PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 22 Agustus 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 28

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Nyonya Jung dan Tuan Seo terlihat gugup di lobby. Nyonya Jung bertanya  Bagaimana dengan sisa uangnya. Tuan Seo pikir bisa tunjukkan pada mereka bahwa bisa membayarnya. Hyun Joo baru keluar kantor kaget melihat orang tuanya ada didepan kantor.
“Kenapa kalian kemari?” tanya Hyun  Joo. Nyonya Jun mengatakan punya sesuatu untuk anaknya.
“Kalian sudah lama menunggu? Seharusnya telepon aku.” Ucap Hyun Jo tak enak. Tuan Jung mengaku baru sampai. Nyonya Jung memberikan buku tabungan. Hyun Joo binung Apa ini.
“Buku tabungan kami dan dana darurat ayahmu. Jika perusahaan ingin menuntutmu atas penggelapan dana, berikan ini kepada mereka dahulu. Dan sisanya...” ucap Nyonya Jung
“Tiga puluh enam bulan? Bisakah kita memohon dan bilang akan membayar mereka dalam 36 bulan?” kata Tuan Seo
“Aku tidak akan dituntut. Pelaku sebenarnya sudah tertangkap.” Ucap Hyun Joo. Keduanya kaget mendengarnya.
“Tentu saja...Omong-omong, aku ada janji. Aku akan pergi lebih dahulu.” Kata Hyun Joo. Keduanya pun menganguk mengerti. 



Nyonya Jung memanggil anaknya meminta agar kembalikan buku tabungannya. Hyun Joo tersadar akhirnya mengembalikan buku tabungan. Nyonya Jung mengaku lega sekali karena Mulai hari ini bisa tidur tanpa khawatir.
“Benar. Aku tidak bisa tidur semalaman” ucap Tuan Seo dan menarik buku tabungan dari tangan istrinya. Nyonya Jung tak mau melepaskanya, Akhirnya keduanya saling kejar-kejaran di lobby seperti anak kecil. 

Min Jung bertanya dengan Eun Yeong bertanya apakah mau kencan buta. Karena akan meminta suaminya jika ada pria baik di kantor. Eun Young pikir mereka bisa melihat saja nanti.  Min Jung pikir kenapa tidak melakukanya karena Eun Young harus menikah agar bisa segera punya anak.
“Impianmu saat masih muda adalah.membentuk orkestra dengan keluargamu.” Ucap Min Jung
“Benar. Tapi aku tidak yakin jika aku ingin menikah atau ingin punya anak.” Kata Eun Young. Min Jung pun bertanya apa rencanya.
“Doktermu bilang dia tidak yakin kamu sudah kembali normal. Aku akan memikirkan rencana.” Ucap Eun Young. Min Jung menganguk mengerti.
“Omong-omong, apa Pak Hwang sungguh akan ke Amerika? Bagaimana dengan Hyun Joo?” tanya Eun Young
“Aku tidak bisa bertanya. Dia tampak sangat sedih.” Ucap Min Jung juga ikut sedih
“Tapi tidakkah menurutmu dia akan tetap di sini jika Hyun Joo memintanya tinggal?” ucap Eun Young.Min Jung membenarkan. 


Di rumah,  Hyun Joo menunggu didepan jendela seperti berharap Jin Woo segera datang. Jin Woo sudah sampai rumah tapi ragu untuk turun dari mobilnya. Hyun Joo mendengar suara mobil dan berpikir kalau Jin Woo pergi lalu bergegas keluar rumah.
Tapi saat membuka pintu Jin Woo berdiri didepan pintu. Akhirnya Keduanya duduk bersama dimeja makan, dalam diam. Hyun Joo mengaku Kebenaran yang ingin Ji Woo katakan kepadnya. 

“Kurasa aku tahu kenapa kau ingin bertemu di kafe tempat pertemuan terakhir kita.” Ucap Hyun Joo
**
Flash Back
Jin Ho mengatakan  Sejujurnya, mengencani wanita yang tertarik dengan protes membuatnya merasa tidak nyaman dan Itu sebabnya pergi. Ia jika Jin Ho tetap bersama Min Ju, juga akan menghancurkan hidupnya lalu membuang cincinya.
Tapi setelah Min Ju pergi Jin Ho mencoba berjalan dan terjatuh, seorang pelayan datang membawakan kursi roda. Jin Ho mengambil cincin di lantai sambil menangis. Pelayan menanyakan keadaanya, Jin Ho menepis tangan pelaya dan kembali menangis. 


“Kurasa aku selalu menyesalinya.Aku menikahimu, jadi, aku ingin membuatmu bahagia selamanya. Tapi akhirnya kita selalu berpisah. Bahkan sekarang, aku menyesalinya. Jika aku ingat kehidupan masa laluku di kehidupan berikutnya, aku tidak akan mencarimu.” Ucap Jin Ho
“Kuharap kau tidak terlalu fokus pada cerita yang kau baca.”ucap Jin Woo menaruh catatan dari dokter diatas meja.
“Kurasa itu mustahil. Aku juga menyesalinya. Aku menyesali semuanya. Mengatakan kehidupan sebelumnya tidak penting dan tidak mendengarkan ceritamu. Aku hanya memikirkan diriku sendiri selama ini. Maafkan aku.” Kata Hyun Joo
“Tidak. Ini semua salahku. Aku menyembunyikan kebenarannya dan tidak jujur kepadamu.” Ucap Jin Hoo
“Lalu, bagaimana dengan saat kau bilang sudah lelah dan kau ingin mengakhiri semuanya? Kau tidak serius, bukan? Kau berbohong demi aku seperti di kehidupan masa lampau.” Ucap Hyun Joo 


Do Gyum berjalan sendiri, mengingat saat mengajak Hyun Joo mau makan malam bersama. Hyun Joo pikir Tidak malam ini karena mungkin bisa bertemu dengan Pak Hwang. Akhirnya Do Gyum melampiaskan amarahnya dengan memukul bola baseball.
“Tapi kamu tidak perlu menemuinya sekarang.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo pikir harus bicara dengannya.
“Apa dia akan datang?” tanya Do Gyum. Hyun Joo mngaku belum yakin.

Kotak musik ada diatas meja, Jin Woo bertanya apakah Hyun Joo  ingat ucapanya sebelumnya, Begitu sadar dari koma saat masih kecil, memutuskan untuk tidak menikah di kehidupan ini. Ia pikir Ketiga hubungan mereka bertakdir buruk, cukup buruk bagi Hyun Joo sampai memutuskan begitu.

“Aku ingin berhenti sekarang. Aku juga ingin meninggalkan kehidupan masa lampauku. Itu yang kuinginkan. Aku akan mengambil kotak musiknya.” Ucap Jin Woo
“Kau yang memberikannya. Kenapa diambil lagi usai diberikan?”  ucap Hyun Joo
“Entah aku memikirkanmu atau kehidupan masa lampauku karena kotak musiknya, itu urusanku.” Kata Jin Woo
Hyun Joo meminta agar mengembalikanya. Keduanya saling tarik menarik dan akhirnya kotak musiknya malah jatuh berantakan.  Hyun Joo merasa tak enak hati memecahkanya. Jin Woo pun keluar rumah seperti menahan amarahnya. 

Di kantor, Tuan Kim sibuk berlatih bahasa inggris. Mi Ok mengeluh agar bisa berhenti. Ia merasa Tuan Kim berPikir dengan  mengingat beberapa kalimat akan menjadikannya pembicara yang lebih baik daripada anak tiga tahun.
“Kau bilang Anak tiga tahun? Hei, ini kelas lanjutan. "Hei. Kamu juga bisa bahasa Inggris." Kuhabiskan 100 dolar berhargaku untuk mendaftar layanan ini. Jangan khawatir, Mi Ok.” Ucap Tuan Koo
“Apa Bisa tukar tempat duduk denganku?” tanya Mi Ok pada Eun Jae. Eun Jae menolaknya sambil pergi ke tempat Min Jung
“Ini jadwal rapat pekan ini. Bisa masukkan ke dalam berkas Excel?” kata Eun Jae pada Min Jung. Min Jung menganguk mengerti.
“Astaga, apa yang kamu lakukan?” kata Eun Jae melihat dilayar komputer Min Jung membuat "Proposal Pemasaran dan Promosi untuk Webtun Sunwoo 2020".
“Aku tidak tahu kau tertarik dengan pemasaran.” Komentar Eun Jae. Min Jung mengaku Ini bukan pemasaran dengan cara tradisional.
“Aku ingin memakai akun media sosialku dan mempromosikan beberapa webtoon.” Kata Min Jung. Eun Jae pun memberikan semangat agar bisa berhasil.


Hyun Joo datang ke kantor Tuan Kim pun menyapa Hyun Joo dengan bahasa inggris dan mengaku berlangganan kelas daring  lalu menawarkan Hyun Joo  untuk membagi Idnya. Hyun Joo pikir sudah membahas itu lalu bertanya Kenapa Tuan Kim tiba-tiba mengikuti kelas bahasa Inggris?
“Dia membuat keributan karena akan mengikuti Pak Hwang ke Amerika saat dia dipindahkan.” Kata Eun Jae. Tuan Kim mengeluh agar tak membahasnya.
“Aku sungguh ingin Pak Kim pergi. Tapi saat aku meminta bantuan personalia, dewan direktur tidak menyetujui pengunduran dirinya. Tolong katakan kau akan pergi meski hanya kau.” Kata Min Ok mengejek
“Apa Hanya aku? Mana mungkin. Aku mendengarnya dari sekretarisnya. Penerbangannya dijadwalkan berangkat malam ini. Malam ini.” Kata Tuan Kim
Mereka pun kaget kalau akan secepat itu. Hyun Joo mencoba menahan rasa sedihnya dengan memberitahu kalau mereka mulai rapat kita 30 menit lagi. Semua mengangguk mengerti, Hyun Joo pun meminta agar mereka segera Kembali bekerja.


Hyun Joo masuk ruangan dengan wajah sedih. Di rumah, Jin Woo melihat ruangan yang sudah ditutup kain. Ia pun menelp Sek Nam kalau sudah siap. Sek Nam mengatakanakan menjemput pukul 18.00. Sek Nam mengerti. Jin Woo mengingat masa lalunya.
Flash Back
“Bukankah kamu bilang  akan tetap di sisiku dan melindungiku? Mari mulai dari awal. Kumohon?”kata Min Ju memohon tapi Jin Ho tak peduli membuang cincinya.
“Kau tidak serius, bukan? Kau berbohong demi aku seperti di kehidupan masa lampau.” Kata Hyun Joo saat kemarin bertemu.
“Aku ingin berhenti sekarang. Aku juga ingin meninggalkan kehidupan masa lampauku. Itu yang kuinginkan.” Ucap Jin Woo dan Seperti Jin Woo merasa sesak mengingat semua masa lalunya. 
Hyun Joo terlihat sedang galau pergi ke restoran memesan semangkuk udon dan sebotol soju. Jin Woo merasakan nafasnya sesak dan membuka semua barang dikopernya lalu menemukan barang yang diberikan Hyun Joo, saat itu juga ia mulai merasakan tenang.

Ia mencoba menelp Sekretaris Nam. Sek Nam panik mendengar suara Jin Woo bertanya apa baik-baik saja. Jin Woo mengaku punya permintaan.


Do Gyum mencoba menelp  Hyun Joo tapi tak bisa menghubunginya. Ia akhirnya menelp Min Jung bertanya apakah bersama Hyun Joo. Min Jun mengaku tidak karena Hyun Joo bilang akan pulang setelah rapat di luar kantor.
“Kenapa? Dia tidak menjawab teleponnya?” tanya Min Jung. Do Gyum membenarkan kalau ponselnya dimatikan.
“Tidak. Aku akan ke rumahnya.” Ucap Do Gyum lalu bergegas pergi mencari Min Jung.

Jin Ah bertemu dengan Tuan Kim membahas kalau mengira mereka  bertiga menyetujui hubungan ini dan bisa melangkah maju dengan damai. Tapi Ia pasti menganggap situasi ini terlalu mudah jadi mengajak mereka putus. Tuan Kim mengeluh mendengarnya. Jin Ah pikir kalau tidak mau dirantai atau dibelenggu pria.
“Aku yang salah karena percaya bahwa aku bisa saja menjalani hubungan kasual dengan mantan suamiku. Maafkan aku.” Ucap Jin Ah lalu melangkah pergi
“Sulitkah putus dengan berandal itu?” kata Tuan Kim. Jin Ah mengeluh kalau Pasti ini alasan mereka bercerai.
“Apa kau ingat? Ulang tahun pertama ibuku setelah kita menikah.Tepat saat acara kumpul keluargamu. Kubilang aku tidak bisa membiarkan ibuku berulang tahun sendirian.” Ucap Jin AH.
“Kau memesan tempat di restoran Tionghoa di hotel, agar dia bisa merayakan ulang tahun dengan teman-temannya.” Kata Jin AH
“Apa yang salah dengan itu?” tanya Tuan Kim. Jin Ah mengaku kalau TUan Kim bisa membuat alasan jadi tidak perlu menghadiri pertemuan itu.
“Saat ibuku menelepon dan bilang dia merindukanku, apa kau tahu betapa sedihnya aku?” ucap Jin Ah.
“Seharusnya kau memberitahuku.” Kata Tuan Kim. Jin Ah pikir harus mengatakan lagi.
“Aku tidak mau pria yang memohon untuk rujuk denganku saat dia sedang mabuk. Apa Kau mengerti itu?” ucap Jin Ah. Tuan Kim akhirnya berlutut memohon.   Tapi Jin Ah tak peduli memilih untuk pergi.
Tuan Kim berjalan dengan wajah lesu keluar dari restoran, melihat pasangan yang terlihat sangat mesra. Ia pun hanya bisa berteriak kesal karena tak bisa kembali pada Jin Ah.


Do Gyum masuk ke restoran dan melihat Hyun Joo yang duduk sendirian, Ia pun mendekati Hyun Joo mengeluh karean  minum tanpanya bahkan  juga mematikan ponselnya. Hyun Joo mengaku  Menjawab telepon itu merepotkan.
“Bagaimana kamu tahu aku di sini?” tanya Hyun Joo. Do Gyum tahu Hyun Joo datang ke sini setiap kali merasa depresi.
“Itu tidak benar. Aku sangat bahagia hari ini.” Kata Hyun Joo. Do Gyum hanya tersenyum dan akhirnya meminta satu gelas lagi pada pelayan.
“Hei, kau punya kakak terbaik. Aku seperti malaikat bagimu. Aku lupa sayapku di atas sana. Aku tidak pernah memintamu melakukan sesuatu untukku atau memeras uangmu. Pergilah dan cari sayapku.” Ucap Hyun Joo setengah mabuk.
“Kau memintaku mematikan lampu setiap kali kau tidur. Seolah-olah ada urusan mendesak dan aku akan pergi. "Aku mau tidur. Matikan lampunya." Astaga.” Ejek Do Gyum
“Kau seharusnya memberitahuku jika tidak mau. Kau datang saat aku meneleponmu. Jadi, kupikir kau juga tidak keberatan.” Ucap Hyun Joo
“ Saat aku tidak datang, kau ke kamarku dan memukuliku.”keluh Do Gyum
“Saat kau memasuki masa pubertas, aku sering memukulimu. Pasti karena itu kau tumbuh sangat tinggi seperti ini.” Ejek Hyun Joo.
Do Gyum melihat Hyun Joo sudah mulai mabuk mengajak untuk pergi sekarang. Hyun Joo mengeluh kalau baru saja mulai dan meminta agar satu botol soju lagi. Do Gyum melihat Hyun Joo sudah mabuk dan mengajak pergi saja.
“Aku sama sekali tidak mabuk saat sedang bahagia.” Ucap Hyun Joo.



Mereka pun berjalan pulang bersama. Do Gyum pun bertanya lagi Kenapa mematikan ponselnya hari ini. Hyun Joo mengaku kalau Menjawab telepon itu merepotkan. Do Gyum pikir Hyun Joo mematikannya karena takut menelepon Pak Hwang
“Kenapa aku harus meneleponnya?” ucap Hyun Joo mengelak. Do Gyum tahu kalau Tuan Hwan pergi pukul 22.00 malam ini.
“Entahlah. Terserah dia saja.” Kata Hyun Joo tak peduli. Do Gyum lalu berkomentar kalau Hyun Joo yang bertingkah aneh malam ini. Hyun Joo tak mengerti masksudnya.
“Aku tidak pernah melihatmu mematikan ponselmu karena menjawab teleponmu merepotkan. Lagi pula, kau hanya minum soju saat sedang sedih. Kau cepat mabuk saat sedang bahagia. Ingatanmu bagus untuk hal tidak penting.” Komentar Do Gyum
“Ingatanku buruk.” Ucap Hyun Joo. Do Gyum mengaku ingat karena ini tentang Hyun Joo.  
“Pergilah ke Pak Hwang. Kau harus Pergi dan minta dia tetap di sini. Jika tidak, kau akan menyesal seumur hidupmu.” Ucap Do Gyum
“Kenapa kau berpikir aku tidak mencobanya?” kata Hyun Joo. Do Gyum yakin Jika Hyun Joo melakukannya, maka tidak akan pergi. Hyun Joo menganguk mengerti lalu melihat bunga dalam etalase. 


Hyun Joo melihat bunga yang Indah sekali. Do Gyum memberitahu kalau Ini bunga dahlia. Hyun Joo akan pergi tapi Do Gyum menahanya pergi lalu mengambar sesuatu pada sebuah kertas.
Do Gyun bertanya apakaha Hyun Joo  tahu bunga ini melambangkan apa, Hyun Joo mengeleng. Do Gyum menjawab "Cintamu membuatku bahagia."
“Kurasa kau akan kesulitan tanpa dia. Aku ingin kau bahagia. Jadi, aku juga bisa bahagia.


Hyun Joo didalam taksi melihat gambar bunga yang sama dari Do Gyum dan mengingat artinya "Cintamu membuatku bahagia." Ia pun mengingat saat dengan Jin Woo yang mengaku ingin Hyun Joo  ada di sisinya.
“Aku tidak akan membuat kesalahan yang sama dua kali.”ucap Jin Woo menyakikan hati Hyun Joo
“Saat benang terpotong, kita bisa menyatukannya lagi, kan?” kata Jin Woo memperlihatkan gambar.
Hyun Joo mengingat saat berboncengan dengan Jin Woo dan Min Jung menyuruh Hyun Joo  bisa menghubunginya lebih dahulu. Ia melihat Saat Hyun Joo mengencani Pak Hwang, tampak sangat bahagia.
“Pergilah ke Pak Hwang. Pergi dan minta dia tetap di sini. Jika tidak, kamu akan menyesal seumur hidupmu.” Ucap Do Gyum. Hyun Joo merasa kalau sudah mencobanya.
“Jika kamu melakukannya, dia tidak akan pergi.” kata Do Gyum. Hyun Joo akhirnya mencoba menelp Jin Woo tapi tak diangkat. 



Akhirnya Hyun Joo menelp Sekretaris Nam, bertany apa Pak Hwang sudah pergi dengan penerbangan lebih awal. Ia pun mengerti dan meminta supir taksi ke Cheongdam-dong. Hyun Joo turun dari taksi mengedor pintu tapi Jin Woo tak keluar rumah.
Akhirnya Hyun Joo mencoba menunggu didepan rumah, Jin Woo datang dengan mobil kaget Hyun Joo menunggu di depan rumah. Hyun Joo  bertanya kenapa Jin Woo  tidak pergi. Jin Woo mengeluarkan sesuatu dari tasnya yaitu kotak musik yang sama dengan milik Min Ju sebelumnya.
“Kupikir aku harus memberikan ini kepadamu.” Ucap Jin Woo. Hyun Joo melihat tulisan di kotak musik “Untuk cintaku, Min Ju. "Dan untuk Hyun Joo yang masih kucintai."
Ia pun hanya bisa menangis, Jin Woo akhirnya mendekat dan mencium Hyun Joo.
Bersambung ke episode 29


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar