Hye Jin berjalan
pulang dengan wajah binggung karena tak biasa pulang seperti pegawai kantor,
lalu melihat sosok Shin Hyuk masuk ke dalam warung tenda. Dengan sedikit
berlari masuk dan berteriak memanggil Shin Hyuk tapi ternyata hanya ada dua
pasangan pria dan wanita yang sedang makan bersama, akhirnya keluar dari warung
dengan wajah sedih.
“Mirip
sekali dengan Reporter Kim. Aku kira tadi Reporter Kim, tapi pasti bukan yah?”
ucap Hye Jin dengan wajah binggung lalu berjalan kembali dengan wajah sedih.
Seorang pria dengan mengunakan topi menarik tanganya dari belakang.
“Hai,
Jackson. Bagaimana kabarmu?” sapa Shin Hyuk dengan tampilan lebih rapih dan
mengunakan topi. Hye Jin terdiam melihat Shin Hyuk.
“Apa yang
terjadi denganmu? Kenapa kau hilang tanpa bilang apa-apa? Kau sangat tega, Kenapa cuma aku yang tidak kau ucapakan kata pamit?” keluh Hye Jin
“Karena
itu aku menemuimu sekarang.” ucap Shin Hyuk
“Kau tahu
semua orang khawatir? Sekarang Kau tinggal dimana? Apa Sudah makan? Kau
sunggung baik-baik saja? Kenapa pakai acara hilang segala...” ucap Hye Jin
bertubi-tubi dengan nada panik
Shin Hyuk
langsung menarik pinggang Hye Jin dan memeluknya, Hye Jin terkejut menerima
pelukan dari seniornya, lalu Shin Hyuk seperti sengaja membisikan kata pamit,
Hye Jin pun tersenyum mendengarnya. Shin Hyuk melepaskan pelukanya dan berjalan
mundur dengan wajah tersenyum.
Kenangan
dengan Shin Hyuk, kembali teringat ketika pertama kali bertemu di zebra cross,
Shin Hyuk menawari kimbap yang sudah dimakanya. Lalu Hye Jin yang berpikir
giginya copot jadi menutup dengan mulutnya, Shin Hyuk melakukan hal yang sama saat
ada di cafe dengan menaruh coklat berpura-pura giginya copot.
Hye Jin
terus melihat punggung Shin Hyuk yang berjalan, teringat kejahilan Seniornya
yang sengaja menaruh mie saat membenturkan kepala di meja. Sengaja meniupkan
balon permen karet didepan kamera, mengejarinya kalau menuruni tangga dengan
satu kaki maka keinginanya terkabul.
Shin Hyuk
sengaja mengendarai motor yang bersebelahan dengan bus yang dinaiki Hye Jin.
Mengagetinya saat masuk ke dalam ruangan, menemaninya saat minum sendirian, dan
selalu meminta disuapi kimchi lobak ke mulutnya.
Hye Jin
benar-benar merasa terharu dengan semua kenangan bersama Shin Hyuk, lalu berjalan dengan arah berlawanan.
Ha Ri
sedang menghitung jumlah tabungan yang semakin berkurang tapi tak ada lagi yang
bisa dijual. Hye Jin menunjuk salah satu tas dan menyuruh Ha Ri menjualnya
saja. Ha Ri menolak karena tak itu dibeli dengan uangnya sendiri.
“Aku
senang kita bisa bersama saat akhir pekan. Kalau kau masih di tim editing pasti
kerja di akhir pekan. Sekarang tak perlu lembur. Kau senang, kan?” komentar Ha
Ri, Hye Jin berpura-pura mengaku senang padahal dari raut wajahnya terlihat
sedikit sedih.
“Tapi
Bagaimana cara pengajuan pinjaman pendidikan? Aku mau kuliah S2 manajemen
hotel. Seperti yang kau bilang, aku suka pekerjaan itu. Karena itu aku akan
belajar sungguh-sungguh kali ini.” cerita Ha Ri bersemangat. Hye Jin pun
bahagia dan mendukung semua keputusan temanya.
Hye Jin
baru kembali ke kamar melihat penulis buku dongeng yang diwawancarinya menelp. Penulis
Lee dengan ramah menyapa Hye Jin menanyakan kabarnya, Hye Jin mengatakan sangat
baik.
“Aku menelpon
untuk berterima kasih atas artikel yang reporter tulis.” ucap Penulis Lee
“Ah, saya
bukan reporter, tapi Saya dipinjamkan dari tim manajemen dan sekarang sudah
kembali lagi.” cerita Hye Jin
“Oh,
benarkah? Kalau ada waktu, main-main kesini.” pesan Penulis Lee. Hye Jin
berjanji akan datang, sebelum menutup telpnya, Penulis Lee kembali berbicara di
telp.
Sung Joon
menelp Hye Jin menanyakan keberadanya berpikir sedang dirumah. Hye Jin dengan
senyum bahagia memberitahu sedang di Ha-il untuk bertemu penulis buku anak-anak
yang pernah diwawancarainya. Sung Joon menawarkan diri untuk mengantar, tapi
Hye Jin menolaknya. Sung Joon pun mengajak Hye Jin makan malam bersama setelah
itu. Hye Jin langsung setuju.
Hye Jin
diantar penulis Lee untuk bertemu dengan penulis buku dongeng yang sedang
berdiskusi, dengan memperkenalkan mereka adalah rekan kerjanya. Salah satu
teman Penulis Lee mengenal Hye Jin adalah reporter yang menuliskan artikel
tentang dongeng. Hye Jin mengatakan dirinya bukan seorang reporter.
Keduanya
keluar dari gedung, Hye Jin memuji tempat kerja penulis itu sangat indah dan
berpikir semua penulis memiliki tempat seperti itu. Penulis Lee menceritkan
mereka baru menempati gedung itu belum lama.
“Awalnya
kami agak goyah saat baru mulai. Sekarang sudah setahun, mereka terjebak di
sini, tak bisa kemana-mana.” cerita penulis Lee,
“Wow, sepertinya
menyenangkan! Aku iri! Aku harap anda menikmatinya!” ungkap Hye Jin
“Dari
pada iri, bagaimana kalau kau coba? Aku dengar kau bermimpi jadi penulis buku
anak-anak. Dan Aku sedih mendengar kau tak bisa menulis lagi.” ungkap Penulis
Lee
Hye Jin
merasa sudah kembali ke tempatnya semula. Penulis Lee pikir tempat awalanya itu
bisa menjadi tempat membentuk dirinya,
jadi mungkin bukan tempat yang dinginkan, dan kebetulan sedang mencari penulis
muda, lalu meminta Hye Jin mempertimbangkan penawarannya. Hye Jin menceritakan
akan pergi ke Amerika dan segera menikah. Penulis Lee langsung memberikan
selamat padanya.
Hye Jin
dengan penuh semangat menceritakan Kantornya indah sekali dan luar biasa,
ketika masuk ke dalamnya hatinya terasa sangat hangat. Sung Joon tersenyum
mendengarnya mengangguk mengerti. Hye Jin pikir karena semua penulis buku
anak-anak jadi sikap mereka baik dan ramah.
Sung Joon
memberhentikan sejenak cerita Hye Jin dengan menyuruhnya untuk minum karena
bisa kehabisan nafas, saking terlalu mengebu-gebunya. Hye Jin meminum dengan
cepat dan kembali menceritakan mereka duduk di meja bundar membicarakan cerita.
Makanan
sushi disediakan oleh mereka, Hye Jin menikmatinya dengan wajah bahagia kembali
menceritakan tentang pengalamanya bertemu dengan penulis Lee dan teman-temanya.
“Mimpi
penulis Lee adalah mengumpulkan para penulis dengan pemikiran yang sama.Lalu
membuat cerita yang indah bersama-sama. Menyenangkan bukan?” ungkap Hye Jin
bangga.
“Kau tak
ingin melakukannya? Saat ini kau kelihatan bersemangat sekali. Lagipula mimpimu
memang jadi penulis buku anak.” komentar Sung Joon,
“Aku kan
mau pergi denganmu... Ah Yah.. kita mau bicara tentang les bahasa inggris. Apa
yang harus kulakukan?” tanya Hye Jin mengalihkan pembicaraan, Sung Joon
memberikan tumpukan kerta dan meminta Hye Jin memilih salah satunya.
Hye Jin
merasa kurang yakin bisa berbahasa inggris dengan lancar hanya dalam setahun,
lalu keluar kamar melihat Ha Ri yang sudah bangun pagi di hari minggu. Ha Ri
merasa sekarang setiap hari itu hari minggu lalu meminta Hye Jin mengeteskan
dengan pertanyaan yang akan keluar saat wawancara.
Pertama-tama
Hye Jin menanyakan tentang pemasaran, lalu jenis-jenis promosi. Ha Ri menjawan
dengan lihai sesuai dengan yang diingatnya. Ha Ri memuji temanya yang sangat
luar biasa. Ha Ri juga tak percaya ternyata belajar itu sangat menyenangkan.
“Ha Ri,
kau sekarang kelihatan cantik. Bukan wajahmu, tapi ekspresimu. Kau terlihat
gembira.” komentar Hye Jin melihat Ha Ri yang berbeda.
“Begitukah?
Yah, akhir-akhir ini aku memang gembira.” ungkap Ha Ri yang sangat bersemangat
apabila berbicara yang berhubungan dengan hotel.
Hye Jin
menatap wajahnya di cermin, merasa dirinya yang tak cantik dan tidak terlihat
gembira. Sebelumnya teringat saat makan malam, dengan penuh semangat
menceritakan semua penulia membuat cerita yang indah bersama-sama.
“Kau juga
ingin melakukannya? Barusan kau terlihat bersemangatdan gembira.” komentar Sung
Joon saat itu.
Hye Jin
kembali ke kamarnya dengan wajah binggung lalu melihat buku dongeng yang
diberikan penulis Lee tertulis pesan dibagian depan “Kejarlah mimpimu, Hye Jin... -Lee Yi Eun.” lalu perkataan penulis
Lee yang kalau tempatnya sekarang dianggap bukan tempat yang diinginkanya. Pesan
dari Sung Joon masuk yang mengajak makan malam besok dirumahnya besok.
Sung Joon
menyiapkan dua buah cincin dalam kotak dengan wajah bahagia, lalu membuka pintu
rumahnya mengajak Hye Jin yang sudah datang langsung masuk. Hye Jin tiba-tiba
langsung mengajak Sung Joon menikah, Sung Joon yang mendengarnya menjerit kaget.
“Yah...
maksudku kita harus menikah. Bagaimanapun juga kita nanti akan menikah. Iya
kan, kita harus melakukannya.Aku ingin, tapi...” ucap Hye Jin terbata-bata lalu
mengeluarkan cincin dalam kantung dan dipakai pada tanganya sendiri dan juga
Sung Joon.
“Sekarang
aku sudah melamarmu, kan? Tapi, menikahnya tidak sekarang.” ucap Hye Jin masih
dengan terbata-bata
“Kau
minta waktu setahun, kan?” komentar Sung Joon, Hye Jin melonggo karena Sung
Joon sudah mengetahui niatnya menunda pernikahan. Sung Joon memberikan
senyumanya.
Hye Jin
duduk disofa dengan terbata-bata ingin menjelaskan alasan menundanya. Sung Joon
dengan menopang dagu sudah mengetahui kalau Hye Jin ingin mencoba pekerjaan
sebagai penulis cerita anak-anak. Hye Jin kembali menjerit kaget karena Sung
Joon sudah mengetahui alasanya. Sung Joon mengucapkan terimakasih karena Hye
Jin sudah mau jujur padanya.
“Aku tahu
kau sangat menginginkannya dan khawatir kau akan melepasnya karena aku. Kalau
kau memilih diam dan pergi ke Amerika denganku, kau pasti akan menyesalinya, maka akan jadi penyesalan seumur hidupmu. Dan
aku tidak akan pernah tahu, lalu aku akan merasa bersalah ketika mengetahuinya
kemudian. Kau jujur karena percaya padaku, kan?” ungkap Sung Joon.
“Aku
ingin terlihat cantik. Saat seseorang melakukan hal yang diinginkannya. Mereka
akan terlihat sangat cantik. Aku juga ingin terlihat cantik dengan melakukan
hal yang kuinginkan. Bukan untuk orang lain,Tapi untuk diriku sendiri.” jelas
Hye Jin
Sung Joon
membenarkan pilihan itu. Hye Jin dengan mata berkaca-kaca mengucapkan
terimakasih dan meminta maaf. Sung Joon menyadari kalau ada yang salah karena
sebenarnya kalau ia yang akan melamar. Hye Jin tak percaya langsung bersemangat
ingin tahu rencananya. Sung Joon ingin melupakan saja karena sudah terlambat,
lalu mengajaknya menyusun puzzle saja.
Hye Jin
makin penasaran ingin tahu rencana Sung Joon yang ingin melamarnya, Sung Joon
menaruh jari telunjukanya didepan bibirnya agar Hye Jin diam dan mulai menyusun
puzzle. Hye Jin cemberut sambil menyusun puzzle kembali mencari tahu rencana
Sung Joon melamarnya.
Sung Joon
tetap menyuruh Hye Jin untuk melupakan dan kebinggungan mencari bagian puzzle
yang hilang. Hye Jin merengek karena Sung Joon tak memberitahu rencana
melamarnya. Sung Joon kembali menaruh jari telunjuk didepan bibirnya, agar Hye
Jin diam, lalu menyuruh mencari bagian puzzle yang hilang di sebelah kanannya.
Hye Jin
dengan wajah cemberut mencarinya, diam-diam Sung Joon langsung menaruh cincin
diatas bagian puzzle yang kosong. Hye Jin menyadari ada cincin diatas puzzle
dan matanya langsung berkaca-kaca. Sung Joon berpura-pura terkejut, mengatakan
kalau itu rencananya melamar Hye Jin.
“Dan
juga,Aku berencana mengatakan hal ini padamu. Sebelum bertemu denganmu, aku tidak tahu, bisa
hidup bahagia di dunia ini. Aku ingin kau merasa bahagia, Seumur hidupmu. Hye
Jin, Maukah kau... Menikah denganku 1 tahun lagi?” ucap Sung Joon dengan
masangkan cincin dijari manis.
Hye Jin
tak bisa menahan haru menganggukan kepalanya lalu meminta Sung Joon memberikan
tanganya dan memasangkan di atas cincin pemberian darinya, lalu tersenyum
mereka memiliki dua cincin sekarang. Sung Joon pikir menyenangkan memiliki dua
cincin lalu mengecup tangan Hye Jin dan Hye Jin juga membalas dengan
mengecupnya, keduanya terlihat sama-sama bahagia.
Hye Jin
berdiri dengan wajah gelisah melihat Sung Joon masih ada didalam kamarnya, lalu
pamit pulang saat Sung Joon membawa jaketnya. Sung Joon menahan Hye Jin
bertanya apakah ia benar-benar ingin pulang. Hye Jin terlihat gugup mengaku
sudah larut malam dan memiliki banyak cucian yang menumpuk dirumah. Sung Joon
tersenyum mengerti dan akan mengantarnya.
Sung Joon
sampai didepan pintu apartement teringat dengan kunci mobilnya yang tertinggal
dan akan mengambilnya di rumah, jadi meminta Hye Jin untuk tinggal. Sebuah
mobil taksi datang menurunikan penghuni apartement, Hye Jin berpikir Sung Joon
tak perlu mengantarnya karena akan naik taksi saja dan berjanji akan menelpnya.
Sung Joon pun melambaikan tangan saat Hye Jin menaiki taksi.
Sung Joon
tersenyum melihat dua cincin yang ada dijari manisnya, lalu terdengar bunyi bel
sambil membuka pintu bertanya siapa yang datang. Hye Jin sudah berdiri kembali
didepan rumahnya dengan wajah tersenyum dan nafas terengah-engah. Sung Joon
terlihat binggung melihat Hye Jin kembali datang
Dengan wajah
tertunduk dan terbata-bata, Hye Jin mengaku sudah tak memiliki tumpukan cucian
dirumah dan baju kerjanya sudah cuci semuanya. Sung Joon tersenyum lalu menarik
Hye Jin ke dalam rumah lalu mendorongnya ke dinding dan menciumnya.
Ha Ri
membantu Hye Jin merapikan pakaiannya, menyuruhnya untuk tak perlu tinggal
ditempat itu dengan pergi dari rumah
saja. Hye Jin menjelaskan selama proses pengerjaan buku sampai selesai, penulis
akan tinggal ditempat itu.
“Sampai
kemarin aku tidak percaya kau akan pergi. Setelah kau bersiap begini aku baru
percaya. Selain kepergianku ke Jepang, saat ini...Adalah pertama kalinya kita
berpisah.” ungkap Ha Ri menangis. Hye Jin pun melihat temanya menangis, tapi Ha
Ri berpura-pura tak menangis, tapi akhirnya Hye Jin yang ikut menangis karena
melihat Hye Jin yang menangis.
“Ini lebih
dekat daripada aku ke Amerika, kenapa harus menangis? Seperti Baru juga 2 jam
saja kau tahu aku akan pergi.” ucap Hye Jin ikut menangis
“Tapi
sudah 10 tahun kita hidup bersama Dan sekarang kita harus berpisah seperti ini.”
kata Ha Ri menangis histeris
“Kenapa
menangis cuma gara-gara aku pindah.” jerit Hye Jin lalu keduanya sama-sama
mengeluarkan dengan tissue dan keduanya saling berpelukan bersama.
Setelah
itu keduanya membuat pesta perpisahan demi kelancaran karir Hye Jin dan juga S2
Ha Ri, mereka melakukan love shot dan menari-nari mengikuti irama musik. Ha Ri
berbaring diatas sofa sementara Hye Jin duduk dibawah mengingat saat pertama
kali datang, semua panci dan peralatan lainya langsung rusak.
Ha Ri
juga teringat saat terjebak dalam kamar mandi darn terlihat penampakan dengan
rambut yang sangat panjang. Hye Jin mengingat saat itu merasakan ketakutan
berharap tak ada lagi kejadian seperti itu. Ha Ri memeluk Hye Jin untuk tak
pergi. Hye Jin menolak karena tetap akan pergi.
Sambil
bergendangan tangan, Hye Jin menunjuk sebuah gedung yang menjadi kantor penulis
dongeng. Sung Joon melihat kantor yang bagus dan berpikir akan tinggal ditempat
itu saja, jadi tak perlu kembali ke Amerika.
“Jam
berapa kau berangkat besok? Penerbangan jam berapa?” tanya Hye Jin.
“Hye Jin.
Bagaimana kalau kita tidak usah bertemu dan berpisah...di Bandara?” pinta Sung
Joon.
“Kenapa?
Aku harus mengantarmu.” pikir Hye Jin merasa perlu mengantarnya.
“Kita
tidak akan bertemu selama setahun, Aku takut tidak akan bisa menahannya. Jadi Aku
pura-pura kuat saat bilang setuju, tetapi saat melihatmu ada dibandara,Aku
takut akan memohon padamu untuk ikut bersamaku sambil menangis.” ungkap Sung
Joon.
Hye Jin
pikir mereka akan berpisah sekarang, Sung Joon pun menyuruh Hye Jin
bersiap-siap karena bisa saja tiba-tiba datang menemuinya lalu memeluk dengan
erat, berjanji akan menelpnya 10 kali sehari dan sering mengirimnya email
setiap hari, seperti dulu saat mereka saling mengirimkan surat. Hye Jin menahan
tangisnya berjanji akan melakukan itu.
Sung Joon
melepaskan pelukanya, menyuruh Hye Jin untuk masuk. Hye Jin meminta Sung Joon
pergi lebih dulu karena ingin melihatnya saat pergi. Sung Joon perlahan
berjalan mundur dan melepaskan tangan Hye Jin dan keduanya saling melambaikan
tangan.
Hye Jin
pun berjalan masuk saat Sung Joon sudah berjalan semakin jauh, tiba-tiba Sung
Joon berlari menarik tangan Hye Jin kembali seperti tak ingin meninggalkanya,
sebuah kalimat keluar dari mulutnya, “aku mencintaimu” Hye Jin tersenyum
mengungkapkan hal yang sama sangat mencintai Sung Joon. Lalu Sung Joon
memberikan kecupan dikeningnya.
Pagi yang
cerah, seseorang mengayuh sepedanya, Hye Jin kembali dengan rambut keritingnya
dengan pipi memerah tapi terlihat wajah terlihat sangat bahagia, mengayuh
sepeda dengan cepat. Penulis Lee dengan penulis lainnya, menanyakan kemana Hye
Jin akan pergi. Hye Jin dengan senyuman bahagia mengatakan Ada seseorang yang
datang dan akan segera kembali, terlihat perubahan dengan penampilan lalu tapi
wajahnya terlihat sangat cantik.
bersambung ke episode 16
PS: episode 16 baru tayang minggu depan, ternyata ga sekaligus 3 episode minggu ini kaya drama SBS kalo ketunda. ^_^
mbak dyah bagus banget sinopsisnya ya, bahasanya ringan, enak dibaca. :D
BalasHapusMba ,aku baru baca sinopsisnya ini ,ngebut dari part 1. Terimakasih ya mba ,,, salam sehat selalu .
BalasHapusTrma ksh mbk
BalasHapus