PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Young
Joon ingin bertemu dengan Tuan Yang, kembali bertanya apakah ada restoran yang
disukai oleh wanita. Tuan Yang menatapnya, Young Joon pikir kalau sopirnya itu
tak tahu dan bergegas pergi
“Ada Restoran
Chef Raymon di Sinsa-dong, Restoran Chef Kim Won Suk di Cheongdam-dong... Itu
restoran populer.”kata Tuan Yang.
Se Ra
datang menemui Ji Ah kalau sudah
waktunya rapat. Ji Ah akan bergegas pergi. Se Ra lalu melihat Young Joon ada
diruangan sambil memuji kalau tampan
seperti apa adanya, tapi benar-benar seksi saat sedang bekerja.
“Menurut
Sekretaris Kim, Wakil Ketua seksi juga, kan?” tanya Se Ra
“Entahlah,
Aku melihatnya setiap hari.” Kata Mi So seperti berusaha biasa saja.
Se Ra pun
tak membahasnya lagi mengajak Ji Ah pergi saja. Mi So akhirnya menatap Young
Joon dari kejauhan. Sementara Young Joon ada diruangan sedang sibuk mencari
keyword “Tempat biasa tapi istimewa dan sederhana tapi
mewah untuk nyatakan cinta, Tempat yang bagus untuk menyatakan cintamu” lalu memuji dirinya itu Sempurna.
Se Ra
mengeluh karena pusat seni tidak bertanggung jawab atas upacara pembukaan, lalu
langsung berdiri karena melihat Tuan Ko datang. Tuan Ko menaruh berkas,
sementara Ji Ah melihat ada noda nasi yang sama di baju Tuan Ko.
Ji Ah pun
mengingat yang dikatakan Se Ra tentang Tuan Ko “Kudengar kalau dia membeli 10 pakaian yang
sama persis dan tidak pakai apa-apa lagi karena dia lebih suka menyelesaikan
pekerjaan daripada dia harus memutuskan apa yang akan dia kenakan.”
Tuan Ko
akhirnya duduk, sementara Ji Ah bergumam kalau sangat jelas melihat sebutir
nasi di jasnya jadi kalau menurutnya Tuan Ko memiliki 10 pakaian, harusnya
ganti pakaian lainnya dan mulai ragu kalau Tuan Ko memang punya 10 pakaian yang
sama persis. Saat itu rapat pun dimulai, Ji Ah seperti menatap curiga.
Se Ra
menerima telp setelah rapat mengeluh karena harus pergikencan buta lainnya,
tapi ingin tahu pria itu kerja dan ingin melihat fotonya. Tuan Ko berjalan pergi dan Ji Ah melihat ada
kacing yang jatuh dari setelan jas Tuan Ko.
“Bagus, Aku
akan mengajaknya makan malam karena memberikan ini padanya.” Kata Se Ra mengambilnya.
“Kau
harus memberikannya padanya sekarang. Dia membutuhkan kancing itu. Kurasa dia
cuma punya satu setelan jas.” Ucap Ji Ah yakin
“Apa Kau
melakukannya lagi? Kenapa Kau terus menjelek-jelekkan Ko Gui Nam dan bilang dia
cuma punya satu setelan jas?” keluh Se Ra
“Aku
tidak menjelek-jelekkannya, tapi Faktanya begitu. Aku melihat sebutir nasi yang
menempel di tempat yang sama selama 2 hari. Saat Aku tadi melihatnya,
sepertinya dia melepasnya, tapi Aku masih bisa liat bekas nasinya, yang artinya
dia memakai jas yang sama bahkan tanpa dicuci.” Kata Ji Ah yakin. Se Ra
langsung mengejek Ji Ah itu detektif lalu berjalan pergi.
Di pantry
Ji Ah
masih sangat yakin kalau Tuan Ko itu punya 10 setelan jas Tapi J cuma punya
satu. Sementara Se Ra yakin kalau itu ada 10 setelan jas. Keduanya terus saling
beradu mulut. Mi So meminta mereka agar menghentikan perdebatan.
“Siapa
yang peduli berapa banyak pakaiannya? Pakaian tidak penting.” Kata Mi So
“Benar,
Sekretaris Kim juga bukti nyatanya. Dia hampir tidak punya pakaian, tapi masih
sangat bagus dalam pekerjaannya.” Kata Se Ra. Mi So binggung apa maksudnya.
“Blus
itu. Bukankah Kau memakainya di hari Rabu dan Jumat juga?” ucap Se Ra.
Mi So
teringat dengan ucapan Young Joon “ Kau mengenakan blus itu Rabu dan Jumat lalu
juga. Orang akan menganggap itu seragam perusahaan.” Se Ra mengingat Mi So yang
mengunakan Kamis 2 minggu lalu, Selasa 3 minggu yang lalu. Mi So meminta agar
mereka berhenti membicarakanya.
“Pakaian
bukanlah segalanya. Kedengarannya Kalian hanya peduli soal pakaian..” Kata Mi
So dengan nada kesal lalu meminta Ji Ah agar segera menuangkan air.
Mi So
membawakan teh, Young Joon bertanya Apa makan malam dengan ketua Grup UK malam
ini. Mi So membenarkan kalau jadwalnya jam 6 sore. Young Joon pikir Ketua ingin berbicara tentang sesuatu yang
penting, jadi menurutnya Mi So tak perlu ikut.
“Ya. Aku
akan pulang hari ini...” ucap Mi So dan langsung disela oleh Young Joon.
“Bagaimana
kalau jam 8 malam? Ayo kita minum segelas anggur bersama. Ada sesuatu yang
ingin kukatakan.” Ucap Young Joon.
“Sesuatu
yang ingin dikatakan padaku? Kalau begitu, Aku akan membuat reservasi... di
lounge di Hotel Illusion, yang dibeli perusahaan baru-baru ini. Dengan begitu,
kita bisa tahu seperti apa di sana.” Kata Mi So
“Tidak
perlu. Aku sudah membuat reservasi di tempat lain.” Kata Young Joon. Mi So
kaget karena Young Joon membuat reservasi sendiri.
Mi So
bergegas pergi ke toko pakaian memilih baju dan sempat terkejut dengan
harganya, tapi meminta izin agar bisa mencobanya lebih dulu pada pegawai toko.
Pegawai meminta maaf karenaUkuran 44 sudah terjual habis dan bisa menempatkan
pesanan khusus.
“Tidak
apa-apa. Aku butuh yang bisa kupakai sekarang.” Kata Mi So. Pegawai binggung
karena akan dipakai sekarang juga?
“Oh,
kurasa Anda ada kencan.” Kata Pegawai. Mi So mengelak dengan menutupi rasa
gugupnya kalau akan memilih pakain yang lain.
Mi So
sudah berganti pakaian dengan dress yang baru dibeli. Saat itu Sang Yeon menelp
mengetahui kalau pasti pekerjaanya sudah selesai dan ingin tahu rencananya
malam ini. Mi So mengatakan sudah ada
janji malam ini. Sung Yeon ingin tahu kemana pergi.
“Lounge
di M Hotel” kata Mi So. Sung Yeon mengaku kalau sedang berada didekat situ dan
meminta agar bertemu sebentar
“Jangan
sekarang... Seperti yang kubilang, Aku ada janji malam ini.” Kata Mi So
“Aku
tanya Apa kita bisa bertemu karena ingin memberimu jawaban. Bisa saja
jawabannya berubah jika kita tidak bertemu sekarang.” Kata Sung Yeon seperti
sengaja mengoda
“Tunggu.
Waktuku tidak banyak.” Ucap Mi So. Sung Yeon pun meyakinkan kalau hanya butuh
10 menit saja. Mi So pun menyetujuinya.
Young
Joon sudah duduk direstoran,Pelayan membawakan sampanye edisi terbatas yang diminta,
lalu mencicipinya. Ia meminta agar mengeluarkan kuenya nanti dengan wajah
bahagai merasaka kalau Sebotol sampanye memberikan hadiah ucapan selamat
terbaik.
“Sekretaris
Kim, selamat sebelumnya. Kau akan menjadi satu-satunya wanita yang. yang dapat
pengakuan jujur dan tulus dariku.” Kata Young Joon bangga dan bersiap-siap
karena Mi So akan segera datang.
Mi So
datang menemui Morpheus. Young Joon lansgung memuji Mi So terlihat lebih cantik
daripada tadi yang ditemui hari ini lalu mengoda kalau pasti ada janji dengan
orang penting. Mi So terlihat panik mendengarnya lalu berpikir kalau mereka
lebih baik duduk.
“Aku
tidak punya banyak waktu sekarang.” Kata Sung Yeon. Mi So ingin tahu apakah
Sung Yeon sudah memutuskannya.
“Ya, Aku
sudah memutuskan untuk mempercayaimu dan melakukannya” kata Sung Yeon. Mi So
terkejut dan langsung mengucapkan Terima kasih.
“Aku
ingin bertemu denganmu segera karena Aku tahu Kau akan senang.” Kata Sung Yeon
lalu mengeluarkan sebuah buku yang berjudul "Sekali dalam seumur
hidup"
“Bukankah
itu buku terbarumu yang akan keluar minggu depan?” kata Mi So kaget
Sung Yeon
menyuruh agar Mi So mengambilnya, sengaja memberikan sebagai hadiah karena
mereka akan bekerja sama. Mi So terlihat dengan senang hati menerimanya. Sung Yeon dengan bangga kalau Mi So pasti
akan lebih berterimakasih saat membukanya kaena Ada tanda tanganku di dalam
buku
Mi So
membuka sampul buku dan membaca tulisan (Kebahagiaan membawa kita bersama, tapi
mungkin kita ada di jalan yang berlawanan. Lee Sung Yeon) Saat itu Young Joon
melihat dari depan pintu langsung mengembalikan buku Sung Yeon lalu menarik Mi
So pergi.
Mi So
binggung meminta agar Young Joon menjelaskan tentang sikapnya, Young Joon pikir
kalau Mi So yang menjelakan lebih dulu. Mi So memberitah kalau Sung Yeon itu
penulis buku dengan nama pena Morpheus, yang sengaja datang karena sudah
memutuskan untuk melakukan konser buku di pusat seni nanti.
“Kapan
Kau mulai mengerjakan ini?” kata Young Joon sinis
“Aku
sudah memberitahumu beberapa waktu yang lalu, Pak. Kubilang akan menyenangkan
untuk mengundang seorang penulis terkenal untuk pembukaan.” Jelas Mi So
“Jadi
yang Sekretaris Kim maksud itu dia penulis terkenalnya?” kata Young Joon. Mi So
membenarkan.
“Mengapa
Kau tidak memberiku perkembangannya?” ucap Young Joon marah
“Kurasa
tidak ada artinya memberi tahu Anda perkembangannya sebelum lebih menyakinkan.”
Jelas Mi So
“Jangan
lakukan itu.” Tegas Young Joon. Mi So binggung kenapa tak boleh melakukanya.
“Apa Aku
harus menjelaskan semuanya pada Sekretaris Kim? Aku hanya tidak suka ide itu.”
Kata Young Joon
“Anda bilang
ada sesuatu yang ingin dikatakan padaku. Bisakah Aku mendengarnya lain waktu jika
tidak mendesak?” ucap Mi So dengan nada kecewa.
“Tentu,
bahkan bukan hal yang penting” ucap Young Joon, Mi So pun segera pamit pergi.
Young
Joon berjalan dengan wajah, saat itu tak sengaja hampir menabrak pelayan dan
melihat kue yang sudah direncanakan dan juga wine tapi semuanya gagal.
Mi So
berjalan dengan wajah sedih menatap dirinya yang sudah berdandan tapi malah
membuat hatinya kecewa, lalu pulang kerumah dan melihat ada luka lecet di
tumitnya. Ia pun mengeluh kalau seharusnya tak perlu memikirkan sesuatu karena
akhirnya ia juga yang merasa sakit hati.
Sung Yeon
datang menemui adiknya , karena merasa terkejut Young Joon yang meminta untuk
bertemu. Young Joon langsung ingin tahu tujuan kakaknya. Sung Yeon mengaku
Tidak ada dan hanya ingin membantu perusahaan. Young Joon seperti tak percaya.
“Sekretaris
Kim bilang kalau keterlibatanku akan banyak membantu perusahaan. Dan Kenapa
dengan raut muka itu? Apa Kau takut? Apa Menurutmu, Aku akan mengambil Mi So
darimu?” ejek Sung Yeon
“Tentu
saja tidak.” Tegas Young Joon. Sung Yeon mengejek kalau adiknya terlihat
ketakutan.
“Haruskah
Aku tidak melakukannya jika Kau takut?” saran Sung Yeon. Young Joon menyuruh
kakaknya agar melanjutkan saja.
“Aku
tidak peduli... Kau melakukannya atau tidak. Jika Kau berpikir kalau Kau akan
punya pengaruh pada diri Sekretaris Kim atau perusahaan, maka Kau melebih-lebihkan
dirimu sendiri. Kau tidak bisa berbuat apa-apa.” Tegas Young Joon. Sung Yeon
tak bisa berkata-kata
Pagi hari
Young
Joon duduk di dalam kamarnya, sambil menuliskan pesan “Sekretaris Kim, Aku
punya alasan karena marah padamu tadi malam.” Tapi kembali menghapusnya dan
menuliskan “Sekretaris Kim, Aku bersedia memaafkanmu jika Kau meminta maaf
padaku dulu karena marah padaku tadi malam.” Lalu teringat kembali dengan
kejadian semalam.
Flash Back
Young
Joon pikir kalau Akan menyenangkan jika menjemptunya di depan restoran jadi harus
menunggunya di luar. Ia pun kembali memuji dirinya sangat luar biasa, tapi saat itu melihat Sung
Yeon yang memberikan buku pada Mi So.
“Aku memberikannya
padamu sebagai hadiah karena kita akan bekerja sama.” Ucap Sang Yeon. Mi So
dengan wajah tersenyum mengucapkan Terima
kasih.
“Kau akan
lebih berterimakasih saat membukanya. Ada tanda tanganku di dalamnya.” Kata
Sang Yeon saat itu Ia pun datang dengan wajah wajah penuh amarah.
Semua
pegawai berdiri ingin menyapa Young Joon
“Selamat pagi” tapi Young Joon kembali sinis dan pergi begitu saja.
Semua binggung karena Young Joon kemarin baru saja menyapa "Selamat
pagi" dengan senyuman dan berpikir
kalau ini pagi yang buruk.
“Benarkan?
Dia kelihatan sedikit berbeda hari ini.” Komentar Se Ra, Sementara Mi So hanya
bisa diam saja. Tuan Jung tiba-tiba masuk dengan wajah gelisah
“Sudah
lama, Aku tidak melihatmu berkeliaran kesana-kemari seperti itu. Ada apa?”tanya
Young Ok pada Tuan Jung.
“Ada
berita besar. Hanya yang berkumpul yang bisa mengetahuinya. Ayolah. Berkumpul,
kawan.” Kata Tuan Jung mengajak berkumpul. Se Ra yang enggan akhirnya ikut
mendekati Tuan Jung.
“Kalian
tahu kalau kami merencanakan acara pembukaan untuk perpustakaan pusat seni,
benarkan? Ini akan menjadi konser buku Morpheus.” Ucap Tuan Jung. Semua
terlihat tak percaya mendengarnya.
“Pasti
rumor tanpa dasar.” Ucap Se Ra yakin. Tuan Jung mengeluh karena tak ada yang
mempercayainya dan menyakinkan kalau baru saja mendengarnya dari... saat itu Mi
So memanggilnya.
“Manajer
Jung... Dimana Kau mendengar rumor itu?” tanya Mi So penasaran
“Mereka
yang ada di tim PR memberitahuku. Kudengar Wakil Ketua Lee mengatakan pada
mereka untuk segera mengirimkan siaran media soal itu.” Kata Tuan Jung. Mi So
semakin kaget mendengarnya.
Mi So
masuk ke ruangan Young Joon memastikan Apa benar kalau memberi tim PR lampu
hijau untuk mulai bekerja di konser buku Morpheus. Young Joon membenarkan, Mi So binggung karena Kemarin, mengatakan
tidak akan pernah mengizinkannya dan meminta izin untuk mengetahui alasan
tiba-tiba berubah pikiran.
“Ahh.. Benar,
Anda tidak perlu menjelaskan semuanya padaku.” Kata Mi So menyadari pertanyaan
salah.
“Tolong
jangan melewati batas lagi.” Tegas Yong Joon
“Sejujurnya,
Aku sudah salah paham. Aku pikir Anda memintaku untuk berkencan dan menikah
denganmu, Sebelumnya kau mulai bersikap baik padaku,jadi kupikir kau mungkin
benar-benar serius.” Akui Mi So. Young Joon seperti kaget mendengarnya.
“Jadi
Tolong jangan... membingungkanku lagi.” Kata tegas Mi So lalu keluar dari
ruangan. Young Joon pun hanya bisa terdiam.
Ji Ah dan
Se Ra sedang duduk di luar ruangan dan Tuan Ko berjalan didekat mereka. Se Ra
panik karena lupa membawa kancingnya. Ji
Ah pikir Se Ra harusnya segera memberikannya, karean Tuan cuma punya satu
etelan jas itu, jadi pasti tidak nyaman.
“Astaga,
Kau keras kepala sekali. Kenapa Kau terus membuat pernyataan yang salah?” kata
Se Ra
“Itu
bukan pernyataan palsu...Aku punya bukti untuk membuktikan... Apa kau Mau
taruhan? Kancing itu jatuh kemarin, jadi jas yang dia kenakan hari ini pasti
kehilangan satu kancing. Itu Kenapa? Karena dia cuma punya satu jas itu.” Kata Ji
Ah yakin
“Kupikir
Kau sudah salah paham.” Ucap Tuan Ko tiba-tiba sudah berdiri dibelakang
keduanya.
Ji Ah dan
Se Ra kaget melihat Tuan Ko sudah ada dibelakang mereka. Tuan Ko meminta agar
mereka bisa melihat baik-baik dan melihat kalau jasnya itu tak kehilangan satu
kancing pun, dengan memperlihatkan semua
kancing yang ada disetiap setelan jasnya,
“Aku
bahkan punya kancing cadangan... Semua kancing masih utuh.” Tegas Tuan Ko
“Maaf... Aku
membuat kesalahan besar.” Ucap Ji Ah. Se Ra mencari kesempatan akan mentraktir
minum...
“Tidak,
terima kasih... Jadi Tolong mulai sekarang, jangan menyebarkan rumor palsu.”
Tegas Tuan Ko lalu berjalan pergi
“Bagaimana
kalau kita pergi minum bir? Jika tidak suka bir, kita bisa minum soju atau
bir... Bagaimana kalau makgeolli?” kata Ji Ah. Tuan Ko hanya diam saja sambil
tersenyum puas.
Se Ra
akhirnya memarahi Ji Ah kalau jangan main detektif-detektifan, jadi sekarang
Tuan Ko sangat marah.
Young
Joon mencari cara untuk mencari perhatian lalu keluar ruangan mengeluh
kepalanya sakit. Mi So tak menatapnya hanya mengangkat telp menelp Dokter Choi
karena Young Joon sakit kepala dan bisa
mengunjunginya jam 10.
“Tidak
seburuk itu... “ kata Young Joon. Mi So menutup telpnya kalau tidak buruk.
Young Joon dengan sengaja sedikit melonggarkan dasinya.
“Aku
sudah mengirim email pidato yang akan Anda katakan di upacara peringatan pusat
kesejahteraan minggu depan... Tolong diperiksa.” Ucap Mi So masuk ke dalam ruangan dan
membalikan badan.
“Kurasa
dasiku mungkin agak longgar.” Kata Young Joon memanggilnya. Mi So seperti tak peduli dan masih kesal
Mi So ada
di pantry, Tuan Jung masuk ruangan dengan nafas terengah-engah mengatakan kalau
datang dengan berita besar lainnya. Mi So ingin tahu apa beritanya. Tuan Jung
mengatakan sedang berbicara dengan tim PR tentang konser buku penulis Morpheus.
“Dan
mereka memberitahuku sesuatu yang mengejutkan. Apa Kau bisa menangani berita
ini?” ucap Tuan Jung. Mi So pikir akan mencobanya. Tuan Jung meminta agar Mi So
jangan sampai kaget.
“Penulis
Morpheus adalah kakak Wakil Ketua Lee.” Kata Tuan Jung. Mi So kaget
mendengarnya merasa tak percaya
“Ini
nyata... Morpheus adalah putra sulung dari Grup Yumyung... Bukankah ini berita
yang sangat besar? Terakhir kali, Sekretaris Kim tanya padaku soal saudara
lelaki Wakil ketua Lee. Aku ingat itu, jadi Itu sebabnya Aku berlari padamu
dengan berita itu... Putra sulung tiba-tiba muncul. Bukankah itu artinya ada
perubahan dalam rencana suksesi?” kata Tuan Jung mengebu-gebu.
Mi So
mengingat ucapan Young Joon “Aku sering bertengkar dengan teman-teman kakakku. Mereka
bilang Aku tidak sopan dan berkelahi denganku.” Lalu mi So merasa kalau Young
Joon tak ada masalah karena bersama kakaknya. Young Joon mengaku kakaknya
adalah pria terburuk.
“Sepertinya
dia tidak berhubungan baik dengan kakaknya.” Kata Mi So. Tuan Jung yang
mendengarnya terlihat binggung.
Young
Joon datang menemui Tuan Park ingin tahu caranya mengatakan maaf. Tuan Park
mengeluh merasa kalau itu tak sulit untuk mengatakan "Maafkan Aku." Young
Joon memberitaahu Bahasa Spanyolnya "Maafkan Aku", yaitu "Lo
siento." Tuan Park terlihat tak
mudah mengatakanya.
“Ahh.. Lupakan
saja... Kau tidak bisa mengatakannya karena canggung dan tidak pernah bilang
maaf sebelumnya.” Ejek Tuan Park
“Itulah
arti "Maafkan Aku" bagiku... Karena Aku tidak pernah bilang maaf
sebelumnya. Apa tidak ada cara supaya Aku bisa berbaikan dengannya tanpa bilang
maaf?” kata Young Joon. Tuan Park menegaskan Tidak ada cara.
“Lalu... bagaimana
jika Aku tidak minta maaf?” tanya Young Joon.
“Kau akan
kehilangan orang itu.” Ucap Tuan Park. Young Joon terlihat mulai panik.
Mi So dan
Young Joon tak sengaja bertemu, keduanya saling bertatapan dan berjalan
berpapasan. Akhirnya Young Joon berani memanggilnya mengatakan “Aku minta maaf”
Mi So terlihat kaget. Young Joon pun kembali meminta maaf.
“Tidak,
Akulah yang minta maaf... Wakil Ketua tidak akan marah tanpa alasan... Aku
terlalu kebawa perasaan... Tapi kumohon ketahuilah ini. Aku melakukannya karena
kupikir itu akan membantu Anda.” Ucap Mi So
“Aku
sangat tahu itu...” ucap Young Joon dengan senyuman lalu sengaja berjalan
sedikit melambatkan langkahnya agar Mi So tak terburu-buru.
Keduanya
duduk di ruang kerja, Young Joon pikir Mi So harus merayakan perdamaian mereka dengan
makan malam yang menyenangkan. Mi So pikir mereka punya banyak sekali pekerjaan
yang harus diselesaikan. Young Joon merasa tak masalah.
“Kau
pasti baik-baik saja. Tapi Aku tidak fokus kerja karena Sekretaris Kim sangat
menggangguku.” Ungkap Young Joon. Mi So terlihat binggung.
“Apa Anda
mau minum kopi?” tanya Mi So gugup. Young Joon menunjuk kalau sudah ada diatas
meja.
“Agak
panas di sini...Haruskah kubuka jendelanya?” kata Mi So. Young Joon memberitahu
kalau jendela sudah terbuka.
“Sekretaris
Kim... Tadi belum lama, Kau bilang padaku untuk tidak mengaduk-aduk perasaanmu
lagi.” Ucap Young Joon tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.
“Itu...
Aku...ingin mengaduk-aduk perasaan Sekretaris Kim.” Kata Young Joon lalu
mendekat ingin mencium bibir Mi So, tapi tiba-tiba bangkunya terdorong.
Mi So
sudah memajukan bibirnya pun menjauh dari bosnya. Young Joon terlihat binggung,
saat itu juga Mi So sangat marah melirik sinis dari atas bangkunya.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar