So Bong
ditarik keluar oleh pengawal, lalu duduk melamun di dekat In Tae dan Robocop.
In Tae heran melihat So Bong malah melamun dan berpikir kalau ditampar lagi.
Robocop terlihat marah karena berani melakukan sesuatu pada So Bong.
“Kalian
pergilah... Noona nanti telepon lagi.” Ucap So Bong. In Tae pikir So Bong tak
bertemu Shin lagi dan ingin tahu apa yang dilakukan saat masuk ke dalam gedung.
“Noona.
Begini...Entah kau tadi ketemu dia atau tidak, kau jangan sampai lupa janjimu
membelikan kami daging sapi.” Kata Robocop menagih janji
“Masa
bodoh sama daging sapi. Aku sudah suruh kalian pergi! Apa Kalian mau tangan
kalian kupanggang di panggangan daging?” tegas So Bong mengancam. Robocop tetap
ingin menagih janji. In Tae langsung menarik Robocop agar pergi saja.
“Hei..
Apa Kau memelukku kalau aku menangis? Apa dia sekarang pura-pura sok suci? Ah, kau pasti mau memperbaiki
citramu, kan?” teriak So Bong marah.
Saat itu
terdengar suara Reporter Jo memanggil So Bong,
So Bong langsung memberikan tendanganya. Reporter Jo berteriak panik.
Di dalam
gedung, Salah satu reporter mengaku senang melihat sikap Shin yang berbaikan
dengan korban tadi dan berpikir kalau semua pasti direncanakan, Tuan Ji menjawab
kalau bukan seperti itu kalau Direktur Nam selama ini sudah merenungkan
perbuatannya.
“Dia agak
aneh... Dia 'kan bukan tipe orang yang mudah
memeluk orang.” Komentar Ho Yeon melihat sikap Shin.
“Dia
pasti sudah dewasa saat dia kabur ke luar negeri.” Ungkap Tuan Seo. Tuan Nam
tak percaya mendengarnya.
“Orang
takkan bisa semudah itu berubah.” Ungkap Tuan Nam
Shin
menemui kakeknya, Tuan Nam mengeluh Shin yang
selalu seenaknya entah datang atau pergi dan cepat pulang, sambil
menyindir kalau seharusnya datang ketika pemakamanya saja. Robot Shin melihat
Tuan Shin teringat dengan pesan Tuan Ji “Shin biasanya menghindari Ketua. Dia jarang
berbicara dengannya.” Lalu memalingkan wajahnya.
“Kau
bahkan tadi buat keributan.. Jangan pura-pura baik. Kau tak cocok begitu.” Kata Ho Yeon sinis.
Shin mengingat pesan Tuan Ji agar menghina Ho Yeon.
“Bibi
juga 'kan pura-pura baik di depan Kakek.”
Balas Shin. Tuan Seo merasa tak boleh melakukan hal itu.
“Aku
senang Anda sudah kembali, Direktur Nam.” Kata Tuan Seo menjabat tangan Shin
dengan senyuman di wajahnya. Shin mengedipkan matanya.
Flash Back
Nyonya Oh
memberitahu kalau itu tanda kalau orang itu berbohong dan Sensor di tangan
Robot Shin akan membaca denyut nadi, napas,
dan perubahan suhu tubuh untuk mengetahui apakah orang itu berbohong.
“Pendeteksi
kebohongan sudah ditambahkan. Jika mereka mengedipkan mata, berarti itu bohong.
Yah... Manusia bisa berbohong dengan memasang wajah datar. Jangan mudah tertipu
oleh orang seperti Seo Jong Gil.” Ucap Nyonya Oh.
Shin
langsung berkomentar kalau itu Bohong karena menurutnya Tuan Seo tidak ingin
Nam Shin kembali. Tuan Seo terlihat kaget mendenagrnya. Shin mengaku tahu
karena punya pendeteksi kebohongan. Tuan Seo binggung apa maksud Pendeteksi
kebohongan.
“Kau
kreatif juga dengan mengejek orang.” Ungkap Tuan Seo menganggap hanya
mengodanya saja.
“Shin... Jaga
bicaramu...” bisik Tuan Ji memperingatkan Shin agar tak berlebihan.
“Aku
pasti ada salah sampai Direktur Nam marah dan buat lelucon seperti ini. Leluconmu
agak berlebihan, Direktur Nam.” Komentar Tuan Seo.
Nyonya Oh
menaiki taksi melihat kalau Seoul rupanya telah banyak berubah. Sopir taksi
berkomentar kalau Nyonya Oh itu pasti sudah lama tak datang ke Seoul dan
seharusnya datang lebih cepat.
“Aku
sudah sampai... Bagaimana keadaan Shin?” tanya Nyonya Oh menelp David yang ada
di Ceko.
“Fokus
saja awasi anak robotmu itu. Pastikan dia bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru.” Kata David menatap Shin yang masih tak sadarkan diri lalu
menutup telp.
“Maaf.
Ini pasti lingkungan baru juga bagimu... Cepatlah sadar sebelum semuanya makin
sulit bagimu, ibumu, dan dia.” Ucap David pada Shin yang terbaring.
Tuan Seo
meluapkan semua amarah dengan melempar botol wine dan menendang Sek Park sampai
terjatuh, lalu menyuruhnya kembali berdiri. Sek Park langsung berdiri dan
kembali meminta maaf. Tuan Seo sangat marah
meminta agar tahu alasan bisa terjadi yang ada diatas panggung.
“Jika
orang itu mengkhianati kita, temukan dia dan bunuh dia.” Kata Tuan Seo
mencengkram bajunya.
“Tapi dia
telah melayani Anda selama
bertahun-tahun. Dia tak mungkin mengkhianati kita.” Ucap Sek Park
“Kau
bilang Tak mungkin? Tapi kenapa orang yang sudah ditabrak truk masih hidup? Itu
harusnya mustahil, tapi nyatanya dia pulang ke Korea dan mempermalukanku di
depan umum.” Teriak Tuan Seo. Sek Park kembali meminta maaf.
“Aku akan
mencaritahu. Tapi Anda bilang ada sesuatu yang tak boleh diketahui Direktur
Nam. Apa mungkin karena dia sudah tahu hal itu, makanya dia kembali kesini?”
kata Sek Park
“Untungnya
tempat yang didatangi dia kemarin tidak ada hubungannya dengan itu!” ungkap
Tuan Seo
“Bukankah
hal yang tidak boleh diketahui Direktur Nam itu tentang ayahnya?” kata Sek Park
melihat tatapan Tuan Seo akhirnya hanya bisa meminta maaf
“Kau tak
usah banyak tanya...,kau cepatlah hubungi
orang itu.” Perintah Tuan Seo.
Shin
duduk di dalam ruangan dengan senyuman lebar. Tuan Ji dengan nafas sinis menyuruh
Shin agar tak tersenyum, dengan memperingatan kalau Memeluk Kang So Bong dan
menyinggung soal pendeteksi kebohongan juga berisiko.
“Tapi memeluk
seseorang yang menangis...” kata Shin dan langsung disela oleh Tuan Ji.
“Aku tahu
itu aturannya... Tapi apa alasanmu kemari?” kata Tuan Ji. Shin menjawab kalau karena
permintaan Ibu.
“Dia memintamu
menjadi Shin yang sebenarnya. Bukannya kau bilang Ibu lebih penting daripada aturan apapun? Demi ibumu,
kau tak boleh ketahuan kalau kau itu robot. Apalagi ketahuan oleh mereka.” Kata
Tuan Ji merasa kalau ucapanya itu memang benar. Shin hanya terdiam.
“Tapi
usahamu sudah bagus hari ini. Terima kasih telah melakukannya seperti yang
sudah kuajarkan.” Ucap Tuan Ji sambil tersenyum.
Shin bisa
melihat Tuan Ji yang bisa tersenyum. Tuan Ji mengaku kalau mungkin karena
stresnya mulai berkurang. Shin pun mengaku sekarang bisa tenang. Tuan Ji pikir Doktor
Oh seharusnya sudah sampai sekarang jadi akan panggilkan supir dan bisa menemui
ibunya.
Ketika akan
keluar dari ruangan, Ye Na masuk ruangan dan langsung merangkul lengan Shin
bertanya mau pergi kemana dan ingin ikut kemanapun Shin pergi. Shin melihat
sikap Ye Na langsung menarik tanganya tak ingin disentuh.
Reporter
Jo tak percaya kalau Shin memeluk So Bong diatas panggung. So Bong yang sangat
marah memberikan peringatan dengan kepalan tangan agar tak mengikutinya.
Reporter Jo memohon agar So Bong mau berbicara denganya.
“Mau kutunjukkan
teknik bela diriku? Arm bar atau hoke hold.
Kau mau yang mana?”kata So Bong siap memberikan pukulan. Reporter Jo
langsung menolak.
“Aku cuma
mau bilang, kau pakai kartu pass-ku saja buat datang ke resepsi biar kau bisa
bicara dengan Direktur Nam. Dan aku bisa meminta dia menghapus namamu dari daftar hitam. Kau boleh tak memaafkan
aku. Kau boleh tak memberiku kesempatan! Tapi aku harus melihatmu kembali
bekerja agar aku bisa tenang. Aku bahkan akan memberikan semua uang yang kudapatkan dari pekerjaan itu.” Kata Reporter
Jo. So Bong seperti mulai percaya mendengarnya.
“Tapi
bagaimana kalau Direktur Nam mengabaikanmu juga?” ucap So Bong. Reporter Jo
menyuruh agar ikut saja lebih dulu.
Acara Party
diadakan dalam sebuah club, So Bong bisa masuk dengan kartu press bersama
Reporter Jo. Sementara Ye Na mendekati Shin kembali merangkulnya. Tuan Ji
langsung membalikan badan, saat itu Shin langsung menarik tanganya tak ingin
disentuh. Ye Na mengeluh karena Shin yang terlalu konsisten.
“Kau itu
sangat menyayangiku.” Ucap Ye Na. Shin menegaskan kalau hanya menganggap Ye Na
sebagai adik.
“Jangan
khawatir. Aku akan menjadi istri sekaligus adikmu. Berhenti diambil gambar sama
perempuan lain. Mari kita menikah sekarang.” Ucap Ye Na. Shin langsung menolak
dengan tegas.
Ye Na
heran kenapa Shin malah menolaknya, Shin menatap sesuatu dalam datanya kalau [Kembang
api, penyebab kebakaran di klub Brazil] Ye Na kesal melihat Shin malah melihat
wanita lain. Shin mengatakan kalau berbahaya jadi Tak boleh ada kembang
api. Ye Na menahan Shin agar tak turun
karena akan menghampiri wanita yang membawa kembang api.
So Bong
datang langsung mengambil kembang api dari tangan wanita, dengan menegaskan kalau
mereka terluka jika main kembang api. Si wanita tak peduli karena dalam club
pasti memainkan kembang api bahkan mengejek So Bong yang sudah mulai keriput.
Ye Na
datang melihat karton yang terjatuh melihat tulisan [Nam Shin harus minta
maaf!] dan langsung merobeknya. So Bong berteriak marah, Ye Na pikir So Bong gila karena berani datang
sambil mengejeknya “Penipu Kang So Bong.”
“Kau
bilang "Penipu"? Aku mau ketemu orang. Jadi, minggirlah...” ucap So Bong marah.
“Orang
itu pasti Direktur Nam, 'kan? Aku manajer tim PR di PK Group dan juga
tunangannya Direktur Nam Shin.” Akui Ye
Na bangga.
“Oh...
berarti kau patung batu, ya? Yang diam saja, meskipun pacarnya selingkuh?” ejek
So Bong
“Aku
tidak akan membiarkanmu menemuinya, jadi Keluar kau sekarang juga.” Balas Ye Na
So Bong
tak peduli karena Ye Na itu cuma tunangannya karena Pertunangan bisa batal kapanpun itu. Ye Na makin marah merasa kalau
So Bong datang untuk berkelahi. Keduanya saling adu mulut, sampai akhirnya
Reporter Jo melihat Shin yang datang.
Reporter
Jo menyapa Shin lebih dulu, Shin tak mengenalnya karena baru pertama kali
bertemu. Reporter Jo memperkenalkan diri, menegaskan kalau pasti mengetahuinya.
So Bong melihat sikap Shin merasa sudah menduga pasti mengabaikan dan tidak
mengenalnya. Ye Na makin mengumpat kalau keduanya penipu.
“Maaf...
Apa kau.. Reporter Jo...Bisa bicara dengan kami sebentar?” ucap Tuan Ji. Reporter
Jo binggung lalu mengikuti Tuan Ji.
Ketiganya
akhirnya duduk di cafe lain. Tuan Jo mengaku
tahu semua perbuatan Direktur Nam,
tapi ini bertemu dengan Reporter Jo. Reporter Jo binggung karena harusnya
ini jadi rahasi untuk Shin dan mengatakan takkan pernah kembali ke Korea tapi
sekarang malah kembali ke Seoul.
“Yang
tadi itu, tindakanmu tepat sekali. Tindakan kau yang pura-pura tak kenal aku. Jika
mereka tahu kita Merencanakan insiden kamera tersembunyi itu...,pasti semua
orang pada berisik. Tapi... Aku kasihan
sama So Bong.. Dia malah jadi daging kurban. Kenapa kau melarangnya bekerja?”
cerita Reporter Jo
“Kalau
itu, aku saja yang urus.” Ucap Tuan Ji lalu menyuruh Reporter Jo agar minum
lebih banyak.
Di dalam
club para wanita mulai menyalakan kembang api. Sementara So Bong menenangkan
amarah dengan mencuci wajah di toilet. Ye Na masuk melihat So Bong dengan
sengaja memercikan tanganya kearah So Bong, So Bong makin kesal akhirnya
membalasnya. Keduanya saling menatap dan ingin berkelahi, tapi lampu tiba-tiba
padam dan terdengar suara teriakan kalau ada kebakaran.
Ye Na
panik langsung keluar dari toilet. So Bong mengambil tumpukan tissue dan
langsung merendam dengan air. Di dalam
dapur, para Chef pun bergegas keluar dan lupa mematikan kompor saat itu ledakan
api pun terlihat dari dapur.
So Bong
berusaha membuka pintu tapi tak bisa terbuka lalu menyuruh ke arah lain untuk
keluar dari gedung. Ye Na teringat
ponsel yang tertinggal di toilet dan ingin mengambilnya. So Bong melarang dan
menyuruh keluar dengan menutup hidungnya mengunakan tissue, lalu tersadar kalau
kalungnya terjatuh.
Reporter
Jo sudah mulai mabuk, Shin terlihat
gelisah tanpa banyak bicara. Tuan Ji akhirnya mengajak Reporter Jo agar segera
pergi. Repoter Jo menegaskan kalau percaya
pada keduanya karena sudah janji dengan So Bong, tiba-tiba seseorang masuk ke
cafe.
“Ada
kebakaran di seberang jalan... Orang-orang sudah keluar.” Teriak seorang pria.
Semua orang pun akhirnya keluar dari cafe
Semua
orang berhasil keluar dari club, Ye Na
melihat Shin yang datang langsung mengeluh kalau bakal mati dan tak baik-baik
saja. Shin melihat kalau Ye Na sekarang
sudah aman sekarang lalu berjalan masuk ke dalam club yang sudah terbakar.
Tuan Ji
melarang masuk karena bahaya tapi Shin malah mendorongnya. Nyonya Oh
memberitahu kalau Robot Shin dalam Mode
Bencan jadi tidak bisa mengingat siapa pun.
“Dia
memfokuskan energinya untuk menyelamatkan
nyawa..., jadi semua fungsi lainnya dimatikan.” Jelas Nyonya Oh
Shin
masuk ke dalam semua tempat dengan melihat orang – orang yang terjebak dengan
kondisi yang memungkinkan. Lalu melihat dua wanita yang tergeletak, salah
seorang wanita meminta agar diselamatkan. Shin melepaskan sepatu menyuruh
mereka agar pergi selamatkan nyawanya sendiri.
So Bong
terjebak dalam ruangan dan akhirnya dua tiang jatuh menimpa tubuhnya, dan
mencoba mengambil ponsel saat ayahnya menelp. Tiba-tiba tiang dari atas akan
jatuh menimpa So Bong, tapi Shin menahan dengan tubuhnya lalu mengembalikan
setelah itu menyingkirkan tiang dan mengendong So Bong.
“Jangan
salah paham... Itu pasti suara detak jantungmu.” Ucap So Bong menutupi rasa
malunya karena jantungnya berdegup dengan kencang.
“Tapi aku
tak punya jantung.” Kata Shin dengan santai terlihat dibagian belakang tubuhnya
sudah terluka dan terlihat mesin yang ada dalam tubuhnya.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar