PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon bertanya apa yang ingin dilakukan Mi So sekarang. Mi So mengaku tak tahu
lalu melihat mesin boneka dan ada boneka sapi ukuran kecil. Young Joon
berkomentar Mi So yang masih suka boneka. Mi So merasa kalau tak pernah memberitahu suka boneka
“Kau 'kan
menulisnya di survei dulu... kalau Kau ingin menerima boneka besar dari orang
yang Kau sukai.” Akui Young Joon. Mi So pun baru menyadarinya.
“Bisa Aku
mencoba ini?”kata Mi So. Young Joon pun mempersilahkan. Mi So memasukan koin
tapi beberapa kali tak bisa mengambil boneka dengan capitan.
“Minggir,
Sekretaris Kim. Kau membuat stres saja menontonmu melakukannya.” Kata Young Jon
mendorong Mi So
“Ini lebih
sulit dari yang Anda lihat dan Tidak mudah untuk berhasil.” Kata Mi So
“Aku Sudah
menemukan prinsipnya saat menontonmu tadi. Sudut.. dan waktu paling penting
seperti ini.” Kata Young Joon yakin kalau capitan akan mengambil boneka.
“Kukira
mengetahui prinsip dan memainkan game sebenarnya berbeda.” Ejek Mi So melihat
tak ada boneka yang didapat.
“Aku
tidak bisa fokus karena harus menjelaskan.” Ucap Young Joon mencari alasan dan
kembali mencoba.
Mi So akhirnya
menarik Young Joon agar pergi walaupun meminta Satu putaran lagi. Young Joon
ingin tahu berapa harga mesin itu karena akan memanggilnya. Mi So dengan cepat
menarik Young Joon pergi.
Young
Joon pikir bisa menarik uang tunai lagi untuk mencobanya, Mi So menolak merasa
kalaus sudah cukup. Young Joon memastikan kalau Mi So akan pergi kerja, Mi So
menganguk karena akan kembali menyesuaikan diri dengan hidup Wakil Ketua lagi.
Young Joon pun pamit akan menemui Mi So besok.
Esok
pagi, Mi So pamit pada “Si Sapi Pekerja Keras” untuk menjaga rumah baik-baik,
Lalu menerima telp dari Reporter Byung Heon. Tuan Park mengatakan kalau kemarin
ada diluar kantor jadi telat menelepon.
“Maaf dan
soal kasus penculikan anak tahun 1994 yang Kau ceritakan terakhir kali. Ini Bukan
seperti yang ingin Kau cari tahu, tapi putra ketua Grup Yumyung diculik selama
4 hari tahun 1994.” Ucap Tuan Park. Mi
So kaget mendengarnya.
“Itu terjadi
di area daerah renovasi, yang sekarang jadi Wahana Permainan Yumyung.” Jelas
Tuan Park. Mi So makin kaget karena membahas tentang Di area daerah renovasi
“Ya,
perusahaan memblokir semua wartawan untuk menutupi kasus ini, jadi tidak ada
data kecuali dia duduk di kelas 4 SD waktu itu. Aku mencari dan menemukan kalau
putra sulung ada di kelas 4.” Kata Tuan Jung.
Mi So
mengingat saat Young Joon mengaku ada Hal-hal tidak menyenangkan saat duduk di
kelas 4. Mi So pikir kalau umur 8 tahun itu ada di kelas 2. Young Joon mengaku
kalau sangat pintar jadi lompat 2 tingkat dan beraada di kelas yang sama dengan
kakaknya.
“Tidak
Mungkin, wakil ketua kami juga di kelas empat.” Ucap Mi So terlihat sangat
shock.
Mi So
berjalan pergi ke kantor saat itu Tuan Park menyapa dan bertanya Apa yang
sedang dipikirkan sambil berjalan. Mi So tersenyum menyapanya. Tuan Park pun
mengajak Mi So untuk naik. Saat naik ke mobil, Mi So menatap seperti ingin
menanyakan sesuatu.
“Apa?
Penculikan?” tanya Tuan Park kaget. Mi So
ingin tahu apakah Tuan park pernah mendengar sesuatu mengenai hal itu
dari Wakil Ketua Lee
“Young
Joon dan Aku sudah berteman lama, tapi Young Joon tidak pernah menyebutkan hal
seperti itu kepadaku. Dia juga jarang bicara tentang masa kecilnya.” Jelas Tuan
Park
“Jadi,
Anda tidak tahu apa-apa tentang itu.” Kata Mi So sedikit sedih
“Tapi
bisa Aku tanya apa yang mendorongmu untuk mencari tahu lebih dalam kasus ini?”
tanya Tuan Park penasaran
“Aku
tidak ingat persis, tapi kurasa... Seharian, aku dikurung di dalam rumah
kosong. disampingku ada Oppa yang bersamaku di rumah itu, dan kurasa itu Wakil Ketua
Lee.” Cerita Mi So dengan nada berkaca-kaca
“Hmm, Kau
bilang Young Joon dan kakaknya duduk di kelas empat. Apa anak itu memberitahumu
nama dia?” tanya Tuan Park
“Dia
memberitahuku, tapi Aku tidak ingat.” Kata Mi So. Tuan Park ingin tahu alasan
Mi So berpikir itu bisa jadi Young Joon. Mi So hanya terdiam.
Ia
mengingat saat Young Joon yang ketakutan dengan tali yang mengikat kabel. Saat
itu Young Joon mengaku Phobia dengan dengan ikatan kabel jadi meminta agar tak
ada didalam ruanganya. Lalu melihat ada bekas ikatan juga dikaki Young Joon.
“Itu
Cuma... firasatku saja.” Kata Mi So. Tuan Park pikir Mi So bisa bertanya
langsung pada Joung Joon
“Aku
ingin, tentu saja akan melakukanya.
Tapi... Dia mungkin tidak ingin menceritakan apapun tentang itu, pasti
ada alasannya. Anda tahu tidak ada yang menarik dan Dia bisa saja terluka
karena mengingatnya, jadi Aku tidak bisa bertanya padanya. Aku cuma akan senang
bisa menemukan teman masa kecilku. Dan... tolong berpura-puralah Anda tidak
mendengar semua ini, Pak.” Kata Mi So.
“Astaga,
jangan khawatir... Seperti yang Sekretaris Kim maksud, pasti ada alasan mengapa
Young Joon tidak pernah membicarakannya selama 9 tahun terakhir.” Ucap Tuan
Park menyakinkan.
Ji Ah
menyapa Mi So bertanya Apa hari liburnya baik kemarin. Mi So menganguk lalu
melihat Young Joon suadh ada diruangan. Ji Ah memberitahu kalau Young Joon
datang lebih awal hari ini karena ada
banyak hal yang harus diurus saat pergi kemarin. Mi So duduk menatap Young Joon
yang ada diruangan.
“Kenapa
dia menatapku seperti itu? Wah.. Dia akan melunturkan wajah gantengku. Tapi Benar
juga, Aku tidak akan punya wajah jika tatapan orang bisa melunturkannya karena
terlalu tampan” komentar Young Joon kembali merasa narsis.
Mi So
masuk ruangan dengan penuh semangat, Young Joon merasa Ada terlalu banyak buku
di ruangan, jadi ingin menyingkirkan yang tidak dibaca jadi ingin membantunya.
Mi So mengaku kalau pasti kaan membantunya.
Young Joon bertanya kapan bisa dikerjakan. Mi So mengatakan kalau Kapan
saja.
“Bagaimana
Kalau malam ini?” ucap Young Joon, Mi So pikir tak masalah.
“Mengapa
Kau sangat patuh tiba-tiba?” tanya Young Joon heran
“Wakil
Ketua memberiku kekuatan yang kubutuhkan, jadi Aku ingin membantu Anda dengan
cara apapun sebisaku.” Kata Mi So. Young Joon makin binggung.
“Wakil
Ketua... Aku sangat senang kalau kita bertemu lagi seperti ini.” Akui Mi So.
Young Joon mengaku juga seperti itu. Mi
So pun pamit pergi keluar ruangan.
“Kita
saling bertemu semalam, dan Apa dia senang melihatku lagi hari ini? Apa sekarang
dia tergila gila padaku?” kata Young Joon kembali kegeeran.
Tuan Ko
melihat dari kejauhan Ji Ah dan Se Ra sedang mengobrol sambil tertawa seperti
membicarakan seseorang. Ji Ah terus berbicara kalau cuma satu saja. Tuan Ko
berpikir kalau Se Ra membicarakan dirinya.
“Kim Ji
Ah.. Bisakah bicara denganku?” ucap Tuan Ko sinis. Se Ra yang melihat Ji Ah
diajak bicara hanya melonggo kesal.
Ji Ah
binggung diajak bicara. Tuan Ko yakin kalau mereka bertiga sedang membicarakannya.
Ji Ah mengaku bukan seperti itu, Tuan Ko menyuruh Jangan berbohong karena
mendengar Ji Ah mengatakn "Akan sulit Kau percaya, Tapi cuma ada
satu."
“Kau pasti
memberi tahu mereka kalau Aku cuma cuma satu setelan jas.” Kata Tuan Ko curiga
“Tidak,
tidak sama sekali. Karyawan magang kami memberi tahu seberapa enaknya makanan
di kafetaria kita, jadi Aku baru saja memberitahunya... kalau cuma satu-satunya
kafetaria di Korea yang punya koki yang pernah bekerja di restoran hotel.” Jelas
Ji Ah
“Lalu...kenapa
tadi Kau melihatku dan tertawa?” ucap Tuan Ko, Ji Ah mengaku punya wajah
tersenyum alami.
“Bagaimanapun,
Kau sebaiknya berhati-hati... Aku akan terus mengawasimu.” Tegas Tuan Ko
memperingati
Se Ra
datang melihat keduanya, Tuan Ko pun bergegas pergi. Se Ra ingin tahu apa yang
mereka bicarakan. Ji Ah mengaku Tidak ada yang penting. Se Ra menyuruh agar
sebaiknya memberitahu.
“Ji Ah,
apa Kau main mata dengan Asisten Manajer
Ko?” kata Se Ra.
“Kau
bilang Merayu, yang benar saja. Dia membuatku marah.” Kata Ji Ah lalu melihat
Tuan Ko dari balik memberikan peringatan agar tutup mulut. Se Ra terlihat kesal
karena Ji Ah tak mau memberitahu.
Mi So
melihat Young Joon keluar dari ruangan bertanya apakah mau keluar makan siang
karena mobilnya sudah siap. Young Joon
mengatakan kalau Ini bukan tentang pekerjaan, jadi Mi So tidak harus ikut dan
bisa menikamti makan siangnya.
“Tunggu
Sebentar... Aku hanya ingin memperbaiki dasi Anda, Pak.” Kata Mi So memperbaiki
dasi Tuan Ko.
“Maafkan
Aku tidak mengenali Anda lebih cepat.” Ucap Mi So. Tuan Ko terlihat binggung.
Mi So menegaskan kalau yang dimaksud adalah Dasinya.
Di dalam
mobil
Young Joon
heran dengan Mi So karena Hari ini tingkahnya aneh. Lalu berpikir kalau perasaannya untuk Mi So makin mendalam 3 kali lipat. Ia kembali
berpikir kalau Mi So tersentuh karena bersikap sangat baik kemarin malam, lalu
melihat mesin boneka di pinggir jalan.
“Kali ini
kita akan mendapatkannya. Aku akan kena masalah besar jika Aku memenangkan
mesin boneka kemarin malam. Seandainya itu terjadi, perasaannya padaku akan meningkat
10 kali lipat.” Ucap Young Joon yakin
Young Jon
mencoba bermain kembali mesin boneka, tapi beberapa kali mencoba tetap gagal
sampai akhirnya dua orang anak mengejek Young Joon payah. Young Joon mengomel
dianggap payah. Si anak malah menyuruh
Mi So minggir dengan mengejeknya sebagai Ahjussi Pengangguran. Young Joon makin
kesal
“Ibuku
bilang mereka yang tidak bekerja adalah pengangguran.” Ucap anak kecil
“Kalian
bocah bilang begitu karena Kalian tidak tahu siapa Aku. Ayo Taruhan, setidaknya
ada 1 atau 2 peralatan dirumahmu dan mainanmu dibuat oleh perusahaan Ahjussi.
Jadi Sederhananya, Aku ini chaebol (kaya).” Tegas Young Joon banga
“Jika
Ahjussi ini chaebol, kenapa main mesin tangkapan
boneka untuk memenangkannya?”ejek Si anak kecil, Anak kecil lainya pun
berkomentar kalau Yong Joon bisa membeli 100 mesin mainan
“Itu
salah.. Permainan yang tidak adi itu namanya. Mainan seperti ini akan berharga
saat Kau memenangkannya. Jadi, anak-anak... Aku harus fokus.” Tegas Young Joon
lalu kembali memainkanya. Saat itu Young
Joon bisa mendapatkan boneka dengan wajah bahagia.
Young
Joon datang memberitahu Mi So kalau ada tamu yang datang, Mi So mencarinya lalu
Young Joon mengatakan kalau ingin mengucapkan terima kasih karena sudah
membantu menikmati hari libur dengan nama "Ingat Aku" memberikan
boneka yang baru didapatkanya.
“Maafkan
Aku karena tidak mengingat Anda.” Kata Young Joon dengan mata berkaca-kaca
“Aku
mengerti kalau Kau tersentuh, tapi itu 'kan cuma mainan boneka. Kenapa Kau
menangis?” kata Young Joon gugup.
Ji Ah datang
memberitahu Mi So kalau akan membeli kopi apaka ingin minum juga. Mi So dengan
gugup mengatakan ingin satu gelas juga lalu berpikir kalau akan membelinya dan
bergegas pergi. Young Joon melihat Mi So berpikir Mi So dengan Mata penuh
dengan air mata karena tersentuh hatinya.
Mi So
pergi ke kedai kopi yang ada di lobby memesan kopi lalu melihat ada permen
caramel, matanya kembali berkaca-kaca.
Flash Back
Mi So
kecil terkurung dalam ruangan berbicara pada pria kalau ingin pulang. Anak
laki-laki meminta agar Mi So jangan menangis dan berjanji akan memberi makanan enak
jika berhenti menangis. Mi So ingin tahu
Sesuatu yang enak seperti apa.
“Ini...permen
karamel... Makanlah ini dan jangan menangis.” Kata anak laki-laki.
Ji Ah
melihat Mi So kembali merasa tak enak hati karena seharunya ia yang pergi, Mi
So merasa tak masalah. Ji Ah melihat Mi So yang membeli permen karamel. Mi So mengaku ingin
memberikannya kepada seseorang.
“Siapa?
Pria yang Kau kencani?” tanya Ji Ah mengoda. Mi So mengeluh karena Young Joon
yang terus bicara hal itu.
“Aku cuma
ingin mengucapkan terima kasih pada seseorang. Dia tidak akan mengingatku, tapi
tetap saja...” kata Mi So dan dipotong oleh Ji Ah.
“Ngomong-ngomong,
Apa Kau sudah dengar? Aku mendapat sms dari temanku yang pernah di klub
penggemar Morpheus. Rupanya, Morpheus diculik saat kecil.” Kata Ji Ah. Mi So
kaget mendengarnya.
“Ada di
posting-an blog, yang dia tulis sebelum dia menjadi terkenal. Dia menghapus postingan
itu segera, tapi beberapa penggemar menyimpan screenshot posting-annya.” Kata Jin
Ah.
Mi So
seperti tak percaya lalu meminta agar Ji Ah bisa melihat postingannya. Ji Ah
pun memperlihatkanya, Mi So membaca tulisan blog "Cerita Yang Sudah
Lama" oleh Morpheus
"Di
area pembangunan kembali yang kosong, Aku selalu bisa mencium bau semen. Gerbang
baja hitam selalu membuat suara menjerit ketika dibuka. Tidak mungkin untuk mengintip
melalui jendela-jendela bermotif sarang lebah yang beku. Aku berdoa sambil
melihat tali yang tergantung di ruang tamu. Jika Aku bisa menyeberanginya dan
kabur dari ruang tamu ini, Sama seperti kelinci boneka yang ditinggalkan di
sana, Aku ditinggalkan dan perlahan kehilangan kegembiraanku."
Mi So tak
percaya ternyata salah menyangka orang yang diculik bersamanya. Saat di tempat
kurungan, anak laki-laki itu mengejek Mi So bodoh. Mi So membela diri kalau
Umurnya baru 5 tahun, tapi bisa membaca buku lebih baik daripada kakak
perempuannya, Mal Hee.
“Aku akan
segera berkunjung untuk menemuimu.” Kata anak laki-laki datang menemui Mi So
“Benarkah?
Oppa benar-benar akan mengunjungiku, kan? Aku tidak akan pernah melupakan nama
Oppa. Nama Oppa adalah... Lee...” ucap
Mi So terlihat lupa.
“Dasar
bodoh. Kau lupa lagi... Aku akan memberitahumu namaku lagi... Aku Lee Sung...”
kata si anak laki-laki. Mi So pun mengingat kalau nama anak laki-laki yang
dicarinya adalah Lee Sung Yeon.
Young
Joon keluar dari ruangan melihat tatapan Mi So yang berbeda. Akhirnya mereka
bertemu di sisi gedung lainya. Young Joon membenarkan kalau itu kakaknya, yaitu
Orang yang diculik. Mi So pun ingin menayakan sesuatu, Bagaimana Young Joon
mendapatkan bekas luka di pergelangan kakinya. Young Joon bertanya balik kenapa
Mi So menanyakan hal itu tiba-tiba.
“Sepertinya
Wakil Ketua punya kenangan buruk yang ingin dilupakan dan juga karena bekas
luka di pergelangan kaki Anda, Aku beranggapan kalau Wakil Ketua-lah...” kata
Mi So dan langsung di sela oleh Young Joon.
“Bekas
luka itu... Entah bagaimana ada luka itu saat masih anak-anak.” Kata Young
Joon.
“Jadi Apa
itu sebabnya? Kau menatapku seperti itu sepanjang hari karena Kau pikir Aku
adalah bocah lelaki yang selama ini Kau cari?” ucap Young Joon. Mi So meminta
maaf karena salah mengira.
Mi So
berjalan dengan wajah sedih saat itu Sung Yeon datang menanyakan keadaanya. Mi
So hanya mengangguk. Sung Yeon memberitahu kalau datang untuk menandatangani kontrak
dan berpikir kalau akan mampir, sebelumnya juga sempat datang tapi Mi So sedang
tak ada di kantor.
“Saat itu
hari cutiku.” Jelas Mi So. Sung Yeon mengaku sudah mengetahuinya.
“Tadinya
Aku mau meneleponmu, tapi kurasa akan lebih baik untuk bicara denganmu
langsung. Makanya Aku ke sini... Aku ingin minta maaf karena tidak
memberitahumu kalau Young Joon dan Aku bersaudara.” Ucap Sung Yeon. Mi So
langsung berkaca-kaca mendengarnya
“Mi So ,
ada apa? Apa ada masalah?” tanya Sung Yeon binggung melihat sikap Mi So.
Sung Yeon
pun baru tahu kalau mereka terkunci di sana bersama. Mi So heran dengan Sung
Yeon yang sekali tidak ingat kalau berada disana bersamanya. Sung Yeon mengaku
kalau sangat shock waktu diculik, jadi
ingatannya terpecah-pecah. Mi So ingin tahu seberapa yang diingatnya saat itu.
“Apa Kau
ingin Aku memberi tahumu apa yang kuketahui?” kata Sung Yeon. Mi So mengangguk.
“Dia dan
Aku sejak kami masih kecil tidak pernah akur.. Young Joon, maksudku... Sama
seperti sekarang, dia sangat sombong. Dia lebih baik dariku dalam segala hal, dan
kami selalu dibanding-bandingkan. Lalu, saat Aku di kelas empat, Young Joon
lompat 2 tingkat dan kami duduk di kelas yang sama.” Cerita Sung Yeon
“Young
Joon, si anak pintar itu cepat memenangkan hati teman-temanku. Lalu, dia
memihak mereka dan menganiaya Aku. Dia menertawakanku karena lebih lemah
darinya.” Cerita Sung Yeon. Mi So kaget mendengarnya.
Mi So
mengingat cerita Young Joon “Aku sering bertengkar dengan teman-teman kakakku. Mereka
bilang Aku kasar dan berkelahi denganku.” Dan Ia berkomentar kalau pasti merasa
lega karena bersama kakanya, Sung Yeon mengaku kalau kakaknya itu pria yang
buruk.
“Suatu
hari, Young Joon membawaku ke area pembangunan kembali. Dia bilang akan pergi
membeli minuman dan menyuruhku tinggal di sana. Tapi Young Joon tidak kembali. Dan
saat Aku sedang menunggunya, lalu Aku diculik.” Cerita Sung Yeon. Mi So seperti
tak percaya mendengarnya.
Young
Joon pulang dan didalam mobil melihat Mi So sedang berbicara dengan Sung Yeon,
lalu teringat perkataan Mi So yang sangat ramah di pagi hari “Wakil Ketua Lee..
Sangat senang bisa melihat Anda lagi... Maaf karena terlambat mengenali Anda.”
Young
Joon akhirnya hanya duduk diam di dalam ruang kerjanya, saat itu Mi So datang
seperti yang ditugaskan. Young Joon menyuruh Mi So agar pergi ruang belajar
lebih dulu. Mi So pun akan mulai memilah buku-buka yang akan diterbitkan sebagai
edisi revisi. Young Joon profesional dengan Mi So.
Mi So
melihat ada berkas “Pelamar untuk sekretaris Wakil Ketua Lee Young Joon” dan
melihat data dirinya saat baru masuk kerja.
Ia mengeluh wajahnya yang seperti orang desa dan membaca kembali tulisan
CV yang ditulisnya.
“Apa Kau
ingin membual kalau nilai ujian perguruan tinggimu ada di atas satu persen? Ini
Sangat memalukan.” Keluh Mi So. Lalu melihat lembaran CV yang lainya, sebagai
kandidat sekertaris.
Mi So
kaget melihat ada dariLulusan Cambridge dengan Sekretaris Profesional
Bersertifikat begitu juga yang lainya. Ia pun bertanya-tanya kenapa Young Joon
memilih dirinya di banding Sekertaris yang lain.
“Kenapa
Aku memperkerjakan Sekretaris Kim... Apa Kau penasaran?” ucap Young Joon. Mi So
kaget melihat Young Joon sudah ada didekatnya.
“Itu
Karena Kau Mi So.... Karena Kau Kim Mi So.” Ucap Young Joon. Mi So terlihat
binggung.
Bersambung
ke episode 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar