PS : All images credit and content copyright : KBS
So Bong
masuk ke ruangan diam-diam lalu melihat Shin yang terbaring, lalu memastikan
kalau Shin sedang tertidur dengan mengoyangkan tanganya. Tiba-tiba Shin
bergerak memegang tangan So Bong, dan bertanya apa yang dilakukanya. So Bong
kaget karena Shin bisa bergerak.
“Kenapa
kau bisa disini?” tanya Tuan Ji masuk melihat So Bong sudah ada didalam
ruangan. Saat itu Reporter Jo menelp.
“Rekaman
kamera tersembunyinya macet. Jadi Tidak ada orang di sana. Kita salah dan Keluar dari sana.” Perintah
Reporter Jo.
So Bong
terlihat kesal dan berpura-pura kalau ayahnya yang menelp, memberitahu kalau
Bosnya ada diruang rawat dan akan segera menemui ayahnya.
“Aku
datang mau besuk ayahku di rumah sakit dan
kata perawat, ada ahli waris PK Group di ruang VIP. Padahal tadi aku yakin kau
ada di rumah waktu aku mau pergi.” Jelas
So Bong.
“Lalu Kenapa
kau bisa disini?” tanya So Bong penasaran. Shin hanya diam. Akhirnya Tuan Ji
mengajak So Bong agar berbicara berdua saja.
Tuan Ji
menceritakan kalau Ada kecelakaan mobil lalu mereka berpikir akan baik-baik
saja karena tidak terlalu serius tapi So
Bong pikir sudah lihat sendiri sebelumnya. Ia menceritakan sikap Shin yang
memeluk orang yang menangis dan memegang tangan orang untuk mendeteksi
kebohongan.
“Dia
sering bertingkah aneh makanya dia dirawat diam-diam. Kata dokter, itu karena
trauma dari kecelakaan itu. Kami tidak ingin media mengetahuiny jadi kami
merahasiakannya. Kuharap kau mengerti.” Ucap Tuan Ji menyakinkan.
So Bong
terdiam mengingat saat mendengar Tuan Ji yang mengatakan Bukannya kau tahu kalau
Kau tak boleh ketahuan? Tolong bertingkahlah seperti Shin.” Dan mulai yakin
dengan perubahan sikap Shin yang berbeda dari sebelumnya.
“Kau
bilang itu rahasia tapi kau sepertinya punya tamu. Pasti tunangannya tahu juga
kan”Ucap So Bong melihat bekas cangkir diatas meja.
“Dia
ibunya Direktur Nam... Dia datang dari luar negeri tanpa ada yang tahu. Kau
bisa pura-pura tak tahu soal ini, 'kan?”
kata Tuan Ji. So Bong terlihat kaget mendengarnya.
“Itu
memang aturan dasar seorang pengawal.” Kata So Bong lalu berjalan keluar dari
ruangan.
So Bong
terihat lesu meminta maaf karena sudah merepotkan temanya. Reporter Jo pikir
tak masalah, karena merasa menyenangkan bisa memanfaatkan kamera besar untuk
pertama kalinya.
Shin
melihat Tuan Ji bertanya apakah Kang So Bong sudah pergi. Tuan Ji menganguk.
Shin dengan bangga merasa berhasil sudah membodohinya. Tuan Ji heran dengan
Shin yang mengetahui kalau So Bong akan datang ke rumah sakit.
Flash back
“Saat dia
mencari alasan untuk pergi..., maka aku menyadari ada kamera tersembunyi di dalam kamar. Aku tahu
tujuan lokasinya dari GPS mobil Nam Shin jadi aku meretas tabletnya dan
mencaritahu apa yang dia incar.”
Shin
sadar dengan camera yang ada didalam robot dan langsung meretas tab, lalu mobil
kemana So Bong akan pergi. So Bong pun sempat mengumpat dengan sangat yakin
akan mengungkap identitas yang sebenarnya.
“Aku
memberhentikan rekaman itu sehingga dia kira
aku ada di dalam kamar.”
Setelah
itu Shin menelp Tuan Ji agar memindahkan si manusia Nam Shin lalu akan datang
sebelum Kang So Bong datang dengan mengunakan motor melalui jalan di Seoul.
“Kenapa
kau membuat penilaian seperti itu? Kau
harusnya meneleponku saat tahu tentang
kamera itu Aku sudah memberitahumu waktu
itu juga. Aku harus tahu dulu, biar....” Keluh Tuan Ji yang langsung disela
oleh Shin.
“Tapi itu
tidak benar... Kang So Bong sudah mendengar percakapan kita dari kamera itu.. Tidak. Maksudku, dia
mendengar apa yang kau katakan. Jika
seandainya tidak ada orang di sini, maka dia pasti lebih curiga. Dia pasti
mengira kau menyembunyikan entah siapa
pun orang yang ada di sini.” Ucap Shin. Tuan Ji pun hanya bisa terdiam.
“Penilaianku
lebih tepat hari ini daripada penilaianmu. Karena manusia tidak bisa bersaing
dengan kemampuan kognitifku. Jika seandainya aku tetap di rumah seperti yang kau sarankan, menurutmu apa yang
akan terjadi?” ucap Shin.
“Mari kita
berpura-pura tidak tahu soal kamera tersembunyi itu sekarang. Kita perlu
mencari tahu apa dia bekerja sendiri
atau sekongkol sama orang.” Kata Tuan Ji
“Ibu
sebentar lagi datang, 'kan?” kata Shin dengan senyuman bahagia.
Nyonya Oh
sibuk berada dalam ambulance membaca Shin, Dokter Cha menerima pertanyaan
dengan siapa So Bong mempekerjakannya. Ia pun tak tahu tapi menurutnya ada
orang yang memberi tahu nomor ruang
rawat Shin. Tuan Ji memohon agar mencari tahu dari orang-orang yang ditugaskan di rumah sakit.
“Dia
menanyakan tentang siapa?” tanya Nyonya Oh
“Dia
pasti curiga siapa yang mempekerjakan pengawal yang datang ke rumah sakit tadi.”
Kata Dokter Cha.
So Bong
datang menemui Tuan Seo yang sedang berolahraga, Tuan Seo mengeluh karena So
Bong tak mendengar ucapanya kalau dugaanya itu salah So Bong hanya terdiam.
Tuan Seo mengomel karena So Bong salah mengejar orang. dan kehilangan
jejak orang yang penting.
“Katanya,
dia itu ibunya Direktur Nam .” Ucap So Bong
“Dia
pasti cemas, Young Hoon bahkan memberitahumu
sebanyak itu.” Keluh Tuan So
“Dia bilang
khawatir tentang putranya yang dirawat
diam-diam karena kecelakaan yang dia alami di luar negeri.” Jelas So Bong
“Apa Dia
serius mengalami kecelakaan di luar negeri?” tanya Tuan Seo pada Sek Park. Sek
Park terlihat bingung.
“Kang So
Bong.. Kau memasang kamera tersembunyi, 'kan? Gunakan itu untuk mencari tahu
apa yang terjadi pada Direktur Nam. Lalu Hubungi aku kalau kau sudah dapat
bukti kuat.” Kata Tuan Seo
So Bong
binggung Bukti apa yang dimaksud tapi memilih untuk menganguk mengerti saja.
Nyonya Oh
mengucapkan Terima kasih sudah mempersiapkan semuanya pada David, dengan
melihat Shin bisa dirawat ditempat yang nyaman. David pikir kalau Nyonya Oh
harus mengunakan kesempatan ini untuk mempertimbangkannya perasaanya.
“Aku ini
pria yang mengesankan dimanapun.” Ucap David bangga.
“Dia
membuatku kaget hari ini. Dia membuat penilaian seperti manusia. agar dia tidak
ketahuan..” Kata Nyonya Oh
“Dia
lebih hebat dari manusia Bagaimanapun dia itu putra kita.” Ucap David bangga
“Kita
harus memperhatikan baik-baik bagaimana perkembangan dia.” Kata Nyonya Oh
“Aku sudah
melihatnya secara langsung, tapi masih
tidak bisa mempercayainya.” Komentar Dokter Cha.
Ponsel
Nyonya Oh berdering, wajahnya terlihat bahagia melihat Shin menelp. Shin
memastikan kalau kerjanya bagus hari ini. Nyonya Oh membenarkan dengan wajah
senang karena mereka bisa keluar RS berkat bantuan Shin dan mengucapkan Terima
kasih.
“Jadi ayo
kita pulang sekarang. Si manusia Nam Shin sudah kembali jadi kita juga harus
pulang ke rumah.” Ucap Shin
“Shin
masih sangat sakit jadi Ibu harus tetap bersamanya.” Ucap Nyonya Oh
“Aku juga
Shin, Ibu.” Kata Shin seperti merasa cemburu dengen perhatian ibunya.
“Baiklah,
Shin. Tak lama lagi kita akan pulang. Nanti kita bicara lagi.” Ucap Nyonya Oh.
David berteriak kalau sangat merindukan anaknya dan meminta agar datang.
Shin
seperti gelisah tapi merasa yakin kalau mereka akan pulang sebentar lagi, lalu
bertany-tanya seberapa lama "sebentar lagi" itu menurut manusia.
So Bong
melihat ayahnya terus menelp tapi memilih untuk enggan mengangkatnya. Lalu Tuan Kang mengirimkan foto meja
peringatan kematian, So Bong heran dengan ayahnya mengirimkan foto berpikir
kalau Tuan Kang menganggap putri semata
wayang sudah mati.
“Maaf,
tapi Ayah tidak punya anak perempuan.” Ucap Tuan Kang Saat anaknya menelp
“Lalu
kenapa Ayah mengirim foto peringatan
kematian? Peringatan kematian Ibu 'kan bukan...” kata So Bong lalu terdiam
karena melupakan peringatan hari kematian ibunya.
“Cepat
juga kau baru ingat... Tak bisa aku sangka kau bakal lupa hari peringatan
ibumu.” Sindir Tuan Kang
“Ayah
harusnya menelepon atau SMS!” kata So Bong menyalahkan ayahnya
“Aku
tidak melakukannya karena Ayah sangat
marah padamu! Tadi saja, kau mengabaikan telepon dari Ayah. Teruskan saja
seperti itu. Kau sekarang bukan putri Ibu atau putri Ayah lagi. Dasar anak
nakal.” Ucap Tuan Kang marah menutup telpnya. So Bong tersadar dengan kalungnya
yang hilang.
So Bong
berdiri dipinggir kolam, tiba-tiba Shin datang bertanya apa yang dilakukan
pengawalnya. So Bong kaget melihat Shin memberitah mencari kalungnya karen
waktu menyelamatkan di kolam renang, kemungkinan jatuh.
“Padahal
cuma itu satu-satunya peninggalan ibuku.” Ucap So Bong. Shin seperti tersentuh
dengan kata ibu lalu menutup mata So Bong
“Sedang
apa kau?” tanya So Bong panik. Shin meminta agar So Bong bertahan sebentar
saja, dengan kekuatan meretas menyalakan semua lampu yang ada disekitar kolam
renang.
“Kenapa
kau menutup mataku?” keluh So Bong lalu tersadar kalau semua lampu sudah
menyala dan melihat kalung yang ada didasar kolam
“Jangan
sampai menghilangkannya lagi...Nanti ibumu sedih.” Ucap Shin lalu melangkah
pergi.
“Maafkan
aku... Kau tak usah bertanya kenapa aku
minta maaf. Aku pokoknya ingin minta maaf.” Kata So Bong merasa bersalah.
“Tanpa
memegang tanganmu pun, aku tahu kalau kau berkata jujur. Terima kasih sudah mau
bicara jujur.” Ucap Shin lalu berjalan masuk rumah.
So Bong
duduk di kamarnya mengingat yang dikatakan Shin “Tanpa memegang tanganmu pun,
aku tahu kalau kau berkata jujur. Terima kasih sudah mau bicara jujur.” Ia
menatap layar tab untuk mengetahui yang dilakukan Shin, akhirnya memilih untuk
membuangnya ke tempat sampah.
Esok
harinya, semua sibuk melakukan peluncuran mobil tanpa pengemudi. Tuan Seo berdiri
diatas gedung bertemu dengan seseorang yang dibawa oleh Sek Park. Ia memuji pria yang datang masih sangat muda
jadi yakin kalau sangat terampil.
“Dia bisa
meretas sistem mobil otonom dan mengendalikannya sesuai keinginannya. Namun bakatnya terbuang
sia-sia di perdagangan gelap.” Jelas Sek Park
“Kau
tahu...,aku ingin menunjukkan betapa berbahayanya mesin seperti mobil otonom
bagi manusia. Sayangnya, banyak yang harus terluka dan mati agar orang
menyadari itu.” Ucap Tuan Seo. Si pria menganguk mengerti.
“Alangkah
baiknya jika salah satu korban
kecelakaan mobil itu mengalami ketakutakan yang ekstrem karena mobil otonom
(tanpa pengemudi) itu.” Ucap Tuan Seo dan Sek Park memberikan foto Shin sebagai
tujuan utamanya.
Shin dan
semua petinggi berada dalam satu ruangan. Tuan Seo seperti memberikan kode pada
So Bong agar bisa mengambil info tentang Shin. Ia lalu memberitahu Tuan Nam
kalau Ada banyak wartawan dan pihak yang
berkepentingan Jadi Firasatnya bagus tentang hal ini.
“Sepertinya
mobil otonom (tanpa pengemudi) akan segera menjadi bisnis utama kita.”kata Tuan
Seo yakin
“Tolong jelaskan
urusan pribadi sebelum Direktur Nam
semakin sibuk, Pak Ketua.” Kata Ye Na. Tuan Seo binggung apa maksudnya itu.
“Tolong izinkan
Direktur Nam dan aku menikah. Baik secara publik maupun pribadi, kami akan
memberikan masa depan baru bagi PK.” Ucap Ye Na yakin.
“Cara
yang cukup baru juga untuk mendekati pria” sindir Ho Yeon. Shin hanya terdiam.
“Test
drive akan dimulai satu jam lagi dari sekarang. Direktur Nam akan menaiki
mobilnya dan semua orang bisa menontonnya
langsung dari bangku penonton” kata Pegawai wanita. Shin pun keluar dari ruangan.
Shin
berjalan bersama dengan So Bong, Tuan Ji
menerima telp lalu memberitahu kalau menunggu bersama Ketua, jadi akan
bertemu nanti. Dokter Cha memberitahu kalau Seorang perawat dari bangsal
bilang.. ada seorang reporter yang terus menanyakan pasien di kamar VIP.
Sementara
So Bong menatap Shin mengingat saat selama menutup matanya dan membantu
menemukan kalung ibunya. Bahkan berpesan “Jangan sampai menghilangkannya lagi
Nanti ibumu sedih.” Shin menatap So Bong merasa heran melihatny
Ko Chang Jo
bertemu dengan wartawan yang menanyakan Apa mungkin AI bisa menyebabkan
kerusakan mobil. Ia menyakinkan kalau tak perlu khawatir dengan hal itu karena
jika menekan tombol kill switch di dalam
mobil maka mereka dapat mengendarai mobil
secara manual.
“Yang
harus Anda lakukan adalah masuk ke mobil dan terlihat keren.” Ucap pegawai lain
memberikan kunci pada Shin yang siap naik ke mobil lalu bertanya dimana
mobilnya. Pegawai menunjuk mobil yang diparkir. Shin melihat mobil berwarna
merah dengan senyuman bahagia.
Sementara
Tuan Ji bertemu dengan Reporter Jo disisi lain. Reporter Jo berusaha menyangkal
kalau bukan dirinya, menurutnya tak ada alasan pergi ke ruang VIP rumah sakit.
Tuan Ji tahu kalau Reporter Jo itu dekat dengan Kang So Bong.
“Haruskah
kita pergi memastikannya ke rumah sakit?” kata Tuan Ji menantang. Reporter Jo
akhirnya mengakuinya
“Apa Kang So Bong yang menyuruhmu, atau orang
lain? Jika tidak ada orang yang menyuruhnya, maka hidup Kang So Bong akan
berakhir. Jika dia sendiri yang mencari
tahu tentang Direktur Nam maka dia sendiri yang
akan menanggung risikonya. Dan kali ini akan lebih parah dari tak dapat
kerjaan dimana-mana.” Tegas Tuan Ji mengancam
“Memang
ada orang yang menyuruhnya.” Akui Reporter Jo
Siaran peluncuran
Mobil tanpa pengemudi dimulai, semua berdiri memberikan tepuk tangan. Nyonya Oh
dan David duduk dibangku penonton, David yakin kalau Shin pasti senang kalau
mengetahui ibunya datang. Nyonya Oh mengaku penasaran bagaimana reaksi Shin dalam
situasi seperti ini
“Kang So
Bong rupanya disuruh oleh Direktur Eksekutif Seo. Aku akan segera memberi tahu Ketua,
jadi jangan bicara dengannya.” Ucap Tuan Ji menelp. Shin menganguk mengerti dan
meminta Tuan Ji agar Jangan khawatir
“Ini akan
menjadi terobosan baru. Selamat, Pak Ketua.”
Kata Tuan Seo pada Tuan Nam mencari muka lalu memberikan kode. Sek Park dan
pria muda langsung melakukan rencananya dari atas gedung.
Mobil
sudah berjalan untuk diuji coba dengan pengawalan dan juga ambulance. Di dalam
mobil, So Bong memberitahu kalau akan mengundurkan
diri karena ada urusan pribadi mendadak. Ia pun meminta Maaf karena tidak
menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
“Kalau
kau butuh, aku akan mencarikan pengganti
yang lebih baik. Aku sungguh minta maaf.” Ucap So Bong
“Kenapa? Apa
Kau melihat segalanya, jadi kau tidak ingin tahu lagi?” ucap Shin. So Bong
kaget dan hampir kehilangan kendali, Shin bisa menahan kemudi agar berjalan di
jalur yang tepat.
“Kamera
tersembunyi... Apa Kau pikir aku tidak tahu?” ucap Shin. So Bong pun hanya bisa
terdiam.
Saat itu
Anak muda bisa meretas masuk ke sistem mobil. So Bong heran melihat mobil tanpa
pengemudi tiba-tiba berjalan dengan cepat.
Orang yang ada didalam mobil pun panik bertanya apakah mereka
meningkatkan kecepatannya. Tuan Yeo mengaku bukan mereka tapi ada kesalahan
sistem.
Mereka
berusaha mencari masalah. Nyonya Oh melihat dari layar merasakan Ada yang aneh
kalau terjadi masalah. Tuan Ji mendekati
Tuan Nam kalau ada yang ingin dikatakan. Tapi saat itu Ye Na berteriak panik
melihat mobil yang berjalan semaunya.
Pegawai
yang ada didalam mobil berteriak ketakutan, Mobil terus melaju tanpa kendali.
So Bong terlihat kebingungan, Tuan Yeo memastikan Ji Yong baik-baik saja.
Pegawai lain memberitahu kalau Kendalinya ditolak dan mereka telah diretas.
“Aku akan
mencoba cari solusi.” Ucap Ji Yong melepaskan sabuk pengaman untuk pindah ke
kursi pengemudi.
Si anak
muda bisa membuka pintu dengan mudah, akhirnya Ji Yong pun terlempar ke jalan.
Mobil pun terus melaju dengan kencang, semua yang menonton binggung apa yang
terjadi dengan mobil. Tuan Ji bergegas mematikan layar agar tak banyak yang
melihat.
Nyonya Oh
akan berdiri, David menahan Nyonya Oh karena nanti Shin akan ketakutan. Shin
berusaha untuk meretas dengan menatap ke arah mobil, So Bong meminta Shin agar Berhenti
melamun dan meLakukan sesuatu.
“Ada
orang yang mencoba meretas programku juga Aku harus memblokir siapa pun itu dan
meningkatkan kecepatannya.” Ucap si anak muda binggung. Shin bisa meretas dan
So Bong berusaha mengikuti kecepatan Mobil Otonom.
“Aku
harus masuk ke mobil itu dan menekan tombol kill switch. Jadi Dekati mobil itu.”
Perintah Shin
“Mana
bisa kau masuk ke mobil yang jalan
sendiri?” ucap So Bong lalu Shin sengaja mendekatkan mobil.
“Apa Kau
sudah gila? Apa Kau tidak takut?” ucap So Bong karena mobil mereka saling
bersentuhan.
“Aku tak
tahu soal itu, Karena aku tidak punya emosi.” Ucap Shin lalu keluar dan pindah
ke mobil Otonom.
Shin akan
menekan tombol tapi tubuhnya malah terlempar dan terseret di jalan. So Bong
panik melihatnya, tapi Shin bisa menarik tubuhnya untuk kembali duduk
dibelakang kemudi. Truk lewat dipersimpangan, Shin dengan segera menekan tombol
dan mobil pun berhenti.
So Bong
akhirnya turun dari mobil memastikan Shin baik-baik saja dan melihat kalau
wajahnya terluka, lalu melonggo kaget karena dibalaik tubuh Shin ada banyak
mesin dan kabel. Ia pun tahu kalau Shin itu bukan manusia tapi robot yang
menyerupai manusia.
Bersambung ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar