PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 20 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ha Nee duduk di meja sekolahnya, Guru memberitahu kalau Alasan mereka mirip dengan orang tua adalah karena terdapat setengah gen orang tua di tubuh mereka. Ia pun meminta agar  Tugas anak murdinya sampai pertemuan selanjutnya
“Kalian harus mencari tahu dan melingkari jenis gen kalian. Contohnya, jika ibumu keriting,  apa kau keriting juga? Jika ayahmu berlesung pipi, apa kau juga? Cobalah cari tahu hal-hal itu.” Ucap guru.
Ha Nee duduk di meja makan, Ae Jung memberikan semangku sup dan mengajak Ha Nee makan, Ha Nee natap wajah ibunya. Ae Jung bingung Ha Nee yang terus menatapnya. Ha Nee mengaku tak ada apa-apa.
“Aku berkelopak mata ganda. Ibuku juga punya.” Gumam Ha Nee. Ae Jung tersenyum berpikir kalau dirinya canti sampai Ha Nee terus menatapnya.
“Rambutku lurus. Rambut ibuku juga lurus.” Gumam Ha Nee melihat ibunya yang baru saja selesai dandan dan mengambil rambut yang sama.
“Ha-nee! Belajar dengan baik di sekolah. Sampai jumpa nanti. Ibu pergi dahulu.” Ucap Ae Jung pamit sambil tersenyum pada anaknya.
“Ibuku tak punya lesung pipi. Aku punya lesung pipi.” Gumam Ha Nee menatap wajahnya di cermin.
Ha Mnee menuliskan di buku  PERBANDINGAN CIRI GENETIK. PERBEDAAN: LESUNG PIPI, LIDAH LANDAI, KESAMAAN: BULU MATA PANJANG, KIDAL.
“Lantas, apa hal yang berbeda dengan Ibu… aku dapat dari Ayah? Sebenarnya, bagaimana rupa ayahku?” gumam Ha Nee. 

Dae Oh datang dengan wajah penuh amarah meminta agar guru Jang melepaskan tanganya. Dokter Jang terlihat kaget, Dae Oh menegaskan agar segera lepaskan tangan ini. Ha Nee pun terus menatap ke arah Dae Oh.
“Walaupun aku berusaha tak penasaran, aku tetap penasaran soal wajah ayahku.” Gumam Ha Nee
Ae Jung kaget melihat Dae Oh yang datang. Ha Nee kaget mendengar nama Oh Dae Oh sebagai ayahnya. Yeon Woo pun meminta agar Guru Jan melepaskan tangan Ha-nee. Dokter Jang pun akhirnya melepasakan tangan Ha Nee dan bertanya siapa Dae Oh.

“Aku ayahnya... Aku… ayah dari anak ini” ucap Dae Oh dengan sangat yakin. Ha Nee kaget begitu juga Ae Jung.                                                                                                                                                                                                             Flash Back
Ha Nee mengingat saat melihat poster saat ibunya kuliah ada nama Oh Dae Oh. Ia pun sempat bertanya pada Dae Oh apakah satu universitas dengan ibunya. Dae Oh pun yang menyelamatakan Ha Nee dari kecelakaan, sampai akhirnya tanganya terluka.
Ketika terakhir bertemu karena berita yang mengatakan ayahnya adalah Ryu Jin. Dae Oh menatap Ha Nee dan hanya berani mengatakan maaf. He Nee pun heran kenapa Dae Oh  minta maaf.
***
Ha Nee pun menduga-duga kalau memang Dae Oh adalah ayahnya. Dae Oh pun memperingatakan Guru Jang untuk tidak sembarangan menyentuh putrinya. Sementara Ha Nee masih bertanya-tanya Apa pria ini sungguh ayahnya. 


Ayah Chan Yeong keluar ruangan bersama dengan yang lainya dengan nada angkuh mengatakan Kali ini, akan memakluminya karena keduanya salah. Tapi tak akan dibiarkan jika terjadi lagi. Dae Oh langsung menyindir Perkataan Ayah Chan Yeong itu aneh.
“Itu pertahanan diri karena anakmu mengganggu privasi Ha-nee. Ha-nee tak memperpanjang karena dia anak baik. Anggap dirimu beruntung... Hei. Kau paham, Nak?” ucap Dae Oh melirik juga pada Chan Yeong. Chan Yeong ketakutan dan langsung tertunduk.
“Lantas, Apa kau pasti datang ke kompetisi olahraga besok, 'kan?” ucap ibu Chan Yeong dengan nada menyindir.
“Kompetisi olahraga?” kata Dae Oh bingung, Ha Nee terus menatap kearah Dae Oh yang mengaku sebagai ayahnya.
“Kau mengaku ayahnya, tapi kurasa kau tak tahu soal kegiatan sekolah putrimu.” Ucap Ibu Chan Yeong. Ae Jung mencoba bicara tapi Dae Oh lebih dulu bicara.
“Ternyata besok... Aku pasti datang. Aku ayahnya.” Ucap Dae Oh. Ibu Chan Yeong tak percaya mendengarnya dengan wajah kesal akan bertemu besok.


“Aktingmu sangat bagus. Aku sampai berpikir ini sungguhan. Besok kau tak akan sungguh datang, 'kan?” ucap Ha Nee sinis. Dae Oh terlihat bingung menjawabnya.
Ha Nee berjalan pergi, Ae Jung pun mencoba mengejar Ha Nee begitu juga Dong Chan pun ikut pergi.  Dae Oh menatap dengan wajah bingung. Yeon Woo pikir Sepertinya Ha-nee butuh penjelasan. Dae Oh hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong. 

Ae Jung mengejar Ha Nee meminta agar bisa menengarkan dan akan menjelaskan semuanya. Ha Nee bertanya Apa itu benar?, Apa benar pria itu ayahnya? Ae Jung mengaku tak tahu harus jelaskan dari mana, tapi… dengan wajah kebingungan.
“Itu artinya benar, 'kan? Tadinya aku tak percaya. Tapi sekarang Ibu sungguh mengakui bahwa dia ayahku!” ucap Ha Nee marah
“Maaf karena ibu tak pernah mengatakannya kepadamu.” Ucap Ae Jung.
“Benar... Kemari, kemarin lusa, dan sebelum itu lagi. Ibu punya banyak kesempatan, tapi kenapa tak mengatakannya? Aku sudah sering bertemu dengan pria itu. Tapi kenapa Ibu tak pernah mengatakannya sekali pun?” ucap Ha Nee menunjuk ke arah Dae Oh yang sudah berdiri tak jauh darinya.
“Itu semua… adalah salahku.” Akui Dae Oh. Ae Jung pun hanya bisa tediam.
“Kenapa kau tak pernah bicara apa-apa? Seharusnya bicara sejak awal jika akan berlaku seperti tadi. Kenapa baru sekarang berlagak menjadi waliku?” kata Ha Nee marah. Dae Oh mencoba menjelaskanya.
“Ha-nee, bicaralah dengan ibu. Ibu akan jelaskan semuanya.” Ucap Ae Jung mengajak pergi tapi Ha Nee menghempaskan tanganya.
“Sudahlah. Bagaimana bisa menjelaskan itu sekarang? Tadinya aku seorang anak tanpa ayah. Kemarin aku menjadi anak seorang aktor. Sekarang aku anak seorang sutradara film. Apa Ibu yakin bisa menjelaskan ini semua?” ucap Ha Nee benar-benar marah
“Apa Ibu yakin bisa jelaskan kenapa aku harus melalui ini semua dan apa yang sudah kalian lakukan padaku? Aku mau pergi. Aku akan pergi sendiri. Jangan ikuti aku.” Ucap Ha Nee.
Ae Jung memanggil Ha Nee tapi Ha Nee terus berjalan pergi. Dae Oh pun hanya bisa terdiam. Ae Jung melirik kearah Dae Oh lalu mendengus kesal dan melangkah pergi. 



Ha Nee duduk sendirian didepan rumah, Ryu Jin datang melihat Ha Nee lalu mendekatinya. Ha Nee melihat Ryu Jin yang datang dengan tatapan sinis bertanya Kenapa datang ke sini. Ryu Jin mengaku Karena ada sesuatu yang harus dikatakan kepada Ha Nee. Ha Nee menatap bingung.
“Bahwa kau bukan ayahku? Dan ayah asliku adalah sutradara itu?” ucap Ha Nee sinis
“Bagaimana kau tahu?” ucap Ryu Jin kaget. Ha Nee menegaskan kalau ini tak mengubah apa pun.
“Hanya orangnya yang berbeda, tapi keadaannya sama. Kenyataan aku dibuang tak akan berubah. Jadi Pergilah. Saat ini, aku tak mau bicara dengan siapa pun.” Ucap Ha Nee marah. Ryu Jin mencoba membujuknya.
“Jangan pedulikan aku. Kau bukan siapa-siapa.” Kata Ha Nee marah. Ryu Jin  pun meminta agar bisa memberikan waktu sebentar. 


Sementara Ae Jung berjalan dengan cepat keluar dari sekolah. Dae Oh mengejar Ae Jung terus meminta maaf dan meminta Ae Jung agar Berhentilah berjalan dengan murung begitu. Ae Jung pun mengeluh Dae Oh yang tak pernah berpikir.
“Kenapa kau mengatakan itu? Bagaimana bisa kau tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai ayahnya di depan banyak orang?” ucap Ae Jung maah
“Aku tahu... Aku tahu aku salah. Tapi kau dan Ha-nee diperlakukan begitu. Mana bisa aku diam saja? Jika ada lagi orang yang berteriak dan memperlakukan kalian begitu, maka aku akan tetap seperti tadi. Aku tak akan diam.” tegas Dae Oh
“Dae-oh.. ini masalahku. Bukan masalahmu.” Kata Ae Jung. Dae Oh kaget mendengar ucapan Ae Jung.
“Memang pada waktu sulitku aku pernah berharap kau akan datang seperti ini. Aku pernah pikir semua akan membaik jika menghubungimu waktu aku melahirkan Ha-nee sendiri, waktu aku kebingungan saat Ha-nee usus buntu, dan waktu usaha ibuku bangkrut.”ungkap Ae Jung
“Jika begitu… mungkin saja Ha-nee bisa tumbuh dengan keadaan lebih baik. Aku pernah berpikir begitu.” Kata Ae Jung
“ Aku tahu aku membuatmu menderita. Jadi…” kata Dae Oh dan Ae Jung menyela kalau tak melakukannya.
“Selama 14 tahun, aku berusaha keras menghapusmu. Aku berjuang hingga kini agar bisa membesarkan Ha-nee dengan baik.Sejak saat aku memutuskan untuk melahirkan Ha-nee tanpamu, ini semua adalah urusanku.” Kata Ae Jung
“Itu juga salahku karena tak memberi tahu Ha-nee. Maka itu, aku yang akan menyelesaikannya. Aku tak pernah berpikir untuk bergantung padamu. Mimpiku menjadi Wonder Woman, bukan Cinderella.” Tegas Ae Jung lalu melangkah pergi. Dae Oh pun hanya bisa diam saja. 



Ditangga, Dong Chan menuliskan di bukunya (HA-NEE, DONG-CHAN, SAUDARA? KANDIDAT IBU DONG-CHAN) Tapi mengingat lagi saat Dae Oh mengaku sebagai ayah dari Ha Nee.
“Apa maksudnya itu bagi Ha-nee dan aku?” gumam Dong Chan bingung karena berpikir kalau Ae Jung berarti bukan ibunya.
Ha Nee mengirimkan pesan pada Dong Chan “Terima kasih untuk hari ini. Maaf tak berterima kasih lebih awal.” 

Tuan Koo tiba-tiba datang dengan nafas terengah-engah, memanggil Dong Chan karena tahu kalau bertengkar. Dong Chan kaget melihat Tuan Koo yang datang. Tuan Koo mengaku kalau gurunya menghubunginya tapi terlambat melihatnya.
“Apa Kau tak terluka? Tak apa-apa? Kenapa kau bertengkar? Apa Ada yang mengganggumu? Siapa? Beri tahu ayah.” Kata Tuan Koo panik
“Bukan aku, tapi Ha-nee. Han Chan-yeong bertanya kepada Ha-nee siapa ayahnya.” Cerita Dong Chan. Tuan Koo kaget mendengarnya.
“Tapi tiba-tiba ada seorang pria datang dan berkata dia ayah Ha-nee.” Cerita Dong Chan.
Tuan Koo melihat tulisan di buku  anaknya, [KANDIDAT AYAH HA-NEE- KANDIDAT IBU DONG-CHAN] Lalu bertanya apa itu. Dong Chan langsung membalikan bukunya dan mengatakan Tapi ada yang aneh.
“Jika ayah Ha-nee pria itu, kenapa ada foto Bu Noh di kamar Ayah?” ucap Dong Chan. Tuan Koo terdiam mengingat saat bingkai fotonya tertelungkup dan yakin kalau Dong Chan melihatnya.
“Tak mungkin Bu Noh berfoto sambil memangkuku  jika dia bukan ibuku.” Kata Dong Chan
Tuan Koo ingin membahasnya, tapi Tuan Kim datang memberitahu  karena harus pergi sekarang. Tuan Koo kebingungan memberitahu Dong Chan kalau harus segera pergi. Jadi… Dong Chan ebrtanya Apa Ayahnya akan memberi tahu itu kepadanya karena tahu Ayahnya mungkin akan bohong lagi lalu berjalan pergi. 


Ha Nee pergi dengan Ryu Jin, lalu bertanya mereka di mana. Ryu Jin menjawab Universitas Hankuk dan mau memperlihatkan sesuatu kepadanya, lalu mengajak turun. Ha Nee pun turun dari mobil  terpesona melihat gedung yang tinggi dan besar.
“Ini kali pertama aku ke universitas... Ini sangat Besar sekali.” ucap Ha Nee melonggo tak percaya.
“Ini tempat aku berkuliah bersama ibumu… dan ayahmu. Kami bertiga. Apa Kau lihat gedung batu bata itu? Itu gedung Fakultas Kesenian. Tempat ibumu, ayahmu, dan aku berkuliah setiap hari.” Ucap Ryu Jin bangga
“Gedung putih itu perpustakaan. Ayahmu menyatakan perasaan kepada ibumu di sana. Tak ada yang berubah walaupun sudah 14 tahun berlalu.” Cerita Ryu Jin
“Bagaimana ibuku waktu kuliah?” tanya Ha Nee penasaran. Ryu Jin memberitahu kalau Ae Jung itu sangat hebat.
“Semua orang pasti kenal Noh Ae Jung Jurusan Teater dan Film angkatan 2003.” Cerita Ryu Jin
“Benarkah? Apa Ibuku sepopuler itu?” kata Ha Nee tak percaya. Ryu Jin membenarkan.
“Dia ceria, lucu, dan penyayang. Dia juga yang terpintar di jurusan kami.” Cerita Ryu Jin. Ha Nee tak percaya ibunya seperti itu.
“Tak ada juniorku yang mencintai film seperti ibumu. Dahulu dia murid yang berbakat dan tak kenal menyerah. Namun, tiba-tiba ada seorang junior yang penuh ambisi jatuh hati pada ibumu pada pandangan pertama.” Cerita Ryu Jin
“Lalu dia mengejarnya tanpa lelah. Akhirnya, ibumu membalas perasaannya dan mereka menjadi pasangan legenda di jurusan kami.” Ungkap Ryu Jin. 


Flash Back
Ha Nee seperti bisa melihat kedua orang tuanya sedang membuat film bersama dikampus dengan sangat serius. Sampai akhirnya Dae Oh berteriak Cut, mereka pun bahagia kalau akhirnya selesai tapi Dae Oh mengatakan Ada satu adegan lagi. Ae Jung bingung apa.
“Adegan bersenang-senang!” ucap Dae Oh. Semua pun bahagia menjawab kalau itu Bersenang-senang. 

Ae Jung menaiki tangga sambil membawa banyak buku, Dae Oh langsung mengambilnya. Ae Jung tersenyum lalu bertanya darimana. Dae Oh menjawab kalau hanya lewat lalu mengejek Ae Jung ang bahkan tak belajar dan Kenapa bawa begitu banyak buku.
“Aku begini karena tidak belajar. Kalau aku sudah belajar, pasti semuanya sudah ada di kepalaku.” Ucap Ae Jung. Dae Oh mengerti.
Ha Nee seperti bisa melihat kedua orang tuanya saling jalan sambil merangkulkan tanganya.

Di dalam kelas, Dae Oh duduk disamping Ae Jung mencoba membuat lelucon dengan menatap ke arah jarinya ditenga. Ae Jung yang tadinya sedang serius belajar melihat mata Dae Oh langsung tertawa. Ia pun meminta agar bisa mengajarnya caranya.
“Hei.. Kalian berdua! Keluarlah jika terus mengobrol.” Teriak Dosen. Keduanya pun langsung tertunduk menahan tawa sambil meminta maaf. Diatas meja ada tulisan [AE-JEONG CINTA DAE-O]

Ha Nee bisa membayangkan didepan pintu ibunya dengan Dae Oh. Ryu Jin pun mendekati Ha Nee. Ha Nee ingi tahu alasan Ryu Jin membawanya ke kampus. Ryu Jin pikir Karena sepertinya Ha Nee akan penasaran tentang bagaimana ibunya dahulu, dan seberapa besar rasa suka ayah Ha Nee kepada ibunya.
“Lalu… seberapa tulus perasaan itu. Aku tak tahu yang lain, tapi ada satu hal yang aku yakini. Ayahmu tak pernah membuangmu dan ibumu. Ayahmu juga masih sangat menyukai ibumu sampai sekarang.” Ucap Ryu Jin menyakinkan Ha Nee. Ha Nee hanya bisa terdiam. 


Dirumah, Ae Jung gelisah menatap ponselnya karena tak ada kabar dari Ha Nee. Ia mengingat saat Ha Nee marah mengatakan “Apa Ibu yakin bisa jelaskan kenapa aku harus melalui ini semua dan apa yang sudah kalian lakukan padaku?”
Saat itu terdengar suara pintu rumah terbuka, Ae Jung langsung berlari keluar karena berpikir Ha Nee yang pulang, tapi ternyata Yeon Woo. Yeon Woo bingung melihat Ae Jung seperti panik dan bertanya apakah Ha Nee belum pulang.
“Apa Ha-nee menghubungimu?” tanya Ae Jung panik. Yeon Woo menjawab  Tidak.
“Ponselnya mati dan aku tak tahu dia di mana. Ini membuatku gila. Ini semua salahku. Ini karena aku tak memberi tahu dia. Jika aku memberitahunya, maka ini tak akan terjadi. Ini semua salahku!” ucap Ae Jung gelisah akan keluar mencarinya.
“Tunggu, biar aku temani” ucap Yeon Woo lalu menahan tangan Ae Jung yang akan segera keluar dari rumah.
“Ini bukan salahmu. Ha-nee anak yang pengertian. Dia tetap lebih mencemaskanmu walaupun dia sendiri terluka.” Ucap Yeon Woo menyakinkan. Ae Jung pikir itu benar.
Pesan dari Ryu Jin tiba-tiba masuk, Ae Jung berhenti sebelum keluar rumah membacanya. [Ha-nee bersamaku sejak tadi. Maaf tidak bicara dahulu kepadamu. Kami sedang di jalan pulang sekarang. Jangan khawatir.]
Ae Jung kaget dan langsung jatuh lemas karena akhirnya tahu keberadaanya anaknya. Yeon Woo panik melihat Ae Jung tiba-tiba terjatuh dan bertanya ada apa. Ae Jung memberitahu kalau Katanya Ha-nee sedang di perjalanan pulang. Yeon Woo pun bisa mengucap syukur. 



Ae Jung menunggu didepan rumah, Ha Nee akhirnya pulang dengan Ryu Jin.  Ae Jung melihat anaknya langsung bertanya apakah baik-baik saja. Ha Nee tak menjawab akhirnya pamit masuk pada Ryu Jin dan masuk rumah. Ae Jung menatap sedih anaknya.
“Jangan khawatir. Aku sudah menenangkannya.” Kata Ryu Jin. Ae Jung pun mengucapkan terimakasih pada Ryu Jin.
“Dan maafkan aku. Ternyata berita itu tidak disebarkan olehmu. Aku mengkhawatirkan Ha-nee, jadi, aku begitu kepadamu.” Kata Ae Jung
“Jangan merasa bersalah. Semua ini memang terjadi karenaku. Masuklah. Banyak yang Ha-nee ingin tahu.” Kata Ryu Jin. 



Ha Nee duduk di kamarnya mengingat ucapan Ryu Jin “Ayahmu tak pernah membuangmu dan ibumu. Ayahmu juga masih sangat menyukai ibumu sampai sekarang.” Tapi Ha Nee bertanya-tanya “Jika saling menyukai, kenapa mereka berpisah dan ibu hidup sendiri?”
“Ha-nee, maafkan ibu. Ibu bukan sengaja tak memberitahumu. Seharusnya ibu katakan itu sejak awal. Ibu memang bersalah.” Ucap Ae Jung masuk ke dalam kamar anaknya. Ha Nee hanya terdiam.
“Ha-nee. Ibu akan memberi tahu semua hal yang kau ingin tahu. Kali ini, semuanya. Ibu janji.” Ucap Ae Jung menarik anaknya untuk duduk bersama.
“Lantas… apa Ibu tak menyesal melahirkanku? Ibu berhenti kuliah karena aku dan melahirkanku.” Kata Ha Nee.
“Ibu akan tetap melahirkanmu walaupun waktu diulang lagi. Ibu tak tahu berapa film yang akan ibu buat sebelum mati, tapi kau adalah karya terbaik ibu. Ha-nee, tak akan ada yang berubah. Kau, ibu, dan nenek akan terus hidup bahagia bersama selamanya.” Kata Ae Jung menyakinkan.
“Lantas, bagaimana dengan pria itu? Apa Ibu masih menyukainya? Apa Karena itu Ibu tak bicara kepadaku? Karena Ibu menyukai lagi orang yang sudah membuang kita?” ucap Ha Nee.
“Ha-nee, ibu…” kata Ae Jung mencoba bicara. Ha Nee langsung menyela kalau berharap tak begitu.
“Dia meninggalkanmu sendiri walaupun menyukaimu, dan membuatku menjadi begini. Itu berarti dia bisa saja pergi meninggalkan kita kapan saja. Jika memang sungguh suka, dia tak akan meninggalkan kita. Jadi, sekalipun Ibu butuh seseorang, bukan dia orangnya.” Tegas Ha Nee.
“Aku suka hidup begini... Sungguh.” Kata Ha Nee.  Ae Jung menganguk mengerti.
“Aku akan menjadi wali Ibu. Aku takkan tinggalkan Ibu. Aku akan di samping Ibu selamanya.” Ucap Ha Nee. Ae Jung terdiam mendengarnya. 



Flash Back
Ae Jung yang masih kecil melihat pria dan wanita didepanya lalu bertanya  apa yang mereka lakukan. Ae Jung menjawab kalau Mereka melakukan pernikahan. Ha Nee bertanya Apa itu pernikahan. Ae Jung mencoba memikirkan jawabnya.
“Pernikahan adalah… hidup bersama selamanya dengan orang yang kau cintai.” Ucap Ae Jung
“Lalu, apakah Ibu sudah menikah?” tanya Ha Nee. Ae Jung  ingung menjawabnya. Ha Nee tahu Ibunya ternyata belum menikah.
“Kalau begitu, menikahlah denganku... Ibu, tunggu sebentar.” Ucap Ha Nee berjalan pergi. Ae Jung melihat pasangan sedang foto prewed yang tak pernah dilakukanya.
“Sekarang Ibu sudah menikah denganku. Ibu akan hidup bersamaku selamanya. Janji?” kata Ha Nee memberikan bunga pada ibunya. Ae Jung pun berjanji dan lingkarkan jarinya. 


“Ha-nee.. Ibu…hanya memerlukanmu dalam hidup ini.” Kata Ae Jung dengan mata berkaca-kaca. Ha Nee tak percaya mendengarnya.
“Ibu berjanji, 'kan?” ucap Ha Nee. Ae Jung menganguk kalau berjanji kepadanya dan mereka pun saling berpelukan. 

Dae Oh pergi ke bar tapi bingung karena tutup dan tak bisa membuka pintunya. Ia melihat di dalam Lampunya menyala dan bertanya-tanya kemana perginya nyonya Kang. Akhirnya Ia menunggu didepan BAR SUKEY membuka kotak hadiah yang berisi sepatu.
“Bagaimana aku bisa berikan ini? Aku tak bisa berikan langsung.” Ucap Da Oh bingung mengingat ucapa Ha Nee “Besok kau tak akan sungguh datang, 'kan?”
“Kenapa harus ada kompetisi olahraga pada saat begini? Bagaimana jika ibu tadi mengejeknya lagi karena ayahnya tak datang?” ucap Dae Oh kebingungan.
“Tapi Setidaknya aku mau memberikan ini. Tapi Apa dia benar tak ada?” kata Dae Oh akhirnya berdiri didepan pintu. 

Tiba-tiba Nyonya Kang datang setelah mengajak jalan-jalan anjing Ha Nee memberitahukalau ucap tidak melayani pesan antar. Dae Oh pun kaget melihat Nyonya Kang sudah ada dibelakangnya lalu menyapa Nyonya Kang lebih dulu dengan sopan.
“Kau tahu aku, 'kan? Kita pernah bertemu.” Ucap Dae Oh. Nyonya Kang memberitahu kalau ini bar.
“Pergilah ke minimarket untuk mengirim barang.” Ucap Nyonya Kang danakan masuk ke dalam bar.
“Katamu ini bukan bar, tapi Bar Sukey.Kau bilang di sini bisa memberikan kunciuntuk masalah apa pun.” Ucap Dae Oh. 

Nyonya Kang memberikan gelas berisi es batu dan memberitahu kalau Ini cara Ae Jung yang selalu makan es jika sedang banyak pikiran. Dae Oh hanya diam saja. Nyonya Kang mengaku mendengar kalau Dae OH sudah memberi tahu kebenarannya. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Aku sudah melakukannya, tapi responsnya tak bagus.”ucap Dae Oh sedih. Nyonya Kang pikir itu hal wajar
“Akan lebih aneh jika responsnya bagus.” Kata Nyonya Kang. Dae Oh tahu tapi menurutnya  tak tahu harus melakukan apa.
“Aku mau membantunya, tapi…” ucap Dae Oh ragu. Nyonya Kang ingin tahu Tapi kenapa?
“Membesarkan Ha-nee sendiri selama 14 tahun buat dia menjadi sangat tegar dan kuat. Dia tak mau bergantung kepadaku,dan tak mau beristirahat walaupun sudah kusuruh begitu. Dia bilang mau jadi Wonder Woman.” Cerita Dae Oh
“itu Sebab dia seorang ibu. Dia sudah menjadi ibu selama 14 tahun. Dan dia akan terus begitu. Seorang ibu tak pernah pensiun.” Tegas Nyonya Jung
“Tapi apa dia tak mau dipandang sebagai wanita?” ucap Dae Oh. Nyonya Jung menegaskan  Seorang ibu juga tetap seorang wanita.
“Omong-omong, Ae Jung... punya kebiasaan berkata kebalikan dari suatu hal. Apa kau tahu itu?” ucap Nyonya Kang. Dae Oh penasaran.
“Semua itu bohong jika dia bilang dia baik-baik saja.” Kata Nyonya Kang berbisik. Dae Oh melonggo bingung dan tak mengerti.
“Kau lebih bodoh dari kelihatannya... Astaga!”jerit Nyonya Kang. Dae Oh mengeluh kalau tak sebodoh itu.
“Kau hanya perlu menjadi Superman jika dia Wonder Woman. Apa itu hal yang harus ditanyakan?” keluh Nyonya Kang kesal. Dae Oh pun hanya diam saja.
Bersambung ke Part 2


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar