PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 06 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


UNIVERSITAS HANGUK
Ae Jung dkk berlari dengan wajah panik menghampiri Dae Oh. Dae Oh dengan luka dikepalanya memegang kamera. Ae Jung memastikan Dae Oh apakah baik-baik saja. Dae Oh melihat isi cameranya  lalu tersenyum bahagia.
“Syukurlah masih terekam. Tolong pegang ini.” Ucap Dae Oh lalu berbaring. Teman-temanya mengeluh kalau Bukan ini yang penting.
Ae Jung menatap Dae Oh merasa tak percaya kalau semua dilakukan demi sebuah film. Dae Oh berani mendekati Ae Jung saat pertemuan mahasiswa baru. Dae Oh pun datang membawa payung saat hujan datang untuk Ae Jung.
“Mimpimu sangat terang di mataku. Semangatmu menyinari keberadaanku.”
Dae Oh pun berkorban dengan memakan kerang padahal alergi. Ae Jung marah karena Dae Oh seperti ingin mati. Dae Oh mengeluh kesakitan.
“Ungkapan rasa sayangm ceroboh, tapi menyentuh. Senyum di matamu. Keanehan dirimu. Keluguanmu. Betapa menggemaskannya dirimu. Aku…kini mengingat semuanya. Semua alasan aku mencintaimu.” 


Dae Oh sudah mendekat dan siap mencium Ae Jung, Ae Jung sudah menutup matanya. Dae Oh sudah mulai mendekat tapi tiba-tiba Ae Jung langsung mendorongnya sambil mengumpat.  Dae Oh kaget lalu melihat tanganya yang terluka.
“Ada apa? Apa kau terluka? Bagaimana ini?” ucap Ae Jung panik lalu memberikan sapu tangan dan menariknya agar cepat bangun.
“Jika begini mencemaskanku, kenapa kau mendorongku?” keluh Dae Oh melihat Ae Jung yang panik
“Lantas, aku harus diam saja melihatmu begini? Kenapa kau selalu mengartikan setiap tindakanku?” keluh Dae Oh kesal. Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras suara.
“Aku kepala desa. Aku mencari seseorang. Seseorang dari Seoul. Nona Noh Ae Jung. Aku harap kau segera ke rumahku setelah mendengar pengumuman ini…” 

Tuan Koo, Ryu Jin dan Yeon Woo sudah menunggu di rumah kepala desa.  Ae Jung masuk rumah kaget, Dae Oh kaget melihat ketiganya bertanya alasan mereka bertiga datang. Ryu Jin langsung mendorongnya dan langsung memastikan Ae Jung tak apa-apa.
“Ryu Jin, kenapa kau di sini?” kata Ae Jung. Ryu Jin mengaku  mencemaskannya. Yeon Woo pun mendorong Ryu Jin agar bicara.
“Ae Jung, ayo kembali ke Seoul.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung bingung  bertanya bagaimana bisa datang kemari.
“Aku yang akan membaw Nona Noh pulang.” Kata Tuan Koo berdiri dengan wajah dinginya.
“Pak Koo, tak kusangka kau juga kemari.” Ucap Ae Jung sopan. Dae Oh heran ingin tahu Kenapa Tuan Koo membawa dia pulang?
“Bagaimana kalian bisa sampai di sini?” kata Dae Oh. Kepala desa pun ingin tahu Bagaimana cara mereka kembali ke Seoul. Mereka semua hanya bisa melonggo. 


Di pinggir pantai terlihta papan [DERMAGA TUTUP] dan mereka semua pun turun dari mobil traktor.  Kepala Desa mengeluh kaau Tak ada kapal lagi di jam seperti ini. Ae Jung bertanya Apa tak ada kapal lain lagi? Apa ini satu-satunya dermaga di sini.
“Menginaplah sehari di sini, dan pulang dengan kapal pertama besok.” Kata Kepala desa. Ae Jung bingung harus Menginap di sini?
“Kami berlima?” kata Ae Jung. Kepala Desa membenarkan. Ae Jung makin kebingungan. Yeon Woo bertanya “Apa ada penginapan di sini?”
“Aku sedikit sensitif. Beri aku tempat yang bersih.” Kata Ryu Jin.  Kepala desa merasa kalau itu Jangan khawatir.
“Aku akan sewa hotel untuk Nona Noh.” Kata Tuan Ko mengeluarkan kartunya.
“Astaga... Mana mungkin ada hotel di sini. Rumahku yang paling luas di sini. Aku juga punya kamar kosong.” Kata Kepala desa.
“Pak... Bolehkan kami menginap sehari saja di rumahmu?” kata Dae Oh mulai merayu. Kepala desa pun menganguk setuju. Dae Oh bisik kalau Tanpa mereka.
“Omong-omong, bagaimana soal izin syutingnya?” ucap Kepala desa. Dae Oh mengeluh kalau Tadi pagi sudah memberikan izin.
“Memang, tapi setelah kupikir lagi, aku tak tinggal sendiri di sini. Bisakah hanya dengan izinku seorang? Tentu saja tidak.” Ucap kepala desa
“Benar, Pak... Jadi, apa yang harus kami lakukan?” tanya Ae Jung penasaran. 


Kepala desa memberikan tumpukan baju dan meminta mereka semua agar memilihnya, Tapi Dae Oh dkk hanya diam saja.  Kepala desa memberitahu kalau mereka tak punya waktu kareanBanyak hal yang harus mereka kerjakan sebelum orang-orang datang.Semua hanya diams aja.
“Apa Kalian tak mau dapat izin syuting? Kenapa diam saja?.. Baiklah. Aku tak akan memberikan…” ucap Kepala Desa mengancam
“Pak, tunggu.. Tentu saja kami mau pakai ini. Lihat ini! Ayo, cepat pilih.” Kata Ae Jung memberikan mereka pakaian. Dae Oh meminta agar mmberikan baju warna ungu. 

Ha Nee masuk ke rumah Dong Chan dan langsung berteriak bahagia karena Rumah temanya bagus sekali dan Seratus kali lebih besar dari rumahnya. Dong Chan malu merasa Ha Nee itu berlebihan. Ha Nee heran Dong Chan yang tak bilang bahwa sangat kaya.
“Omong-omong, apa pekerjaan ayahmu?” tanya Ha Nee. Dong Chan terlihat bingung.
“Jadi Di mana kamarmu?” tanya Ha Nee seperti ingin mengalihkanya. Dong Chan menunjuk Di lantai dua.
“Lantai dua? Hebat. Aku mau ke sana.” Ucap Ha Nee lalu bergegas masuk. Dong Chan melihat kotak uang yang biasa ditaruh uang oleh ayahnya. 

Dong Chan masuk ke kamar membawa minuman, meminta maaf karena datang menunggu lam, tapi Ha Nee tak ada diruanganya. Ia pun mencari Ha Nee dikamar lain dan masuk ke ruangan kerja ayahnya, dan tak ada Ha Nee didalam. Saat akan keluar Dong Chan penasaran dengan ruangan ayahnya.
Ia masuk ke ruangan dan tak sengaja menyalakan video dan terlihat wajah seorang wanita dengan pakaian china dan wajahnya mirip dengan Ae Jung. Dong Chan pun kaget melihat foto yang ada diatas meja disimpan pada kamar rahasia ayahnya. 

Ha Nee berteriak memanggil Dong Chan. Dong Chan buru-buru keluar kamar. Ha Nee mengeluh Dong Chan yang tak jawab waktu memanggil.  Dong Chan pun meminta maaf.  Ha Nee pikir benar dengan yang dipikirkanya.
“Rumahmu sangat besar hingga bisa bermain petak umpet. Mustahil bisa begini di rumahku... Ini ruang apa…” ucap Ha Nee dan Dong Chan menahanya.
“Ini untukmu.” Kata Dong Chan mengalihkan Ha Nee memberikan uang. Ha Nee bingung uang apa itu.
“Kau perlu uang untuk tes DNA, 'kan? Aku tak memberikannya cuma-cuma. Aku meminjamkannya. Kau juga pasti tak mau jika kuberikan. Terimalah. Ini karena aku juga penasaran siapa ayahmu.” Ucap Dong Chan.
“Dong-chan…” ucap Ha Nee berkaca-kaca. Dong Chan seperti sangat berharap kalau Ae Jung sebagai ibunya. 


Ha Nee membuka buku [DAFTAR KANDIDAT AYAH OH YEON-WOO] dan berkomentar kalau  Ini menjadi lebih mudah berkat Dong-chan. Ia pun melihat di lembar pertama  AYAH: RYU JIN, IBU: NOH AE-JUNG lalu berpikir  Sekarang  hanya perlu rambut pria itu.
Ia melihat ponselnya berdering tapi tak ada di phonebooknya, lalu mengangkatnya. Ae Jung menelp sang anak dari rumah kepala desa. Ha Nee kaget ibunya menelp dari nomor yang berbeda.


Nyonya Choi sedang masak didapur, menerima pesan dari Yeon Woo “Bu Choi, sepertinya aku tak bisa pulang karena ada urusan. Jangan mengkhawatirkanku.” Ia lalu merasa  Tumben sekali Yeon Woo tak pulang. Ha Nee keluar kamar memberitahu neneknya.
“Katanya Ibu tak pulang hari ini.” Ucap Ha Nee. Nyonya Choi kaget dan ingin tahu alasanya.
“Mungkin dia sibuk. Baterai ponselnya habis, jadi, tak bisa dihubungi. Katanya jangan khawatir.” Ucap Ha Nee.
“Astaga... Apa Akhirnya dia bertindak?” kata Nyonya Choi merasa Yeon Woo melakukan sesuatu dengan anaknya. 


Kepala desa memangil mereka agar keluar kamar kalau  persiapannya sudah selesai. Ae Jung keluar dari kamar dan empat orang pria keluar dengan style yang sederhana.  Istri kepala desa berkomenatr merkea seperti memakai seragan dan Sangat cocok.
“Sepertinya kalian sudah siap bekerja.” Ucap kepala desa. Sang istri meminta mereka  Duduk dahulu sebentar karena akan bawakan minum.
“Kami tak punya waktu untuk minum. Kami harus bekerja keras.” Ucap Ae Jung. Kepala desa melihat Ae Jug yang bersemangat sekali.
“Kenapa dia semangat sekali hari ini? Seperti orang yang sangat ingin memisahkan diri.” Ejek Dae Oh. Ae Jung langsung melirik sinis. 

“Sebenarnya tak banyak yang harus dikerjakan. Tapi karena tamunya akan banyak… Pertama, kita harus menyiapkan makan malam. Siapa yang cocok melakukan ini?” ucap Kepala desa memilih dari empat pria.
“Menyiapkan makan malam? Kalau itu… Sepertinya Pak Koo cocok melakukannya.” Ucap Ae Jung. Tuan Koo kaget ditunjuk oleh Ae Jung
“Dia sangat menyayangi keluarganya. Selain itu… sepertinya dia juga mahir menggunakan pisau.” Ucap Ae Jung
“Kalau begitu, Pak Koo akan menyiapkan makan malam. Selanjutnya… Mengatur api? Ini pekerjaan yang penting.” Ucap Kepala desa. Yeon Woo dan Dae Oh langsung mengangkat tangan bersamaan.
“Akan kuserahkan kepada Pak Oh.” ucap Ae Jung. Kepala desa meminta agar berHati-hati agar tak banyak asap. Dae Oh pun kesal melihat Ae Jung tak memilihnya.
“Memotong kayu? Memotong kayu sangat sulit.” Kata Kepala desa. Ae Jun menatap ke arah Dae Oh
“Kalau begitu, biar Pak Cheon yang melakukannya.” Ucap Ae Jung. Kepala desa menyuruh agar memotonglah sebanyak mungkin.
“Tapi tanganku sedang terluka.” Ucap Dae Oh. kepala desa membeirtahu Kayunya tak banyak dan memutuskan Pak Cheon yang memotong kayu.
“Sebentar! Ada hal penting. Sepupu jauhku juga tinggal di sini. Dia punya swalayan. Aku mau aktor kita, Ryu Jin, yang ke sana. Dia penggemar beratmu.” Ucap kepala desa. Ryu Jin mencoba untu bersembunyi
“Bagus sekali. Kini, pembagian tugas sudah selesai.” Kata Ae Jung akan pergi. Ryu Jin langsung berdiri.
“Aku perlu manajer... Sebagai selebritas yang akan segera mendunia,maka aku tak bisa ke swalayan sendiri.” Kata Ryu Jin. Dae Oh yang mendengarnya hanya bisa mengeluh. 

Dae Oh memotong kayu sambil mengeluh Ae Jung memberikan tugas yang tersulit. Ia merasa kalau terlalu cerdas untuk ini merasa kalau bisa melakukanya. Ia mencoba membelah kayu tapi malah tak terbelah dan membuat tanganya kesakitan.
“Caramu memotongnya salah.” Komentar Yeon Woo. Dae Oh berpura-pura baik-baik saja.
“Kapan aku bisa nyalakan api jika kau tak bisa memotong ini?” ucap Yeon Woo mengejek. Dae Oh mengeluh kalau Yeon Woo itu Menyebalkan.
“Sepertinya kau merasa kita sudah akrab. Kau bahkan perlihatkan hal menggemaskan begini.”ucap Dae Oh
“Apa Kau pikir aku bercanda? Kau salah” ucap Yeon Woo yang berhasil membela kayu. Dae Oh pun ketakutan melihat Yeon Woo yang pinta membela kayu
“Canggung sekali... Kau… Aku tahu kau pasti frustrasi karena aku.” Ucap Dae Oh
“Tidak sama sekali. Ae Jung tak akan goyah walaupun kau ada di sampingnya.” Ucap Yeon Woo yakin
“Yang benar saja... Kau benar-benar percaya diri.” Keluh Dae Oh. Yeon Woo merasa Setidaknya yakin akan satu hal.
“Kau tak akan bisa membahagiakan Ae Jung. Kau mungkin saja menyakitinya untuk kali kedua. Kau memang tak tahu apa pun. Tak akan pernah tahu kau menyakitinya untuk yang ke berapa kali. Maka itu, kau tak bisa memilikinya. Jika kau hanya mau mempermainkan hati Ae Jung, berhentilah sekarang.” Tegas Yeon Woo. 


Dae Oh hanya bisa terdiam, Yeon Woo pamit pergi membawa banyak kayu. Saat itu kepala desa datang membawa kayu yang harus dibelah melihat keduanya seperti habis adu mulut. Ia pun bertanya Apa ada masalah di antara mereka. Dae Oh mengaku Tak ada apa-apa.
“Di mana swalayan itu? Sepertinya aku perlu ke sana.” Ucap Dae Oh. Kepala Desa bingung bertanya Kenapa mau ke sana
“Aku ada urusan dengan Nona Noh.” Kata Dae Oh. Kepala desa memperingatkan Dae Oh agar jangan coba mengelabuinya.
“Sampai tadi pagi, aku masih berpikir kau orang yang baik. Kau harus selesaikan tugasmu. Ini takkan makan waktu lama.” Kata Kepala desa marah Dae Oh hanya bisa menghela kesal
“Astaga.. Aku akan pergi setelah menyelesaikan ini. Aku akan memotongnya sekecil mungkin.” Kata Dae Oh lalu mengeluh kalau ini Menyebalkan.

“Ini bukan waktunya aku memotong kayu. Dia Perlu manajer, katanya? Kau tak bisa membodohiku. Aku harus ke sana.” Ucap Dong Chan akhirnya mengayuh sepeda dengan penuh tenaga.
Di sisi rumah, Tuan Ko menelp Tuan Kim kalau akan urus semua di sini jadi meminta agar jaga saja Dong-chan. Ia mengingat ucapan pria yang mengikutinya “Wanita itu sangat mirip Tan Zi Yi. Biarpun aku mati, orang lain akan datang.” Lalu mengeluarkan pisau yang tajam dan menaruhnya didalam kaos kakinya. 

Istri Kepala desa memanggil Tuan Koo memberitahu kalau Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga. Tuan Koo melihat ikan besar didepanya. Istri Kepala desa memberitahu Pertama, pegang kepalanya, lalu mulai bersihkan ikannya dari ekor.
“Lalu potong kepalanya. Ini Mudah, 'kan? Awalnya memang sulit, tapi akan mudah setelah dicoba.” Ucap istri kepala. Tuan Koo melihat pisau istri kepala desa dan langsung mengeluarkan pisau miliknya.
“Apa di sekitar sini ada orang yang mencurigakan?” tanya Tuan Koo sambil membersihkan ikan. Si istri mengaku tak paham maksudnya.
“Atau mungkin… orang yang mencari seseorang.” Tanya Tuan Koo. Si istri mengaku Sepertinya tak ada.
“Omong-omong, di mana swalayan itu?” tanya Tuan Koo. Si istri menawab Arah pukul 09.00 setelah ladang cabai lalu melonggo.
Tuan Koo berhasil membuat potongan ikan dengan baik terpisah antara tulang dan daging ikan. Tuan Koo akan pergi ke swayalan. Tapi istri kepal desa meminta melakukan sekali lagi. Tuan Koo bingung dan si istri menunggu baskom besar  yang Masih ada banyak ikan.

Di swayalan, banyak foto Ryu Jin di dinding. Ae Jung hanya bisa melonggo melihatnya. Ryu Jin sedang berbicara dengan fans ahjummanya yang memberikan banyak barang. Si bibi mengaku Saat mendengar Ryu Jin di rumah sepupunya maka jantungnya sangat berdebar.
“Aku penggemarmu sejak kau jadi Cheon-dung di drama “Tertawalah, Cheon-dung.” Ucap si bibi. Ryu Jin tak percaya mendengarnya.
“Kenapa kau sangat mahir berakting? Aku selalu menangis tersedu-sedu jika melihatmu menangis.” Kata si bibi
“Benar sekali. Dia selalu berusaha keras sejak kuliah. Dia selalu melatih setiap dialognya dari pagi hingga malam. Dia orang yang tekun. Itu sebabnya dia bisa berakting dengan baik.” Ungkap Ae Jung memuji
“Sebentar...Aku ingin memberikan tanda tanganku kepadamu.” Kata  Ryu Jin menaruh banyak barang dilantai. Si bibi pun berteriak bahagia.
Ryu Jin langsung membentangkan syalnya dan memberikan tanda tanganya  [RYU JIN DARI SATU-SATUNYA CHEON-DUNG BAGIMU] Si bibi pun dengan senyuman membalas akan kirim semua barang semua untuknya, karena tak mungkin Ryu Jin bisa membawanya.
Mereka pun foto bersama, Si bibi memuji Ryu Jin yang benar-benar tumbuh dengan baik, bahkan Tinggi dan tampan. Ryu Jin mengucapkan terimakasih. Ae Jung sudah siap mengambil gambar. Si bibi kembali memuji kalau Ryu Jin memang Pria yang gagah.


Nyonya Song menelp Manager Myung bertanya Di mana Jin. Manager Myung dengan nada gugup mengaku ada Di rumah. Nyonya Song tak percaya dan ingin memastikan tapi Manager Myung yakin artisnya ada dirumah.
“Aku tahu. Dia sedang mandi, tak bisa menjawab telepon.” Ucap ManagerMyung dan Nyonya Song sudah masuk rumah melihat kamar mandi Ryu Jin yang kosong.
“Bu Song, ada hal penting? Kalau begitu… aku akan coba masuk dan pastikan apa dia bisa terima telepon. Aku coba masuk ke kamar mandi dahulu. Tunggu sebentar.” Ucap Manager Myung.
Nyonya Song sudah ada di ruang tengah melihat ada banyak bonek dan juga hadiah. Di telp Manaer Myung berpura-pura bicara dengan Ryu Jin “Jin, kau sudah selesai? Ada telepon dari Bu Song.” Lalu kaget melihat Nyonya Song sudah ada didalam rumah.
“Kenapa? Apa ini sesuatu yang seharusnya tak kulihat?” kata Nyonya Song. Manager Myung hanya bisa terdiam dengan wajah kaget. 


Ae Jung berjalan melihat Ryu Jin dan langsung tertawa. Ryu Jin bingung Kenapa Ae Jung tertawa Ae Jung mengejek kalau Gaya pakaian Ryu Jin sangat kampungan. Ryu Jin membalas kalau Ae Jung juga sama dengannya. Ae Jung pun membenarkan.
“Tapi karena kita berdua berpakaian begini, aku jadi lebih nyaman karena tak ada yang salah paham.” Ucap Ae Jung.
“Kau bilang "Salah paham"?” kata Ryu Jin bingung. Ae Jung pikir Ae Jung itu tak tahu.
“Dulu orang-orang tak suka kepadaku karena aku selalu bersamamu. Dulu aku memang sangat polos. Berani-beraninya aku menjadi tangan kanan pacar kampus. Namun, saat Oh Dae-o masuk kampus, dan kita bertiga menjadi akrab, sebagian orang berhenti membenciku. Untunglah dia datang.” Kata Ae Jung 
“Bagiku, itu hal yang paling aku sesali. Seharusnya kita bertiga tak seakrab itu. Seharusnya aku tak akrab dengan Dae-Oh, dan membiarkan dia jatuh hati kepadamu.” Ucap Ryu Jin
“Jin... Aku sangat berterima kasih kepadamu. Karena Ryu Jin yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia tidak melupakanku, dan memperlakukanku seperti saat kuliah. Namun… hanya sebatas itu.” Kata Ae Jung
Ryu Jin yang tadinya tersenyum langsung berubah sedih. Ae Jung memberitahu kalau  kalau ia sekarang bukan lagi Noh Ae Jung yang berumur 23 tahun yang Ru Jin kenal, karena sekarang ia adalah seorang ibu yang hanya memikirkan bekal anaknya setiap hari.
“Aku Noh Ae Jung yang berumur 37 tahun.” Kata Ae Jung. Ryu Jin meminta agar Ae Jung mendengarkanya tapi saat itu mobil traktor lewat.
“Jin... Aku tak bisa mendengarmu sama sekali.” ucap Ae Jung. Ryu Jin mencoba memberitahu perasanya, tapi saat itu Dae Oh datang. 



Dae Oh berteriak menyuruh keduanya minggir dan akhirnya turun dari sepeda dan menjatuhkan sepedanya. Ae Jung mengeluh dengan tingkah Dae Oh. Dae Oh pun memastikan keadaan Ae Jung lebih dulu lalu memberitahu kalau rem sepedanya rusak.
“Kenapa kau ke sini?” tanya Ae Jung. Dae Oh mengaku ada sedikit urusan. Ae Jung pun menyuruh Dae Oh agar segera pergi.
“Tidak... Urusanku ada di sini... Aku tak tahu kau selicik ini. Dia produser film kita, bukan manajermu. Jika kau tak bisa sendiri, seharusnya ajak manajermu.”kata Dae Oh pada Ryu Jin 
“Pak Cheon! Hentikan... Kita semua bukan teman, tapi rekan kerja.” Tegas Ae Jung.
“Hei, Dae-o. Kau pikir…” kata Ryu Jin akan marah. Ae Jung pun menyuruh Ryu Jin agar diam. Keduanya pun hanya bisa terdiam.
“Dulu kita memang tiga sekawan yang akrab, tapi kini bukan. Aku tak mau pekerjaan kita terganggu karena urusan pribadi. Aku mau filmku ini sukses. Jadi, tolong bantu aku. Mengerti?” tegas Ae Jung lalu berjalan pergi. Ryu Jin pun mengikutinya dan Dae Oh dibelakangnya. 


Di depan pantai, Ae Jung melonggo melihat spanduk [SELAMAT DATANG, MEGABINTANG RYU JIN] Yeon Woo sibuk memastikan api tetap menyala. Tuan Koo pun sibuk menyiapkan bahan makanan. Kepala desa berteriak kalau Kapan lagi kita bisa makan besar seperti hari ini.
“Astaga. Nona Noh... Lihatlah... Dia Ryu Jin asli, bukan palsu.. Aktor film itu!” ucap Kepala desa dan semua warga melihat Ryu Jin memujinya Tampan sekali.
“Tapi sedang ada acara apa ini?” tanya Ae Jung bingung. Kepala desa mengaku Rapat desa.
“Sepertinya ini pesta.” ucapAe Jung. Dae Oh pikir Ini pasti bukan rapat dan merasa tertipu.
“Seorang aktor terkenal seperti Ryu Jin datang ke desa kami di pulau. Tak mungkin kami berdiam diri saja. Ini sambutan dari kami. Ini pesta! Mari rayakan!” teriak kepala desa. Semua pun memberikan tepuk tangan.
“Nona Noh... Apa nanti… Ryu Jin boleh… menyanyikan sebuah lagu?” ucap Kepala desa.
“Pak... Sepertinya akan sulit. Maaf.” Bisik Ae Jung. Kepala desa ingin tahu alasan, lalu mengancam apakah mereka mau syuting di desa.
“Ini semua demi tujuanmu itu.” Kata Ae Jung. Dae Oh mencoba menyelesaikan masalah mendekati Kepala desa kalau sudah bicarakan ini tadi pagi.
“Baiklah... Tapi orang-orang di sini harus menonton filmku dua kali jika sudah tayang.” Kata Ryu Jin. Dae Oh langsung ditinggalkan begitu saja.
“Tentu saja! Jika filmnya sudah tayang, kita akan menonton film itu dua kali. Setelah itu, bisakah kau berfoto dan memberikan tanda tangan juga?” kata kepala desa.
Ryu Jin bingung tapi akhirnya menyetujuinya dan meminta agar sesuai janji memberikan izin syuting kepada kami di depan semua orang di sini. Kepala desa meminat Ryu Jin agar bisa percaya padanya karena ia adalah kepala desa dan mengajak makan dan minum. 



Akhirnya Ryu Jin seperti melakukan jumpa fans memberikan tanda tangan dan foto. Semua ahjumma pun bahagia dan Ryu Jin pun memberikan tanda cinta pada fansnya. Dae Oh menatap Ryu Jin merasa iri karena banyak dikerubungi wanita.
“Haruskah kita berikan mereka izin untuk syuting di desa kita karena mereka sudah membuat hari ini penuh dengan cinta?” tanya kepala desa. Semua pun langsung menyetujuinya.
“Ini Sangat menyebalkan. Aku yang bekerja keras dari pagi, bahkan hingga memotong kayu. Tapi dia yang mendapatkan pujian.” Ucap Dae Oh kesal
“Seharusnya sejak awal kau tak membawa Nona Noh ke sini.” Kata Tuan Koo
“Pak Koo... Sepertinya perkataanmu salah. Aku yang lebih dahulu sampai di pulau ini. Bisa dibilang Nona Noh yang mengikutiku. Kau tak tahu apa-apa.” Ucap Dae Oh
“Terserah kau.. Teruslah berusaha sampai kita dapatkan tanda tangan izin syuting” kata Tuan Koo
“Pak Koo... Kau investornya. Bukankah investor harus memberikanjalan keluar pada saat begini?” ucap Dae Oh tiba-tiba langsung memukul Tuan Koo. Tuan Koo marah memegang pisaunya. Dae Oh mengaku ada nyamuk.
“Kau tak tahu cara memakai uangmu. Aku menjadi kesal... Omong-omong, ke mana Ae Jung? Kita sedang sibuk begini.”kata Dae Oh lalu kaget melihat Tuan Koo yang bagus memotong buah layaknya di hotel. 


Di belakang Ae Jung terlihat kelelahan membuat Jeon, Yeon Woo datang memberikan Minuman cokelat pesanannya datang. Ae Jung tersenyum melihat minuman coklat lalu bertanya dapat dari mana. Yeon Woo mengaku Ada di dapur, jadi sengajak seduh.
“Secangkir kenyamanan.” Kata Ae Jung. Yeon Woo mengaku belajar dari Ha-nee. Ae Jung pikir Ha-nee mengajarkan Yeon Woo banyak hal aneh.
“Melihat ternyata kau memang suka, mungkin dia beri tahu ini agar bisa dapatkan hatimu.” Ucap Yeon Woo
“Tapi Yeon-woo, bagaimana kau bisa ke sini?” ucap Ae Jung. Yeon Woo terlihat bingung mencari alasan.
“Karena kau tak bisa dihubungi, aku pergi ke kantormu. Pegawai di sana berkata kau ada di sini. Jadi, aku datang karena khawatir.” Ungkap Yeon Woo
“Aku punya banyak utang budi kepadamu. Jadi, aku selalu merasa bersalah. Kau selalu berbuat banyak untukku, tapi aku tak bisa membalasmu dengan apa pun. Maafkan aku.” Ucap Ae Jung
“Ae Jung, aku hanya…” kata Yeon Woo. Ae Jung memotongnya pamit pergi lebih dulu.
“Aku terlalu lama di sini... Terima kasih untuk ini.” Kata Ae Jung. Yeon Woo hanya bisa terdiam melihat Dae Oh pergi seperti tak memberikan kesempatan.
Bersambung ke part 2



Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar