PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 30 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dae Oh berani mencium Ae Jung dan tiba-tiba Nyonya Choi dan yang lainya datang ke ruangan. Ae Jung langsung berdiri tegak dengan membalikan badanya.  Ha Nee melihat ibunya terlhat curiga. Hye Jin datang dengan wajah panik melihat Dae Oh yang sudah siuman.
“Sakit sekali.”keluh Dae Oh berpura-pura melihat semua datang. Dokter akhirnya memeriksa keadaan Dae Oh.
“Sepertinya dia sedikit demam, dan napasnya sesak. Apa ada yang salah dengan operasinya?” tanya Nyonya Choi panik
“Ibu...Diam saja dahulu.” Ucap Ae Jung berbisik karena malu sebelumnya berciuman. Ha Nee terus menatap ibunya dan juga Dae Oh.
“Kenapa? Ibu begini karena cemas.” Kata Nyonya Choi. Dokter pikir kalau Nyonya Choi tak perlu cemas.
“Biasanya, aktivitas semacam itu akan menstimulasi saraf simpatik dan melepaskan adrenalin dalam jumlah yang banyak.” Jelas Dokter. Dae Oh yang malu langsung menutup wajahnya. Ae Jung pun memalingkan wajahnya.
“Aktivitas apa?” tanya Nyonya Choi bingung. Dokter akhirnya memberitahu  Intinya, operasi menantunya sudah berjalan dengan lancar,
“dan dia hanya perlu beristirahat total beberapa hari.” Jelas Dokter. Nyonya Cho bingung karena Dae Oh dianggap "Menantu"
“Dokter… Hubungan kami tak seperti itu.” Ucap Ae Jung. Dokter hanya tersenyum dan akhirnya pergi.
“Kenapa kau pergi begitu saja? Imajinasi dokter itu terlalu tinggi. Bagaimana bisa dia berpikir mereka pasangan menikah?” ucap Hye Jin. Dae Oh dan Ae Jung hanya bisa terdiam.
“Ya. Dokter itu keterlaluan.” Komentar Tuan Wang. Yeon Woo yang melihatnya pun seperti menahan perih dihatinya.
“Benar, 'kan? Aku juga berpikir begitu”kata Ae Jung. Ha Nee merasa tak enak hati akhirnya pamit pergi pada ibunya.
“Ada yang harus aku lakukan.” Kata Ha Nee. Ae Jung bingung kemana Ha Nee akan pergi. Yeon Woo akhirnya pamit perg.
“Benar. Aku juga harus pergi... Ibu akan datang lagi besok. Beristirahatlah... Sampai bertemu lagi, Hye-jin.” Ucap Nyonya Choi seperti sengaja membiarkan mereka berdua lalu memberikan kode agar Hye Jin dan Tuan Wang pergi.
“Ada apa dengan suasana di sini? Orang-orang akan salah paham jika kalian begini.” Kata Hye Jin
“Apa kalian benar punya hubungan seperti itu?” tanya Tuan Wang. Hye Jin melihat keduanya seperti tak percaya. Hye Jin dan Dae Oh hanya diam saja. Keduanya pun akhirnya berpikir kalau dugaan mereka benar. 




Ha Nee duduk sendiri di luar ruangan. Yeon Woo melihat Ha Nee lalu berkomentar kalau lupa menaruh snack di ruang rawat. He Nee menatap Yeon Woo yang datang,  lalu berkomentar kalau Ibunya tampak lebih bahagia saat bersamanya.
“Lantas? Apa kau sedih?” tanya Yeon Woo. Ha Nee mengaku  Tidak. Bukan begitu. Tiba-tiba terdengar suara jeritan Nyonya Joo memanggil nama Yeon Woo. 

Yeon Woo kaget melihat ibunya yang datang, Nyonya Joo langsung memastikan anaknya baik-baik saja dan bertanya apakah terluka dengan wajah panik. Ha Nee menatap keduanya dengan wajah bingung.  Yeon Woo mencoba menenangkan ibunya.
“Kenapa kau selalu membuat ibu cemas? Ini alasan aku tak menyukai Noh Ae Jung. Karena aku tahu kau akan melakukan apa pun untuk dia. Ibu tak akan membiarkan wanita itu. Ibu akan menghancurkannya, bagaimanapun caranya.”kata Nyonya Joo marah.
Ha Nee hanya bisa terdiam ibunya dibenci dan Yeon Woo merasa tak enak hati pada Ha Nee. 

“Siapa yang mau kau hancurkan?” ucap Nyonya Choi tiba-tiba datang. Yeon Woo pun menyap dengan sopan. Nyonya Joo kaget melihat Nyonya Choi didepanya.
“Siapa kau sampai mau menghancurkan anakku?” kata Nyonya Choi. Nyonya Joo mengangkat wajahnya dan memberikan kartu namanya.
“Aku direktur SMP Hanbak, CEO Cheonmyeong Entertainment, dan ibu dari Pak Oh. Namaku Joo Bo-hye.” Ucap Nyonya Joo.
Nyonya Choi mengerti dan melihat Ha Nee menyuruh cucunya gar  ganti baju di kamarnya dan menunggu disana. Ha Nee pun pergi meninggalkan ketiganya. 

“Sebenarnya aku sangat penasaran apa yang anakmu lakukan sampai anakku yang polos, Oh Yeon-woo, mau menjadi ayah bagi anak yang tak punya ayah itu.” Ucap Nyonya Joo sinis berbicara diluar rumah sakit. Yeon Woo marah mendengarnya.
“Aku tadi bilang kepadamu. Yeon-woo adalah anak tunggal dari keluarga berkelas, dan nantinya akan menjadiCEO Cheonmyeong Entertainment. Dia tak pantas beradadalam lingkungan begini.” Kata Nyonya Joo bangga
“Aku sama sekali tak tahu tentang perusahaan itu.” Balas Nyonya Choi. Nyonya Joo melonggo kaget mendengarnya.
“Bagaimana bisa kau tak tahu?” keluh Nyonya Joo tak percaya. Yeon Woo terlihat mencoba sabar berdiri disamping ibunya.
“Aku juga tak peduli Yeon-woo berasal dari keluarga seperti apa.” Ucap Nyonya Choi
“Hei! Mungkin kau tak peduli tentang itu, tapi itu hal yang sangat penting bagiku.” Kata Nyonya Joo
“Keluarga kami suka Yeon-woo hanya karena dia Yeon-woo.Sebuah berkah bagi keluarga kami karena bisa tinggal bersama dengan pria yang hebat seperti dia. Kami juga penasaran tentang orang tuanya karena bisa membesarkan anak hebat seperti dia.” Ungkap Nyonya Choi. Yeon Woo tersenyum mendengarnya.
“Apa? Maksudmu…” kata Nyonya Joo malu. Nyonya Choi pun meminta agar bisa memperjelasnya.
“Sepertinya kau merendahkan Ae Jung karena dia hanya seorang ibu tunggal yang punya putri. Namun, kau salah. Orang yang disukai Yeon-woo, seorang pria yang sangat hebat ini, adalah anakku, Ae Jung.” Tegas Nyonya Choi
“Satu hal lagi. Anakku juga seorang putri tunggal dari keluarga berkelas. Mungkin kau tak tahu ini. Tapi dia putri keluarga keren dan terkenal di Sindang-dong.” Ucap Nyonya Choi
Nyonya Joo tak percaya mendengarnya dan hanya bisa terdiam. Nyonya Choi pun pergi. 



Yeon Woo berjalan lebih dulu dengan wajah marah. Nyonya Joo mengejar anaknya meminta agar tak marah dan mengaku  datang karena mengkhawatirkannya. Yeon Woo kesal karena ibunya itu bukan khawatir, tapi posesif.
“Akibat keposesifan Ibu, keluarga Ae Jung hampir terluka lagi.” Tegas Yeon Woo marah. Nyonya Joo tak percaya mendengarnya
“Apa Ibu masih tak paham? Apa ibu Masih tak paham alasanku menyukainya dan mau melindunginya?” tanya Yeon Woo. Nyonya Joo pikir Tentang itu…
“Saat berhenti menjadi atlet karena cedera dan merasa mau mati, Ibu tak ada di sampingku, tapi Ae Jung ada. Hari impianku hancur adalah hari paling membahagiakan bagi Ibu. Namun, Ae Jung berada di sampingku dan menghiburku.” Tegas Yeon Woo
“Yeon-woo, waktu itu…”kata Nyonya Joo tapi Yeon Woo langsung menyela ucapan ibunya.
“Itu sebabnya, aku mau melakukan sesuatu untuknya. Pada saat tersulitnya, aku ingin di sampingnya dengan cara apa pun.” Tegas Yeon Woo. 


Flash Back
Yeon Woo sudah bersiap dengan surat ditanganya [UNTUK AE-JUNG] lalu menyakikan diri agar Jangan takut karena pasti bisa. Ia pikir Hanya perlu ikuti perintah teman-temanlalu masuk ke PEMANDIAN. Saat itu terdengar suara Nyonya Choi dengan nada tinggi.
“Pergilah ke klinik. Gugurkan anak itu, dan lupakan semua. Kenapa diam saja? Ayo, ke klinik! Kau baru 23 tahun. Bagaimana bisa punya anak?” teriak Nyonya Choi
“Aku akan melahirkannya... Aku mau memilikinya. Aku tak bisa menggugurkannya!” ucap Nyonya Choi. Bunga yang dibawa Yeon Woo pun terjatuh karena kaget.
“Kalau begitu, setidaknya katakan siapa ayah anak itu. Di mana pria sialan itu sekarang?” kata Nyonya Choi
“Dia sudah mati! Harus berapa kali aku ulangi? Akan kulahirkan anak ini. Aku sudah berpikir matang, jadi, jangan hentikan aku!” ucap Ae Jung lalu melangkah pergi
Yeon Woo buru-buru bersembunyi, Ae Jung pun kelaur dari sauna, Nyonya Choi pun tak bisa mengerjanya. 

Yeon Woo melihat Ae Jung yang menangis sambil berjongkok. Ae Jung mengangkat wajahnya melihat Yeon Woo akhirnya datang dan menghapus air matanya merasa tak enak karena Hari ini tak bisa memberikan minuman gratis untuknya.
“Sebenarnya… aku tak berniat menguping. Tapi… aku mendengar pembicaraan kalian tadi.” Ungkap Yeon Woo
“Aku harus pergi sekarang. Maaf.” Kata Ae Jung. Yeon Woo berkata kaalu akan membantunya. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Kau tak bisa hadapi ini sendiri... Jadi, aku…” ucap Yeon Woo. Ae Jung menegaskan pada Yeon Woo salah dengar tadi. Yeon Woo memohon.
“Tolong lupakan yang tadi kau dengar. Tolong pura-pura tak dengar.” Ucap Ae Jung 
“Aku akan ada di sampingmu. Jangan takut karena aku akan ada di sampingmu. Dan jangan menangis.”ucap Yeon Woo
“Pulanglah, Yeon-woo. Jangan datang lagi ke sini.” Kata Ae Jung tak ingin membuat Yeon Woo terbebani. 


Di dalam mobil, Nyonya Joo duduk dengan wajah gelisah mengingat yang dikatakan Yeon Woo “Ibu tak ada di sampingku, tapi Ae-Jung ada.”  Sementara di rumah, Nyonya Choi sedang memasak mengingat yang dikatakannya pada Nyonya Joo.
“Dia masih ibu Yeon-woo. Seharusnya aku lebih halus kepadanya... Aku memang penuh emosi.” Ucap Nyonya Choi merasa bersalah. 

Yeon Woo pulang memanggil Nyonya Choi, Nyonya Choi pun menayap Yeon Woo yang sudah pulang. Yeon Woo bertanya apakah Nyonya choi sedang memasak. Nyonya Choi menganguk karena merasa mereka Ksemua sudah kesulitan jadi mau buat makanan.
“Apa Ibumu sudah pergi?” tanya Nyonya Choi. Yeon Woo menganguk. dan langsung meminta maaf.
“Perasaanmu pasti terluka karena ibuku.” Kata Yeon Woo. Nyonya Choi pikir Tidak begitu karena Tadi suaranya lebih tinggi daripada Nyonya Joo.
“Tapi apa kau terluka karenaku tadi?” tanya Nyonya Choi. Yeon Woo mengaku Tidak sama sekali.
“Terima kasih, Bu Choi.. Kau sudah bicara begitu tadi. Katamu kau menyukaiku karena diriku dan merasa diberkahi karena bisa tinggal bersama denganku.”ucap Yeon Woo
“Memang itu kenyataannya.” Kata Nyonya Choi.Yeon Woo pun juga merasa seperti itu.
“Aku juga sangat senang bisa di sampingmu, Ha-nee, dan Ae Jung. Kalian sungguh seperti keluargaku. Namun, aku harus pindah dari sini.” Ucap Yeon Woo. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Aku sangat bahagia selama tinggal di sini. Terima kasih, Bu Choi.” Kata Yeon Woo. 


Di depan mesin minuman, Ae Jung terus memasukan uang koin tanpa henti teringat ucapan Ha Nee “Ibu, aku pergi dahulu. Ada yang harus aku lakukan.” Ia seperti merasa kalau Ha Nee tahu hubungan dengan Dae Oh lalu marah. Dae Oh datang mengambil minuman.
“Kenapa kau masukkan koin sebanyak itu? Apa Kau mau menabung?” ejek Dae Oh
“Berikan kepadaku. Aku mau pergi.” kata Ae Jung sinis. Dae Oh langsung mengeluh kesakitan pada tanganya.
“Ada apa? Kau kenapa? Aku sudah bilang, diamlah di ruanganmu.” Ucap Ae Jung panik
“Kau aneh... Kau menyakitiku, lalu khawatir. Ae Jung. Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Kau begini karena Ha-nee, 'kan?” ucap Dae Oh
“Kita memang bisa mulai semua dari awal. Tapi ini semua bukan berarti kau bisa menjadi keluarga kami.” Tegas Ae Jung
“Aku paham. Aku tak berharap Ha-nee mau menerimaku hanya karena aku ayah kandungnya. Dia tak akan menerimaku hanya karena itu. Ini kesempatan untuk selamanya di samping kalian. Jangan khawatir.” Ucap Dae Oh memastikan.
“Aku tak akan berlaku sesuka hati seperti dahulu. Akan kutunggu dengan sabar sampai Ha-nee mau menerimaku. Aku akan berusaha. Jangan khawatir. Percayalah kepadaku. Aku pergi dahulu.” Kata Dae Oh lalu pergi lebih dulu. Ae Jung pun hanya terdiam menatapnya. 



Di ruangan, Tuan Koo mencoba memakai bajunya tapi terlihat kesusahan karena perbannya. Dong Chan melihat ayahnya langsung mendekatinya, sambil mengeluh kalau kalau bisa minta tolong kepadanya dan melakukannya sendiri.
“Ayah terluka parah. Harusnya dirawat dahulu. Kau harus Minum obat dan disuntik.” Ucap Dong Chan khawatir.
“Dong-chan, duduklah sebentar.” Ucap Tuan Koo. Dong Chan pun duduk didepan ayahnya.
“Mungkin kau pernah lihat ini, jadi, aku minta maaf karena tak beri tahu lebih awal. Aku takut kau ingat semua hal mengerikan itu dan terluka karenanya. Aku tak bisa berbuat apa-apa.” Ucap Tuan Koo memperlihatkan foto ibu dari Dong Chan.
“Ibumu hanya memikirkanmu, bahkan sampai akhir hayatnya. Maaf… karena tidak bisa melindungi ibumu sampai akhir.” Kata Tuan Koo tertunduk sedih
“Tapi kau melindungiku... Terima kasih, Ayah... Terima kasih sudah menjadi ayahku.” Kata Dong Chan tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Tuan Koo tak percaya mendengarnya langsung mengangat wajahnya. 



Di restoran, Hye Jin makan dengan Tuan Wang merasa tak percaya Ternyata Nona Noh dan Pak Cheon punya hubungan istimewa dan membuatnya merinding. Ia pun tahu kalau cerita “Cinta Itu Tidak Ada, Tidak ada cinta, tidak ada Ae Jung!”
“Padahal aku sudah benar dari awal.” Ungkap Hye Jin. Tuan Wang pun berpikir yang sama.
“Kenapa aku baru tahu sekarang bahwa wanita di novel Pak Cheon adalah Nona Noh?” kata Tuan Wang
“ Aku memang pernah kira ada yang aneh dengan hubungan mereka.” Ucap Hye Jin kesal
“Tunggu sebentar. Berapa banyak royalti yang Pak Cheon terima? Karena dia terkenal di dunia…” kata Tuan Wang. Hye Jin pikir Kenapa dengan itu?
“Nona Noh beruntung sekali.  Tiba-tiba dalam semalam dia dapat suami yang sangat kaya.”kata Tuan Wang
“Kenapa kau bicara begitu? Dia sudah bekerja keras membesarkan Ha-nee sendirian tanpa suami. Awalnya, Pak Cheon juga sangat sering menyusahkan Nona Noh. Aku ke toilet dahulu.” Kata Hye Jin kesal lalu melangkahpergi
“Aku tak peduli tentang hal lain. Yang jelas Pak Cheon menghasilkan banyak uang.” Kata Tuan Wang lalu teringat sesuatu.
Hye Jin akhirnya kembali dan tak melihat Tuan Wang, lalu bertanya-tanya Ke mana Pak Wang. Ia pun mengeluh kesal pada Tuan Wang kabur lagi tanpa membayar.
Sementara Tuan Wang sibuk mencari buku tabungannya, di meja kerja Ae Jung. Ia menemukan laci yang terkunci seperti berusaha untuk membuka dan mencurinya. 



Di dalam mobil, A Rin menatap keluar jendela. Ryu Jin yang mengemudikan mobilnya berkomentar kalau Ini acara yang berkaitan dengan film, jadi,berpikir Ae Jung akan membatalkannya. Ia pun ingin tahu Ada apa. A Rin pikir ia sudah kesal karena cinta pertamanya gagal.
“Apa aku harus bayar penalti juga? Jika begitu, aku akan sangat rugi.” Ucap A Rin. Ryu Jin dengan senyuman memastikan keputusa A Rin.
“Aku akan tetap membintanginya. Tapi jangan bilang Pak Cheon aku Ko Hyo-sim. Itu memalukan. Aku juga akan merahasiakan bahwa Ryu Jin, sang aktor terhebat, ditolak oleh Nona Noh.” Ucap A Rin
“Hei! Siapa yang ditolak? Aku Ryu Jin. Siapa yang berani begitu? Tak mungkin.” kata Ryu Jin membela diri
 “Jin... Mari jangan anggap semua baik-baik saja saat kita bersama. Bukankah setidaknya kita punya satu orang yang tahu sisi kita yang seperti ini? Bagiku, tak masalah jika kau orangnya.” Ucap A Rin. Ryu Jin pun hanya bisa terdiam. 


Akhirnya A Rin dan Ryu Jin turun dari mobil menyapa semua wartawan yang sudah menunggu. Mereka mempromosikan mobil dengan bahan bakar listrik. Ryu Jin terlihat canggung ketika akan menyentuh baju A Rin.
“Kenapa Jin sangat kikuk hari ini? Jangan-jangan Joo A-rin mengancamnya lagi.” Ucap Manager Myung bingung. Kwang Soo tak mendengarnya bertanya. Manager Myung menjawab Tak apa-apa.
Kwang Soo akhirnya mengajak A Rin pergi, memuji kalau Gayanya hari ini bagus sekali. Ia tiba-tiba berteria memberitahu A Rin meminta agar bisa meihatnya dan memberitahu kalau Ryu Jin dan Bu Song bertemu untuk kali pertama setelah kasus itu.
“Kenapa dia membeku begitu?” ucap A Rin melihat Ryu Jin terlihat tegang bertemu dengan Nyonya Song. 

Manager Myung akhirnya bicara dengan Nyonya Song ingin tahu alasanya datang. Nyonya Song mengeluh mendengar ucapanya dan mengaku tentu untuk membeli mobil lalu menyapa Ryu Jin yang Lama tak bertemu, Ryu Jin pun membalasnya dengan dingin.
“Kau terlihat baik setelah semua kejadian besar itu.” Ucap Nyonya Song. Ryu Jin membenarkan.
“Jin memang orang yang kuat…” ucap Manager Myung. Ryu Jin membalas kalau Bagaimanapun, itu semua hanya rumor jadi tak peduli soal itu.
“Benarkah? Lantas, apa harus ada kasus yang lebih besar agar kau bisa runtuh? Kita bekerja bersama selama sepuluh tahun. Aku tahu segalanya tentangmu. Jika aku cari, bisa saja aku menemukan hal yang lebih besar dari itu.” Kata Nyonya Song mengancam. 

“Astaga, Bu Song... Halo. Lama tak bertemu.” Sapa A Rin. Manager Myung kaget melihat A Rin datang.  A Rin dengan sengaja menyentuh baju Ryu Jin merapihkan bajunya. Ryu Jin kaget.
“Joo A-rin... Lama tak bertemu... Sepertinya kau menjadi akrab dengan Joo A-rin. Setahuku, kalian tak akan bisa menjadi akrab.” Kata Nyonya Song meyindir. Ryu Jin hanya bisa terdiam
“Ya. Aku dan Jin ternyata punya banyak kesamaan. Benarkan, Jin?” ucap A Rin. Ryu Jin membenarkan dengan wajah gugup.
“Aku baru tahu itu.” Ucap Nyonya Song. A Rin pikir Tak apa jika baru tahu.
“Tapi Bu Song, kau keterlaluan waktu itu. Kau hampir merusak karier Jin dengan rumor yang tak dikonfirmasi itu. Kau tahu itu alasan film kami mengalami masalah, 'kan?” ucap A Rin. Nyonya Song kaget mendengarnya.
“Mungkin memang sudah lewat, tapi waktu itu aku sangat kesal. Film ini adalah film penting bagiku. Aku membuang banyak hal, termasuk harga diriku, dan memilih untuk bermain di film ini. Hari ini sangat melelahkan untuk kita. Ayo kita makan bersama.” Ucap A Rin. Ryu Jin pun setuju akan mentraktirnya.
“Omong-omong, Joo A-rin. Bukankah kau harus bersihkan dirimu dahulu jika mau film barumu sukses? Akhir-akhir ini semuanya membicarakanmu, Joo A-rin. Ada rumor bahwa nama, umur, dan segala tentangmu itu palsu.” Ucap Nyonya Song menyindir. A Rin mencoba menjelaskan.
“Tapi lebih banyak rumor tentangmu. Semua berkata kau tak bisa melupakan aku dan hampir hancur. Selain itu, sepertinya kau belum dengar rumor lain tentang Joo A-rin. A-rin orang yang sangat gigih.” Ucap Ryu Jin membela. A Rin tersenyum mendengarnya.
“Dia bisa menjadi seorang Malaikat Asia bukan hanya karena cantik dan baik, tapi karena dia gigih dan selalu berusaha keras. Jika kau mau tahu lebih lagi,maka aku akan ceritakan nanti.” kata Ryu Jin. A Rin pun mengajak mereka pergi. Kwang Soo dan Manager Myung pun pamit pergi. 



Mereka pun akhirnya berjalan sampai ke depan lift. Ryu Jin langsung bisa bernafas lega mengaku sudah aman. A Rin mngaku  karena sangat takut tadi Hanya mata putih Bu Song yang terlihat. Manager Myung mengaku Itu belum apa-apa.
“Kehebatannya adalah menendang. Kakiku sudah sering ditendang olehnya dahulu.” Kata Manager Myung.
“Terima kasih untuk tadi, Joo A-rin.” Kata Ryu Jin. A Rin bertanya Untuk apa?
“Aku begitu karena tak suka kepadanya. Itu alasanku membantumu. Aku juga berterima kasih.” Kata A Rin. Kwang Soo binggung dengan situasi ini merasa sangat menggelikan.
“Aku lapar. Ayo kita makan.” Kata A Rin masuk ke dalam lift. Ryu Jin pikir akan mentraktirnya. Kwang Soo pun melihat keduanya bertanya ada apa denganya.  Manager Myung mengaku tak tahu. 

Nyonya Song bertanya pada Manager Jung Bagaimana progres film Jin. ManagerJung menjawab Sepertinya berjalan lancar. Nyonya Song kesal karena Karena Ryu, ia akhirnya  dituntut, lalu saham dan citra Ssong Entertainment hancur.
“Bagaimana bisa itu berjalan lancar?” kata Nyonya Song. Manager Jung mengatakan Tak ada masalah dalam produksi.
“Tapi menurut pihak terkait, bisa saja produksi akan diundur.” Ucap Manager Jung. Nyonya Song ingin tahu alasanya.
“Pak Cheon dan Nona Noh ada di lokasi kejadian gas bocor waktu itu.” Kata ManagerJung memperlihatkan tabnya. Nyony Song kaget mendengarnya.
“Karena keadaan sutradara dan produsernya begini, syutingnya akan diundur.” Jelas Manager Jung. Nyonya Song melihat judul berita [PENULIS TERKENAL CHEON TERLUKA DALAM KECELAKAAN GAS BOCOR]
“Kenapa mereka bisa mengalaminya bersama?” tanya Nyonya Song. Manager Jung juga penasaran soal itu.
“Bu Song... Ayo kita bekerja sama untuk membalas mereka semua.” Ucap Reporter datang dengan wajah kesal. 



Tuan Koo berdoa di kuil di depan papan nama [Tan Zi Yi] Lalu berbicara pada Nyonya Tan kalau akan membesarkan Dong-chan dengan baik jadi meminta agar Beristirahatlah dengan tenang. Ia lalu menerima telp dari NOMOR TAK DIKENAL
“Koo Pa-do... Sudah lama. Kami sudah mengurus pengkhianat itu.” Ucap Seorang pria dengan bahasa mandarin.Tuan Koo mengerti.
“Namamu sudah bersih. Apa kau tak mau kembali lagi?” kata si pria. Tuan Koo menjawab  lebih suka di sini.
“Kam Hyo Gang sudah kuserahkan kepada polisi Hong Kong, tapi dia menghilang saat dipindahkan.” Kata Tuan Kim. Tuan Koo hanya bisa diam saja. 

Dong Chan berjalan dengan wajah tertunduk, Ha Nee berlari memanggilnya.  Dong Chan kaget mendengarnya.  Ha Nee meminta maaf. Dong Chan mengaku baik-baik saja. Ha Nee heran sikap Dong Chan begini akhir-akhir ini.
“Apa kemarin kau bermimpi?” tanya Ha Nee. Dong Chan  mengaku juga kemarin bermimpi. Ha Nee merasa ini Menyebalkan.
“Pria-pria itu terus muncul di mimpiku. Aku sangat benci mereka.” Ucap Ha Nee. Dong Chan meminta maaf
“Semua karena aku dan ayahku. Kau, Bu Noh, dan Pak Cheon menjadi begini.” Kata Dong Chan.
“Hei. Kenapa kau yang merasa bersalah? Ini kesalahan orang lain. Omong-omong, rahasiakan dari ibuku bahwa aku memimpikan itu. Jika ibuku tahu, dia akan sangat khawatir. Itu akan menyusahkan.” Ucap Ha Nee.
“Tunggu sebentar... Ini ibuku...” ucap Dong Chan  memperlihatkan sebuah foto.
“Astaga. Apa ini? Orang ini sangat mirip dengan ibuku. “ kata Ha Nee aget.
“Sepertinya karena alasan ini kau dan ibumu terlibat dalam masalah keluarga kami. Maafkan aku.” Kata Dong Chan.
“Astaga. Tak bisa kupercaya. Apa Wanita ini benar ibumu?” ucap Ha Nee. Dong Chan mengaku Awalnya  juga sangat kaget.
“Tunggu Sebentar. Itu berarti kau anak seorang bos. Kau sangat keren.” Kata Ha Nee. Dong Chan kaget mendengarnya.
“Mungkin saja di dalam darahmu mengalir darah pria kuat. Kau juga dibesarkan oleh pria kuat. Dilihat dari dua hal itu, peluang bahwa kau juga pria kuat adalah 99,9 persen! Kau keren.” Ucap Ha Nee. Dong Chan tersenyum dianggap Pria kuat?”
“Bagaimanapun, ayahmu sangat keren. Dia bukan ayah kandungmu, tapi dia mempertaruhkan hidupnya untuk melindungimu.” Kata Ha Nee.
“Sutradara itu juga begitu. Padahal dia tak terlihat kuat seperti ayahku.” Kata Dong Chan. Ha Nee merasa tak enak hati mendengarnya.
“Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya dia menganggapmu sangat penting.” Kata Dong Chan. 



“Hei, Tukang Bolos! Kenapa kalian tak datang ke kompetisi olahraga? Khususnya Ha-nee. Padahal ayah dan ibumu sudah buat keributan begitu.” Ejek Chan Yeong datang.  Ha Nee terlihat marah
“Apa karena dia bukan ayah kandungmu? Kurasa akan memalukan jika orang-orang tahu bahwa kau berbohong.” Ejek Chan Yeong
“Hei, Kalian. Diam dan pergilah.” Kata Dong Chan berani melawan. Ha Nee kaget mendengarnya.
“Apa katamu? Koo Dong-chan, Apa kau salah makan? Kenapa kau memprovokasi kami terus?” ucap  Chan Yeong sedikit takut melihat Dong Chan.
“Pergilah sebelum aku marah. Jika tidak, ayahku bisa menghancurkan semuanya.” Kata Dong Chan berani melawan Chan Yeong
“Memang siapa ayahmu?” tanya Chan Yeong Saat itu Dong Chan melihat Tuan Koo dan Tuan Kim. Chan Yeong hanya bisa melonggo melihat ayah Dong Chan datang.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar