yang sudah
datang.
Sementara
Tuan Park bersama dengan Young Joon yang sedang galau di di dalam mobil. Tuan
Park heran dengan Young Joon yang membatalkan pertemuan sosial dan memilih olah
raga. Young Joon mengaku kalau Hari ini
tak bernafsu untuk pidato konyol.
“Apa
terjadi sesuatu?” tanya Tuan Park. Young Joon menghela nafas mengaku tak
mengerti.
Saat itu
Tuan park melihat Mi So bersama dengan Sung Yeon dan langsung menutup mata
Young Joon dan berpura-pura bermain “Tebak siapa?” Young Joon binggung
tiba-tiba Sung Yeon menutup matanya. Tapi Tuan Park tetap menutup mata temanya.
“Kalau
kau tak segera menyingkirkan tanganmu, maka Kau harus mengosongkan barang-barangmu
dari kantor...” kata Young Joon mengancam,
“Tidak
mau. Tidak mau... Tebak aku siapa?” ucap Tuan Park terus menutup berharap agar
Mi So segera pergi. Young Joon bisa
menarik tangan Tuan Park dengan wajah kesal
“Kau
bilang, “tebak Siapa aku?” Apa Menurutmu aku tak tahu kalau kau siapa?” keluh
Young Joon kesal
“Kau
mungkin mengira tahu segalanya mengenai diriku. Tapi sebenarnya tidak. Aku
bukan hanya temanmu. Aku adalah sahabatmu yang tak ingin melihatmu terluka.”
Ucap Sung Yeon yang berhasil tak membuat Young Joon makin kesal.
Mi So
berjalan bersama dengan Sung Yeon di tempat yang sudah direnovasi. Mi So
melihat kalau Ini lokasi yang paling serupa dan ingin tahu apakah Sung Yeon
mengingat sesuatu. Sung Yeon juga tak tahu.
“Wanita
yang menculik kita adalah gundik seorang pria beristri. Setelah melakukan
aborsi, dia memutuskan hubungan secara sepihak. Dia menculik kita karena
amarah.” Cerita Sung Yeon.
“Ahh.. Benar,
karena kau memberitahuku. Sepertinya memang ada orang lain yang bersama kita
waktu itu.” Kata Mi So
“Ngomong-ngomong.,
apa kau ingat bagaimana kita keluar dari rumah itu?” tanya Sung Yeon. Mi So
mengaku juga tak tahu.
“Tapi aku
ingat kita berpegangan tangan dan keluar, lalu kau juga mengantarku pulang.”
Cerita Mi So. Sung Yeon seperti tak percaya kalau mengantar Mi So.
“Ngomong-ngomong,
Dulu kau memanggilku dengan sebutan apa?” tanya Sung Yeon
“Aku
memanggilmu oppa.” Kata Mi So. Sung Yeon tersenyum meminta aga Mi So
memanggilnya seperti itu lagi
“Aku juga
akan bicara santai padamu.” Kata Sung Yeon, Mi So sedikit gugup mendengarnya.
Young
Joon mengingat kembali saat melihat Mi So duduk dengan Sung Yeon direstoran,
lalu melampiaskan amarahnya dengan menendang dan memukul samsak. Tuan Park
melihat Young Joon mengejek kalau tendangan tak bagus.
“Kau
harus meregangkan kakimu sedikit lagi agar tendanganmu lebih keren. Hei.. Kau
perlu belajar lagi.” Ucap Tuan Park. Young Joon langsung memperlihatkan
tendangan yang paling keras.
“Bagaimana
kalau kita latih tanding?” ajak Young Joon. Tuan Park langsung ketakutan dan
meminta maaf.
Keduanya
akhirnya duduk di pinggir ring, Tuan Park ingin tahu apa yang terjadi karena
Young Joon tampak kesal. Tuan Park mengaku
Ada sesuatu yang tak ingin direbut darinya. Tuan Park membenarkan kalau
Young Joon tak seharusnya membiarkan Sekretaris Kim direbut.
“Apa
maksudmu? Ini bukan soal Sekretaris Kim.” Kata Young Joon mengelak
“Hentikan,
dasar Bos kaku.. Sampai kapan kau akan
mengarang cerita mengenai sepupu teman kuliahmu dan mengelak? Percaya padaku
dan nyatakan perasaanmu. Jadilah pria dan mengakui perasaanmu.” Ucap Tuan Park
tak bisa menahan ucapanya. Young Joon kebingungan.
“Kau
Sudah cukup membuat alasan dan lebih baik pergi akui perasaanmu padanya. Kau dan
Sekretaris kim tak seharusnya selamanya jadi pendekatan terus” kata Tuan Park.
Young Joon terlihat seperti tak terima
“Lalu
menurutmu, apa hubungan kalian? Kalian saling tertarik tapi belum pacaran. Apa
ada kata lain selain hubungan tanpa status yang bisa menjelaskan hubungan
kalian?” keluh Tuan Park dengan nada menunjuk.
Ia
menyuruh Young Joon agar segera pergi dan menemui Mi So agar mendapatkan hatinya.
Young Joon seperti tak bisa bicara, Young Joon mengingatkan dengan posisi
sekarang, menurutnya apapun itu benda atau manusia pasti selalu bisa
mendapatkan yang diinginkan.
“Kau
adalah biskuit yang tangguh.”ucap Tuan Park. Young Joon terlihat tak terima
dengan Tuan Park terus menunjuk dengan jarinya.
“Aku
tarik kembali... Dan Semangat, Bos.” Kata Tuan Park melihat Young Joon akhirnya
bergegas pergi
Mi So
memberikan catatan harian yang diminta oleh Sung Yeon. Sung Yeon membaca
dilembar pertama “Untuk Oppa masa kecilku” - Ayahku membelikanku karamel hari
ini” Mi So pun berharap kalau itu bisa membantu Sung Yeon menemukan kembali ingatannya.
“Sebenarnya,
aku selalu menyalahkan Young Joon selama hidupku. Jika bukan karenanya, Aku tak
mungkin mengalami hal semacam itu. Tapi, kebencian itu semakin lama semakin
menghilang mengingat hari itu aku bersamamu.”ucap Young Joon. Mi So terlihat
gugup.
“Kita
bisa saling berbagi pengalaman seperti ini. Sekarang, aku bersyukur
padanya.”akui Young Joon, Saat itu ponsel Mi So berdering dan langsung
mengangkat telpnya.
Sung Yeon
terlihat kesal karena Mi So mengangkat telp dari Young Joon. Mi So panik karena
Young Joon mengatakan ada keadaan darurat.
Young
Joon sudah ada didepan gedung, melihat Sung Yeon mengantar Mi So dengan sinis
berkomentar kalau kakaknya tak perlu mengantar Mi So. Sung Yeon pikir itu tak
bisa dilakukan karena ia adalah pria yang ber-etika. Young Joon pun membalas
kalau Sung Yeon sebaiknya meninggalkan MiSO layaknya pria yang punya etika.
“Kami
sedang sibuk karena urusan mendesak di perusahaan.” Tegas Young Joon
“Hari ini
kau punya banyak sekali urusan mendesak. Apa karena Wakil Ketua sangat tak
kompeten?” ejek Sung Yeon
“Itu
Malah sebaliknya... Wakil Ketua ini begitu sangat kompeten sampai-sampai dia
selalu diserang. Apa kau tak tahu rasanya diserang karena terlalu kompeten?”
balas Young Joon.
Mi So tak
ingin berada dalam ketegangan antara adik dan kakak meminta Sung Yeon segera
pergi saja karena pasti sibuk. Sung Yeon menganguk dan berjanji akan
menghubunginya. Mi So pun berpesan agar Sung Yeon menyetir dengan hati-hati
sambil memanggilnya “Oppa” Young Joon terlihat kaget mendengarnya.
“Kau
bilang "Oppa"? Bagaimana kau dengan mudah memanggilnya begitu?” keluh
Young Joon marah
“Ya, kami
bukan rekan kerja.” Kata Mi So santai. Young Joon tak percaya Mi So bisa
berpikir seperti itu. Mi So pun mengajak Young Joon untuk masuk.
Young
Joon menolak mengaku sangat lapar jadi meminta Mi So agar memasakan ramyun,
karena merasa lapar jadi itu sebagai masalah darurat. Mi So kaget mendengarnya
karena hanya meminta memasak ramyun. Young Joon menegaskan posisinya di
perusahaan.
“Aku
orang yang bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil oleh Yumyung
Group. Keputusanku bisa berpengaruh pada karyawan dan keluarganya juga. Dan aku
tak bisa fokus bekerja karena kepingin makan ramyun” ucap Young Joon.
“Lalu Apalagi
yang gawat selain ini?”keluh Mi So menahan amarah.
“Jadi,
aku ingin makan ramyun sekarang.” Tegas Young Joon.
Mi So
mengajak Young Joon di restoran ramyun, Young Joon menatap ramyun didepanya
merengek kalau itu bukan ramyun yang dinginkan. Mi So membalas kalau sekrang
bukan situasi yang dinginkan juga dengan mengeluh Young Joon yang selalu
menganggu dengan Sung Yeon. Young Joon terlihat kesal mendengarnya.
“Kau
selalu saja muncul disaat aku sedang bersama dengan Tn. Penulis. Itu disebut
mengganggu. Aku juga tahu kalau hubunganmu tak baik dengannya. Tapi aku harus
temukan ingatan lama itu... “ ucap Mi So yang langsung disela oleh Young Joon.
“Kau
harus Kubur dalam-dalam ingatan itu.” Kata Young Joon. Mi So kaget
mendengarnya.
“Kita
harus hidup mengandalkan masa depan. Sampai kapan kau akan biarkan kenangan
lama melumat kehidupanmu? Itu sudah masa lalu. Apa sepenting itu bagimu? Apa itu
penting sampai mengecewakan pria yang jadi mengajakmu berkencan?” ucap Young
Joon. Mi So makin melonggo.
“Hubungan
tanpa status saja menunjukkan kurangnya keseriusan dalam hubungan. Tapi tak ada
kata lain yang bisa menerjemahkan hubungan itu dalam kata-kata. Aku menyukaimu,
dan kau menyukaiku. Kita sudah jadi pasangan yang saling menyukai tanpa status.
Apa aku salah?” kata Young Joon.
Mi So
terlihat gugup dan tak bisa
berkata-kata. Young Joon pikir Mi So pasti sudah mengakuinya, kalau mereka
saling tertarik. Ia merasa kecewa dengan Mi So yang membahas tentang “Oppa masa
kecil” dan ingin menemukan lebih banyak
mengenai ingatan masa lalunya.
“Apa kau
bisa pengertian sedikit saja?” kata Young Joon lalu terpotong dengan bibi yang
membawa pesanan pangsit goreng.
“Kurasa
ini bukan tempat yang tepat membicarakan itu.” Kata Mi So gugup.
“Kau yang
membawaku kemari.” Balas Young Joon, Mi So pun tak bisa berbuat apa-apa.
Young
Joon turun dari mobil dan mengejar Mi So sebelum masuk rumah, dengan gaya
nasisnya mengaku dirinya yang cerdas, tampan, Kaya raya dan kompeten. Ia
meminta agar Mi So Berhenti menolaknya dan segera menikah. Mi So terlihat tak
habis pikir dengan sikap Young Joon.
“Kali ini
berbeda dari terakhir kali aku memintamu bersama. Sebelumnya... Ya, aku
akui melakukannya karena tak ingin kau keluar.
Tapi semuanya sudah berbeda... Aku bersungguh-sungguh... Jadi mari kita
hentikan permainan ini dan mulai pacaran.” Kata Young Joon.
“Kurasa
ini tak benar.” Kata Mi So. Young Joon terlihat binggung karena menurutnya
mereka seperti menjalani hubungan tanpa status. Mi So membenarkan.
“Kalau
begitu kenapa... kau tak mau pacaran denganku?” tanya Young Joon heran.
“Kau itu
dipenuhi dengan kecemburuan Dan tak ingin kalah. Aku tak mau memulai hubungan
dengan cara seperti ini, Situasi dan keadaan semacam ini... Aku tak suka.” Ucap
Mi So. Young Joon makin binggung.
“Pokoknya,
kurasa sekarang bukan waktu yang tepat dan Aku masuk dulu.” Ucap Mi So bergegas
masuk pergi.
“Tidak,
harus sekarang.... Sekarang saat yang tepat!” ucap Young Joon, tapi Mi So sudah
lebih dulu masuk ke dalam rumah. Ia pun mengeluh dengan Mi So yang selalu
menolaknya beberapa kali.
Sementara
Mi So di rumah mengeluh dengan Young Joon yang selalu memintanya bersamanya
tiap waktu.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar