November
1988
Duk Sun siap
pergi sekolah dengan celana dengan model seperti celana senam dengan pengait
dibagian bawah. Sun Won makan sarapan telur goreng walaupun sangat asin tetap
dimakan demi ibunya, dengan cutter memotong karcis bus walaupun tidak mengikuti
garis potong.
Sementara
Jung Hwan sambil membaca komik dragon ball, melipat-lipat lembaran karcis lalu
merobeknya dengan cepat dan rapih. Semua keluar rumah dengan berteriak “aku
pergi dulu”, ketika Dong Ryong ingin berteriak yang sama tersadar tak ada orang
dirumahnya.
Dong
Ryong berlari dengan cepat ke arah halte bus dan Duk Sun dibelakang, bus sudah
penuh sampai akhirnya ia lewat jendela dengan bantuan Jung Hwan dan Sun Woo
yang sudah ada didalam bus. Duk Sun mencoba berdiri di pinggir pintu tapi saat
bus berjalan, harus terjatuh dari bus.
[Episode 4: Tak bisa berhenti mengunakan
awalan me-]
Duk Sun
mengutarakan niatnya ingin masuk kuliah jadi meminta sang ayah untuk memanggil guru les. Sang ayah mengomel karena
Duk Sun suka membuang uang ayahnya saja jadi menyuruh untuk belajar dengan
kakaknya. Duk Sun langsung menolak, dengan kakak yang galak pasti akan kena
omel. Bo Ra mengejek adiknya yang kurang konsetrasi, No Eul juga percaya sang
kakak Duk Sun tak akan tahan bisa duduk di meja belajar lebih dari 15 menit.
Akhirnya sang ayah punya ide agar Duk Sun bisa lebih berkonsentrasi lagi dalam
belajar.
Duk Sun
duduk didepan Taek untuk belajar baduk agar melatih konsentrasi, tapi saking
bodohnya Duk Suk, Taek memilih untuk mengajak temanya itu makan ramen saja.
Setelah makan ramen, Duk Suk terlihat binggung dengan rubik sementara Taek
kebinggungan membuka youghurt.
Akhirnya
Duk Suk mengajak bertukar, penutup Youghurt bisa dibuka dengan cepat olehnya
dan Taek hanya dalam hitungan detik bisa mengubah rubik dengan warna yang sama.
Duk Sun tak percaya mencoba mengacak kembali dan Taek bisa dengan cepat
mengembalikan dengan warna yang sama.
Duk Sun pun
penasaran mencoba kembali dan meninggalkan ke kamar mandi. Saat kembali Taek
terlihat asik maen Baduk, Duk Sun pikir Taek sudah menyerah dan memilih maen
Baduk ternyata Rubiknya sudah ada diatas meja.
Pagi hari
yang cerah
Duk Sun
bisa masuk ke dalam bus yang penuh dengan banyak pelajar tapi karena sopir
busnya menyetirnya terlihat asal-asalan membuat Duk Sun dan lainnya terdorong
kesana kemari, kedepan, belakang, samping kanan dan kiri. Dong Ryong yang ada
dibelakang Jung Hwan setiap bus berhenti berpikir mereka harus turun.
Jung Hwan
yang kesal menyuruhnya diam karena tak mungkin meninggalkan temanya sendirian.
Lalu bus kembali berjalan dan berhenti dengan mengerem sangat dalam di lampu
merah, Duk Sun tak memegang apapun refleks menarik baju yang ada disampingnya agar tak terjatuh.
Tanpa
sadar tanganya menarik baju Jung Hwan sampai kancing bajunya terlepas semua.
Duk Sun sudah duduk di lantai bus hanya bisa melonggo dan merasa bersalah, sementar
Jung Hwan hanya diam menahan rasa kesalnya. Dong Ryong berdiri dibagian
belakang berisik dengan bertanya-tanya dan akhirnya tersadar temanya sudah
bertelanjang dada.
Hari
ulang tahun Nyonya Ra Mi Ran
Ayah Jung
Hwan sudah siap dengan mobil baru mereka, Jung Hwan mengajak kakaknya pergi,
Jung Bong sempat menolak pergi sampai bisa menyelesaikan Rubiknya, Sang adik
hanya mengatakan mereka akan makan daging babi, Jung Bong pun tak bisa menolak.
Semua
keluar rumah dengan pakaian biasa saja, sampai Nyonya Ra keluar dengan pakaian
seperti gaya Chaebol, kedua anak dan suaminya terlihat kaget. Tuan Kim bahkan
sempat mengejek istrinya sekarang memiliki pundak yang sangat besar. Jung Hwan
terlihat malu memilih untuk tak ikut.
Tuan Kim
tak memperbolehkan karena mereka satu keluarga jadi harus pergi bersama, karena
ada banyak barang jadi Nyonya Ra harus duduk dibagian belakang. Yang seru dalam
adegan ini ada lagunya “Knight Rider” jadi berasa banget jadulnya.
Keluarga
Kim sampai direstoran Mewah dengan menu makanan, Jong Bong sepiring daging
steak sapi, Jung Hwan dengan daging hamburger, sementara Tuan Kim dan Nyonya Ra
memesan daging babi.
Sedangkan
tetangga dibagian basemant, keluarga Sung puas dengan makanan seadanya. Ayah
Duk Sun sempat mengeluh mereka makan tanpa kerang, istrinya mengomel sang suami
yang selalu menghambur-hamburkan uang tanpa memikirkan kehidupan mereka
kedepanya
Di
Restoran,
Seorang
pelayan memberikan hadiah dengan mengambil foto keluarga bersama. Tuan Kim
mengajak keluarganya agar bisa foto bersama, Nyonya Ra yang dingin menolak
begitu juga anak-anaknya, tapi Tuan Kim sedikit memaksa agar semua anggota
kelurganya menurunkan pisau dan garpu untuk foto lebih dulu.
Jung Hwan
dan Jung Bong enggan menurunkan bahkan sang istri sempat cemberut ketiga diajak
mendekat, sampai akhirnya pelayan mengambil gambar dengan kamera poloraid, saat
itu hanya terlihat gambar wajah Tuan Kim yang tersenyum.
Ayah Jung
Hwan pulang ke rumah dengan wajah bahagia membawakan es italiano untuk anaknya,
saat membuka kamar Jung Hwan berkali-kali memanggilnya mengajaknya makan es
krim tapi tak ada sahutan, berpikir anaknya sedang serius belajar dan
memberitahu akan menaruh es krim dimeja. Tapi Jung Hwan memang tak dengar
karena sedang mengunakan earphone.
Sang Ayah
pergi ke kamar Jung Bong untuk mengajak makan es Krim bersama, Anak sulungnya
menolak karena sedang konsentrasi menyelesaikan Rubik yang hanya tinggal satu
kotak lagi. Dengan kalimat yang sama akan menaruhnya diatas meja jadi sang anak
bisa memakanya.
Di malam
hari, karena haus Tuan Kim mengambil minuman dalam kulkas, matanya tertuju pada
bungkusan diatas meja, ternyata es krim yang dibelinya tak sentuh sedikitpun
bahkan mencair begitu saja, wajahnya terlihat sangat sedih dan kecewa.
Pagi
harinya, Duk Sun menolak untuk belajar dengan sang kakak bahkan harus bergabung
dengan Jung Hwan. Nyonya Lee menyuruh anaknya ikut karena sengaja membuat
private berbareng Jung Hwan demi Duk Sun yang bodoh. Tuan Sung memberitahu kalau Sun Woo juga
ikut, wajah Duk Sun langsung bersemangat mengetahui pria yang disukainya itu
ikut les bersama.
Sementara
semua anak kumpul di rumah Keluarga Kim, para ibu-ibu mulai mengerumpi didepan
rumah sambil minum bir. Ibu Duk Sun mengeluh suaminya yang pergi tanpa membantu
pekerjaan rumah apapun, seperti iri dengan melihat Tuan Kim yang melayani
istrinya bahkan membuatkan sup rumput laut saat ulang tahun.
Ibu Jung
Hwan mengeluh dengan suaminya sedang mengambek, entah karena apa dan tak mau
keluar rumah hanya berbaring saja. Ibu Sun Woo kesal melihat dua tetangganya
seperti mengejek dirinya yang sudah janda. Dua orang ibu pun mengoda Ibu Sun
Woo untuk menikah dengan Ayah Taek yang seorang duda.
Ayah Taek
tiba-tiba keluar rumah untuk mengembalikan piring bekas pancake kimchi yang
diberikan ibu Sun Woo. Ketiga ibu pun menanyakan keadaan Taek setelah mengalami
kekalahan dengan pendatang baru dan dianggap mengalami kemerosotan.
Di dalam
rumah Jung Hwan
Bo Ra
melirik sinis melihat Dong Ryong yang ikut les denganya padahal sang ayah
adalah seorang guru. Dong Ryong memberitahu ayahnya sibuk memberikan les pada
murid lainya.
Sang Ayah
ternyata memberikan les pada murid-murid dengan menghapal rumus kimia dengan
nyanyian, seperti semuanya bahagia dengan mengunakan nada bisa menghafal rumus
kimia dengan mudah.
Taek
terlihat masih terguncang dengan kekalahanya, pagi-pagi sekali pergi ke Club
Baduk untuk terus berlatih. Beberapa temanya mencoba menghibur bahkan
pelatihnya mengatakan tak masalah kalau seorang pemenang kalah dan hanya satu
kali, tapi Taek terlihat tak bisa menerimanya dengan terus berlatih.
Di rumah
Jung Hwan, Bo Ra mulai belajar matematika melihat buku adiknya mulai mengomel
karena Duk Sun hanya mengerjakan bagian pelajaran himpunan. Sementara buku Dong
Ryong terlihat keriting, Jung Hwan memberitahu kalau itu bekas air liurnya saat
tertidur.
Akhirnya
Bo Ra pindah ke pelajaran bahasa inggris, memarahi Duk Sun dan Dong Ryong yang
kesulitan padahal pelajaran itu hanya menghafas. Duk Sun membela diri bisa
mengunakan bahasa spanyol, dengan suaranya mulai menyanyi lagu korea dengan
lirik spanyol didalamnya, Dong Ryong pun ikut menyanyi dengan tarianya. Sun Woo
tersenyum melihat Duk Sun yang menari-nari didepanya.
Empat
sekawan akhirnya datang ke rumah Taek karena selama ini temanya itu tak pernah
ada dirumah, semua orang tua menyuruh anak mereka tak membahas kekalahan Taek.
Jung Hwan masuk ke dalam kamar membahas kekalahan Taek dengan mengejeknya sudah
mempemalukan kota mereka.
Duk Sun dan
Dong Ryong masuk, yang terakhir Sun Woo berkomentar sudah saatnya Taek itu
kalah. Taek menahan rasa sedihnya membela diri kalau itu hanya kesalahan, Dong
Ryong merasa bukan kesalahan karena pemain baduk tak boleh melakukan itu. Taek
marah karena seorang pemain tak boleh selalu menang. Dong Ryong mengatakan
mereka tak ingin Taek jatuh dan tak dizinikan untuk mengalami kemerotosan
Taek pun
tertawa mendengar temanya ternyata sangat peduli dan memberikan semangat
padanya, Jung Hwan mengeluh melihat Taek hanya tertawa lalu mengajarinya agar
mengumpat, Duk Sun yang mendengarnya mengeluh. Sun Woo ikut mengajari Taek
mengumpat Duk Sun langsung terpesona.
Dong
Ryong juga ikut mencontohkan, Taek yang pendiam berusaha untuk mengumpat untuk
mengeluarkan rasa kecewanya, semua tertawa medengar cara mengumpat Taek yang
sangat lemah. Duk Sun menyalakan TV, terdengar lagu kesukaanya dengan bahasa
spanyol dan langsung menari-nari bersama dikamar Taek.
Ayah dan
ibu Duk Sun menelan rasa kecewa karena nilai akan mereka yang sangat jelek
bahkan masuk ke peringkat 999, sebelum pulang keduanya mampir dulu disebuah
restoran, Ayah Duk Sun yang tak peduli makan sendiri saja sementara ibu Duk Sun
merasa iri melihat pasangan lain yang saling menyuapi satu sama lain dan
terlihat sangat mesra.
Ketika
pulang, payung ibu Duk Sun tertukar dengan payung lainnya, karena terkesima
dengan payung cantik dengan berwarna biru, membawanya keluar tapi saat dibuka
ada bagian yang bolong disatu sisinya. Sang suami pun kembali menghampiri sang
istri.
“entah betapa
bagusnya milik orang lain yang terlihat dipermukaan, semuanya itu pasti punya
kekurangan” ucap Tuan Sung lalu memberikan lenganya agar bisa berjalan bersama
dengan istrinya dalam satu payung berdua.
Sun Woo
dan Jung Hwan sedang membaca komik dragon ball bersama-sama, Jung Hwan sedang
memikirkan ayahnya hanya diam saja tanpa mau berbicara dengan semua anggota
keluarganya lalu mendekati Dong Ryong yang sibuk membaca buku kesukaannya dan
menceritakan masalahnya.
Dong
Ryong yakin itu semua pasti dikarenakan salah satu dari ibu, Kakak dan juga
temanya. Jung Hwan bertanya apa yang harus dilakukanya, Dong Ryong menyarahkan
agar membuat ayahnya tak marah lagi adalah menerima saja. Jung Hwan makin
binggung dengan saran temanya.
Tuan Kim
memilih makan ramen sendirian, sang istri yang melihat suaminya makan Ramen
memberikan sepiring kimchi tapi Tuan Kim yang ngambek tak menyentuhnya sama
sekali. Terdengar bunyi pintu terbuka, Nyonya Ra pikir yang datang Duk Sun dan
berteriak kalau sedang ada didapur.
Ayah Jung
Hwan terlihat bahagia dan langsung menyapanya “Presdir Sung” tapi terdiam
karena yang datang adalah anaknya sendiri. Jung Hwan melihat sang ayah dengan
kaku membalas sapaanya dengan berteriak “Presdir Kim” lalu saling berjabat
tangan seperti yang dilakukan dengan Duk Sun.
Tuan Kim
sempat diam melihat anaknya yang biasanya cuek sekarang ikut membalasnya, Jung
Hwan sengaja kembali ke rumah untuk mengambil jus dan kembali ke rumah Taek.
Ayah Jung Hwan mulai tersenyum dan memakan mie dengan memakai kimchi yang
diberikan istrinya.
Dirumah
Keluarga Sung, Nyonya Lee memasak kerang dara dan juga ikan untuk suaminya. Tuan
Sung tersenyum bahagia dengan istri yang baik hati menyuapinya, keduanya
terlihat romantis walaupun tinggal di lantai dasar dan makan di meja kecil.
“Tak ada yang lebih membosankan
dan menganggap lebih murahan dibanding sesuatu yang sudah jadi milik mereka
sejak dulu.”
Rumah
keluarga Gim, Nyonya Ra sedang menghitung pengeluaran bulanan sementara
suaminya sedang mengunting kuku. Saat Nyonya Ra menguap merasakan sesuatu masuk
ke dalam mulutnya, Tuan Kim ketakuatan saat Nyonya Ra bangun seperti ingin
memukulnya, tapi ternyata istrinya mengajak untuk minum soju bersama saat hujan
turun.
Dibagian
sisi kamar terlihat foto mereka berdua dan foto kebersamaan dengan keluarga
saat merayakan ulang tahun istrinya, ternyata semua anggota keluarga Kim
tersenyum bahagia menatap kamera.
“Bagaimanapun juga, cara lain untuk
mengatakan "murahan' dan "bosan" adalah dengan
"terbiasa" dan "nyaman." Perasaan terbiasa hanya muncul
dengan</i> menghabiskan waktu yang lama dengan sesuatu hal. Dan hanya dengan mereka ketika aku merasa
nyaman, yang bisa sangat mengenalku, memelukku dan menghiburku.”
“Kadang, kau bosan akan sesuatu
dan tampaknya murahan bahkan hingga kau tak mau menatapnya tapi di dunia ini
yang bisa melindungiku hanya "orang-orangku". Mereka yang aku sudah
terbiasa, dan aku merasa nyaman, mereka yang jadi orang-orangku sejak dulu adalah
mereka yang kau takkan bisa berhenti cintai. "Kita tak bisa berhenti
mencintai mereka." Kau tak bisa apa-apa selain mencintai mereka.”
Malam
hari hujan deras, Lima sekawan makan ramen bersama kali ini Dong Ryong yang
memasaknya, saat masuk ke dalam kamar berteriak meminta alas. Duk Suk
memberikan papan baduk milik Taek, Sun Woo berteriak marah. Ia pun kembali
mencari alasan dengan memberikan buku kesukaan Dong Ryong. Temannya yang
berkacamata itu pun berteriak, akhirnya yang menjadi alasan adalah buku
pelajaran bahasa inggris.
Setelah
makan ramen Dong Ryong mengaku dengan Duk Sun menyerah dengan pelajaran matematika
dengan bangga mengungapkan sudah bisa berbahasa inggris dengan percaya diri,
terdengar teriakan ayah Taek yang meminta tolong pada anak-anak. Sun Woo pun
meminta Jung Hwan bisa membereskan semuanya, sementara ia dengan Taek dan Dong
Ryong membantuan Ayah Taek.
Jung Hwan
ingin membawa meja keluar kamar, tiba-tiba menjerit karena kakinya kram. Duk
Sun panik dan ingin membantu, Jung Hwan menolak saat tetangganya itu ingin
memegangnya, Duk Sun akhirnya mengelurkan suara kucing “meow....meow” Jung Hwan
menahan tawanya berteriak marah meminta Duk Suk melakukan sesuatu.
Duk Sun
ingin memegang kaki Jung Hwan yang kram, Jung Hwan berteriak dan tak ingin Duk
Sun memegangnya, Duk Sun kembali mengeluarkn suara kucing, Jung Hwan tak bisa
menahan tawa gelinya dan berteriak agar Duk Sun tak mengeluarkan suara itu. Duk
Sun pun mengodanya dengan mengeluarkan suara harimau agar kaki Jung Hwan
sembuh.
Pagi hari
hujan deras
Duk Sun
keluar dari rumah melihat Jung Hwan yang berdiri didepan rumah berpikir sedang
menunggunya. Jung Hwan menyangkal sedang menunggu Sun Woo, Duk Sun langsung
berseri-seri karena akan pergi dengan Sun Woo.
Ibu Sun
Woo keluar rumah ingin membuang sampah, Duk Suk menanyakan Sun Woo, ibunya
memberitahu kalau anaknya sudah berangkat. Dengan wajah cemberut Duk Sun pergi dari
rumahnya, Jung Hwan melihat hujan sudah mulai reda dan akhirnya pergi dari rumah,
sepertinya tak ingin sepatunya menjadi basah.
Di dalam
bus, Duk Suk kembali terdorong kesana kemari karena tanganya memegang payung
dan kotak makan. Jung Hwan melihat dari ujung bus berjalan dengan cara
menyelip-nyelip dan berdiri dibelakang Duk Sun, saat bus mulai bergerak dan
beberapa orang terdorong kesana kemari, Duk Sun bisa bertahan dan melihat Jung
Hwan ada dibelakangnya, dari tangan Jung Hwan terlihat urat-urat yang keluar
karena menahan agar Duk Sun tak terjatuh.
bersambung ke episode 5
awww jung hwan care banget aku jadi makin suka ♡♡
BalasHapusJudul lagu yg dinyanyikan deok sun pake bhs spanyol apa yaa k
BalasHapus