PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 08 Desember 2015

Sinopsis Oh My Venus Episode 7 Part 1

Karena... tubuhmu itu adalah milikku... Jadi, kau tak bisa menolak.” Kata Young  Ho melepaskan kacamata Joo Eun lalu menciumnya dibalik payung dengan hujan yang turun dengan deras.
Joo Eun melotot kaget, Young Ho memakaikan kembali kacamata yang dilepasnya, lalu tersenyum menatapnya. Joo Eun tertunduk dengan wajah gugup meminta Joo Eun melepaskan pakaian, Young Ho binggung karena Joo Eun meminta membuka bajunya ditempat terbuka seperti ini.
Sebaiknya kau lepas cepat sebelum aku marah.” Ucap Joo Eun tanpa mau menatap Young Ho
Kau tak mau berbuat yang aneh-aneh, 'kan?” kata Young Ho, Joo Eun berteriak menyuruh Joo Eun cepat membukanya. Joo Eun sampai terlonjak kaget dan membuka jaketnya. 

Di dalam mobil, Young Ho tersenyum sumringah lalu menarik jaket yang dipakai Joo Eun untuk menutup wajahnya. Joo Eun langsung menutup wajahnya kembali, Joo Eun berusaha membukanya, tangan Joo Eun lebih dulu menahan dan memukulnya.
Sesampai dirumah, Joo Eun menutup kepalanya dan buru-buru masuk kamar sambil mengucapkan selamat malam, lalu menaruh jaket milik Joo Eun didepan kamarnya dengan lipatan rapi. Young Ho tersenyum mengambilnya dan berjongkok didepan kamar Joo Eun lalu mengucapkan selamat malam juga. Joo Eun mendengarnya duduk lemas dibalik pintu, terlihat masih shock menerima ciuman yang kedua kalinya. 

Joo Eun berbaring ditempat tidurnya mengingat saat Young Ho menciumnanya lalu memegang dadanya yang masih berdegup kencang, lalu meminta agar hatinya tetap tenang, tapi pipinya malah memerah karena merasa sangat panas.
Akhirnya ia mencari keyword dalam ponselnya [Gejala hipotiroidisme] hasilnya  [Gemuk, kekurangan energi, kelelahan, sembelit, kejang otot, kaku, Suara parau, penurunan denyut jantung] Joo Eun makin panik melihat hasilnya adalah penurunan denyut jantung.
Tiba-tiba Young Ho sudah ada disamping dengan memiringkan tubuhnya, Joo Eun menatapnya dengan senyuman. Young Ho membuka kacamat Joo Eun lalu memegang pipinya. Joo Eun siap memanyukan bibirnya tapi saat Young Ho akan menciumnya, bunyi perutnya yang lapar terdengar. Joo Eun kembali memanyukan bibirnya tapi ternyata Young Ho sudah tak ada. 
Tapi saat menoleh kebagian belakanng, tenyata Young Ho ada disana dengan bibir yang siap menciumnya. Joo Eun pun memiringkan badanya agar bisa menciumnya, Young Ho memegang pipinya lalu menyuruhnya untuk melakukan sit up 50 kali dan menyuruhnya bangun. Joo Eun melotot kaget langsung menuruti perintah pelatihnya. 
Saat hitungan ke empat puluh, Joo Eun tersadar dari tidurnya dan melihat sinar matahari sudah menyinari kamarnya dan tak ada Young Ho disana. Akhirnya hanya bisa memeluk boneka besarnya bertanya-tanya kenapa dirinya bisa seperti itu. Terdengar teriakan dari luar, Joon Sung dan Ji Woong memanggilnya untuk bangun.

Joo Eun membersihkan wajah dengan tissue basah, lalu menyisir rambutnya sampai rapih dan memakai bedaknya, tak lupa memakai kacamata dan menyemprotkan parfum.
Ketika keluar kamar, Young Ho sudah berdiri sambil menyapanya selamat pagi. Joo Eun tak bisa menatapnya hanya bisa tertunduk dan membalas sapaanya. Young Ho mendekat, mengucapkan terimakasih atas hadianya kemarin, jadi hari ini akan mmberikan hadiah juga padanya.
Joo Eun binggung memikirkan hadiah apa yang diberikanya, lalu menduga sesuatu yang manis seperti krim dan berubah pikiran menjadi ciuman yang kemarin. Young Ho memperlihatkan timbangan ditanganya sebagai hadiahnya untuk hari ini dan menyuruh untuk menaikinya.
Kenapa harus sepagi ini...” keluh Joo Eun melihat timbangan yang sudah siap. Young Ho merasakan bau sesuatu dari tubuh Joo Eun.
Kenapa kau pakai parfum sepagi ini?” goda Young Ho
Ya. Aku juga bingung kenapa pakai parfum sepagi ini, Sekarang Aku mau minum obat dulu. Ah... Apa aku harus menimbang dulu?” kata Joo Eun binggung, akhirnya ia memilih untuk minum obat lebih dulu.
Young Ho menahan tanganya untuk tak pergi dan menyuruhnya untuk menimbang berat badanya lebih dulu dan menariknya untuk naik diatas timbangan. Keduanya kaget melihat angka diatas timbangan. 

Joo Eun terengah-engah diatas treadmill sambil mengeluh ada orang yang sejahat Young Ho di dunia ini. Young Ho memerintahkan Joo Eun kembali memanggilnya “pelatih” lalu mengeluh Joo Eun yang naik 1,8kg dalam sehari saja. Joo Eun membela diri kalau kemarin terlalu banyak minum air, lalu mematikan treadmilnya.
Orang lain bilang, jika aku diet terus, aku bisa mati nantinya.” Ucap Joo Eun dengan nafas terengah-engah
Tidak, kau tak akan mati.” Tegas Young Ho, Joo Eu meminta hanya sehari saja.
Apa kau anggap tubuhmu itu barang sekali pakai? Apa kau hanya akan menggunakannya selama sehari, dan membuangnya? Bukankah lebih baik untuk menjaga sesuatu kau akan menggunakan seluruh hidupmu dalam keadaan yang fit?” ucap Young Ho denga tatapan dingin
Maksudku... kita juga tak mungkin bias hidup bersama selamanya, 'kan? Sikapmu seperti kau semaumu saja.” Keluh Joo Eun
Siapa yang tahu, 'kan? Dan jangan menggunakan Banmal denganku.” Komentar Young Ho
Aku tahu kau tak suka lihat orang yang lemah. Apa aku terlihat seperti orang sakit?” tanya Joo Eun
Young Ho malah bertanya balik apakah dirinya itu terlihat tampak baik-baik saja. Joo Eun mengangguk dan ingin memulai kembali latihanya, dengan melirik sinis sambil menekan tombol kecepatan treadmillnya, tapi kakinya belum siap dan hampir jatuh. Young Ho langsung menahan bagian pinggangnya dengan perut yang masih berlemak.
Apa ini yang namanya "Back Hug" yang terkenal itu?” goda Young Ho, Joo Eun meminta melepaskanya dan Young Ho langsung mendorong agar kembali berlari. 

Joo Eun baru akan masuk ke dalam ruanganya, Hyun Jun memanggilnya memberitahu sedang terjadi keributan di kantor Wakil Presdir. Joo Eun menanyakan alasanya, Hyun Jun menariknya agar pergi ke tempat Soo Jin. Beberapa pengacara lain berkumpul melihat dari luar ruangan yang transparan.
Di dalam Soo Jin hanya diam, seorang ibu paruh baya marah pada Soo Jin yang menganggap masalah akan selesai dengan uang., padahal Wanita kaya itu memukul putrinya dan sekarang  mau menyelesaikannya dengan uang. Joo Eun melihat Soo Jin hanya diam ketika si ibu sangat marah.

Putriku, yang tidak salah apa-apa malah mendapatkan penghinaan besar. Putri CEO Myunghoon bahkan tidak meminta maaf! Tapi... "Keputusan yang bijaksana"? Dan hanya karena setelah media mengetahuinya?” teriak ibu korban. Joo Eun akhirnya masuk ke dalam ruangan.
Kau siapa lagi?” tanya si ibu  korban sinis melihat Joo Eun yang masuk kedalam ruangan. Soo Jin melihat Joo Eun yang masuk menghentikan amarah dari ibu korban.
Aku adalah Pengacara Kang Joo Eun. Anda bisa mendapatkan masalah jika terus membuat keributan di sini. Kita bisa membicarakannya di luar.” Kata Joo Eun mengajak si ibu korban untuk bicara diluar. 

Joo Eun mengajak ibu korban ke cafe dengan memberikan segelas teh sambil memberitahu karena masih panas bisa meminumnya nanti. Si ibu Korban hanya menatap kosong dan Joo Eun hanya bisa diam melihat ibu korban yang sangat marah. Beberapa saat kemudian ibu korban mulai membuka mulutnya.
Rambutnya ditarik dan diseret keluar Dan wajah anakku... hampir semuanya memar. Dia bahkan belum menikah. Tapi, dia malah disiksa begitu. Aku tahu, orang kaya bisa melakukan apa saja Dan anakku hanya seorang karywan biasa. Aku memang tak peduli dengan makian mereka atau terkucilkan, Tapi...” ucap Ibu Korban tak bisa menerima penghinaan pada anaknya.
Tolong tenangkan diri anda, Aku juga sangat mengerti bagaimana perasaan anda.” Ucap Joo Eun
Tapi, yang dia lakukan hanyalah memberikanku uang dan obat herbal  melalui pengacara itu. Ya, uangnya memang sangat banyak. Memang bagi kami, uang itu hanya bisa didapatkan di mimpi saja. Tapi, apa dia tak ingin minta maaf? Bukannya jika kita berbuat salah, kita perlu meminta maaf?! Bukan karena kita adalah orang kaya kita tak bisa meminta maaf. Aku hanya inginkan itu...” ucap si ibu tertunduk menangis, Joo Eun menatapnya terlihat sangat mengerti dengan perasaan si ibu korban.

Terimalah... tawaran mereka. Tapi, anda bisa memanfaatkannya. Pastikan anda bisa mendapatkan uang yang sangat banyak dari mereka.” Saran Joo Eun
Ibu Korban menatap Joo Eun tak tak mengerti dengan sarannya. Joo Eun menjelaskan dengan meminta uang yang sangat banyak maka pihak pelaku akan merasa dirugikan dan akan meminta maaf, tapi ibu korban akan tetap mendapatkan uanga.
Orang seperti mereka tak akan bisa berubah. Anda tak boleh takut. Anda harus berani menghadapi mereka.” Tegas Joo Eun, Ibu Korban merasa ragu dengan cara itu maka akan berhasil
Jika kita percaya, maka semuanya akan baik-baik saja. Dan anda bisa melakukan apapun itu jika anda yakin pada diri anda. Jika tidak, anda akan merasa menyesal. Maaf, karena aku adalah pengacara dan harus meminta anda melakukan itu. Tapi, ini adalah pilihan yang terbaik yang bisa anda lakukan.” Ucap Joo Eun tertunduk sedih
Terima kasih karena kau sudah mau meminta maaf.” Balas si ibu korban yang meihat Joo Eun berani meminta maaf. 

Joo Eun berjalan keluar dari cafe tempat bertemu dengan ibu korban, matanya menerawang.
Flash Back
Ibu Joo Eun meraung-raung menangisi foto suaminya yang meninggal. Salah satu teman ayah Joo Eun meminta supaya tetap tenang dan mengambil uang kompensasi. Ibu Joo Eun melempar dengan nada tinggi tak ingin menerimanya walaupun diberi uang 1 juta won dan hanya meminta untuk mengembalikan suaminya.
Dia hanya pekerja paruh waktu saja dan tidak berhati-hati. Suami andalah yang salah.” Ucap si manager perusahan. Ibu Joo Eun tak terima.
Bahkan Perusahaan tidak disalahkan sama sekali. Tapi, perusahaan berbaik hati untuk memberikan uang ini pada anda.” Jelas manager perusahaan memberikan amplop diatas meja.
Kau pikir aku siapa? Apa kau ini manusia?”teriak ibu Joo Eun
Aku juga ikut berbela sungkawa atas suami anda, tapi... Tolong.... Terimalah tawaran yang kami berikan pada anda.” Kata si manager dengan memberikan kartu nama Pengacara Park Jung Shik
Joo Eun memeluk adiknya mendengar semua percakapan didepan pintu, Ibunya hanya bisa menangisi dengan keadaan mereka yang miskin merasa tak dihargai. Joo Eun ingin menangis merasa karenanya membuat direndahkan oleh orang-orang kaya pemilik perusahaan. 

Joo Eun sampai di stasiun Guntu, menelp ibunya. Sementara sang ibu terlihat sedang sibuk menanyakan dengan nada ketus apa yang diingin dibicarakanya. Joo Eun heran mendengar ibunya malah terdengar kesal menerima telpnya, lalu mengingatkan siapa yang membeli toko itu.
Ada masalah apa? Apa terjadi sesuatu?” tanya ibu Joo Eun yang mendengar suara Joo Eun berbeda.
Tidak, aku hanya mau bilang aku akan datang ke grand opening-nya, tapi kapan akan dibuka? Tanya Joo Eun
Mungkin akhir pekan nanti.” Kata ibu Joo Eun
Eun Ji, istri adik Joo Eun mengangkat barang berat dan ibu Joo Eun langsung berteriak menyuruh anaknya untuk membantu dan meminta agar Eun Ji lebih berhati-hati lagi lalu berbicara kembali dengan Joo Eun ditelp.

Tidak banyak, hanya kepala babi saja sebagai makan persembahan.” Ucap Ibu Joo Eun
Kenapa ibu selalu menggunakan kepala babi ?” keluh Joo Eun
Apa kau ini kepala babi-nya? Kenapa mengeluh terus?” balas ibu Joo Eun
Tapi, um... ibu adalah penatua di gereja.” Kata Joo Eun mengingatkan
Ibu Joo Eun memang kalung salibnya merasak tak ada yang melarang penatua gereja melakukan persembahan seperti itu. Joo Eun tertawa mendengarnya, ibunya heran mendengar anaknya malah tertawa, merasa dirinya seperti komedian saja. Joo Eun membenarkan lalu menyudahi telp dengan ibunya, lalu menatap gedung tinggi didepanya. 
Sambil menatap ponselnya, Ibu Joo Eun mengeluh dianggap seperti komedian, Eun Jin dan Joo Hyun sudah siap melakukan persembahan dengan menatap buah. Ibu Joo Eun memberitahu kalau mereka akan membuka toko minggu depan saja. Joo Hyun mengeluh dengan keputusan ibunya, dengan nada kesal ibunya memberitahu kalau kakanya itu sangat sibuk jadi meminta untuk menuruti perintah dan jangan merengek. 

Joo Eun sudah duduk diruangan Soo Jin, mengingatkan apa yang mereka katakan dulu, yaitu mereka akan menjadi pengacara yang baik bagaimana pun itu. Soo Jin dengan wajah sinisnya meminta Joo Eun untuk memanggilnya "Wakil Presdir."
“Apa Kau tak ingat, Wakil Presdir?” ucap Joo Eun
“kau tak ingat?Aku bilang, jika kau ingin menggunakan mesin waktu, tak usah mengajakku. Kau pasti masih mengingatnya.Ini adalah sesuatu yang harus kulakukan, karena kemarahanmu yang sekarang tak akan mengubah apapun.” Tegas Soo Jin
“Dan Sepertinya kau sudah berbicara dengan ibu korban. Baguslah.... Kau yang akan bertanggung jawab dalam kasus ini, Pengacara Kang. Dia akan meminta maaf dan juga uang ini pasti sudah sangat cukup.” Kata Soo Jin memberikan amplop dalam selipan buku hukumnya. Joo Eun menghela nafas mendengarnya
Kau benar-benar....  Apa kau sungguh tak mau mau minta maaf? Ya… aku bisa menerima fakta kau merebut Woo Shik dariku. Tapi....” kata Joo Eun menahan amarahnya.

Hal itu adalah masalah pribadi, jadi... tolong jaga sikapmu, kita fokus saja pada masalah kerjaan, mengerti? Dan juga aku tidak merebutnya. Itu semua karena kemauannya sendiri.” Tegas Soo Jin
Joo Eun menatap Soo Jin tak percaya melihat sikap temanya. Soo Jin melihat Joo Eun merasa juniornya itu merasa sedih setelah Woo Shik direbutnya, atau merasa kesal menjadi seseorang yang tidak dicintai. Menurutnya  Segala sesuatu yang dimiliki Joo Eun bisa saja menjadi milik orang lain dan itu yang disebut dengan "Pasang surut kehidupan".
Tapi, sepertinya sikapmu lah yang paling berubah di sini. Kenapa kau bisa berubah seekstrim ini? Kau tak pernah bersikap menyebalkan seperti ini dulu.” Komentar Joo Eun
Bukannya dunia ini memang menyebalkan? Oh, Bukan, tapi dunia itu sederhana, pilihannya hanya ada, apa kau dicintai atau tidak?” kata Soo Jin dengan tatapan dingin
Kau seharusnya bilang, kau mencintai seseorang atau tidak? Bukannya kau tak mau ikut denganku ke mesin waktu itu? Jadi, kenapa kau membahasnya sekarang?” balas Joo Eun, Soo Jin pun hanya bisa diam dan akhirnya Joo Eun meninggalkan ruangan Seniornya. 

Nenek Lee kembali melakukan sembahyang dengan bersujud dan nama Seo Ji Yeon dibagian depan. Ketika sujud kedua kalinya, Young Ho datang ikut melakukan hal yang sama disamping neneknya, lalu bangun dan kembali bersujud didepan budha.
Setelah itu, dengan penuh perhatian Young Ho membantu neneknya keluar dari tempat berdoa, terlihat neneknya yang lemah dan akhirnya ia pun memeluknya sambil menepuk punggung neneknya dengan mengodanya sang nenek yang masih marah. Nenek Lee menangis sambil memukul sangat memarahi Young Ho si anak nakal yang membuatnya khawatir. Ketua Min yang melihatnya tak bisa menahan haru memilih untuk memalingkan wajahnya. 

Young Ho menuntun neneknya berjalan, menceritakan tak suka rumah sakit. Nenek Lee menatap cucunya mengatakan sangat mengetahui hal itu, lalu memegang pipi Young Ho yang sudah kehilangan ibunya saat masih kecil. Young Ho menatap neneknya yang memegang bagian hatinya yang pasti terasa sakit.
Kau harus menjalani operasi dan terapi fisik Dan kau harus menginap lama di rumah sakit, jadi... Tapi... bagaimana ini? Ibumu sudah pergi dan mungkin aku juga akan segera menyusul. Anakku.... Ini adalah keinginan terakhirku.” Ucap Nenek Lee memegang tangan cucunya.
Aku akan membangun pusat pelayanan kanker dan terapi fisik dan Aku mungkin bisa menghancurkan Gahong, yang nenek dan ibu bangun dengan susah payah. Nenek tak perlu sering datang ke sini, oke? Sendi kaki nenek sudah tidak kuat.” Pesan Young Ho
Nenek Lee menatap Young Ho dengan mata berkaca-kaca  meminta maaf dan berterimakasih pada cucunya, Young Ho kembali memeluk neneknya dengan erat karena hanya satu-satunya orang yang mengkhawatirkan dirinya. 

Young Ho berjalan sendirian setelah melakukan sembahyang untuk ibunya. Dibelakang Ketua Min mengikutinya dari mobil dan ada dua mobil pengawal yang ikut dibelakangnya. Young Ho terus berjalan dengan tatapan kosong, lalu tiba-tiba melihat bayangan dirinya saat masih kecil yang menyeret kaki kananya untuk terus berjalan, lalu bayangan itu hilang. 

Joon Sung kembali berlatih dengan Ji Woong dan pria lain berkepala plontos dengan sekuat tenaga, melihat Joon Sung yang terlalu bersemangat si pria plontos menyuruhnya untuk beristirahat. Tapi Joon Sung tetap ingin berlatih dan meminta Ji Woong untuk menjadi lawanya.
Ji Woong mengingatkan Joon Sung untuk tak memaksakan dirinya, karena bahunya belum sembuh total. Joon Sung mengaku sudah tak merasakan sakit sama sekali. Ji Woong khawatir nanti Young Ho malah memarahi karena membiarkan Joon Sung terus berlatih.
Tiba-tiba terdengar teriakan yang memanggil “Tn. Snake!” beberpa orang yang ad diruangan langsung berkumpul dan ngambil foto karena yang datang Jang Yi Jin. Manager Yi Jin berusaha menutupi agar tak mengambil gambar artisnya. Joon Sung hanya menghela nafas melihat Yi Jin kembali datang menemuinya. Manager Yi Jin menegur artisnya karena datang saat Joon Sung sedang latihan dan ia juga harusnya pergi syuting sekarang.
Aku tak peduli.... Pria itu sudah menolakku 2 kali!” teriak Yi Jin menunjuk Joon Sung tak terima. Joon Sung membuka sarung tanganya dengan mulutnya sendiri, Ji Woong hanya bisa melonggo menatap Joon Sung. 

Joon Sung membuka jaketnya dan melemparkan pada Yi Jin agar menutup bagian paha yang terbuka. Yi Jin mengeluh untuk apa dilemparkan padanya. Joon Sung merasa Yi Jin itu kedinginan dengan pakaian yang mini. Yi Ji menegaskan pakaian yang dipakainya sangat trend dimusim dingin lalu menaruh jaket Joon Sung disampingnya.
Katakan. Kenapa kau menolakku lagi?” tanya Yi Jin dengan mata melotot, Joon Sung ingin menjelaskan tapi Yi Jin menyelanya.
Aku adalah Jang Yi Jin dan artis iklan NO.1!!! Apa kau tak percaya karena aku yang mengatakannya sendiri?” ucap Yi Jin
Aku tak punya waktu untuk syuting iklan sekarang.” Jelas Joon Sung
Tak ada yang pernah menolak syuting iklan denganku ini. Kenapa? Apa telah terjadi sesuatu?” tanya Yi Jin yang berubah khawatir.

Joon Sung merasa mereka tidak seakrab untuk membicarkan hal itu, Yi  Jin berdiri dengan wajah marah dan menahan air matanya. Joon Sung ikut berdiri memberitahu akan menerima tawaran untuk pemotretan poster saja dan meminta maaf apabila membuat Yi Jin tersinggung dengan pilihanya.
Apa lagi yang bisa aku lakukan? Untuk apa jadi juara? Kau hanya pria yang kejam!”teriak Yi Jin tak bisa menahan tangisnya, Joon Sung binggung melihat Yi Jin yang menangis dan tiba-tiba Yi Jin langsung menyandarkan kepala didadanya.
Harga diriku rusak... Bagaimana caranya agar aku bisa menjadi "teman akrab"mu itu? Aku adalah penggemarmu, bodoh!” teriak Yi Jin sambil menangis. Joon Sung kebinggungan hanya bisa mengucapkan kata maaf. 

Joon Sung baru saja selesai mandi melihat ada poster Yi Jin dengan iklan minuman didekat wastafel, dalam pikiran Yi Ji bisa melihatya akhirnya dibalik loker memakai celananya. Ji Woong datan menanyakan apa terjadi sesuatu denganya. Joon Sung tak mengaku sambil memakai bajunya.
Tiba-tiba Ji Woong langsung menyadarkan kepala diatas dada Joon Sung yang belum tertutup baju, sambil berpura-pura menangis dan mengucapkan kalimat yang sama “Aku... penggemarmu! Dasar bodoh!” Joon Sung mendorong Ji Woong untuk menjauh dan buru-buru pergi meninggalkan loker. Ji Woong tersenyum melihat Joon Sung seperti salah tingkah dengan Yi Jin. 

Ketika masuk ke dalam rumah, Ji Woong kembali mengejeknya tapi Joon Sung lebih dulu menyuruh Ji Woong menutup mulutnya dan mengatakan pada Young Ho kalau managernya itu sedang berlatih. Tiba-tiba Joo Eun keluar kamar dengan mengunakan masker dan membawa tasnya. Ketiganya langsung mencium bau yang menusuk hidung.
Joo Eun membuka tas diatas wastafel, memintaa maaf dengan nada yakin baunya akan segara hilang nanti. Joon Sung menutup hidungnya, Young Ho dan Ji Woong melihat apa yang dilakukan Joo Eun dikamar mandi dengan membawa tas dan kembali merasakan bau yang tidak sedap tercium. 

Joo Eun menunjukan tasnya lalu bertanya apakah masih bau. Ketiganya masih menutup hidung saat disodori tas yang sudah dicuci. Ji Woong menduga didalam tasnya itu ada kotoran dan baunya seperti neraka. Joo Eun mengaku ada jeruk mandarin yang membusuk tertinggal didalam tasnya.
Ketiganya terlihat binggung, karena bau jeruk yang harum malah membuat bau yang tidak sedap. Joo Eun menceritakan jeruk bekas tahun lalu. Ji Woong dan Joon Sung memilih untuk pergi meninggalkan ruangan karena tak tahan dengan bau jeruknya.
Kenapa kau mencuci tas kulit dengan air? Apa itu tas branded?” ucap Young Ho masih menutup hidungnya.
Tidak juga, Ini adalah tas yang aku pakai dalam sidang pertama dan aku menang. Jadi, aku pasti akan memakai jika mendapatkan kasus yang besar. Padahal baunya tidak separah ini bulan lalu.” Cerita Joo Eun berusaha mencium bau tasnya sendiri. 

Tiba-tiba Joo Eun melirik ke arah kursi pijat begitu juga Young Ho, keduanya seperti mengingat kejadian saat ada disana dengan wajah Young Ho yang sangat dekat dan membuat Joo Eun gugup. Susana terasa gugup, Young Ho memilih untuk berdiri dari sofa.
Semoga kau bisa menang nantinya. Mungkin dengan bau ini, kau bisa memenangkan semuanya. Senjata yang sangat berbahaya!” ejek Young Ho lalu pergi dengan menutup hidungnya.
Kapan kalian pasang pohon natal? Aku akan mengantungnya di sana.” Teriak Joo Eun kesal. 

Joo Eun mencoba menghilangkan bau dengan mengelapnya mengunakan tissue basah dan hidungnya ditutup masker, beberapa berkas sudah ada diatas kasurnya. Dengan wajah kesal kembali mengingat ucapan Young Ho sebelum menciumnya Pria biasanya ingin sesuatu yang lain saat dia menggoda seorang wanita.
Kenapa dia menggantungku dengan aksinya itu? Atau jika tidak, setidaknya dia harus menjelaskannya. Apa kau lupa? Apa aku yang menciummu?” jerit Joo Eun melirik kesal, terdengar teriakan Ji Woong yang menyuruhnya keluar. 

Ji Woong sedang menari-nari didepan TV, memberitahu mendapatkan gerakan senam di internet yang katanya gerakannya bisa membakar lemak di perut. Joo Eun memegang perutnya, mengaku kalau lemak perutnya sudah berkurang, lalu melirik Young Ho yang sedang berbicara dengan Joon Sung seperti mengecek bagian bahu yang cedera.
Akhirnya ia mendekati Ji Woong yang mengikuti gerakan senam di TV seperti menari sambil memujinya skillnya memang lumayan, lalu melihat senam itu seperti tarian "Macarena" saat masih kecil dulu. Ji Woong terlihat binggung, Young Ho mengejek hanya nenek-nenek saja yang tahu. Joo Eun balas mengejek umur Young Ho itu sudah tua juga.
Aku mau cari udara segar dulu, Di sini bau sekali.” Ejek Young Ho keluar rumah
Joo Eun yang mendengarnya merasakan sakit dibagian kepalanya, akhirnya mengajak Ji Woong untuk memulainya. Keduanya melakukan gerakan senam seperti menari-nari dan terlihat sangat bahagia. 

Didalam mobil, ketika berhenti di lampu merah, Young Ho melihat gelas kopi yang diberikan Joo Eun mengingat perkataan dimalam itu, Kau terlalu banyak melewatkan saat-saat yang menyenangkan. Aku ingin bernapas bebas saat tanda "Kuning" itu. Bukannya datang ke berhenti di lampu merah Dan bukannya tanda untuk berhenti ataupun terus berjalan.
Lalu berdiri dipinggi sungai Han sambil merenung, mengingat ucapan neneknya. Tapi... bagaimana ini? Ibumu sudah pergi dan mungkin aku juga akan segera menyusul. Anakku.... Ini adalah keinginan terakhirku.
Kepala Min menelp menanyakan keberadaanya, Young Ho memberitahu sedang ada di  Taman Getsemani. Kepala Min menanyakan apakah Young Ho akan menerima posisi itu. Young Ho mengatakan tak akan lari lagi karena pada akhirnya ia harus menerimanya. Jadi, meminta Kepala Min agar mengatur semuanya. Kepala Min mengerti akan mempersiapkan semuanya. 
bersambung ke part 2 

5 komentar:

  1. cengar cengir baca sinop ep7 haha

    BalasHapus
  2. Makin lucu, tapi kok ada sedihnya juga ya. Semoga hepi ending deh. Yong hoo sm joo eun bisa jadian.

    BalasHapus
  3. Makin lucu, tapi kok ada sedihnya juga ya. Semoga hepi ending deh. Yong hoo sm joo eun bisa jadian.

    BalasHapus
  4. makin seruuu apalagi liat moment jo eun sama yo seung

    BalasHapus